SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
*
PENDAHULUAN
 Sirkulasi darah sangat penting untuk
hidup pada manusia
 Cedra vascular  Hemostasis
 hemostasis primer, sumbat trombosit
dibentuk melalui kepatuhan, aktivasi
dan agregasi trombosit
 Haemostasis sekunder akhirnya
menghasilkan pembentukan jaringan
fibrin yang menstabilkan sumbat
trombosit
 Diperlukan regulasi untuk menghindari
trombotik
 Tissue factor pathway inhibitor (TFPI),
protein C (PC) dan protein S (PS)
PENDAHULUAN
PROTEIN C
Tanda: Lokal
Edema jarinngan local
Peradangan lokal
Respon
system imun
bawaan
aktivitas sitokin proinflamasi berlebihan
Faktor Resiko
 Jumlah CD 4 rendah
 IO yang Tinggi
 Penurunnya respon
inflamasi pada IO
 Durasi terapi Io yang pendek
sebelum memulai ARV
Jumlah Antigen yang
tinggi
Inisiasi ARV
Mekanisme yang memungkinkan:
 Sistem imun bawaan dan
system imun adaptive yang
terganggu
 pemulihan respon imun
seluler pathogen spesifik
yang tinggi
 Kerusakan sel T regulator
Disfungsi Sel Imun
Respon
system imun
didapat
Tanda: Sistemik
Respon inflamasi sistemikGejala
IRIS
Immunopatogenesis
IRIS unmasking, adanya infeksi baru dan
munculnya gejala klinis infeksi setelah
pemberian ARV dan ditemukan adanya
patogen.
IRIS paradoksal, infeksi dan gejala klinisnya telah di
ketahui sebelumnya dan telah diberi terapi tetapi
gejala klinis justru semakin memburuk setelah inisiasi
ARV dan patogen penyebab infeksi menghilang
Didiagnosis
adanya IO (dan
mendapat
terapi)
Inisiasi
ARV
IRIS Paradoksikal
Diagnosa banding:
1. Toksisitaas
ARV/IO
2. Resistensi obat IO
3. Infeksi IO baru
perbaikan
Diagnosis baru
IO
Inisiasi
ARV
1. IRIS Unmasking
2. defisiensi imun
terus menerus
Immunopatogenesis
MANIFESTASI KLINIS
 Gejala klinis iris bervariasi
 secara umum gejala yang
muncul berupa tanda
tanda peradangan
takikardia, batuk atau
pembengkakan kelenjar
limfe.
 Waktu onset gejala IRIS
juga bervariasi, tetapi
biasanya dari beberapa
hari sampai 6 bulan
setelah memulai
pemberian ARV.
TB-IRIS
 Paling sering Tb-IRIS Paradok
 Muncul 2 bulan post ARV paling
sering 2-3 minggu
 gejala pernapasan (batuk atau sesak
napas), memburuknya gejala
konstitusional (penurunan berat
badan, keringat malam dan demam),
pembesaran kelenjar getah bening
atau bahkan timbul nanah
 secara radiologi dapat dijumpai
infiltrat baru dan efusi pleura yang
muncul atau bertambah berat
TB-IRIS
Gambaran Radiologi Foto toraks yang menunjukkan gambaran TB-IRIS paradoksal pada pasien berusia 21
tahun setelah inisiasi ARV dengan jumlah CD4 34 sel / mm3, yang didiagnosis TB paru kategori I.
 TB-IRIS yang berat: abses visceral atau kutaneus, gangguan system saraf pusat, efusi
perikardial, sindrom pernapasan akut (ARDS), obstruksi jalan napas dan gagal ginjal akut.20,21
 Diagnosis banding TB-IRIS adalah infeksi (misalnya, pneumonia, influenza), PCP, reaksi obat
(misalnya, artropati pirazinamid), dan TB yang resistan.
Cryptococcal IRIS
 C-IRIS Paradoksikal dilaporkan terjadi 13%
-45% Cryptococcal Meningitis (CM)
 Sering Terjadi antara 4-9 minggu setelah
memulai ARV. Sampai 1thn post ARV
 Gejala klinis: sakit kepala, kaku kuduk,
gangguan penglihatan, dan muntah) dan
