SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
Pendidikan Seksualitas Berbasis Sekolah
Azimatul Karimah
Konas 2 Psikoseksual dan Marital
Hotel Harris, Malang, 20 Maret 2017
Latar belakang
• 5 % remaja melakukan aktivitas seksual
Riskesdas
(2010)
• > 32% remaja pernah melakukan hubungan
seksual
KPAI
(2012)
• 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan
hubungan seks di luar nikah.
KPAI
(2013)
• 20% dari 94.270 perempuan  hamil di luar
nikah berasal dari usia remaja
• 21% diantaranya pernah melakukan aborsi.
• Pada 10.203 kasus HIV 30% penderitanya
berusia remaja
Persada
(2014)
Mengapa Isu Seksualitas Harus Dibahas?
Distribusi remaja menurut usia pertama kali pacaran, tahun 2012
Apakah Tidak Terlalu Dini?
Presentase seks pra nikah pada remaja, tahun 2007 dan 2012.
Sumber Infodatin
Apakah Selama Ini Remaja
Membicarakan Tentang Seks?
(Kiri) Presentase teman diskusi
kesehatan reproduksi remaja usia
15-19 tahun di Indonesia tahun
2013
(Kanan) Prosentase sumber
informasi kesehatan reproduksi
yang disukai remaja di
Indonesia tahun 2013.
Bagaimana Peran Orang Tua?
• Idealnya orang tua yang menyampaikan pendidikan
seksualitas
• Orang tua kurang mampu mengkomunikasikan
• Orang tua menggunakan pendekatan moral Nasehat
• Nyatanya…. Perilaku seksual pra nikah makin tinggi
Remaja perlu informasi mengenai seksualitas agar
mereka merasa bertanggung jawab untuk
menjaganya.
(Pardini, 2004)
Pendidikan Seksualitas
• “sebuah pendekatan yang relevan terhadap umur dan
budaya akan pengajaran seks serta keterkaitannya
dengan menyediakan informasi yang ilmiah, akurat,
realistik dan tidak menghakimi.
• Pendidikan seksualitas membuka peluang seseorang untuk
mengekplorasi tata nilai serta perilakunya serta
membangun ketrampilan membuat keputusan (decision
making), komunikasi dan ketrampilan mengurangi resiko
terhadap segala aspek seksualitas.”
(UNESCO, International Technical Guidance on Sexuality Education, 2009)
Tantangan Pendidikan Seksual
• False belief “Mendorong siswa melakukan perilaku seksual??”
• Tabu?
• Dari 9 penelitian intervensi program pendidikan seks di
sekolah  mampu menurunkan 34% remaja yang melakukan
perilaku seksual aktif dibandingkan grup yang tidak mengikuti
program ini.
• Lima penelitian terhadap remaja yang mendapatkan
pendidikan seks menunjukkan adanya penurunan jumlah
remaja yang melakukan perilaku seksual aktif pada kelas 6
dan kelas 7 dibandingkan dengan grup non intervensi
(USAID, 2013).
Pardini, 2004
Tantangan Pendidikan Seksual
di beberapa Negara
• Sensitivitas topik seksualitas  konsekuensi terhadap
metode, pendekatan program, karakter pembelajaran
(komprehensif atau hanya abstinen saja) dan cakupan 
pembiayaan + dampak yang bisa dicapai.
• India dan Estonia  pendidikan seksualitas komprehensif,
terintegrasi
• Nigeria tidak komprehensif  perilaku seksual aktual serta
perilaku preventif termasuk penggunaan kontrasepsi dan
kondom harus dihilangkan.
• Kenya dan Indonesia dimulai oleh LSM, karena adanya
resistensi dari pemerintahan  ektrakurikuler, sukarela dan
terbatas cakupannya
(UNESCO, 2011).
Kurikulum Pendidikan Seksual di Sekolah
Sejak usia dini
• Sejak kecil  belajar siapa yang berhak
menyentuh mereka.
