SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 34
Pengertian dan Tipe Sungai
Rekayasa Sungai
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dr. Ir. Dandy Ahmad Yani, MM., MT
KAMIS, 06 MARET 2023
Pe r te mu a n 1 ( Pe r ta ma ) & 2 ( d u a )
BENTUK PENILAIAN AKHIR :
| PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PENILAIAN PEMAHAMAN MAHASISWA
1. Nilai Presensi = 10 %
2. Nilai Tugas/Kuis = 40 %
3. UTS = 25 %
4. UAS = 25 %
KOMITMEN :
1. KETIDAK-HADIRAN MAKSIMAL 3 KALI, ATAU
PRESENSI MINIMAL 70 %.
2. APABILA TUGAS TERLAMBAT DIKUMPULKAN
AKAN MENDAPATKAN PENGURANGAN NILAI
SESUAI KELIPATAN WAKTU (-1 PER MENIT)
3. TIDAK MENGIKUTI UTS/UAS DIANGGAP GUGUR.
4. DISKRESI DOSEN PENGAMPU.
1
•MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROSTATIK - SM 2
2
•HIDROLIKA, HIDROLOGI DAN REKAYASA LINGKUNGAN - SM 3
3
•PERENCANAAN BANGUNAN AIR - SM 5
4
•PERENCANAAN PELABUHAN, PERENCANAAN DRAINASE KOTA - SM 6
5
•PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR - SM 7
6
•REKAYASA SUNGAI - SM 8
KETERKAITAN MATA KULIAH REKAYASA SUNGAI DENGAN MATA KULIAH LAINNYA
| REKAYASA SUNGAI
| REKAYASA SUNGAI
Pemanfaat-
an
Pengendalian Daya
Rusak Air
Pelestarian
(Konservasi)
Perlu upaya Pengelolaan Sungai Agar
terjaganya water quantity & water quality
REKAYASA SUNGAI
( PERAN PENTING SIKLUS HIDROLOGI )
A. PENGERTIAN SUNGAI
Sungai merupakan tempat-tempat dan wadah-
wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air
sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta
sepanjang pengalirannya oleh garis empadan.
Sungai juga bisa diartikan sebagai bagian permukaan
bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah
disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air
tawar menuju ke laut, danau, rawa, atau sungai lain.
Pada dasarnya sungai terbentuk secara alamiah untuk
menjadi tempat mengalirnya air.
Menurut PP RI No. 35 Tahun 1991 :
Pengertian lain :
Kesimpulan : Sungai adalah
Bagian dari daratan yang menjadi tempat tempat aliran air yang berasal dari mata air atau curah hujan.
Sungai Jeneberang, Provinsi Sulawesi Selatan
A. PENGERTIAN SUNGAI
Bagian Sungai dibagi menjadi 3 kelompok yakni,
HULU, TENGAH, HILIR.
Pada setiap bagian memiliki ciri khas pada
penampang sungai seperti pada gambar berikut ini:
Sesuai dengan definisinya, susunan sungai mulai dari
hulu hingga ke hilir dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Pada bagian sungai yang memiliki arus deras dengan kemiringan tertentu, pola aliran sungai
dapat membentuk meander (tengah) dan akibat muatan sedimen yang dibawa dapat
membentuk delta (hilir)
(Anak Sungai)
B. FUNGSI & MANFAAT SUNGAI
Sungai sebagai sumber air, sangat
penting fungsinya dalam pemenuhan
kebutuhan air bagi masyarakat baik
transportasi, mandi, mencuci dan
sebagainya bahkan untuk wilayah
tertentu sungai dapat dimanfaatkan
untuk menunjang makan dan minum.
Selain itu di Indonesia, sungai
merupakan sarana penunjang utama
dalam meningkatkan pembangunan
nasional yang dapat menghubungkan
wilayah satu dengan lainnya.
Fungsi Utama :
Sumber Air Irigasi & Air Baku,
PLTA
Tipe sungai dapat dikelompokan berdasarkan
situasi/kondisi berikut ini :
C. TIPE SUNGAI
1. Sumber Air
2. Debit Air
3. Asal Kejadian
4. Struktur Geologi
5. Pola Aliran
Berdasarkan Sumber Air
1. Sungai Hujan
2. Sungai Glester
3. Sungai Campuran
Berdasarkan Debit Air
1. Sungai Permanen
2. Sungai Periodik
3. Sungai Episodik
4. Sungai Ephemeral
Berdasarkan Asal Kejadian
1. Sungai Konsekuen
2. Sungai Subsekuen