tanda gangguan SSP lainnya, seperti
peningkatan tekanan intrakranial,
gangguan kesadaran, kejang, dan
neurologi fokal
TB-IRIS/ C-IRIS
TB-IRIS C-IRIS
Insidensi 2% –54% 13% –45%
faktor resiko Durasi yang lebih singkat dari inisiasi
pengobatan TB ke inisiasi ARV
DisseminatedTB saat diagnosis
Jumlah CD4 rendah sebelum ARV
Penanda jamur
• Fungemia
• Titer CrAg Tinggi
peradangan SSP rendah sebelum
ARV
Onset <3 bulan
Median 14 hari
<12 bulan
Median 4–9 minggu
Diagnosa Banding TB yang resistan terhadap obat
Toksisitas obat
IO lainnya
Kepatuhan pada terapi
Relapse CM
Resistensi flukonazol
IO lainnya
Diagnostik Kultur / Uji molekuler untuk
resistansi obat
(misalnya, GeneXpert pada sputum,
kultur CSF jika gejala SSP)
Kultur jamur CSF:
Catatan: Titer CrAg (serum atau
CSF) tidak membantu
Penatalaksanaan Prednisone 1,5 mg / kg selama 14
hari, diikuti oleh 0,75 mg / kg selama
14 hari atau dikurangi sesuai dengan
respon klinis
Tidak ada bukti untuk mendukung
penggunaan steroid
Mengoptimalkan / memperkuat terapi
antijamur
Pungsi lumbal terapeutik untuk
mengurangi tekanan intrakranial
yang meningkat
Steroid jika berat atau refrakter
Sarcoma Koposi-IRIS
 Human Herpes Virus-8 (HHV-8)  pasien HIV
Sarcoma Kaposi (SK)
 paling sering di daerah dengan prevalensi HHV-
8 yang tinggi
 gejala klinis yang muncul berupa lesi
hiperpigmentasi lokal atau lesi yang luas, sering
disertai edemakulit ,mukosa mulut.
 Tidak ada obat anti-HHV-8 yang spesifik yang
terbukti efektif,
 terbatas pada peningkatan system imun dengan
pemberian ARV dan agen chemotherapeutic
sitotoksik diberikan ketika penyakit sangat luas
 SK-IRIS paradoksikal terjadi 7% -31% kasus
setelah pemberian ARV
 Perawatan untuk SK-IRIS termasuk kemoterapi
sistemik dan tindakan suportif, misalnya
radioterapi jika terjadi obstruksi jalan nafas.
 Liposomal anthracyclines (misalnya,
doxorubicin) adalah agen chemotherapeutic lini
pertama yang sering digunakan untuk SK dan
dapat diindikasikan pada SK-IRIS jika tersedia
Human paipiloma Virus
Herpes Zooster
Varicella zooster Virus
Human paipiloma
Virus
Tinea korporis Moluscum Kontangiosum
Papular Pruritic Erupttion
Agne Flare
Kondisi mukokutan yang disebabkan oleh virus,
seperti
 virus herpes simpleks yang menyebabkan
ulserasi genital,
 reaktivasi virus varicella zoster,
 virus molluscum contagiosum,
 Human papilloma Virus, dan
 infeksi jamur mukokutan (misalnya, candida,
tinea) secara kolektif membentuk tipe IRIS yang
paling umum.
 perburukan papular pruritus erupsi dan flare
jerawat
 bentuk IRIS seperti ini jarang yang
membahayakan
 Penatalaksanaan biasanya melibatkan
penargetan organisme penyebab
IRIS MUKOKUTAN
INFEKSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN IRIS
Infeksi yang berhubungan dengan IRIS
Mycobacteria:
 Mycobacterium tuberculosis
 Kompleks Mycobacterium avium
 Mycobacterium leprae
 Bacille-Calmette-Guerin
Infeksi jamur:
 Spesies Cryptococcus
 Pneumocystis jiroveci
 Spesies Histoplasma
 Candida
Virus:
 Virus herpes simplex
 Virus herpes zoster
 Cytomegalovirus
 Virus JC
 Ensefalitis HIV
 Virus Hepatitis B dan C
 Parvovirus B19
 Moluskum kontagiosum
Protozoa:
 Toksoplasma
 Microsporidia
 Leishmania
 Cryptosporidia
Cacing:
