3. Latar belakang memilih kasus Bom Bali
2002 sebagai contoh kasus HAM
Dikarenakan banyak orang yang tidak bersalah
turut menjadi korban pengembonan tersebut.
Perbuatan tersebut sangat tidak sesuai dengan
perikemanusiaan.
4. Alasan mengapa Bali dijadikan sebagai
tempat terjadinya pengemboman tersebut
“Karena menurut pengakuan para tersangka , Bali
dipilih bukan karena masyarakat Bali. Bali dipilih
karena di pulau itu banyak terdapat orang asing.
Menurut pengakuan mereka, orang asing itulah,
terutama warga Amerika, sasaran mereka.”
5. Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah
rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi
pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua
ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari
Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali pada puul
23:05 WITA , sedangkan ledakan terakhir terjadi
di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat pada
pukul 23:15 WITA.
6. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman
pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman
dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga
bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202
korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera,
kebanyakan korban merupakan wisatawan asing
yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan
tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap
sebagai peristiwa terorisme terparah dalam
sejarah Indonesia.
7. Korban kewarganegaraan
Australia 88, Indonesia 38, Britania Raya 26,
Amerika Serikat 7, Swedia 5 ,Belanda 4 ,Perancis
4, Denmark 3 ,Selandia Baru 3, Swiss 3 ,Brasil 2,
Kanada 2, Jepang 2, Afrika Selatan 2, Korea
Selatan 2, Ekuador 1, Yunani 1, Italia 1,Polandia
1,Portugal 1 Taiwan 1
8. Terdapat 3 tersangka utama yaitu:
1. Imam Samudra
2. Amrozi
3. Ali Gufron (kakak Amrozi)
Serta terdapat beberapa anak buah lainnya dalam
membantu penyusunan bom seperti Ali Imron (adik
Amrozi), Jimi, Isa, Dr. Azhari, Dulmatin , Abdul
Ghoni dan lain lain.
10. “Menurut Wikipedia , terdapat sebuah audio
kaset konon membawa pesan suara yang
direkam dari Osama Bin Laden menyatakan
bahwa Bom Bali berada di pembalasan langsung
untuk mendukung perang Amerika Serikat
melawan teror dan peran Australia dalam
pembebasan Timor Timur.”
11. Setelah peristiwa pemboman itu terjadi, monumen
dibangun dan selesai pada tahun 2003 dengan
diberi nama "Monumen Panca Benua". Setahun
kemudian, monumen ini baru diresmikan yaitu pada
tanggal 12 Oktober 2004 oleh Kepala Bupati
Kabupaten Badung, Anak Agung Ngurah Oka
Ratmadi dengan diberi nama "Monumen Tragedi
Kemanusiaan Peledakan Bom 12 Oktober 2002".