SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PENGOLAHAN AIR ASIN ATAU PAYAU
   DENGAN SISTEM OSMOSIS BALIK
                             Oleh
Drs. Robertus Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S




Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair
 Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi
        Informasi, Energi, Material dan Lingkungan
        Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi

                       Jakarta, 1999
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik




                        PENGOLAHAN AIR ASIN ATAU PAYAU
                        DENGAN SISTEM OSMOSIS BALIK


                                              ABSTRAK



                                         PENDAHULUAN
                       Latar Belakang                         Potensi
                       Tujuan dan Sasaran                     Pohon Komoditi
                       Manfaat                                Kontak Personil



                                                BAHAN
                       Bahan Utama                            Bahan Tambahan



                                              TAHAPAN


                                          METODOLOGI


                                            PERALATAN


                        ORGANISASI/PERSONIL PELAKSANA


                                      CARA PEMBUATAN


                           HASIL YANG PERNAH DICAPAI


                                       PERMASALAHAN


Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       117
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



                                              ABSTRAK




        Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal
dengan istilah desalinasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu 1.
Proses destilasi (suling). 2. Proses penukar ion dan 3. Proses filtrasi. Proses
destilasi memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin. Uap air
tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil ditampung
sebagai air bersih yang tawar.


        Proses desalinasi menggunakan teknik penukar ion memanfaatkan proses
kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Pada proses ini ion garam (Na Cl)
ditukar dengan ion seperti Ca+2 dan SO4-2 . Materi penukar ion berasal dari
bahan alam atau sintetis. Materi penukar ion alam misalnya zeolit sedangkan
yang sintetis resin (resin kation dan resin anion). Proses desalinasi yang ke tiga
menggunakan filter semipermeabel untuk memisahkan molekul garam dalam air.
Proses ketiga ini lebih dikenal dengan sistem osmose balik (Reverse Osmosis).
Keistimewaan dari proses ini adalah mampu nyaring molekul yang lebih besar
dari molekul air.


        Model pengolahan air asin/payau yang diuraikan pada tulisan ini adalah
hasil rancangan tim Kelompok Air Bersih dengan kapasitas 7,5 - 10 m3/hari.
Unit ini sudah dipasang di Kepulauan Seribu Jakarta Utara (Pulau Tidung,
Pramuka dan Kelapa), di Palembang (Unit RO bergerak) dan di Cilacap Jawa
Tengah.




118                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

                                       PENDAHULUAN



Latar Belakang

       Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di
bumi. Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air
sungai, danau dan air laut. Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu
siklus air dimana tenaga matahari merupakan sumber panas yang mampu
menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan menguap oleh
panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami
kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan
menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah
menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut
air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian lagi kembali
ke laut.

       Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air
tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi
masyarakat yang tinggal didaerah pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu
air tawar merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika
musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai
atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber
air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat
mencukupi kebutuhan pada musim kemarau.

       Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu
melimpah, kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang
justru berkembang pada daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu
manusia telah berupaya untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar mulai
dari yang menggunakan teknologi sederhana seperti menyuling, filtrasi dan
ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat melimpah
telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air tawar.

      Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah
mengembangkan sistem pengolahan air asin/payau dengan teknologi membran
semipermeabel. Membran (selaput) semipermeabel adalah suatu selaput
penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah,
akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih
besar dari molekul air.



Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       119
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



       Teknologi pengolahan air asin/payau yang akan dibahas pada tulisan ini
terutama yang menggunakan teknologi filtrasi membran semipermeabel.
Teknologi pengolahan air asin/payau ini lebih dikenal dengan sistem osmosa
balik (Reverse Osmosis disingkat RO).

      Teknologi ini menerapkan sistem osmosis yang dibalik yaitu dengan
memberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosis air asin/payau. Air
asin/payau tersebut ditekan supaya melewati membran yang bersifat semi
permeabel, molekul yang mempunyai diameter lebih besar dari air akan
tersaring.

Tujuan dan Sasaran

Tujuan penerapan teknologi RO adalah :
        1. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan air bersih.
           Maksudnya adalah untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih
           sebagai bagian dari kebutuhan dasar setiap manusia.
        2. Pengenalan teknologi pengolahan air asin/payau. Teknologi pengolahan
           air asin/payau ada tiga macam yaitu : 1. Penyulingan. 2. Penyaringan
           dan 3. Pertukaran ion. Pengenalan yang dilakukan disini adalah yang
           menggunakan teknik penyaringan tingkat molekul.

Sasaran dari penerapan teknologi ini adalah:
        1. Pemenuhan air minum yang sehat, sebab air hasil olahan dengan
           teknologi ini berupa air bersih yang sehat, tidak berbau, jernih, tidak
           berasa, bebas bakteri, dan tidak asin.
        2. Pemanfaatan sumberdaya yang ada, maksudnya adalah memanfaatkan
           sumberdaya air yang berasal dari air payau, atau asin. Padahal kita
           mengetahui bahwa sumber air asin merupakan sumberdaya yang
           sangat melimpah.

Manfaat

Alat pengolah air sistem RO mempunyai fungsi untuk mengolah air asin/payau
menjadi air tawar dengan cara filtrasi tingkat molekul, dengan demikian alat ini
memberikan manfaat yang sangat besar bagi manusia. Pemanfaatan teknologi
ini akan memberi kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan air bersih yang
diperoleh dari pengolahan air asin/payau.




120                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



       Manfaat lainnya yang dapat dinikmati oleh manusia dengan
diterapkannya pengolah air sistem RO berupa peningkatan mutu kualitas air
hasil olahan. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

              Tabel 1. Paduan Kualitas Air Hasil Pengolahan Sistem RO

                            Air Perkotaan                 Air Payau                   Air laut
 Recocery                            75 %                         50 %                       30 %
 Tekanan                            40 Bar                       40-50                      60 Bar
                                                                   Bar
 Parameter     Satuan    Air Baku     Air Hasil     Air Baku     Air Hasil     Air Baku      Air Hasil
 Conduct       S/cm           753             13       14.190         193         48.900            920
 TDS            Ppm            665            6,0        8.898         104         34.340            430
 Na             Ppm             49            1,3        2.368           39         9.600            161
 K              Ppm             5,8           0,1           80             2           34              0,8
 Ca             Ppm            113            0,4          107         0,24           327              1,6
 Mg             Ppm           10,6          0,04           294         0,48         1.360              3,4
 Cl             Ppm            142            3,3        4.320           61        20.210            239
 SO4            Ppm            106              -          607             -        2.590              2,4
 Si             ppm             25            0,3           0,3            -           0,1               -
                                                                                         Sumber: Rochem