 Schistosoma
 Strongyloides
Bakteri:
 Bartonella
 Penurunan viral load yang cepat (>log 2 pada RNA HIV,
90 hari setelah ARV)
 Jumlah CD4 awal yang rendah (terutama <50 sel / μl
atau <10%) dan peningkatan cepat setelah inisiasi ARV
 Inisiasi ARV terlalu dini setelah memulai pengobatan
infeksi oportunistik (IO)
 peningkatan beban antigenik dari infeksi oportunistik
pada inisiasi ARV (TB eparu + TB extra paru lebih
berisiko dari TB paru saja)
 Pasien yang belum pernah menggunakan ARV
FAKTOR RESIKO IRIS
Belum ada pemeriksaan Gold Standard untuk IRIS
DIAGNOSIS IRIS
Kriteria Mayor Kriteria Minor
A. Gambaran atipikal dari infeksi oportunistik
atau tumor pada pasien yang merespon ARV,
dimanifestasikan oleh salah satu dari yang
berikut:
 Penyakit lokal
 Reaksi peradangan berlebihan
 Respon inflamasi atipikal pada jaringan
yang terkena
 Perkembangan disfungsi organ atau
pembesaran yang sudah ada sebelumnya
 lesi setelah perbaikan klinis yang pasti
dengan terapi spesifik patogen sebelum
ARV dan pengecualian toksisitas
pengobatan dan diagnosis baru
1. Peningkatan jumlah CD4 setelah ARV ≥25
sel / μl
2. Peningkatan respons imun khusus untuk
patogen yang relevan
3. Resolusi spontan penyakit dengan
kelanjutan ARV
B. Penurunan viral load HIV dalam darah > 1
log10 kopi / ml
Kriteria Diagnosis IRIS menurut French et al (2004)
2 mayor / 1 mayor (A) + 2 minor
DIAGNOSIS TB-IRIS
Kriteria TB-IRIS paradox International Network for the Study of HIV-associated IRIS INSHI
A. Antecedent requirements (kedua kriteria harus dipenuhi)
 Diagnosis tuberkulosis: diagnosis tuberkulosis yang dibuat sebelum memulai ART.
 Tanggapan awal terhadap pengobatan tuberkulosis: perbaikan awal atau stabilisasi pada pengobatan anti-TB yang sesuai
sebelum memulai ART (namun, pada pasien yang memulai ART dalam 2 minggu dari memulai pengobatan TB, waktu yang
tidak mencukupi mungkin telah berlalu untuk respon klinis yang akan dilaporkan).
B. Kriteria klinis (satu kriteria mayor atau dua kriteria klinis minor diperlukan)
Terjadinya manifestasi TB-IRIS dalam 3 bulan sejak inisiasi ARV, reinitiasi, atau perubahan rejimen.
Kriteria mayor
 Baru atau pembesaran kelenjar getah bening, abses dingin, atau keterlibatan jaringan fokal lainnya
 Serositis baru atau yang memburuk
 TBC tuberkulosis baru atau memburuk
 Gambaran radiologis tuberkulosis yang baru atau yang memburuk
Kriteria minor
 Gejala konstitusional yang baru atau yang memburuk
 Gejala pernapasan yang baru atau yang memburuk
 Nyeri perut baru atau memburuk disertai dengan peritonitis, hepatomegali, splenomegali, atau adenopati perut
C. Penjelasan alternatif harus dikecualikan jika memungkinkan
• Ketahanan obat tuberkulosis, kepatuhan terhadap pengobatan yang buruk, toksisitas obat, dan infeksi oportunistik
lainnya.
PENATALAKSANAAN
penetalaksanaan IRIS masih bergantung pada observasi klinis
dan pendapat ahli saja.
Infeksi oportunistik diobati
secara optimal
Kortikosteroid
prednisolon  dosis 1,5 mg /
kg per hari selama 2 minggu
0,75 mg / kg per hari selama
2 minggu
Kontra indikasi
herpes zoster,
sarkoma Kaposi
HIV
Inisiasi ARV
IRIS (paradoksal/unmasking)
ARV tetap diteruskan
Protein S and Protein c

