Dokumen tersebut membahas kebijakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, termasuk tujuan, sasaran, skema pelaksanaan, proses distribusi vaksin, dan tahapan pelayanan vaksinasi."
4. COVID -19 Fatality Rate di Indonesia
(per 9 Desember 2020)
KASUS TERKONFIRMASI MENINGGAL FATALITY RATE
Indonesia 592.900 18.171 3,1%
Dunia 64.603.428 1.500.614 2,3%
LIMA PROVINSI DENGAN KASUS TERTINGGI
DKI Jakarta 147.838 2.864 1,9%
Jawa Timur 66.817 4.704 7,0%
Jawa Tengah 62.612 2.513 4,0%
Jawa Barat 62.083 993 1,6%
Sulawesi Selatan 22.183 511 2,3%
https://covid19.go.id/peta-sebaran
5. Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19) sebagai bencana non-alam.
Pemerintah telah mengumumkan kasus konfirmasi pertama COVID-19 di
Indonesia pada awal Maret 2020. Dalam rentang waktu satu bulan, seluruh
provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-19 tidak
hanya terjadi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat penduduk
lainnya, namun telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil.
Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang
terlihat nyata dalam berbagai sektor di antaranya sektor sosial, pariwisata, dan
pendidikan.
Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol
kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif melalui upaya
pemberian vaksinasi.
LATAR
BELAKANG
11. 1. Menurunkan kesakitan &
kematian akibat COVID-19
2. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara
menyeluruh
3. Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan
ekonomi
TUJUAN VAKSINASI COVID-19
12. PETUGAS KESEHATAN
SELURUH INDONESIA
sebagai garda
terdepan dalam
pemberian
layanan
kesehatan
publik dan
memiliki risiko
tertularnya
COVID-19
TNI/Polri, aparat
hukum, dan
petugas
pelayanan publik
lainnya yang
terlibat langsung
dengan
pelayanan
masyarakat
tokoh
masyarakat/agama,
pelaku perekonomian
strategis, perangkat
daerah kecamatan,
desa, RT/RW
Guru, tenaga
pendidik dari
PAUD/TK, SD, SMP,
SMA dan PT
berperanan penting
dalam
keberlangsungan
investasi pendidikan
anak – anak
Indonesia
aparatur
pemerintah pusat,
daerah, dan
legislatif.
Masyarakat rentan
yang merupakan
kelompok usia
produktif dan
berkontribusi
dalam sektor
perekonomian
KELOMPOK SASARAN TAHAPAN PENERIMA VAKSIN COVID -19
Kriteria : Penduduk dengan kondisi sehat dan
pekerjaannya berisiko tinggi terhadap penularan
COVID-19
13. RENCANA SKEMA PELAKSANAAN
PERPRES NO. 99 TH 2020 : penetapan jenis dan jumlah Vaksin COVID-l9 dilakukan oleh Menteri
Kesehatan dengan memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)
PROGRAM MANDIRI
14. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Secara bertahap dengan
mempertimbangkan kajian
epidemiologi, ketersediaan
vaksin COVID-19 dan sarana
pendukung lainnya
Tempat
Pelayanan Vaksinasi COVID-19
dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, berupa:
1. Puskesmas, Puskesmas
Pembantu;
2. klinik;
3. rumah sakit; dan/atau
4. klinik Kantor Kesehatan
Pelabuhan.
Dalam hal Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam memberikan
Vaksinasi bagi seluruh sasaran dan/atau tidak memenuhi persyaratan, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat membuka pos Vaksinasi COVID-19
15. KEGIATAN
VAKSINASI COVID-19
PERENCANAAN PELAKSANAAN MONITORING
DAN EVALUASI
• PENDATAAN FASYANKES
• REGISTRASI DAN VERIFIKASI
SASARAN
• PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA
RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN DAN
LOGISTIK
• PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
ADSOS, PELATIHAN, MONEV
• PEMBIAYAAN
• PENYUSUNAN RENCANA
OPERASIONAL WILAYAH SULIT
• DISTRIBUSI DAN
MANAJEMEN VAKSIN
DAN LOGISTIK
• STANDAR PELAYANAN
• MANAJEMEN LIMBAH
• PENCATATAN DAN
PELAPORAN
• PEMANTAUAN PRA,
SAAT DAN PASKA
PELAKSANAAN
• PEMANTAUAN DAN
PENANGGULANGAN
KIPI
INPUT:
SDM,
vaksin
dan
logistik,
cold chain
OUTPUT:
Penerimaan
masy. tinggi,
seluruh
sasaran
divaksinasi,
Aspek Legal: UU No. 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan, Perpres No. 99 Tahun 2020 ttg Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19,
Permenkes No. 12 Tahun 2017 ttg Penyelenggaraan Imunisasi, Permenkes No. 28 Tahun 2020 ttg Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
SISTEM INFORMASI SATU DATA VAKSINASI COVID-19
16. Konfirmasi penjadwalan
peserta
(SMS, Aplikas PL, Web,
Babinsa, Babinkamtibnas)
Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19
Supply side
Sumber data Peserta
BPJS Kes, BPJS TK,
Dukcapil, TNI, Polri,
Kemkes, Operation
Seluler
Sumber data
pelaksanaan
(KEMKES: Jadwal,
Cluster, jenis vaksin,
jumlah)
Sumber data jumlah
vaksin
(BIOFARMA: Jumlah,
jenis vaksin, ID vaksin,
ID cold storage,ID
lokasi)
Notifikasi Peserta
(SMS, Aplikas PL,
Web, Babinsa,
Babinkamtibnas)
Rumah Sakit Puskesmas
Pelaksanaan vaksin
(FTKP, Aplikasi P-Care)
Pelaksanaan hasil vaksinasi
Demand side
Executive
Dashboard
Health Center
Dashboard
Logistic
Dashboard
Warehouse
Dashboard
Control Tower
Logistic track & Trace
Distribusi
Biofarma Track & Trace
Warehouse
Biofarma Track & Trace
Logistik Kemkes
SMILE
Calon penerima
vaksin pemerintah
Calon penerima
vaksin mandiri
Pendaftaran vaksin
mandiri
17. Pendataan Fasyankes
• Puskesmas,
puskesmas
pembantu dan pos
vaksinasi;
• Klinik;
• Rumas sakit;
dan/atau
• Unit pelayanan
kesehatan di Kantor
Kesehatan
Pelabuhan (KKP).
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan
pendataan dan penetapan puskesmas dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
akan menjadi tempat pelaksanaan pelayanan
vaksinasi COVID-19 termasuk pendataan
kapasitas SDM, sarana yang tersedia di setiap
fasilitas pelayanan kesehatan dan jadwal
pelayanan.
Hasil pendataan dan penentuan fasilitas pelayanan kesehatan
pelaksana Vaksinasi COVID-19 dimasukkan (dientry) langsung oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi Pcare
18. Registrasi dan Verifikasi Sasaran
Data sasaran vaksinasi mandiri
diperoleh secara bottom-up
PROGRAM
MANDIRI
Data sasaran vaksinasi program
diperoleh secara top-down
melalui Sistem Informasi Satu
Data Vaksinasi COVID-19
1. Sasaran menerima notifikasi via
SMS Blast
2. Konfirmasi atau registrasi ulang
sasaran, termasuk memilih tempat
dan jadwal layanan
3. Tiket elektronik bagi sasaran
terverifikasi
1. Perusahaan/individu mengajukan
pendaftaran ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang ditunjuk oleh
Pemerintah
2. Persetujuan, alokasi vaksin, serta
jadwal vaksinasi fasyankes
3. Konfirmasi atau registrasi ulang
sasaran untuk memilih jadwal
layanan
Data sasaran beserta penjadwalan vaksinasi masing-masing sasaran dapat diakses oleh petugas Puskesmas
maupun Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya melalui aplikasi Pcare
19. Perhitungan Kebutuhan dan Rencana Distribusi Vaksin
dan Logistik Lain
Alokasi vaksin dan logistik vaksinasi lainnya (ADS, Safety Box dan alcohol swab) untuk
setiap puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya ditentukan
berdasarkan data sasaran yang terverifikasi melalui Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19
Setiap tempat pelayanan wajib menyediakan 1 set perlengkapan anafilaktik
Logistik PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi), termasuk di dalamnya
adalah Alat Pelindung Diri (APD), sesuai kebutuhan, ketentuan mengacu
pada Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Masa Pandemi
21. Distribusi dari penyedia (Biofarma) sampai ke Tingkat Provinsi
via udara dengan pesawat (menggunakan cool box) atau
darat dengan kendaraan berpendingin khusus
Di Provinsi :
1. vaksin disimpan oleh instalasi farmasi
dalam cold room dan atau vaccine
refrigerator dengan suhu terjaga 2 – 8
°C
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box,
Kapas Alkohol) disimpan di instalasi
farmasi
Proses pengadaan :
1. vaksin
2. logistik imunisasi (seperti Auto Disable Syringe
– ADS, Safety Box, Kapas Alkohol)
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (2)
Pusat (Kemenkes) sampai Provinsi
22. SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (3)
Provinsi ke Kabupaten/Kota
Distribusi vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota dilakukan
dengan menggunakan kendaraan berpendingin khusus
(beberapa Prov/Kab/Kota), atau menggunakan cool box /
vaccine carrier.
Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan dan
ketersediaan anggaran masing2 daerah :
1. Provinsi mengantarkan ke Kab/Kota
2. Kab/Kota mengambil dari provinsi sesuai jadwal tibanya
vaksin atau dibuat jadwal pengambilan sesuai alokasi
Di Kabupaten/Kota diterima oleh instalasi
farmasi, kemudian:
1. vaksin disimpan dalam cold room atau
vaccine refrigerator sebelum didistribusikan
ke faskes.
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box, Kapas
Alkohol) disimpan di instalasi farmasi
Kab/kota akan
mendistribusikan
vaksin dan logistik
lainnya ke Rumah
Sakit, Puskesmas,
KKP, Klinik atau Pos
pelayanan vaksinasi
lainnya yang
terdaftar sebagai
tempat pelayanan
vaksinasi Covid 19
dengan
menggunakan mobil
box atau puskesmas
keliling, vaksin
ditempatkan pada
vaccine carrier
23. SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19(4)
Kabupaten/Kota ke Puskesmas/Fasyankes/KKP
Puskesmas akan menyimpan vaksin
di vaccine refigerator. Logistik
lainnya disimpan di instalasi farmasi.
Untuk Fasyankes lainnya (Klinik KKP,
Klinik Pos Pelayanan vaksinasi, dll)
berkoordinasi dengan Puskesmas
untuk distribusi vaksin dan logistik
lainnya:
1. Jika Fasyankes tidak memiliki
vaccine refrigerator yang sesuai
standar, maka dapat digunakan
lemari es rumah tangga, sesuai
SOP yang berlaku.
2. Vaksin dibawa oleh petugas
menggunakan vaccine carrier.
24. Sasaran vaksinasi
COVID-19 datang
Meja 1 (Pendaftaran)
• Peserta menunjukkan e-ticket untuk verifikasi
• Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Pcare
Meja 2 (Skrining)
• Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana untuk
melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid)
• Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare
• Sasaran yang ditunda pemberian vaksinnya akan dijadwalkan ulang oleh sistem
• Sasaran yang dinyatakan layak divaksinasi mengisi informed consent
P Care
Meja 3 (Vaksinasi)
• Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai
prinsip penyuntikan aman
• Petugas memasukkan nama vaksin dan nomor batch vaksin
yang diberikan kepada sasaran pada aplikasi PCare
Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)
• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare.
• Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan KIPI
• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19
• Peserta mendapatkan kartu vaksinasi elektronik
ALUR PELAYANAN VAKSINASI COVID-19
26. • Terpisah dari pencatatan dan
pelaporan imunisasi rutin
• dilakukan secara elektronik
melalui aplikasi PCare
Identitas lengkap sasaran (NIK,
nama, jenis kelamin, usia,
pekerjaan, alamat)
Status BPJS
Nama vaksin
No Batch Vaksin
Tanggal pemberian vaksin
(Dosis 1-2)
Pencatatan dan Pelaporan Elektronik
Hasil Pelayanan Vaksinasi COVID-19
27. Alur dan Proses Pencatatan dan Pelaporan
Hasil Pelayanan
Pencatatan dilakukan
di setiap fasyankes
Laporan harian per
fasyankes real time
Capaian cakupan :
rekapitulasi cakupan
harian dan
keseluruhan
dashboard, peta,
table, grafik, dll
1. Data tertuang dalam format standar
2. Rekapitulasi dapat diunduh dan di cetak untuk mendapatkan pengesahan/tanda
tangan dari pejabat yang berwenang (Kepala Puskesmas/Kepala Fasyankes)
29. PEMANTAUAN
DAN PENANGGULANGAN KIPI
ALUR PELAPORAN
KIPI yang meresahkan dan
menimbulkan perhatian
berlebihan masyarakat, harus
segera direspons, diinvestigasi
dan laporannya segera dikirim
langsung kepada Kementerian
Kesehatan cq. Sub Direktorat
Vaksinasi/Komnas PP-KIPI atau
melalui WA grup Komda KIPI –
Focal Point, email:
komnasppkipi@gmail.com dan
data_imunisasi@yahoo.com ;
website:
www.keamananvaksin.kemkes.
go.id.
Jenjang Administrasi Kurun waktu diterimanya laporan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Pokja
KIPI
24 jam dari saat penemuan kasus
Dinas Kesehatan Provinsi/Komda PP-KIPI 24-72 jam dari saat penemuan
kasus
Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI 24 jam-7 hari dari saat penemuan
kasus
Fasyankes
30. PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN
Sebelum pelaksanaan Saat pelaksanaan Sesudah pelaksanaan
“COVID-19
vaccine
introduction
readiness
assessment
tool”
1. Monitoring
cakupan
2. Monitoring
kualitas
pelayanan
3. Pemantauan dan
Penanggulangan
KIPI
1. Penilaian cepat
cakupan melalui survei
daring
2. Monitoring vaksin dan
logistik lain
3. Evaluasi dampak
melalui surveilans
COVID-19
4. Post marketing vaccine
surveillance
31. STRATEGI KOMUNIKASI
VAKSINASI COVID-19
1. Berdasarkan data dan fakta
2. Berorientasi hasil
3. Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang potensial
4. Sharing informasi dengan publik dan masyarakat sebagai instrumen
yang efektif untuk mempengaruhi perilaku seseorang
PENDEKATAN
STRATEGI KOMUNIKASI
Agar memastikan sasaran atau target vaksinasi:
1. Terinformasi manfaat vaksinasi dan bahayanya jika tidak mendapatkan
vaksinasi COVID-19 lengkap (misal : 2 dosis pemberian)
2. Mengetahui ketersediaan akses pelayanan vaksinasi di wilayahnya (jumlah
kunjungan dan jarak waktu mendapatkan imunisasi 2 dosis)
3. Mengetahui peran dan tanggung jawab dalam melindungi diri sendiri,
keluarga dan lingkungan (tetap menerapkan protokol kesehatan dsb)
4. Termotivasi untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 tepat waktu dan
lengkap
PENTINGNYA
STRATEGI KOMUNIKASI
COVID-19
32. Kesimpulan
• Pemberian vaksinasi COVID-19, disertai dengan
penerapan protokol kesehatan yang ketat, merupakan
upaya akselerasi dalam rangka penanggulangan pandemi
• Kegiatan vaksinasi COVID-19 meliputi tahapan
perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi,
dimana keseluruhan tahapan ini akan didukung oleh sistem
informasi terintegrasi
• Perlu dilakukan komunikasi publik yang efektif untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi
COVID-19
33. Disampaikan pada Pelatihan Vaksinator COVID-19
MIKROPLANING (PERENCANAAN)
VAKSINASI COVID-19
Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan
34. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengetahui, memahami dan melakukan
penyusunan perencanaan vaksinasi COVID-19
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
1. Mengetahui dan menentukan tempat pelayanan vaksinasi COVID-19
2. Mengetahui dan menyusun jadwal pelayanan vaksinasi COVID-19
3. Mengetahui dan memahami kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan vaksinasi COVID-19
4. Mengetahui, memahami dan menyusun rencana kegiatan advokasi, sosialisasi dan
pelatihan untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19
5. Mengetahui, memahami dan menyusun rencana kegiatan monitoring dan evaluasi untuk
pelaksanaan vaksinasi COVID-19
35. Penyusunan Perencanaan (Mikroplaning)
Dalam melaksanakan kegiatan
pemberian vaksinasi COVID-19,
mikroplaning disusun di
semua tingkatan administrasi
baik di pusat maupun daerah
sesuai dengan tugas masing-
masing dan memperhitungkan
data dasar (pos pelayanan,
tenaga pelaksana, daerah sulit,
dll).
Mikroplaning adalah proses
penyusunan perencanaan di
masing-masing jenjang
administrasi mulai dari analisis
situasi, identifikasi masalah,
penentuan strategi,
identifikasi sumber daya dan
penyusunan dokumen
perencanaan
Mikroplaning didukung oleh
Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19
2
3
1
37. PENDATAAN FASYANKES
1. Puskesmas,
puskesmas
pembantu;
2. Klinik;
3. Rumas sakit;
dan/atau
4. Unit pelayanan
kesehatan di
Kantor
Kesehatan
Pelabuhan
(KKP).
KRITERIA
1. memiliki tenaga kesehatan pelaksana
vaksinasi;
2. memiliki fasilitas penyimpanan vaksin
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. memiliki izin operasional Fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
4. memiliki koneksi internet untuk
mengakses aplikasi yang dapat
terhubung dengan Sistem Informasi Satu
Data Vaksinasi COVID-19.
Bila fasilitas pelayanan
kesehatan yang
tersedia tidak dapat
memenuhi kebutuhan
dalam memberikan
vaksinasi bagi seluruh
sasaran dan/atau
fasilitas pelayanan
kesehatan tidak
memenuhi persyaratan
maka Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat
membuka pos
vaksinasi COVID-19
38. PENDATAAN FASYANKES
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendataan dan
penetapan fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk pos
vaksinasi, yang akan menjadi tempat pelaksanaan pelayanan
vaksinasi COVID-19 termasuk pendataan tenaga pelaksana,
jadwal pelayanan dan peralatan rantai dingin yang tersedia di
setiap fasilitas pelayanan kesehatan.
