http://www.budidayajamurtiramputih.com/ .Untuk Mendapatkan cara cara budidaya jamur tiram putih dalam bentuk DVD yang berisi tutorial lengkap budidaya jamur tiram PDF dan Video. Dilengkapi dengan gambar berwarna. Hub 081348428286 atau klik link diatas.
2. PENDAHULUAN
PPOK: Penyakit yang di karakteristikan oleh
adanya obstruksi saluran pernafasan yang
tidak reversibel sepenuhnya. Sumbatan
bersifat progresif dan berkaitan dengan
respon inflamasi abnormal paru paru
terhadap partikel atau gas berbahaya.
(Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD),
2010, Global Strategy for Diagnosis, Management, and Prevention
of COPD)
3. EPIDEMIOLOGI
- Penyebab kematian ke 2 di Indonesia.
- Prevalensi meningkat dengan
meningkatnya usia.
- Prevalensi kejadian pada laki laki lebih
tinggi dibanding dengan perempuan.
(Data Surkenas, 2001)
4. ETIOLOGI
- Merokok
Penyebab terbesar adalah merokok (85 – 95 %)
- Pekerjaan
Paparan debu silika, debu katun, debu
gandum, asbes, pekerja tambang
emas, tambang batubara
- Polusi Udara
- Infeksi
Kolonisasi bakteri pada saluran nafas secara kronis
juga merupakan pemicu inflamasi neutrofil pada
saluran nafas.
5. PATOFISIOLOGI
Bronkitis Kronis cenderung timbul perlahan,
bertahap memburuk , inflamasi yang terjadi
adalah dengan pengeluaran mukus dan
penyempitan lumen.
Emfisema . Terjadi pembesaran dan kerusakan
alveolus sehingga tidak bisa mentransfer udara
dengan baik
6. DATA PASIEN
NAMA : Tn. P H S
UMUR : 75 tahun
TB/BB : 165 cm / 60 kg
RM : 01.63.94.16
MRS : 20 Juni 2013
KRS : 26 Juni 2013
Diagnosis : PPOK eksaserbasi akut, CAP,
CHF
7. SUBYEKTIF
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan
sesak nafas dan batuk, berdahak warna
putih kekuningan disertai demam. sesak
nafas tidak terpengaruh oleh aktifitas, tidak
hilang dengan istirahat.
Riwayat merokok 15 tahun perhari ½ - 1
bungkus, berhenti 10 tahun yang lalu.
9. OBYEKTIF
TD : 140/100 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37,7 0 C
RR : 28 x / menit
Foto Rx Thorax : Cardiomegali dengan
awal oedem pleural
10. PROFIL OBAT
Nama Obat Aturan Pakai 20/6 21/6 22/6 23/6 24/6 25/6 26/6
O2 3 l per mnt V V V V V V -
Inj Ceftriaxon 1 g / 12 jam V V V V V V V
Azythromycin 1 x 500 mg V V V V V
Inj Methyl
Prednisolon
3 x 62,5 mg V V V 3 x 30
mg
3 x 30
mg
3 x 30
mg
-
Infus NaCl 20 tpm V V V V V V V
Nebulizer Atrovent :
Pulmicort
2 cc : 2 cc tiap 8
jam
V V V V V - -
Parasetamol 3 x 500 mg (k.p) V V V V - - -
Vectrine (erdostein) 3 x 300 mg V V V V V V V
Herbesser CD
(diltiazem)
1 x 100 mg V V V V V V V
Aspilet 1 x 80 mg V V V V V V V
Simvastatin 1 x 10 mg V V V V V V V
Captopril 3 x 12,5 mg V V V
Furosemid Inj 1 amp tiap 12
jam
V V V
15. Problem Medik Subyektif-
Obyektif
Terapi Analisis DRP Komentar
dan Saran
Demam S: Keluhan
dari pasien
O :
Pemantauan
suhu tubuh
harian
Parasetamol
3 x 500 mg
(k.p)
Demam tinggi
bisa disebabkan
dari adanya
infeksi ditandai
dengan WBC
diatas normal
Dosis sudah
tepat
, demam
teratasi di
hari ketiga
-
PPOK
Eksaserbasi akut
S : Keluhan
sesak yang
miningkat
disertai batuk
O : Sesak
meningkat,
peningkatan
volume
sputum,
purulensi
sputum
Methil
Prednisolon
Inj 3 x 62,5
mg
Nebul
Atrovent :
Pulmicort
(2:2) tiap 8
jam
Erdostein 3 x
300 mg
Eksaserbasi akut
bisa segera
tertangani dengan
pemberian
kostikosteroid
I.V , pemilihan
kortikosteroid
didasarkan pada
riwayat
sebelumnya
pasien ,
eksaserbasi akut
6 bln yg lalu.