• Ketika mereka disentuh pada bagian yang
mereka tidak kehendaki  harus
menceritakan hal demikian pada
seseorang.
• Harus dilakukan secara berulang.
Pardini, 2004
Kurikulum Pendidikan Seksual di Sekolah (2)
• Anak yang lebih besar belajar mengenai perubahan
biologis & seksualitas
• Remaja di sekolah menengah  belajar untuk punya rasa
tanggung jawab dan punya paham kesetaraan antara laki-laki
dan perempuan dalam menjaga kesehatan seksualitasnya
Pardini, 2004
Kurikulum Pendidikan Seksualitas
(UNESCO, 2011)
1. Sistem reproduksi dan kehamilan
2. Hak seksual dan hak reproduksi (keperawanan/virginitas dan
kesetaraan gender)
3. Perilaku seksual
4. Kontrasepsi
5. Penyakit menular seksual
6. HIV dan Intervensi preventif HIV (termasuk VCT, sosialisasi
penggunaan kondom)
Kurikulum Long Life Love (LLL)
• Di Belanda sejak tahun 1999
• Sekolah menengah dan sekolah kejuruan
• Program pendidikan seksual dan pendidikan relasi
(intrakurikuler)
• Melatih para guru terutama guru biologi (26x tatap muka)
• Media pembelajaran : buku manual, majalah untuk siswa+DVD
• Tujuan utama kurikulum ini adalah mencegah penularan
PMS/HIV dan KTD
(Schutte, 2014; http://www.langlevedeliefde.nl/extra-module/long-live-love/ ).
Panduan Pendidikan Seksualitas dan
Relasi
Perilaku dan tata nilai
• mempelajari pentingnya tata nilai dan kesadaran individu
termasuk pertimbangan moral
• mempelajari nilai kehidupan berkeluarga, perkawinan dan
relasi yang stabil dan saling mencintai untuk membesarkan
anak
• mempelajari nilai sebuah rasa hormat, cinta dan kepedulian
• menggali, mempertimbangkan dan memahami dilema moral
• Mengembangkan pemikiran kritis  membuat keputusan
Department for Education and Employment, UK, 2000
Ketrampilan personal dan ketrampilan sosial
• Mengelola emosi dan sebuah hubungan dengan percaya diri dan sensitif
• Mengembangkan rasa hormat pada diri sendiri dan empati pada orang lain
• Mempelajari cara membuat pilihan dan konsekuensi sebuah pilihan
• Mengelola konflik
• Mengenali dan menghindari eksploitasi dan pelecehan
Pengetahuan dan pemahaman
• Memahami perkembangan fisik serta tahapannya
• Memahami seksualitas manusia, reproduksi, kesehatan seksual, emosi dan
relasi
• Mempelajari kontrasepsi dan kebijakan-kebijakan loka maupun nasional
mengenai kesehatan seksual, layanan kontrasepsi dan dukungannya
• Mempelajari alasan menunda aktivitas seksual dan manfaatnya
• Menghindari KTD
Panduan Pendidikan Seksualitas dan
Relasi
Department for Education and Employment, UK, 2000
Bagaimana peran Psikiater?
• Sebagai edukator > klinisi
– Menyampaikan isu seksual secara biologis
– Pemahaman ilmu perkembangan membantu
penyampaian dari sudut pandang psikososial.
• Sebagai konsultan program terkait pendidikan seksualitas
– ketrampilan bekerja di komunitas khususnya di sekolah
– Kerjasama antara guru dan konsultan
(Myerr dan Wyatt, 1979)
Simpulan
• Pendidikan seksualitas itu perlu
• Pendidikan seksualitas tidak melulu tentang seks (biologi) tapi
juga nilai-nilai keluarga, kehidupan serta moral
• Pendidikan seksualitas bisa diajarkan sejak dini
• Yang terbaik : NO SEX before marriage !!!
Azimatul Karimah
 azimatul.karimah@fk.unair.ac.id, uci.nugroho@gmail.com
 +62-81-55-44444-06
Uci Nugroho