  Tabel 2. Paduan Kualitas Air Hasil Uji Coba di Kelapa Gading Jakarta Utara
       Parameter           Satuan       Air Baku I  Air Olahan I   Air Baku II Air Olahan II
 Fisik
 1. Warna                Ppm Pt-Co          15            5             10            5
 2. Turbidity            Ppm SiO2            -            -            7,7            0
 3. Bau                                     Tdk         Tdk            Tdk          Tdk
 4. Rasa                                   Asin         Tdk            Asin         Tdk
 5. D.H.L                    m            7500         350           7520          350
 Kimia
 6. pH                                      7,5          6,3           7,6            6
 7. Zat Padat               ppm              -            -           5340          138
 8. Zat Organik         ppm KmnO4          3,79         1,58          4,74         1,58
 9. CO2 bebas            ppm CO2           13,2         17,6            30           22
 10. P. Alkalinity      ppm CaCO3            0            0              0            0
    M. Alkalinity       ppm CaCO3          390           60            275           25
    Carbonat            ppm CaCO3            0            0              0            0
    Bicarbonat          ppm CaCO3          390           60            275           25
 11. Tot Hardness            OD            19,4           0             29          0,8
     Calsium             ppm Ca++         49,98           0           74,97        2,856
     Magnesium           ppm Mg++         53,35           0           79,55        1,72
 12. Besi                ppm Fe++           4,4        Negatif         1,4        Negatif
 13. Mangan              ppm Mn++        Negatif       Negatif       Negatif      Negatif
 14. Sulphate             ppm SO4          950         Negatif        1250        Negatif
 15. Phospate             ppm PO4        Negatif       Negatif       Negatif      Negatif
 16. Ammonium             ppm NH4          0,25        Negatif        0,25        Negatif
 17. Nitrite              ppm NH4            0            0              0            0
 18. D.O                   ppm O2            -            -              -            -
 19. Silika              ppm SiO2            -            -             25            1
 20. Chlorida              ppm Cl        2215,2        110,76         2680        116,44
                                                                 o
             Tekanan Membran : 300 Psi , Temperatur Air : 28-28 C, Laboratorium : PAM Jaya


Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                             121
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik


Potensi

      Potensi yang dapat diambil dari penerapan teknologi ini berupa nilai
tambah sebagai hasil dari pengembangan dan rekayasa komponen utama unit
RO. Adapun macam-macam komponen yang mungkin masih dapat dikembangkan
di Indonesia adalah:

1. Studi membran semipermeable yang mengarah pada produksi lokal. Jantung
   filter dari sistem RO adalah terletak pada teknologi membran. Saat ini
   teknologi membran belum dapat diproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan
   karena kita belum menguasai teknologi tersebut terutama untuk skala
   produksi. Untuk itu perlu segera dilakukan transfer teknologi pembuatan
   membran semipermeabel dari negara lain.

2. Fabrikasi pretreatmen dan filter. Pretreatment atau pengolahan awal
   mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengolahan air ini. Air asin
   sebelum masuk pada unit RO harus diolah terlebih dahulu. Syarat air baku
   sebelum masuk ke unit utama harus tidak boleh keruh, tidak boleh
   berwarna, tidak berbau, kandungan zat besi/mangan kurang dari 0.01 ppm.
   Berdasarkan kriteria tersebut maka pengolahan tingkat awal menjadi hal
   yang begitu penting, sehingga peranan fabrikasi oleh perusahaan lokan akan
   menunjang penerapan teknologi ini. Untuk fabrikasi pembuatan pretreatmen
   dan filter dapat dibuat dengan bahan dari “stainless stell”, paralon maupun
   “fiber glass”.

3. Fabrikasi media. Media filter sangat diperlukan sebagai media filter. Media
   filter biasanya terdiri dari pasir silika, mangan aktif dan karbon aktif.
   Teknologi untuk mengolah media tersebut sudah dikuasai oleh bangsa
   Indonesia. Sumber bahan yang dapat diolah menjadi media filter juga
   banyak terdapat di Indonesia.

4. Industri perakitan. Untuk menghasilkan 1 unit RO maka diperlukan
   beberapa komponen dasar yang terdiri dari : 1. Casis., 2. Pompa Tekanan
   tinggi., 3. Modul Membran Tabung., 4. Pipa fleksibel., 5. Panel Listrik., 6.
   Flow Meter., 7. Valve., 8. Komponen pendukung lain., dirakit dalam suatu
   industri perakitan. Pada industri semacam itu paling tidak diperlukan
   beberapa orang ahli yang mengetahui dasar teknik, mesin dan listrik.




122                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



Pohon Komoditi




  Gambar 1. Pohon Komoditi Sistem Pengolahan Air Berdasarkan Kadar Salinitas

      Gambar 1 menunjukkan pohon komoditi sistem pengolahan air
berdasarkan kadar salinitas (kegaraman terlarut) dalam air baku. Batas
kelarutan garam dalam air baku untuk standart air minum adalah untuk DHL =
400 - 1250 mmhos dan Cl - =600 ppm. Pembagian kualitas air berdasarkan
kadar salinitas air adalah : 1. Air Tawar (DHL < 1250 mmhos). 2. Air Payau
(DHL 1250 - 12.000 mhos). dan Air Asin > 12.000 mmhos), sehingga untuk
menentukan jenis teknologi yang akan digunakan salah satunya ditentukan oleh
kadar salinitas tersebut.

Kontak Personil

Ir. Arie Herlambang, MS,
Kelompok Tekologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair,
Direktorat Teknologi Lingkungan,
Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
JL. M.H. Thamrin No. 8. Jakarta
Tel. 021-3169769, 3169770 Fax. 021-3169760
Email : air@pentium.as.bppt.go.id
Home Page : http://pentium.as.bppt.go.id/


Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       123
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



                                              BAHAN



Bahan Utama

Komponen Utama Unit RO dibagi menjadi 4 macam yaitu:

A. Pengolahan Tingkat Awal

 No   Nama Barang                   Spesifikasi            Keterangan
 1  Pompa Air Baku       Kapasitas 25 l/menit, 380 V, Stainless steel
                         Tiga Fase 50 Hz, Tekanan 6
                         Bars (max)
 2     Reaktor Tank      Model RT6312,                   Mild Steel with
                         Kapasitas 0,5-1M3/Jam           Reinforce
                                                         Fiber Plastic
 3     Rapid Sand Filter Model FS1212,                   Fiber glass
                         Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam
 4     Iron Manganese Model FM1012,                      Fiber glass
       Filter            Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam
 5     Colour Polishing  Model FC1012,                   Fiber glass
       (Filter Carbon)   Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam
 6     Dosing Pump       Single     Acting,     Chemtech Hypallon       ,
                         100/030, Pressure = 7 Bar,      Sebanyak      5
                         Kapasitas = 4,7 l/jam           buah
 7     Tangki kimia      Model BT 502510, Volume 30 lt Polyethylene
 8     Perlengkapan      Titik Jumper, Kelistrikan, Pipa Plastik,    PVC,
                         PVC, Pipa Fleksibel             Logam

B. Komponen RO

 No  Nama Barang                     Spesifikasi                               Keterangan
  1 Membran RO           Thin Film Composit, Tekanan                         Jumlah elemen
                         Operasi 1-24 Bars, Temp 40 oC,                      3 buah
                         Air payau/Payau, Toleransi besi,
                         mangan, klorida 0,01 ppm
  2    Panel Listrik dan Kelistrikan, indikator meter dan                    Semi otomatis
       Kontrol operasi   lampu.
  3    Pompa Tekanan 2,2 KVA, 3 Phase 380 V, 50 Hz                           Sainless Steel
       Tinggi



124                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



C. Komponen Desinfeksi dan Tangki Penampung Air Minum

 No  Nama Barang                              Spesifikasi                      Keterangan
  1 Ultra Violet     20 Watt                          -
 2 Perlengkapan      Pipa PVC, Lem, Tape, Jet, Valve, PVC,    Stainlees
                     Panel automatis, Kabel dan Steel
                     Kelistrikan
  3    Bak Penampung Bahan Stainless steel             Stainless steel
       Air Olahan

D. Pembangkit Listrik

 No  Nama Barang                         Spesifikasi            Keterangan
 1  Generator                   Kapasitas Min 7,5 KVA, 15-19 Bahan bakar Solar
                                PK, 3 Phase, 380 V/220 V,
                                Hopper
 2     Panel Kelistrikan        Phase 3 380 V dan 220 V      Manual
 3     Pendingin                Bahan besi



