SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
Downloaden Sie, um offline zu lesen
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                      REPUBLlK INDONESIA

         PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                           NOMOR 07 TAHUN 2010

                                  TENTANG

           TARlF TENAGA LlSTRlK YANG DISEDIAKAN OLEH
  PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LlSTRlK NEGARA

                DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

               MENTERI ENERGl DAN SUMBER DAYA MINERAL,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan kelangsungan pengusahaan
               penyediaan tenaga listrik dan peningkatan mutu pelayanan kepada
               konsumen, perlu dilakukan penyesuaian tarif tenaga listrik yang
               disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
               Listrik Negara;
            b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 34 ayat ( I ) Undang-Undang Nomor 30
               Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, Pemerintah menetapkan tarif
               tenaga listrik dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
               Indonesia;
            c. bahwa dalam menetapkan tarif tenaga listrik, Pemerintah
               mempertimbangkan keadilan, kemampuan daya beli masyarakat, biaya
               produksi dan efisiensi pengusahaan, skala pengusahaan dan
               interkoneksi sistem yang dipakai;
            d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
               a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi
               dan Sumber Daya Mineral tentang Tarif Tenaga Listrik Yang
               Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
               Listrik Negara;

Mengingat : I.Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
              Konsumen (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor
              42, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3821);
           2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
              (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 133,
              Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5052);
           3. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan
              dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 (Lembaran Negara
              Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 156, Tambahan Lembaran
              Negara Republik lndonesia Nomor 5075) sebagaimana telah diubah
              dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 (Lembaran Negara
              Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 69, Tambahan Lembaran
              Negara Republik lndonesia Nomor 5132);
                                                                  4. Peraturan ...
4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan
             Pemanfaatan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik lndonesia
             Tahun 1989 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik
             lndonesia Nomor 3395) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
             dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2006 (Lembaran
             Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nomor 56, Tambahan
             Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4628);
          5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan
             Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi
             Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik
             lndonesia Tahun 1994 Nomor 34);
          6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tanggal 21 Oktober
             2009;

          7. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 02.P/451/M.PE/
             1991 tanggal 26 April 1991 tentang Hubungan Pemegang Kuasa
             Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang lzin Usaha Ketenagalistrikan
             Untuk Kepentingan Umum dengan Masyarakat;

          8. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 03.P/451/M.PE/
             1991 tanggal 26 April 1991 tentang Persyaratan Penyambungan
             Tenaga Listrik;

          9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0030
             Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
             Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;

                                     MEMUTUSKAN :
Menetapkan: PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
            TENTANG TARlF TENAGA LlSTRlK YANG DlSEDlAKAN OLEH
            PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LlSTRlK
            NEGARA.

                                            BAB l

                                     KETENTUAN UMUM

                                           Pasal 1

          Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :
          1. Tarif tenaga listrik adalah tarif tenaga listrik untuk konsumen yang
             disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
             Listrik Negara.
          2. Biaya Penyambungan adalah biaya yang dibayar calon konsumen
             untuk memperoleh penyambungan tenaga listrik, atau biaya yang
             dibayar oleh konsumen untuk penambahan daya.
          3. Uang Jaminan Langganan adalah uang yang merupakan jaminan atas
             pemakaian daya dan energi listrik selama menjadi konsumen.
          4. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan ketenagalistrikan.


                                                                    5. Direktur ...
5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan tanggung
   jawabnya di bidang ketenagalistrikan.
                                     BAB II

                           TARlF DASAR LlSTRlK



 (1) Tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan
     (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dinyatakan dalam Tarif
     Dasar Listrik berdasarkan golongan tarif.
 (2) Tarif Dasar Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
     tarif listrik reguler dan tarif listrik prabayar.
 (3) Tarif listrik reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
     tarif listrik yang dibayarkan setelah pemakaian tenaga listrik oleh
     konsumen.
 (4) Tarif listrik prabayar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
     merupakan tarif listrik yang dibayarkan sebelum pemakaian tenaga
     listrik oleh konsumen.
                                   Pasal3

 Tarif Dasar Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri atas:
 a. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Pelayanan Sosial, terdiri atas:
     1. Golongan tarif untuk keperluan pemakaian sangat kecil pada
        tegangan rendah, dengan daya 220 VA (S-ITTR);
    2. Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial kecil sampai
       dengan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d.
       200 kVA (S-2/TR);
    3. Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial besar pada
       tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (S-3/TM),
    sebagaimana tercantum dalam Lampiran I;
 b. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas:
     1. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada tegangan
        rendah, dengan daya 450 VA s.d. 2.200 VA (R-1ITR);
    2. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga menengah pada
       tegangan rendah, dengan daya 3.500 VA s.d. 5.500 VA (R-2/TR);
    3. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga besar pada
       tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA ke atas (R-3/TR),
    sebagaimana tercantum dalam Lampiran II;
 c. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Bisnis, terdiri atas:
    1. Golongan tarif untuk keperluan bisnis kecil pada tegangan rendah,
       dengan daya 450 VA s.d. 5.500 VA (B-1/TR);
    2. Golongan tarif untuk keperluan bisnis menengah pada tegangan
       rendah, dengan daya 6.600 VA s.d. 200 kVA (B-2/TR);
    3. Golongan tarif untuk keperluan bisnis besar pada tegangan
       menengah, dengan daya di atas 200 kVA (B-3/TM),
    sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill;
                                                                  d. Tarif
d. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Industri, terdiri atas:
    1 Golongan tarif untuk keperluan industri kecillindustri rumah tangga
      pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 14 kVA (I-1lTR);
   2. Golongan tarif untuk keperluan industri sedang pada tegangan
      rendah, dengan daya di atasl4 kVA s.d. 200 kVA (I-2/TR);
   3. Golongan tarif untuk keperluan industri menengah pada tegangan
      menengah, dengan daya di atas 200 kVA (I-3/TM);
   4. Golongan tarif untuk keperluan industri besar pada tegangan
      tinggi, dengan daya 30.000 kVA ke atas (1-4/TT),
   sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV;
e. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah dan
   Penerangan Jalan Umum, terdiri atas:
    1. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah kecil dan
       sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 200
       kVA (P-I/TR);
   2. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah besar pada
      tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (P-2lTM);
   3. Golongan tarif untuk keperluan penerangan jalan umum pada
      tegangan rendah (P-3/TR),
   sebagaimana tercantum dalam Lampiran V;
f. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Traksi pada tegangan menengah,
   dengan daya di atas 200 kVA (T/TM) diperuntukkan bagi Perusahaan
   Perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia, sebagaimana
   tercantum dalam Lampiran VI;
g. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan penjualan Curah (bulk) pada
   tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (CTTM)
   diperuntukkan bagi Pemegang lzin Usaha Penyediaan Tenaga
   Listrik, sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII; dan
h. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Layanan Khusus pada tegangan
   rendah, tegangan menengah, dan tegangan tinggi (L/TR,TM,TT),
   diperuntukkan hanya bagi pengguna listrik yang memerlukan
   pelayanan dengan kualitas khusus dan yang karena berbagai ha1
   tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif Sosial, Rumah
   Tangga, Bisnis, lndustri dan Pemerintah sebagaimana tercantum
   dalam Lampiran VIII;
 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.



Ketentuan pelaksanaan tarif listrik reguler dan tarif listrik prabayar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 diatur lebih lanjut
oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara.



                                                                 BAB Ill ...
BAB Ill

         BlAYA KELEBIHAN PEMAKAIAN DAYA REAKTIF
                DAN PENETAPAN FAKTOR " K

                           Bagian Kesatu

              Biaya Kelebihan Pemakaian Daya Reaktif



(1) Tarif dasar listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berlaku
    untuk pemakaian tenaga listrik dengan faktor daya rata-rata setiap
    bulan sekurang-kurangnya 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
(2) Dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85
    (delapan puluh lima per seratus), maka terhadap beberapa
    golongan tarif tersebut dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya
    reaktif (kVArh) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I,
    Lampiran Ill, Lampiran IV, Lampiran V, Lampiran VI, dan Lampiran
    VII Peraturan Menteri ini.
(3) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif sebagaimana dimaksud
    pada ayat (2) diberiakukan apabila pemakaian kVArh yang tercatat
    dalam I (satu) bulan lebih tinggi dari 0,62 (enam puluh dua per
    seratus) jumlah kwh pada bulan yang bersangkutan, sehingga
    faktor daya (Cos 9)rata-rata kurang dari 0,85 (delapan puluh lima
    per seratus).
                           Bagian Kedua
                        Penetapan Faktor "K"


Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara menetapkan besarnya faktor perbandingan (faktor "K") antara
harga Waktu Beban Puncak (WBP) dan harga Luar Waktu Beban
Puncak (LWBP) sesuai dengan karakteristik beban sistem tenaga
listrik setempat, serta menetapkan waktu dan lamanya Waktu Beban
Puncak (WBP) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran
Ill, Lampiran IV, Lampiran V, Lampiran VI, serta Lampiran VII
Peraturan Menteri ini dan melaporkan penetapan tersebut kepada
Direktur Jenderal.
                               BAB IV
                     BlAYA PENYAMBUNGAN
                           Bagian Kesatu
                               Umum



Calon konsumen yang mengajukan penyambungan baru atau
konsumen yang mengajukan penambahan daya untuk golongan tarif
dikenakan Biaya Penyambungan dan Uang Jaminan Langganan.