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJA
Zakiah dr
 
kesehatan reproduksi remaja
kesehatan reproduksi remajakesehatan reproduksi remaja
kesehatan reproduksi remaja
rahmi anissawaty
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
24hourparenting
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Ratna Widiastuti
 
remaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyaremaja dan masalahnya
remaja dan masalahnya
haqiemisme
 

Was ist angesagt? (20)

Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
 
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada AnakPENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
 
KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJA
 
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniPpt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
 
Kespro dr.rinny
Kespro dr.rinnyKespro dr.rinny
Kespro dr.rinny
 
Pembekalan kesehatan reproduksi
Pembekalan kesehatan reproduksiPembekalan kesehatan reproduksi
Pembekalan kesehatan reproduksi
 
kesehatan reproduksi remaja
kesehatan reproduksi remajakesehatan reproduksi remaja
kesehatan reproduksi remaja
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
 
Kespro remaja bagi guru
Kespro remaja bagi guruKespro remaja bagi guru
Kespro remaja bagi guru
 
Materi Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPRO
Materi Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPROMateri Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPRO
Materi Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPRO
 
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaMateri Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
 
Seks bebas
Seks bebasSeks bebas
Seks bebas
 
Kesehatan reproduksi remaja
Kesehatan reproduksi remajaKesehatan reproduksi remaja
Kesehatan reproduksi remaja
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
remaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyaremaja dan masalahnya
remaja dan masalahnya
 
Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksiKesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi
 
PPT Kehamilan Remaja
PPT Kehamilan RemajaPPT Kehamilan Remaja
PPT Kehamilan Remaja
 
Masalah kespro remaja
Masalah kespro remajaMasalah kespro remaja
Masalah kespro remaja
 

Ähnlich wie Pendidikan seksualitas berbasis sekolah

Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
EvaniaYafie
 
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docxJURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
hadi23318
 
UEU-paper-6696-11.PENDIDIKAN_SEKSUAL_REMAJA.pdf
UEU-paper-6696-11.PENDIDIKAN_SEKSUAL_REMAJA.pdfUEU-paper-6696-11.PENDIDIKAN_SEKSUAL_REMAJA.pdf
UEU-paper-6696-11.PENDIDIKAN_SEKSUAL_REMAJA.pdf
RisaRisa22
 
Pendidikan Seksual
Pendidikan SeksualPendidikan Seksual
Pendidikan Seksual
Engku Fatin
 

Ähnlich wie Pendidikan seksualitas berbasis sekolah (20)

Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
 
355 692-1-sm
355 692-1-sm355 692-1-sm
355 692-1-sm
 
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docxJURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
 
Pendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaPendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remaja
 
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
 
UEU-paper-6696-11.PENDIDIKAN_SEKSUAL_REMAJA.pdf
UEU-paper-6696-11.PENDIDIKAN_SEKSUAL_REMAJA.pdfUEU-paper-6696-11.PENDIDIKAN_SEKSUAL_REMAJA.pdf
UEU-paper-6696-11.PENDIDIKAN_SEKSUAL_REMAJA.pdf
 
Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannyaMasalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
 
Pendidikan Seksual
Pendidikan SeksualPendidikan Seksual
Pendidikan Seksual
 
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai smaTanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
 
Ppt ujian proposal
Ppt ujian proposalPpt ujian proposal
Ppt ujian proposal
 
Asg3
Asg3Asg3
Asg3
 
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaKespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
 
MASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptx
MASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptxMASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptx
MASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptx
 
Pendidikan seks untuk anak berkebutuhan khusus
Pendidikan seks untuk anak berkebutuhan khususPendidikan seks untuk anak berkebutuhan khusus
Pendidikan seks untuk anak berkebutuhan khusus
 
Sex education
Sex educationSex education
Sex education
 
PIK SAHABAT LAMPUNG
PIK SAHABAT LAMPUNGPIK SAHABAT LAMPUNG
PIK SAHABAT LAMPUNG
 
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Sekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptx
Sekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptxSekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptx
Sekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptx
 

Mehr von Azimatul Karimah

Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul Karimah
 
Rehabilitasi psikososial untuk skizofrenia
Rehabilitasi psikososial untuk skizofreniaRehabilitasi psikososial untuk skizofrenia
Rehabilitasi psikososial untuk skizofrenia
Azimatul Karimah
 

Mehr von Azimatul Karimah (20)

Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatriStandar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
 
Assessment psikiatri
Assessment psikiatriAssessment psikiatri
Assessment psikiatri
 
Wawancara psikiatri
Wawancara psikiatriWawancara psikiatri
Wawancara psikiatri
 
Psikologi perkawinan
Psikologi perkawinanPsikologi perkawinan
Psikologi perkawinan
 
Merespon LGBT
Merespon LGBTMerespon LGBT
Merespon LGBT
 
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
 
Upaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primer
Upaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primerUpaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primer
Upaya kesehatan jiwa masyarakat di layanan primer
 
Psychosocial rehabilitation
Psychosocial rehabilitationPsychosocial rehabilitation
Psychosocial rehabilitation
 
Quetiapine for Borderline Personality Disorder
Quetiapine for Borderline Personality DisorderQuetiapine for Borderline Personality Disorder
Quetiapine for Borderline Personality Disorder
 
The role of nutrition for mental health
The role of nutrition for mental healthThe role of nutrition for mental health
The role of nutrition for mental health
 
How to manage emotional stability for long life brain healthy
How to manage emotional stability for long life brain healthyHow to manage emotional stability for long life brain healthy
How to manage emotional stability for long life brain healthy
 