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Virus dbd. bag.16
Virus  dbd.  bag.16Virus  dbd.  bag.16
Virus dbd. bag.16
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Dengue hemmoragic fever
Dengue hemmoragic feverDengue hemmoragic fever
Dengue hemmoragic fever
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Presentasi marini
Presentasi mariniPresentasi marini
Presentasi marini
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
 
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
Optimalisasi Peran Perawat dalam Manajemen Pasien ARDS di masa Pandemi COVID 19
 
Diagnosis laboratorium infeksi menular seksual
Diagnosis laboratorium infeksi menular seksualDiagnosis laboratorium infeksi menular seksual
Diagnosis laboratorium infeksi menular seksual
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
Komorbiditas pada PPOK
Komorbiditas pada PPOKKomorbiditas pada PPOK
Komorbiditas pada PPOK
 
Expanded Dengue Syndrome pada Hepar
Expanded Dengue Syndrome pada HeparExpanded Dengue Syndrome pada Hepar
Expanded Dengue Syndrome pada Hepar
 
Askep pada anak dengan dipteri
Askep pada anak dengan dipteriAskep pada anak dengan dipteri
Askep pada anak dengan dipteri
 
Waspada Covid 19
Waspada Covid 19Waspada Covid 19
Waspada Covid 19
 
Referat dhf
Referat dhfReferat dhf
Referat dhf
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
 
Askep difteri bu yuli
Askep difteri bu yuliAskep difteri bu yuli
Askep difteri bu yuli
 
Penyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematikPenyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematik
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 

Ähnlich wie Protein S and Protein c

penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxwisnukuncoro11
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxRyanHendri
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptBankSoal8
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxShintaDinyanti1
 
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.mademossile
 
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...ssuser8d0437
 
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPTFARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPTkayah910
 
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptxTatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptxrizka33938
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatMettaFerdy FerdianFamily
 
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfPembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfssuser06fc96
 
LAPORAN KASUS INDIVIDU WAHYUDIN 6 JULI.docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU WAHYUDIN 6 JULI.docxLAPORAN KASUS INDIVIDU WAHYUDIN 6 JULI.docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU WAHYUDIN 6 JULI.docxSunarJono2
 
koinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptkoinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptNoorHikmah11
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcArdian Putra
 

Ähnlich wie Protein S and Protein c (20)

penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.ppt
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
 
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
PNEUMONIA untuk Dokter Umum di Faskes 1.
 
Aids
AidsAids
Aids
 
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
 
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPTFARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
 
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptxTatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
 
JOURDING NUSA (1).pptx
JOURDING NUSA (1).pptxJOURDING NUSA (1).pptx
JOURDING NUSA (1).pptx
 
Syok septik pure
Syok septik pureSyok septik pure
Syok septik pure
 
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfPembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
 
Tanpa judul
 Tanpa judul Tanpa judul
Tanpa judul
 
LAPORAN KASUS INDIVIDU WAHYUDIN 6 JULI.docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU WAHYUDIN 6 JULI.docxLAPORAN KASUS INDIVIDU WAHYUDIN 6 JULI.docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU WAHYUDIN 6 JULI.docx
 
koinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptkoinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.ppt
 
HIV
HIVHIV
HIV
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Intensif Covid.pptx
Intensif Covid.pptxIntensif Covid.pptx
Intensif Covid.pptx
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 