Dosis 0,5 – 1
mg /KgBB tiap
6 jam. Dosis
yang diberikan
sudah tepat
untuk pasien
geriatrik
memang harus
diberikan dari
dosis terendah
yang bisa
memberikan
efek.
(DIH)
Dilakukan
Spirometri
saat kondisi
stabil dan
bebas infeksi
untuk
mengetahui
tingkat
keparahan
PPOK.
(GOLD
standard 2010)
16. Problem
Medik
Subyektif-
Obyektif
Terapi Analisis DRP Komentar dan
Saran
Infeksi
(CAP)
0 :
Demam,
WBC
diatas
normal,
Purulensi
sputum
Ceftriaxon
Inj . 1 g tiap
12 jam
Azithromyci
n 1 x 500
mg
Penggunaa
n Antibiotik
kombinasi
sefalosporin
dan
makrolida
sudah
mampu
menangani
infeksi
ditandai
dengan
tidak
terjadinya
demam,
WBC
kembali
normal, dan
tidak terjadi
purilensi
sputum.
Dosis sudah
tepat.
Ceftriaxon
consider 2
gram /day
combine
with
macrolida.
Azithromycin
500 mg single
dose
(DIH)
Azithromycin
sdh bisa
dihentikan
setelah 3 hari
pemberian
dan juga
kondisi klinis
pasien
membaik
didukung juga
hasil lab.
Mengingat
Azithromicyn
memiliki efek
samping yang
harus
diperhatikan
secara ketat
pada pasien
jantung (QT
prolongation)
17. CHF et
causa
IHD DD
HHD
O :
EKG
Furosemid
Inj. 20 mg
tiap 12
jam.
Herbesser
CD 1 x 100
mg
(diltiazem)
Aspilet 1 x
80 mg
Simvastatin
1 x 80 mg
Captopril
3 x 12,5 mg
Furosemid
dosis sudah
tepat .
ACC/AHA 2005
guidelines for
chronic congestive
heart failure
recommend a
maximum single
dose of 160-200
mg.
Diltiazem for
elderly start
with 120
mg/day
Captopril
3 x 12,5
mg sudah
tepat
Interaksi
Furosemid
dengan
methil
prednisolo
n
meningkat
kan resiko
hipokalemi
dan hal ini
terjadi
pada
pasien
Perlu
penambahan
sediaan
Kalium dan
kemudian
dimonitor
kembali profil
Kalium secara
periodik.
Problem
Medik
Subyektif-
Obyektif
Terapi Analisis DRP Komentar dan
Saran
18. Kesimpulan
Furosemid dan Methil Prednisolon
Kombinasi antara Furosemida dan Methil
prednisolon semakin meningkatkan resiko
hipokalemi dan ini terjadi pada pasien.
Saran : sebaiknya ditambahkan preparat Kalium
seperti aspar K dan dimonitor kembali kondisi
elektrolit nya.
Erdostein
Erdostein kurang tepat diberikan saat
kondisi exacerbasi.
Saran : Sebaiknya erdostein diberikan saat PPOK
stabil bukan pada saat kondisi exacerbasi.