SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
KETENTUAN PIDANA DALAM SISTEM
PERADILAN DI INDONESIA
SUHARIYONO AR
SISTEMATIKA MATERI
• Pendahuluan
• Pidana, Pemidanaan, dan Tindak Pidana
• Ketentuan Pidana dalam UU Nomor 10 Tahun
2004
• Pola dan Pembobotan Penentuan Pidana
• Kasus-Kasus
• Penutup
LINGKUP
• Pembahasan dibatasi pada bagaimana
pembentuk undang-undang menentukan politik
kriminal/kebijakan penentuan pidana (criminal
policy) yang meliputi kebijakan kriminalisasi dan
kebijakan bobot besaran penentuan pidananya
serta penentuan jenis pidananya.
• Bobot besaran dan jenis pidana yang ditentukan
dalam suatu undang-undang dapat dijadikan
patokan bagi hakim untuk memutus dengan
melihat maksimum atau minimum pidana yang
diancamkan
KEPENTINGAN (sbg. pedoman)
negara
individu
pemerintah
masyarakat
POLA
• KLASIFIKASI POLA PIDANA (PENJARA,
KURUNGAN, DENDA)
• KLASIFIKASI YANG BERAT SAMPAI TERINGAN
JARAK KUALIFIKASI
Pidana, Pemidanaan, dan
Tindak Pidana
• Pidana = hukuman/derita/nestapa karena
melanggar delik
• Pemidanaan = penghukuman
(proses/tujuan/pedoman)
• Tindak pidana = perbuatanmelakukan atau
tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai
perbuatan yang dilarang dan diancam dengan
pidana. (strafbaar feit /toerekeningsvatbaar)
Perlunya Pidana?
• Jan Remmelink mengatakan bahwa “kita harus
mengakui bahwa kadar keseriusan pelaku, sifat
perilaku yang merugikan atau membahayakan,
termasuk situasi kondisi yang meliputi perbuatan
tersebut, memaksa kita menarik kesimpulan bahwa
sistem-sistem sanksi lainnya (perdata dan
administratif, penulis), demi alasan teknis murni,
kurang bermanfaat untuk menanggulangi atau
mencegah dilakukannya tindakan kriminal”
• Namun demikian, Remmelink mengingatkan bahwa
“pidana adalah dan akan tetap harus dipandang
sebagai ultimum remedium.
Tujuan Pemidanaan
Tujuan pemidanaan yang dikembangkan oleh pembentuk
RUU KUHP tampaknya merupakan gabungan dari teori
tujuan itu sendiri yakni pencegahan umum (generale
preventie) terutama teori pencegahan umum secara
psikologis (psychologische dwang) dan pencegahan
khusus (speciale preventie) yang mempunyai tujuan agar
penjahat tidak mengulangi perbuatannya.
Pelaku tindak pidana di kemudian hari akan menahan diri
supaya jangan berbuat seperti itu lagi karena pelaku
merasakan bahwa pidana merupakan penderitaan
sehingga pidana itu berfungsi mendidik dan
memperbaiki.
UU Nomor 10/2004
• Ketentuan pidana memuat rumusan yang
menyatakan penjatuhan pidana atas
pelanggaran terhadap ketentuan yang berisi
norma larangan atau perintah.
• Buku I KUHP berlaku untuk ketentuan pidana.
• Dalam menentukan lamanya pidana atau
banyaknya denda perlu dipertimbangkan
mengenai dampak yang ditimbulkan oleh tindak
pidana dalam masyarakat serta unsur kesalahan
pelaku.
• Harus mengacu, kecuali tindak pidana khusus.
Macam UU
– undang-undang hukum pidana (seperti KUHP/UU Korupsi)
– undang-undang hukum perdata (KUHPerdata);
– undang-undang hukum administrasi (mengatur perizinan/-
kepegawaian);
– undang-undang organik (pembentukan institusi dan susunan
organisasinya);
– undang-undang pengesahan (ratifikasi);
– undang-undang penetapan (APBN);
– undang-undang arahan atau pedoman (UU Tata Ruang);
– undang-undang campuran (administratif, keperdataan,
arahan, dan/atau organik yang di dalamnya mengatur
ketentuan pidana)
Pola dan Bobot
Bobot Delik Jenis Pidana Keterangan
Sangat ringan Denda - perumusan tunggal
- denda ringan
(kategori I dan II)
- penjara di bawah 1
tahun
Berat Penjara atau Denda - perumusan
alternatif
- penjara berkisar 1
– 7 tahun
- denda lebih berat
(kategori III – IV)
Sangat serius - penjara saja
- penjara seumur
hidup
- mati
- perumusan tunggal
atau alternatif
- dapat
dikumulasikan
dengan pidana
denda
(pemberatan)
Pola Berat dan Ringan Pidana Penjara
Pola Minimum Pola Maksimum
Umum Khusus Umum Khusus
KUHP 1 hari - 15/20
tahun
Bervariasi
sesuai de-
ngan
deliknya
RUU KUHP 1 hari Bervariasi
antara 1 – 5
tahun
15/20
tahun
Bervariasi
sesuai
dengan
deliknya
Pola Minimum Khusus
Bobot Delik Ancaman Maksimum Ancaman
Minimum
Berat 4 – 7 tahun 1 tahun
Sangat Serius 7 – 10 tahun
12 – 15 tahuni
20 tahun/seumur
hidup/ mati
2 tahun
3 tahun
5 tahun
Pola dan Jenis
– pidana penjara tunggal tanpa pidana denda (tindak pidana
serius/sangat berat);
– pidana penjara dan pidana denda sebagai kumulatif pemberatan
(berat);
– pidana denda sebagai alternatif pidana penjara (ringan);
– pidana denda tunggal (sangat ringan);
– pola pidana denda peraturan daerah (sangat ringan dan bersifat
pelanggaran);
– pola pidana denda untuk korporasi (hanya denda dan biasanya
pemberatan);
– pola pidana denda untuk anak (bisa juga untuk lansia);
– pola pidana denda undang-undang di luar KUHP (pelanggaran
administratif yang dikriminalisasi yang pidananya relatif sangat
ringan);
– pola pidana untuk kejahatan tanpa korban (ringan dan dimaksudkan
sebagai pencegahan umum serta rehabilitatif).
Kasus-Kasus
• Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana
• Kriminalisas atau Alasan Lex Specialis (UU
Fidusia, Kewarganegaraan, Penataan Ruang,
dll)
• Rumusan rapel dan Rumusan “dan/atau” (UU
ITE)
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
(SELAMAT BERPUASA)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Andy Susanto
 