3. Sungai Obsekuen
4. Sungai Resekuen
5. Sungai Insekuen
Berdasarkan Pola Aliran
1. Sungai Radial
2. Sungai Dendritik/Menjari
Berdasarkan Struktur Geologi
1. Sungai Antesden
2. Sungai Superposed
C. TIPE SUNGAI
Berdasarkan Asal Kejadian
Berdasarkan Struktur Geologi
Berdasarkan Pola Aliran
Sentripetal = aliran berkebalikan dari radial
(air mengalir ke cekungan/lembah)
D. BENCANA, PENCEMARAN DAN MENEJEMEN
KONSERVASI SUNGAI
BENCANA
BANJIR
DAN
EROSI
SUNGAI
a) Banjir b) Banjir Lahar Dingin
c) Erosi Tanggul Menyebabkan Lahan Penduduk di Sekitar Sungai Ikut Tergerus
D. BENCANA, PENCEMARAN DAN MENEJEMEN
KONSERVASI SUNGAI
Pencemaran Sungai Bengawan Solo oleh Limbah
Mempengaruhi Biota yang Hidup Didalamnya
PENCEMARAN
SUNGAI
OLEH
SAMPAH
DAN
LIMBAH
D. BENCANA, PENCEMARAN DAN MENEJEMEN
KONSERVASI SUNGAI
Ragam Konservasi Sungai :
1. Pemasangan cerucuk pada meander
2. River improvement (perbaikan/peningkatan sungai),
3. Penguatan dan peninggian tanggul
4. Sudetan (by pass/short-cut)
5. Floodway
6. Sistem Drainase Khusus
Pemasangan Cerucuk Bambu Penguatan Tanggul Dengan Bronjong
Desain Sudetan
Proses Pembentukan Morfologi Sungai
Rekayasa Sungai
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dr. Ir. Dandy Ahmad Yani, MM., MT
KAMIS, 06 MARET 2023
Per temuan 2 ( Kedua)
Morfologi sungai merupakan geometri
(bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan
perilaku sungai dengan segala aspek
dan perubahannya dalam dimensi
ruang dan waktu.
Pada pembahasan Proses Pembentukan
Morfologi Sungai akan dibahas :
1. Parameter Fisik Palung Sungai
2. Proses Fluvial dan Pembentukan
Sungai
3. Morfologi Sungai
4. Dataran Banjir dan Formasi Delta
5. Lensa Pasir / Kipas Aluvial
A. PARAMETER FISIK PALUNG SUNGAI
Bantaran sungai merupakan lahan
pada kedua sisi sepanjang palung
sungai dihitung dari tepi sampai
dengan kaki tanggul sebelah dalam
Palung sungai merupakan lahan
pada kedua sisi sepanjang palung
sungai dihitung dari tepi sampai
dengan kaki tanggul sebelah dalam
Garis Sempadan merupakan garis
maya di kiri dan kanan palung
sungai yang ditetapkan sebagai
batas perlindungan sungai.
A. PARAMETER FISIK PALUNG SUNGAI
Lebar Puncak (T) merupakan lebar
permukaan air tegak lurus arah
aliran
Perimeter Basah (P) merupakan
panjang keliling dasar dan tebing
sungai mengikuti tampang
melintang tegak lurus aliran
Luas Tampang Basah (A) merupakan
luas tampang melintang yang
dibatasi oleh keliling dasar sungai
dan muka air.
Tampang Melintang merupakan
tampang sungai tegak lurus arah
aliran
Thalweg merupakan garis yang menghubungkan titik terendah palung sungai
Kedalaman Aliran (flow depth) merupakan jarak antara dasar sungai dan
muka air. Kedalaman diukur dari dasar palung terdalam (thalweg).
Keadaan Normal merupakan kedalaman aliran pada saluran uniform dengan
aliran steady flow. Pada kondisi ini muka air sejajar dengan kemiringan dasar
saluran dan juga kemiringan energinya
Kemiringan Dasar Memanjang
merupakan kemiringan rata-rata
thalweg pada ruas sungai tertentu.
B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI
Fluvial merupakan istilah untuk lahan yang terbentuk
akibat suatu proses hingga menjadi morfologi sungai.
Pada dasarnya proses fluvial dapat terjadi akibat
limpasan air (run off) yang berlangsung terus – menerus
pada suatu lembah hingga terbentuk palung sungai dan
pola alirannya.
Limpasan air dapat berasal dari beragam sumber yang
menyebabkan terbentuknya sungai (pertemuan ke 1).
Penampang Sungai Zona Bagian Hulu
B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI
Penampang Sungai Zona Bagian Tengah
Sejalan dengan aliran air yang mengalir dari
hulu ke hilir, energi bergerak mengikuti
transport air dan material di dalam palung
sungai dan dataran banjir. Energi tersebut
dapat menyebabkan gerusan (erosi) atau
pengendapan (sedimentasi) yang berbeda –
beda menurut zonanya.
Zona bagian hulu merupakan zona
pemasok sedimen, sedangkan zona
bagian tengah merupakan zona
transport sedimen, dan zona bagian hilir
merupakan zona pengendapan.
B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI
Penampang Sungai Zona Bagian Hilir
Berdasarkan umurnya, sungai dapat
dikategori menjadi 3 kelompok, yaitu:
- Sungai Muda
- Sungai Dewas
- Sungai Tua
Sungai Muda merupakan bentuk awal alur
sungai. Memiliki aliran yang deras, lembah
yang sempit dan tidak merata, serta terdapat
banyak air terjun. Memiliki sedikit anak
sungai (tributaries)
B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI
Sungai Dewasa merupakan
perkembangan selanjutnya dari
sungai muda, dengan sifat-sifat
lembah sungai yang cukup
lebar, kemiringan dasar sungai
relatif flat/datar, dan formasi
tebing terbentuk dari hasil
longsoran tebing sebelah hulu.
Material dasar sungai
terbentuk dari material
bergradasi hasil dari endapan
angkutan sedimen. Sungai
dewasa mempunyai bantaran
yang relatif sempit, dan
biasanya meander sungai
sudah terbentuk.
a) Sungai Dewasa Awal b) Sungai Dewasa Akhir
B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI
Sungai Tua merupakan perkembangan selanjutnya
dari sungai dewasa.
Sebagai akibat dari proses erosi dan sedimentasi
yang terus menerus, lembah sungai terbentuk
dengan lebar sungai menjadi lebih lebar dan
kemiringan dasar sungai menjadi lebih landai.
Meander dan panjang meander yang terbentuk
masih lebih sempit dari lembah sungainya.
Ciri lain dari sungai tua adalah di kanan-kiri sungai
terbentuk tanggul alam dan banyak terbentuk
rawa-rawa. Banyak terjadi anak sungai yang
terbentuk sejajar dengan induk sungainya pada
jarak yang cukup panjang sebelum bermuara
kembali ke induk sungainya.
C. MORFOLOGI SUNGAI
Morfologi Sungai dapat dikenali dari pola aliran (plan
form), profil longitudinal, karakteristik saluran (channel
characteristics), tikungan luar (bends), pencabangan dan
pertemuan (bifurcations & confluences).
1. Plan form dikelompokan menjadi meandering dan
braided
Braided (bercabang)
Alur sungai yang terdiri dari beberapa alur dengan alur
satu dan lainnya saling berhubungan. Penyebab utama
terjadinya alur bercabang adalah tingginya beban
sedimen dasar, sehingga arus sungai tidak mampu untuk
mengangkut.
C. MORFOLOGI SUNGAI
Meandering
Sungai bermeander terbentuk oleh adanya pergerakan
menyamping akibat arus sungai terhadap formasi dan
perubahan bentuk lengkungan sungai.
Meander sungai terdiri dari lubuk (“pool”) dan alur
silang (“crossing”). Thalweg atau palung/alur utama,
alur dari satu lubuk ke lubuk berikutnya membentuk
sungai dengan Tipe “S”.
Dari beberapa penelitian diperoleh kesimpulan
bahwa panjang meander kira-kira antara 10 – 14 kali
lebar sungai pada kondisi bankfull, atau dapat
dinyatakan dalam debit bankfull : L = 46Q0.39
C. MORFOLOGI SUNGAI
Apabila proses erosi dan pengendapan terus
berjalan dalam waktu yang cukup panjang, proses
pembentukan meander berjalan terus dan pada
kondisi tertentu lengkungan meander akan terputus
dan terbentuk alur meander baru. Bekas meander
tersebut lama kelamaan akan terisi oleh endapan
sungai dan terbentuk lengkungan-lengkungan danau