                                                            Bagian ...
Bagian Kedua
                   Biaya Penyambungan


Biaya Penyambungan untuk penyambungan baru atau
penambahan daya tenaga listrik yang disambung dengan jaringan
standar ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX
Peraturan Menteri ini.
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara dapat menetapkan Biaya Penyambungan lebih rendah dari
Biaya Penyambungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX
 Peraturan Menteri ini, dengan alasan yang dapat dipertanggung-
jawabkan.
 Dalam ha1 calon konsumen atau konsumen menginginkan tingkat
mutu, keandalan, danlatau estetika tertentu sehingga dibutuhkan
jaringan khusus, maka penambahan biaya tersebut menjadi beban
calon konsumen atau konsumen dengan tetap dikenakan Biaya
 Penyambungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Tata cara dan persyaratan pembayaran Biaya Penyambungan
ditetapkan lebih lanjut oleh Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.



Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara wajib mengumumkan besarnya Biaya Penyambungan
untuk tiap-tiap kelompok sambungan di setiap unit pelayanan.
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara wajib melaporkan realisasi pelaksanaan penyambungan
tenaga listrik kepada Direktur Jenderal secara berkala setiap
triwulan.
                      Bagian Ketiga
                 Uang Jaminan Langganan
                         Pasal 10
Uang Jaminan Langganan ditetapkan sebesar biaya rekening rata-
rata nasional 1 (satu) bulan sesuai golongan tarif.
Pengelolaan Uang Jaminan Langganan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus ditingkatkan terus-menerus demi kepentingan
konsumen dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara sesuai dengan kelaziman pengelolaan perusahaan
listrik.
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara dapat menetapkan Uang Jaminan Langganan lebih rendah
dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara mengatur lebih lanjut pelaksanaan Uang Jaminan
Langganan sebagaimana dimaksud pada ayat (I), ayat (2), dan
ayat (3).

                                                      BAB V ...
BAB V

   BlAYA KETERLAMBATAN PEMBAYARAN REKENING LlSTRlK
                 DAN TAGIHAN SUSULAN
                           Bagian Kesatu
         Biaya Keterlambatan Pembayaran Rekening Listrik
                            Pasal 11

(1) Konsumen diwajibkan membayar tagihan rekening listrik sesuai
    masa pembayaran yang ditetapkan oleh Perusahaan Perseroan
    (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.
(2) Apabila konsumen membayar tagihan rekening listrik melampaui
    masa pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    dikenakan biaya keterlambatan pembayaran rekening listrik
    sebagaimana tercantum dalam Lampiran X Peraturan Menteri ini.
                           Bagian Kedua
                          Tagihan Susulan
                              Pasal 12
(1) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara
    melaksanakan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL)
    terhadap konsumen maupun bukan konsumen yang melakukan
    pemakaian tenaga listrik secara tidak sah.
(2) Pemakaian tenaga listrik secara tidak sah sebagaimana dimaksud
    pada ayat (1) berupa pelanggaran pemakaian tenaga listrik, terdiri
    atas:
    a. pelanggaran Golongan I (P I) merupakan pelanggaran yang
       mempengaruhi batas daya tetapi tidak mempengaruhi
       pengukuran energi;
    b. pelanggaran Golongan II (P II) merupakan pelanggaran yang
       mempengaruhi pengukuran energi tetapi tidak mempengaruhi
       batas daya;
   c. pelanggaran Golongan Ill (P Ill) merupakan pelanggaran yang
      mempengaruhi batas daya dan mempengaruhi pengukuran
      energi; dan
   d. pelanggaran Golongan IV (P IV) merupakan pelanggaran yang
      dilakukan oleh bukan konsumen.
                              Pasal 13
(1) Konsumen dan bukan konsumen yang melakukan pelanggaran
    pemakaian tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
    dikenakan sanksi berupa tagihan susulan, pemutusan sementara,
    danlatau pembongkaran rampung.
(2) Tagihan susulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
    sebagai berikut:
   a. Pelanggaran Golongan I (P I):
       TS1 = 6 x (2 x Daya Tersambung) x Biaya Beban atau
       Rekening Minimum konsumen sesuai Tarif Dasar Listrik;
                                                    b. Pelanggaran ...
b. Pelanggaran Golongan II (P 11):
          TS2 = 9 x 720 jam x Daya Tersambung x 0,85 x harga per kwh
          yang tertinggi pada golongan tarif konsumen sesuai Tarif Dasar
   .      Listrik;
       c. Pelanggaran Golongan Ill (P Ill):
          TS3 = TS1 + TS2;
       d. Pelanggaran Golongan IV (P IV):
          TS4 = (9 x (2 x Daya Kedapatan) x Biaya Beban atau rekening
          minimum konsumen sesuai Tarif Dasar Listrik} + (9 x 720 jam x
          Daya Kedapatan x 0,85 x Tarif Tertinggi pada golongan tarif
          sesuai Tarif Dasar Listrik yang dihitung berdasarkan Daya
          Kedapatan).

(3) Ketentuan mengenai penertiban pemakaian tenaga listrik dan
    tagihan susulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
    diatur labih lanjut oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
    Perusahaan Listrik Negara dan disahkan oleh Direktur Jenderal.

                                  BAB VI

                      TINGKAT MUTU PELAYANAN

                                 Pasal 14

(1) Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
    Negara wajib meningkatkan dan mengumumkan tingkat mutu
    pelayanan untuk masing-masing unit pelayanan pada setiap awal
    triwulan.
(2) Apabila tingkat mutu pelayanan pada masing-masing unit
    pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain yang
    berkaitan dengan lama gangguan, jumlah gangguan, danlatau
    kesalahan pembacaan meter tidak dapat dipenuhi, maka
    Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara
    wajib memberikan pengurangan tagihan listrik kepada konsumen
    yang bersangkutan, yang diperhitungkan dalam tagihan listrik pada
    bulan berikutnya.
(3) Ketentuan mengenai tingkat mutu pelayanan dan pengurangan
    tagihan listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
    diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.

                                  BAB VII

                    PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
                                 Pasal 15

Direktur Jenderal melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Peraturan Menteri ini, termasuk pembinaan dan
pengawasan terhadap :
a. peningkatan efisiensi pengusahaan;
b. peningkatan mutu dan keandalan penyediaan tenaga listrik; dan
c. peningkatan pelayanan kepada konsumen.
                                                        Pasal 16 ...
Pasal 16

               Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Peraturan
               Menteri ini diatur oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.
                                              BAB Vlll

                                       KETENTUANPENUTUP

                                             Pasal 17

               Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku :
               1. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2038
                  W40/MEM/2001 tanggal 24 Agustus 2001 tentang Biaya
                  Penyambungan Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan
                  Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; dan
               2. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1616
                  W36lMEMl2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Ketentuan
                  Pelaksanaan Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2004 yang
                  Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
                  Listrik Negara,
               dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

                                              Pasal 18

               Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal IJuli 2010.

               Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
               Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
               Republik Indonesia.

                                  Ditetapkan di Jakarta
                                  pada tanggal 30 Juni 2010
                                  MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
                                             ttd.

                                  DARWIN ZAHEDY SALEH

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Juni 2010

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASl MANUSIA
        REPUBLIK INDONESIA,
                    ttd.

            PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 314
             Sdinan SBsuai dengan aslinya
  KEME~~TERIAN  ENERGi DAN SUMBER DAYA MINERAL
      ,   Plt. Kepala BimHukum dan Humas,



                    ,-   Farida Zed
               N1Pl9570605 198603 2 001
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
           NOMOR : 07 TAHUN 2010
           TANGGAL : 30 Juni 2010


                 TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN PELAYANAN SOSIAL
                                                       REGULER
         GOL.          BATAS                                                                PRA BAYAR
No'      TARlF         DAYA         BlAYA BEBAN       BlAYA PEMAKAIAN (RpIkWh) DAN           ( ~ ~ l k ~ h )
                                    (RpIkVAlbulan)          BlAYA kVArh (RplkVArh)
 1.      S-11TR        220 VA             -          Abonemen per bulan (Rp) : 14.800
 2.      S-2/TR        450 VA          10.000        Blok I : 0 s.d. 30 k w h : 123             325
                                                     Blok ll : di atas 30 k w h

                                                     Blok Ill : di atas 60 k w h : 360
 3.      S-2/TR        900 VA           15.000       Blok I : 0 s.d. 20 k w h : 200
                                                     Blok ll : di atas 20 k w h
                                                                s.d. 60 k w h    : 295




                                                                                                        I
                       200 kVA
 7.      S3/TM        di atas 200        **)         BlokWBP = K x P x 6 0 5
                          kVA                        Blok LWBP = P x 605
                                                     kVArh     = 650 ***)
Catatan :                                                                                          -
*)   Diterapkan Rekening Minimum (RM) :
     RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian.
**) Diterapkan Rekening Minimum (RM) :
     RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok LWBP.
     Jam nyala : k w h per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
***) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan
     kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
     K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem
           kelistrikan setempat (1,4 S K S 2)' ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero)
           PT Perusahaan Listrik Negara.
     P : Faktor pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan S-3 bersifat sosial
           komersial.
Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial murni P = 1.
Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial komersial P = 1,3.
Kategori S-3 bersifat sosial murni dan S-3 bersifat sosial komersial ditetapkan oleh Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan mempertimbangkan kemampuan bayar dan sifat
usahanya.
WBP      : Waktu Beban Puncak.
LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.



                                          MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

                                                       ttd.