Hasil pendataan dan penentuan fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana Vaksinasi
COVID-19 ini beserta jadwal pelaksanaan (hari pelayanan serta jam dan kuota sasaran
per sesi) masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan dan pos vaksinasi dimasukkan
langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi PCare.
39. PENDATAAN FASYANKES
Pemetaan Tenaga Pelaksana dan Penyusunan Jadwal
Pelayanan
Satu tim pelaksana per sesi terdiri dari:
1. Petugas pendaftaran/verifikasi
2. Petugas untuk melakukan
skrining (anamnesa),
pemeriksaan fisik dan
pemberian edukasi;
3. Petugas pemberi vaksinasi
COVID-19 dibantu oleh
petugas yang menyiapkan
vaksin
4. Petugas untuk mengatur alur
kelancaran pelayanan
5. Petugas untuk melakukan
pencatatan hasil vaksinasi
Jadwal Layanan
(hari pelayanan,
jam dan kuota
sasaran per sesi
pelayanan)
• Rangkaian pemeriksaan dan
pelayanan Vaksinasi COVID-19
untuk satu orang diperkirakan
sekitar 15 menit.
• Satu vaksinator (perawat, bidan,
dan dokter) diperkirakan mampu
memberikan pelayanan maksimal
40 - 70 sasaran per hari.
• Dalam satu hari dapat
dilaksanakan beberapa sesi
pelayanan dengan jumlah
sasaran per sesi pelayanan
adalah sekitar 10-15 orang.
40. PENDATAAN FASYANKES
Inventarisasi Peralatan Rantai
Dingin
Pengelola program imunisasi dan/atau logistik Dinas
Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota harus
melakukan inventarisasi jumlah dan kondisi :
1. vaccine refrigerator,
2. cool pack,
3. cold box,
4. vaccine carrier
5. alat pemantau suhu
Mengidentifikasi kekurangannya di tingkat provinsi,
kabupaten/kota, puskesmas maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
41. PENDATAAN FASYANKES
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistik
• Alokasi vaksin dan logistik vaksinasi lainnya (ADS, Safety
Box dan alcohol swab) untuk setiap fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya ditentukan berdasarkan data sasaran
yang terverifikasi melalui Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19.
• Sebagai antisipasi bila terjadi syok anafilatik, maka setiap
tempat pelayanan wajib menyediakan 1 set perlengkapan
anafilaktik, oksigen, cairan dan infus set.
• Kebutuhan materi KIE : perhitungan berdasarkan pada
kebutuhan.
42. Masker medis = jumlah petugas x jumlah hari
pelayanan x 2
(Ket: masker medis dapat digunakan maksimal selama 4 jam)
Sarung tangan (bila tersedia) = jumlah sasaran
*) sarung tangan harus diganti pd setiap sasaran
Face shield (bila tersedia)
= ((jumlah sasaran x (jumlah vaksinator+jumlah petugas skrining))
+ (jumlah nakes lain x jumlah sesi pelayanan)
Apron (bila tersedia) = sesuai kebutuhan
Kebutuhan logistik PPI lainnya:
• Hand sanitizer = sesuai
kebutuhan
• Sabun cair dan air mengalir =
sesuai kebutuhan
• Cairan disinfektan = sesuai
kebutuhan
PENDATAAN FASYANKES
45. INPUT DATA FASYANKES
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan dalam bentuk SK
Penunjukan dan menginput data ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi
1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat
untuk mendapatkan hak akses (username dan password) aplikasi Pcare Vaksinasi.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengakses aplikasi Pcare Vaksinasi melalui alamat
https://pcare.bpjs-kesehatan.go.id/vaksin/ menggunakan browser yang terdapat pada
komputer/laptop/handphone yang terkoneksi internet, kemudian log in menggunakan username
dan password yang sudah didapatkan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengentrikan tabel kompilasi yang telah diisi lengkap pada
aplikasi Pcare Vaksinasi. Data yang dientri meliputi nama fasilitas pelayanan kesehatan, jadwal
layanan vaksinasi, kapasitas layanan per-sesi, nama dan nomor handphone PIC layanan vaksinasi di
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
4. Detail penggunaan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk pendataan fasyankes dapat dilihat pada User
Manual Pcare Dinkes dengan mengunduh pada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19 dengan
password $ppt12020
47. Registrasi dan Verifikasi Sasaran
Data sasaran
vaksinasi mandiri
diperoleh secara
bottom-up
PROGRAM
MANDIRI
Data sasaran vaksinasi
program diperoleh
secara top-down
melalui Sistem Informasi
Satu Data Vaksinasi
COVID-19
1. Sasaran menerima notifikasi via
SMS Blast
2. Konfirmasi atau registrasi ulang
sasaran, termasuk memilih
tempat dan jadwal layanan
3. Tiket elektronik bagi sasaran
terverifikasi
1. Perusahaan/individu
mengajukan pendaftaran ke
fasilitas pelayanan kesehatan
yang ditunjuk oleh Pemerintah
2. Persetujuan, alokasi vaksin,
serta jadwal vaksinasi
fasyankes
3. Konfirmasi atau registrasi ulang
sasaran untuk memilih jadwal
layanan
Data sasaran beserta penjadwalan vaksinasi masing-masing sasaran dapat diakses oleh petugas Puskesmas maupun
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya melalui aplikasi Pcare
48. Konfirmasi / Registrasi Ulang
PROGRAM
MANDIRI
• Melalui SMS 1199, UMB *119#, aplikasi Pedulilindungi, web
pedulilindungi.id atau melalui Babinsa/Bhabinkamtibnas setempat.
Layanan SMS dan UMB tidak dikenakan biaya (gratis). Sasaran
yang tidak memiliki HP akan dikompilasi datanya untuk kemudian
dilakukan verifikasi oleh Babinsa/Babinkamtibmas
• Konfirmasi dari sasaran meliputi pemilihan tempat dan jadwal
pelayanan serta upaya verifikasi dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang akan ditanyakan oleh sistem terkait domisili serta
self-screening sederhana terhadap penyakit penyerta yang diderita.
Apabila tidak ada respon dari sasaran maka verifikasi akan dilakukan
oleh Babinsa/Bhabinkamtibnas
Melalui SMS 1199, UMB *119#, aplikasi Pedulilindungi, web
pedulilindungi.id atau aplikasi lain yang ditentukan selanjutnya
oleh pemerintah.
Layanan SMS dan UMB tidak dikenakan biaya (gratis)
49. Jika ada komorbid
Jika tidak ada komorbid, bisa
langsung memilih lokasi dan jadwal
Selesai di sini
REGISTRASI ULANG MELALUI PEDULI LINDUNGI
50. Data sasaran yang telah terverifikasi beserta penjadwalan vaksinasi masing-
masing sasaran dapat diakses oleh petugas Fasilitas pelayanan kesehatan
melalui aplikasi Pcare Vaksinasi
1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyerahkan data fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk
puskesmas dan pos vaksinasi, yang telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan vaksinasi covid-19
kepada Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Cabang BPJS Kesehatan untuk
pembuatan hak akses (username dan password) aplikasi Pcare Vaksinasi bagi fasilitas pelayanan
kesehatan dan pos vaksinasi pelaksana vaksinasi COVID-19.
3. Petugas pelaksana layanan vaksinasi COVID-19 mengakses aplikasi Pcare Vaksinasi melalui
alamat https://pcare.bpjs-kesehatan.go.id/vaksin/ menggunakan browser yang terdapat pada
komputer/laptop/handphone yang terkoneksi internet, kemudian log in menggunakan username dan
password yang sudah didapatkan.
4. Detail penggunaan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk pendataan fasyankes dapat dilihat pada User
Manual Pcare Faskes dengan mengunduh pada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19 dengan
password $ppt12020
51. Data sasaran dapat diunduh menjadi file excel dengan
mengklik tombol hijau ini
Diisi dengan username
dan password yang
diberikan BPJS Kantor
Cabang
Pilih Menu ini
Cara Melihat Data Sasaran pada PCare
52. Perlu disusun rencana
distribusi vaksin dan
logistik lainnya
dengan
mencantumkan jadwal
distribusi serta
sumber pembiayaan
yang dibutuhkan.
Vaksin dan logistik
lainnya
didistribusikan
sampai ke Puskesmas
maupun fasilitas
pelayanan kesehatan
lainnya.
Seluruh pihak terkait
harus memastikan
jadwal pengiriman
vaksin dan logistik
lainnya dilaksanakan
tepat waktu dalam
rangka menjamin
ketersediaan vaksin
dan logistik lainnya di
tingkat provinsi,
kabupaten/kota serta
puskesmas dan
fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
Prinsip pelaksanaan
tidak menganggu
distribusi vaksin dan
logistik untuk
pelayanan imunisasi
rutin.