(“oxbow”), dimana pengendapan akan lebih banyak
terjadi pada posisi dekat alur aktif.
C. MORFOLOGI SUNGAI
2. Channel Characteristics & Longitudinal Profile
Secara umum sungai memiliki karakteristik saluran
yang ditinjau berdasarkan besarnya nilai :
- Debit (Q)
- Banyaknya sedimen yang diangkut (S)
- Lebar sungai (B)
- Kedalaman air (h)
- Kemiringan sungai (i)
- Diameter butiran sediment (D)
Parameter tersebut, terutama debit
(Q), slope (i), diameter (D), dan lebar
(B) akan berubah sepanjang bidang
memanjang sungai (hulu ke hilir) akibat
energi yang terjadi.
Lebih jelasnya, dapat diperhatikan
gambar berikut ini:
Slope sebelum terjadi
gerusan dan endapan
Gerusan
Endapan Slope setelah terjadi
gerusan dan endapan
C. MORFOLOGI SUNGAI
3. Bends
Ada tiga tipe dari tikungan luar yang
dikelompokan menjadi :
- Free bends (mengikuti arah lembah)
- Limited bends (kedalaman yang curam dan
mengikis batuan)
- Force bends (gerakan terbatas)
Tipe – tipe tersebut dikelompokan
berdasarkan perbedaan batas
eksternal dan derajat kebebasan yang
membentuk formasi lateral.
C. MORFOLOGI SUNGAI
4. Bifurcations & confluences
Pencabangan dapat diartikan pembagian / distribusi
debit sungai kepada cabang sungai
Sedangkan pertemuan merupakan berkumpulnya
debit sungai dari anak sungai (tributaries).
Pencabangan (bifurcation) Pertemuan (confluence)
D. DATARAN BANJIR & FORMASI DELTA
Dengan berjalannya waktu, proses erosi
berjalan terus baik melalui proses erosi
permukaan maupun erosi yang terjadi di
badan sungai, disertai longsoran-longsoran
tebing, maka material hasil erosi tersebut
akan terangkut ke arah hilir.
Dengan banyaknya angkutan sedimen yang
terbawa arus sungai, maka seterusnya
sedimen tersebut akan diendapkan di daerah
yang relatif rendah dan selanjutnya akan
terbentuk dataran banjir (flood plan).
Pada tempat-tempat tertentu di hilir dekat
muara dimana kemiringan sungai relatif datar
dan turbulensi aliran kecil akan terjadi
endapan sungai yang selanjutnya akan
membentuk delta sungai
E. LENSA PASIR / KIPAS ALLUVIAL
Lensa pasir terbentuk pada
tempat dimana terjadi peralihan
dasar sungai yang curam ke
dasar sungai yang datar.
Dengan adanya perubahan dasar
sungai yang dari curam ke dasar
sungai yang datar, akan terjadi
proses pengendapan terhadap
beban sedimen yang cukup
banyak, dan selanjutnya akan
terjadi lensa-lensa pasir.
Proses terjadinya lensa pasir
hampir sama dengan proses
terjadinya delta, dan keduanya
akan memperkecil kemiringan
dasar sungai beserta
kecepatannya.
REFERENSI DAN PUSTAKA
1. Jansen, P. Ph, Principles of River Engineering, Delftse Uitgevers Maatsschappij, Delf, 1994.
2. Gardiner, John L., River Projects and Conservation, John Wiley & Sons, Singapore, 1992.
3. Soemarto, C.D, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya, 1995.
UTAMA
PENDUKUNG
1. Chow, VT, Open Channel Hydraulics, Mc Graw Hill, New York, 1997.
2. Soewarno, Hidrologi-Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data, Jilid I, Nova, Bandung, 1995.
3. Soewarno, Hidrologi-Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data, Jilid II, Nova, Bandung, 1995.
1. Jansen, P. Ph, Principles of River Engineering, Delftse Uitgevers Maatsschappij, Delf, 1994.
2. Gardiner, John L., River Projects and Conservation, John Wiley & Sons, Singapore, 1992.
3. Soemarto, C.D, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya, 1995.
Kuis 1 : Jelaskan dengan singkat gambar dibawah ini, waktu 15 menit, tulis nama, NIM dan kelas.
REKAYASA SUNGAI