                                          DARWIN ZAHEDY SALEH
                     Satinan.sesuai dengan aslinya
      KEM~NTERI~N EIVE*~:]'DAN SUMBER DAYA MINERAL
            Pit. Kdpala:Btro Hukum dan Humas,
         1



             i                  %
                           . Farida Zed
                      N1P195706051986032001
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                NOMOR : 0 7 ' T A H U N 2 0 1 0
                TANGGAL : 30;Juni 2 0 1 0

                            TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA
                                                                             REGULER
                GOL.                 BATAS                                                                      BAYAR
    No'         TARlF                DAYA            BlAYA BEBAN                   BlAYA PEMAKAIAN
                                                                                                               (RplkWh)
                                                     (RpIkVAlbulan)                    (RplkWh)
     1.        R-1K R                450 VA              11.OOO          Blok I   : 0 s.d. 30 k w h :    169
                                                                         Blok II  : di atas 30 k w h
                                                                                    s.d. 60 k w h    :   360
                                                                         Blok Ill : di atas 60 k w h :   495
     2.         R-IITR               900 VA              20.000          Blok I : 0 s.d. 20 k w h :      275
                                                                         Blok II : di atas 20 k w h
                                                                                    s.d. 60 k w h    :   445
                                                                         Bloklll : diatas60kWh :         495
     3.         R-1/TR              1.300 VA                                               790                   790
     4.         R-1KR               2.200 VA                                               795                   795
     5.         R-2iTR              3.500 s.d              *)                              890                   890
                                    5.500 VA
     6.         R-3ITR              6.600 VA               **)           Blok I    : H I x 890
                                     ke atas                             Blok II   : H2 x 1.380
    Catatan :
I *)      Diterapkan Rekening Minimum (RM):
                                                                                                                          I
I         RMI = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian.                                                 1
I   **) Diterapkan Rekening Minimum (RM):
                                                                                                                          I
I         RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok I.
                                                                                                                          I
I         Jam nyala : k w h per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
                                                                                                                          I
I         H I : Persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA).                     I
I         H2 : Pemakaian listrik (kwh) - H I .
    Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi Perusahaan
                                                                                                                          I
    Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya
    Mineral.


                                                        MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

                                                                      ttd.

                                                      DARWIN ZAHEDY SALEH

                               $alin&nsesuai dengan aslinya
       K E M E N T E R ~ ~ . E M ~ R ~ ~SUMBER DAYA MINERAL
                                         ~,DAN
                             Plt. Kegaia        Hukurn dan Humas,
                                           . $-

                
                    *   ,
                        i
                                           Farida Zed
LAMPIRAN Ill PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                 NOMOR :"I07 T A H U N 2010
                 TANGGAL : 30 - J u n i 2010

                             TARIF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN BlSNlS

                                                                               REGULER                         PRA
                 GOL.                              -
     No'                     BATAS DAYA                BIAYA BEBAN        BlAYA PEMAKAIAN (RpIkWh) DAN        BAYAR
                 TARlF                                                                                       (RpIkWh)
                                                       (RpIkVAlbulan)           BlAYA kVArh (RpIkVArh)
         1.      B-1/TR         450 VA                     23.500        Blok I : 0 s.d. 30 k w h    : 254     535
                                                                         Blok I : di atas 30 k w h : 420
                                                                              1
         2.      B-1/TR         900 VA                    26.500         Blok I : 0 s.d. 108 k w h : 420       630
                                                                         Blok II : di atas 108 k w h : 465
         3.      B-l/TR          1.300 VA                    *                            795                  795
         4.      B-1/TR       2.200 VA s.d.                  *)                           905                  905
                                 5.500 VA
         5.      B-2/TR       6.600 VA s.d.                 **)          Blok I : H1 x 900                    1.100
                                 200 kVA                                 Blok II : H2 x 1.380
                 B3KM        di atas 200 kVA                ***)         Blok WBP = K x 800
         6.
                                                                         Blok LWBP= 800
                                                                         kVArh     = 905 ****)
    Catatan :
    *)        Diterapkan Rekening Minimum (RM):

I             RMI = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian.
                                                                                                                        1
1 **          Diterapkan Rekening Minimum (RM):
                                                                                                                        I
1             RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok I.                                    I
1   * *       Diterapkan Rekening Minimum (RM):
                                                                                                                        II
I             RM3 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian LWBP.

I             Jam nyala : k w h per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
                                                                                                                        I
I             H I : Persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA).
                                               -
                                                                                                                        I
I ****)       H2 : Pemakaian listrik (kwh) H I .
                                                                                                                        I
              Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan
              kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
    Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi Perusahaan
    Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya
    Mineral.
    K          : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem
                 kelistrikan setempat (1,4 s K 5 2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero)
                 PT Perusahaan Listrik Negara.
I WBP                                                                                                                   I
I              : Waktu Beban Puncak.
    LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.




                                                        MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

                                                                        ttd.

                                                        DARWIN ZAHEDY SALEH
                    Satinan s&iai dengan aslinya
          KEMENTERIAQENERQL      DAN SUMBER DAYA MINERAL
                 Pit. Kepala Bircr dukum dan Humas,
                  1              - &

                                   m-
                                      ~ i r i d Zed
                                                a
LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                NOMOR 4 7 T A H U N 2010
                TANGGAL :$o J u n i 2010


                            TARlF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI
I            I              I                   I                                                             I         1
                                                                        REGULER
                 GOL.             BATAS                                                                            BAYAR
    No'          TARlF            DAYA              BlAYA BEBAN        BlAYA PEMAKAIAN (RpIkWh) DAN               (RpIkWh)
                                                    (RpIkVAlbulan)         BlAYA kVArh (RpIkVArh)
        1.        1-1K R          450 VA               26.000         Blok I    :   0 s.d. 30 k w h .   160
                                                                      Blok I
                                                                           1    :   di atas 30 kwh :    395
        2.        I-1/TR          900 VA               31.500         Blok I    :   0 s.d. 72 k w h :   315
                                                                      Blok ll   :   di atas 72 kwh :    405
        3.        I-1KR           1.300 VA                *                                765
        4.        I-1/TR          2.200 VA                *                                790
        5.        I-1/TR        3.500 VA s.d.             *)                               915
                                   14 kVA
        6.        I-2KR           di atas 14              **I         Blok WBP     =         K x 800
                                kVA s.d. 200                          Blok LWBP =            800
                                     kVA                              kVArh        -
                                                                                   -         875 ****)
        7.        I-3KM          di atas 200             **)          Blok WBP     =         K x 680
                                     kVA                              Blok LWBP =           680
                                                                      kVArh      = 735 ****)
        8.        1-4/lT        30.000 kVA               ***I         Blok WBP dan LWBP = 605
                                  ke atas                             kVArh      = 605 ****)
I   Catatan :

 I *)        Diterapkan Rekening Minimum (RM):
                                                                                                                             I
II **)       RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian.
                                                                                                                             I
             Diterapkan Rekening Minimum (RM):
                                                                                                                             I
             RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian LWBP.
    ***)     Diterapkan Rekening Minimum (RM):

I            RM3 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian WBP dan LWBP.
                                                                                                                             I
I ****)      Jam nyala : k w h per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
             Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan
                                                                                                                             I
             kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
    K            : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem
                   kelistrikan setempat (1,4 S K S 2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero)
                   PT Perusahaan Listrik Negara.
I WBP            : Waktu Beban Puncak.
                                                                                                                             I
I LWBP           : Luar Waktu Beban Puncak.                                                                                  I
                                                       MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

                                                                     ttd.

                                                       DARWIN ZAHEDY SALEH
                    >   '

           Salirran seauai dengan aslinya
KEMENTERCAN ENERGE QAN SUMBER DAYA MINERAL
        Ptt. Kepala BSrg Hukum dan Humas,
                                       CC
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
            NOMOR : 07 TAHUN 2010
            TANGGAL : 30 J u n i 2010


                         TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN KANTOR PEMERINTAH
                                       DAN PENERANGAN JALAN UMUM
                                                                     REGULER
                                                                                                   PRA BAYAR
                     GOL.           BATAS DAYA                               BIAYA PEMAKAIAN
  No'                TARlF                           BlAYA BEBAN
                                                                            (RplkWh) DAN BIAYA      (Rp/kWh)
                                                     (RpIkVNbulan)            kVArh (RpIkVArh)
     I.              P-1/TR            450 VA            20.000                      575              685

  2.                 P-1KR              900 VA          24.600                     600                760
  3.                 P-1/TR            1.300 VA           *                        880                880
  4.                 P-1/TR          2.200 VA s.d.         *)                      885                885
                                       5.500 VA
     5.              P-1/TR          6.600 VA s.d.        **)           Blok I : H I x 885           1.200
                                       200 kVA                          Blok ll : H2 x 1.380
     6.              P-2iTM         diatas200kVA          ***I          Blok WBP = K x 750
                                                                        Blok LWBP = 750
                                                                        kVArh        = 825 ****)
     7.              P-3/TR               -               **)                       820               820

 Catatan :
 *)         Diterapkan Rekening Minimum (RM):
              RMI = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian.
 **)        Diterapkan Rekening Minimum (RM):
           RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok I
 ***)      Diterapkan Rekening Minimum (RM):
           RM 3 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian LWBP.
           H I : Persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA).
           H2 : Pemakaian listrik (kwh) - HI.
       Jam nyala : kwh per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
 ****) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap
       bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
 Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi Perusahaan
 Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan persetujuan Menteri Energi dan Sumber
 Daya Mineral.
 K                   : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem
                       kelistrikan setempat (1,4 I I2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero)
                                                  K
                       PT Perusahaan Listrik Negara.
 WBP                 : Waktu Beban Puncak.
 LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.


                                                      MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

                                                                     ttd.