Rencana Distribusi
Vaksin dan Logistik Lainnya
54. Distribusi dari penyedia (Biofarma) sampai ke Tingkat Provinsi
via udara dengan pesawat (menggunakan cool box) atau
darat dengan kendaraan berpendingin khusus
Di Provinsi :
1. vaksin disimpan oleh instalasi farmasi
dalam cold room dan atau vaccine
refrigerator dengan suhu terjaga 2 – 8
°C
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box,
Kapas Alkohol) disimpan di instalasi
farmasi
Proses pengadaan :
1. vaksin
2. logistik vaksinasi (seperti Auto Disable Syringe –
ADS, Safety Box, Kapas Alkohol)
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (2)
Pusat (Kemenkes) sampai Provinsi
55. SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (3)
Provinsi ke Kabupaten/Kota
Distribusi vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota dilakukan
dengan menggunakan kendaraan berpendingin khusus
(beberapa Prov/Kab/Kota), atau menggunakan cool box /
vaccine carrier.
Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan dan
ketersediaan anggaran masing2 daerah :
1. Provinsi mengantarkan ke Kab/Kota
2. Kab/Kota mengambil dari provinsi sesuai jadwal tibanya
vaksin atau dibuat jadwal pengambilan sesuai alokasi
Di Kabupaten/Kota diterima oleh instalasi
farmasi, kemudian:
1. vaksin disimpan dalam cold room atau
vaccine refrigerator sebelum didistribusikan
ke faskes.
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box, Kapas
Alkohol) disimpan di instalasi farmasi
Kab/kota akan
mendistribusikan
vaksin dan logistik
lainnya ke Rumah
Sakit, Puskesmas,
KKP, Klinik atau Pos
pelayanan vaksinasi
lainnya yang
terdaftar sebagai
tempat pelayanan
vaksinasi Covid 19
dengan
menggunakan mobil
box atau puskesmas
keliling, vaksin
ditempatkan pada
vaccine carrier
56. SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19(4)
Kabupaten/Kota ke Puskesmas/Fasyankes/KKP
Puskesmas akan menyimpan vaksin
di vaccine refigerator. Logistik
lainnya disimpan di instalasi farmasi.
Untuk Fasyankes lainnya (Klinik KKP,
Klinik Pos Pelayanan vaksinasi, dll)
berkoordinasi dengan Puskesmas
untuk distribusi vaksin dan logistik
lainnya:
1. Jika Fasyankes tidak memiliki
vaccine refrigerator yang sesuai
standar, maka dapat digunakan
lemari es rumah tangga, sesuai
SOP yang berlaku.
2. Vaksin dibawa oleh petugas
menggunakan vaccine carrier.
57. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas menyusun rencana advokasi,
sosialisasi dan koordinasi kepada seluruh
pihak baik lintas program maupun lintas
sektor terkait
Untuk meningkatkan kapasitas vaksinator
dan tenaga kesehatan lainnya yang
terlibat dalam pelaksanaan pelayanan,
serta pengelola program dan supervisor,
diperlukan pelatihan dengan melibatkan
instansi pelatihan kesehatan. Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota perlu menyusun rencana
kegiatan pelatihan.
RENCANA ADVOKASI,
SOSIALISASI DAN PELATIHAN
59. RENCANA MONEV
Penilaian Kesiapan (Tool VIRAT)
Monitoring data cakupan setiap hari
Monitoring kualitas layanan
melalui kegiatan supervisi
Evaluasi pelaksanaan, evaluasi dampak melalui
surveilans COVID-19, dan Post Marketing
Surveillance atau PMS
61. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan vaksinasi COVID-19 bersumber dari
APBN (Dekonsentrasi, DAK non fisik/BOK), APBD dan sumber
lain yang sah
Komponen pembiayaan yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan vaksinasi COVID-19 yaitu:
1. biaya operasional,
2. biaya distribusi vaksin dan logistik lainnya,
3. biaya pencetakan materi KIE,
4. biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi,
koordinasi dan sosialisasi,
5. dan sebagainya.
62. Penyusunan Rencana Operasional
Penjangkauan daerah Sulit
Kegiatan Vaksinasi
COVID-19 harus
menjangkau semua
sasaran sehingga
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
dan Puskesmas
perlu melakukan
pemetaan wilayah
sulit dan menyusun
rencana
operasionalnya
03
63.
64. Disampaikan pada Pelatihan Imunisasi COVID-19 bagi Petugas Kesehatan
PELAKSANAAN VAKSINASI DAN RANTAI
DINGIN VAKSIN COVID-19
Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan
65. Pokok Bahasan
01 DISTRIBUSI DAN MANAJEMEN VAKSIN & LOGISTIK
02 PRINSIP PELAKSANAAN IMUNISASI COVID-19
03 STANDAR PELAYANAN COVID-19
04 MANAJEMEN LIMBAH
66. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengetahui, memahami dan melaksanaan pelayanan
imunisasi COVID-19 dan pengelolaan rantai dingin vaksin COVID-19.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
1. Mengetahui dan memahami prinsip distribusi dan manajemen vaksin dan logistik vaksinasi
COVID-19
2. Mengetahui dan memahami ketentuan tempat pelayanan vaksinasi COVID-19
3. Mengetahui dan memahami prinsip pelaksanaan vaksinasi COVID-19
4. Mengetahui, memahami ketentuan ruang dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19
5. Mengetahui dan memahami standar pelayanan vaksinasi COVID-19
6. Mengetahui, memahami dan melakukan manajemen limbah pelaksanaan vaksinasi COVID-19
68. Distribusi dari penyedia (Biofarma) sampai ke Tingkat Provinsi
via udara dengan pesawat (menggunakan cool box) atau
darat dengan kendaraan berpendingin khusus
Di Provinsi :
1. vaksin disimpan oleh instalasi farmasi
dalam cold room dan atau vaccine
refrigerator dengan suhu terjaga 2 – 8
°C
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box,
Kapas Alkohol) disimpan di instalasi
farmasi
Proses pengadaan :
1. vaksin
2. logistik vaksinasi (seperti Auto Disable Syringe –
ADS, Safety Box, Kapas Alkohol)
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (2)
Pusat (Kemenkes) sampai Provinsi
69. SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (3)
Provinsi ke Kabupaten/Kota
Distribusi vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota dilakukan
dengan menggunakan kendaraan berpendingin khusus
(beberapa Prov/Kab/Kota), atau menggunakan cool box /
vaccine carrier.
Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan dan
ketersediaan anggaran masing2 daerah :
1. Provinsi mengantarkan ke Kab/Kota
2. Kab/Kota mengambil dari provinsi sesuai jadwal tibanya
vaksin atau dibuat jadwal pengambilan sesuai alokasi
Di Kabupaten/Kota diterima oleh instalasi
farmasi, kemudian:
1. vaksin disimpan dalam cold room atau
vaccine refrigerator sebelum didistribusikan
ke faskes.
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box, Kapas
Alkohol) disimpan di instalasi farmasi
Kab/kota akan
mendistribusikan
vaksin dan logistik
lainnya ke Rumah
Sakit, Puskesmas,
KKP, Klinik atau Pos
pelayanan vaksinasi
lainnya yang
terdaftar sebagai
tempat pelayanan
vaksinasi Covid 19
dengan
menggunakan mobil
box atau puskesmas
keliling, vaksin
ditempatkan pada
vaccine carrier
70. SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19(4)
Kabupaten/Kota ke Puskesmas/Fasyankes/KKP
Puskesmas akan menyimpan vaksin
di vaccine refigerator. Logistik
lainnya disimpan di instalasi farmasi.
Untuk Fasyankes lainnya (Klinik KKP,
Klinik Pos Pelayanan vaksinasi, dll)
berkoordinasi dengan Puskesmas
untuk distribusi vaksin dan logistik
lainnya:
1. Jika Fasyankes tidak memiliki
vaccine refrigerator yang sesuai
standar, maka dapat digunakan
lemari es rumah tangga, sesuai
SOP yang berlaku.
2. Vaksin dibawa oleh petugas
menggunakan vaccine carrier.
71. 1. Distribusi vaksin wajib menggunakan cold box atau vaccine carrier disertai
dengan cool pack. Logistik lainnya dapat menggunakan sarana pembawa kering
lainnya;
2. Pada setiap cold box atau vaccine carrier disertai dengan alat pemantau suhu;
3. Lakukan tindakan disinfeksi pada permukaan cold box atau vaccine carrier
dengan menggunakan cairan disinfektan yang sesuai standar;
4. Menggunakan masker bedah/masker medis dan apabila diperlukan memakai
sarung tangan pada saat penataan vaksin di vaccine refrigerator;
5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer
sebelum dan sesudah menangani vaksin dan logistik lainnya;
6. Penyimpanan vaksin serta logistik vaksinasi lainnya mengacu pada Standar
Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku;
SOP Distribusi Vaksin dan Logistik
72. Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Untuk menghindari kesalahan pengambilan, penyimpanan vaksin untuk
imunisasi rutin (sasaran bayi) dengan vaksin COVID-19 (sasaran dewasa) diatur
secara terpisah dalam rak/ keranjang vaksin. Apabila memungkinkan vaksin
COVID-19 disimpan dalam vaccine refrigerator yang berbeda dari vaksin rutin.
Penyimpanan vaksin bagi fasyankes yang belum memiliki vaccine refrigerator
buka atas sesuai PQ WHO, masih dapat memanfaatkan lemari es domestik/
rumah tangga, dimana penataan vaksin dilakukan berdasarkan penggolongan
sensitivitas terhadap suhu dan sesuai manajemen vaksin yang efektif
Vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini dengan platform inactivated merupakan
golongan vaksin freeze sensitive yang akan rusak pada paparan suhu dingin
(beku) sehingga perlakuan penyimpanan sama dengan penyimpanan vaksin IPV,
disimpan pada suhu 2-8⁰ C dan jauhkan dari evaporator
73. Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
*Untuk vaksin COVID-19 dengan platform lainnya mekanisme penyimpanan akan ditentukan
kemudian.