Rehabilitasi psikososial untuk skizofrenia
Rehabilitasi psikososial untuk skizofreniaRehabilitasi psikososial untuk skizofrenia
Rehabilitasi psikososial untuk skizofrenia
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
preventing dementia
preventing dementiapreventing dementia
preventing dementia
 
Single parent, tantangan atau kegagalan
Single parent, tantangan atau kegagalanSingle parent, tantangan atau kegagalan
Single parent, tantangan atau kegagalan
 
Manajemen Bipolar dengan penggunaan Kanabis
Manajemen Bipolar dengan penggunaan KanabisManajemen Bipolar dengan penggunaan Kanabis
Manajemen Bipolar dengan penggunaan Kanabis
 
How to make a presentations
How to make a presentationsHow to make a presentations
How to make a presentations
 
Family Focused Therapy
Family Focused TherapyFamily Focused Therapy
Family Focused Therapy
 
Managemen komprehensif nyeri
Managemen komprehensif nyeriManagemen komprehensif nyeri
Managemen komprehensif nyeri
 
Peran keluarga pada penderita gangguan jiwa
Peran keluarga pada penderita gangguan jiwaPeran keluarga pada penderita gangguan jiwa
Peran keluarga pada penderita gangguan jiwa
 

Kürzlich hochgeladen

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 

Pendidikan seksualitas berbasis sekolah

  • 1. Pendidikan Seksualitas Berbasis Sekolah Azimatul Karimah Konas 2 Psikoseksual dan Marital Hotel Harris, Malang, 20 Maret 2017
  • 2.
  • 3.
  • 4. Latar belakang • 5 % remaja melakukan aktivitas seksual Riskesdas (2010) • > 32% remaja pernah melakukan hubungan seksual KPAI (2012) • 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah. KPAI (2013) • 20% dari 94.270 perempuan  hamil di luar nikah berasal dari usia remaja • 21% diantaranya pernah melakukan aborsi. • Pada 10.203 kasus HIV 30% penderitanya berusia remaja Persada (2014)
  • 5. Mengapa Isu Seksualitas Harus Dibahas? Distribusi remaja menurut usia pertama kali pacaran, tahun 2012
  • 6. Apakah Tidak Terlalu Dini? Presentase seks pra nikah pada remaja, tahun 2007 dan 2012. Sumber Infodatin
  • 7. Apakah Selama Ini Remaja Membicarakan Tentang Seks? (Kiri) Presentase teman diskusi kesehatan reproduksi remaja usia 15-19 tahun di Indonesia tahun 2013 (Kanan) Prosentase sumber informasi kesehatan reproduksi yang disukai remaja di Indonesia tahun 2013.
  • 8. Bagaimana Peran Orang Tua? • Idealnya orang tua yang menyampaikan pendidikan seksualitas • Orang tua kurang mampu mengkomunikasikan • Orang tua menggunakan pendekatan moral Nasehat • Nyatanya…. Perilaku seksual pra nikah makin tinggi Remaja perlu informasi mengenai seksualitas agar mereka merasa bertanggung jawab untuk menjaganya. (Pardini, 2004)
  • 9. Pendidikan Seksualitas • “sebuah pendekatan yang relevan terhadap umur dan budaya akan pengajaran seks serta keterkaitannya dengan menyediakan informasi yang ilmiah, akurat, realistik dan tidak menghakimi. • Pendidikan seksualitas membuka peluang seseorang untuk mengekplorasi tata nilai serta perilakunya serta membangun ketrampilan membuat keputusan (decision making), komunikasi dan ketrampilan mengurangi resiko terhadap segala aspek seksualitas.” (UNESCO, International Technical Guidance on Sexuality Education, 2009)
  • 10. Tantangan Pendidikan Seksual • False belief “Mendorong siswa melakukan perilaku seksual??” • Tabu? • Dari 9 penelitian intervensi program pendidikan seks di sekolah  mampu menurunkan 34% remaja yang melakukan perilaku seksual aktif dibandingkan grup yang tidak mengikuti program ini. • Lima penelitian terhadap remaja yang mendapatkan pendidikan seks menunjukkan adanya penurunan jumlah remaja yang melakukan perilaku seksual aktif pada kelas 6 dan kelas 7 dibandingkan dengan grup non intervensi (USAID, 2013). Pardini, 2004