Bahan Tambahan

      Bahan tambahan yang diperlukan dalam operasional unit pengolah air
sistem RO antara lain Kalium Permanganat (KMnO4), Anti scalant, Anti Fouling
dan Anti bakteri. Kalium permanganat digunakan sebagai bahan oksidator
terhadap zat besi, mangan dan bahan organik dalam air baku




Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       125
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik


                                              TAHAPAN


       Untuk membuat suatu alat pengolah air sistem RO persiapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis kualitas air baku: hasil analisa kualitas air sangat menentukan
   jenis teknologi yang akan dipakai serta biaya yang akan dikeluarkan untuk
   mendesain alat. Jika air baku yang akan digunakan mempunyai kualitas yang
   jelek sudah dapat dipastikan bahwa biaya yang akan dikeluarkan banyak.
   Sebagai contoh jika kualitas air baku mempunyai TDS diatas 35.000 ppm
   maka jenis membra yang dipakai harus membran untuk air asin, pompa
   tekanan tinggi yang digunakan tentu saja harus besar sehingga biaya yang
   diperlukan menjadi besar.
2. Desain dan Rencana: Desain dan Rencana dibuat berdasarkan data
   kualitas air dan permintaan dari user. Rancangan unit pengolah air di
   tuangkan ke dalam gambar desain untuk memudahkan pengerjaan di bengkel
   dan lapangan. Besar kecilnya desain rancangan unit pengolahan air dibuat
   berdasarkan pesanan. Kapasitas yang pernah dibuat adalah 2 m3/hari, 7,5
   M3/hari dan 10 M3/hari. Meskipun kapasitas yang pernah dibuat masih
   tergolong kecil akan tetapi pernah merancang sampai kapasitas 3 Lt/dt.

                                                  3. Perakitan    dan Instalasi : Pada
                                                       tahap perakitan ini dibagi menjadi
                                                       3 bagian yaitu 1. Perakitan
                                                       Pretreatmen. 2. Perakitan Unit RO
                                                       3. Perakitan sistem elektrik dan
                                                       pendingin.


                                                  4. Pemasangan      di Lapangan: Unit
                                                       RO dipasang pada bangunan yang
                                                       telah dipersiapkan terlebih dahulu.
                                                       Bangunan tersebut berupa rumah
                                                       RO     dan     Genset,    Jaringan
                                                       distribusi dan bangunan bak
                                                       penampung.
                 Gambar 2.
         Tahap Pelaksanaan Instalasi




126                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik


                                             METODOLOGI



       Jika air murni dan larutan garam dipisahkan oleh selaput semipermeabel
maka akan terjadi aliran yang mengalir dari zat cair dengan konsentrasi rendah
menuju ke air garam (larutan air yang mengandung kadar garam tinggi) yang
mempunyai konsentrasi tinggi. Aliran air melalui selaput semipermeabel
tersebut dapat berlangsung karena adanya tekanan osmosis. Jika tekanan
dilakukan sebaliknya yaitu air garam diberikan suatu tekanan buatan yang
besarnya sama dengan tekanan osmosis, maka yang terjadi adalah tidak ada
aliran dari air ke air garam atau sebaliknya.

      Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tekanan osmosis adalah
konsentrasi garam dan suhu air. Air laut umumnya mengandung TDS minimal
sebesar 30.000 ppm. Sebagai contoh, untuk air laut dengan TDS 35.000 ppm
pada suhu air 25o C, mempunyai tekanan osmose 26,7 kg/cm2, sedangkan yang
mengandung 42.000 ppm TDS pada suhu 30o C mempunyai tekanan osmosis
32,7 kg/cm2.

       Jika tekanan pada sisi air garam (air asin) diberikan tekanan sehingga
melampaui tekanan osmosisnya, maka yang terjadi adalah air dipaksa keluar
dari larutan garam melalui selaput semipermeabel. Proses memberikan tekanan
balik tersebut disebut dengan osmosis balik. Prinsip osmosis balik tersebut
diterapkan untuk pengolahan air payau atau air laut menjadi air tawar. Sistem
tersebut disebut Reverse Osmosis atau RO.

      Sistem RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air
produksi masih sedikit mengandung garam. Untuk mendapatkan air dengan
kadar garam yang kecil maka diterapkan sistem dengan dua sampai tiga
saluran. Jika ingin membuat air minum yang mengandung kira-kira 300 sampai
600 ppm TDS cukup menggunakan saluran tunggal.

       Jika air olahan yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air
baku akan menjadi lebih besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan
akan menjadi semakin besar. Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus
lebih besar dari tekanan osmosis pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan
jika memakai air laut adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2.




Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       127
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik


       RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air
asin yaitu:

1) Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya. Konsumsi
   energi alat ini relatif rendah untuk instalasi kemasan kecil adalah antara 8-
   9 kWh/T (TDS 35.000) dan 9-11 kWh untuk TDS 42.000.

2) Hemat Ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang cukup
   hemat.

3) Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel dan
   instrumen dalam sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada suhu kamar.

4) Kemudahan dalam menambah kapasitas.

      Meskipun alat pengolah air sistem RO tersebut mempunyai banyak
keuntungan akan tetapi dalam pengoperasiannya harus memperhatikan
petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan agar alat tersebut dapat digunakan
secara baik dan awet. Untuk menunjang operasional sistem RO diperlukan biaya
perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia, bahan
bakar, penggantian media penyaring, servis dan biaya operator.

       Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang
akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan
yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter
fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan), maka yang membutuhkan
pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan warna, sedangkan proses
untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui pengendapan dan
penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai kandungan
parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan lebih
kompleks lagi.

      Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang
digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air
tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau
panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi,
sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut.
Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung
kadar garam khlorida dan TDS yang tinggi.




128                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



       Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang
tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Sistem
RO menggunakan penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang dilakukan
melalui suatu elemen yang disebut membrane. Dengan sistem RO ini, khlorida
dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat
penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam
elemen membrane harus bebas dari besi, manganese dan zat organik (warna
organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan
pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor,
seperti besi, manganese dan zat warna organik.

      Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari
tangki pencampur (mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter),
saringan untuk besi dan mangan (Iron & manganese filter) dan yang terakhir
adalah sistem penghilang warna (colour removal). Gambar di bawah ini adalah
gambar skema unit pengolah air sistem RO.




             Gambar 3. Skema Pengolahan Air Sistem Reverse Osmosis




Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       129
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



                                           PERALATAN



      Untuk merakit suatu unit RO diperlukan beberapa alat pendukung
seperti : Mesin Las, Bor listrik, Alat potong/gergaji, Obeng, Palu, Lem, Kunci,
Gurinda dan alat pertukangan.




      Pompa Jet Pump                  Pompa Semi Jet                        Pompa Celup

                      Gambar 4. Pompa Air Baku dan Pompa Celup




               Tangki Reaktor                          Tangki Kimia dan Pompa Dosing

             Gambar 5. Tangki Reaktor, Tangki Kimia dan Pompa Dosing


130                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik




  Gambar 6. Filter Pasir, Mangan dan Carbon                  Gambar 7. Cartridge Filter




      Gambar 8.
    Membran Tabung                                      Gambar 9. Unit RO




           Gambar 10. Generator Listrik 10 KVA 380 V dan Panel Listrik

Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       131
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



                        ORGANISASI/PERSONIL PELAKSANA




                             Gambar 11. Struktur Organisasi

      Struktur organisasi devisi pengolahan air payau/asin sistem RO terdiri
dari 3 devisi dan 1 unit bengkel dan perakitan. Ketiga devisi dan perbengkelan
dikomando oleh tim konsultasi. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-
masing devisi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Koordinator : Merupakan badan konsultasi tugasnya mengkoordinir
   pekerjaan, mengawasi, mengevaluasi pelaksanaan, merumuskan langkah
   taktis dan memberikan jasa dan servis kepada user.

