SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 82
Downloaden Sie, um offline zu lesen
KEPELAUTAN
Bahwa untuk menjamin keselamatan pelayaran sebagai penunjang
kelancaran lalu lintas kapal di laut, diperlukan adanya awak kapal yang
memiliki keahlian, kemampuan dan terampil, dengan demikian setiap
kapal yang akan berlayar harus diawaki dengan awak kapal yang
cukup dan cakap untuk melakukan tugasnya diatas kapal sesuai
dengan jabatannya dengan mempertimbangkan tonase kapal, tata
susunan permesinan kapal dan daerah pelayaran.

Dalam UU No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, Pasal 1 butir 10
menyatakan bahwa pengawakan kapal adalah salah satu faktor
kelaiklautan kapal. Oleh karena itu memerlukan pengawasan dan
pembinaan yang terus menerus baik dari segi perlindungan,
kesejahteraan, pengetahuan, segi disiplin maupun
penempatannya/formasi susunan perwiranya di atas kapal agar
terwujudnya keselamatan pelayaran, sedangkan dalam Pasal 1 butir 11
menyatakan bahwa Yang dimaksud awak kapal adalah orang yang
bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik atau operator kapal
untuk melakukan tugas diatas kapal sesuai dengan jabatannya yang
tercantum dalam buku sijil
Persyaratan bekerja di atas kapal
•   Memiliki Sertifikat Kepelautan
•   Memiliki badan yang sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan
    berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan yang khusus dilakukan
    untuk itu dari Rumah Sakit yang ditunjuk
•   Pengukuhan (Endorsement) bagi yang akan memegang jabatan
    minimal sebagai Officer on Watch (OOW)
•   Memiliki Perjanjian Kerja Laut
•   Memiliki Buku Pelaut
•   Disijil
•   Memiliki Buku Kesehatan (yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan
    Pelabuhan)
•   Memiliki Pasport (bagi yang berlayar ke luar negeri yang
    diterbitkan oleh Imigrasi Pelabuhan)
SERTIFIKAT KEPELAUTAN
Sertifikat Kepelautan membuktikan bahwa yang bersangkutan telah
memiliki keahlian dan atau keterampilan sebagai awak kapal.

a. SERTIFIKAT KEAHLIAN PELAUT.
   Jenis Sertifikat Keahlian Pelaut :
   1) Kapal Niaga :
       a. Dek : ANT-I s/d ANTD
       b. Mesin : ATT-I s/d ATTD

   2) Kapal Ikan :
       a. Dek : ANKPIN-I s/d ANKPIN-III
       b. Mesin : ATKPIN-I s/d ATKPIN-III

   3) Kapal Layar Motor :
       a. Dek : SK MPR TK. I      dan SK MPR TK. II
       b. Mesin : SK JMPR TK. I   dan SK JMPR TK. II
4)    Kapal Layar/Kapal Motor (ukuran dibawah 100 M3)
     a. Surat Keterangan Kecakapan 30 Mil-Dek/Mesin
     b. Surat Keterangan Kecakapan 60 Mil-Dek/Mesin

5)    Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika :
     a. Sertifikat Radio Elektronika Klas I;
     b. Sertifikat Radio Elektronika Klas II;
     c. Sertifikat Operator Umum;
     d. Sertifikat Operator Terbatas.
b. SERTIFIKAT KETERAMPILAN PELAUT
    Jenis Sertifikat Keterampilan Pelaut :
    1. Sertifikat Keterampilan Dasar Keselamatan Bagi Pelaut (Basic
       Safety Training)

    2. Sertifikat Keterampilan Khusus :

         a. Sertifikat keterampilan pemadam kebakaran tingkat
            lanjutan (Advance Fire Fighting)
         b. Sertifikat keterampilan pertolongan pertama (Medical
            First Aid)
         c. Sertifikat keterampilan perawatan medis diatas kapal
            (Medical Care on board).
         d. Sertifikat keterampilan sekoci penyelamat cepat (Fast
            Rescue Boat)
         e. Sertifikat ROC for the GMDSS
         f. Sertifikat GOC for the GMDSS
         g. Sertifikat Familiarization kapal tangki (Tanker
            Familiarization)
h. Sertifikat Familiarization kapal tangki pengangkut minyak (Oil
   Tanker Familiarization)
i. Sertifikat Familiarization kapal tangki pengangkut gas
   (Liquited Gas Tanker Familiarization)
j. Sertifikat Familiarization kapal tangki pengangkut bahan
   kimia cair (Chemical Tanker Familiarization)
k. Sertifikat Pengendalian Manajemen pengendalian krisis dan
   perilaku manusia (Crisis Management and Human Behaviour)
l. Sertifikat Manajemen Pengendalian Kekacauan (Crowd
   Management)
m. Sertifikat keterampilan pengoperasian radar simulator dan
   alat bantu plotting radar otomatis (Radar observation and
   Automatic Radar Plotting Aid Simulator/ARPA Simulatior)
n. Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-Ro
o. Sertifikat keterampilan penggunaan pesawat luput maut dan
   sekoci penyelamat (Survival Craft and Rescue Boat)
Penandatanganan Sertifikat Kepelautan :

1)   Atas nama Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur
     Perkapalan dan Kepelautan berwenang menandatangani
     Sertifikat Keahlian Pelaut dan Duplikat sertifikat untuk tingkat
     sertifikat ANT-I/ATT-I sampai dengan ANTD/ATTD serta
     pengukuhan untuk tingkat sertifikat ANT-I/ ATT-I sampai dengan
     ANT-V/ATT-V.

2)   Direktur Perkapalan dan Kepelautan dapat melimpahkan
     kewenangannya kepada Kepala Sub Direktorat Kepelautan untuk
     menandatangani Sertifikat Keahlian Pelaut dan Duplikat sertifikat
     untuk tingkat sertifikat ANT-V/ATT-V dan sertifikat ANTD/ATTD
     serta pengukuhan untuk tingkat sertifikat ANT-I/ATT-I sampai
     dengan ANT-V/ATT-V.
Penerbitan, Registrasi dan Legalisasi Sertifikat Keahlian Pelaut :

    1) DIRKAPEL atas nama DIRJEN HUBLA menerbitkan dan
       meregistrasi Sertifikat Keahlian Pelaut.
    2) Kepala UPT DIKLAT, Kepala Unit DIKLAT melaporkan Sertifikat
       Keterampilan Pelaut yang diterbitkan untuk diregistrasi.
    3) Legalisasi foto copy Sertifikat Keahlian Pelaut dilaksanakan
       oleh DIRKAPEL.
    4) Legalisasi foto copy Sertifikat Keterampilan Pelaut dilaksanakan
       oleh Pejabat yang menerbitkan
Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan berdasarkan hasil
 pemeriksaan kesehatan yang khusus dilakukan untuk
            itu dari Rumah Sakit yang ditunjuk
 Dasar Hukum :
 a.  Keputusan Dirjen Hubla No.DL.22/1/1-99 tanggal 26 Januari 1999
     tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengujian dan Penilaian Tingkat
     Kesehatan bagi Tenaga Fungsional Pelayaran

 b.   Keputusan Dirjen Hubla No.UM.48/15/11-99 tanggal 28 Oktober
      1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Rumah Sakit dan
      Tim Penguji dan Penilai Tingkat Kesehatan Tenaga Fungsional
      Pelayaran

 c.   Mengacu kepada Keputusan Dirjen Hubla tersebut diatas, sampai
      saat ini telah ditetapkan sejumlah Lembaga/Institusi Penguji
      Kesehatan Sebagai Pelaksana Pengujian dan Penilaian Tingkat
      Kesehatan Bagi Tenaga Fungsional Pelayaran, yaitu :
1.  RS. Pelabuhan Surabaya    13. RSUD Cilacap,Jawa Tengah
2.  RSUD Serang               14. RS. Pusat Pertamina, Jakarta
3.  RS.PELNI Petamburan           Selatan
4.  RS.Pelabuhan Jakarta      15. Klinik Armada Barat, Jakarta
5.  RSU Belawan Bahagia           Pusat
6.  KPP Ujung Pandang
                              16. RS. Mitra Kemayoran, Jakarta
7.  RS. Pelabuhan Palembang
                                  Pusat
8.  RS. Otorita Batam
                              17. Klinik Amanah Medika Pura,
9.  RS.Pelabuhan Cirebon
                                  Jakarta
10. Dinas Kesehatan Kota
                              18. Puri Medika Medical Center,
    Balik papan                   Jakarta Utara
11. RS. Samarinda             19. RS.Pertamina Jaya, Jakarta Pusat
12. RSUD Dumai                20. Koperasi Kesehatan Kerja
                                  Pelayaran, Jakarta Utara
                              21. RS. PUSRI, Palembang
22.   RSUD Bitung
                                   35.RS Casa Medical Centre
23.   RSUD Pekan Baru                 Batam
24.   RSUD Ulin , Banjarmasin      36.KKP Panjang
25.   Kantor Kesehatan Pelabuhan   37.RSUD DR.Soedarso
      ,Denpasar                       Pontianak
26.   RSUD, Mataram                38.RS ST. Antonius Pontianak
27.   RS.Dr Reksodiwiryo, Padang   39.RS Theresia Jambi
28.   RS. Yos Sudarso, Padang      40.RS Pelabuhan Surabaya
29.   RS.Freeport Indonesia,       41.Poliklinik PIP Semarang
      Tembaga Pura
                                   42.Klinik Jakarta Marindo
30.   RSAL Jayapura
                                   43.RSUD Tual
31.   RSAL DR.R. Gandhi AT.
      Sorong                       44.RS Sukmul Sisma Medika
32.   RS.Pertamina, Sorong         45.KKP Banten
33.   RSUD , Sorong                46.Klinik Medilab Batam
34.   RSUD Merauke
SERTIFIKAT PENGUKUHAN
Dasar Hukum :

a.   International Convention on Standards of Training, Certification
     and Watchkeeping for Seafarers, 1978 (STCW-1978) as
     amended.

b.   Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.DL.22/1/6-01
     tanggal 23 Mei 2001 tentang Sistem dan Prosedur
     Penyelenggaraan Ujian Keahlian Pelaut dan Sertifikasi
     Kepelautan.

c.   Keputusan Dirjen Hubla No.PY.67/2/3-01 tanggal 6 November
     2001 tentang Pengukuhan Jabatan Bagi Pemilik Sertifikat
     Keahlian Pelaut Berdasarkan STCW 1978 Amandemen 1995.
Persyaratan untuk Pengukuhan :

   Foto copy Sertifikat Keahlian Pelaut

   Foto copy Buku Pelaut

   Foto copy Sertifikat Keterampilan Pelaut (Oil Tanker Training,
    Chemical Tanker Training dan Liquefied Gas Tanker Training)
    apabila ada.

   Pas Foto ukuran berwarna berukuran 3X4 sebanyak 1 lembar
    dengan ketentuan baju warna putih, berdasi hitam dan latar
    belakang biru untuk bagian dek dan latar belakang merah untuk
    bagian Mesin.
PERJANJIAN KERJA LAUT
a. Dasar Hukum :

   1. Undang Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pasal 61
      dan Pasal 62.

   2. KUHD Buku Kedua Bab IV tentang Perjanjian Kerja Laut Pasal 395 s/d
      452 g Jo. STBL. 1938 No.518 .

   3. Peraturan Pemerintah Nomor.7 Tahun 2000 tentang Kepelautan Pasal
      1 dan Pasal 18.

   4. KEPMENHUB No.KM.164/OT.002/PHB-80 Jo.
      KEPMENHUB No.KM.20 Tahun 1988 Jo
      KEPMENHUB No.KM.35 Tahun 1993 Jo
      KEPMENHUB No.KM.67 Tahun 1999 Jo
      KEPMENHUB No.KM.63 Tahun 2002 tentang Organisasi dan
      Tata Kerja Kantor Pelabuhan.
4.   KEPMENHUB No.KM.24 Tahun 2001 Jo
     KEPMENHUB No.KM 45 Tahun 2001 Jo
     KEPMENHUB No.KM.62 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata
     Kerja Kantor Administrator Pelabuhan

5.   Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor :
     Py.66/1/4-03 tanggal 18 Desember 2003 tentang tata cara tetap
     Pelaksanaan Penyelenggaraan kelaiklautan kapal.
b.    PKL ditandatangani oleh Pelaut sebagai buruh, pemilik kapal
      sebagai majikan dan harus diketahui oleh Pejabat yang ditunjuk
      oleh Menteri Perhubungan (Pejabat yang berwenang).

c.    PKL dibuat rangkap 4 (empat) yaitu untuk Pelaut yang
      bersangkutan, Pemilik kapal, Nakhoda kapal dan Pejabat yang
      berwenang.

d.    PKL harus memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak
      yang antara lain meliputi upah, penunjukan kapal, perjalanan
      pelayaran, kedudukan awak kapal, jenis pekerjaan, hari libur dan
      pemutusan hubungan kerja.

e.    Sebelum Pejabat DITJEN HUBLA mengesahkan PKL, Pejabat
      tersebut harus yakin bahwa calon Pelaut telah mengerti isi PKL
      dengan cara :
      Membacakan kembali isi PKL.
      Menjelaskan isi PKL yang kurang dimengerti oleh Pelaut
      Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk
          mengajukan hal-hal yang dirasakan memberatkan.
PKL bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum kepada awak
    kapal yang dapat dijadikan alat bukti bila terjadi perselisihan
    diantara kedua belah pihak.

g.    Jenis PKL yang ada dilihat dari prosedur pembuatan terdiri dari :

     1) PKL untuk pelaut yang bekerja di kapal milik perusahaan dalam
        negeri (kapal berbendera Indonesia)
        Materi PKL didasarkan pada :
         a) UU No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, Pasal 61 dan 62
         b) KUHD, Buku Kedua, Bab IV Pasal 395 s/d 452 g ,
         c) Peraturan Peraturan Kecelakaan Pelaut 1940
             (SCHOR/Schepelingen Ongevallen Regeling 1940)
         d) Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2000 tentang
             Kepelautan, atau
         e) Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Asosiasi Pelaut
             di Indonesia/dengan Asosiasi Perusahaan Pelayaran di
             Indonesia sesuai dengan Konvensi ILO No.98 Tahun 1949
             yang telah dratifikasi dengan UU No.18 Tahun 1956, bila
             ada.
2)   PKL untuk pelaut yang bekerja di kapal milik perusahaan
          asing diluar negeri (kapal berbendera asing).

          Materi PKL didasarkan pada:
          KKB antara Asosiasi Pelaut di Indonesia dengan Asosiasi
          Perusahaan Pelayaran Asing di Luar negeri / FSEA (Foreign
          Shipowner Employer Association) atau dengan perusahaan
          pelayaran asing di luar negeri yang mempekerjakan pelaut
          warga negara Indonesia (WNI).

i.    PKL tidak diwajibkan bagi pelaut yang bekerja pada :

             Kapal Motor ukuran kurang dari GT.35
             Kapal Layar ukuran kurang dari GT.105
             Kapal untuk pelayaran percobaan.
BUKU PELAUT
A.    Dasar Hukum :

     1)   Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan
     2)   Keputusan Menteri Perhubungan Laut No.DPLJ.10/1/7 tanggal 1
          Pebruari 1962 tentang Buku Pelaut.
     3)   Keputusan DIRJEN HUBLA No.PY.68/1/11-93 tanggal 29
          Nopember 1993 tentang Mekanisme dan Kewenangan
          Menerbitkan Buku Pelaut.
     4)   Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor:
          Py.66/1/4-03 tanggal 18 Desember 2003 tentang tata cara tetap
          Pelaksanaan Penyelenggaraan kelaiklautan kapal.