75. Pemantauan Suhu
1. Dilakukan pemantauan suhu
sebanyak 2 kali dalam sehari
yaitu pagi dan sore, pastikan
suhu tetap 2-8 0C.
2. Catat hasil monitoring suhu pada
grafik pemantauan suhu.
3. Apabila menggunakan alat
pemantau dan perekam suhu
terus menerus secara jarak jauh
yang sudah terhubung dengan
aplikasi SMILE, maka petugas
dapat memantau suhu dari jarak
jauh melalui aplikasi.
MEKANISME
Suhu dalam penyimpanan
vaksin harus terjaga sesuai
dengan yang
direkomendasikan
Perlu dilakukan pemantauan
suhu menggunakan alat
pemantau suhu
1. Alat pemantau suhu (termometer, termometer muller, dll);
2. Alat pemantau dan perekam suhu terus menerus;
3. Alat pemantau dan perekam suhu dengan teknologi
Internet of Things (IoT) terus menerus secara jarak jauh
Jenis Alat Pemantau Suhu
76. Pengelolaan vaksin pada saat pelayanan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Pengelola program imunisasi/korim bertanggung jawab membawa vaccine carrier
ke tempat pelayanan
2) Saat pelayanan, vaccine carrier jangan terpapar matahari langsung. Pastikan
vaccine carrier dalam keadaan bersih sebelum digunakan. Vaksin yang sudah
dipakai ditempatkan pada busa penutup vaccine carrier, sedangkan vaksin yang
belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier.
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
77. 4) Vaksin yang akan dipakai harus dipantau kualitasnya dengan memperhatikan: label
masih ada, tidak terendam air, disimpan dalam suhu 2-8 oC, belum kadaluarsa.
5) Vaksin yang belum terbuka diberi tanda dan dibawa kembali ke ruang penyimpanan
untuk disimpan di dalam vaccine refrigerator pada suhu 2 - 8oC. Vaksin tersebut
didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya.
6) Untuk vaksin dengan kemasan multidosis, penting untuk mencantumkan tanggal dan
waktu pertama kali vaksin dibuka. Vaksin COVID-19 yang sudah dibuka dapat
bertahan selama 6 jam dalam vaccine carrier.
7) Saat sesi pelayanan sudah selesai setiap harinya, petugas bertanggung jawab
mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka dan vaccine carrier ke ruang
penyimpanan di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP,
sedangkan safety box yang telah terisi disimpan di ruangan/tempat khusus yang
diperuntukkan untuk menyimpan sementara limbah medis sebelum
dikelola/dimusnahkan, jauh dari jangkauan pengunjung terutama anak-anak.
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
78. Prinsip Pelaksanaan Imunisasi COVID-19
Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan yang memiliki
kompetensi
Pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 tidak menganggu pelayanan imunisasi rutin
dan pelayanan kesehatan lainnya;
Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum dilakukan
pemberian vaksinasi, baik terkait penyakit penyerta (komorbid) maupun status
infeksi/penyakit COVID-19 nya;
Menerapkan protokol kesehatan; serta
Mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama dalam mendeteksi
kasus dan analisa dampak
80. Ketentuan Ruang/Tempat Pelayanan
1 Menggunakan ruang/tempat yang cukup luas dengan sirkulasi udara yang baik
2
Ruang/tempat pelayanan dibersihkan dengan cairan desinfektan sebelum dan
sesudah pelayanan
3 Tersedia fasilitas mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir/ hand sanitizer
4 Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman minimal 1-2 meter
81. Ketentuan Ruang/Tempat Pelayanan
6
Sediakan tempat duduk bagi sasaran untuk menunggu sebelum dan 30 menit
sesudah vaksinasi dengan jarak aman antar tempat duduk minimal 1-2 meter.
Atur agar tempat/ruang tunggu sasaran yang sudah dan
belum vaksinasi terpisah. Jika memungkinkan tempat untuk
menunggu 30 menit sesudah vaksinasi di tempat terbuka
5 Ruang/ tempat pelayanan vaksinasi hanya untuk melayani orang sehat
83. Ketentuan Alur Pelayanan
Catatan :
Pengaturan
ruang/tempat pelayanan
vaksinasi dapat
disesuaikan dengan
situasi di fasilitas
pelayanan kesehatan
masing-masing dengan
menerapkan prinsip PPI
dan menjaga jarak aman
1 – 2 meter.
84. Sasaran vaksinasi
COVID-19 datang
Meja 1 (Pendaftaran)
• Peserta menunjukkan e-ticket untuk verifikasi
• Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Pcare
Meja 2 (Skrining)
• Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana untuk
melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid)
• Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare
• Sasaran yang ditunda pemberian vaksinnya akan dijadwalkan ulang oleh sistem
• Sasaran yang dinyatakan layak divaksinasi mengisi informed consent
P Care
Meja 3 (Vaksinasi)
• Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai
prinsip penyuntikan aman
• Petugas memasukkan nama vaksin dan nomor batch vaksin
yang diberikan kepada sasaran pada aplikasi PCare
Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)
• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare.
• Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan KIPI
• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19
• Peserta mendapatkan kartu vaksinasi elektronik
ALUR PELAYANAN VAKSINASI COVID-19
85. Verifikasi Data Sasaran pada Meja 1
Diisi dengan username
dan password yang
diberikan BPJS Kantor
Cabang
Pilih Menu ini
Verifikasi sasaran dengan memasukan
No Tiket/ NIK/ Scan QR Code Tiket
Elektornik yang ditunjukan oleh
sasaran. Jika sesuai, akan muncul
identitas sasaran, kemudian klik
“Registrasi”
Pastikan user
“Petugas Registrasi”
86. Upaya Skrining di Meja 2
Vaksinasi COVID-19 tidak diberikan pada sasaran yang
memiliki riwayat konfirmasi COVID-19
Lakukan skrining/penapisan terhadap sasaran yang akan
disuntik
Imunisasi ditunda sampai ada data dukung keamanan
vaksin untuk:
Pasien dengan kondisi imunokompromais
Wanita hamil
Ibu menyusui
Anak berusia di bawah 18 tahun dan kelompok usia ≥ 60
tahun
Sasaran usia 18-59 tahun dengan penyakit penyerta
(komorbid) yang termasuk dalam kelompok besar
(hipertensi, diabetes melitus, jantung, ginjal, PPOK,
penyakit paru lainnya, dll)
Petugas kesehatan
melakukan anamnesa untuk
melihat kondisi kesehatan
dan mengidentifikasi kondisi
penyerta (komorbid) serta
melakukan pemeriksaan fisik
sederhana.
Pemeriksaan meliputi suhu
tubuh, tekanan darah, Gula
Darah Sewaktu dan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Skrining
dilakukan dengan
menggunakan aplikasi Pcare
Vaksinasi
87. Format Skrining
KETERANGAN:
Jika terdapat jawaban Ya pada salah satu
pertanyaan nomor 1-4, maka pemberian vaksinasi
ditunda
Jika terdapat jawaban Ya pada salah satu
pertanyaan nomor 5-11, maka pemberian vaksinasi
tidak dilakukan
Kesimpulan:
Dapat diberikan vaksinasi
Vaksinasi ditunda
Tidak diberikan
Skrining dilakukan menggunakan aplikasi PCare
88. Skrining di Meja 2 dengan PCare
Berubah menjadi halaman skrining
Jika data sasaran belum mucul, klik “refresh”
Klik no tiket sasaran yang
sudah registrasi, kemudian
klik tombol skrining
Mucul Form skrining
sesuai format dalam Juknis
Rekomendasi
Hasil Skrining
89. Penggunaan PCare di Meja 4
Jenis user diubah menjadi “Petugas Vaksinasi”, klik ubah user
Jika data sasaran blm muncul, klik refresh
Input data vaksin pada no tiket sasaran yang berstatus skrining lanjut
Isi Form Pemberian Vaksin
Tanggal (tidak bisa diubah,
jam terisi otomatis sesuai
device yang digunakan)
Pilih nama vaksin yang
diberikan
Isi Nomor Batch Vaksin (dapat
diisi manual, dapat diisi
dengan scan QR Code vaksin)
Jika sudah sesuai, klik simpan.
Data yang sudah disimpan tidak
bisa diedit.
Status akan berubah menjad
Pemberian Vaksin Selesai
90. Ketentuan Waktu Pelayanan
Pelayanan di puskesmas tidak mengganggu jadwal pelayanan imunisasi rutin.
Tentukan jadwal hari/jam pelayanan khusus vaksinasi COVID-19 di puskesmas
1
Jam layanan tidak perlu lama dan dibatasi jumlah sasaran yang dilayani dalam 1 sesi
pelayanan
2
Untuk layanan vaksinasi COVID-19 di fasyankes lainnya seperti di RS/Klinik baik milik
pemerintah maupun swasta jadwal layanan dapat diatur dan disesuaikan dengan
memperhatikan jadwal layanan kesehatan lainnya, pengaturan ruang dan alur
pelayanan serta tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan ketat.