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaJoy Irman
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranPertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranBahar Saing
 
Ppt BENDUNG SAPON
Ppt BENDUNG SAPONPpt BENDUNG SAPON
Ppt BENDUNG SAPONDita Aldisa
 
Pengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungaiPengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungaiRachyma Briston
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airMunzirkamala
 
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.pptSalmanAP2
 
Pp waduk (minggu 2, 3, 4) 2015
Pp waduk (minggu 2, 3, 4) 2015Pp waduk (minggu 2, 3, 4) 2015
Pp waduk (minggu 2, 3, 4) 2015mumu nurdiyanti
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase PerkotaanPermen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaaninfosanitasi
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarYosua Freddyta'tama
 
Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungaiCahaya Hari
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRPPGHybrid1
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuudhiye
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
DRAINASE: Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk Lingkungan P...
DRAINASE: Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk Lingkungan P...DRAINASE: Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk Lingkungan P...
DRAINASE: Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk Lingkungan P...Maytri Handayani
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intakeReza Nuari
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
 
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranPertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
 
Ppt BENDUNG SAPON
Ppt BENDUNG SAPONPpt BENDUNG SAPON
Ppt BENDUNG SAPON
 
Pengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungaiPengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungai
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
 
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
 
Pp waduk (minggu 2, 3, 4) 2015
Pp waduk (minggu 2, 3, 4) 2015Pp waduk (minggu 2, 3, 4) 2015
Pp waduk (minggu 2, 3, 4) 2015
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase PerkotaanPermen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
 
DRAINASE (1).ppt
DRAINASE (1).pptDRAINASE (1).ppt
DRAINASE (1).ppt
 
Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungai
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
DRAINASE: Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk Lingkungan P...
DRAINASE: Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk Lingkungan P...DRAINASE: Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk Lingkungan P...
DRAINASE: Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk Lingkungan P...
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 

Ähnlich wie REKAYASA SUNGAI

Ähnlich wie REKAYASA SUNGAI (20)

ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGIALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
 
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.pptPertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
 
Hidrosfer
Hidrosfer Hidrosfer
Hidrosfer
 
Morfometri
MorfometriMorfometri
Morfometri
 
Morfometri
MorfometriMorfometri
Morfometri
 
Istilah Penting dalam Proses Sedimentologi
Istilah Penting dalam Proses SedimentologiIstilah Penting dalam Proses Sedimentologi
Istilah Penting dalam Proses Sedimentologi
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Muara Sungai
Muara SungaiMuara Sungai
Muara Sungai
 
Hidrologi
Hidrologi Hidrologi
Hidrologi
 
Makalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapanMakalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapan
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi ppt
 
KELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptx
KELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptxKELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptx
KELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptx
 
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxHidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
 
24 sturtur-sungai
24 sturtur-sungai24 sturtur-sungai
24 sturtur-sungai
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey HidrologiGeomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
 
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
 
Analisa Bozem Moro Krembangan Surabaya
Analisa Bozem Moro Krembangan SurabayaAnalisa Bozem Moro Krembangan Surabaya
Analisa Bozem Moro Krembangan Surabaya
 
HIDROSFER LENGKAP.pptx
HIDROSFER LENGKAP.pptxHIDROSFER LENGKAP.pptx
HIDROSFER LENGKAP.pptx
 
Bahan ajar-hisrosfer
Bahan ajar-hisrosferBahan ajar-hisrosfer
Bahan ajar-hisrosfer
 