                                                      DARWIN ZAHEDY SALEH
         SalinaA sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN ENERGt DAN SUMBER DAYA MINERAL
          ,                                Hwkum dan Humas,
                         Blt., Kwala B i r ~
          ' 5        '
                                              *

                                        m-
                     1
                '.
                               -
                                       FaHda Zed
                            'NfP t9570605 198603 2 001
LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                NOMOR : 0 7 T A H U N 2010
                TANGGAL : 30 J u n i 2010


                      TARlF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN TRAKSI

                                                 BlAYA BEBAN             BlAYA PEMAKAIAN (RplkWh) DAN
    No.                BATAS DAYA                (RpIkVNbulan)               BlAYA kVArh (RplkVArh)
             TARlF

                                                                        Blok WBP     = K x 390
                                                                        Blok LWBP    = 390
                                                                        kVArh        = 665**)



I *)    Perhitungan biaya beban didasarkan pada hasil pengukuran daya maksimum bulanan untuk :
                                                                                                                l
        a. daya maksimum bulanan > 0,5 dari daya tersambung, biaya beban dikenakan sebesar daya
           maksimum terukur;

I       b. daya maksimum bulanan i 0,5 dari daya tersambung, biaya beban dikenakan 50% daya tersambung
           terukur.
                                                                                                                /
    **) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan
        kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
    K      : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem
             kelistrikan setempat (1,4 5 K 5 2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
             Perusahaan Listrik Negara.
    WBP    : Waktu Beban Puncak.
    LWBP : Luar Waktu Beban Puncak.


                                               MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL.

                                                        ttd.

                                               DARWIN ZAHEDY SALEH
                         .-
                              .
               Satinan $&bi dengan aslinya
     KEMENXRIAN ENEROJQAN SUMBER DAYA MINERAL
            Plt. Kepalk BiroWwkum dan Humas,



                              ,,
                                   m.ri




                                  Farida Zed
LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
                     NOMOR   : 07 TAHUN 2010
                     TANGGAL : 30 J u n i 2010


                TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN PENJUALAN CURAH (BULK)


1 1 No       TARIF   1        BATAS DAYA
                                                     BlAYA BEBAN
                                                    (Rp./kVA/bulan)
                                                                            BlAYA PEMAKAIAN (RpIkWh) DAN
                                                                                BlAYA kVArh (RpIkVArh)


     1.      M
             C
             l/           di atas 200 kVA               30.000              Blok WBP     = Kx445
                                                                            Blok LWBP    = 445
                                                                            kVArh        = 595 *)
                     I                        I                         I
    Catatan :
    *) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan
       kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
I Tarif ini untuk keperluan penjualan secara curah kepada Pemegang lrin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik. /
    K        : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem
               kelistrikan setempat (1,4 S K S 2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero)
               PT Perusahaan Listrik Negara.
I WBP        : Waktu Beban Puncak.                                                                             I
1   LWBP     : Luar Waktu Beban Puncak.
                                                                                                               I
                                                  MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

                                                                 ttd.

                                                  DARWIN ZAHEDY SALEH


                    Salinan:sefsuai dengan aslinya
          KEMENTERIAN EN ERG^ UAN SUMBER DAYA MINERAL
                 Plt. Kepala Bin, Hukum dan Humas,
                                       ., ,
                                     m,
                 i                            7




                                     .. -Farida Zed
                         "-   ~ ~ ~ 1 9 5 7 0 6 0 5 2 001
                                               198603
LAMPIRAN Vlll PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
              NOMOR :07 TAHUN 2010
              TANGGAL 130 J u n i 2010


              TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN LAYANAN KHUSUS

            GOL. TARlF    1   BATAS DAYA   1.    BlAYA BEBAN
                                                 (RpIkVNbulan)
                                                                                 BlAYA PEMAKAIAN
                                                                                     (RpIkWh)




Catatan :                                                                                                      I
Tarif untuk dasar perhitungan harga atas tenaga listrik yang oleh karena sesuatu ha1 tidak dapat dikenakan
menurut tarif baku sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, 1, Ill, IV, V, VI, dan VII Peraturan Menteri ini,
                                                                1
yaitu :
a. ekspor impor, dengan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya dan pemegang izin
   operasi;
b. bersifat sementara maksimum 3 (tiga) bulan, khusus untuk kegiatan konstruksi maksimum 24 (dua
   puluh empat) bulan dan dapat diperpanjang;
c. untuk kawasan bisnis dan kawasan industri yang memerlukan tingkat keandalan khusus, atau hanya
   sebagai cadangan pasokan;
d. untuk keperluan bisnis dan industri yang mempunyai wilayah kerja tersebar dan menginginkan
   pembayaran terpusat; atau
e. adanya bisnis para pihak yang saling menguntungkan dengan kualitas layanan tertentu, khusus untuk
   keperluan bisnis dan industri dengan daya di atas 200 kVA.
Pelaksanaan penerapan tarif untuk keperluan Layanan Khusus ditetapkan lebih lanjut oleh Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.
Keterangan :
                                                                                                          I
*)   Sebagai tarif maksimum.
     Di dalam mengimplementasikan, angka tarif ini dikalikan terhadap faktor pengali "N" dengan nilai "N"
                                                                                                          I
     tidak lebih dari 1 (satu).



                                           MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

                                                        ttd.

                                           DARWIN ZAHEDY SALEH

           Salinan sesuai dengan aslinya
 KEMENTERIAN ENERGI:pAN SUMBER DAYA MINEWL
        Plt. Kepala Bira.Hukum dan Humas,
                       . .-
LAMPIRAN IX PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
            NOMOR :07 T A H U N 2010
            TANGGAL : 3 0 J u n i 2010

                                          BIAYA PENYAMBUNGAN


                                 KELOMPOK SAMBUNGAN
                                                              (   BIAYA PENYAMBUNGAN
                                                                        MAKSIMUM

  1.   Sambungan 1 fasa atau 3 fasa dengan pembatasan
       daya dan pengukuran Tegangan Rendah.
       I I.I. tersambung s.d. 2.200 VA
            Daya                                              I         Rp 750,OONA
        1.2. Daya tersambung di atas 2.200 VA s.d. 200 kVA
             termasuk untuk sambungan rumah tangga
             golongan tarif R-3KR dengan daya di atas 200
             kVA.

  2.    Sambungan 3 fasa dengan pembatasan daya dan                     Rp 505,OONA
        pengukuran Tegangan Menengah dengan daya
        tersambung di atas 200 kVA

        Sambungan 3 fasa dengan pembatasan daya dan
        pengukuran Tegangan Tinggi dengan daya
        tersambung 30.000 kVA ke atas.

        Sambungan 1 fasa dengan pembatasan daya dan
        pengukuran Tegangan Rendah di bangunan
        pelanggan.
        4.1. Khusus Tarif S-1/TR s.d. 220 VA.                      Rp 60.000,00/sambungan
        4.2. Untuk penambahan daya dari golongan tarif S-         Bebas Biaya Penyambungan
             I K R (tanpa meter) menjadi 450 VA atau 500 VA
             (dengan meter).




                                           MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

                                                       ttd.

                                           DARWIN ZAHEDY SALEH

           Salinan s&yai dengan aslinya
  KEMEMTERIAN E N E R G ~ ~ A N
                            SUMBER DAYA MINERAL
       : Mt. Kepala @idkukum dan Humas,

         * I

           i i
                 '   -   .   >
                                   a-
                                 ' . Garida Zed

                         -NlFrl-9570605 198603 2 001
LAMPIRAN X PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
           NOMOR : 0 7 TAHUN 2 0 1 0
           TANGGAL : 3 0 J u n i 2 0 1 0


           BlAYA KETERLAMBATAN PEMBAYARAN REKENING LlSTRlK

                                                   BlAYA KETERLAMBATAN
   NO                  BATAS DAYA
                                                            (Rplbulan)
    1.   450VA                                                 3.000
    2.   QOOVA                                                 3.000
    3.   1.300 VA                                              5.000
    4.   2.200 VA                                              10.000
    5.   3.500 VA s.d. 5.500 VA                                50.000
                                                 3% dari tagihan rekening listrik
    6.   6.600 VA s.d. 14.000 VA
                                                       (minimum Rp 75.000)

                                                 3% dari tagihan rekening listrik
    7.   di atas 14.000 VA
                                                       (minimum Rp 100.000)


                                     MENTERI ENERGl DAN SUMBER DAYA MINERAL,

                                                ttd.
                                    DARWIN ZAHEDY SALEH
                   .   I"   - ..
           '   .       Saliryiri %suai dengan aslinya
    KEME~TERIAN
             ENERGI,DAN                  SUMBER DAYA MINERAL
               pit. Kepala~Birt)
                               Hukum dan Humar,

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

A biodiversidade
A biodiversidadeA biodiversidade
A biodiversidadeMariaivan
 
Making Customers Introduction
Making Customers IntroductionMaking Customers Introduction
Making Customers IntroductionMike Moore
 
E booklet 8 ways to trauma-proof your child when safe-proof is not working
E booklet  8 ways to trauma-proof your child when safe-proof is not workingE booklet  8 ways to trauma-proof your child when safe-proof is not working
E booklet 8 ways to trauma-proof your child when safe-proof is not workingTeik Yen Ko
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)Badan Kebijakan Fiskal
 
Gracias
GraciasGracias
GraciasJULIA
 

Andere mochten auch (6)

A biodiversidade
A biodiversidadeA biodiversidade
A biodiversidade
 
Making Customers Introduction
Making Customers IntroductionMaking Customers Introduction
Making Customers Introduction
 
Global Compact Network Belgium introduction 2009
Global Compact Network Belgium introduction 2009Global Compact Network Belgium introduction 2009
Global Compact Network Belgium introduction 2009
 