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publikPertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
yudikrismen1
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Andy Susanto
 
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanPertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
yudikrismen1
 
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidanaPertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
yudikrismen1
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Andhika Pratama
 
Pokok hukum pidana 2
Pokok hukum pidana 2Pokok hukum pidana 2
Pokok hukum pidana 2
Meehawk
 

Was ist angesagt? (20)

Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)
 
Praktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaPraktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan Agama
 
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum Pidana
 
Bab 7 jenis pidana
Bab 7   jenis pidanaBab 7   jenis pidana
Bab 7 jenis pidana
 
Pertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanaPertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidana
 
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publikPertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
 
Macam Macam Delik
Macam Macam DelikMacam Macam Delik
Macam Macam Delik
 
Hukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIHukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian II
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanPertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
 
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidanaPertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
 
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
 
Edi yuhermansyah
Edi yuhermansyah Edi yuhermansyah
Edi yuhermansyah
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Pokok hukum pidana 2
Pokok hukum pidana 2Pokok hukum pidana 2
Pokok hukum pidana 2
 

Ähnlich wie 713 makalah ketentuan pidana suhariyono

713 makalah ketentuan pidana suhariyono ar
713 makalah ketentuan pidana suhariyono ar713 makalah ketentuan pidana suhariyono ar
713 makalah ketentuan pidana suhariyono ar
erysanny0505
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
AhmadMuhtadi11
 
Pertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana pengPertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana peng
yudikrismen1
 
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
AZIS50
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
sesukakita
 

Ähnlich wie 713 makalah ketentuan pidana suhariyono (20)

713 makalah ketentuan pidana suhariyono ar
713 makalah ketentuan pidana suhariyono ar713 makalah ketentuan pidana suhariyono ar
713 makalah ketentuan pidana suhariyono ar
 