REKAYASA SUNGAI

  • 1. Pengertian dan Tipe Sungai Rekayasa Sungai PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Dr. Ir. Dandy Ahmad Yani, MM., MT KAMIS, 06 MARET 2023 Pe r te mu a n 1 ( Pe r ta ma ) & 2 ( d u a )
  • 2. BENTUK PENILAIAN AKHIR : | PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENILAIAN PEMAHAMAN MAHASISWA 1. Nilai Presensi = 10 % 2. Nilai Tugas/Kuis = 40 % 3. UTS = 25 % 4. UAS = 25 % KOMITMEN : 1. KETIDAK-HADIRAN MAKSIMAL 3 KALI, ATAU PRESENSI MINIMAL 70 %. 2. APABILA TUGAS TERLAMBAT DIKUMPULKAN AKAN MENDAPATKAN PENGURANGAN NILAI SESUAI KELIPATAN WAKTU (-1 PER MENIT) 3. TIDAK MENGIKUTI UTS/UAS DIANGGAP GUGUR. 4. DISKRESI DOSEN PENGAMPU.
  • 3. 1 •MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROSTATIK - SM 2 2 •HIDROLIKA, HIDROLOGI DAN REKAYASA LINGKUNGAN - SM 3 3 •PERENCANAAN BANGUNAN AIR - SM 5 4 •PERENCANAAN PELABUHAN, PERENCANAAN DRAINASE KOTA - SM 6 5 •PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR - SM 7 6 •REKAYASA SUNGAI - SM 8 KETERKAITAN MATA KULIAH REKAYASA SUNGAI DENGAN MATA KULIAH LAINNYA
  • 5. | REKAYASA SUNGAI Pemanfaat- an Pengendalian Daya Rusak Air Pelestarian (Konservasi) Perlu upaya Pengelolaan Sungai Agar terjaganya water quantity & water quality
  • 6. REKAYASA SUNGAI ( PERAN PENTING SIKLUS HIDROLOGI )
  • 7. A. PENGERTIAN SUNGAI Sungai merupakan tempat-tempat dan wadah- wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis empadan. Sungai juga bisa diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa, atau sungai lain. Pada dasarnya sungai terbentuk secara alamiah untuk menjadi tempat mengalirnya air. Menurut PP RI No. 35 Tahun 1991 : Pengertian lain : Kesimpulan : Sungai adalah Bagian dari daratan yang menjadi tempat tempat aliran air yang berasal dari mata air atau curah hujan. Sungai Jeneberang, Provinsi Sulawesi Selatan
  • 8. A. PENGERTIAN SUNGAI Bagian Sungai dibagi menjadi 3 kelompok yakni, HULU, TENGAH, HILIR. Pada setiap bagian memiliki ciri khas pada penampang sungai seperti pada gambar berikut ini: Sesuai dengan definisinya, susunan sungai mulai dari hulu hingga ke hilir dapat dilihat pada gambar berikut ini : Pada bagian sungai yang memiliki arus deras dengan kemiringan tertentu, pola aliran sungai dapat membentuk meander (tengah) dan akibat muatan sedimen yang dibawa dapat membentuk delta (hilir) (Anak Sungai)
  • 9. B. FUNGSI & MANFAAT SUNGAI Sungai sebagai sumber air, sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat baik transportasi, mandi, mencuci dan sebagainya bahkan untuk wilayah tertentu sungai dapat dimanfaatkan untuk menunjang makan dan minum. Selain itu di Indonesia, sungai merupakan sarana penunjang utama dalam meningkatkan pembangunan nasional yang dapat menghubungkan wilayah satu dengan lainnya. Fungsi Utama : Sumber Air Irigasi & Air Baku, PLTA
  • 10. Tipe sungai dapat dikelompokan berdasarkan situasi/kondisi berikut ini : C. TIPE SUNGAI 1. Sumber Air 2. Debit Air 3. Asal Kejadian 4. Struktur Geologi 5. Pola Aliran Berdasarkan Sumber Air 1. Sungai Hujan 2. Sungai Glester 3. Sungai Campuran Berdasarkan Debit Air 1. Sungai Permanen 2. Sungai Periodik 3. Sungai Episodik 4. Sungai Ephemeral Berdasarkan Asal Kejadian 1. Sungai Konsekuen 2. Sungai Subsekuen 3. Sungai Obsekuen 4. Sungai Resekuen 5. Sungai Insekuen Berdasarkan Pola Aliran 1. Sungai Radial 2. Sungai Dendritik/Menjari Berdasarkan Struktur Geologi 1. Sungai Antesden 2. Sungai Superposed
  • 11. C. TIPE SUNGAI Berdasarkan Asal Kejadian Berdasarkan Struktur Geologi Berdasarkan Pola Aliran Sentripetal = aliran berkebalikan dari radial (air mengalir ke cekungan/lembah)
  • 12. D. BENCANA, PENCEMARAN DAN MENEJEMEN KONSERVASI SUNGAI BENCANA BANJIR DAN EROSI SUNGAI a) Banjir b) Banjir Lahar Dingin c) Erosi Tanggul Menyebabkan Lahan Penduduk di Sekitar Sungai Ikut Tergerus
  • 13. D. BENCANA, PENCEMARAN DAN MENEJEMEN KONSERVASI SUNGAI Pencemaran Sungai Bengawan Solo oleh Limbah Mempengaruhi Biota yang Hidup Didalamnya PENCEMARAN SUNGAI OLEH SAMPAH DAN LIMBAH
  • 14. D. BENCANA, PENCEMARAN DAN MENEJEMEN KONSERVASI SUNGAI Ragam Konservasi Sungai : 1. Pemasangan cerucuk pada meander 2. River improvement (perbaikan/peningkatan sungai), 3. Penguatan dan peninggian tanggul 4. Sudetan (by pass/short-cut) 5. Floodway 6. Sistem Drainase Khusus Pemasangan Cerucuk Bambu Penguatan Tanggul Dengan Bronjong Desain Sudetan
  • 15. Proses Pembentukan Morfologi Sungai Rekayasa Sungai PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Dr. Ir. Dandy Ahmad Yani, MM., MT KAMIS, 06 MARET 2023 Per temuan 2 ( Kedua)