E booklet 8 ways to trauma-proof your child when safe-proof is not working
E booklet  8 ways to trauma-proof your child when safe-proof is not workingE booklet  8 ways to trauma-proof your child when safe-proof is not working
E booklet 8 ways to trauma-proof your child when safe-proof is not working
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab III)
 
Gracias
GraciasGracias
Gracias
 

Ähnlich wie Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010

Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018.pdf
Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018.pdfPermen ESDM Nomor 49 Tahun 2018.pdf
Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018.pdfssuserda7294
 
Perpres 112-2022
Perpres 112-2022Perpres 112-2022
Perpres 112-2022CIkumparan
 
Subklasifikasi terkait ketenagalistrikan
Subklasifikasi terkait ketenagalistrikanSubklasifikasi terkait ketenagalistrikan
Subklasifikasi terkait ketenagalistrikanPesonaPuteri
 
Pengaruh kenaikan listrik terhadap ekonomi indonesia
Pengaruh kenaikan listrik terhadap ekonomi indonesiaPengaruh kenaikan listrik terhadap ekonomi indonesia
Pengaruh kenaikan listrik terhadap ekonomi indonesiaSahat Tua
 
Kak plts pangea konstruksi
Kak plts pangea  konstruksiKak plts pangea  konstruksi
Kak plts pangea konstruksiruddin ab
 
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtifAminullah Assagaf
 
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdfKebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdfLeoYudha1
 
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanUniveristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanInchy Yaa Rfy
 
Bab 14 sistem distribusi tenaga listrik
Bab 14   sistem distribusi tenaga listrikBab 14   sistem distribusi tenaga listrik
Bab 14 sistem distribusi tenaga listrikEko Supriyadi
 
Sosialisasi Perpres 112.pptx
Sosialisasi Perpres 112.pptxSosialisasi Perpres 112.pptx
Sosialisasi Perpres 112.pptxRezqiFathoniq
 
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfDraft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfZhafranRasyiqul
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...iniPurwokerto
 
Listrik, Pemerintah dan Ekonomi
Listrik, Pemerintah dan EkonomiListrik, Pemerintah dan Ekonomi
Listrik, Pemerintah dan EkonomiNadya Ali
 
Presentasi keselamatan listrik jkt 2013
Presentasi keselamatan listrik   jkt 2013Presentasi keselamatan listrik   jkt 2013
Presentasi keselamatan listrik jkt 2013Bagus Trilaksono
 
garis_panduan_pendawaian_elektrik.pdf
garis_panduan_pendawaian_elektrik.pdfgaris_panduan_pendawaian_elektrik.pdf
garis_panduan_pendawaian_elektrik.pdfShahri77
 
25b77-20210323-bahan-paparan-webinar-perizinan-ketenagalistrikan-r3-update-rb...
25b77-20210323-bahan-paparan-webinar-perizinan-ketenagalistrikan-r3-update-rb...25b77-20210323-bahan-paparan-webinar-perizinan-ketenagalistrikan-r3-update-rb...
25b77-20210323-bahan-paparan-webinar-perizinan-ketenagalistrikan-r3-update-rb...SenoWidyaManggala
 

Ähnlich wie Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010 (20)

Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018.pdf
Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018.pdfPermen ESDM Nomor 49 Tahun 2018.pdf
Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018.pdf
 
Perpres 112-2022
Perpres 112-2022Perpres 112-2022
Perpres 112-2022
 
Subklasifikasi terkait ketenagalistrikan
Subklasifikasi terkait ketenagalistrikanSubklasifikasi terkait ketenagalistrikan
Subklasifikasi terkait ketenagalistrikan
 
Penyesuaian tarif tenaga listrik beberapa golongan tarif tahun 2014 per 1 jul...
Penyesuaian tarif tenaga listrik beberapa golongan tarif tahun 2014 per 1 jul...Penyesuaian tarif tenaga listrik beberapa golongan tarif tahun 2014 per 1 jul...
Penyesuaian tarif tenaga listrik beberapa golongan tarif tahun 2014 per 1 jul...
 
Pengaruh kenaikan listrik terhadap ekonomi indonesia
Pengaruh kenaikan listrik terhadap ekonomi indonesiaPengaruh kenaikan listrik terhadap ekonomi indonesia
Pengaruh kenaikan listrik terhadap ekonomi indonesia
 
Kak plts pangea konstruksi
Kak plts pangea  konstruksiKak plts pangea  konstruksi
Kak plts pangea konstruksi
 
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
 
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdfKebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
 
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanUniveristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
 
Bab 14 sistem distribusi tenaga listrik
Bab 14   sistem distribusi tenaga listrikBab 14   sistem distribusi tenaga listrik
Bab 14 sistem distribusi tenaga listrik
 
Sos dak 2012 listrik perdesaan
Sos dak 2012   listrik perdesaanSos dak 2012   listrik perdesaan
Sos dak 2012 listrik perdesaan
 
Sosialisasi Perpres 112.pptx
Sosialisasi Perpres 112.pptxSosialisasi Perpres 112.pptx
Sosialisasi Perpres 112.pptx
 
Kebijakan energi-nasional-2003-2020
Kebijakan energi-nasional-2003-2020Kebijakan energi-nasional-2003-2020
Kebijakan energi-nasional-2003-2020
 
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfDraft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
 
Regulasi keselamatan
Regulasi keselamatanRegulasi keselamatan
Regulasi keselamatan
 
Listrik, Pemerintah dan Ekonomi
Listrik, Pemerintah dan EkonomiListrik, Pemerintah dan Ekonomi
Listrik, Pemerintah dan Ekonomi
 
Presentasi keselamatan listrik jkt 2013
Presentasi keselamatan listrik   jkt 2013Presentasi keselamatan listrik   jkt 2013
Presentasi keselamatan listrik jkt 2013
 
garis_panduan_pendawaian_elektrik.pdf
garis_panduan_pendawaian_elektrik.pdfgaris_panduan_pendawaian_elektrik.pdf
garis_panduan_pendawaian_elektrik.pdf
 
25b77-20210323-bahan-paparan-webinar-perizinan-ketenagalistrikan-r3-update-rb...
25b77-20210323-bahan-paparan-webinar-perizinan-ketenagalistrikan-r3-update-rb...25b77-20210323-bahan-paparan-webinar-perizinan-ketenagalistrikan-r3-update-rb...
25b77-20210323-bahan-paparan-webinar-perizinan-ketenagalistrikan-r3-update-rb...
 

Mehr von Badan Kebijakan Fiskal

Global financial safety net: A three tier approach
Global financial safety net: A three tier approachGlobal financial safety net: A three tier approach
Global financial safety net: A three tier approachBadan Kebijakan Fiskal
 
Recent Economic Development: August 2010
Recent Economic Development: August 2010Recent Economic Development: August 2010
Recent Economic Development: August 2010Badan Kebijakan Fiskal
 
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010Badan Kebijakan Fiskal
 
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal BorrowingStudi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal BorrowingBadan Kebijakan Fiskal
 

Mehr von Badan Kebijakan Fiskal (20)

Ministry of Finance Green Paper
Ministry of Finance Green PaperMinistry of Finance Green Paper
Ministry of Finance Green Paper
 
Pertemuan ke-17 Menteri Keuangan APEC
Pertemuan ke-17 Menteri Keuangan APECPertemuan ke-17 Menteri Keuangan APEC
Pertemuan ke-17 Menteri Keuangan APEC
 
Global financial safety net: A three tier approach
Global financial safety net: A three tier approachGlobal financial safety net: A three tier approach
Global financial safety net: A three tier approach
 
Pidato Menkeu
Pidato MenkeuPidato Menkeu
Pidato Menkeu
 
Indonesia oecd
Indonesia   oecdIndonesia   oecd
Indonesia oecd
 
Rekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
Rekonstruksi Kebijakan P3B IndonesiaRekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
Rekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
 
Communique
CommuniqueCommunique
Communique
 
Pelantikan Eselon II
Pelantikan Eselon IIPelantikan Eselon II
Pelantikan Eselon II
 
Recent Economic Development: August 2010
Recent Economic Development: August 2010Recent Economic Development: August 2010
Recent Economic Development: August 2010
 
PMK Nomor 144/PMK.011/2010
PMK Nomor 144/PMK.011/2010PMK Nomor 144/PMK.011/2010
PMK Nomor 144/PMK.011/2010
 
PMK Nomor 131/PMK.011/2010
PMK Nomor 131/PMK.011/2010PMK Nomor 131/PMK.011/2010
PMK Nomor 131/PMK.011/2010
 
PMK Nomor 128/PMK.011/2010
PMK Nomor 128/PMK.011/2010PMK Nomor 128/PMK.011/2010
PMK Nomor 128/PMK.011/2010
 
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian / Lembaga 2010
 
Policy Paper Nomor 1 Agustus 2010
Policy Paper Nomor 1 Agustus 2010Policy Paper Nomor 1 Agustus 2010
Policy Paper Nomor 1 Agustus 2010
 
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal BorrowingStudi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
 
PMK Nomor 44 Tahun 2008
PMK Nomor 44 Tahun 2008PMK Nomor 44 Tahun 2008
PMK Nomor 44 Tahun 2008
 
Perpres Nomor 91 Tahun 2007
Perpres Nomor 91 Tahun 2007Perpres Nomor 91 Tahun 2007
Perpres Nomor 91 Tahun 2007
 
PMK Nomor 30 Tahun 2007
PMK Nomor  30 Tahun 2007PMK Nomor  30 Tahun 2007
PMK Nomor 30 Tahun 2007
 
