Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman jahe, mencakup jenis-jenis jahe, syarat tumbuh jahe, persyaratan bibit, teknik penanaman, pemeliharaan, dan panen jahe. Jahe dapat dibedakan menjadi tiga varietas berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, yaitu jahe merah, jahe putih besar, dan jahe putih kecil. Tanaman jahe tumbuh baik pada iklim tropis, ketinggian 0-
1. Budidaya Tanaman Jahe
Pada Selasa, 14 Agustus 2018
Jahe (Zingiber officinale) berasal dari Asia Pasifik, tanaman jahe termasuk dalam
suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan sefamili dengan tanaman kunyit, kencur,
temu lawak, dan lengkuas. Apalagi dengan penggunaan Pupuk Organik Nasa dari
awal olah tanah sampai panen jahe. Pupuk Organik Nasa juga telah terbukti sama
petani jahe bahwa mampu membantu dalam penggemburan tanah. Saat ini jahe
telah menjadi salah satu komoditas ekspor dengan harga dan permintaan yang
cukup tinggi.
Jenis Tanaman Jahe :
Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya, jahe terbagi menjadi 3 varietas,
yaitu:
1. Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum).
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil, dengan
diameter 42 s/d 43 mm, tinggi 52 s/d 104 mm, dan panjang 123 s/d 126 mm.
Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki
kandungan minyak atsiri 2,58 s/d 3,9%, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
2. Jahe putih/kuning besar (Zingiber officinale var. officinarum) atau disebut juga
jahe gajah atau jahe badak.
2. Rimpangnya lebih besar dan gemuk dengan diameter 48 s/d 85 mm, tinggi 62
s/d 113 mm, dan panjang 158 s/d 327 mm.
Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya.
Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur
tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Minyak astiri di dalam
rimpang 0,82 – 2,8%.
3. Jahe putih/kuning kecil (Zingiber officinale var. amarum) atau disebut juga jahe
sunti atau jahe emprit.
Ruasnya kecil, diameter 32,7 s/d 40 mm, tinggi 63,8 s/d 111 mm, panjang 61
s/d 317 mm, agak rata sampai agak sedikit menggembung.
Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.
Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah (1,50 s/d 3,5
%), sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi.
Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan
minyak atsirinya.
Syarat Tumbuh Tanaman Jahe :
1. Iklim
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-
4.000 mm/tahun.
Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar
matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang
terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari dengan intensitas
cahaya matahari 70 – 100% atau agak ternaungi sampai terbuka.
Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
2. Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m
dpl.
Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 – 900 m dpl.
3. Media Tanam
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan
banyak mengandung humus.
Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah
laterik.
3. Pada lahan dengan kemiringan > 3% dianjurkan untuk dilakukan pembuatan
teras, teras bangku sangat dianjurkan bila kemiringan lereng cukup curam.
Hal ini untuk menghindari terjadinya pencucian lahan yang mengakibatkan
tanah menjadi tidak subur, dan benih jahe hanyut terbawa arus.
Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4.
Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
Persyaratan Bibit Jahe :
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu
fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud
dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit.
Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).
Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau
lecet.
Teknik Penyemaian Bibit Jahe :
Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam.
Bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.
Adapun teknik penyemaian sbb :
1.Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering),
kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan.
Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki
3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari.
Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung
beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur
tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan.
Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu.
Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut : pada bagian
dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu
gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas
adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit
jahe tersebut sudah disemai.
2. Penyemaian pada bedengan
4. Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1
ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha).
Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami
setebal 10 cm.
Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di
atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga
didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami.
Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap
hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya
rimpang sudah bertunas.
Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.
Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan
memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.
PENGOLAHAN TANAH
Pembukaan Lahan
Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma.
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah
sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang
sukar lapuk.
Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta
bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka
dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum
tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah
terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan
dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya
disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara
didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak
tersedia atau sulit diserap.
Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa
cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp.
5. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan
tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang
pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang
pembentukan biji.
Tanah yang memiliki derajat keasaman < 4 (paling asam) dibutuhkan dolomit
minimal sebanyak 10 ton/ha. Sedangkan tanah yang memiliki derajat
keasaman 5 (asam) dibutuhkan dolomit 5.5 ton/ha; serta yang memiliki
derajat keasaman 6 (agak asam) dibutuhkan dolomit 0.8 ton/ha.
PENANAMAN JAHE
Pada bedengan dibuat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 5 – 7 cm. Bibit jahe
ditanam pada lubang-lubang tersebut dengan tunas menghadap ke atas, jangan
terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan
untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60
cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm. Penanaman jahe
sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyiangan gulma
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian
dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang
tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan
penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
Penyulaman
Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 – 1,5 bulan setelah
tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.
Pembumbunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat
berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan.
Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang
kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah.
Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling
rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm.
Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali
pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem
pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air.
Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk
rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan
2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah
dan banyaknya hujan.
6. Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan.
Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh
serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum).
Penggunaan Produk Nasa yang berupa Natural Glio + pupuk kandang yang
mana telah terbukti mampu mengurahi serangan hama layu pada tanaman
jahe.
Hama yang cukup signifikan adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons
(Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu
perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari pertanaman dan
menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak daun yang
disebabkanoleh cendawan (Phyllosticta sp.).
Serangan penyakit ini apabila terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan)
akan menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan. Tindakan
mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida segera
setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman
sakit, inspeksi secara rutin.
Serangan hama dapat di tekan dengan olah tanah yang baik yaitu dengan
penggunaan pupuk makro + mikro yang berimbang. Dengan pemakaian
pupuk organik nasa yang berupa Poc Nasa + super Nasa+ Hormonik dengan
di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa petani pakai.
Serta Penggunaan pestisida organik nasa yang berupa Pestona, Natural
Glio,BVR, yang telah terbukti bagi para petani jahe mampu menekan angka
serangan hama pada tanaman jahe mereka.
Pemupukan
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk
susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan).
Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik nasa yang berupa Poc Nasa +
super Nasa + Hormonik dengan di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa
petani pakai.
Atau dengan perawatan sangat sederhana yakni NPK + Supernasa +
Supernasa Granule yang dikocorkan dibibit yang ditanam di luasan lahan
±1000 meter / 1700 titik ) masing-masing 2 gelas per titik tanam setiap 2
minggu sekali selama masa pertumbuhan kurang lebih 3 bulan.
PANEN
7. Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri.
Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah
bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan
sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.
Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur
tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri
warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering.
Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan
berlangsung selama 15 hari atau lebih.
Pemanenan jahe dilakukan dengan cara tanah dibongkar dengan hati-hati
menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang
jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada
rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas
papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan
harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi
melainkan agak disebar.
Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan. Pemanenan pada
musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas
rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak
kadar airnya.
Untuk Informasi selengkapnyaandabisaKunjungi kami di bawahini:
Website https://sites.google.com/view/stokistnasasemarang/halaman-muka
Blogspothttps://caradaftarnasadisemarang.blogspot.com/
Wordpress https://naturalnusantarasemarang.wordpress.com/
Channel YouTube https://www.youtube.com/channel/UC2AleAkcSx5--THIDCBi-cw/videos
Instagramhttps://www.instagram.com/nasakatalogproduk/
Facebook https://www.facebook.com/stockistnasadikotasemarang/
Dan Andabisa langsunghubungi kami di WA 081901092128 & 085643114001