B.    Buku Pelaut adalah dokumen yang harus dimiliki oleh setiap warga
      negara Indonesia yang bekerja sebagai awak kapal di kapal niaga
      dan kapal perikanan, yang mencantumkan antara lain mengenai
      keterangan lengkap yang sah tentang pribadi dan hubungan kerja
      dari pemegang Buku Pelaut dengan pengusaha kapal dan
      merupakan buku identitas bagi para pelaut.
C.   Buku Pelaut tidak diwajibkan bagi pelaut yang tidak diwajibkan
     membuat PKL.

       Buku Pelaut diberikan kepada :
       • Anak buah kapal yang memiliki PKL yang masih berlaku
       • Pemegang Sertifikat Kepelautan.
       • Taruna yang akan melaksanakan Praktek Kerja Laut.

D.   Sesuai dengan pasal 16, PP.No.7/2000 Buku Pelaut merupakan
     identitas bagi pelaut dan berlaku sebagai dokumen perjalanan
     bagi pelaut yang akan naik di luar negeri atau menuju Indonesia
     setelah turun kapal di luar negeri.

E.   Persyaratan mendapatkan Buku Pelaut
1)   Buku Pelaut Baru :

     Pemohon mengajukan surat permohonan dengan melampirkan :

     a) Surat Pernyataan belum pernah memiliki Buku Pelaut
     b) PKL yang masih berlaku atau copy Ijazah Sertifikat Keterampilan
        Pelaut atau Surat Keterangan Prola bagi Taruna yang akan
        Praktek Kerja Laut.
     c) Surat Keterangan Masa Berlayar yang diketahui Syahbandar
        atau KBRI setempat (bila ada)
     d) Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku meliputi
        sehat jasmani dan rohani, sehat mata dan telinga, sehat jantung
        dan paru-paru
     e) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
     f) Photo copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir atau Kartu Tanda
        Penduduk yang masih berlaku
     g) Pas photo terbaru ukuran 5x5 cm sebanyak 2 lembar dan 3 x 4
        cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna biru untuk
        bagian dek dan warna merah untuk bagian mesin.
2)   Penggantian Buku pelaut yang habis masa berlakunya.

     Pemohon mengajukan surat permohonan dengan melampirkan :

     a)   Buku pelaut lama
     b)   Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku meliputi
          sehat jasmani dan rohani, sehat mata dan telinga, sehat jantung
          dan paru-paru
     c)   Photo copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir atau Kartu Tanda
          Penduduk yang masih berlaku.
     d)   Pas photo terbaru ukuran 5x5 cm sebanyak 2 lembar dan 3 x 4
          cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna biru untuk
          bagian dek dan warna merah untuk bagian mesin.
3)    Penggantian Buku Pelaut yang hilang

     Pemohon mengajukan surat permohonan dengan melampirkan :

     a)   Photo copy Buku Pelaut (bila ada)
     b)   Surat Keterangan Kehilangan Buku Pelaut dari polisi atau photo
          copy Laporan Kecelakaan Kapal
     c)   Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku meliputi
          sehat jasmani dan rohani, sehat mata dan telinga, sehat jantung
          dan paru-paru
     d)   Pas photo terbaru ukuran 5x5 cm sebanyak 2 lembar dan 3 x 4
          cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna biru untuk
          bagian dek dan warna merah untuk bagian mesin.
     e)   Photo copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir atau Kartu Tanda
          Penduduk yang masih berlaku.
G.   Buku Pelaut berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat
     diperpanjang sebanyak 2 (dua) kali dengan jangka waktu masing-
     masing 2 (dua) tahun oleh Pejabat yang berwenang menerbitkan
     Buku Pelaut.

H.   Buku Pelaut diterbitkan oleh DIRJEN HUBLA cq. DITKAPEL ,
     ADPEL atau KANPEL yang ditunjuk berdasarkan Keputusan
     Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

I.   Selama Pelaut bekerja sebagai awak kapal, Buku Pelaut
     disimpan oleh Nakhoda kapal.

J.   Tanggal dan tempat naik kapal (sign on) harus dicatat dalam
     Buku Pelaut yang bersangkutan oleh Pejabat yang berwenang.
K.   Jika Pelaut turun dari kapal untuk dipindahkan ke kapal lain
     atau karena hubungan kerja berakhir dan telah dicoret dari
     Buku Sijil, Nakhoda menyerahkan Buku Pelaut kepada yang
     bersangkutan setelah dilakukan sign off dan catatan Nakhoda
     mengenai kondite pelaut yang bersangkutan serta telah
     disahkan oleh pejabat yang berwenang.

L.   Bila pindah atau berhenti kerja, masa kerja selama berlayar
     dalam suatu jabatan di kapal dapat dicatat dalam Buku pelaut
     yang harus dilakukan oleh Pejabat yang berwenang.
     Perhitungan masa kerja berlayar berdasarkan tanggal-tanggal
     pencatatan dalam Buku Pelaut.
SIJIL AWAK KAPAL
A.   Dasar Hukum :
       1. KUHD Pasal 375.
       2. PP.Nomor.7 Tahun 2000 Pasal 15(1),(2)dan(4)

B.   Disijil pada Buku Sijil yang harus diselenggarakan pada setiap
     kapal niaga atau kapal perikanan berbendera Indonesia.

C.   Dengan disijil berarti seseorang sudah sah untuk disebut sebagai
     awak kapal.

D.   Untuk disijil, pelaut harus memiliki PKL yang masih berlaku.

E.   Penyelenggaraan Buku sijil tidak diwajibkan bagi :
       1. Kapal motor ukuran kurang dari GT 35
       2. Kapal layar ukuran kurang dari GT 105
       3. Kapal untuk pelayaran percobaan.

F.   Penyijilan dalam Buku Sijil harus ditandatangani oleh Nakhoda
     dan Pejabat yang berwenang.
G.   Persyaratan Penyijilan.
     Permohonan diajukan oleh Perusahaan Pelayaran dengan
     melampirkan :

        1. PKL
        2. Sertifikat Kepelautan

H.   Dalam melakukan penyijilan, Petugas yang berwenang wajib tidak
     memasukkan dalam Buku Sijil setiap pelaut yang :

        1.   Tidak mempunyai PKL
        2.   Tersangkut dalam kejahatan politik
        3.   Anggota ABRI/PNS yang melarikan diri
        4.   Masih ada ikatan kerja dengan perusahaan lain
        5.   Cacat jasmani dan rohani
        6.   Usia kurang dari 16 tahun
SUSUNAN AWAK KAPAL
Dalam UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pasal 39 ayat (1)
ditetapkan bahwa :

„”berdasarkan pertimbangan kondisi geografis dan meteorologi,
ditetapkan daerah pelayaran tertentu”.

Kemudian dalam ayat (2) ditetapkan bahwa :

“Setiap kapal yang beroperasi di daerah pelayaran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib memenuhi persyaratan kelaiklautan
kapal sesuai dengan daerah pelayarannya”.

Dikaitkan dengan Pasal 1 butir 10 bahwa pengawakan kapal adalah
salah satu faktor kelaiklautan kapal, maka pengaturan mengenai
susunan awak kapal/penempatan awak kapal di kapal harus
disesuaikan dengan daerah pelayarannya, jenis kapal, tonase kapal
dan tenaga penggerak kapal
Ketentuan-ketentuan yang mengatur pengawakan kapal adalah
sebagai berikut :

1) Kapal Niaga

   Peraturan Kapal 1935 pasal 111 s/d 114 untuk susunan awak
   kapal di bawah Perwira (anak buah kapal) pada Kapal Niaga.
   Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 70 tahun 1998 tentang
   Pengawakan Kapal Niaga.
   Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. DPL. 93/12/16
   tanggal 28 Juni 1976 tentang Persyaratan Minimal Ijazah-ijazah
   Perwira di Kapal-kapal Niaga, yang pada dasarnya pengaturan
   tersebut adalah merupakan penyimpangan ketentuan-ketentuan
   syarat minimum ijazah bagi perwira kapal niaga yang tercantum
   dalam Pasal 111 Peraturan Kapal 1935.

2) Kapal Layar Motor (KLM)

   Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut NO.PY.66/1/2-02
   tanggal 7 Februari 2002 tentang Persyaratan Keselamatan Bagi
   Kapal Layar Motor (KLM) berukuran Tonase Kotor sampai dengan
   GT.500.
3)       Kapal Ikan, Kapal Motor dan Kapal Layar

     –      Petunjuk Pengawasan Kapal No. 9.
     –      Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.46 Tahun 1996
            tentang Sertifikasi Kelaiklautan Kapal Penangkap Ikan
     –      Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.9 Tahun 2005
            tentang Pendidikan dan Pelatihan, Ujian dan Sertifikasi Kapal
            Penangkap Ikan.
     –      MAPEL DIRJEN HUBLA No. 526/PHBL/92 tanggal 1 Agustus
            1992 tentang Persyaratan Pengawakan Kapal Ikan 100 M3 s/d
            250 M3.
     –      SE Perlindungan Awak Kapal.
UNRESTRICTED VOYAGE
 A. DECK DEPARTEMEN
NO     Jabatan         GT 10.000 atau >         GT 3000 s/d < 10.000          GT 1500 s/d <3000           GT 500 s/d < 1500
                 JML       COC       COP       JML    COC       COP      JM       COC       COP      JML      COP        COC
                                                                          L
1      Master     1        ANT-I    9a(2-8)     1     ANT-I    9a(2-8)   1       ANT-II    9b(2-8)    1       ANT-II    9b(2-8)
2       C/O       1        ANT-I    9a(2-8)     1     ANT-I    9a(2-8)   1       ANT-II    9b(2-8)    1       ANT-II    9b(2-8)
3       2/O       1       ANT-III   9d(2-7)     1    ANT-II    9d(2-7)   1       ANT III   9d(2-7)    1      ANT III    9b(2-7)
4       3/O       1       ANT-III   9d(2-7)     -       -         -      -          -         -       -         -             -
5       R/O       1       REK II          -     1    REK II       -      1       REK II       -       1       REK II          -
6      Bosun      1          -            9f    1       -        9f      1          -        9f       1         -         9f
7       Q/M       3          -            9f    3       -        9f      3          -        9f       2         -         9f
8      Sailor     2          -        9g        2       -        9g      1          -        9g       -         -             -
9       Cook      1          -        9g        1       -        9g      1          -        9g       1         -         9g
10    Messboy     1          -        9g        1       -        9g      1          -        9g       -         -             -


     Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
                  ijazah ORU
               2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
                  sesuai jabatan.
UNRESTRICTED VOYAGE
B. ENGINE DEPARTEMEN

NO     Jabatan           KW 7500 atau >                    KW 3000 s/d < 7500              KW 750 s/d < 3000
                   JML      COC            COP       JML        COC         COP      JML      COC          COP
1       C/E         1       ATT-I         10a(2-5)    1         ATT-I     10a(2-5)    1       ATT-II      10b(2-5)
2       2/E         1       ATT II        10a(2-5)    1        ATT II     10a(2-5)    1       ATT III     10b(2-5)
3       3/E         1       ATT II        10c(2-5)    1        ATT III    10c(2-5)    1       ATT III     10c(2-5)
4       4/E         1       ATT II        10c(2-5)    -           -             -     -          -              -
5    Eng.Foreman    1         -             10d       1           -         10d       1          -             10d
6       Oiler       3         -             10d       3           -         10d       3          -             10d
7       Wiper       1         -             10e       1           -         10e       1          -             10c


Catatan : Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
          sesuai jabatan.
NEAR COASTAL VOYAGE
A. DECK DEPARTEMEN
  NO     Jabatan          GT 10.000 atau >              GT 3000 s/d < 10.000           GT 1500 s/d <3000
                    JML       COC            COP   JML        COC         COP     JM      COC        COP
                                                                                   L
   1      Master     1        ANT-I      9a(2-8)    1         ANT-I     9a(2-8)   1      ANT-II     9b(2-8)
   2       C/O       1        ANT-I      9a(2-8)    1         ANT-I     9a(2-8)   1      ANT-II     9b(2-8)
   3       2/O       1       ANT-III     9d(2-7)    1        ANT-III    9d(2-7)   1      ANT III    9d(2-7)
   4       3/O       1       ANT-III     9d(2-7)    1        ANT-III    9d(2-7)   -         -          -
   5       R/O       1       ORU/             -     1        ORU/          -      1      ORU/          -
                             REK II                          REK II                      REK II
   6      Bosun      1          -            9f     1           -          9f     1         -         9f
   7       Q/M       3          -            9f     3           -          9f     3         -         9f
   8      Sailor     2          -            9g     2           -          9g     1         -         9g
   9      Cook       1          -            9g     1           -          9g     1         -         9g
   10    Messboy     1          -            9g     1           -          9g     1         -         9g


 Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
              ijazah ORU
           2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
              sesuai jabatan.
NEAR COASTAL VOYAGE
A. DECK DEPARTEMEN (Sambungan)
   NO        Jabatan               GT 500 s/d 1500                       GT <500
                           JML         COC            COP      JML       COC          COP
    1         Master        1         ANT-II         9b(2-8)    1       ANT-IV      9c1)(b-h)
    2          C/O          1         ANT-II         9b(2-8)    1       ANT-IV       9e(2-7)
    3          2/O          1         ANT-III        9d(2-7)    -          -            -
    4          3/O           -           -              -       -          -            -
    5          R/O          1       ORU/ REK II         -       1     ORU/ REK II       -
    6         Bosun          -           -             9f       -          -            -
    7          Q/M          3            -             9f       1          -           9f
    8         Sailor         -           -              -       -          -            -
    9         Cook          1            -             9g       1          -           9g
    10       Messboy         -           -              -       -          -            -




 Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
              ijazah ORU
           2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
              sesuai jabatan.
NEAR COASTAL VOYAGE
     B. ENGINE DEPARTEMEN

NO    Jabatan         KW 7500 atau >             KW 3000 s/d < 7500            KW 750 s/d < 3000            KW 750 s/d < 3000
                JML     COC       COP       JML       COC       COP       JML      COC       COP       JML      COC       COP

1      C/E       1      ATT-I    10a(2-5)    1        ATT-I    10a(2-5)    1       ATT-II   10b(2-5)    1       ATT-II   10b(2-5)
2      2/E       1     ATT II    10a(2-5)    1       ATT II    10a(2-5)    1      ATT III   10b(2-5)    1      ATT III   10b(2-5)
3      3/E       1     ATT III   10c(2-5)    1       ATT III   10c(2-5)    1      ATT III   10c(2-5)    1      ATT III   10c(2-5)
4      4/E       1     ATT III   10c(2-5)    -          -         -        -         -         -        -         -         -
5     Eng.For    1        -        10d       1          -        10d       1         -        10d       1         -        10d
       eman
6      Oiler     3        -        10d       3          -        10d       1         -        10d       1         -        10d
7      Wiper     1        -        10e       1          -        10e       -         -         -        -         -         -


     Catatan :1.C/E untuk kapal ukuran 750 s/d <3000; berijazah ATT II atau lebih boleh ijazah ATT III
                apabila telah memperoleh pengukuhan sebagai kepala kamar mesin
              2.Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
                sesuai jabatan.
LOCAL VOYAGE
A. DECK DEPARTEMEN
 NO     Jabatan          GT 10.000 atau >              GT 3000 s/d < 10.000             GT 1500 s/d <3000
                   JML       COC            COP   JML        COC         COP      JML      COC        COP