PP Nomor 1 Tahun 2007
PP Nomor 1 Tahun 2007PP Nomor 1 Tahun 2007
PP Nomor 1 Tahun 2007
 
Perpres Nomor 103 Tahun 2006
Perpres Nomor 103 Tahun 2006Perpres Nomor 103 Tahun 2006
Perpres Nomor 103 Tahun 2006
 

Kürzlich hochgeladen

PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 

Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010

  • 1. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLlK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG TARlF TENAGA LlSTRlK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LlSTRlK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGl DAN SUMBER DAYA MINERAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan kelangsungan pengusahaan penyediaan tenaga listrik dan peningkatan mutu pelayanan kepada konsumen, perlu dilakukan penyesuaian tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 34 ayat ( I ) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, Pemerintah menetapkan tarif tenaga listrik dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; c. bahwa dalam menetapkan tarif tenaga listrik, Pemerintah mempertimbangkan keadilan, kemampuan daya beli masyarakat, biaya produksi dan efisiensi pengusahaan, skala pengusahaan dan interkoneksi sistem yang dipakai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; Mengingat : I.Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5052); 3. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5075) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5132); 4. Peraturan ...
  • 2. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1989 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3395) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4628); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1994 Nomor 34); 6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009; 7. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 02.P/451/M.PE/ 1991 tanggal 26 April 1991 tentang Hubungan Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang lzin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum dengan Masyarakat; 8. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 03.P/451/M.PE/ 1991 tanggal 26 April 1991 tentang Persyaratan Penyambungan Tenaga Listrik; 9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG TARlF TENAGA LlSTRlK YANG DlSEDlAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LlSTRlK NEGARA. BAB l KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan : 1. Tarif tenaga listrik adalah tarif tenaga listrik untuk konsumen yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. 2. Biaya Penyambungan adalah biaya yang dibayar calon konsumen untuk memperoleh penyambungan tenaga listrik, atau biaya yang dibayar oleh konsumen untuk penambahan daya. 3. Uang Jaminan Langganan adalah uang yang merupakan jaminan atas pemakaian daya dan energi listrik selama menjadi konsumen. 4. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan ketenagalistrikan. 5. Direktur ...
  • 3. 5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagalistrikan. BAB II TARlF DASAR LlSTRlK (1) Tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dinyatakan dalam Tarif Dasar Listrik berdasarkan golongan tarif. (2) Tarif Dasar Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas tarif listrik reguler dan tarif listrik prabayar. (3) Tarif listrik reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan tarif listrik yang dibayarkan setelah pemakaian tenaga listrik oleh konsumen. (4) Tarif listrik prabayar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan tarif listrik yang dibayarkan sebelum pemakaian tenaga listrik oleh konsumen. Pasal3 Tarif Dasar Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri atas: a. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Pelayanan Sosial, terdiri atas: 1. Golongan tarif untuk keperluan pemakaian sangat kecil pada tegangan rendah, dengan daya 220 VA (S-ITTR); 2. Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial kecil sampai dengan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 200 kVA (S-2/TR); 3. Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial besar pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (S-3/TM), sebagaimana tercantum dalam Lampiran I; b. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas: 1. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 2.200 VA (R-1ITR); 2. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga menengah pada tegangan rendah, dengan daya 3.500 VA s.d. 5.500 VA (R-2/TR); 3. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga besar pada tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA ke atas (R-3/TR), sebagaimana tercantum dalam Lampiran II; c. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Bisnis, terdiri atas: 1. Golongan tarif untuk keperluan bisnis kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 5.500 VA (B-1/TR); 2. Golongan tarif untuk keperluan bisnis menengah pada tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA s.d. 200 kVA (B-2/TR); 3. Golongan tarif untuk keperluan bisnis besar pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (B-3/TM), sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill; d. Tarif
  • 4. d. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Industri, terdiri atas: 1 Golongan tarif untuk keperluan industri kecillindustri rumah tangga pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 14 kVA (I-1lTR); 2. Golongan tarif untuk keperluan industri sedang pada tegangan rendah, dengan daya di atasl4 kVA s.d. 200 kVA (I-2/TR); 3. Golongan tarif untuk keperluan industri menengah pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (I-3/TM); 4. Golongan tarif untuk keperluan industri besar pada tegangan tinggi, dengan daya 30.000 kVA ke atas (1-4/TT), sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV; e. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum, terdiri atas: 1. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah kecil dan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 200 kVA (P-I/TR); 2. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah besar pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (P-2lTM); 3. Golongan tarif untuk keperluan penerangan jalan umum pada tegangan rendah (P-3/TR), sebagaimana tercantum dalam Lampiran V; f. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Traksi pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (T/TM) diperuntukkan bagi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI; g. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan penjualan Curah (bulk) pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (CTTM) diperuntukkan bagi Pemegang lzin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII; dan h. Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Layanan Khusus pada tegangan rendah, tegangan menengah, dan tegangan tinggi (L/TR,TM,TT), diperuntukkan hanya bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan dengan kualitas khusus dan yang karena berbagai ha1 tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif Sosial, Rumah Tangga, Bisnis, lndustri dan Pemerintah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII; yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Ketentuan pelaksanaan tarif listrik reguler dan tarif listrik prabayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 diatur lebih lanjut oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. BAB Ill ...
  • 5. BAB Ill BlAYA KELEBIHAN PEMAKAIAN DAYA REAKTIF DAN PENETAPAN FAKTOR " K Bagian Kesatu Biaya Kelebihan Pemakaian Daya Reaktif (1) Tarif dasar listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berlaku untuk pemakaian tenaga listrik dengan faktor daya rata-rata setiap bulan sekurang-kurangnya 0,85 (delapan puluh lima per seratus). (2) Dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus), maka terhadap beberapa golongan tarif tersebut dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran Ill, Lampiran IV, Lampiran V, Lampiran VI, dan Lampiran VII Peraturan Menteri ini. (3) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberiakukan apabila pemakaian kVArh yang tercatat dalam I (satu) bulan lebih tinggi dari 0,62 (enam puluh dua per seratus) jumlah kwh pada bulan yang bersangkutan, sehingga faktor daya (Cos 9)rata-rata kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus). Bagian Kedua Penetapan Faktor "K" Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara menetapkan besarnya faktor perbandingan (faktor "K") antara harga Waktu Beban Puncak (WBP) dan harga Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) sesuai dengan karakteristik beban sistem tenaga listrik setempat, serta menetapkan waktu dan lamanya Waktu Beban Puncak (WBP) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran Ill, Lampiran IV, Lampiran V, Lampiran VI, serta Lampiran VII Peraturan Menteri ini dan melaporkan penetapan tersebut kepada Direktur Jenderal. BAB IV BlAYA PENYAMBUNGAN Bagian Kesatu Umum Calon konsumen yang mengajukan penyambungan baru atau konsumen yang mengajukan penambahan daya untuk golongan tarif dikenakan Biaya Penyambungan dan Uang Jaminan Langganan. Bagian ...