  • 16. Morfologi sungai merupakan geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu. Pada pembahasan Proses Pembentukan Morfologi Sungai akan dibahas : 1. Parameter Fisik Palung Sungai 2. Proses Fluvial dan Pembentukan Sungai 3. Morfologi Sungai 4. Dataran Banjir dan Formasi Delta 5. Lensa Pasir / Kipas Aluvial
  • 17. A. PARAMETER FISIK PALUNG SUNGAI Bantaran sungai merupakan lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam Palung sungai merupakan lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam Garis Sempadan merupakan garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.
  • 18. A. PARAMETER FISIK PALUNG SUNGAI Lebar Puncak (T) merupakan lebar permukaan air tegak lurus arah aliran Perimeter Basah (P) merupakan panjang keliling dasar dan tebing sungai mengikuti tampang melintang tegak lurus aliran Luas Tampang Basah (A) merupakan luas tampang melintang yang dibatasi oleh keliling dasar sungai dan muka air. Tampang Melintang merupakan tampang sungai tegak lurus arah aliran Thalweg merupakan garis yang menghubungkan titik terendah palung sungai Kedalaman Aliran (flow depth) merupakan jarak antara dasar sungai dan muka air. Kedalaman diukur dari dasar palung terdalam (thalweg). Keadaan Normal merupakan kedalaman aliran pada saluran uniform dengan aliran steady flow. Pada kondisi ini muka air sejajar dengan kemiringan dasar saluran dan juga kemiringan energinya Kemiringan Dasar Memanjang merupakan kemiringan rata-rata thalweg pada ruas sungai tertentu.
  • 19. B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI Fluvial merupakan istilah untuk lahan yang terbentuk akibat suatu proses hingga menjadi morfologi sungai. Pada dasarnya proses fluvial dapat terjadi akibat limpasan air (run off) yang berlangsung terus – menerus pada suatu lembah hingga terbentuk palung sungai dan pola alirannya. Limpasan air dapat berasal dari beragam sumber yang menyebabkan terbentuknya sungai (pertemuan ke 1). Penampang Sungai Zona Bagian Hulu
  • 20. B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI Penampang Sungai Zona Bagian Tengah Sejalan dengan aliran air yang mengalir dari hulu ke hilir, energi bergerak mengikuti transport air dan material di dalam palung sungai dan dataran banjir. Energi tersebut dapat menyebabkan gerusan (erosi) atau pengendapan (sedimentasi) yang berbeda – beda menurut zonanya. Zona bagian hulu merupakan zona pemasok sedimen, sedangkan zona bagian tengah merupakan zona transport sedimen, dan zona bagian hilir merupakan zona pengendapan.
  • 21. B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI Penampang Sungai Zona Bagian Hilir Berdasarkan umurnya, sungai dapat dikategori menjadi 3 kelompok, yaitu: - Sungai Muda - Sungai Dewas - Sungai Tua Sungai Muda merupakan bentuk awal alur sungai. Memiliki aliran yang deras, lembah yang sempit dan tidak merata, serta terdapat banyak air terjun. Memiliki sedikit anak sungai (tributaries)
  • 22. B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI Sungai Dewasa merupakan perkembangan selanjutnya dari sungai muda, dengan sifat-sifat lembah sungai yang cukup lebar, kemiringan dasar sungai relatif flat/datar, dan formasi tebing terbentuk dari hasil longsoran tebing sebelah hulu. Material dasar sungai terbentuk dari material bergradasi hasil dari endapan angkutan sedimen. Sungai dewasa mempunyai bantaran yang relatif sempit, dan biasanya meander sungai sudah terbentuk. a) Sungai Dewasa Awal b) Sungai Dewasa Akhir
  • 23. B. PROSES FLUVIAL DAN PEMBENTUKAN SUNGAI Sungai Tua merupakan perkembangan selanjutnya dari sungai dewasa. Sebagai akibat dari proses erosi dan sedimentasi yang terus menerus, lembah sungai terbentuk dengan lebar sungai menjadi lebih lebar dan kemiringan dasar sungai menjadi lebih landai. Meander dan panjang meander yang terbentuk masih lebih sempit dari lembah sungainya. Ciri lain dari sungai tua adalah di kanan-kiri sungai terbentuk tanggul alam dan banyak terbentuk rawa-rawa. Banyak terjadi anak sungai yang terbentuk sejajar dengan induk sungainya pada jarak yang cukup panjang sebelum bermuara kembali ke induk sungainya.
  • 24. C. MORFOLOGI SUNGAI Morfologi Sungai dapat dikenali dari pola aliran (plan form), profil longitudinal, karakteristik saluran (channel characteristics), tikungan luar (bends), pencabangan dan pertemuan (bifurcations & confluences). 1. Plan form dikelompokan menjadi meandering dan braided Braided (bercabang) Alur sungai yang terdiri dari beberapa alur dengan alur satu dan lainnya saling berhubungan. Penyebab utama terjadinya alur bercabang adalah tingginya beban sedimen dasar, sehingga arus sungai tidak mampu untuk mengangkut.