 1      Master      1       ANT-II      9a(2-8)    1        ANT-III     9a(2-8)    1      ANT-III    9b(2-8)
 2        C/O       1       ANT-III     9a(2-8)    1        ANT-III     9a(2-8)    1      ANT-IV     9b(2-8)
 3        2/O       1       ANT-III     9d(2-7)    1        ANT-IV      9d(2-7)    1      ANT IV     9d(2-7)
 4        R/O       1      ORU/ REK          -     1        ORU/              -    1      ORU/          -
                              II                            REK II                        REK II
 5      Bosun       1          -            9f     1           -          9f       1         -          9f
 6       Q/M        3          -            9f     3           -          9f       3         -          9f
 7       Sailor     1          -            9g     1           -          9g       -         -          -
 8       Cook       1          -            9g     1           -          9g       1         -         9g



 Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
              ijazah ORU kecuali kapal berukuran GT>5001(satu) orang saja diantara Nakhoda
              dan Mualim mempunyai ijazah ORU
           2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
              sesuai jabatan.
LOCAL VOYAGE
A. DECK DEPARTEMEN (Sambungan)
   NO        Jabatan               GT 500 s/d 1500                       GT <500
                           JML         COC            COP      JML       COC          COP
    1         Master        1         ANT-IV         9b(2-8)    1       ANT-IV      9c2)(b-h)
    2          C/O          1         ANT-IV         9b(2-8)    1       ANT-V        9e(2-7)
    3          2/O          1         ANT-V          9d(2-7)    1       ANT-V        9e(2-7)
    4          R/O          1       ORU/ REK II         -       1     ORU/ REK II       -
    5         Bosun          -           -              -       -          -            -
    6          Q/M          3            -             9f       1          -           9f
    7         Sailor         -           -              -       -          -            -
    8         Cook          1            -             9g       1          -           9g



 Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai
              ijazah ORU kecuali kapal berukuran GT>5001(satu) orang saja diantara Nakhoda
              dan Mualim mempunyai ijazah ORU
           2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
              sesuai jabatan.
LOCAL VOYAGE
     B. ENGINE DEPARTEMEN

NO   Jabata         KW 7500 atau >              KW 3000 s/d < 7500            KW 750 s/d < 3000            KW 750 s/d < 3000
       n
              JML      COC       COP       JML       COC       COP       JML      COC       COP       JML      COC       COP

1     C/E      1      ATT-II    10a(2-5)    1       ATT-III   10a(2-5)    1      ATT-IV    10b(2-5)    1       ATT-II   10b(2-5)
2     2/E      1      ATT III   10a(2-5)    1       ATT III   10a(2-5)    1      ATT IV    10b(2-5)    1      ATT III   10b(2-5)
3     3/E      1      ATT III   10c(2-5)    1       ATT IV    10c(2-5)    1      ATT IV    10c(2-5)    1      ATT III   10c(2-5)
4    Eng.Fo    1         -        10d       1          -        10d       1         -        10d       1         -        10d
     reman
5    Oiler     3         -        10d       3          -        10d       3         -        10d       3         -        10d
6    Wiper     1         -        10e       -          -         -        -         -         -        -         -         -




     Catatan :Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan
              sesuai jabatan.
PENGAWAKAN KAPAL LAYAR
        MOTOR
Setiap KLM yang berlayar ke laut harus diawaki secukupnya dengan
persyratan minimal ijazah perwira yang diatur sebagai berikut :
a.   Kapal dengan ukuran s/d GT 25
     1)   Pemimpin kapal, yang memiliki Surat Keterangan Kecakapan (SKK)
     2)   KKM yang memiliki Surat Keterangan Kecakapan Mesin (SKK)

b.    Kapal dengan ukuran diatas GT 25 s/d GT 100
     1)   Pemimpin kapal, yang memiliki ijazah MPR II
     2)   KKM, yang memiliki JMPR II

c.    Kapal dengan ukuran diatas GT 100 s/d 200
     1)   Pemimpin kapal dan Mualim , yang memiliki MPR II
     2)   KKM dan Masinis, yang memiliki JMPR II
c.    Kapal dengan ukuran GT 100 s/d GT 200
     1) Pemimpin kapal dan Mualim , yang memiliki MPR II
     2) KKM dan Masinis yang memiliki JMPR II

d.    Kapal dengan ukuran diatas GT 200 s/d GT 315
     1) Pemimpin kapal, yang memiliki ijazah MPR I
     2) Mualim , yang memiliki MPR II
     3) KKM, yang memiliki JMPR I
     4) Masinis, yang memiliki JMPR II

e.    Kapal dengan ukuran diatas GT 315 s/d 500
     1) Pemimpin kapal, yang memiliki ijazah MPR I
     2) Mualim , yang memiliki MPR I
     3) KKM, yang memiliki JMPR I
     4) Masinis, yang memiliki JMPR I
PERLINDUNGAN AWAK KAPAL
Dalam rangka perlindungan terhadap tenaga kerja pelaut WNI ada
beberapa ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh Perusahaan
Pelayaran Indonesia/Perusahaan Perikanan Indonesia bila
Perusahaan tersebut memperkerjakan tenaga asing di kapalnya
ataupun mengoperasikan kapal niaga asing maupun kapal ikan asing
yang beroperasi selama 6 bulan secara tetap di perairan Indonesia.
Ketentuan-ketentuan yang mengatur hal tersebut terdiri dari beberapa
peraturan yang berbentuk Keputusan Menteri Pertanian, Keputusan
Menteri tenaga Kerja, Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut
ataupun MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut sbb :

Penggunaan Perwira Asing di kapal berbendera Indonesia

  a.   Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
       KEP.55/MEN/81 tanggal 21 April 1981 tentang Pelaksanaan
       Pembatasan Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing
       Pendatang (TKWNAP) pada Sektor Perhubungan, mengatur
       penggunaan perwira asing di Kapal Barang, Kapal Penumpang
       dan Kapal Ikan berbendera Indonesia
Yang mengatur penggunaan perwira asing di Kapal Barang, Kapal
Penumpang dan Kapal Ikan berbendera Indonesia sebagai berikut:

         1) Di kapal barang, terbatas untuk jabatan Nakhoda dan
            Kepala Kamar Mesin.
         2) Di kapal penumpang, terbatas untuk jabatan Nakhoda,
            KKM, Kepala Pelayan dan Radio Officer.
         3) Di kapal ikan, terbatas untuk jabatan Nakhoda, KKM, dan
            Electrician
         4) Di kapal tanker, tertutup untuk TKWNAP.

b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP-781/MEN/85 tanggal 1
   Agustus 1985 tentang Pelaksanaan Pembatasan Penggunaan
   Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) di
   Sektor Pertanian Sub Sektor Perikanan, yang antara lain mengatur
   penggunaan perwira asing di Kapal Ikan berbendera Indonesia
Penggunaan ABK Indonesia di kapal niaga berbendera asing

a. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. 364/836/PHBL/93
   tanggal 27 Oktober 1993, yang mengatur bahwa kapal-kapal
   berbendera asing yang beroperasi di wilayah perairan Indonesia lebih
   dari 6 (enam) bulan secara berturut turut harus menggunakan
   minimal 50% awak kapal warga negara Indonesia dan memenuhi
   ketentuan persyaratan pengawakan sesuai dengan Keputusan
   Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. DPL. 93/12/16 tanggal 28
   Juni 1976.

b. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.40/10/D.III/I/94
   tanggal 31 Januari 1994 tentang Pemberlakuan MAPEL No.
   364/836/PHBL/93 tanggal 27 Oktober 1993 terhitung mulai tanggal
   27 April 1994.

c. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.92/45/D.II/II/94
   tanggal 23 Maret 1994 tentang Penerapan MAPEL No.
   364/836/PHBL/93 tanggal 27 Oktober 1993 terhadap kapal-kapal
   tanker asing yang dicharter oleh PERTAMINA.
    – Yang dicharter sebelum adanya MAPEL, diberikan dispensasi.
    – Yang dicharter/setelah terbitnya MAPEL sepenuhnya mengacu
       pada MAPEL tersebut.
Penggunaan ABK Indonesia di kapal ikan berbendera asing

a. Keputusan Menteri Pertanian No. 816/KPTS/IK.120/11/90 tanggal 1
   Nopember 1990 tentang Penggunaan Kapal Perikanan Berbendera
   Asing dengan cara sewa untuk menangkap ikan di ZEEI, mengatur
   antara lain : “6 (enam) bulan sejak dikeluarkan SIPI, harus sudah
   menggunakan ABK Indonesia sekurang-kurangnya 30% dari seluruh
   jumlah ABK untuk masing-masing kapal”.

b. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut NO. 336/798/PHBL/93
   tanggal 8 Oktober 1993 tentang Pengawasan Kapal-kapal Ikan
   berbendera Asing dan berbendera Indonesia, mengatur :

   – Penggantian bendera kapal ikan asing
   – Pengawakan kapal ikan asing
   – Pengawakan kapal ikan Indonesia
   – Pemeriksaan kapal ikan asing dalam rangka penerbitan sertifikat
     keselamatan kapal
   – Pengawasan ABK WNI di kapal ikan asing.
Sertifikat Pengawakan
           (Safe Manning Certificate)
1.    Dasar Hukum :
     a. Solas 1974 chapter V Regulation 13.

     b.   Resolusi IMO No. A. 481 (XII) tentang prinsip-prinsip
          pengawakan kapal yang aman (Principles of Safe Manning)
          diberlakukan mulai 1 Februari 1992 yang direvisi dengan
          Resolusi IMO No. A 890(21)

     c.    Telegram DIRJEN HUBLA NO. 89/PHBL/92 tanggal 10 Februari
           1992 tentang Pelimpahan Wewenang untuk menerbitkan
           Sertifikat Pengawakan/Safe Manning Certificate kepada :
          • ATHUB Singapura
          • ADPEL/Syahbandar Belawan, Dumai, Palembang, Teluk
              Bayur, Tg. Priok, Semarang, Surabaya, Cilacap, Pontianak,
              Banjarmasin, Balikpapan, Ujung Pandang, Bitung, Ambon,
              Samarinda dan Sorong.
          • Telegram KADIT KAPEL No. 060/D.II/VI/92 tanggal 2 Juni
              1992 tentang Pengisian Blanko Sertifikat Pengawakan
2.   Negara bendera penandatangan Solas 1974 wajib menerbitkan
     Sertifikat Pengawakan (Safe Manning Certificate) bagi kapal-
     kapalnya yang berukuran lebih besar dari GT 500 yang berlayar ke
     luar negeri.

3.   Pada sertifikat dinyatakan bahwa :Kapal telah cukup diawaki dan
     aman bilamana berlayar ke laut dengan jumlah awak dan jabatan
     yang tidak kurang dari yang tertera dalam sertifikat.

4.   Persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Pengawakan :

       •   Surat Ukur/Tonase Kapal
       •   PK. Mesin
       •   Daerah Pelayaran
       •   Sertifikat yang dimiliki awak kapal
Pengawasan Bidang Pengawakan
1.   Pengawasan/pengecekan susunan awak kapal apakah telah
     sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam ketentuan-
     ketentuan yang berlaku.

2.   Pengawasan/pengecekan terhadap keaslian ijazah awak kapal
     dan bila ditemukan adanya ijazah palsu atau diduga palsu, maka
     ijazah ditahan dan dicabut kemudian dibuat Berita Acara
     Pencabutan untuk diteruskan ke Kantor Pusat DITJEN HUBLA
     cq. DITKAPEL.

3.   Pengawasan/pengecekan terhadap ketentuan-ketentuan
     mengenai perlindungan awak kapal seperti penggunaan tenaga
     asing di kapal berbendera asing dan kapal ikan berbendera asing
     yang beroperasi secara tetap di perairan Indonesia yang
     dioperasikan oleh Perusahaan Pelayaran/Perusahaan Perikanan
     Indonesia.

4.   Pengawasan/pengecekan khususnya terhadap kapal-kapal
     berbendera Indonesia yang akan berlayar ke luar negeri yang
     harus dilengkapi Sertifikat Pengawakan (Safe Manning
     Certificate).
Kesejahteraan Awak Kapal.
Ketentuan mengenai kesejahteraan awak kapal diatur dalam Peraturan
Pemerintah No.7 Tahun 2000 tentang Kepelautan yang meliputi :

     a.   Jam kerja maksimal
     b.   Waktu istirahat
     c.   Upah minimum
     d.   Hak cuti tahunan
     e.   Hak apabila jatuh sakit atau tertimpa kecelakaan dalam dinas
     f.   Hak atas makanan yang cukup dan tempat tinggal yang
          pantas
     g.   Hak atas upah pekerjaan lembur bagi awak kapal
     h.   Hak awak kapal yang telah habis kontrak kerjanya
     i.   Ganti rugi kepada awak kapal yang kapalnya karam
     j.   Hak jika awak kapal meninggal dunia di atas kapal
Pendidikan , Pengujian dan Sertifikasi
 Untuk memperoleh Sertifikat Keahlian Pelaut harus mengikuti pendidikan
 pelaut dan lulus ujian negara kepelautan. Ketentuan-ketentuan yang
 mengatur hal tersebut adalah sebagai berikut :

 1.    Tingkat Sertifikat ANTD/ATTD s/d ANT-I/ATT-I

      a.   KEPPRES RI No.60 Tahun 1986 tanggal 4 Desember 1986
           tentang Pengesahan International Convention on Standards of
           Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978.
      b.   Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.18 tahun 1997 tanggal
           19 Pebruari 1997 tentang Pendidikan dan Latihan, Ujian Negara
           dan Sertifikasi Kepelautan.
      c.   Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.DL.22/1/6-
           01 tanggal 23 Mei 2001 tentang Sistem dan Prosedur
           Penyelenggaraan Ujian Keahlian Pelaut dan Sertifikasi
           Kepelautan.
      d.   MAPEL DIRJEN HUBLA No.081/78/Phbl-99 tanggal 11 Juni
           1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan KEPMENHUB No.KM.18
           Tahun 1997 dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.
2.    Tingkat MPR/JMPR :

     a.   Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.PY.68/1/5-
          86 tanggal 1 Juli 1986 tentang Surat Kecakapan Mualim/Juru
          Motor Pelayaran Rakyat.
     b.   MAPEL DIRJEN HUBLA No.067/KWT/No.126/PHBL/93
          tanggal 24 Pebruari 1993 tentang Pelaksanaan Pengujian,
          Penandatanganan, Legalisasi dan foto copy SKP dan
          MPR/JMPR.
     c.   Keputusan Kepala Badan Diklat No.SK.86/DL.002/Diklat-94
          tanggal 29 Januari 1994 tentang Pedoman Pelaksanaan Diklat
          Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran.
3.    Tingkat SKK 30 Mil dan 60 Mil :

     a.   Petunjuk Pengawasan Kapal No.9.
     b.   MAPEL DIRJEN HUBLA No.115/D.II/VI/93 tanggal 30 Juni 1993
          tentang Kewenangan untuk penerbitan SKK 30 Mil dan 60 Mil,
          hanya dilaksanakan oleh Syahbandar pada Kantor ADPEL Klas
          I s/d V, KANPEL Klas II s/d IV dan sepanjang yang
          bersangkutan memiliki ijazah minimal MPI/AMK-PI dan STTPL
          Kesyahbandaran Klas IV/V serta harus mendapat ijin dari
          DJPL/Pusat.

4.    Basic Safety Training (BST) :

      KEPPRES RI No.60 tahun 1986 tanggal 4 Desember 1986 tentang
      Pengesahan International Convention on Standards of Training,
      Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978.