2. Devisi Pemasaran dan Purna Jual: Mempunyai tugas utama sebagai ujung
   tombak perusahaan dalam memasarkan hasil, memberikan pelayanan purna
   jual, meningkatkan kegiatan promosi dalam rangka menjaring user,
   memberikan servis kepada user dan calon user, memberikan solusi terbaik
   terhadap user, melakukan kontak kepada user dan calon user, mendata base
   user dan calon user.



132                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



3. Devisi Teknik dan Rekayasa: Mempunyai tugas menterjemahkan keinginan
   user kedalam teknis, menciptakan kreasi baru kedalam rancangan teknis,
   selalu melakukan kontak dengan bengkel dan suplayer barang, mendata base
   katalok teknis, menyiapkan operator dan pelatihan, melakukan kontak
   dengan industri lokal dan industri import dalam rangka mendapatkan barang
   yang bermutu dan menginformasikan hasil koordinasinya dengan bagian
   administrasi dan pengadaan.

4. Devisi administrasi dan Pengadaan: Melaksanakan kegiatan administrasi
   kedalam dan keluar, penyiapan tender, menyiapkan dokumen, melakukan
   pengadaan peralatan dan barang, melakukan perhitungan biaya, melakukan
   koordinasi dengan bagian teknik dan rekayasa.




Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       133
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik




                                         CARA PEMBUATAN


     Cara pembuatan unit pengolah air sistem RO dibagi menjadi 4 bagian
utama yaitu 1. Unit Pengolah Awal(Pre Treatmen). 2.Unit Sistem RO. 3. Unit
Sumberdaya. Dan 4. Bangunan Pelindung. Cara pembuatan masing-masing
komponen dapat diuraikan sebagai berikut:


 No         Nama Unit                                  Cara Pembuatan

  1    Saringan Air baku         Saringan ini dibuat dari paralon yang diberi lubang
                                 kecil-kecil atau bisa juga dengan menggunakan
                                 kawat kasa tahan asin.
  2    Tangki Reaktor            Bahan tangki terbuat dari besi yang dikoting
                                 dengan fiber atau dibuat dari fiber glas. Cara
                                 pembuatan tangki reaktor dilakukan dengan cara
                                 pengepresan, roling, koting dan pengelasan,
                                 sedangkan untuk bahan fiber dilakukan dengan
                                 pencetakan dengan mol cetak dan finising.
  3    Tangki Kimia              Tangki kimia dibuat dari bahan fiberglas. Cara
                                 pembuatan tangki dilakukan dengan pencetakan
                                 melalui mol cetak dan finising/pengecatan.
  4    Tabung Filter             Tabung filter dalam satu unit standar terdiri dari
                                 3 buah yaitu tabung saringan pasir, tabung saringan
                                 mangan dan saringan carbon. Cara pembuatan
                                 dengan pencetakan melalui mol cetak, roling dan
                                 finising/pengecatan.
  5    Unit RO                   Cara pembuatan unit ini dengan instalasi pada casis.
                                 Komponen utama unit Ro terdiri dari Pompa tekanan
                                 tinggi, membran RO, Panel Tekanan, Panel debit, Test
                                 kit LED, Cartridge Filter, Panel listrik, Valve pengatur.

  6    Unit pompa dosing         Tangki kimia digunakan sebagai penampung bahan kimia
                                 yang terdiri dari bahan oksidasi, anti fouling, anti
       Dan tangki kimia
                                 bakteri, anti scalan. Larutan bahan kimia dipompakan ke
                                 dua titik malalui pompa dosing. Kedua titik input
                                 tersebut adalah satu titik input sebelum tangki reaktor
                                 dan tiga titik input setelah saringan awal.




134                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik



  7    Unit sumberdaya            Unit sumber daya merupakan sumber listrik bisa
                                  terdiri dari generator atau PLN. Sumber listrik
                                  yang berasal dari generator diatur melalui panel
                                  listrik. Didalam panel tersebut terdapat saklar
                                  utama, saklar air baku dan saklar pompa kimia.
  8    Bangunan                   Fungsi dari bangunan pelindung adalah untuk
       Pelindung                  melindungi RO, Generator, Panel listrik, bahan
                                  kimia dan operator. Bangunan ini dapat dibuat dari
                                  bahan bangunan beton atau kayu atau kombinasi
                                  dari kedua bahan tersebut.




Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       135
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik


                             HASIL YANG PERNAH DICAPAI


      Unit RO yang pernal dibuat adalah yang berkapasitas 7,5 m3/hari dan 10
m3/hari, terdiri dari unit bergerak (mobiling) dan stasioner. Lokasi tempat
dimana unit RO pernah diaplikasikan adalah di Pulau Tidung Kepulauan Seribu
Jakarta Utara pada tahun 1995, Pulau Kelapa dan Pulau Pramuka Kepulauan
Seribu Jakarta Utara pada tahun 1996 dan di Palembang 1997 dan di Cilacap
pada Tahun 1997




              Gambar 12. Unit Pengolah Air Sistem RO di Pulau Kelapa




             Gambar 13. Unit Pengolah Air Sistem RO di Pulau Pramuka

136                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik




         Gambar 14. Unit Pengolah Air Sistem RO Bergerak di Palembang




                  Gambar 15. Unit Pengolah Air Sistem RO di Cilacap



Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       137
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik




                                      PERMASALAHAN


     Kendala yang dihadapi selama penerapan teknologi pengolah air sistem
RO dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:

        1. Faktor Teknologi: Faktor kendala terletak dari bahan baku atau
           komponen pendukung yang masih sebagian tergantung dari import
           misalnya pompa tekanan tinggi dan membran. Faktor ini menyebabkan
           harga RO menjadi mahal. Jika ditinjau dari segi teknik perakitan
           hampir dikatakan tanpa masalah sebab sudah dikuasai.

        2. Faktor Budaya: Unit pengolah air sistem RO merupakan kombinasi
           antara pengolahan yang bersifat mekanis dan kimiawi. Seorang
           operator agar dapat menjalankan RO harus mengetahui dasar teknik.
           Ini sangat penting karena unit RO ini harus di jalankan dengan
           tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Standart prosedur yang harus
           dikuasai oleh operator seperti : 1. Penambah bahan kimia, 2.
           Pencucian filter, 3. Penggantian media, 4. Pencucian membran dan
           5. Servis Generator harus dilakukan dengan cukup teliti. Pada waktu
           alat sedang beroperasi maka harus dilakukan pencatatan terhadap
           tekanan air baku, tekanan air reject dan tekanan air Product, juga
           yang tidak boleh dilupakan yaitu pengamatan terhadap voltage listrik.
           Jika standart operasi tersebut tidak dilakukan secara benar maka
           dikawatirkan alat akan rusak.




138                                         Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik




                                        DAFTAR PUSTAKA




   Edo dan Merios, Sistem Desalinasi Osmosa Balik Di Cituis, Deputi
    Bidang Pengembangan Teknologi, BPP Teknologi, Jakarta, 1981,
   Kurita , Kurita's Packaged Desalination System, Serve-Master 120,
    Kurita Water Industries LTD, Tokyo, Japan, 1986.
   John Hopkins, Compounding and Discounting Tables For Project
    Evalution, Washington DC, 1973.
   Royal Schelde, Technical Manual For 15 M3/24HR Reverse Osmosis
    Watermaker. B,V, Koninkyke Maatschappij, De Schelde, Vlissingen,
    1988.
   --------, Water Purification, Marine and Mechanical Engineering
    Division, Vlissingen, 1988.
   Rochem, Water Desalination Reverse Osmosis systems, Rochem, 1999.
   Spiegler. K,S, and Lairo, A.D., Principles of Desalination. Academic
    Press, New York, 1980.




Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.                                       139

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
guest150909
 

Was ist angesagt? (20)

Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
 
Triploidisasi
TriploidisasiTriploidisasi
Triploidisasi
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019
Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019
Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
 
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurPerencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
 
220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf
 
limbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaanlimbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaan
 
Mice
MiceMice
Mice
 
minyak atsiri syarat dan potensi bisnis
minyak atsiri syarat dan potensi bisnisminyak atsiri syarat dan potensi bisnis
minyak atsiri syarat dan potensi bisnis
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
 
Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...
Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...
Makalah teknik lingkungan LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN DAMPAKNYA TER...
 
Cod dan bod
Cod dan bodCod dan bod
Cod dan bod
 
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyProduct Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
 
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiPenanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
 

Ähnlich wie Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik

Kkes Presentation Ro
Kkes Presentation RoKkes Presentation Ro
Kkes Presentation Ro
produknatural
 

Ähnlich wie Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik (20)

Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
 
Pengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPTPengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPT
 
Kkes Presentation Ro
Kkes Presentation RoKkes Presentation Ro
Kkes Presentation Ro
 
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPTTeknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
 
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut
Teknik Penyehatan - Desalinasi air lautTeknik Penyehatan - Desalinasi air laut
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
 
Reverse Osmosis/ RO (By. Mar’atus Sholihah)
Reverse Osmosis/ RO (By. Mar’atus Sholihah)Reverse Osmosis/ RO (By. Mar’atus Sholihah)
Reverse Osmosis/ RO (By. Mar’atus Sholihah)
 
Seminar iin wahyuni latif
Seminar iin wahyuni latifSeminar iin wahyuni latif
Seminar iin wahyuni latif
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
Automatic water treatment process
Automatic water treatment processAutomatic water treatment process
Automatic water treatment process
 
Pk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdf
Pk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdfPk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdf
Pk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdf
 
Sistem penjernihan air
Sistem penjernihan airSistem penjernihan air
Sistem penjernihan air
 
Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...
Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...
Optimalisasi kualitas air_melalui_sistem_filterisasi_cartridge_anion_kation_d...
 
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIRPROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
 
PPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptxPPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptx
 
Rawatan air 2010
Rawatan air 2010Rawatan air 2010
Rawatan air 2010
 
08_Bab VIII Pengolahan Air.ppt
08_Bab VIII Pengolahan Air.ppt08_Bab VIII Pengolahan Air.ppt
08_Bab VIII Pengolahan Air.ppt
 

Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik

  • 1. PENGOLAHAN AIR ASIN ATAU PAYAU DENGAN SISTEM OSMOSIS BALIK Oleh Drs. Robertus Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Jakarta, 1999
  • 2. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik PENGOLAHAN AIR ASIN ATAU PAYAU DENGAN SISTEM OSMOSIS BALIK ABSTRAK PENDAHULUAN  Latar Belakang  Potensi  Tujuan dan Sasaran  Pohon Komoditi  Manfaat  Kontak Personil BAHAN  Bahan Utama  Bahan Tambahan TAHAPAN METODOLOGI PERALATAN ORGANISASI/PERSONIL PELAKSANA CARA PEMBUATAN HASIL YANG PERNAH DICAPAI PERMASALAHAN Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 117
  • 3. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik ABSTRAK Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal dengan istilah desalinasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu 1. Proses destilasi (suling). 2. Proses penukar ion dan 3. Proses filtrasi. Proses destilasi memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin. Uap air tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil ditampung sebagai air bersih yang tawar. Proses desalinasi menggunakan teknik penukar ion memanfaatkan proses kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Pada proses ini ion garam (Na Cl) ditukar dengan ion seperti Ca+2 dan SO4-2 . Materi penukar ion berasal dari bahan alam atau sintetis. Materi penukar ion alam misalnya zeolit sedangkan yang sintetis resin (resin kation dan resin anion). Proses desalinasi yang ke tiga menggunakan filter semipermeabel untuk memisahkan molekul garam dalam air. Proses ketiga ini lebih dikenal dengan sistem osmose balik (Reverse Osmosis). Keistimewaan dari proses ini adalah mampu nyaring molekul yang lebih besar dari molekul air. Model pengolahan air asin/payau yang diuraikan pada tulisan ini adalah hasil rancangan tim Kelompok Air Bersih dengan kapasitas 7,5 - 10 m3/hari. Unit ini sudah dipasang di Kepulauan Seribu Jakarta Utara (Pulau Tidung, Pramuka dan Kelapa), di Palembang (Unit RO bergerak) dan di Cilacap Jawa Tengah. 118 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 4. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air sungai, danau dan air laut. Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air dimana tenaga matahari merupakan sumber panas yang mampu menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan menguap oleh panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian lagi kembali ke laut. Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi masyarakat yang tinggal didaerah pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu air tawar merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat mencukupi kebutuhan pada musim kemarau. Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu melimpah, kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru berkembang pada daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi sederhana seperti menyuling, filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat melimpah telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air tawar. Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah mengembangkan sistem pengolahan air asin/payau dengan teknologi membran semipermeabel. Membran (selaput) semipermeabel adalah suatu selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul air. Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 119
  • 5. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik Teknologi pengolahan air asin/payau yang akan dibahas pada tulisan ini terutama yang menggunakan teknologi filtrasi membran semipermeabel. Teknologi pengolahan air asin/payau ini lebih dikenal dengan sistem osmosa balik (Reverse Osmosis disingkat RO). Teknologi ini menerapkan sistem osmosis yang dibalik yaitu dengan memberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosis air asin/payau. Air asin/payau tersebut ditekan supaya melewati membran yang bersifat semi permeabel, molekul yang mempunyai diameter lebih besar dari air akan tersaring. Tujuan dan Sasaran Tujuan penerapan teknologi RO adalah : 1. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan air bersih. Maksudnya adalah untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih sebagai bagian dari kebutuhan dasar setiap manusia. 2. Pengenalan teknologi pengolahan air asin/payau. Teknologi pengolahan air asin/payau ada tiga macam yaitu : 1. Penyulingan. 2. Penyaringan dan 3. Pertukaran ion. Pengenalan yang dilakukan disini adalah yang menggunakan teknik penyaringan tingkat molekul. Sasaran dari penerapan teknologi ini adalah: 1. Pemenuhan air minum yang sehat, sebab air hasil olahan dengan teknologi ini berupa air bersih yang sehat, tidak berbau, jernih, tidak berasa, bebas bakteri, dan tidak asin. 2. Pemanfaatan sumberdaya yang ada, maksudnya adalah memanfaatkan sumberdaya air yang berasal dari air payau, atau asin. Padahal kita mengetahui bahwa sumber air asin merupakan sumberdaya yang sangat melimpah. Manfaat Alat pengolah air sistem RO mempunyai fungsi untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar dengan cara filtrasi tingkat molekul, dengan demikian alat ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi manusia. Pemanfaatan teknologi ini akan memberi kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan air bersih yang diperoleh dari pengolahan air asin/payau. 120 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 6. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik Manfaat lainnya yang dapat dinikmati oleh manusia dengan diterapkannya pengolah air sistem RO berupa peningkatan mutu kualitas air hasil olahan. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Paduan Kualitas Air Hasil Pengolahan Sistem RO Air Perkotaan Air Payau Air laut Recocery 75 % 50 % 30 % Tekanan 40 Bar 40-50 60 Bar Bar Parameter Satuan Air Baku Air Hasil Air Baku Air Hasil Air Baku Air Hasil Conduct S/cm 753 13 14.190 193 48.900 920 TDS Ppm 665 6,0 8.898 104 34.340 430 Na Ppm 49 1,3 2.368 39 9.600 161 K Ppm 5,8 0,1 80 2 34 0,8 Ca Ppm 113 0,4 107 0,24 327 1,6 Mg Ppm 10,6 0,04 294 0,48 1.360 3,4 Cl Ppm 142 3,3 4.320 61 20.210 239 SO4 Ppm 106 - 607 - 2.590 2,4 Si ppm 25 0,3 0,3 - 0,1 - Sumber: Rochem Tabel 2. Paduan Kualitas Air Hasil Uji Coba di Kelapa Gading Jakarta Utara Parameter Satuan Air Baku I Air Olahan I Air Baku II Air Olahan II Fisik 1. Warna Ppm Pt-Co 15 5 10 5 2. Turbidity Ppm SiO2 - - 7,7 0 3. Bau Tdk Tdk Tdk Tdk 4. Rasa Asin Tdk Asin Tdk 5. D.H.L m 7500 350 7520 350 Kimia 6. pH 7,5 6,3 7,6 6 7. Zat Padat ppm - - 5340 138 8. Zat Organik ppm KmnO4 3,79 1,58 4,74 1,58 9. CO2 bebas ppm CO2 13,2 17,6 30 22 10. P. Alkalinity ppm CaCO3 0 0 0 0 M. Alkalinity ppm CaCO3 390 60 275 25 Carbonat ppm CaCO3 0 0 0 0 Bicarbonat ppm CaCO3 390 60 275 25 11. Tot Hardness OD 19,4 0 29 0,8 Calsium ppm Ca++ 49,98 0 74,97 2,856 Magnesium ppm Mg++ 53,35 0 79,55 1,72 12. Besi ppm Fe++ 4,4 Negatif 1,4 Negatif 13. Mangan ppm Mn++ Negatif Negatif Negatif Negatif 14. Sulphate ppm SO4 950 Negatif 1250 Negatif 15. Phospate ppm PO4 Negatif Negatif Negatif Negatif 16. Ammonium ppm NH4 0,25 Negatif 0,25 Negatif 17. Nitrite ppm NH4 0 0 0 0 18. D.O ppm O2 - - - - 19. Silika ppm SiO2 - - 25 1 20. Chlorida ppm Cl 2215,2 110,76 2680 116,44 o Tekanan Membran : 300 Psi , Temperatur Air : 28-28 C, Laboratorium : PAM Jaya Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 121
  • 7. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik Potensi Potensi yang dapat diambil dari penerapan teknologi ini berupa nilai tambah sebagai hasil dari pengembangan dan rekayasa komponen utama unit RO. Adapun macam-macam komponen yang mungkin masih dapat dikembangkan di Indonesia adalah: 1. Studi membran semipermeable yang mengarah pada produksi lokal. Jantung filter dari sistem RO adalah terletak pada teknologi membran. Saat ini teknologi membran belum dapat diproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan karena kita belum menguasai teknologi tersebut terutama untuk skala produksi. Untuk itu perlu segera dilakukan transfer teknologi pembuatan membran semipermeabel dari negara lain. 2. Fabrikasi pretreatmen dan filter. Pretreatment atau pengolahan awal mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengolahan air ini. Air asin sebelum masuk pada unit RO harus diolah terlebih dahulu. Syarat air baku sebelum masuk ke unit utama harus tidak boleh keruh, tidak boleh berwarna, tidak berbau, kandungan zat besi/mangan kurang dari 0.01 ppm. Berdasarkan kriteria tersebut maka pengolahan tingkat awal menjadi hal yang begitu penting, sehingga peranan fabrikasi oleh perusahaan lokan akan menunjang penerapan teknologi ini. Untuk fabrikasi pembuatan pretreatmen dan filter dapat dibuat dengan bahan dari “stainless stell”, paralon maupun “fiber glass”. 3. Fabrikasi media. Media filter sangat diperlukan sebagai media filter. Media filter biasanya terdiri dari pasir silika, mangan aktif dan karbon aktif. Teknologi untuk mengolah media tersebut sudah dikuasai oleh bangsa Indonesia. Sumber bahan yang dapat diolah menjadi media filter juga banyak terdapat di Indonesia. 