  • 6. Bagian Kedua Biaya Penyambungan Biaya Penyambungan untuk penyambungan baru atau penambahan daya tenaga listrik yang disambung dengan jaringan standar ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX Peraturan Menteri ini. Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dapat menetapkan Biaya Penyambungan lebih rendah dari Biaya Penyambungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX Peraturan Menteri ini, dengan alasan yang dapat dipertanggung- jawabkan. Dalam ha1 calon konsumen atau konsumen menginginkan tingkat mutu, keandalan, danlatau estetika tertentu sehingga dibutuhkan jaringan khusus, maka penambahan biaya tersebut menjadi beban calon konsumen atau konsumen dengan tetap dikenakan Biaya Penyambungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Tata cara dan persyaratan pembayaran Biaya Penyambungan ditetapkan lebih lanjut oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara wajib mengumumkan besarnya Biaya Penyambungan untuk tiap-tiap kelompok sambungan di setiap unit pelayanan. Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara wajib melaporkan realisasi pelaksanaan penyambungan tenaga listrik kepada Direktur Jenderal secara berkala setiap triwulan. Bagian Ketiga Uang Jaminan Langganan Pasal 10 Uang Jaminan Langganan ditetapkan sebesar biaya rekening rata- rata nasional 1 (satu) bulan sesuai golongan tarif. Pengelolaan Uang Jaminan Langganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditingkatkan terus-menerus demi kepentingan konsumen dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sesuai dengan kelaziman pengelolaan perusahaan listrik. Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dapat menetapkan Uang Jaminan Langganan lebih rendah dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara mengatur lebih lanjut pelaksanaan Uang Jaminan Langganan sebagaimana dimaksud pada ayat (I), ayat (2), dan ayat (3). BAB V ...
  • 7. BAB V BlAYA KETERLAMBATAN PEMBAYARAN REKENING LlSTRlK DAN TAGIHAN SUSULAN Bagian Kesatu Biaya Keterlambatan Pembayaran Rekening Listrik Pasal 11 (1) Konsumen diwajibkan membayar tagihan rekening listrik sesuai masa pembayaran yang ditetapkan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. (2) Apabila konsumen membayar tagihan rekening listrik melampaui masa pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan biaya keterlambatan pembayaran rekening listrik sebagaimana tercantum dalam Lampiran X Peraturan Menteri ini. Bagian Kedua Tagihan Susulan Pasal 12 (1) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara melaksanakan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) terhadap konsumen maupun bukan konsumen yang melakukan pemakaian tenaga listrik secara tidak sah. (2) Pemakaian tenaga listrik secara tidak sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelanggaran pemakaian tenaga listrik, terdiri atas: a. pelanggaran Golongan I (P I) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi batas daya tetapi tidak mempengaruhi pengukuran energi; b. pelanggaran Golongan II (P II) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi pengukuran energi tetapi tidak mempengaruhi batas daya; c. pelanggaran Golongan Ill (P Ill) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi batas daya dan mempengaruhi pengukuran energi; dan d. pelanggaran Golongan IV (P IV) merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh bukan konsumen. Pasal 13 (1) Konsumen dan bukan konsumen yang melakukan pelanggaran pemakaian tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dikenakan sanksi berupa tagihan susulan, pemutusan sementara, danlatau pembongkaran rampung. (2) Tagihan susulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sebagai berikut: a. Pelanggaran Golongan I (P I): TS1 = 6 x (2 x Daya Tersambung) x Biaya Beban atau Rekening Minimum konsumen sesuai Tarif Dasar Listrik; b. Pelanggaran ...
  • 8. b. Pelanggaran Golongan II (P 11): TS2 = 9 x 720 jam x Daya Tersambung x 0,85 x harga per kwh yang tertinggi pada golongan tarif konsumen sesuai Tarif Dasar . Listrik; c. Pelanggaran Golongan Ill (P Ill): TS3 = TS1 + TS2; d. Pelanggaran Golongan IV (P IV): TS4 = (9 x (2 x Daya Kedapatan) x Biaya Beban atau rekening minimum konsumen sesuai Tarif Dasar Listrik} + (9 x 720 jam x Daya Kedapatan x 0,85 x Tarif Tertinggi pada golongan tarif sesuai Tarif Dasar Listrik yang dihitung berdasarkan Daya Kedapatan). (3) Ketentuan mengenai penertiban pemakaian tenaga listrik dan tagihan susulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur labih lanjut oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dan disahkan oleh Direktur Jenderal. BAB VI TINGKAT MUTU PELAYANAN Pasal 14 (1) Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara wajib meningkatkan dan mengumumkan tingkat mutu pelayanan untuk masing-masing unit pelayanan pada setiap awal triwulan. (2) Apabila tingkat mutu pelayanan pada masing-masing unit pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain yang berkaitan dengan lama gangguan, jumlah gangguan, danlatau kesalahan pembacaan meter tidak dapat dipenuhi, maka Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara wajib memberikan pengurangan tagihan listrik kepada konsumen yang bersangkutan, yang diperhitungkan dalam tagihan listrik pada bulan berikutnya. (3) Ketentuan mengenai tingkat mutu pelayanan dan pengurangan tagihan listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 15 Direktur Jenderal melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini, termasuk pembinaan dan pengawasan terhadap : a. peningkatan efisiensi pengusahaan; b. peningkatan mutu dan keandalan penyediaan tenaga listrik; dan c. peningkatan pelayanan kepada konsumen. Pasal 16 ...
  • 9. Pasal 16 Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. BAB Vlll KETENTUANPENUTUP Pasal 17 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku : 1. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2038 W40/MEM/2001 tanggal 24 Agustus 2001 tentang Biaya Penyambungan Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; dan 2. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1616 W36lMEMl2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Ketentuan Pelaksanaan Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2004 yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 18 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal IJuli 2010. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 2010 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASl MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 314 Sdinan SBsuai dengan aslinya KEME~~TERIAN ENERGi DAN SUMBER DAYA MINERAL , Plt. Kepala BimHukum dan Humas, ,- Farida Zed N1Pl9570605 198603 2 001
  • 10. LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 07 TAHUN 2010 TANGGAL : 30 Juni 2010 TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN PELAYANAN SOSIAL REGULER GOL. BATAS PRA BAYAR No' TARlF DAYA BlAYA BEBAN BlAYA PEMAKAIAN (RpIkWh) DAN ( ~ ~ l k ~ h ) (RpIkVAlbulan) BlAYA kVArh (RplkVArh) 1. S-11TR 220 VA - Abonemen per bulan (Rp) : 14.800 2. S-2/TR 450 VA 10.000 Blok I : 0 s.d. 30 k w h : 123 325 Blok ll : di atas 30 k w h Blok Ill : di atas 60 k w h : 360 3. S-2/TR 900 VA 15.000 Blok I : 0 s.d. 20 k w h : 200 Blok ll : di atas 20 k w h s.d. 60 k w h : 295 I 200 kVA 7. S3/TM di atas 200 **) BlokWBP = K x P x 6 0 5 kVA Blok LWBP = P x 605 kVArh = 650 ***) Catatan : - *) Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian. **) Diterapkan Rekening Minimum (RM) : RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok LWBP. Jam nyala : k w h per bulan dibagi dengan kVA tersambung. ***) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus). K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4 S K S 2)' ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. P : Faktor pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan S-3 bersifat sosial komersial. Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial murni P = 1. Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial komersial P = 1,3. Kategori S-3 bersifat sosial murni dan S-3 bersifat sosial komersial ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan mempertimbangkan kemampuan bayar dan sifat usahanya. WBP : Waktu Beban Puncak. LWBP : Luar Waktu Beban Puncak. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH Satinan.sesuai dengan aslinya KEM~NTERI~N EIVE*~:]'DAN SUMBER DAYA MINERAL Pit. Kdpala:Btro Hukum dan Humas, 1 i % . Farida Zed N1P195706051986032001
  • 11. LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 0 7 ' T A H U N 2 0 1 0 TANGGAL : 30;Juni 2 0 1 0 TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA REGULER GOL. BATAS BAYAR No' TARlF DAYA BlAYA BEBAN BlAYA PEMAKAIAN (RplkWh) (RpIkVAlbulan) (RplkWh) 1. R-1K R 450 VA 11.OOO Blok I : 0 s.d. 30 k w h : 169 Blok II : di atas 30 k w h s.d. 60 k w h : 360 Blok Ill : di atas 60 k w h : 495 2. R-IITR 900 VA 20.000 Blok I : 0 s.d. 20 k w h : 275 Blok II : di atas 20 k w h s.d. 60 k w h : 445 Bloklll : diatas60kWh : 495 3. R-1/TR 1.300 VA 790 790 4. R-1KR 2.200 VA 795 795 5. R-2iTR 3.500 s.d *) 890 890 5.500 VA 6. R-3ITR 6.600 VA **) Blok I : H I x 890 ke atas Blok II : H2 x 1.380 Catatan : I *) Diterapkan Rekening Minimum (RM): I I RMI = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian. 1 I **) Diterapkan Rekening Minimum (RM): I I RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok I. I I Jam nyala : k w h per bulan dibagi dengan kVA tersambung. I I H I : Persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA). I I H2 : Pemakaian listrik (kwh) - H I . Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi Perusahaan I Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH $alin&nsesuai dengan aslinya K E M E N T E R ~ ~ . E M ~ R ~ ~SUMBER DAYA MINERAL ~,DAN Plt. Kegaia Hukurn dan Humas, . $- * , i Farida Zed