      Keputusan Dirjen Hubla No.DL.21/2/7-2000 tanggal 25 Pebruari
      2000 tentang Pedoman Pemberian Pengakuan Program Pendidikan
      dan Pelatihan Kepelautan
PENGAWASAN PENGAWAKAN
Pengawasan terhadap pengawakan meliputi :
Pengecekan susunan awak kapal apakah telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

PERLINDUNGAN PELAUT :

a.    Setiap pelaut yang bekerja diatas kapal berhak mendapatkan
      perlindungan, untuk itu harus memiliki Perjanjian Kerja Laut.

b.    Bagi pelaut Indonesia yang bekerja di kapal berbendera asing PKL
      dibuat berdasarkan Perjanjian kerja bersama antara Pemilik kapal
      dengan organisasi pelaut di Indonesia.

c.    Untuk Pelaut Indonesia yang bekerja di kapal – kapal Indonesia
      diharapkan juga ada KKB antara pemilik kapal dan atau Organisasi
      pemilik kapal dengan organisasi pelaut Indonesia.
Untuk Pelaut asing yang bekerja di kapal Indonesia, harus memiliki :

a.   Izin tenaga kerja asing dari Depnakertrans
b.   Rekomendasi / persetujuan penempatan tenaga asing dari DJPL
c.   Bagi kapal asing yang beroperasi secara tetap di perairan
     Indonesia harus mempekerjakan minimal 50% WNI
d.   Bagi kapal bebendera Indonesia, maksimal 3 orang WNA (hanya
     untuk hal – hal yang sangat perlu).
SERTIFIKASI
a.    Kapal bendera asing yang singgah dipelabuhan Indonesia :

     1.   Safe Manning Certificate.
     2.   Sertifikat keahlian/keterampilan sesuai jenis/ukuran kapal.
     3.   Endorsement Certificate (sesuai SK DJPL No.
          No.PY.67/2/3-01 tanggal 6 Nopember 2001 tentang
          Pengukuhan Jabatan bagi Pemilik Sertifikat Keahlian
          Pelaut berdasarkan STCW 1978 Amandemen 1995
     4.   CoR (untuk Perwira warga Negara yang bukan warga
          Negara dari Negara bendera kapal).
b.    Kapal berbendera Indonesia

     1.   Safe Manning Certificate (terutama yang berlayar keluar
          negeri)
     2.   Sertifikat keahlian/keterampilan sesuai jenis / ukuran kapal.
     3.   Endorsement Certificate
     4.   CoR/Certificate of Recognition (untuk Perwira warga Negara
          asing/bukan Negara bendera Indonesia).
     5.   Sertificat harus yang asli/tidak salinan dan diyakini
          keabsahannya melalui pengecekan pada website
          (www.pelaut.go.id atau email : kplt@pelaut.go.id atau
          fax.3505681 u.p. sub direktorat kepelautan).
POSISI LETTER OF UNDERTAKING
SESUAI REGULATION I/10 STCW 1995
  NO        COUNTRY          DATE OF SIGNED    CATEGORY*
  1    ANTIGUA AND BARBUDA    30-August-2002       2
  2        ARGENTINA         28-October-2002       3
  3         BARBADOS          20-August-2002       3
  4          BELIZE            19-July-2002        2
  5    BRUNEI DARUSSALAM      18-June-2002         3
  6         BULGARIA          8-August-2002        3
  7      CHECH REPUBLIC        22-July-2002        3
  8           CUBA             30-July-2002        3
  9     DEM. REP. OF KOREA     30-July-2002        3
  10        DOMINICA           16-July-2002        3
  11          EGYPT            25-July-2002        3
  12         ESTONIA          6-August-2002        3
  13        GEORGIA            23-July-2002        3
NO      COUNTRY       DATE OF SIGNED    CATEGORY*
14       GHANA         28-August 2002       3
15     HONGARIA         10-Sept-2002        3
16     HONGKONG         09-July-2002        3
17      ICELAND         02-Oct-2002         3
18       ITALIA         24-July-2002        3
19      JAMAICA         03-Oct-2002         3
20       JAPAN         20-August-2002       2
21      KIRIBATI       30-August-2002       3
22      KUWAIT          09-Jan-2003         3
23       LATVIA        25-August-2002       3
24      LIBERIA        01-August-2002       3
25     LITHUANIA       08-August-2002       3
26      MALAYSIA        01-July-2002        3
27     MAROCCO          21-Oct-2002         3
28   MARSHAL ISLAND     05-July-2002        3
NO    COUNTRY      DATE OF SIGNED    CATEGORY*
29    MAURITIUS     19-August-2002       3
30   NETHERLAND      14-Nov-2001         3
31   NEW ZEALAND    02-August-2002       3
32    PAKISTAN       20-July-2002        3
33     PANAMA        17-July-2002        3
34    PHILIPINA      16-Sept-2002        3
35    POLANDIA      05-August-2002       3
36    ROMANIA        20-Sept-2002        3
37      RUSIA        02-Dec-2002         3
38     SAMOA        30-August-2002       3
39   SINGAPORE      19-June-2001         3
40     SLOVAK       21-August-2002       3
41    SLOVENIA       22-July-2002        3
42    THAILAND       01-Nov-2002         3
43    VANUATU        12-July-2002        3
NO    COUNTRY     DATE OF SIGNED    CATEGORY*
44    VIETNAM        02-July-02         3
45   LUXEMBERG      17-Feb-2003         2
46     TUVALU      07-August-2002       3
47   YUGOSLAVIA    23-August-2002       3
48    MYANMAR       13-Mar-2003         3
49     MALTA       01-August-2003       3
50     KORSEL      12-August-2003       3
51    MONGOLIA      28-May-2003         2
52     BELGIA       22-April-2003       3
53   AUSTRALIA      21-Jan-2002         1
54    BAHAMAS       02-Sept-2002        2
55   BANGLADESH     29-July-2002        1
56    CANADA        15-July-2002        1
57    FINLAND       22-July-2002        1
58    FRANCE        31-July-2002        1
NO       COUNTRY          DATE OF SIGNED    CATEGORY*
59        MEXICO            09-Jan-2003         1
60   REPUBLIC OF CHINA      29-July-2002        1
61        GREECE          22-January-2003       3
62        NORWAY          09-January-2004       2
63        CYPRUS          02-January-2004       3
64   ST.VINCENT AND THE    24-June-2005         2
         GRENADINES
ENDORSEMEN
A. DECK DEPARTEMENT
Sertifikat ANT - I

         Jabatan                  Pembatasan jika ada
Master                Tidak terbatas
Sertifikat ANT - II

A.        Jabatan                    Pembatasan jika ada
     Master             GT > = 3.000 untuk daerah Near Coastal Voyage
     Chief Officer      Tidak terbatas


B.        Jabatan                    Pembatasan jika ada
     Master             GT < 3.000 untuk daerah Unrestricting Voyage *
     Chief Officer      Tidak terbatas
     Keterangan :
     • * MPB-II 1978 dengan masa layar 36 bulan sebagai 2nd Officer
     • * MPB-II 1978 dengan masa layar 24 bulan yg diantaranya 12 bulan
       sebagai Chief Officer pada kapal GT > 500 didaerah Unrestricting
       Voyage
     • * MPB-II 1978 dengan masa layar 12 bulan sebagai Nakhoda pada
       kapal GT>3000 di daerah Near Coastal Voyage
Sambungan Sertifikat ANT - II

C.       Jabatan                  Pembatasan jika ada
     Master          GT >= 3.000 untuk daerah Unrestricting Voyage *
     Chief Officer   Tidak terbatas

 Keterangan :
 • * MPB-II 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada
   kapal GT.3000 atau lebih di daerah Unrestricting Voyage
Sertifikat ANT - III

A.          Jabatan                    Pembatasan jika ada
       Master             GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
       Chief Officer      GT < 3000 untuk daerah Unrestricting Voyage
       2nd Officer        Tidak terbatas

B.          Jabatan                    Pembatasan jika ada
       Master             GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
       Chief Officer      GT>=3000 untuk daerah Unrestricting Voyage *
       2nd Officer        Tidak terbatas

     Keterangan :
     • * MPB-III 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Officer
       pada kapal GT.3000 atau lebih di daerah Unrestricting Voyage
Sambungan Sertifikat ANT - III

C.          Jabatan                   Pembatasan jika ada
       Master            GT < 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage*
       Chief Officer     GT>=3000 untuk daerah Unrestricting Voyage
       2nd Officer       Tidak terbatas

     Keterangan :
     • * MPB-III 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada
       kapal GT.< 3000 di daerah Near Coastal Voyage
Sertifikat ANT - IV

A.          Jabatan                    Pembatasan jika ada
       Master             GT< 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
       Chief Officer      GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
       2nd Officer        GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

B.          Jabatan                    Pembatasan jika ada
       Master             GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
       Chief Officer      GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
       2nd Officer        GT>= 500 untuk daerah Near Coastal Voyage *

     Keterangan :
     • * MPI -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Officer pada
       kapal GT. 500 atau lebih di daerah Near Coastal Voyage
Sambungan Sertifikat ANT - IV
C.          Jabatan                    Pembatasan jika ada
       Master             GT< 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
       Chief Officer      GT < 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage*
       2nd Officer        GT>= 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
     Keterangan :
     • * MPI - 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Officer pada
       kapal GT.< 3000 di daerah Near Coastal Voyage
D.         Jabatan                    Pembatasan jika ada
      Master             GT< 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage*
      Chief Officer      GT < 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage
   2nd Officer        GT>= 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
 Keterangan :
 • * MPI - 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada
   kapal GT.< 3000 di daerah Near Coastal Voyage
Sertifikat ANT - V

A.          Jabatan                   Pembatasan jika ada
       Master             GT < 500 untuk daerah lokal
       Chief Officer      GT < 500 untuk daerah lokal
       2nd Officer        GT < 3000 untuk daerah lokal

B.          Jabatan                   Pembatasan jika ada
       Master             GT < 500 untuk daerah lokal
       Chief Officer      GT < 500 untuk daerah lokal
       2nd Officer        GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage *

     Keterangan :
     • * MPT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Officer pada
       kapal GT < 500 di daerah Near Coastal Voyage
Sambungan Sertifikat ANT - V
C.     Jabatan                       Pembatasan jika ada
       Master            GT < 500 untuk daerah lokal
       Chief Officer     GT < 500 untuk daerah Near Coastal voyage*
    2nd Officer       GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
 Keterangan :
 • * MPT -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Officer pada
   kapal GT< 500 di daerah Near Coastal Voyage

D.          Jabatan                  Pembatasan jika ada
       Master            GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage *
       Chief Officer     GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage
       2nd Officer       GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage

     Keterangan :
     • * MPT -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada
       kapal GT < 500 di daerah Near Coastal Voyage
A. ENGINE DEPARTEMENT

Sertifikat ATT - I

       Jabatan                   Pembatasan jika ada
Chief Engineer       Tidak terbatas
Sertifikat ATT - II

A.        Jabatan                   Pembatasan jika ada
     Chief Engineer    >= 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
     2nd Engineer      Tidak terbatas


B.        Jabatan                   Pembatasan jika ada
     Chief Engineer    >=3000 KW untuk daerah Unrestricting Voyage *
     2nd Engineer      Tidak terbatas
     Keterangan :
     • * AMK B – 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Engineer
       pada kapal dengan tenaga penggerak 3000 KW atau lebih di daerah
       pelayaran Unrestricting Voyage
Sertifikat ATT - III
A.        Jabatan                    Pembatasan jika ada
     Chief Engineer     < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
     2nd Engineer       < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
     3rd Engineer       Tidak terbatas

B.        Jabatan                    Pembatasan jika ada
     Chief Engineer     < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
     2nd Engineer       < 3000 KW untuk daerah Unrestricting Voyage*
     3rd Engineer       Tidak terbatas

     Keterangan :
     • * AMK A -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Engineer
       pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah
       Unrestricting Voyage
Sertifikat ATT - IV
A.        Jabatan                   Pembatasan jika ada
     Chief Engineer     >=750 KW untuk daerah terbatas dan
                        < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
     2nd Engineer       < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
     3rd Engineer       < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
B.        Jabatan                   Pembatasan jika ada
     Chief Engineer     >=750 KW untuk daerah terbatas dan
                        < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
     2nd Engineer       < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage*
     3rd Engineer       < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
     Keterangan :
     • * AMK PI -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Engineer
       pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Near
       Coastal Voyage
Sambungan Sertifikat ATT - IV

C.        Jabatan                   Pembatasan jika ada
     Chief Engineer     < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage *
     2nd Engineer       < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage*
     3rd Engineer       < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage

     Keterangan :
     • * AMK PI -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Engineer
       pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Near
       Coastal Voyage
Sertifikat ATT - V


A.       Jabatan                  Pembatasan jika ada
     Chief Engineer   < 750 KW untuk daerah terbatas dan
                      < 750 KW untuk daerah Lokal
     2nd Engineer     < 750 KW untuk daerah terbatas dan
                      < 750 KW untuk daerah Lokal
     3rd Engineer     < 750 KW untuk daerah terbatas dan
                      < 750 KW untuk daerah Lokal
Sambungan Sertifikat ATT - V


B.        Jabatan                    Pembatasan jika ada
      Chief Engineer    < 750 KW untuk daerah terbatas dan
                        < 750 KW untuk daerah Lokal
      2nd Engineer      < 750 KW untuk daerah terbatas dan
                        < 750 KW untuk daerah Lokal
      3rd Engineer      < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage*

     Keterangan :
     • * AMK PT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 3rd Engineer
       pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Near
       Coastal Voyage
Sambungan Sertifikat ATT - V


C.        Jabatan                   Pembatasan jika ada
      Chief Engineer    < 750 KW untuk daerah terbatas dan
                        < 750 KW untuk daerah Lokal
      2nd Engineer      < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
      3rd Engineer      < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage


     Keterangan :
     • * AMK PT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Engineer
       pada kapal dengan tenaga penggerak < 750 KW di daerah Near
       Coastal Voyage
Sambungan Sertifikat ATT - V


D.        Jabatan                   Pembatasan jika ada
      Chief Engineer    < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
      2nd Engineer      < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage
      3rd Engineer      < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage


     Keterangan :
     • * AMK PT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Engineer
       pada kapal dengan tenaga penggerak < 750 KW di daerah Near
       Coastal Voyage
DATA BASE SERTIFIKAT
           KEPELAUTAN
• Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
  UK.11/10/2/DJPL-06 tentang Database Sertifikat Kepelautan
• Sertifikat yang diterbitkan dan telah terdaftar pada Direktorat
  Jenderal Perhubungan Laut, dapat diakses melalui internet
  (website) http:// www.pelaut.go.id
• Apabila ada keraguan terhadap keabsahan Sertifikat Kepelautan
  dapat diklarifikasi langsung melalui email : kplt@palut.go.id atau
  mengajukan surat melalui pos atau faxsimil no. +6221-3520978 atau
  3505681
SERTIFIKASI KEPELAUTAN
      KAPAL PENANGKAP IKAN
• Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor :
  UK.11/18/5/DJPL-06 tentang Sertifikasi Kepelautan Kapal Penangkap
  Ikan.
• Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor
  UK.11/8/8/DJPL-06 tanggal 23 Februari 2006 tentang Sertifikasi
  Kepelutan Kapal Penangkap Ikan, yang mengatur mengenai
  penukaran sertifikat Mualim Perikanan Laut/Ahli Mesin Kapal
  Perikanan Laut (MPL/AMKPL) serta Surat Keterangan Kecakapan
  (SKK) 60 Mil Plus menjadi Sertifikat Ahli Nautika/Tehnika Kapal
  Penangkap Ikan (ANKAPIN/ATKAPIN) yang telah ditetapkan batas
  waktu penukaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2006
• Mengingat masih banyaknya pemilik sertifikat MPL/AMKPL maupun
  SKK 60 Mil Plus yang belum menukarkan sertifikat, maka batas waktu
  diperpanjang samapai dengan tanggal 31 Desember 2007
Kepelautan1