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
 
Pertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana pengPertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana peng
 
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
 
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
hukum_pidana.pdf
hukum_pidana.pdfhukum_pidana.pdf
hukum_pidana.pdf
 
467_Perumusan KetentuanPidana.pdf
467_Perumusan KetentuanPidana.pdf467_Perumusan KetentuanPidana.pdf
467_Perumusan KetentuanPidana.pdf
 
Konsep Dasar (Pert 2).pptx
Konsep Dasar (Pert 2).pptxKonsep Dasar (Pert 2).pptx
Konsep Dasar (Pert 2).pptx
 
Pengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum Pidana
Pengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum PidanaPengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum Pidana
Pengantar Hukum Pidana dan Pembaharuan Hukum Pidana
 
pengantar-hukum-indonesia-1.pptx
pengantar-hukum-indonesia-1.pptxpengantar-hukum-indonesia-1.pptx
pengantar-hukum-indonesia-1.pptx
 
HUKUM PIDANA.pptx
HUKUM PIDANA.pptxHUKUM PIDANA.pptx
HUKUM PIDANA.pptx
 
Pertemuan 2 - Dasar Hukum dan Etika.pptx
Pertemuan 2 - Dasar Hukum dan Etika.pptxPertemuan 2 - Dasar Hukum dan Etika.pptx
Pertemuan 2 - Dasar Hukum dan Etika.pptx
 
Pengertian Dan Asas-asas.ppt
Pengertian Dan Asas-asas.pptPengertian Dan Asas-asas.ppt
Pengertian Dan Asas-asas.ppt
 
Hukum pidana i
Hukum pidana iHukum pidana i
Hukum pidana i
 
Pidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaanPidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaan
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
DINAMIKA_PELANGGRAN_HUKUM.ppt
DINAMIKA_PELANGGRAN_HUKUM.pptDINAMIKA_PELANGGRAN_HUKUM.ppt
DINAMIKA_PELANGGRAN_HUKUM.ppt
 

Kürzlich hochgeladen

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Kürzlich hochgeladen (20)