Kürzlich hochgeladen

KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxFATMAWATIMADYA
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...nadyahermawan
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 

Kürzlich hochgeladen (20)

KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 

Protein S and Protein c

  • 1. *
  • 2. PENDAHULUAN  Sirkulasi darah sangat penting untuk hidup pada manusia  Cedra vascular  Hemostasis  hemostasis primer, sumbat trombosit dibentuk melalui kepatuhan, aktivasi dan agregasi trombosit  Haemostasis sekunder akhirnya menghasilkan pembentukan jaringan fibrin yang menstabilkan sumbat trombosit  Diperlukan regulasi untuk menghindari trombotik  Tissue factor pathway inhibitor (TFPI), protein C (PC) dan protein S (PS)
  • 4.
  • 5. PROTEIN C Tanda: Lokal Edema jarinngan local Peradangan lokal Respon system imun bawaan aktivitas sitokin proinflamasi berlebihan Faktor Resiko  Jumlah CD 4 rendah  IO yang Tinggi  Penurunnya respon inflamasi pada IO  Durasi terapi Io yang pendek sebelum memulai ARV Jumlah Antigen yang tinggi Inisiasi ARV Mekanisme yang memungkinkan:  Sistem imun bawaan dan system imun adaptive yang terganggu  pemulihan respon imun seluler pathogen spesifik yang tinggi  Kerusakan sel T regulator Disfungsi Sel Imun Respon system imun didapat Tanda: Sistemik Respon inflamasi sistemikGejala IRIS
  • 6. Immunopatogenesis IRIS unmasking, adanya infeksi baru dan munculnya gejala klinis infeksi setelah pemberian ARV dan ditemukan adanya patogen. IRIS paradoksal, infeksi dan gejala klinisnya telah di ketahui sebelumnya dan telah diberi terapi tetapi gejala klinis justru semakin memburuk setelah inisiasi ARV dan patogen penyebab infeksi menghilang
  • 7. Didiagnosis adanya IO (dan mendapat terapi) Inisiasi ARV IRIS Paradoksikal Diagnosa banding: 1. Toksisitaas ARV/IO 2. Resistensi obat IO 3. Infeksi IO baru perbaikan Diagnosis baru IO Inisiasi ARV 1. IRIS Unmasking 2. defisiensi imun terus menerus Immunopatogenesis
  • 8. MANIFESTASI KLINIS  Gejala klinis iris bervariasi  secara umum gejala yang muncul berupa tanda tanda peradangan takikardia, batuk atau pembengkakan kelenjar limfe.  Waktu onset gejala IRIS juga bervariasi, tetapi biasanya dari beberapa hari sampai 6 bulan setelah memulai pemberian ARV.
  • 9. TB-IRIS  Paling sering Tb-IRIS Paradok  Muncul 2 bulan post ARV paling sering 2-3 minggu  gejala pernapasan (batuk atau sesak napas), memburuknya gejala konstitusional (penurunan berat badan, keringat malam dan demam), pembesaran kelenjar getah bening atau bahkan timbul nanah  secara radiologi dapat dijumpai infiltrat baru dan efusi pleura yang muncul atau bertambah berat
  • 10. TB-IRIS Gambaran Radiologi Foto toraks yang menunjukkan gambaran TB-IRIS paradoksal pada pasien berusia 21 tahun setelah inisiasi ARV dengan jumlah CD4 34 sel / mm3, yang didiagnosis TB paru kategori I.  TB-IRIS yang berat: abses visceral atau kutaneus, gangguan system saraf pusat, efusi perikardial, sindrom pernapasan akut (ARDS), obstruksi jalan napas dan gagal ginjal akut.20,21  Diagnosis banding TB-IRIS adalah infeksi (misalnya, pneumonia, influenza), PCP, reaksi obat (misalnya, artropati pirazinamid), dan TB yang resistan.