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
Yogga Haw
 
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
isetiawa1
 
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Fazrin Heros
 
Kd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapalKd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapal
robert hokoyoku
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
Yuliansyah Haroni
 

Was ist angesagt? (20)

NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
 
Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)
 
FIRE FIRGHTING APPLIANCES
FIRE FIRGHTING APPLIANCESFIRE FIRGHTING APPLIANCES
FIRE FIRGHTING APPLIANCES
 
Marine polution annex v
Marine polution annex vMarine polution annex v
Marine polution annex v
 
Gyro compass - kompas gasing
Gyro compass - kompas gasingGyro compass - kompas gasing
Gyro compass - kompas gasing
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
 
LSA
LSALSA
LSA
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur darurat
 
SISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKANSISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKAN
 
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
244019935 isps-code-langkah-khusus-keamanan-pelayaran
 
Marpol
MarpolMarpol
Marpol
 
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
 
SOPEP MANUAL
SOPEP MANUALSOPEP MANUAL
SOPEP MANUAL
 
Sistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbolaSistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbola
 
P2 tl 1972
P2 tl 1972P2 tl 1972
P2 tl 1972
 
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxKelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
 
Kd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapalKd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapal
 
Ilmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datarIlmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datar
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
 
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
 SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1) SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
 

Ähnlich wie Kepelautan1

Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdfKesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
adindabahagiawati
 
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
MULDAN MARTIN, A.Pi., M.Si
 
175-147147169-5-PB (1).pdf
175-147147169-5-PB (1).pdf175-147147169-5-PB (1).pdf
175-147147169-5-PB (1).pdf
Musyadat
 

Ähnlich wie Kepelautan1 (20)

Okeee.pptx
Okeee.pptxOkeee.pptx
Okeee.pptx
 
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdfKesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
 
Rapat Kerja Dewan Penguji Keahlian Pelaut 2019
Rapat Kerja Dewan Penguji Keahlian Pelaut 2019Rapat Kerja Dewan Penguji Keahlian Pelaut 2019
Rapat Kerja Dewan Penguji Keahlian Pelaut 2019
 
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
 
Hari Haryanto | Karantina ikan
Hari Haryanto | Karantina ikanHari Haryanto | Karantina ikan
Hari Haryanto | Karantina ikan
 
Penerapan Perdirjen Hubla tentang Training Record Book dan Sistem Prosedur Uj...
Penerapan Perdirjen Hubla tentang Training Record Book dan Sistem Prosedur Uj...Penerapan Perdirjen Hubla tentang Training Record Book dan Sistem Prosedur Uj...
Penerapan Perdirjen Hubla tentang Training Record Book dan Sistem Prosedur Uj...
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan BerlayarJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
 
DOKUMEN KAPALedit.ppt
DOKUMEN KAPALedit.pptDOKUMEN KAPALedit.ppt
DOKUMEN KAPALedit.ppt
 
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhanPermen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
 
BAB IV DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB IV DATA - TRANSPORTASI LAUTBAB IV DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB IV DATA - TRANSPORTASI LAUT
 
Pmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehat
Pmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehatPmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehat
Pmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehat
 
ppt laporan aulia.pptx
ppt laporan aulia.pptxppt laporan aulia.pptx
ppt laporan aulia.pptx
 
Peraturan Kementerian Perhubungan PK 07 BPSDM 2016
Peraturan Kementerian Perhubungan PK 07 BPSDM 2016Peraturan Kementerian Perhubungan PK 07 BPSDM 2016
Peraturan Kementerian Perhubungan PK 07 BPSDM 2016
 
Seminar kel
Seminar kelSeminar kel
Seminar kel
 
Ship Manning Management PART-1.pptx
Ship Manning Management PART-1.pptxShip Manning Management PART-1.pptx
Ship Manning Management PART-1.pptx
 
ATP..docx
ATP..docxATP..docx
ATP..docx
 
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
 
175-147147169-5-PB (1).pdf
175-147147169-5-PB (1).pdf175-147147169-5-PB (1).pdf
175-147147169-5-PB (1).pdf
 
The Ship Xplore for Sale
The Ship Xplore for SaleThe Ship Xplore for Sale
The Ship Xplore for Sale
 
Profil UPT pps cilacap.pptx
Profil UPT pps cilacap.pptxProfil UPT pps cilacap.pptx
Profil UPT pps cilacap.pptx
 

Mehr von Badiuzzaman

Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Badiuzzaman
 
Pembagian job description psp
Pembagian job description pspPembagian job description psp
Pembagian job description psp
Badiuzzaman
 

Mehr von Badiuzzaman (14)

Tugas mesin dan_alat_bantu
Tugas mesin dan_alat_bantuTugas mesin dan_alat_bantu
Tugas mesin dan_alat_bantu
 
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikanTugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
 
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
 
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
 
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
 
Dosen fpik undip tahun 2012
Dosen fpik undip tahun 2012Dosen fpik undip tahun 2012
Dosen fpik undip tahun 2012
 
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
 
Statistik non parametrik des 2010
Statistik non parametrik des 2010Statistik non parametrik des 2010
Statistik non parametrik des 2010
 
Tugas map upload
Tugas map uploadTugas map upload
Tugas map upload
 
Sejarah house-journal
Sejarah house-journalSejarah house-journal
Sejarah house-journal
 
How To Grow Your Bussines
How To Grow Your BussinesHow To Grow Your Bussines
How To Grow Your Bussines
 
Rundown acara pendidikan karakter psp 2012
Rundown acara pendidikan karakter psp 2012Rundown acara pendidikan karakter psp 2012
Rundown acara pendidikan karakter psp 2012
 
Pembagian job description psp
Pembagian job description pspPembagian job description psp
Pembagian job description psp
 