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

713 makalah ketentuan pidana suhariyono

  • 1. KETENTUAN PIDANA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA SUHARIYONO AR
  • 2. SISTEMATIKA MATERI • Pendahuluan • Pidana, Pemidanaan, dan Tindak Pidana • Ketentuan Pidana dalam UU Nomor 10 Tahun 2004 • Pola dan Pembobotan Penentuan Pidana • Kasus-Kasus • Penutup
  • 3. LINGKUP • Pembahasan dibatasi pada bagaimana pembentuk undang-undang menentukan politik kriminal/kebijakan penentuan pidana (criminal policy) yang meliputi kebijakan kriminalisasi dan kebijakan bobot besaran penentuan pidananya serta penentuan jenis pidananya. • Bobot besaran dan jenis pidana yang ditentukan dalam suatu undang-undang dapat dijadikan patokan bagi hakim untuk memutus dengan melihat maksimum atau minimum pidana yang diancamkan
  • 5. POLA • KLASIFIKASI POLA PIDANA (PENJARA, KURUNGAN, DENDA) • KLASIFIKASI YANG BERAT SAMPAI TERINGAN JARAK KUALIFIKASI
  • 6. Pidana, Pemidanaan, dan Tindak Pidana • Pidana = hukuman/derita/nestapa karena melanggar delik • Pemidanaan = penghukuman (proses/tujuan/pedoman) • Tindak pidana = perbuatanmelakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana. (strafbaar feit /toerekeningsvatbaar)
  • 7. Perlunya Pidana? • Jan Remmelink mengatakan bahwa “kita harus mengakui bahwa kadar keseriusan pelaku, sifat perilaku yang merugikan atau membahayakan, termasuk situasi kondisi yang meliputi perbuatan tersebut, memaksa kita menarik kesimpulan bahwa sistem-sistem sanksi lainnya (perdata dan administratif, penulis), demi alasan teknis murni, kurang bermanfaat untuk menanggulangi atau mencegah dilakukannya tindakan kriminal” • Namun demikian, Remmelink mengingatkan bahwa “pidana adalah dan akan tetap harus dipandang sebagai ultimum remedium.
  • 8. Tujuan Pemidanaan Tujuan pemidanaan yang dikembangkan oleh pembentuk RUU KUHP tampaknya merupakan gabungan dari teori tujuan itu sendiri yakni pencegahan umum (generale preventie) terutama teori pencegahan umum secara psikologis (psychologische dwang) dan pencegahan khusus (speciale preventie) yang mempunyai tujuan agar penjahat tidak mengulangi perbuatannya. Pelaku tindak pidana di kemudian hari akan menahan diri supaya jangan berbuat seperti itu lagi karena pelaku merasakan bahwa pidana merupakan penderitaan sehingga pidana itu berfungsi mendidik dan memperbaiki.
  • 9. UU Nomor 10/2004 • Ketentuan pidana memuat rumusan yang menyatakan penjatuhan pidana atas pelanggaran terhadap ketentuan yang berisi norma larangan atau perintah. • Buku I KUHP berlaku untuk ketentuan pidana. • Dalam menentukan lamanya pidana atau banyaknya denda perlu dipertimbangkan mengenai dampak yang ditimbulkan oleh tindak pidana dalam masyarakat serta unsur kesalahan pelaku. • Harus mengacu, kecuali tindak pidana khusus.
  • 10. Macam UU – undang-undang hukum pidana (seperti KUHP/UU Korupsi) – undang-undang hukum perdata (KUHPerdata); – undang-undang hukum administrasi (mengatur perizinan/- kepegawaian); – undang-undang organik (pembentukan institusi dan susunan organisasinya); – undang-undang pengesahan (ratifikasi); – undang-undang penetapan (APBN); – undang-undang arahan atau pedoman (UU Tata Ruang); – undang-undang campuran (administratif, keperdataan, arahan, dan/atau organik yang di dalamnya mengatur ketentuan pidana)
  • 11. Pola dan Bobot Bobot Delik Jenis Pidana Keterangan Sangat ringan Denda - perumusan tunggal - denda ringan (kategori I dan II) - penjara di bawah 1 tahun Berat Penjara atau Denda - perumusan alternatif - penjara berkisar 1 – 7 tahun - denda lebih berat (kategori III – IV) Sangat serius - penjara saja - penjara seumur hidup - mati - perumusan tunggal atau alternatif - dapat dikumulasikan dengan pidana denda (pemberatan)
  • 12. Pola Berat dan Ringan Pidana Penjara Pola Minimum Pola Maksimum Umum Khusus Umum Khusus KUHP 1 hari - 15/20 tahun Bervariasi sesuai de- ngan deliknya RUU KUHP 1 hari Bervariasi antara 1 – 5 tahun 15/20 tahun Bervariasi sesuai dengan deliknya
  • 13. Pola Minimum Khusus Bobot Delik Ancaman Maksimum Ancaman Minimum Berat 4 – 7 tahun 1 tahun Sangat Serius 7 – 10 tahun 12 – 15 tahuni 20 tahun/seumur hidup/ mati 2 tahun 3 tahun 5 tahun
  • 14. Pola dan Jenis – pidana penjara tunggal tanpa pidana denda (tindak pidana serius/sangat berat); – pidana penjara dan pidana denda sebagai kumulatif pemberatan (berat); – pidana denda sebagai alternatif pidana penjara (ringan); – pidana denda tunggal (sangat ringan); – pola pidana denda peraturan daerah (sangat ringan dan bersifat pelanggaran); – pola pidana denda untuk korporasi (hanya denda dan biasanya pemberatan); – pola pidana denda untuk anak (bisa juga untuk lansia); – pola pidana denda undang-undang di luar KUHP (pelanggaran administratif yang dikriminalisasi yang pidananya relatif sangat ringan); – pola pidana untuk kejahatan tanpa korban (ringan dan dimaksudkan sebagai pencegahan umum serta rehabilitatif).
  • 15. Kasus-Kasus • Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana • Kriminalisas atau Alasan Lex Specialis (UU Fidusia, Kewarganegaraan, Penataan Ruang, dll) • Rumusan rapel dan Rumusan “dan/atau” (UU ITE)