  • 11. Cryptococcal IRIS  C-IRIS Paradoksikal dilaporkan terjadi 13% -45% Cryptococcal Meningitis (CM)  Sering Terjadi antara 4-9 minggu setelah memulai ARV. Sampai 1thn post ARV  Gejala klinis: sakit kepala, kaku kuduk, gangguan penglihatan, dan muntah) dan tanda gangguan SSP lainnya, seperti peningkatan tekanan intrakranial, gangguan kesadaran, kejang, dan neurologi fokal
  • 12. TB-IRIS/ C-IRIS TB-IRIS C-IRIS Insidensi 2% –54% 13% –45% faktor resiko Durasi yang lebih singkat dari inisiasi pengobatan TB ke inisiasi ARV DisseminatedTB saat diagnosis Jumlah CD4 rendah sebelum ARV Penanda jamur • Fungemia • Titer CrAg Tinggi peradangan SSP rendah sebelum ARV Onset <3 bulan Median 14 hari <12 bulan Median 4–9 minggu Diagnosa Banding TB yang resistan terhadap obat Toksisitas obat IO lainnya Kepatuhan pada terapi Relapse CM Resistensi flukonazol IO lainnya Diagnostik Kultur / Uji molekuler untuk resistansi obat (misalnya, GeneXpert pada sputum, kultur CSF jika gejala SSP) Kultur jamur CSF: Catatan: Titer CrAg (serum atau CSF) tidak membantu Penatalaksanaan Prednisone 1,5 mg / kg selama 14 hari, diikuti oleh 0,75 mg / kg selama 14 hari atau dikurangi sesuai dengan respon klinis Tidak ada bukti untuk mendukung penggunaan steroid Mengoptimalkan / memperkuat terapi antijamur Pungsi lumbal terapeutik untuk mengurangi tekanan intrakranial yang meningkat Steroid jika berat atau refrakter
  • 13. Sarcoma Koposi-IRIS  Human Herpes Virus-8 (HHV-8)  pasien HIV Sarcoma Kaposi (SK)  paling sering di daerah dengan prevalensi HHV- 8 yang tinggi  gejala klinis yang muncul berupa lesi hiperpigmentasi lokal atau lesi yang luas, sering disertai edemakulit ,mukosa mulut.  Tidak ada obat anti-HHV-8 yang spesifik yang terbukti efektif,  terbatas pada peningkatan system imun dengan pemberian ARV dan agen chemotherapeutic sitotoksik diberikan ketika penyakit sangat luas  SK-IRIS paradoksikal terjadi 7% -31% kasus setelah pemberian ARV  Perawatan untuk SK-IRIS termasuk kemoterapi sistemik dan tindakan suportif, misalnya radioterapi jika terjadi obstruksi jalan nafas.  Liposomal anthracyclines (misalnya, doxorubicin) adalah agen chemotherapeutic lini pertama yang sering digunakan untuk SK dan dapat diindikasikan pada SK-IRIS jika tersedia
  • 14. Human paipiloma Virus Herpes Zooster Varicella zooster Virus Human paipiloma Virus Tinea korporis Moluscum Kontangiosum Papular Pruritic Erupttion Agne Flare Kondisi mukokutan yang disebabkan oleh virus, seperti  virus herpes simpleks yang menyebabkan ulserasi genital,  reaktivasi virus varicella zoster,  virus molluscum contagiosum,  Human papilloma Virus, dan  infeksi jamur mukokutan (misalnya, candida, tinea) secara kolektif membentuk tipe IRIS yang paling umum.  perburukan papular pruritus erupsi dan flare jerawat  bentuk IRIS seperti ini jarang yang membahayakan  Penatalaksanaan biasanya melibatkan penargetan organisme penyebab IRIS MUKOKUTAN
  • 15. INFEKSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN IRIS Infeksi yang berhubungan dengan IRIS Mycobacteria:  Mycobacterium tuberculosis  Kompleks Mycobacterium avium  Mycobacterium leprae  Bacille-Calmette-Guerin Infeksi jamur:  Spesies Cryptococcus  Pneumocystis jiroveci  Spesies Histoplasma  Candida Virus:  Virus herpes simplex  Virus herpes zoster  Cytomegalovirus  Virus JC  Ensefalitis HIV  Virus Hepatitis B dan C  Parvovirus B19  Moluskum kontagiosum Protozoa:  Toksoplasma  Microsporidia  Leishmania  Cryptosporidia Cacing:  Schistosoma  Strongyloides Bakteri:  Bartonella