Kepelautan1

  • 2. Bahwa untuk menjamin keselamatan pelayaran sebagai penunjang kelancaran lalu lintas kapal di laut, diperlukan adanya awak kapal yang memiliki keahlian, kemampuan dan terampil, dengan demikian setiap kapal yang akan berlayar harus diawaki dengan awak kapal yang cukup dan cakap untuk melakukan tugasnya diatas kapal sesuai dengan jabatannya dengan mempertimbangkan tonase kapal, tata susunan permesinan kapal dan daerah pelayaran. Dalam UU No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, Pasal 1 butir 10 menyatakan bahwa pengawakan kapal adalah salah satu faktor kelaiklautan kapal. Oleh karena itu memerlukan pengawasan dan pembinaan yang terus menerus baik dari segi perlindungan, kesejahteraan, pengetahuan, segi disiplin maupun penempatannya/formasi susunan perwiranya di atas kapal agar terwujudnya keselamatan pelayaran, sedangkan dalam Pasal 1 butir 11 menyatakan bahwa Yang dimaksud awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas diatas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil
  • 3. Persyaratan bekerja di atas kapal • Memiliki Sertifikat Kepelautan • Memiliki badan yang sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan yang khusus dilakukan untuk itu dari Rumah Sakit yang ditunjuk • Pengukuhan (Endorsement) bagi yang akan memegang jabatan minimal sebagai Officer on Watch (OOW) • Memiliki Perjanjian Kerja Laut • Memiliki Buku Pelaut • Disijil • Memiliki Buku Kesehatan (yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Pelabuhan) • Memiliki Pasport (bagi yang berlayar ke luar negeri yang diterbitkan oleh Imigrasi Pelabuhan)
  • 4. SERTIFIKAT KEPELAUTAN Sertifikat Kepelautan membuktikan bahwa yang bersangkutan telah memiliki keahlian dan atau keterampilan sebagai awak kapal. a. SERTIFIKAT KEAHLIAN PELAUT. Jenis Sertifikat Keahlian Pelaut : 1) Kapal Niaga : a. Dek : ANT-I s/d ANTD b. Mesin : ATT-I s/d ATTD 2) Kapal Ikan : a. Dek : ANKPIN-I s/d ANKPIN-III b. Mesin : ATKPIN-I s/d ATKPIN-III 3) Kapal Layar Motor : a. Dek : SK MPR TK. I dan SK MPR TK. II b. Mesin : SK JMPR TK. I dan SK JMPR TK. II
  • 5. 4) Kapal Layar/Kapal Motor (ukuran dibawah 100 M3) a. Surat Keterangan Kecakapan 30 Mil-Dek/Mesin b. Surat Keterangan Kecakapan 60 Mil-Dek/Mesin 5) Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika : a. Sertifikat Radio Elektronika Klas I; b. Sertifikat Radio Elektronika Klas II; c. Sertifikat Operator Umum; d. Sertifikat Operator Terbatas.
  • 6. b. SERTIFIKAT KETERAMPILAN PELAUT Jenis Sertifikat Keterampilan Pelaut : 1. Sertifikat Keterampilan Dasar Keselamatan Bagi Pelaut (Basic Safety Training) 2. Sertifikat Keterampilan Khusus : a. Sertifikat keterampilan pemadam kebakaran tingkat lanjutan (Advance Fire Fighting) b. Sertifikat keterampilan pertolongan pertama (Medical First Aid) c. Sertifikat keterampilan perawatan medis diatas kapal (Medical Care on board). d. Sertifikat keterampilan sekoci penyelamat cepat (Fast Rescue Boat) e. Sertifikat ROC for the GMDSS f. Sertifikat GOC for the GMDSS g. Sertifikat Familiarization kapal tangki (Tanker Familiarization)
  • 7. h. Sertifikat Familiarization kapal tangki pengangkut minyak (Oil Tanker Familiarization) i. Sertifikat Familiarization kapal tangki pengangkut gas (Liquited Gas Tanker Familiarization) j. Sertifikat Familiarization kapal tangki pengangkut bahan kimia cair (Chemical Tanker Familiarization) k. Sertifikat Pengendalian Manajemen pengendalian krisis dan perilaku manusia (Crisis Management and Human Behaviour) l. Sertifikat Manajemen Pengendalian Kekacauan (Crowd Management) m. Sertifikat keterampilan pengoperasian radar simulator dan alat bantu plotting radar otomatis (Radar observation and Automatic Radar Plotting Aid Simulator/ARPA Simulatior) n. Sertifikat keterampilan keselamatan kapal penumpang Ro-Ro o. Sertifikat keterampilan penggunaan pesawat luput maut dan sekoci penyelamat (Survival Craft and Rescue Boat)
  • 8. Penandatanganan Sertifikat Kepelautan : 1) Atas nama Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Perkapalan dan Kepelautan berwenang menandatangani Sertifikat Keahlian Pelaut dan Duplikat sertifikat untuk tingkat sertifikat ANT-I/ATT-I sampai dengan ANTD/ATTD serta pengukuhan untuk tingkat sertifikat ANT-I/ ATT-I sampai dengan ANT-V/ATT-V. 2) Direktur Perkapalan dan Kepelautan dapat melimpahkan kewenangannya kepada Kepala Sub Direktorat Kepelautan untuk menandatangani Sertifikat Keahlian Pelaut dan Duplikat sertifikat untuk tingkat sertifikat ANT-V/ATT-V dan sertifikat ANTD/ATTD serta pengukuhan untuk tingkat sertifikat ANT-I/ATT-I sampai dengan ANT-V/ATT-V.
  • 9. Penerbitan, Registrasi dan Legalisasi Sertifikat Keahlian Pelaut : 1) DIRKAPEL atas nama DIRJEN HUBLA menerbitkan dan meregistrasi Sertifikat Keahlian Pelaut. 2) Kepala UPT DIKLAT, Kepala Unit DIKLAT melaporkan Sertifikat Keterampilan Pelaut yang diterbitkan untuk diregistrasi. 3) Legalisasi foto copy Sertifikat Keahlian Pelaut dilaksanakan oleh DIRKAPEL. 4) Legalisasi foto copy Sertifikat Keterampilan Pelaut dilaksanakan oleh Pejabat yang menerbitkan
  • 10. Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan yang khusus dilakukan untuk itu dari Rumah Sakit yang ditunjuk Dasar Hukum : a. Keputusan Dirjen Hubla No.DL.22/1/1-99 tanggal 26 Januari 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengujian dan Penilaian Tingkat Kesehatan bagi Tenaga Fungsional Pelayaran b. Keputusan Dirjen Hubla No.UM.48/15/11-99 tanggal 28 Oktober 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Rumah Sakit dan Tim Penguji dan Penilai Tingkat Kesehatan Tenaga Fungsional Pelayaran c. Mengacu kepada Keputusan Dirjen Hubla tersebut diatas, sampai saat ini telah ditetapkan sejumlah Lembaga/Institusi Penguji Kesehatan Sebagai Pelaksana Pengujian dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bagi Tenaga Fungsional Pelayaran, yaitu :
  • 11. 1. RS. Pelabuhan Surabaya 13. RSUD Cilacap,Jawa Tengah 2. RSUD Serang 14. RS. Pusat Pertamina, Jakarta 3. RS.PELNI Petamburan Selatan 4. RS.Pelabuhan Jakarta 15. Klinik Armada Barat, Jakarta 5. RSU Belawan Bahagia Pusat 6. KPP Ujung Pandang 16. RS. Mitra Kemayoran, Jakarta 7. RS. Pelabuhan Palembang Pusat 8. RS. Otorita Batam 17. Klinik Amanah Medika Pura, 9. RS.Pelabuhan Cirebon Jakarta 10. Dinas Kesehatan Kota 18. Puri Medika Medical Center, Balik papan Jakarta Utara 11. RS. Samarinda 19. RS.Pertamina Jaya, Jakarta Pusat 12. RSUD Dumai 20. Koperasi Kesehatan Kerja Pelayaran, Jakarta Utara 21. RS. PUSRI, Palembang
  • 12. 22. RSUD Bitung 35.RS Casa Medical Centre 23. RSUD Pekan Baru Batam 24. RSUD Ulin , Banjarmasin 36.KKP Panjang 25. Kantor Kesehatan Pelabuhan 37.RSUD DR.Soedarso ,Denpasar Pontianak 26. RSUD, Mataram 38.RS ST. Antonius Pontianak 27. RS.Dr Reksodiwiryo, Padang 39.RS Theresia Jambi 28. RS. Yos Sudarso, Padang 40.RS Pelabuhan Surabaya 29. RS.Freeport Indonesia, 41.Poliklinik PIP Semarang Tembaga Pura 42.Klinik Jakarta Marindo 30. RSAL Jayapura 43.RSUD Tual 31. RSAL DR.R. Gandhi AT. Sorong 44.RS Sukmul Sisma Medika 32. RS.Pertamina, Sorong 45.KKP Banten 33. RSUD , Sorong 46.Klinik Medilab Batam 34. RSUD Merauke
  • 13. SERTIFIKAT PENGUKUHAN Dasar Hukum : a. International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978 (STCW-1978) as amended. b. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.DL.22/1/6-01 tanggal 23 Mei 2001 tentang Sistem dan Prosedur Penyelenggaraan Ujian Keahlian Pelaut dan Sertifikasi Kepelautan. c. Keputusan Dirjen Hubla No.PY.67/2/3-01 tanggal 6 November 2001 tentang Pengukuhan Jabatan Bagi Pemilik Sertifikat Keahlian Pelaut Berdasarkan STCW 1978 Amandemen 1995.
  • 14. Persyaratan untuk Pengukuhan :  Foto copy Sertifikat Keahlian Pelaut  Foto copy Buku Pelaut  Foto copy Sertifikat Keterampilan Pelaut (Oil Tanker Training, Chemical Tanker Training dan Liquefied Gas Tanker Training) apabila ada.  Pas Foto ukuran berwarna berukuran 3X4 sebanyak 1 lembar dengan ketentuan baju warna putih, berdasi hitam dan latar belakang biru untuk bagian dek dan latar belakang merah untuk bagian Mesin.
  • 15. PERJANJIAN KERJA LAUT a. Dasar Hukum : 1. Undang Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pasal 61 dan Pasal 62. 2. KUHD Buku Kedua Bab IV tentang Perjanjian Kerja Laut Pasal 395 s/d 452 g Jo. STBL. 1938 No.518 . 3. Peraturan Pemerintah Nomor.7 Tahun 2000 tentang Kepelautan Pasal 1 dan Pasal 18. 4. KEPMENHUB No.KM.164/OT.002/PHB-80 Jo. KEPMENHUB No.KM.20 Tahun 1988 Jo KEPMENHUB No.KM.35 Tahun 1993 Jo KEPMENHUB No.KM.67 Tahun 1999 Jo KEPMENHUB No.KM.63 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan.
  • 16. 4. KEPMENHUB No.KM.24 Tahun 2001 Jo KEPMENHUB No.KM 45 Tahun 2001 Jo KEPMENHUB No.KM.62 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Administrator Pelabuhan 5. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor : Py.66/1/4-03 tanggal 18 Desember 2003 tentang tata cara tetap Pelaksanaan Penyelenggaraan kelaiklautan kapal.
  • 17. b. PKL ditandatangani oleh Pelaut sebagai buruh, pemilik kapal sebagai majikan dan harus diketahui oleh Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Perhubungan (Pejabat yang berwenang). c. PKL dibuat rangkap 4 (empat) yaitu untuk Pelaut yang bersangkutan, Pemilik kapal, Nakhoda kapal dan Pejabat yang berwenang. d. PKL harus memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang antara lain meliputi upah, penunjukan kapal, perjalanan pelayaran, kedudukan awak kapal, jenis pekerjaan, hari libur dan pemutusan hubungan kerja. e. Sebelum Pejabat DITJEN HUBLA mengesahkan PKL, Pejabat tersebut harus yakin bahwa calon Pelaut telah mengerti isi PKL dengan cara :  Membacakan kembali isi PKL.  Menjelaskan isi PKL yang kurang dimengerti oleh Pelaut  Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengajukan hal-hal yang dirasakan memberatkan.
  • 18. PKL bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum kepada awak kapal yang dapat dijadikan alat bukti bila terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak. g. Jenis PKL yang ada dilihat dari prosedur pembuatan terdiri dari : 1) PKL untuk pelaut yang bekerja di kapal milik perusahaan dalam negeri (kapal berbendera Indonesia) Materi PKL didasarkan pada : a) UU No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, Pasal 61 dan 62 b) KUHD, Buku Kedua, Bab IV Pasal 395 s/d 452 g , c) Peraturan Peraturan Kecelakaan Pelaut 1940 (SCHOR/Schepelingen Ongevallen Regeling 1940) d) Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan, atau e) Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Asosiasi Pelaut di Indonesia/dengan Asosiasi Perusahaan Pelayaran di Indonesia sesuai dengan Konvensi ILO No.98 Tahun 1949 yang telah dratifikasi dengan UU No.18 Tahun 1956, bila ada.
  • 19. 2) PKL untuk pelaut yang bekerja di kapal milik perusahaan asing diluar negeri (kapal berbendera asing). Materi PKL didasarkan pada: KKB antara Asosiasi Pelaut di Indonesia dengan Asosiasi Perusahaan Pelayaran Asing di Luar negeri / FSEA (Foreign Shipowner Employer Association) atau dengan perusahaan pelayaran asing di luar negeri yang mempekerjakan pelaut warga negara Indonesia (WNI). i. PKL tidak diwajibkan bagi pelaut yang bekerja pada :  Kapal Motor ukuran kurang dari GT.35  Kapal Layar ukuran kurang dari GT.105  Kapal untuk pelayaran percobaan.
  • 20. BUKU PELAUT A. Dasar Hukum : 1) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan 2) Keputusan Menteri Perhubungan Laut No.DPLJ.10/1/7 tanggal 1 Pebruari 1962 tentang Buku Pelaut. 3) Keputusan DIRJEN HUBLA No.PY.68/1/11-93 tanggal 29 Nopember 1993 tentang Mekanisme dan Kewenangan Menerbitkan Buku Pelaut. 4) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor: Py.66/1/4-03 tanggal 18 Desember 2003 tentang tata cara tetap Pelaksanaan Penyelenggaraan kelaiklautan kapal. B. Buku Pelaut adalah dokumen yang harus dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia yang bekerja sebagai awak kapal di kapal niaga dan kapal perikanan, yang mencantumkan antara lain mengenai keterangan lengkap yang sah tentang pribadi dan hubungan kerja dari pemegang Buku Pelaut dengan pengusaha kapal dan merupakan buku identitas bagi para pelaut.
  • 21. C. Buku Pelaut tidak diwajibkan bagi pelaut yang tidak diwajibkan membuat PKL. Buku Pelaut diberikan kepada : • Anak buah kapal yang memiliki PKL yang masih berlaku • Pemegang Sertifikat Kepelautan. • Taruna yang akan melaksanakan Praktek Kerja Laut. D. Sesuai dengan pasal 16, PP.No.7/2000 Buku Pelaut merupakan identitas bagi pelaut dan berlaku sebagai dokumen perjalanan bagi pelaut yang akan naik di luar negeri atau menuju Indonesia setelah turun kapal di luar negeri. E. Persyaratan mendapatkan Buku Pelaut
  • 22. 1) Buku Pelaut Baru : Pemohon mengajukan surat permohonan dengan melampirkan : a) Surat Pernyataan belum pernah memiliki Buku Pelaut b) PKL yang masih berlaku atau copy Ijazah Sertifikat Keterampilan Pelaut atau Surat Keterangan Prola bagi Taruna yang akan Praktek Kerja Laut. c) Surat Keterangan Masa Berlayar yang diketahui Syahbandar atau KBRI setempat (bila ada) d) Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku meliputi sehat jasmani dan rohani, sehat mata dan telinga, sehat jantung dan paru-paru e) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) f) Photo copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir atau Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku g) Pas photo terbaru ukuran 5x5 cm sebanyak 2 lembar dan 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna biru untuk bagian dek dan warna merah untuk bagian mesin.
  • 23. 2) Penggantian Buku pelaut yang habis masa berlakunya. Pemohon mengajukan surat permohonan dengan melampirkan : a) Buku pelaut lama b) Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku meliputi sehat jasmani dan rohani, sehat mata dan telinga, sehat jantung dan paru-paru c) Photo copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir atau Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku. d) Pas photo terbaru ukuran 5x5 cm sebanyak 2 lembar dan 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna biru untuk bagian dek dan warna merah untuk bagian mesin.
  • 24. 3) Penggantian Buku Pelaut yang hilang Pemohon mengajukan surat permohonan dengan melampirkan : a) Photo copy Buku Pelaut (bila ada) b) Surat Keterangan Kehilangan Buku Pelaut dari polisi atau photo copy Laporan Kecelakaan Kapal c) Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku meliputi sehat jasmani dan rohani, sehat mata dan telinga, sehat jantung dan paru-paru d) Pas photo terbaru ukuran 5x5 cm sebanyak 2 lembar dan 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang warna biru untuk bagian dek dan warna merah untuk bagian mesin. e) Photo copy Akte Kelahiran/Surat Kenal Lahir atau Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku.
  • 25. G. Buku Pelaut berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang sebanyak 2 (dua) kali dengan jangka waktu masing- masing 2 (dua) tahun oleh Pejabat yang berwenang menerbitkan Buku Pelaut. H. Buku Pelaut diterbitkan oleh DIRJEN HUBLA cq. DITKAPEL , ADPEL atau KANPEL yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut. I. Selama Pelaut bekerja sebagai awak kapal, Buku Pelaut disimpan oleh Nakhoda kapal. J. Tanggal dan tempat naik kapal (sign on) harus dicatat dalam Buku Pelaut yang bersangkutan oleh Pejabat yang berwenang.
  • 26. K. Jika Pelaut turun dari kapal untuk dipindahkan ke kapal lain atau karena hubungan kerja berakhir dan telah dicoret dari Buku Sijil, Nakhoda menyerahkan Buku Pelaut kepada yang bersangkutan setelah dilakukan sign off dan catatan Nakhoda mengenai kondite pelaut yang bersangkutan serta telah disahkan oleh pejabat yang berwenang. L. Bila pindah atau berhenti kerja, masa kerja selama berlayar dalam suatu jabatan di kapal dapat dicatat dalam Buku pelaut yang harus dilakukan oleh Pejabat yang berwenang. Perhitungan masa kerja berlayar berdasarkan tanggal-tanggal pencatatan dalam Buku Pelaut.
