Dokumen tersebut membahas tentang hasad, yaitu perasaan tidak suka terhadap kebaikan orang lain. Hasad didefinisikan sebagai merasa tidak suka dengan nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahaya hasad seperti tidak menerima takdir Allah dan dapat melahap habis kebaikan seseorang. Untuk menghindari hasad, dianjurkan memahami ajaran Islam secara benar dan m
1. Nama anggota :
AISYAH RAHMAH TIANNY
CHINTIA PUSPITA SARI
HAYATUN NUFUS
INTAN TRI HASMI
NUSA SYARAFINA
2.
3. Hasad adalah merasa tidak suka dengan nikmat
yang telah Allah berikan kepada orang lain. atau
mengharapkan hilangnya nikmat Allah dari orang lain,
bahkan semata-mata merasa tidak suka dengan nikmat
yang Allah berikan kepada orang lain itu sudah terhitung
hasad diiringi harapan agar nikmat tersebut hilang ataupun
sekedar merasa tidak suka. Demikianlah hasil pengkajian
yang dilakukan oleh Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah. Beliau
menegaskan bahwa definisi hasad adalah merasa tidak
suka dengan nikmat yang Allah berikan kepada orang
lain.
4. Hasad memiliki banyak bahaya di antaranya:
• Tidak menyukai apa yang Allah takdirkan. Merasa tidak suka
dengan nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain
pada hakikatnya adalah tidak suka dengan apa yang
telah Allah takdirkan dan menentang takdir Allah.
• Hasad itu akan melahap kebaikan seseorang sebagaimana
api melahap kayu bakar yang kering karena biasanya orang
yang hasad itu akan melanggar hak-hak orang yang tidak dia
sukai dengan menyebutkan kejelekan-kejelekannya, berupaya
agar orang lain membencinya, merendahkan martabatnya dll.
Ini semua adalah dosa besar yang bisa melahap habis
berbagai kebaikan yang ada.
• Kesengsaraan yang ada di dalam hati orang yang hasad.
Setiap kali dia saksikan tambahan nikmat yang didapatkan
oleh orang lain maka dadanya terasa sesak dan bersusah
hati. Akan selalu dia awasi orang yang tidak dia sukai dan
setiap kali Allah memberi limpahan nikmat kepada orang lain
maka dia berduka dan susah hati.
5. • Belajar dan memahami aqidah islam yang benar, baik tentang
keimanan ataupun syari’at serta mengamalkannya.
Kebenaran aqidah merupakan sumber segala perbaikan dan
kebaikan. Hal ini dilakukan dengan terus senantiasa menggali
isi kandungan Al Qur’an dan Hadits.
• Memahami dengan benar konsep takdir menurut syari’at
Islam, sehingga faham kalau segala kenikmatan dan rizqi
serta yang lainnya tidak lepas dari ketentuan takdir Allah.
Dengan memahami ini diharapkan tidak timbul dalam diri kita
rasa iri dan dengki terhadap orang lain, karena tahu itu semua
tidak lepas dari ketetapan takdir Allah.
• Meyakini dengan benar dan kokoh bahwa semua kenikmatan
tersebut berasal dari Allah dan diberikan kepada setiap orang
sesuai dengan hikmah yang diinginkanNya. Sebab tidak
semua kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain itu
baik untuknya.
6. • Membersihkan hati dengan berusaha mengamalkan
seluruh syari’at islam.
• Memandang dunia dengan segala perhiasannya sebagai
sesuatu yang akan punah dengan cepat dan sesuatu
yang tidak seberapa dibanding akherat. Demikian juga
memandang tujuan akhir kehidupannya adalah akherat
yang kekal abadi.
• Selalu mengingat bahaya hasad bagi kehidupan dunia
dan akheratnya.
• Selalu mencanangkan dalam hatinya kewajiban
mencintai saudaranya, sehingga tidak merasa panas
melihat saudaranya lebih baik darinya dalam
permasalahan dunia.
• Berusaha memenuhi hak-hak saudaranya sesama
muslim dan mencari teman baik yang mengingatkan dan
menasehatinya.