3
91. Dosis dan Cara Pemberian Vaksin COVID-19
Vaksin COVID-19 diberikan melalui suntikan intramuskular di
bagian lengan kiri atas dengan dosis 0,5 mL
Dosis yang diberikan beserta waktu pemberian harus sesuai
dengan yang direkomendasikan untuk setiap jenis vaksin:
Vaksin Sinovac
Sasaran harus mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 0,5
ml dengan interval pemberian antara dosis pertama dan
kedua minimal 14 hari. Masing-masing dosis harus
menggunakan jenis vaksin yang sama.
Vaksin lainnya
Jumlah dosis dan waktu pemberian ditentukan kemudian,
bergantung pada jenis vaksin yang digunakan.
92. Langkah dan Prosedur Penyuntikan Vaksin COVID-19
Pengambilan vaksin dengan cara memasukkan jarum ke dalam vial vaksin dan
memastikan ujung jarum selalu berada di bawah permukaan larutan vaksin sehingga
tidak ada udara yang masuk ke dalam spuit
Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk ke dalam spuit dan keluarkan udara
yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik dan mendorong torak sampai pada skala
0.5 ml, kemudian cabut jarum dari vial.
Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan alkohol swab dan tunggu hingga
kering
93. Langkah dan Prosedur Penyuntikan Vaksin COVID-19
Untuk penyuntikan intramuskular tidak perlu dilakukan aspirasi terlebih dahulu
Setelah vaksin disuntikkan secara IM, jarum ditarik keluar,
kemudian ambil kapas kering baru lalu tekan pada bekas
suntikan. Jika terjadi perdarahan, kapas tetap ditekan pada
lokasi suntikan hingga darah berhenti
Buang alat suntik habis pakai ke dalam safety box tanpa
menutup kembali jarum (no recapping)
Untuk mengantisipasi terjadinya kasus KIPI yang serius maka sasaran
dan pengantar diminta untuk tetap tinggal di tempat pelayanan selama
30 menit sesudah vaksinasi dan petugas harus tetap berada di pos
minimal 30 menit setelah sasaran terakhir divaksinasi.
94. Langkah dan Prosedur Penyuntikan Vaksin COVID-19
INGAT!!
1. PEMBERIAN vaksin dosis pertama dengan dosis kedua harus memakai jenis VAKSIN
YANG SAMA
2. PASTIKAN tidak salah dalam mengambil vaksin
3. MASUKKAN alat suntik yang sudah dipakai dalam safety box, no reccaping
4. JANGAN menyentuh dan menutup kembali jarum setelah penyuntikan
95. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian
Pastikan petugas kesehatan dalam kondisi sehat (tidak demam, batuk, pilek, dan
lain-lain)
Membawa vaksin, ADS, Safety Box, perlengkapan anafilaktik, dan logistik
vaksinasi lainnya, seperlunya, dengan memperhatikan jumlah sasaran yang
telah terdata
Petugas kesehatan menerapkan protokol kesehatan selama pelayanan
berlangsung dengan mengacu pada Petunjuk Teknis Pelayanan Vaksinasi Pada
Masa Pandemi COVID-19.
96. Pembentukan Tim Pelaksana
Vaksinasi COVID-19
Tim pelaksana melibatkan seluruh lintas program di lingkungan sektor kesehatan,
serta lintas sektor terkait, termasuk orgaisasi profesi, organisasi kemasyarakatan
dan organisasi keagamaan.
Tim terdiri dari 5 bidang :
1) Bidang Perencanaan
2) Bidang Logistik
3) Bidang Pelaksanaan
4) Bidang Komunikasi
5) Bidang Monitoring Evaluasi
97. Peran dan Tanggung Jawab Pokja
Bidang Perencanaan
Melakukan analisis situasi;
Menyusun rencana kerja kegiatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19
Menyusun rencana anggaran dan memastikan ketersediaannya sesuai kebutuhan;
Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Bidang Perencanaan Pokja Pelaksanaan Pemberian Vaksinasi
COVID-19 tingkat administrasi di bawahnya.
Bidang Logistik
Menyusun rencana distribusi serta memantau proses distribusi vaksin COVID-19 dan logistik lainnya;
Melakukan inventarisasi terhadap sarana dan peralatan rantai vaksin (cold chain);
Melakukan koordinasi dalam mengidentifikasi kapasitas pengelolaan limbah medis dan mengatasi bila terjadi
masalah;
Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Bidang Logistik Pokja Pelaksanaan Pemberian Vaksinasi COVID-19
tingkat administrasi di bawahnya
98. Peran dan Tanggung Jawab Pokja
Bidang Pelaksanaan
Melaksanakan pelatihan vaksinasi COVID-19 untuk tenaga pelaksana vaksinasi;
Melaksanakan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 kepada seluruh lintas program dan
lintas sektor terkait; dan
Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Bidang Pelaksanaan Pokja Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 tingkat
administrasi di bawahnya.
Bidang Komunikasi
Mengkaji dan mengembangkan materi KIE pelaksanaan vaksinasi COVID-19, termasuk materi/konten untuk
disebarluaskan melalui media massa dan media sosial;
Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan pihak media massa dan medsos dlm rangka sosialisasi/publikasi
Melakukan liputan dan pendokumentasian kegiatan
Melakukan upaya komunikasi risiko untuk mengatasi penolakan/penyebarluasan pesan-pesan negatif;
Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Bid. Komunikasi Pokja Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 tingkat
administrasi di bawahnya.
99. Peran dan Tanggung Jawab Pokja
Bidang Monev
Melakukan pemantauan terhadap proses persiapan dan pelaksanaan Vaksinasi COVID-19;
Memantau Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi dan penanggulangannya;
Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi Vaksinasi COVID-19; dan
Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Bidang Monitoring dan Evaluasi Pokja Pelaksanaan
Vaksinasi COVID-19 tingkat administrasi di bawahnya.
100. Manajemen Limbah
Semua ADS yang sudah digunakan harus dimasukan ke dalam safety box
Jangan membuang sampah lainnya ke dalam safety box
Setelah safety box terisi ¾ penuh, safety box harus diberi label, nama
tempat pelayanan dan tanggal pelayanan, dan ditempatkan pada tempat
yang aman dengan kondisi tertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak
dan masyarakat
Limbah lain (vial vaksin, kapas, masker medis, sarung tangan) dibuang ke
dalam kantong plastik khusus limbah medis/ kantong plastik biasa yang
diberi tanda limbah medis
101. Pengelolaan Limbah Medis Infeksius Tajam
1. Dikubur di dalam Bak beton
• Safety box beserta jarum bekas dimasukkan ke dalam bak beton.
• Model bak beton dengan ukuran lebar 2 x 2 meter minimal kedalaman mulai 1,5
meter, bak beton ini harus mempunyai penutup kuat dan aman
2. Dibakar dengan Incinerator
• Safety box beserta jarum bekas dimasukkan ke dalam incinerator.
• Model pembakaran dengan menggunakan Incinerator double Chamber dengan
tujuan untuk menghindari asap yang keluar dari proses pembakaran insinerator.
Incenerator yang digunakan harus memiliki izin dari KLH.
3. Melakukan perjanjian kerjasama (MoU) dengan pihak ke-3
102. Pengelolaan Limbah Medis Infeksius Non Tajam
Limbah sisa vaksin dikeluarkan dari dalam botol/ampul, kemudian didesinfeksi di
dalam killing tank (tangki desinfeksi) untuk membunuh mikroorganisme yang
terlibat dalam produksi. Kemudian, limbah yang sudah didesinfeksi dialirkan ke
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sesuai ketentuan yang berlaku
Botol atau ampul yang telah kosong dikumpulkan ke dalam tempat sampah (kantong
plastik) berwarna kuning selanjutnya diinsenerasi (dibakar dalam incinerator) atau
menggunakan metode non insinerasi (al. autoclaving, microwave) dan dihancurkan
Apabila sumber daya dan sarana tersedia maka pengolahan limbah ini dapat
diserahkan pada pihak ketiga dengan perjanjian kerjasama (MoU) sesuai dengan
kebijakan dan ketentuan yang berlaku di wilayah kabupaten/kota masing-masing.