  • 27. SIJIL AWAK KAPAL A. Dasar Hukum : 1. KUHD Pasal 375. 2. PP.Nomor.7 Tahun 2000 Pasal 15(1),(2)dan(4) B. Disijil pada Buku Sijil yang harus diselenggarakan pada setiap kapal niaga atau kapal perikanan berbendera Indonesia. C. Dengan disijil berarti seseorang sudah sah untuk disebut sebagai awak kapal. D. Untuk disijil, pelaut harus memiliki PKL yang masih berlaku. E. Penyelenggaraan Buku sijil tidak diwajibkan bagi : 1. Kapal motor ukuran kurang dari GT 35 2. Kapal layar ukuran kurang dari GT 105 3. Kapal untuk pelayaran percobaan. F. Penyijilan dalam Buku Sijil harus ditandatangani oleh Nakhoda dan Pejabat yang berwenang.
  • 28. G. Persyaratan Penyijilan. Permohonan diajukan oleh Perusahaan Pelayaran dengan melampirkan : 1. PKL 2. Sertifikat Kepelautan H. Dalam melakukan penyijilan, Petugas yang berwenang wajib tidak memasukkan dalam Buku Sijil setiap pelaut yang : 1. Tidak mempunyai PKL 2. Tersangkut dalam kejahatan politik 3. Anggota ABRI/PNS yang melarikan diri 4. Masih ada ikatan kerja dengan perusahaan lain 5. Cacat jasmani dan rohani 6. Usia kurang dari 16 tahun
  • 29. SUSUNAN AWAK KAPAL Dalam UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Pasal 39 ayat (1) ditetapkan bahwa : „”berdasarkan pertimbangan kondisi geografis dan meteorologi, ditetapkan daerah pelayaran tertentu”. Kemudian dalam ayat (2) ditetapkan bahwa : “Setiap kapal yang beroperasi di daerah pelayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal sesuai dengan daerah pelayarannya”. Dikaitkan dengan Pasal 1 butir 10 bahwa pengawakan kapal adalah salah satu faktor kelaiklautan kapal, maka pengaturan mengenai susunan awak kapal/penempatan awak kapal di kapal harus disesuaikan dengan daerah pelayarannya, jenis kapal, tonase kapal dan tenaga penggerak kapal
  • 30. Ketentuan-ketentuan yang mengatur pengawakan kapal adalah sebagai berikut : 1) Kapal Niaga Peraturan Kapal 1935 pasal 111 s/d 114 untuk susunan awak kapal di bawah Perwira (anak buah kapal) pada Kapal Niaga. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 70 tahun 1998 tentang Pengawakan Kapal Niaga. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. DPL. 93/12/16 tanggal 28 Juni 1976 tentang Persyaratan Minimal Ijazah-ijazah Perwira di Kapal-kapal Niaga, yang pada dasarnya pengaturan tersebut adalah merupakan penyimpangan ketentuan-ketentuan syarat minimum ijazah bagi perwira kapal niaga yang tercantum dalam Pasal 111 Peraturan Kapal 1935. 2) Kapal Layar Motor (KLM) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut NO.PY.66/1/2-02 tanggal 7 Februari 2002 tentang Persyaratan Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) berukuran Tonase Kotor sampai dengan GT.500.
  • 31. 3) Kapal Ikan, Kapal Motor dan Kapal Layar – Petunjuk Pengawasan Kapal No. 9. – Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.46 Tahun 1996 tentang Sertifikasi Kelaiklautan Kapal Penangkap Ikan – Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.9 Tahun 2005 tentang Pendidikan dan Pelatihan, Ujian dan Sertifikasi Kapal Penangkap Ikan. – MAPEL DIRJEN HUBLA No. 526/PHBL/92 tanggal 1 Agustus 1992 tentang Persyaratan Pengawakan Kapal Ikan 100 M3 s/d 250 M3. – SE Perlindungan Awak Kapal.
  • 32. UNRESTRICTED VOYAGE A. DECK DEPARTEMEN NO Jabatan GT 10.000 atau > GT 3000 s/d < 10.000 GT 1500 s/d <3000 GT 500 s/d < 1500 JML COC COP JML COC COP JM COC COP JML COP COC L 1 Master 1 ANT-I 9a(2-8) 1 ANT-I 9a(2-8) 1 ANT-II 9b(2-8) 1 ANT-II 9b(2-8) 2 C/O 1 ANT-I 9a(2-8) 1 ANT-I 9a(2-8) 1 ANT-II 9b(2-8) 1 ANT-II 9b(2-8) 3 2/O 1 ANT-III 9d(2-7) 1 ANT-II 9d(2-7) 1 ANT III 9d(2-7) 1 ANT III 9b(2-7) 4 3/O 1 ANT-III 9d(2-7) - - - - - - - - - 5 R/O 1 REK II - 1 REK II - 1 REK II - 1 REK II - 6 Bosun 1 - 9f 1 - 9f 1 - 9f 1 - 9f 7 Q/M 3 - 9f 3 - 9f 3 - 9f 2 - 9f 8 Sailor 2 - 9g 2 - 9g 1 - 9g - - - 9 Cook 1 - 9g 1 - 9g 1 - 9g 1 - 9g 10 Messboy 1 - 9g 1 - 9g 1 - 9g - - - Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai ijazah ORU 2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan sesuai jabatan.
  • 33. UNRESTRICTED VOYAGE B. ENGINE DEPARTEMEN NO Jabatan KW 7500 atau > KW 3000 s/d < 7500 KW 750 s/d < 3000 JML COC COP JML COC COP JML COC COP 1 C/E 1 ATT-I 10a(2-5) 1 ATT-I 10a(2-5) 1 ATT-II 10b(2-5) 2 2/E 1 ATT II 10a(2-5) 1 ATT II 10a(2-5) 1 ATT III 10b(2-5) 3 3/E 1 ATT II 10c(2-5) 1 ATT III 10c(2-5) 1 ATT III 10c(2-5) 4 4/E 1 ATT II 10c(2-5) - - - - - - 5 Eng.Foreman 1 - 10d 1 - 10d 1 - 10d 6 Oiler 3 - 10d 3 - 10d 3 - 10d 7 Wiper 1 - 10e 1 - 10e 1 - 10c Catatan : Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan sesuai jabatan.
  • 34. NEAR COASTAL VOYAGE A. DECK DEPARTEMEN NO Jabatan GT 10.000 atau > GT 3000 s/d < 10.000 GT 1500 s/d <3000 JML COC COP JML COC COP JM COC COP L 1 Master 1 ANT-I 9a(2-8) 1 ANT-I 9a(2-8) 1 ANT-II 9b(2-8) 2 C/O 1 ANT-I 9a(2-8) 1 ANT-I 9a(2-8) 1 ANT-II 9b(2-8) 3 2/O 1 ANT-III 9d(2-7) 1 ANT-III 9d(2-7) 1 ANT III 9d(2-7) 4 3/O 1 ANT-III 9d(2-7) 1 ANT-III 9d(2-7) - - - 5 R/O 1 ORU/ - 1 ORU/ - 1 ORU/ - REK II REK II REK II 6 Bosun 1 - 9f 1 - 9f 1 - 9f 7 Q/M 3 - 9f 3 - 9f 3 - 9f 8 Sailor 2 - 9g 2 - 9g 1 - 9g 9 Cook 1 - 9g 1 - 9g 1 - 9g 10 Messboy 1 - 9g 1 - 9g 1 - 9g Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai ijazah ORU 2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan sesuai jabatan.
  • 35. NEAR COASTAL VOYAGE A. DECK DEPARTEMEN (Sambungan) NO Jabatan GT 500 s/d 1500 GT <500 JML COC COP JML COC COP 1 Master 1 ANT-II 9b(2-8) 1 ANT-IV 9c1)(b-h) 2 C/O 1 ANT-II 9b(2-8) 1 ANT-IV 9e(2-7) 3 2/O 1 ANT-III 9d(2-7) - - - 4 3/O - - - - - - 5 R/O 1 ORU/ REK II - 1 ORU/ REK II - 6 Bosun - - 9f - - - 7 Q/M 3 - 9f 1 - 9f 8 Sailor - - - - - - 9 Cook 1 - 9g 1 - 9g 10 Messboy - - - - - - Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai ijazah ORU 2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan sesuai jabatan.
  • 36. NEAR COASTAL VOYAGE B. ENGINE DEPARTEMEN NO Jabatan KW 7500 atau > KW 3000 s/d < 7500 KW 750 s/d < 3000 KW 750 s/d < 3000 JML COC COP JML COC COP JML COC COP JML COC COP 1 C/E 1 ATT-I 10a(2-5) 1 ATT-I 10a(2-5) 1 ATT-II 10b(2-5) 1 ATT-II 10b(2-5) 2 2/E 1 ATT II 10a(2-5) 1 ATT II 10a(2-5) 1 ATT III 10b(2-5) 1 ATT III 10b(2-5) 3 3/E 1 ATT III 10c(2-5) 1 ATT III 10c(2-5) 1 ATT III 10c(2-5) 1 ATT III 10c(2-5) 4 4/E 1 ATT III 10c(2-5) - - - - - - - - - 5 Eng.For 1 - 10d 1 - 10d 1 - 10d 1 - 10d eman 6 Oiler 3 - 10d 3 - 10d 1 - 10d 1 - 10d 7 Wiper 1 - 10e 1 - 10e - - - - - - Catatan :1.C/E untuk kapal ukuran 750 s/d <3000; berijazah ATT II atau lebih boleh ijazah ATT III apabila telah memperoleh pengukuhan sebagai kepala kamar mesin 2.Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan sesuai jabatan.
  • 37. LOCAL VOYAGE A. DECK DEPARTEMEN NO Jabatan GT 10.000 atau > GT 3000 s/d < 10.000 GT 1500 s/d <3000 JML COC COP JML COC COP JML COC COP 1 Master 1 ANT-II 9a(2-8) 1 ANT-III 9a(2-8) 1 ANT-III 9b(2-8) 2 C/O 1 ANT-III 9a(2-8) 1 ANT-III 9a(2-8) 1 ANT-IV 9b(2-8) 3 2/O 1 ANT-III 9d(2-7) 1 ANT-IV 9d(2-7) 1 ANT IV 9d(2-7) 4 R/O 1 ORU/ REK - 1 ORU/ - 1 ORU/ - II REK II REK II 5 Bosun 1 - 9f 1 - 9f 1 - 9f 6 Q/M 3 - 9f 3 - 9f 3 - 9f 7 Sailor 1 - 9g 1 - 9g - - - 8 Cook 1 - 9g 1 - 9g 1 - 9g Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai ijazah ORU kecuali kapal berukuran GT>5001(satu) orang saja diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai ijazah ORU 2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan sesuai jabatan.
  • 38. LOCAL VOYAGE A. DECK DEPARTEMEN (Sambungan) NO Jabatan GT 500 s/d 1500 GT <500 JML COC COP JML COC COP 1 Master 1 ANT-IV 9b(2-8) 1 ANT-IV 9c2)(b-h) 2 C/O 1 ANT-IV 9b(2-8) 1 ANT-V 9e(2-7) 3 2/O 1 ANT-V 9d(2-7) 1 ANT-V 9e(2-7) 4 R/O 1 ORU/ REK II - 1 ORU/ REK II - 5 Bosun - - - - - - 6 Q/M 3 - 9f 1 - 9f 7 Sailor - - - - - - 8 Cook 1 - 9g 1 - 9g Catatan : 1. R/O dapat ditiadakan, jika ada 2 orang diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai ijazah ORU kecuali kapal berukuran GT>5001(satu) orang saja diantara Nakhoda dan Mualim mempunyai ijazah ORU 2. Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan sesuai jabatan.
  • 39. LOCAL VOYAGE B. ENGINE DEPARTEMEN NO Jabata KW 7500 atau > KW 3000 s/d < 7500 KW 750 s/d < 3000 KW 750 s/d < 3000 n JML COC COP JML COC COP JML COC COP JML COC COP 1 C/E 1 ATT-II 10a(2-5) 1 ATT-III 10a(2-5) 1 ATT-IV 10b(2-5) 1 ATT-II 10b(2-5) 2 2/E 1 ATT III 10a(2-5) 1 ATT III 10a(2-5) 1 ATT IV 10b(2-5) 1 ATT III 10b(2-5) 3 3/E 1 ATT III 10c(2-5) 1 ATT IV 10c(2-5) 1 ATT IV 10c(2-5) 1 ATT III 10c(2-5) 4 Eng.Fo 1 - 10d 1 - 10d 1 - 10d 1 - 10d reman 5 Oiler 3 - 10d 3 - 10d 3 - 10d 3 - 10d 6 Wiper 1 - 10e - - - - - - - - - Catatan :Masing-masing COC (certificate Of Competence) harus memperoleh pengukuhan sesuai jabatan.
  • 40. PENGAWAKAN KAPAL LAYAR MOTOR Setiap KLM yang berlayar ke laut harus diawaki secukupnya dengan persyratan minimal ijazah perwira yang diatur sebagai berikut : a. Kapal dengan ukuran s/d GT 25 1) Pemimpin kapal, yang memiliki Surat Keterangan Kecakapan (SKK) 2) KKM yang memiliki Surat Keterangan Kecakapan Mesin (SKK) b. Kapal dengan ukuran diatas GT 25 s/d GT 100 1) Pemimpin kapal, yang memiliki ijazah MPR II 2) KKM, yang memiliki JMPR II c. Kapal dengan ukuran diatas GT 100 s/d 200 1) Pemimpin kapal dan Mualim , yang memiliki MPR II 2) KKM dan Masinis, yang memiliki JMPR II
  • 41. c. Kapal dengan ukuran GT 100 s/d GT 200 1) Pemimpin kapal dan Mualim , yang memiliki MPR II 2) KKM dan Masinis yang memiliki JMPR II d. Kapal dengan ukuran diatas GT 200 s/d GT 315 1) Pemimpin kapal, yang memiliki ijazah MPR I 2) Mualim , yang memiliki MPR II 3) KKM, yang memiliki JMPR I 4) Masinis, yang memiliki JMPR II e. Kapal dengan ukuran diatas GT 315 s/d 500 1) Pemimpin kapal, yang memiliki ijazah MPR I 2) Mualim , yang memiliki MPR I 3) KKM, yang memiliki JMPR I 4) Masinis, yang memiliki JMPR I
  • 42. PERLINDUNGAN AWAK KAPAL Dalam rangka perlindungan terhadap tenaga kerja pelaut WNI ada beberapa ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh Perusahaan Pelayaran Indonesia/Perusahaan Perikanan Indonesia bila Perusahaan tersebut memperkerjakan tenaga asing di kapalnya ataupun mengoperasikan kapal niaga asing maupun kapal ikan asing yang beroperasi selama 6 bulan secara tetap di perairan Indonesia. Ketentuan-ketentuan yang mengatur hal tersebut terdiri dari beberapa peraturan yang berbentuk Keputusan Menteri Pertanian, Keputusan Menteri tenaga Kerja, Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut ataupun MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut sbb : Penggunaan Perwira Asing di kapal berbendera Indonesia a. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP.55/MEN/81 tanggal 21 April 1981 tentang Pelaksanaan Pembatasan Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) pada Sektor Perhubungan, mengatur penggunaan perwira asing di Kapal Barang, Kapal Penumpang dan Kapal Ikan berbendera Indonesia
  • 43. Yang mengatur penggunaan perwira asing di Kapal Barang, Kapal Penumpang dan Kapal Ikan berbendera Indonesia sebagai berikut: 1) Di kapal barang, terbatas untuk jabatan Nakhoda dan Kepala Kamar Mesin. 2) Di kapal penumpang, terbatas untuk jabatan Nakhoda, KKM, Kepala Pelayan dan Radio Officer. 3) Di kapal ikan, terbatas untuk jabatan Nakhoda, KKM, dan Electrician 4) Di kapal tanker, tertutup untuk TKWNAP. b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP-781/MEN/85 tanggal 1 Agustus 1985 tentang Pelaksanaan Pembatasan Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) di Sektor Pertanian Sub Sektor Perikanan, yang antara lain mengatur penggunaan perwira asing di Kapal Ikan berbendera Indonesia
  • 44. Penggunaan ABK Indonesia di kapal niaga berbendera asing a. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. 364/836/PHBL/93 tanggal 27 Oktober 1993, yang mengatur bahwa kapal-kapal berbendera asing yang beroperasi di wilayah perairan Indonesia lebih dari 6 (enam) bulan secara berturut turut harus menggunakan minimal 50% awak kapal warga negara Indonesia dan memenuhi ketentuan persyaratan pengawakan sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. DPL. 93/12/16 tanggal 28 Juni 1976. b. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.40/10/D.III/I/94 tanggal 31 Januari 1994 tentang Pemberlakuan MAPEL No. 364/836/PHBL/93 tanggal 27 Oktober 1993 terhitung mulai tanggal 27 April 1994. c. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.92/45/D.II/II/94 tanggal 23 Maret 1994 tentang Penerapan MAPEL No. 364/836/PHBL/93 tanggal 27 Oktober 1993 terhadap kapal-kapal tanker asing yang dicharter oleh PERTAMINA. – Yang dicharter sebelum adanya MAPEL, diberikan dispensasi. – Yang dicharter/setelah terbitnya MAPEL sepenuhnya mengacu pada MAPEL tersebut.
  • 45. Penggunaan ABK Indonesia di kapal ikan berbendera asing a. Keputusan Menteri Pertanian No. 816/KPTS/IK.120/11/90 tanggal 1 Nopember 1990 tentang Penggunaan Kapal Perikanan Berbendera Asing dengan cara sewa untuk menangkap ikan di ZEEI, mengatur antara lain : “6 (enam) bulan sejak dikeluarkan SIPI, harus sudah menggunakan ABK Indonesia sekurang-kurangnya 30% dari seluruh jumlah ABK untuk masing-masing kapal”. b. MAPEL Direktur Jenderal Perhubungan Laut NO. 336/798/PHBL/93 tanggal 8 Oktober 1993 tentang Pengawasan Kapal-kapal Ikan berbendera Asing dan berbendera Indonesia, mengatur : – Penggantian bendera kapal ikan asing – Pengawakan kapal ikan asing – Pengawakan kapal ikan Indonesia – Pemeriksaan kapal ikan asing dalam rangka penerbitan sertifikat keselamatan kapal – Pengawasan ABK WNI di kapal ikan asing.
  • 46. Sertifikat Pengawakan (Safe Manning Certificate) 1. Dasar Hukum : a. Solas 1974 chapter V Regulation 13. b. Resolusi IMO No. A. 481 (XII) tentang prinsip-prinsip pengawakan kapal yang aman (Principles of Safe Manning) diberlakukan mulai 1 Februari 1992 yang direvisi dengan Resolusi IMO No. A 890(21) c. Telegram DIRJEN HUBLA NO. 89/PHBL/92 tanggal 10 Februari 1992 tentang Pelimpahan Wewenang untuk menerbitkan Sertifikat Pengawakan/Safe Manning Certificate kepada : • ATHUB Singapura • ADPEL/Syahbandar Belawan, Dumai, Palembang, Teluk Bayur, Tg. Priok, Semarang, Surabaya, Cilacap, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Ujung Pandang, Bitung, Ambon, Samarinda dan Sorong. • Telegram KADIT KAPEL No. 060/D.II/VI/92 tanggal 2 Juni 1992 tentang Pengisian Blanko Sertifikat Pengawakan
  • 47. 2. Negara bendera penandatangan Solas 1974 wajib menerbitkan Sertifikat Pengawakan (Safe Manning Certificate) bagi kapal- kapalnya yang berukuran lebih besar dari GT 500 yang berlayar ke luar negeri. 3. Pada sertifikat dinyatakan bahwa :Kapal telah cukup diawaki dan aman bilamana berlayar ke laut dengan jumlah awak dan jabatan yang tidak kurang dari yang tertera dalam sertifikat. 4. Persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Pengawakan : • Surat Ukur/Tonase Kapal • PK. Mesin • Daerah Pelayaran • Sertifikat yang dimiliki awak kapal
  • 48. Pengawasan Bidang Pengawakan 1. Pengawasan/pengecekan susunan awak kapal apakah telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam ketentuan- ketentuan yang berlaku. 2. Pengawasan/pengecekan terhadap keaslian ijazah awak kapal dan bila ditemukan adanya ijazah palsu atau diduga palsu, maka ijazah ditahan dan dicabut kemudian dibuat Berita Acara Pencabutan untuk diteruskan ke Kantor Pusat DITJEN HUBLA cq. DITKAPEL. 3. Pengawasan/pengecekan terhadap ketentuan-ketentuan mengenai perlindungan awak kapal seperti penggunaan tenaga asing di kapal berbendera asing dan kapal ikan berbendera asing yang beroperasi secara tetap di perairan Indonesia yang dioperasikan oleh Perusahaan Pelayaran/Perusahaan Perikanan Indonesia. 4. Pengawasan/pengecekan khususnya terhadap kapal-kapal berbendera Indonesia yang akan berlayar ke luar negeri yang harus dilengkapi Sertifikat Pengawakan (Safe Manning Certificate).
  • 49. Kesejahteraan Awak Kapal. Ketentuan mengenai kesejahteraan awak kapal diatur dalam Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2000 tentang Kepelautan yang meliputi : a. Jam kerja maksimal b. Waktu istirahat c. Upah minimum d. Hak cuti tahunan e. Hak apabila jatuh sakit atau tertimpa kecelakaan dalam dinas f. Hak atas makanan yang cukup dan tempat tinggal yang pantas g. Hak atas upah pekerjaan lembur bagi awak kapal h. Hak awak kapal yang telah habis kontrak kerjanya i. Ganti rugi kepada awak kapal yang kapalnya karam j. Hak jika awak kapal meninggal dunia di atas kapal