4. Industri perakitan. Untuk menghasilkan 1 unit RO maka diperlukan beberapa komponen dasar yang terdiri dari : 1. Casis., 2. Pompa Tekanan tinggi., 3. Modul Membran Tabung., 4. Pipa fleksibel., 5. Panel Listrik., 6. Flow Meter., 7. Valve., 8. Komponen pendukung lain., dirakit dalam suatu industri perakitan. Pada industri semacam itu paling tidak diperlukan beberapa orang ahli yang mengetahui dasar teknik, mesin dan listrik. 122 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 8. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik Pohon Komoditi Gambar 1. Pohon Komoditi Sistem Pengolahan Air Berdasarkan Kadar Salinitas Gambar 1 menunjukkan pohon komoditi sistem pengolahan air berdasarkan kadar salinitas (kegaraman terlarut) dalam air baku. Batas kelarutan garam dalam air baku untuk standart air minum adalah untuk DHL = 400 - 1250 mmhos dan Cl - =600 ppm. Pembagian kualitas air berdasarkan kadar salinitas air adalah : 1. Air Tawar (DHL < 1250 mmhos). 2. Air Payau (DHL 1250 - 12.000 mhos). dan Air Asin > 12.000 mmhos), sehingga untuk menentukan jenis teknologi yang akan digunakan salah satunya ditentukan oleh kadar salinitas tersebut. Kontak Personil Ir. Arie Herlambang, MS, Kelompok Tekologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Direktorat Teknologi Lingkungan, Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi JL. M.H. Thamrin No. 8. Jakarta Tel. 021-3169769, 3169770 Fax. 021-3169760 Email : air@pentium.as.bppt.go.id Home Page : http://pentium.as.bppt.go.id/ Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 123
  • 9. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik BAHAN Bahan Utama Komponen Utama Unit RO dibagi menjadi 4 macam yaitu: A. Pengolahan Tingkat Awal No Nama Barang Spesifikasi Keterangan 1 Pompa Air Baku Kapasitas 25 l/menit, 380 V, Stainless steel Tiga Fase 50 Hz, Tekanan 6 Bars (max) 2 Reaktor Tank Model RT6312, Mild Steel with Kapasitas 0,5-1M3/Jam Reinforce Fiber Plastic 3 Rapid Sand Filter Model FS1212, Fiber glass Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam 4 Iron Manganese Model FM1012, Fiber glass Filter Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam 5 Colour Polishing Model FC1012, Fiber glass (Filter Carbon) Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam 6 Dosing Pump Single Acting, Chemtech Hypallon , 100/030, Pressure = 7 Bar, Sebanyak 5 Kapasitas = 4,7 l/jam buah 7 Tangki kimia Model BT 502510, Volume 30 lt Polyethylene 8 Perlengkapan Titik Jumper, Kelistrikan, Pipa Plastik, PVC, PVC, Pipa Fleksibel Logam B. Komponen RO No Nama Barang Spesifikasi Keterangan 1 Membran RO Thin Film Composit, Tekanan Jumlah elemen Operasi 1-24 Bars, Temp 40 oC, 3 buah Air payau/Payau, Toleransi besi, mangan, klorida 0,01 ppm 2 Panel Listrik dan Kelistrikan, indikator meter dan Semi otomatis Kontrol operasi lampu. 3 Pompa Tekanan 2,2 KVA, 3 Phase 380 V, 50 Hz Sainless Steel Tinggi 124 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 10. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik C. Komponen Desinfeksi dan Tangki Penampung Air Minum No Nama Barang Spesifikasi Keterangan 1 Ultra Violet 20 Watt - 2 Perlengkapan Pipa PVC, Lem, Tape, Jet, Valve, PVC, Stainlees Panel automatis, Kabel dan Steel Kelistrikan 3 Bak Penampung Bahan Stainless steel Stainless steel Air Olahan D. Pembangkit Listrik No Nama Barang Spesifikasi Keterangan 1 Generator Kapasitas Min 7,5 KVA, 15-19 Bahan bakar Solar PK, 3 Phase, 380 V/220 V, Hopper 2 Panel Kelistrikan Phase 3 380 V dan 220 V Manual 3 Pendingin Bahan besi Bahan Tambahan Bahan tambahan yang diperlukan dalam operasional unit pengolah air sistem RO antara lain Kalium Permanganat (KMnO4), Anti scalant, Anti Fouling dan Anti bakteri. Kalium permanganat digunakan sebagai bahan oksidator terhadap zat besi, mangan dan bahan organik dalam air baku Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 125
  • 11. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik TAHAPAN Untuk membuat suatu alat pengolah air sistem RO persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Analisis kualitas air baku: hasil analisa kualitas air sangat menentukan jenis teknologi yang akan dipakai serta biaya yang akan dikeluarkan untuk mendesain alat. Jika air baku yang akan digunakan mempunyai kualitas yang jelek sudah dapat dipastikan bahwa biaya yang akan dikeluarkan banyak. Sebagai contoh jika kualitas air baku mempunyai TDS diatas 35.000 ppm maka jenis membra yang dipakai harus membran untuk air asin, pompa tekanan tinggi yang digunakan tentu saja harus besar sehingga biaya yang diperlukan menjadi besar. 2. Desain dan Rencana: Desain dan Rencana dibuat berdasarkan data kualitas air dan permintaan dari user. Rancangan unit pengolah air di tuangkan ke dalam gambar desain untuk memudahkan pengerjaan di bengkel dan lapangan. Besar kecilnya desain rancangan unit pengolahan air dibuat berdasarkan pesanan. Kapasitas yang pernah dibuat adalah 2 m3/hari, 7,5 M3/hari dan 10 M3/hari. Meskipun kapasitas yang pernah dibuat masih tergolong kecil akan tetapi pernah merancang sampai kapasitas 3 Lt/dt. 3. Perakitan dan Instalasi : Pada tahap perakitan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1. Perakitan Pretreatmen. 2. Perakitan Unit RO 3. Perakitan sistem elektrik dan pendingin. 4. Pemasangan di Lapangan: Unit RO dipasang pada bangunan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Bangunan tersebut berupa rumah RO dan Genset, Jaringan distribusi dan bangunan bak penampung. Gambar 2. Tahap Pelaksanaan Instalasi 126 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 12. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik METODOLOGI Jika air murni dan larutan garam dipisahkan oleh selaput semipermeabel maka akan terjadi aliran yang mengalir dari zat cair dengan konsentrasi rendah menuju ke air garam (larutan air yang mengandung kadar garam tinggi) yang mempunyai konsentrasi tinggi. Aliran air melalui selaput semipermeabel tersebut dapat berlangsung karena adanya tekanan osmosis. Jika tekanan dilakukan sebaliknya yaitu air garam diberikan suatu tekanan buatan yang besarnya sama dengan tekanan osmosis, maka yang terjadi adalah tidak ada aliran dari air ke air garam atau sebaliknya. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tekanan osmosis adalah konsentrasi garam dan suhu air. Air laut umumnya mengandung TDS minimal sebesar 30.000 ppm. Sebagai contoh, untuk air laut dengan TDS 35.000 ppm pada suhu air 25o C, mempunyai tekanan osmose 26,7 kg/cm2, sedangkan yang mengandung 42.000 ppm TDS pada suhu 30o C mempunyai tekanan osmosis 32,7 kg/cm2. Jika tekanan pada sisi air garam (air asin) diberikan tekanan sehingga melampaui tekanan osmosisnya, maka yang terjadi adalah air dipaksa keluar dari larutan garam melalui selaput semipermeabel. Proses memberikan tekanan balik tersebut disebut dengan osmosis balik. Prinsip osmosis balik tersebut diterapkan untuk pengolahan air payau atau air laut menjadi air tawar. Sistem tersebut disebut Reverse Osmosis atau RO. Sistem RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air produksi masih sedikit mengandung garam. Untuk mendapatkan air dengan kadar garam yang kecil maka diterapkan sistem dengan dua sampai tiga saluran. Jika ingin membuat air minum yang mengandung kira-kira 300 sampai 600 ppm TDS cukup menggunakan saluran tunggal. Jika air olahan yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air baku akan menjadi lebih besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan akan menjadi semakin besar. Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus lebih besar dari tekanan osmosis pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan jika memakai air laut adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2. Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 127
  • 13. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air asin yaitu: 1) Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya. Konsumsi energi alat ini relatif rendah untuk instalasi kemasan kecil adalah antara 8- 9 kWh/T (TDS 35.000) dan 9-11 kWh untuk TDS 42.000. 2) Hemat Ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang cukup hemat. 3) Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel dan instrumen dalam sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada suhu kamar. 4) Kemudahan dalam menambah kapasitas. Meskipun alat pengolah air sistem RO tersebut mempunyai banyak keuntungan akan tetapi dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan agar alat tersebut dapat digunakan secara baik dan awet. Untuk menunjang operasional sistem RO diperlukan biaya perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia, bahan bakar, penggantian media penyaring, servis dan biaya operator. Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan), maka yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui pengendapan dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan lebih kompleks lagi. Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut. Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung kadar garam khlorida dan TDS yang tinggi. 128 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 14. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Sistem RO menggunakan penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang dilakukan melalui suatu elemen yang disebut membrane. Dengan sistem RO ini, khlorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam elemen membrane harus bebas dari besi, manganese dan zat organik (warna organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi, manganese dan zat warna organik. Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari tangki pencampur (mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan untuk besi dan mangan (Iron & manganese filter) dan yang terakhir adalah sistem penghilang warna (colour removal). Gambar di bawah ini adalah gambar skema unit pengolah air sistem RO. Gambar 3. Skema Pengolahan Air Sistem Reverse Osmosis Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 129