  • 25. C. MORFOLOGI SUNGAI Meandering Sungai bermeander terbentuk oleh adanya pergerakan menyamping akibat arus sungai terhadap formasi dan perubahan bentuk lengkungan sungai. Meander sungai terdiri dari lubuk (“pool”) dan alur silang (“crossing”). Thalweg atau palung/alur utama, alur dari satu lubuk ke lubuk berikutnya membentuk sungai dengan Tipe “S”. Dari beberapa penelitian diperoleh kesimpulan bahwa panjang meander kira-kira antara 10 – 14 kali lebar sungai pada kondisi bankfull, atau dapat dinyatakan dalam debit bankfull : L = 46Q0.39
  • 26. C. MORFOLOGI SUNGAI Apabila proses erosi dan pengendapan terus berjalan dalam waktu yang cukup panjang, proses pembentukan meander berjalan terus dan pada kondisi tertentu lengkungan meander akan terputus dan terbentuk alur meander baru. Bekas meander tersebut lama kelamaan akan terisi oleh endapan sungai dan terbentuk lengkungan-lengkungan danau (“oxbow”), dimana pengendapan akan lebih banyak terjadi pada posisi dekat alur aktif.
  • 27. C. MORFOLOGI SUNGAI 2. Channel Characteristics & Longitudinal Profile Secara umum sungai memiliki karakteristik saluran yang ditinjau berdasarkan besarnya nilai : - Debit (Q) - Banyaknya sedimen yang diangkut (S) - Lebar sungai (B) - Kedalaman air (h) - Kemiringan sungai (i) - Diameter butiran sediment (D) Parameter tersebut, terutama debit (Q), slope (i), diameter (D), dan lebar (B) akan berubah sepanjang bidang memanjang sungai (hulu ke hilir) akibat energi yang terjadi. Lebih jelasnya, dapat diperhatikan gambar berikut ini: Slope sebelum terjadi gerusan dan endapan Gerusan Endapan Slope setelah terjadi gerusan dan endapan
  • 28. C. MORFOLOGI SUNGAI 3. Bends Ada tiga tipe dari tikungan luar yang dikelompokan menjadi : - Free bends (mengikuti arah lembah) - Limited bends (kedalaman yang curam dan mengikis batuan) - Force bends (gerakan terbatas) Tipe – tipe tersebut dikelompokan berdasarkan perbedaan batas eksternal dan derajat kebebasan yang membentuk formasi lateral.
  • 29. C. MORFOLOGI SUNGAI 4. Bifurcations & confluences Pencabangan dapat diartikan pembagian / distribusi debit sungai kepada cabang sungai Sedangkan pertemuan merupakan berkumpulnya debit sungai dari anak sungai (tributaries). Pencabangan (bifurcation) Pertemuan (confluence)
  • 30. D. DATARAN BANJIR & FORMASI DELTA Dengan berjalannya waktu, proses erosi berjalan terus baik melalui proses erosi permukaan maupun erosi yang terjadi di badan sungai, disertai longsoran-longsoran tebing, maka material hasil erosi tersebut akan terangkut ke arah hilir. Dengan banyaknya angkutan sedimen yang terbawa arus sungai, maka seterusnya sedimen tersebut akan diendapkan di daerah yang relatif rendah dan selanjutnya akan terbentuk dataran banjir (flood plan). Pada tempat-tempat tertentu di hilir dekat muara dimana kemiringan sungai relatif datar dan turbulensi aliran kecil akan terjadi endapan sungai yang selanjutnya akan membentuk delta sungai
  • 31. E. LENSA PASIR / KIPAS ALLUVIAL Lensa pasir terbentuk pada tempat dimana terjadi peralihan dasar sungai yang curam ke dasar sungai yang datar. Dengan adanya perubahan dasar sungai yang dari curam ke dasar sungai yang datar, akan terjadi proses pengendapan terhadap beban sedimen yang cukup banyak, dan selanjutnya akan terjadi lensa-lensa pasir. Proses terjadinya lensa pasir hampir sama dengan proses terjadinya delta, dan keduanya akan memperkecil kemiringan dasar sungai beserta kecepatannya.
  • 32. REFERENSI DAN PUSTAKA 1. Jansen, P. Ph, Principles of River Engineering, Delftse Uitgevers Maatsschappij, Delf, 1994. 2. Gardiner, John L., River Projects and Conservation, John Wiley & Sons, Singapore, 1992. 3. Soemarto, C.D, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya, 1995. UTAMA PENDUKUNG 1. Chow, VT, Open Channel Hydraulics, Mc Graw Hill, New York, 1997. 2. Soewarno, Hidrologi-Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data, Jilid I, Nova, Bandung, 1995. 3. Soewarno, Hidrologi-Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data, Jilid II, Nova, Bandung, 1995.
  • 33. 1. Jansen, P. Ph, Principles of River Engineering, Delftse Uitgevers Maatsschappij, Delf, 1994. 2. Gardiner, John L., River Projects and Conservation, John Wiley & Sons, Singapore, 1992. 3. Soemarto, C.D, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya, 1995. Kuis 1 : Jelaskan dengan singkat gambar dibawah ini, waktu 15 menit, tulis nama, NIM dan kelas.