103. Disampaikan pada Pelatihan Vaksinasi COVID-19 bagi Petugas Kesehatan
PENCATATAN PELAPORAN VAKSINASI
COVID-19
Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan
104. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengetahui, memahami serta melakukan
pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
1. Mengetahui dan memahami tujuan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Vaksinasi
COVID-19
2. Mengetahui, memahami, serta melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan
Vaksinasi COVID-19
3. Mengetahui, memahami, serta melakukan pencatatan dan pelaporan logistik Vaksinasi
COVID-19
105. Pokok Bahasan
• Tujuan pencatatan pelaporan
• Alur dan mekanisme pencatatan
pelaporan (hasil pelayanan dan
logistik)
• Format pencatatan pelaporan
(hasil pelayanan dan logistik)
106. Tujuan dari Pencatatan
• Dokumentasi proses layanan
Vaksinasi
• Dokumentasi hasil kegiatan
(cakupan, penggunaan vaksin
dan logistik)
• Bahan untuk analisa dan
pemberian umpan balik
107. Konsep Pencatatan dan Pelaporan Vaksinasi
Akurat
Lengkap
Tepat
Waktu
Terus
Menerus
Hasil
Layanan
Vaksinasi /
Cakupan
Pemakaian
Vaksin –
Logistik
108. Sistem dan Metode Pencatatan dan Pelaporan
Manual/Elektronik
Situasi-
Kondisi
Kemampuan
SDM
Pelaksana
Ketersediaan
Fasilitas
Geografis
111. • Terpisah dari pencatatan
dan pelaporan imunisasi
rutin
• dilakukan secara elektronik
melalui Sistem Informasi
Satu Data Vaksinasi
COVID-19
Identitas lengkap sasaran (NIK,
nama, jenkel, usia, pekerjaan,
alamat)
Status Keanggotaan BPJS/JKN
Nama vaksin
No Batch Vaksin
Tanggal pemberian vaksin
(Dosis 1-2)
Hasil skrining
Pencatatan dan Pelaporan Elektronik
Khusus Vaksinasi COVID-19
112. Alur dan Proses Pencatatan dan Pelaporan
SI Satu Data Vaksinasi COVID-19
Pencatatan
dilakukan di
setiap fasyankes
Laporan harian per
fasyankes real time
SIM-TN COVID-19
fasyankes, Dinkes
Kab/Kota, Provinsi,
Pokja, Kemenkes
Capaian cakupan
: rekapitulasi
cakupan harian
dan keseluruhan
dashboard,
peta, table,
grafik, dll
1. Data tertuang dalam format standar
2. Rekapitulasi dapat diunduh melalui aplikasi PCare dan di cetak untuk
mendapatkan pengesahan/tanda tangan dari pejabat yang berwenang (Kepala
Puskesmas/Kepala Fasyankes)
113. Alur Pencatatan
SI Satu Data Vaksinasi COVID-19
1. Fasyankes akan menerima data sasaran yang akan mendapatkan
vaksinasi dalam sistem PCare, sebelum hari pelayanan
2. Pencatatan hasil pelayanan vaksinasi menggunakan aplikasi PCare
dilakukan pada saat pelayanan vaksinasi COVID-19 dilakukan
3. Petugas meja layanan mengoperasikan aplikasi PCare, dan memilih
/ mengklik pilihan dalam PCare atau mengetikkannya secara manual
sesuai variable yang tersedia dan kondisi sasaran yang divaksinasi
4. Data langsung diproses secara otomatis hingga tingkat pusat
5. Sistem dashboard di tingkat pusat akan melakukan rekapitulasi
perhitungan hasil layanan
114. Alur Pencatatan
SI Satu Data Vaksinasi COVID-19 (Pcare)
Sasaran
vaksinasi
COVID-19
datang
Meja 1 (Pendaftaran)
• Petugas memastikan sasaran menunjukkan nomor
tiket elektronik (e-ticket) dan/atau KTP untuk
dilakukan verifikasi
• Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan
aplikasi Pcare (pada komputer/laptop/HP) atau
secara manual yaitu dengan menggunakan daftar
data sasaran yang diperoleh melalui aplikasi Pcare
yang sudah disiapkan sebelum hari H pelayanan
(data pada aplikasi Pcare diunduh kemudian
dicetak/print)
Meja 2 (Skrining)
• Petugas kesehatan melakukan
anamnesa dan pemeriksaan fisik
sederhana untuk melihat kondisi
kesehatan dan mengidentifikasi
kondisi penyerta (komorbid)
• Skrining dilakukan dengan
menggunakan aplikasi Pcare
Meja 3 (Vaksinasi)
• Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular
sesuai prinsip penyuntikan aman
• Petugas memasukkan nama vaksin dan nomor batch
vaksin yang diberikan kepada sasaran pada aplikasi
Pcare scan Barcode atau manual
• Manual tuliskan nama vaksin dan nomor batch
vaksin pada sebuah memo. Memo diberikan kepada
sasaran untuk diserahkan kepada petugas di Meja 4.
Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)
• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam
aplikasi PCare.
• Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor
kemungkinan KIPI
• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan
vaksinasi COVID-19
• Cetak kartu mel. aplikasi Pcare. Peserta mendapatkan
kartu vaksinasi (elektronik/ fisik).
115. 1. Petugas pelaksana layanan vaksinasi COVID-19 di meja 4 mengakses aplikasi Pcare Vaksinasi
melalui alamat https://pcare.bpjs-kesehatan.go.id/vaksin/ menggunakan browser yang
terdapat pada komputer/laptop/handphone yang terkoneksi internet, kemudian log in
menggunakan username dan password yang sudah didapatkan.
2. Ada dua menu utama yang ditampilkan setelah log in yaitu Daftar Penerima Vaksin dan
Pencatatan Pelaksanaan Vaksin. Pilih menu Pencatatan Pelaksanaan Vaksin.
3. Ubah jenis user pada kolom kanan atas dengan cara pilih jenis user “Petugas Vaksinasi”.
Kemudian klik ubah user. Tampilan akan berubah menjadi halaman untuk pencatatan hasil
pelayanan vaksinasi.
4. Untuk melakukan input hasil pelayanan vaksinasi, klik nomor tiket pada sasaran yang berstatus
skrining lanjut
5. Isi form pemberian vaksin meliputi tanggal (akan terisi otomatis sesuai tanggal hari pelayanan
dan tidak dapat diubah), jam pelayanan (akan terisi otomatis sesuai dengan jam pada device
yang digunakan), nama vaksin yang diberikan, nomor batch/ seri vaksin (secara manual atau
dengan scan QR code).
6. Jika sudah selesai, klik simpan. Data yang sudah disimpan tidak dapat diedit. Status sasaran
akan berubah menjadi Pemerian Vaksin Selesai.
7. Setelah sasaran menunggu 30 menit setelah vaksinasi, klik status pulang sasaran, pilih tidak ada
KIPI (status pulang sehat) atau ada KIPI.
8. Detail penggunaan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk pendataan fasyankes dapat dilihat pada User
Manual Pcare Faskes dengan mengunduh pada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19
dengan password $ppt12020.
Mekanisme
pencatatan
hasil
pelayanan
vaksinasi
melalui
aplikasi
Pcare
117. Pencatatan dan Pelaporan Logistik
Pencatatan dan
pelaporan vaksin dan
logistik pelaksanaan
vaksinasi COVID-19
menggunakan sistem
monitoring logistik
elektronik yaitu Bio
Tracking dan SMILE
(Sistem Monitoring
Imunisasi dan Logistik
secara Elektronik)
Pencatatan dan
pelaporan logistik
mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1. jumlah vaksin
dan logistik
vaksinasi yang
diterima;
2. jumlah vaksin
dan logistik
vaksinasi yang
dikeluarkan; dan
3. jumlah vaksin
dan logistik
vaksinasi yang
digunakan
118. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan
Vaksin dan Logistik (1)
SI Satu Data
COVID-19
PT. Bio Farma
/ Distributor
Vaksin
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Mencatat :
1. Kesesuaian jumlah
2. No Batch
3. Tgl Kadaluarsa
(Expired Date)
Data alokasi
vaksin
1
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Alokasi vaksin dari pusat
dapat diakses melalui
SMILE
2
Petugas Dinas Kesehatan melakukan pencatatan
dengan SMILE melalui telepon genggam atau
website.
119. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan
Vaksin dan Logistik (2)
Jika ada alat pemantau suhu
berteknologi Internet of Things
terhubung dg SMILE maka
suhu Lemari Es terpantau,
terekam dan data suhu tersimpan
pd SMILE jarak jauh dan terus
menerus.
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
Puskesmas
Fasyankes SMILE Mencatat :
1. Kesesuaian jumlah
2. No Batch
3. Tgl Kadaluarsa (Expired
Date)
Alokasi vaksin dari pusat dapat
diakses melalui SMILE
Update penerimaan, keluar
masuk Vaksin dari Lemari Es
harus dicatat dalam SMILE
melalui HP
3
4
SI Satu Data
COVID-19
Laporan
Real Time
5
120. Pendataan Nama
Petugas Pengguna
Aplikasi SMILE
Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu menunjuk
petugas yang akan bertanggung jawab terhadap
monitoring vaksin dan logistik vaksinasi lainnya
menggunakan aplikasi SMILE
121. Pencatatan dan Pelaporan Manual
Hasil Layanan
• Apabila tidak memungkinkan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan melalui
sistem elektronik secara langsung, maka dapat melakukannya secara manual.
Petugas perlu mengunduh dan mencetak (print) data sasaran terlebih dahulu dari
aplikasi Pcare Vaksinasi untuk kemudian tetap menginput data melalui sistem
elektronik apabila sudah tersedia jaringan internet di hari yang sama.
• Bagi fasilitas pelayanan kesehatan dan pos vaksinasi yang mengalami kesulitan
jaringan diberikan tenggat waktu yaitu 1 hari untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan dalam sistem Pcare Vaksinasi.