  • 11. Tantangan Pendidikan Seksual di beberapa Negara • Sensitivitas topik seksualitas  konsekuensi terhadap metode, pendekatan program, karakter pembelajaran (komprehensif atau hanya abstinen saja) dan cakupan  pembiayaan + dampak yang bisa dicapai. • India dan Estonia  pendidikan seksualitas komprehensif, terintegrasi • Nigeria tidak komprehensif  perilaku seksual aktual serta perilaku preventif termasuk penggunaan kontrasepsi dan kondom harus dihilangkan. • Kenya dan Indonesia dimulai oleh LSM, karena adanya resistensi dari pemerintahan  ektrakurikuler, sukarela dan terbatas cakupannya (UNESCO, 2011).
  • 12. Kurikulum Pendidikan Seksual di Sekolah Sejak usia dini • Sejak kecil  belajar siapa yang berhak menyentuh mereka. • Ketika mereka disentuh pada bagian yang mereka tidak kehendaki  harus menceritakan hal demikian pada seseorang. • Harus dilakukan secara berulang. Pardini, 2004
  • 13. Kurikulum Pendidikan Seksual di Sekolah (2) • Anak yang lebih besar belajar mengenai perubahan biologis & seksualitas • Remaja di sekolah menengah  belajar untuk punya rasa tanggung jawab dan punya paham kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam menjaga kesehatan seksualitasnya Pardini, 2004
  • 14. Kurikulum Pendidikan Seksualitas (UNESCO, 2011) 1. Sistem reproduksi dan kehamilan 2. Hak seksual dan hak reproduksi (keperawanan/virginitas dan kesetaraan gender) 3. Perilaku seksual 4. Kontrasepsi 5. Penyakit menular seksual 6. HIV dan Intervensi preventif HIV (termasuk VCT, sosialisasi penggunaan kondom)
  • 15. Kurikulum Long Life Love (LLL) • Di Belanda sejak tahun 1999 • Sekolah menengah dan sekolah kejuruan • Program pendidikan seksual dan pendidikan relasi (intrakurikuler) • Melatih para guru terutama guru biologi (26x tatap muka) • Media pembelajaran : buku manual, majalah untuk siswa+DVD • Tujuan utama kurikulum ini adalah mencegah penularan PMS/HIV dan KTD (Schutte, 2014; http://www.langlevedeliefde.nl/extra-module/long-live-love/ ).
  • 16. Panduan Pendidikan Seksualitas dan Relasi Perilaku dan tata nilai • mempelajari pentingnya tata nilai dan kesadaran individu termasuk pertimbangan moral • mempelajari nilai kehidupan berkeluarga, perkawinan dan relasi yang stabil dan saling mencintai untuk membesarkan anak • mempelajari nilai sebuah rasa hormat, cinta dan kepedulian • menggali, mempertimbangkan dan memahami dilema moral • Mengembangkan pemikiran kritis  membuat keputusan Department for Education and Employment, UK, 2000
  • 17. Ketrampilan personal dan ketrampilan sosial • Mengelola emosi dan sebuah hubungan dengan percaya diri dan sensitif • Mengembangkan rasa hormat pada diri sendiri dan empati pada orang lain • Mempelajari cara membuat pilihan dan konsekuensi sebuah pilihan • Mengelola konflik • Mengenali dan menghindari eksploitasi dan pelecehan Pengetahuan dan pemahaman • Memahami perkembangan fisik serta tahapannya • Memahami seksualitas manusia, reproduksi, kesehatan seksual, emosi dan relasi • Mempelajari kontrasepsi dan kebijakan-kebijakan loka maupun nasional mengenai kesehatan seksual, layanan kontrasepsi dan dukungannya • Mempelajari alasan menunda aktivitas seksual dan manfaatnya • Menghindari KTD Panduan Pendidikan Seksualitas dan Relasi Department for Education and Employment, UK, 2000
  • 18. Bagaimana peran Psikiater? • Sebagai edukator > klinisi – Menyampaikan isu seksual secara biologis – Pemahaman ilmu perkembangan membantu penyampaian dari sudut pandang psikososial. • Sebagai konsultan program terkait pendidikan seksualitas – ketrampilan bekerja di komunitas khususnya di sekolah – Kerjasama antara guru dan konsultan (Myerr dan Wyatt, 1979)
  • 19. Simpulan • Pendidikan seksualitas itu perlu • Pendidikan seksualitas tidak melulu tentang seks (biologi) tapi juga nilai-nilai keluarga, kehidupan serta moral • Pendidikan seksualitas bisa diajarkan sejak dini • Yang terbaik : NO SEX before marriage !!!
  • 20. Azimatul Karimah  azimatul.karimah@fk.unair.ac.id, uci.nugroho@gmail.com  +62-81-55-44444-06 Uci Nugroho