  • 16.  Penurunan viral load yang cepat (>log 2 pada RNA HIV, 90 hari setelah ARV)  Jumlah CD4 awal yang rendah (terutama <50 sel / μl atau <10%) dan peningkatan cepat setelah inisiasi ARV  Inisiasi ARV terlalu dini setelah memulai pengobatan infeksi oportunistik (IO)  peningkatan beban antigenik dari infeksi oportunistik pada inisiasi ARV (TB eparu + TB extra paru lebih berisiko dari TB paru saja)  Pasien yang belum pernah menggunakan ARV FAKTOR RESIKO IRIS
  • 17. Belum ada pemeriksaan Gold Standard untuk IRIS DIAGNOSIS IRIS Kriteria Mayor Kriteria Minor A. Gambaran atipikal dari infeksi oportunistik atau tumor pada pasien yang merespon ARV, dimanifestasikan oleh salah satu dari yang berikut:  Penyakit lokal  Reaksi peradangan berlebihan  Respon inflamasi atipikal pada jaringan yang terkena  Perkembangan disfungsi organ atau pembesaran yang sudah ada sebelumnya  lesi setelah perbaikan klinis yang pasti dengan terapi spesifik patogen sebelum ARV dan pengecualian toksisitas pengobatan dan diagnosis baru 1. Peningkatan jumlah CD4 setelah ARV ≥25 sel / μl 2. Peningkatan respons imun khusus untuk patogen yang relevan 3. Resolusi spontan penyakit dengan kelanjutan ARV B. Penurunan viral load HIV dalam darah > 1 log10 kopi / ml Kriteria Diagnosis IRIS menurut French et al (2004) 2 mayor / 1 mayor (A) + 2 minor
  • 18. DIAGNOSIS TB-IRIS Kriteria TB-IRIS paradox International Network for the Study of HIV-associated IRIS INSHI A. Antecedent requirements (kedua kriteria harus dipenuhi)  Diagnosis tuberkulosis: diagnosis tuberkulosis yang dibuat sebelum memulai ART.  Tanggapan awal terhadap pengobatan tuberkulosis: perbaikan awal atau stabilisasi pada pengobatan anti-TB yang sesuai sebelum memulai ART (namun, pada pasien yang memulai ART dalam 2 minggu dari memulai pengobatan TB, waktu yang tidak mencukupi mungkin telah berlalu untuk respon klinis yang akan dilaporkan). B. Kriteria klinis (satu kriteria mayor atau dua kriteria klinis minor diperlukan) Terjadinya manifestasi TB-IRIS dalam 3 bulan sejak inisiasi ARV, reinitiasi, atau perubahan rejimen. Kriteria mayor  Baru atau pembesaran kelenjar getah bening, abses dingin, atau keterlibatan jaringan fokal lainnya  Serositis baru atau yang memburuk  TBC tuberkulosis baru atau memburuk  Gambaran radiologis tuberkulosis yang baru atau yang memburuk Kriteria minor  Gejala konstitusional yang baru atau yang memburuk  Gejala pernapasan yang baru atau yang memburuk  Nyeri perut baru atau memburuk disertai dengan peritonitis, hepatomegali, splenomegali, atau adenopati perut C. Penjelasan alternatif harus dikecualikan jika memungkinkan • Ketahanan obat tuberkulosis, kepatuhan terhadap pengobatan yang buruk, toksisitas obat, dan infeksi oportunistik lainnya.
  • 19. PENATALAKSANAAN penetalaksanaan IRIS masih bergantung pada observasi klinis dan pendapat ahli saja. Infeksi oportunistik diobati secara optimal Kortikosteroid prednisolon  dosis 1,5 mg / kg per hari selama 2 minggu 0,75 mg / kg per hari selama 2 minggu Kontra indikasi herpes zoster, sarkoma Kaposi HIV Inisiasi ARV IRIS (paradoksal/unmasking) ARV tetap diteruskan