Vaksin dan Logistik Lainnya
• Bila tidak memungkinkan dilakukan pencatatan secara elektronik menggunakan
aplikasi SMILE maka dapat digunakan secara manual menggunakan format
standar yang kemudian dicatat dan dilaporkan secara elektronik apabila telah
mendapatkan jaringan selular (GSM)
122. Format pencatatan pelaksanaan Vaksinasi Covid-19
Tingkat Puskesmas/Fasyankes/Pos
Format pencatatan individu di Puskesmas/Fasyankes/Pos
123. Format Pencatatan dan Pelaporan Manual
Bila tdk memungkinkan untuk
menggunakansistem pelaporan
elektronik, maka fasyankes atau pos
mencatat secara manual lalu laporan
diinput puskesmas ke dalam aplikasi
SMILE
124. Disampaikan pada Pelatihan Imunisasi COVID-19 bagi Petugas Kesehatan
MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN
VAKSINASI COVID-19
Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan
125. Pokok Bahasan
1. Tujuan dan tahapan
2. Monitoring dan Evaluasi
sebelum pelaksanaan
3. Monitoring dan Evaluasi
saat pelaksanaan
4. Monitoring dan Evaluasi
sesudah pelaksanaan
126. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengetahui, memahami dan
melakukan monitoring evaluasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
1. Mengetahui, memahami dan melaksanakan monitoring evaluasi sebelum
pelaksanaan vaksinasi COVID-19
2. Mengetahui, memahami dan melaksanakan monitoring evaluasi pada saat
pelaksanaan vaksinasi COVID-19
3. Mengetahui, memahami dan melaksanakan monitoring evaluasi sesudah
pelaksanaan vaksinasi COVID-19
127. Monitoring dan Evaluasi
Tujuan monitoring evaluasi:
Memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan panduan standar
Memberikan umpan balik tepat waktu untuk perbaikan-perbaikan
bilamana perlu
Mengukur capaian kegiatan
Dilakukan di seluruh tingkat administrasi dan secara berkala
Pembentukan tim monitoring, disertai penyusunan peran dan
tanggungjawab dan jadwal pemantauannya perlu dilakukan saat proses
perencanaan (mikroplaning)
Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan secara bersama, melibatkan
multisektor
129. Sebelum pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi persiapan sebelum pelaksanaan
dilakukan menggunakan “COVID-19 vaccine introduction
readiness assessment tool” (VIRAT)
Tujuan: menilai kesiapan pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
Penilaian persiapan dengan instrument VIRAT dilakukan
setiap bulan oleh Tim Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
Bidang Monitoring dan Evaluasi di tingkat Pusat, Provinsi
dan Kabupaten/Kota untuk memastikan kegiatan-kegiatan
yang direncanakan tercapai pada waktu yang ditentukan
Hasil penilaian kesiapan dikoordinasikan dengan
stakeholder terkait, pemerintah daerah setempat dan
Kemenkes untuk dilakukan perbaikan atau perencanaan
lebih lanjut
Terdiri dari komponen:
1. komunikasi, advokasi dan pelatihan,
2. sistem yang diperlukan dalam pencatatan
dan pelaporan (data dan monitoring),
3. koordinasi,
4. pedoman operasional pelaksanaan
(kesiapan, penerimaan masyarakat atas
5. vaksinasi COVID-19, rencana distribusi
termasuk kesiapan sarana cold chain),
6. pelatihan, monitoring dan evaluasi
(termasuk surveilans COVID-19),
7. vaksin, cold chain dan logistik,
8. surveilans keamanan vaksin.
132. Saat Pelaksanaan
Monitoring Evaluasi pada saat pelaksanaan bertujuan
untuk memastikan pelaksanaan kegiatan vaksinasi
Sesuai dengan SOP yang berlaku
Cakupan tinggi dan berkualitas
KIPI dicatat dan dilaporkan
133. Jenis Monev pada Saat Pelaksanaan
Monitoring
Pencapaian
Cakupan
Monitoring
Kualitas
Pelayanan
134. Monitoring Pencapaian Cakupan
Dilakukan harian : memantau laporan
capaian vaksinasi COVID-19 dengan
memanfaatkan teknologi komunikasi cepat
dan Sistem Informasi Satu data Vaksinasi
COVID-19.
Diikuti dengan umpan balik kepada pihak-
pihak terkait untuk tindakan perbaikan
(corrective actions)
Target : seluruh sasaran mendapatkan
vaksinasi COVID-19 lengkap (Target mengacu
pada jumlah sasaran yang sudah ditetapkan)
Monitoring dilakukan per tahapan kegiatan
vaksinasi
Analisa data
Tindakan
perbaikan
135. Monitoring Kualitas Pelayanan
Menggunakan daftar tilik
supervisi pelaksanaan
Memantau kegiatan yang sedang
berlangsung serta kendalanya.
Dapat dilaksanakan langsung atau
daring
Pelaksana adalah Dinas
Kesehatan kabupaten atau
provinsi, organisasi profesi,
Kemenkes, mitra pembangunan
dan unsur Tim Pelaksanaan
Imunisasi COVID-19 lainnya.
136. Monitoring Kualitas Pelayanan
Jumlah Puskesmas dan fasyankes yang disupervisi adalah minimal 50% dari total
puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan, bila memungkinkan sesuai kondisi
transmisi COVID-19
Pemilihan Puskesmas/ Faskes yang
disupervisi berdasarkan:
Tingkat kesulitan jangkauan (wilayah
sulit dan biasa) atau berdasarkan
daerah yang berisiko tinggi (tinggi
transmisi COVID-19, Daerah kumuh,
Padat penduduk, Daerah sulit secara
sosial dan ekonomi, dan lain-lain)
Hasil supervisi dianalisa dan
didiskusikan. Kemudian, dilakukan
pemecahan masalah dan rencana
tindak lanjut bersama dengan
Kapus dan Petugas. Bila ditemukan
pelaksanaan yang tidak sesuai SPO,
lakukan perbaikan, Misal OJT
137. Pengunaan ONA untuk Mengisi Daftar Tilik
Supervisi
Format checklist yang sudah diisi dimasukan ke dalam formulir digital ONA pada tautan
https://enketo.ona.io/x/#18Rq3kbb
1. Buka laman https://ona.io/login untuk login jika
sudah memiliki akun, atau klin sign up untuk mulai
membuat akun Ona
2. Silahkan isi username (menggunakan huruf
kecil semua), first & last name, email dan
password dan beri tanda centang () pada term
of service & privacy policy, klik sign up.
138. Pengunaan ONA untuk Mengisi Daftar Tilik
Supervisi
3. Pada tampilan subscription plan, pilih yang “free”
lalu klik continue
Proses pembuatan akun selesai, lalu cek email
untuk melakukan konfirmasi
Kemudian login seperti tampilan pada gambar nomor 1
4. Untuk dapat mengisi dan submit form ONA, Anda
diminta untuk memberikan username akun Ona
kepada admin server untuk dijadikan sebagai
collaborator team
Daftar username yang dapat melakukan
submit form
139. Pengunaan ONA untuk Mengisi Daftar Tilik
Supervisi
5. Klik link https://enketo.ona.io/x/#18Rq3kbb untuk
mulai mengisi form
6. Klik “submit” jika Anda telah selesai mengisi form
dengan lengkap dan memiliki koneksi internet, jika
tidak maka simpan data dengan klik “save a draft”
kemudian akan diunggah secara otomatis ketika
koneksi internet tersedia.
Hasil pengisian ONA dapat dilihat pada dashboard dengan mengakses tautan
https://bit.ly/DashboardSupervisiKualitasPelayanan-ONA
141. Sesudah Pelaksanaan
Dilakukan melalui survei secara daring,
misal melalui SMS blast, notifikasi
melalui aplikasi, website, whatsapp
kepada sasaran.
Dilakukan sesudah pelaksanaan setiap
tahapan
Hasil akan didiseminasikan dalam
bentuk ringkasan data melalui SMS/
WhatsApp dan data rinci melalui
dashboard pada semua tingkatan.
Penilaian Cepat Cakupan Vaksinasi Penilaian Cepat Cakupan Vaksinasi
Melakukan penilaian indeks pemakaian
(IP) vaksin
Data IP vaksin dapat diakses pada
dashboard Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19
Monitoring untuk logistik vaksinasi
lainnya (ADS, Safety Box, Alcohol Swab)
dilakukan dengan memantau
penerimaan dan pengeluaran stok
142. Sesudah Pelaksanaan
Pemantauan dampak vaksinasi terhadap
penularan COVID-19.
Dilakukan dengan analisa angka
kesakitan, kematian dan indikator
surveilans COVID-19 lainnya.
Dilakukan oleh Tim Surveilans
Evaluasi dilakukan pada 1,3,6 dan 12
bulan setelah pelaksanaan untuk setiap
tahapan, dilakukan di setiap tingkatan
administrasi
Evaluasi Dampak melalui Surveilans
COVID-19
Post Marketing Vaccine Surveillance
Bertujuan untuk mengetahui
keamanan, khasiat dan mutu
vaksin.
Dilakukan oleh BPOM dan Komnas
PP KIPI, bersama pihak terkait.
PMS dilakukan secara aktif dengan
memantau sasaran yang telah
diberikan vaksinasi
143. Bagi petugas yang mengalami kesulitan
dalam menggunakan salah satu aplikasi
dalam Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi dapat menghubungi
Call Centre 021-3808888
atau WA 0812-11000510
Format-format, panduan dan materi
pelatihan/sosialisasi dapat diunduh pada
tautan: http://bit.ly/LampiranJuknisVC19