  • 15. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik PERALATAN Untuk merakit suatu unit RO diperlukan beberapa alat pendukung seperti : Mesin Las, Bor listrik, Alat potong/gergaji, Obeng, Palu, Lem, Kunci, Gurinda dan alat pertukangan. Pompa Jet Pump Pompa Semi Jet Pompa Celup Gambar 4. Pompa Air Baku dan Pompa Celup Tangki Reaktor Tangki Kimia dan Pompa Dosing Gambar 5. Tangki Reaktor, Tangki Kimia dan Pompa Dosing 130 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 16. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik Gambar 6. Filter Pasir, Mangan dan Carbon Gambar 7. Cartridge Filter Gambar 8. Membran Tabung Gambar 9. Unit RO Gambar 10. Generator Listrik 10 KVA 380 V dan Panel Listrik Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 131
  • 17. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik ORGANISASI/PERSONIL PELAKSANA Gambar 11. Struktur Organisasi Struktur organisasi devisi pengolahan air payau/asin sistem RO terdiri dari 3 devisi dan 1 unit bengkel dan perakitan. Ketiga devisi dan perbengkelan dikomando oleh tim konsultasi. Adapun tugas dan tanggung jawab masing- masing devisi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Koordinator : Merupakan badan konsultasi tugasnya mengkoordinir pekerjaan, mengawasi, mengevaluasi pelaksanaan, merumuskan langkah taktis dan memberikan jasa dan servis kepada user. 2. Devisi Pemasaran dan Purna Jual: Mempunyai tugas utama sebagai ujung tombak perusahaan dalam memasarkan hasil, memberikan pelayanan purna jual, meningkatkan kegiatan promosi dalam rangka menjaring user, memberikan servis kepada user dan calon user, memberikan solusi terbaik terhadap user, melakukan kontak kepada user dan calon user, mendata base user dan calon user. 132 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 18. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik 3. Devisi Teknik dan Rekayasa: Mempunyai tugas menterjemahkan keinginan user kedalam teknis, menciptakan kreasi baru kedalam rancangan teknis, selalu melakukan kontak dengan bengkel dan suplayer barang, mendata base katalok teknis, menyiapkan operator dan pelatihan, melakukan kontak dengan industri lokal dan industri import dalam rangka mendapatkan barang yang bermutu dan menginformasikan hasil koordinasinya dengan bagian administrasi dan pengadaan. 4. Devisi administrasi dan Pengadaan: Melaksanakan kegiatan administrasi kedalam dan keluar, penyiapan tender, menyiapkan dokumen, melakukan pengadaan peralatan dan barang, melakukan perhitungan biaya, melakukan koordinasi dengan bagian teknik dan rekayasa. Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 133
  • 19. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik CARA PEMBUATAN Cara pembuatan unit pengolah air sistem RO dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu 1. Unit Pengolah Awal(Pre Treatmen). 2.Unit Sistem RO. 3. Unit Sumberdaya. Dan 4. Bangunan Pelindung. Cara pembuatan masing-masing komponen dapat diuraikan sebagai berikut: No Nama Unit Cara Pembuatan 1 Saringan Air baku Saringan ini dibuat dari paralon yang diberi lubang kecil-kecil atau bisa juga dengan menggunakan kawat kasa tahan asin. 2 Tangki Reaktor Bahan tangki terbuat dari besi yang dikoting dengan fiber atau dibuat dari fiber glas. Cara pembuatan tangki reaktor dilakukan dengan cara pengepresan, roling, koting dan pengelasan, sedangkan untuk bahan fiber dilakukan dengan pencetakan dengan mol cetak dan finising. 3 Tangki Kimia Tangki kimia dibuat dari bahan fiberglas. Cara pembuatan tangki dilakukan dengan pencetakan melalui mol cetak dan finising/pengecatan. 4 Tabung Filter Tabung filter dalam satu unit standar terdiri dari 3 buah yaitu tabung saringan pasir, tabung saringan mangan dan saringan carbon. Cara pembuatan dengan pencetakan melalui mol cetak, roling dan finising/pengecatan. 5 Unit RO Cara pembuatan unit ini dengan instalasi pada casis. Komponen utama unit Ro terdiri dari Pompa tekanan tinggi, membran RO, Panel Tekanan, Panel debit, Test kit LED, Cartridge Filter, Panel listrik, Valve pengatur. 6 Unit pompa dosing Tangki kimia digunakan sebagai penampung bahan kimia yang terdiri dari bahan oksidasi, anti fouling, anti Dan tangki kimia bakteri, anti scalan. Larutan bahan kimia dipompakan ke dua titik malalui pompa dosing. Kedua titik input tersebut adalah satu titik input sebelum tangki reaktor dan tiga titik input setelah saringan awal. 134 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 20. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik 7 Unit sumberdaya Unit sumber daya merupakan sumber listrik bisa terdiri dari generator atau PLN. Sumber listrik yang berasal dari generator diatur melalui panel listrik. Didalam panel tersebut terdapat saklar utama, saklar air baku dan saklar pompa kimia. 8 Bangunan Fungsi dari bangunan pelindung adalah untuk Pelindung melindungi RO, Generator, Panel listrik, bahan kimia dan operator. Bangunan ini dapat dibuat dari bahan bangunan beton atau kayu atau kombinasi dari kedua bahan tersebut. Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 135
  • 21. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik HASIL YANG PERNAH DICAPAI Unit RO yang pernal dibuat adalah yang berkapasitas 7,5 m3/hari dan 10 m3/hari, terdiri dari unit bergerak (mobiling) dan stasioner. Lokasi tempat dimana unit RO pernah diaplikasikan adalah di Pulau Tidung Kepulauan Seribu Jakarta Utara pada tahun 1995, Pulau Kelapa dan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta Utara pada tahun 1996 dan di Palembang 1997 dan di Cilacap pada Tahun 1997 Gambar 12. Unit Pengolah Air Sistem RO di Pulau Kelapa Gambar 13. Unit Pengolah Air Sistem RO di Pulau Pramuka 136 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 22. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik Gambar 14. Unit Pengolah Air Sistem RO Bergerak di Palembang Gambar 15. Unit Pengolah Air Sistem RO di Cilacap Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 137
  • 23. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik PERMASALAHAN Kendala yang dihadapi selama penerapan teknologi pengolah air sistem RO dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu: 1. Faktor Teknologi: Faktor kendala terletak dari bahan baku atau komponen pendukung yang masih sebagian tergantung dari import misalnya pompa tekanan tinggi dan membran. Faktor ini menyebabkan harga RO menjadi mahal. Jika ditinjau dari segi teknik perakitan hampir dikatakan tanpa masalah sebab sudah dikuasai. 2. Faktor Budaya: Unit pengolah air sistem RO merupakan kombinasi antara pengolahan yang bersifat mekanis dan kimiawi. Seorang operator agar dapat menjalankan RO harus mengetahui dasar teknik. Ini sangat penting karena unit RO ini harus di jalankan dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Standart prosedur yang harus dikuasai oleh operator seperti : 1. Penambah bahan kimia, 2. Pencucian filter, 3. Penggantian media, 4. Pencucian membran dan 5. Servis Generator harus dilakukan dengan cukup teliti. Pada waktu alat sedang beroperasi maka harus dilakukan pencatatan terhadap tekanan air baku, tekanan air reject dan tekanan air Product, juga yang tidak boleh dilupakan yaitu pengamatan terhadap voltage listrik. Jika standart operasi tersebut tidak dilakukan secara benar maka dikawatirkan alat akan rusak. 138 Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S.
  • 24. Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik DAFTAR PUSTAKA  Edo dan Merios, Sistem Desalinasi Osmosa Balik Di Cituis, Deputi Bidang Pengembangan Teknologi, BPP Teknologi, Jakarta, 1981,  Kurita , Kurita's Packaged Desalination System, Serve-Master 120, Kurita Water Industries LTD, Tokyo, Japan, 1986.  John Hopkins, Compounding and Discounting Tables For Project Evalution, Washington DC, 1973.  Royal Schelde, Technical Manual For 15 M3/24HR Reverse Osmosis Watermaker. B,V, Koninkyke Maatschappij, De Schelde, Vlissingen, 1988.  --------, Water Purification, Marine and Mechanical Engineering Division, Vlissingen, 1988.  Rochem, Water Desalination Reverse Osmosis systems, Rochem, 1999.  Spiegler. K,S, and Lairo, A.D., Principles of Desalination. Academic Press, New York, 1980. Drs. R. Haryoto Indriatmoko dan Ir. Arie Herlambang, M.S. 139