  • 12. LAMPIRAN Ill PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :"I07 T A H U N 2010 TANGGAL : 30 - J u n i 2010 TARIF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN BlSNlS REGULER PRA GOL. - No' BATAS DAYA BIAYA BEBAN BlAYA PEMAKAIAN (RpIkWh) DAN BAYAR TARlF (RpIkWh) (RpIkVAlbulan) BlAYA kVArh (RpIkVArh) 1. B-1/TR 450 VA 23.500 Blok I : 0 s.d. 30 k w h : 254 535 Blok I : di atas 30 k w h : 420 1 2. B-1/TR 900 VA 26.500 Blok I : 0 s.d. 108 k w h : 420 630 Blok II : di atas 108 k w h : 465 3. B-l/TR 1.300 VA * 795 795 4. B-1/TR 2.200 VA s.d. *) 905 905 5.500 VA 5. B-2/TR 6.600 VA s.d. **) Blok I : H1 x 900 1.100 200 kVA Blok II : H2 x 1.380 B3KM di atas 200 kVA ***) Blok WBP = K x 800 6. Blok LWBP= 800 kVArh = 905 ****) Catatan : *) Diterapkan Rekening Minimum (RM): I RMI = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian. 1 1 ** Diterapkan Rekening Minimum (RM): I 1 RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok I. I 1 * * Diterapkan Rekening Minimum (RM): II I RM3 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian LWBP. I Jam nyala : k w h per bulan dibagi dengan kVA tersambung. I I H I : Persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA). - I I ****) H2 : Pemakaian listrik (kwh) H I . I Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus). Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4 s K 5 2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. I WBP I I : Waktu Beban Puncak. LWBP : Luar Waktu Beban Puncak. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH Satinan s&iai dengan aslinya KEMENTERIAQENERQL DAN SUMBER DAYA MINERAL Pit. Kepala Bircr dukum dan Humas, 1 - & m- ~ i r i d Zed a
  • 13. LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 4 7 T A H U N 2010 TANGGAL :$o J u n i 2010 TARlF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI I I I I I 1 REGULER GOL. BATAS BAYAR No' TARlF DAYA BlAYA BEBAN BlAYA PEMAKAIAN (RpIkWh) DAN (RpIkWh) (RpIkVAlbulan) BlAYA kVArh (RpIkVArh) 1. 1-1K R 450 VA 26.000 Blok I : 0 s.d. 30 k w h . 160 Blok I 1 : di atas 30 kwh : 395 2. I-1/TR 900 VA 31.500 Blok I : 0 s.d. 72 k w h : 315 Blok ll : di atas 72 kwh : 405 3. I-1KR 1.300 VA * 765 4. I-1/TR 2.200 VA * 790 5. I-1/TR 3.500 VA s.d. *) 915 14 kVA 6. I-2KR di atas 14 **I Blok WBP = K x 800 kVA s.d. 200 Blok LWBP = 800 kVA kVArh - - 875 ****) 7. I-3KM di atas 200 **) Blok WBP = K x 680 kVA Blok LWBP = 680 kVArh = 735 ****) 8. 1-4/lT 30.000 kVA ***I Blok WBP dan LWBP = 605 ke atas kVArh = 605 ****) I Catatan : I *) Diterapkan Rekening Minimum (RM): I II **) RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian. I Diterapkan Rekening Minimum (RM): I RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian LWBP. ***) Diterapkan Rekening Minimum (RM): I RM3 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian WBP dan LWBP. I I ****) Jam nyala : k w h per bulan dibagi dengan kVA tersambung. Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan I kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus). K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4 S K S 2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. I WBP : Waktu Beban Puncak. I I LWBP : Luar Waktu Beban Puncak. I MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH > ' Salirran seauai dengan aslinya KEMENTERCAN ENERGE QAN SUMBER DAYA MINERAL Ptt. Kepala BSrg Hukum dan Humas, CC
  • 14. LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 07 TAHUN 2010 TANGGAL : 30 J u n i 2010 TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN KANTOR PEMERINTAH DAN PENERANGAN JALAN UMUM REGULER PRA BAYAR GOL. BATAS DAYA BIAYA PEMAKAIAN No' TARlF BlAYA BEBAN (RplkWh) DAN BIAYA (Rp/kWh) (RpIkVNbulan) kVArh (RpIkVArh) I. P-1/TR 450 VA 20.000 575 685 2. P-1KR 900 VA 24.600 600 760 3. P-1/TR 1.300 VA * 880 880 4. P-1/TR 2.200 VA s.d. *) 885 885 5.500 VA 5. P-1/TR 6.600 VA s.d. **) Blok I : H I x 885 1.200 200 kVA Blok ll : H2 x 1.380 6. P-2iTM diatas200kVA ***I Blok WBP = K x 750 Blok LWBP = 750 kVArh = 825 ****) 7. P-3/TR - **) 820 820 Catatan : *) Diterapkan Rekening Minimum (RM): RMI = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian. **) Diterapkan Rekening Minimum (RM): RM2 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian Blok I ***) Diterapkan Rekening Minimum (RM): RM 3 = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian LWBP. H I : Persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya tersambung (kVA). H2 : Pemakaian listrik (kwh) - HI. Jam nyala : kwh per bulan dibagi dengan kVA tersambung. ****) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus). Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dengan persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4 I I2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) K PT Perusahaan Listrik Negara. WBP : Waktu Beban Puncak. LWBP : Luar Waktu Beban Puncak. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH SalinaA sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN ENERGt DAN SUMBER DAYA MINERAL , Hwkum dan Humas, Blt., Kwala B i r ~ ' 5 ' * m- 1 '. - FaHda Zed 'NfP t9570605 198603 2 001
  • 15. LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 0 7 T A H U N 2010 TANGGAL : 30 J u n i 2010 TARlF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN TRAKSI BlAYA BEBAN BlAYA PEMAKAIAN (RplkWh) DAN No. BATAS DAYA (RpIkVNbulan) BlAYA kVArh (RplkVArh) TARlF Blok WBP = K x 390 Blok LWBP = 390 kVArh = 665**) I *) Perhitungan biaya beban didasarkan pada hasil pengukuran daya maksimum bulanan untuk : l a. daya maksimum bulanan > 0,5 dari daya tersambung, biaya beban dikenakan sebesar daya maksimum terukur; I b. daya maksimum bulanan i 0,5 dari daya tersambung, biaya beban dikenakan 50% daya tersambung terukur. / **) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus). K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4 5 K 5 2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. WBP : Waktu Beban Puncak. LWBP : Luar Waktu Beban Puncak. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH .- . Satinan $&bi dengan aslinya KEMENXRIAN ENEROJQAN SUMBER DAYA MINERAL Plt. Kepalk BiroWwkum dan Humas, ,, m.ri Farida Zed
  • 16. LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 07 TAHUN 2010 TANGGAL : 30 J u n i 2010 TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN PENJUALAN CURAH (BULK) 1 1 No TARIF 1 BATAS DAYA BlAYA BEBAN (Rp./kVA/bulan) BlAYA PEMAKAIAN (RpIkWh) DAN BlAYA kVArh (RpIkVArh) 1. M C l/ di atas 200 kVA 30.000 Blok WBP = Kx445 Blok LWBP = 445 kVArh = 595 *) I I I Catatan : *) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam ha1 faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus). I Tarif ini untuk keperluan penjualan secara curah kepada Pemegang lrin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik. / K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (1,4 S K S 2), ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. I WBP : Waktu Beban Puncak. I 1 LWBP : Luar Waktu Beban Puncak. I MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH Salinan:sefsuai dengan aslinya KEMENTERIAN EN ERG^ UAN SUMBER DAYA MINERAL Plt. Kepala Bin, Hukum dan Humas, ., , m, i 7 .. -Farida Zed "- ~ ~ ~ 1 9 5 7 0 6 0 5 2 001 198603
  • 17. LAMPIRAN Vlll PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :07 TAHUN 2010 TANGGAL 130 J u n i 2010 TARlF DASAR LlSTRlK UNTUK KEPERLUAN LAYANAN KHUSUS GOL. TARlF 1 BATAS DAYA 1. BlAYA BEBAN (RpIkVNbulan) BlAYA PEMAKAIAN (RpIkWh) Catatan : I Tarif untuk dasar perhitungan harga atas tenaga listrik yang oleh karena sesuatu ha1 tidak dapat dikenakan menurut tarif baku sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, 1, Ill, IV, V, VI, dan VII Peraturan Menteri ini, 1 yaitu : a. ekspor impor, dengan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya dan pemegang izin operasi; b. bersifat sementara maksimum 3 (tiga) bulan, khusus untuk kegiatan konstruksi maksimum 24 (dua puluh empat) bulan dan dapat diperpanjang; c. untuk kawasan bisnis dan kawasan industri yang memerlukan tingkat keandalan khusus, atau hanya sebagai cadangan pasokan; d. untuk keperluan bisnis dan industri yang mempunyai wilayah kerja tersebar dan menginginkan pembayaran terpusat; atau e. adanya bisnis para pihak yang saling menguntungkan dengan kualitas layanan tertentu, khusus untuk keperluan bisnis dan industri dengan daya di atas 200 kVA. Pelaksanaan penerapan tarif untuk keperluan Layanan Khusus ditetapkan lebih lanjut oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. Keterangan : I *) Sebagai tarif maksimum. Di dalam mengimplementasikan, angka tarif ini dikalikan terhadap faktor pengali "N" dengan nilai "N" I tidak lebih dari 1 (satu). MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN ENERGI:pAN SUMBER DAYA MINEWL Plt. Kepala Bira.Hukum dan Humas, . .-
  • 18. LAMPIRAN IX PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :07 T A H U N 2010 TANGGAL : 3 0 J u n i 2010 BIAYA PENYAMBUNGAN KELOMPOK SAMBUNGAN ( BIAYA PENYAMBUNGAN MAKSIMUM 1. Sambungan 1 fasa atau 3 fasa dengan pembatasan daya dan pengukuran Tegangan Rendah. I I.I. tersambung s.d. 2.200 VA Daya I Rp 750,OONA 1.2. Daya tersambung di atas 2.200 VA s.d. 200 kVA termasuk untuk sambungan rumah tangga golongan tarif R-3KR dengan daya di atas 200 kVA. 2. Sambungan 3 fasa dengan pembatasan daya dan Rp 505,OONA pengukuran Tegangan Menengah dengan daya tersambung di atas 200 kVA Sambungan 3 fasa dengan pembatasan daya dan pengukuran Tegangan Tinggi dengan daya tersambung 30.000 kVA ke atas. Sambungan 1 fasa dengan pembatasan daya dan pengukuran Tegangan Rendah di bangunan pelanggan. 4.1. Khusus Tarif S-1/TR s.d. 220 VA. Rp 60.000,00/sambungan 4.2. Untuk penambahan daya dari golongan tarif S- Bebas Biaya Penyambungan I K R (tanpa meter) menjadi 450 VA atau 500 VA (dengan meter). MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH Salinan s&yai dengan aslinya KEMEMTERIAN E N E R G ~ ~ A N SUMBER DAYA MINERAL : Mt. Kepala @idkukum dan Humas, * I i i ' - . > a- ' . Garida Zed -NlFrl-9570605 198603 2 001
  • 19. LAMPIRAN X PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 0 7 TAHUN 2 0 1 0 TANGGAL : 3 0 J u n i 2 0 1 0 BlAYA KETERLAMBATAN PEMBAYARAN REKENING LlSTRlK BlAYA KETERLAMBATAN NO BATAS DAYA (Rplbulan) 1. 450VA 3.000 2. QOOVA 3.000 3. 1.300 VA 5.000 4. 2.200 VA 10.000 5. 3.500 VA s.d. 5.500 VA 50.000 3% dari tagihan rekening listrik 6. 6.600 VA s.d. 14.000 VA (minimum Rp 75.000) 3% dari tagihan rekening listrik 7. di atas 14.000 VA (minimum Rp 100.000) MENTERI ENERGl DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. DARWIN ZAHEDY SALEH . I" - .. ' . Saliryiri %suai dengan aslinya KEME~TERIAN ENERGI,DAN SUMBER DAYA MINERAL pit. Kepala~Birt) Hukum dan Humar,