  • 50. Pendidikan , Pengujian dan Sertifikasi Untuk memperoleh Sertifikat Keahlian Pelaut harus mengikuti pendidikan pelaut dan lulus ujian negara kepelautan. Ketentuan-ketentuan yang mengatur hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tingkat Sertifikat ANTD/ATTD s/d ANT-I/ATT-I a. KEPPRES RI No.60 Tahun 1986 tanggal 4 Desember 1986 tentang Pengesahan International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978. b. Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.18 tahun 1997 tanggal 19 Pebruari 1997 tentang Pendidikan dan Latihan, Ujian Negara dan Sertifikasi Kepelautan. c. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.DL.22/1/6- 01 tanggal 23 Mei 2001 tentang Sistem dan Prosedur Penyelenggaraan Ujian Keahlian Pelaut dan Sertifikasi Kepelautan. d. MAPEL DIRJEN HUBLA No.081/78/Phbl-99 tanggal 11 Juni 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan KEPMENHUB No.KM.18 Tahun 1997 dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.
  • 51. 2. Tingkat MPR/JMPR : a. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.PY.68/1/5- 86 tanggal 1 Juli 1986 tentang Surat Kecakapan Mualim/Juru Motor Pelayaran Rakyat. b. MAPEL DIRJEN HUBLA No.067/KWT/No.126/PHBL/93 tanggal 24 Pebruari 1993 tentang Pelaksanaan Pengujian, Penandatanganan, Legalisasi dan foto copy SKP dan MPR/JMPR. c. Keputusan Kepala Badan Diklat No.SK.86/DL.002/Diklat-94 tanggal 29 Januari 1994 tentang Pedoman Pelaksanaan Diklat Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran.
  • 52. 3. Tingkat SKK 30 Mil dan 60 Mil : a. Petunjuk Pengawasan Kapal No.9. b. MAPEL DIRJEN HUBLA No.115/D.II/VI/93 tanggal 30 Juni 1993 tentang Kewenangan untuk penerbitan SKK 30 Mil dan 60 Mil, hanya dilaksanakan oleh Syahbandar pada Kantor ADPEL Klas I s/d V, KANPEL Klas II s/d IV dan sepanjang yang bersangkutan memiliki ijazah minimal MPI/AMK-PI dan STTPL Kesyahbandaran Klas IV/V serta harus mendapat ijin dari DJPL/Pusat. 4. Basic Safety Training (BST) : KEPPRES RI No.60 tahun 1986 tanggal 4 Desember 1986 tentang Pengesahan International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978. Keputusan Dirjen Hubla No.DL.21/2/7-2000 tanggal 25 Pebruari 2000 tentang Pedoman Pemberian Pengakuan Program Pendidikan dan Pelatihan Kepelautan
  • 53. PENGAWASAN PENGAWAKAN Pengawasan terhadap pengawakan meliputi : Pengecekan susunan awak kapal apakah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PERLINDUNGAN PELAUT : a. Setiap pelaut yang bekerja diatas kapal berhak mendapatkan perlindungan, untuk itu harus memiliki Perjanjian Kerja Laut. b. Bagi pelaut Indonesia yang bekerja di kapal berbendera asing PKL dibuat berdasarkan Perjanjian kerja bersama antara Pemilik kapal dengan organisasi pelaut di Indonesia. c. Untuk Pelaut Indonesia yang bekerja di kapal – kapal Indonesia diharapkan juga ada KKB antara pemilik kapal dan atau Organisasi pemilik kapal dengan organisasi pelaut Indonesia.
  • 54. Untuk Pelaut asing yang bekerja di kapal Indonesia, harus memiliki : a. Izin tenaga kerja asing dari Depnakertrans b. Rekomendasi / persetujuan penempatan tenaga asing dari DJPL c. Bagi kapal asing yang beroperasi secara tetap di perairan Indonesia harus mempekerjakan minimal 50% WNI d. Bagi kapal bebendera Indonesia, maksimal 3 orang WNA (hanya untuk hal – hal yang sangat perlu).
  • 55. SERTIFIKASI a. Kapal bendera asing yang singgah dipelabuhan Indonesia : 1. Safe Manning Certificate. 2. Sertifikat keahlian/keterampilan sesuai jenis/ukuran kapal. 3. Endorsement Certificate (sesuai SK DJPL No. No.PY.67/2/3-01 tanggal 6 Nopember 2001 tentang Pengukuhan Jabatan bagi Pemilik Sertifikat Keahlian Pelaut berdasarkan STCW 1978 Amandemen 1995 4. CoR (untuk Perwira warga Negara yang bukan warga Negara dari Negara bendera kapal).
  • 56. b. Kapal berbendera Indonesia 1. Safe Manning Certificate (terutama yang berlayar keluar negeri) 2. Sertifikat keahlian/keterampilan sesuai jenis / ukuran kapal. 3. Endorsement Certificate 4. CoR/Certificate of Recognition (untuk Perwira warga Negara asing/bukan Negara bendera Indonesia). 5. Sertificat harus yang asli/tidak salinan dan diyakini keabsahannya melalui pengecekan pada website (www.pelaut.go.id atau email : kplt@pelaut.go.id atau fax.3505681 u.p. sub direktorat kepelautan).
  • 57. POSISI LETTER OF UNDERTAKING SESUAI REGULATION I/10 STCW 1995 NO COUNTRY DATE OF SIGNED CATEGORY* 1 ANTIGUA AND BARBUDA 30-August-2002 2 2 ARGENTINA 28-October-2002 3 3 BARBADOS 20-August-2002 3 4 BELIZE 19-July-2002 2 5 BRUNEI DARUSSALAM 18-June-2002 3 6 BULGARIA 8-August-2002 3 7 CHECH REPUBLIC 22-July-2002 3 8 CUBA 30-July-2002 3 9 DEM. REP. OF KOREA 30-July-2002 3 10 DOMINICA 16-July-2002 3 11 EGYPT 25-July-2002 3 12 ESTONIA 6-August-2002 3 13 GEORGIA 23-July-2002 3
  • 58. NO COUNTRY DATE OF SIGNED CATEGORY* 14 GHANA 28-August 2002 3 15 HONGARIA 10-Sept-2002 3 16 HONGKONG 09-July-2002 3 17 ICELAND 02-Oct-2002 3 18 ITALIA 24-July-2002 3 19 JAMAICA 03-Oct-2002 3 20 JAPAN 20-August-2002 2 21 KIRIBATI 30-August-2002 3 22 KUWAIT 09-Jan-2003 3 23 LATVIA 25-August-2002 3 24 LIBERIA 01-August-2002 3 25 LITHUANIA 08-August-2002 3 26 MALAYSIA 01-July-2002 3 27 MAROCCO 21-Oct-2002 3 28 MARSHAL ISLAND 05-July-2002 3
  • 59. NO COUNTRY DATE OF SIGNED CATEGORY* 29 MAURITIUS 19-August-2002 3 30 NETHERLAND 14-Nov-2001 3 31 NEW ZEALAND 02-August-2002 3 32 PAKISTAN 20-July-2002 3 33 PANAMA 17-July-2002 3 34 PHILIPINA 16-Sept-2002 3 35 POLANDIA 05-August-2002 3 36 ROMANIA 20-Sept-2002 3 37 RUSIA 02-Dec-2002 3 38 SAMOA 30-August-2002 3 39 SINGAPORE 19-June-2001 3 40 SLOVAK 21-August-2002 3 41 SLOVENIA 22-July-2002 3 42 THAILAND 01-Nov-2002 3 43 VANUATU 12-July-2002 3
  • 60. NO COUNTRY DATE OF SIGNED CATEGORY* 44 VIETNAM 02-July-02 3 45 LUXEMBERG 17-Feb-2003 2 46 TUVALU 07-August-2002 3 47 YUGOSLAVIA 23-August-2002 3 48 MYANMAR 13-Mar-2003 3 49 MALTA 01-August-2003 3 50 KORSEL 12-August-2003 3 51 MONGOLIA 28-May-2003 2 52 BELGIA 22-April-2003 3 53 AUSTRALIA 21-Jan-2002 1 54 BAHAMAS 02-Sept-2002 2 55 BANGLADESH 29-July-2002 1 56 CANADA 15-July-2002 1 57 FINLAND 22-July-2002 1 58 FRANCE 31-July-2002 1
  • 61. NO COUNTRY DATE OF SIGNED CATEGORY* 59 MEXICO 09-Jan-2003 1 60 REPUBLIC OF CHINA 29-July-2002 1 61 GREECE 22-January-2003 3 62 NORWAY 09-January-2004 2 63 CYPRUS 02-January-2004 3 64 ST.VINCENT AND THE 24-June-2005 2 GRENADINES
  • 62. ENDORSEMEN A. DECK DEPARTEMENT Sertifikat ANT - I Jabatan Pembatasan jika ada Master Tidak terbatas
  • 63. Sertifikat ANT - II A. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT > = 3.000 untuk daerah Near Coastal Voyage Chief Officer Tidak terbatas B. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT < 3.000 untuk daerah Unrestricting Voyage * Chief Officer Tidak terbatas Keterangan : • * MPB-II 1978 dengan masa layar 36 bulan sebagai 2nd Officer • * MPB-II 1978 dengan masa layar 24 bulan yg diantaranya 12 bulan sebagai Chief Officer pada kapal GT > 500 didaerah Unrestricting Voyage • * MPB-II 1978 dengan masa layar 12 bulan sebagai Nakhoda pada kapal GT>3000 di daerah Near Coastal Voyage
  • 64. Sambungan Sertifikat ANT - II C. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT >= 3.000 untuk daerah Unrestricting Voyage * Chief Officer Tidak terbatas Keterangan : • * MPB-II 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada kapal GT.3000 atau lebih di daerah Unrestricting Voyage
  • 65. Sertifikat ANT - III A. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage Chief Officer GT < 3000 untuk daerah Unrestricting Voyage 2nd Officer Tidak terbatas B. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage Chief Officer GT>=3000 untuk daerah Unrestricting Voyage * 2nd Officer Tidak terbatas Keterangan : • * MPB-III 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Officer pada kapal GT.3000 atau lebih di daerah Unrestricting Voyage
  • 66. Sambungan Sertifikat ANT - III C. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT < 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage* Chief Officer GT>=3000 untuk daerah Unrestricting Voyage 2nd Officer Tidak terbatas Keterangan : • * MPB-III 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada kapal GT.< 3000 di daerah Near Coastal Voyage
  • 67. Sertifikat ANT - IV A. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT< 500 untuk daerah Near Coastal Voyage Chief Officer GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Officer GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage B. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage Chief Officer GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Officer GT>= 500 untuk daerah Near Coastal Voyage * Keterangan : • * MPI -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Officer pada kapal GT. 500 atau lebih di daerah Near Coastal Voyage
  • 68. Sambungan Sertifikat ANT - IV C. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT< 500 untuk daerah Near Coastal Voyage Chief Officer GT < 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage* 2nd Officer GT>= 500 untuk daerah Near Coastal Voyage Keterangan : • * MPI - 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Officer pada kapal GT.< 3000 di daerah Near Coastal Voyage D. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT< 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage* Chief Officer GT < 3000 untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Officer GT>= 500 untuk daerah Near Coastal Voyage Keterangan : • * MPI - 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada kapal GT.< 3000 di daerah Near Coastal Voyage
  • 69. Sertifikat ANT - V A. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT < 500 untuk daerah lokal Chief Officer GT < 500 untuk daerah lokal 2nd Officer GT < 3000 untuk daerah lokal B. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT < 500 untuk daerah lokal Chief Officer GT < 500 untuk daerah lokal 2nd Officer GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage * Keterangan : • * MPT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Officer pada kapal GT < 500 di daerah Near Coastal Voyage
  • 70. Sambungan Sertifikat ANT - V C. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT < 500 untuk daerah lokal Chief Officer GT < 500 untuk daerah Near Coastal voyage* 2nd Officer GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage Keterangan : • * MPT -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Officer pada kapal GT< 500 di daerah Near Coastal Voyage D. Jabatan Pembatasan jika ada Master GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage * Chief Officer GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Officer GT < 500 untuk daerah Near Coastal Voyage Keterangan : • * MPT -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Nakhoda pada kapal GT < 500 di daerah Near Coastal Voyage
  • 71. A. ENGINE DEPARTEMENT Sertifikat ATT - I Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer Tidak terbatas
  • 72. Sertifikat ATT - II A. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer >= 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Engineer Tidak terbatas B. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer >=3000 KW untuk daerah Unrestricting Voyage * 2nd Engineer Tidak terbatas Keterangan : • * AMK B – 1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Engineer pada kapal dengan tenaga penggerak 3000 KW atau lebih di daerah pelayaran Unrestricting Voyage
  • 73. Sertifikat ATT - III A. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Engineer < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 3rd Engineer Tidak terbatas B. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Engineer < 3000 KW untuk daerah Unrestricting Voyage* 3rd Engineer Tidak terbatas Keterangan : • * AMK A -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Engineer pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Unrestricting Voyage
  • 74. Sertifikat ATT - IV A. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer >=750 KW untuk daerah terbatas dan < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Engineer < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 3rd Engineer < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage B. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer >=750 KW untuk daerah terbatas dan < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Engineer < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage* 3rd Engineer < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage Keterangan : • * AMK PI -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Engineer pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Near Coastal Voyage
  • 75. Sambungan Sertifikat ATT - IV C. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage * 2nd Engineer < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage* 3rd Engineer < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage Keterangan : • * AMK PI -1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Engineer pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Near Coastal Voyage
  • 76. Sertifikat ATT - V A. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer < 750 KW untuk daerah terbatas dan < 750 KW untuk daerah Lokal 2nd Engineer < 750 KW untuk daerah terbatas dan < 750 KW untuk daerah Lokal 3rd Engineer < 750 KW untuk daerah terbatas dan < 750 KW untuk daerah Lokal
  • 77. Sambungan Sertifikat ATT - V B. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer < 750 KW untuk daerah terbatas dan < 750 KW untuk daerah Lokal 2nd Engineer < 750 KW untuk daerah terbatas dan < 750 KW untuk daerah Lokal 3rd Engineer < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage* Keterangan : • * AMK PT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 3rd Engineer pada kapal dengan tenaga penggerak < 3000 KW di daerah Near Coastal Voyage
  • 78. Sambungan Sertifikat ATT - V C. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer < 750 KW untuk daerah terbatas dan < 750 KW untuk daerah Lokal 2nd Engineer < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 3rd Engineer < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage Keterangan : • * AMK PT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai 2nd Engineer pada kapal dengan tenaga penggerak < 750 KW di daerah Near Coastal Voyage
  • 79. Sambungan Sertifikat ATT - V D. Jabatan Pembatasan jika ada Chief Engineer < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 2nd Engineer < 750 KW untuk daerah Near Coastal Voyage 3rd Engineer < 3000 KW untuk daerah Near Coastal Voyage Keterangan : • * AMK PT-1978 dengan masa layar 24 bulan sebagai Chief Engineer pada kapal dengan tenaga penggerak < 750 KW di daerah Near Coastal Voyage
  • 80. DATA BASE SERTIFIKAT KEPELAUTAN • Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UK.11/10/2/DJPL-06 tentang Database Sertifikat Kepelautan • Sertifikat yang diterbitkan dan telah terdaftar pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dapat diakses melalui internet (website) http:// www.pelaut.go.id • Apabila ada keraguan terhadap keabsahan Sertifikat Kepelautan dapat diklarifikasi langsung melalui email : kplt@palut.go.id atau mengajukan surat melalui pos atau faxsimil no. +6221-3520978 atau 3505681
  • 81. SERTIFIKASI KEPELAUTAN KAPAL PENANGKAP IKAN • Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor : UK.11/18/5/DJPL-06 tentang Sertifikasi Kepelautan Kapal Penangkap Ikan. • Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor UK.11/8/8/DJPL-06 tanggal 23 Februari 2006 tentang Sertifikasi Kepelutan Kapal Penangkap Ikan, yang mengatur mengenai penukaran sertifikat Mualim Perikanan Laut/Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut (MPL/AMKPL) serta Surat Keterangan Kecakapan (SKK) 60 Mil Plus menjadi Sertifikat Ahli Nautika/Tehnika Kapal Penangkap Ikan (ANKAPIN/ATKAPIN) yang telah ditetapkan batas waktu penukaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 • Mengingat masih banyaknya pemilik sertifikat MPL/AMKPL maupun SKK 60 Mil Plus yang belum menukarkan sertifikat, maka batas waktu diperpanjang samapai dengan tanggal 31 Desember 2007