Hinweis der Redaktion

  1. Tingkat mortalitas dengan variabilitas yang dikaitkan dengan geografi, Infeksi Oportunistik (IO), morbiditas awal, dan tingkat imunosupresi.
  2. Gejala klinis iris bervariasi tergantung patogen IO yang menginfeksi, namun secara umum gejala yang muncul berupa tanda tanda peradangan seperti demam, takikardia, batuk atau pembengkakan kelenjar limfe.Waktu onset gejala IRIS juga bervariasi, tetapi biasanya dari beberapa hari sampai 6 bulan setelah memulai pemberian ARV.Beberapa manifestasi IRIS yang berhubungan dengan patogenyang meninfeksi:
  3. Gejala klins yang sering muncul pada TB-IRIS dapat berupa perburukan gejala pernapasan (batuk atau sesak napas), memburuknya gejala konstitusional (penurunan berat badan, keringat malam dan demam), pembesaran kelenjar getah bening atau bahkan timbul nanah, dan secara radiologi dapat dijumpai infiltrat baru dan efusi pleura yang muncul atau bertambah berat
  4. Keterangan: Gambar (A): Pada diagnosis TB, rontgen dada menunjukkan limfadenopati bilateral pada hilus dan mediastinum, infiltrat lobus kanan tengah dan kanan atas, dan efusi pleura sisi kanan. Gambar (B): Kelainan ini membaik dengan terapi. Gambar (C): 10 minggu kemudian ARV dimulai. Sembilan hari setelah inisiasi ARV menunjukan perburukan klinis, nyeri dada sisi kanan, kelelahan, dan penurunan berat badan.Pada pemeriksaan, takikardia, takipnea, dan hepatomegali lunak diamati.Jumlah CD4 telah meningkat menjadi 161 sel / mm3. Radiografi toraks menunjukkan kerusakan yang nyata, terutama pada infiltrat paru sisi kanan, yang menjadi lebih luas daripada pada saat presentasi awal dengan TB .
  5. CD4 yang rendah pra-ARV juga berhubungan dengan peningkatan risiko C-IRIS C-IRIS menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi (13% -36%) Jumlah CD4 yang rendah pra-ARV juga berhubungan dengan peningkatan risiko C-IRIS
  6. Sarcoma Koposi-IRIS
  7. Sarcoma Kaposi (SK) adalah keganasan yang berhubungan dengan infeksi HIV yang disebabkan oleh Human Herpes Virus-8 (HHV-8) gejala klinis yang muncul berupa lesi hiperpigmentasi lokal atau lesi yang luas, sering disertai edema, paling sering terjadi pada kulit tetapi dapat juga terjadi pada mukosa mulut. terbatas pada peningkatan system imun dengan pemberian ARV dan agen chemotherapeutic sitotoksik diberikan ketika penyakit sangat luas Perawatan untuk KS-IRIS termasuk kemoterapi sistemik dan tindakan suportif, misalnya radioterapi jika terjadi obstruksi jalan nafas. Liposomal anthracyclines (misalnya, doxorubicin) adalah agen chemotherapeutic lini pertama yang sering digunakan untuk SK dan dapat diindikasikan pada SK-IRIS jika tersedia
  8. PASIEN YANG HARUS KITA WASPADAI AKAN TERJADI IRIS ANTARA LAIN
  9. PASIEN YANG HARUS KITA WASPADAI AKAN TERJADI IRIS ANTARA LAIN
  10. Prednisolon:Bb 60 kgx1,5 =90 mg/5mg: 18 tab= 6-6-6 selam 2 minggu  60x0,7=42/5= 8,4 tab= 3-3-2 selama 2 minggu Metil prednisolone : 60x1,2= 72 mg/4=18= 6-6-6