Presented by Dina Riska (Yayasan Konservasi Alam Nusantara) at "Workshop on impact evaluation methods and research collaboration kick-off", Samarinda, Indonesia, on 12 October 2022
3. Pembangunan (Kaltim) Hijau
Program Pembangunan (Kaltim) Hijau adalah kondisi Kalimantan Timur yang memiliki perangkat kebijakan, tata kelola pemerintahan
serta program-program pembangunan yang memberikan perlindungan sosial dan ekologis terhadap masyarakat Kalimantan Timur,
serta memberikan jaminan jangka panjang terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat serta keberlanjutan lingkungan hidup
Pembangunan Hijau di Kaltim merupakan: Alas pembangunan yang menjadi salah satu dasar rujukan dan akar Pembangunan
Berkelanjutan di Kaltim
Tujuan Pembangunan Kaltim Hijau
Tujuan Satu: Tujuan Dua:
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Tujuan Tiga
Menurunkan emisi Peningkatan kesejahteraan masyarakat
4. Kesepakatan Pembangunan Hijau / Green Growth Compact
Green Growth Compact adalah
“kerangka kesepakatan” yang
memberikan pedoman dan wadah
bagi para pemangku kepentingan
untuk mengembangkan rencana dan
kebijakan yang lebih operasional,
dan berbagai tindakan berdasarkan
peraturan dan kebijakan yang ada,
dan sistem yang telah dibangun
untuk mencapai tujuan bersama"
Voluntary
Multi-stakeholder
Sustainable
5. Prototype Initiative atau inisiative
model dikembangkan sebagai alat
untuk meng-capture permasalahan
baik pada tingkat tapak, bentang
lahan maupun yurisdiksi yang bisa
dijadikan sebagai wilayah
pendekatan membangun compact.
Prototype ini akan menjadi model
bagi pengembangan inisiatif atas
model pemecahan permasalahan
serupa
Prototype
Initiatives
KEE Wehea Kelay
Kemitraan Pengelolaan KEE Wehea Kelay
seluas 523 ribu ha unuk perlindungan
habitat orang utan
Memfasilitasi penguatan kapasitas &
kelembagaan KPH menuju KPH Mandiri.
Penguatan KPH di Kaltim
Perlindungan terhadap 640 ribu (417 ribu) ha
Kawasan berhutan dalam wilayah konsesi
kelapa sawit
Perkebunan Sawit Berkelanjutan
Kolaborai penurunan emisi dari deforestasi
dan degradasi hutan di Kalimantan Timur
Kompensasi terhadap 20-30MtCO2eq.
FCPF Carbon Fund
Penguatan tata Kelola desa melalui
program SIGAP Sejahtera di Kab. berau
SIGAP Sejahtera
Kemitraan penurunan emisi dari
deforestasi dan degradasi hutan di
Berau.
Program Karbon Hutan Berau
Pengembangan kemitraan pengelolaan
Kawasan Delta Mahakam (115 ribu ha).
Kemitraan Delta Mahakam
Dukungan pembangunan 200 kampung
iklim di Kalimantan Timur dalam kaitan
program FCPF.
Pembangunan 200 Kampung Iklim
Pengembangan kemitraan dan komitmen
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim kota
Balikpapan.
Mitigasi & Adaptasi PI Balikpapan
Dukungan kelembagaan dan kapsitas
terhadap percepatan pembangunan
perhutanan social di Kaltim.
Percepatan Perhutanan Sosial
Kemitraan dan kolaborasi para pihak dalam
pengendalian kebakaran lahan dankebun di
Kalimantan TImur.
Pengendalian kebakaran lahan dan kebun
6. Timeline Analisis Dampak, MonEv
Kesepakatan Pembangunan Hijau / Green Growth Compact
GGC
Monitoring &
Evaluasi
Impact
Assessment
Continuous
improvement
2016
Launching GGC
2021
MonEv - PKHB
2022
MonEv – Delta Mahakam
2019
Impact Assessment I
2021
Impact Assessment II
7. Analisis Dampak Pengembangan Program Green Growth Compact
Menelaah dan
mengevaluasi
perkembangan program
serta melihat
perkembangan dan
kesenjangan perubahan
program baik terkait
rancang bangun,
deklarasi,
pengembangan inisiatif
model hingga masuk ke
tahap kolaborasi,
implementasi dan
pendanaan;
Kriteria / Aspek Penilaian Dampak
Kelembagaan
Keberlanjutan
Efektifitas
Relevansi
Tata kelola
Kontribusi
thdp capaian
Kaltim Hijau
Tingkat
Capaian
Inisiatif
Model
Efisiensi
8. PERTANYAAN KUNCI
1. Proses membangun GGC Bagaimana proses terbangunnya berbagai kesepakatan, mulai dari inisiatif awal,
meyakinkan para pihak, dan membangun kepercayaan para pihak
2. Bagaimana komposisi para pihak dari setiap inisiaitif model yang terbangun, terutama latar ketertarikan para pihak
untuk bergabung
3. Siapa saja back bone organisasi untuk masing-masing inisiatif model, dan bagaimana kriteria menentukan back
bone.
4. Bagaimana dengan fungsi DDPI sebagai back bone utama? Apa keutamaan dan tantangan DDPI dalam menjalankan
fungsi kelembagaan sebagai penggerak program GGC
5. Apakah proses membangun inisiatif model sudah berkesesuaian dengan apa yang diurai dalam roadmap peta
jalan GGC
6. Bagaimana prediksi keberlanjutan masing masing inisiatif model terutama terkait perihal pendanaan dan strategi
operasionallisasi dari inisiatif model
7. Apakah inisiatif model yang terbangun memiliki keeratan hubungan dengan isu bentang lahan, perubahan iklim,
lingkungan hidup dan kelola sumber daya alam maupun perlindungan satwa dan habitat di Kaltim
8. Dampak dan capaian apa saja yang bisa ditelaah sejak program GGC dibangun 2015 hingga kini. Bagaimana
dampak GGC terhadap komitmen para pihak dalam upaya mitigasi perubahan iklim maupun perbaikan lingkungan.
9. Strategi komunikasi seperti apa yang perlu dibangun untuk menggelorakan dan memperluas potensi dampak dari
program GGC
9. Monitoring & Evaluasi Inisiatif Model
untuk menetapkan
relevansi serta
keterpenuhan
tujuan, efisiensi
pembangunan
proyek,
efektivitas,
dampak serta
keberlanjutan
program
Kriteria / Aspek Penilaian Monitoring dan Evaluasi