Dokumen tersebut membahas tentang konflik sosial, penyebabnya, jenis-jenis konflik, dan cara pengendaliannya. Konflik sosial dapat timbul karena perbedaan tujuan antarindividu maupun kelompok dalam masyarakat dan berbagai faktor seperti stratifikasi sosial, ras, politik, dan kelas sosial. Konflik dapat diselesaikan secara damai melalui konsiliasi, mediasi, atau arbitrasi.
2. Dalam proses interaksi, tidak seluruh
masyarakat berjalan beriringan. Selalu
akan ada perbedaan dalam mencapai
tujuan, baik antarindividu, maupun
kelompok. Hal inilah yang akan
menimbulkan konflik dalam
masyarakat.
3. Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial
• Secara umum, diferensiasi dan stratifikasi
sosial memberikan pengaruh positif dan
negatif pada masyarakat.
• Pengaruh positifnya, diferensiasi dan
stratifikasi sosial dapat mendorong
terjadinya integrasi sosial, sedangkan
pengaruh negatifnya adalah terjadinya
disintegrasi sosial.
• Diferensiasi sosial dapat menimbulkan
primordialisme, etnosentrisme, politik
aliran, dan terjadinya proses konsolidasi.
4. Konflik Sosial
• Kata “konflik” berasal dari bahasa Latin
“configure” yang artinya saling
memukul. Konflik merujuk pada adanya
dua hal atau lebih yang bersebrangan,
tidak selaras, dan bertentangan.
• Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (atau juga kelompok)
yang berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau
membuatnya tidak berdaya. Konflik
lahir dari kenyataan akan adanya
perbedaan-perbedaan.
5. • Konflik realistis, yaitu konflik yang
berasal dari kekecewaan individu atau
kelompok terhadap sistem
Misalnya,mahasiswa mendemo
pemerintah atas kebijakan menaikan harga
bahan bakar minyak
• Konflik pribadi, yaitu perselisihan antara
dua pribadi yang berselisih karena suatu
hal. Misalnya kakak adik yang berebut
harta warisan.
• Konflik rasial, yaitu pertentangan
antarras. Contohnya adalah konflik di
negara Rwanda antara suku Tutsi dan suku
Hutu.
• Konflik internasional, yaitu perselihan
yang disebabkan kepentingan hubungan
antarnegara. Misalnya konflik antara
negara-negara Barat dengan negara-negara
Timur Tengah tentang penyelesaian
sengketa di Irak.
• Konflik nonrealistis, yaitu konflik yang
bukan berasal dari tujuan-tujuan
persaingan yang antagonis
(berlawanan),melainkan dari kebutuhan
pihak-pihak tertentu untuk meredakan
ketegangan.Misalnyauntuk meredakan
ketegangan maka di carilah seseorang
untuk di jadikan kambing hitam atas
semua permasalahan yang terjadi.
• Konflik antar kelas sosial, yaitu adanya
perselisihan karena adanya perbedaan
kepentingan. Misalnya konflik antara
majikan dengan buruh. Majikan ingin
memberikan gaji yang kecil sedangkan
buruh ingin mendapatkan gaji yang besar.
• Konflik politik, yaitu perselisihan yang
terjadi pada kelompok-kelompok politik
yang berbeda pandangan. Misanya konflik
antara partai politik menjelang pemilu.
6.
7. Segi positif konflik
Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas.
Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-
nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan
Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu
dan kelompok
Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan
menciptakan norma-norma baru
Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan
Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang
berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang
8. Segi negatif suatu konflik
Keretakan hubungan antar individu
dan persatuan kelompok
Kerusakan harta benda dan jatuhnya
korban manusia
Berubahnya sikap kepribadian para
individu, baik yang mengarah pada
hal-hal positif atau negative
Munculnya dominasi kelompok
pemenang atas kelompok yang
kalah
9. Kekerasan
• Kekerasan adalah bentuk lanjutan dari konflik sosial. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekerasan
didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok
yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
• Dalam kehidupan sehari-hari, kekerasan identik dengan
tindakan melukai orang lain dengan sengaja, membunuh,
atau memperkosa. Kekerasan seperti itu sering disebut
sebagai kekerasan langsung (direct violence).
• Kekerasan juga menyangkut tindakan-tindakan seperti
mengekang, mengurangi atau meniadakan hak seseorang,
mengintimidasi, memfitnah, dan menteror orang lain. Jenis
kekerasan yang terakhir disebut kekerasan tidak langsung
(indirect violence)
10. Teori-Teori tentang Kekerasan
Teori Faktor Individual
Faktor pribadi meliputi kelainan jiwa,
seperti psikopat, psikoneurosis,
frustasi kronis, serta pengaruh obat
bius. Faktor yang bersifat sosial, antara
lain konflik rumah tangga, faktor
budaya, dan media massa.
Teori Faktor Kelompok
Terjadi karena benturan identitas
kelompok yang berbeda. Contohnya
konflik antarsupoter bola.
Teori Dinamika Kelompok
Kekerasan yang timbul karena adanya
deprivasi relatif (kehilangan rasa
memiliki) yang terjadi dalam
kelompok atau masyarakat.
11. Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan
• Konflik merupakan gejala sosial yang senantiasa
melekat dalam kehidupan setiap masyarakat.
Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang
bersama hilangnya masyarakat itu sendiri.
• Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah
mengendalikan agar konflik tersebut tidak
berkembang menjadi kekerasan (violence).
• Pada umumnya masyarakat memiliki sarana atau
mekanisme untuk mengendalikan konflik di
dalam tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya
sebagai katup penyelamat (safety valve).
12. Tiga macam bentuk pengendalian
konflik sosial
Konsiliasi
Mediasi
Arbitrasi
13. a. Konsiliasi (conciliation)
Pengendalian ini terwujud melalui lembaga tertentu yang memungkinkan
tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan. Contoh, mempertemukan
wakil buruh, perusahaan, dan jamsostek untuk saling mengungkapkan keinginan dan
mencapai kesepakatan.
b. Mediasi (mediation)
Mediasi (mediation) adalah suatu pengendalian konflik yang dilakukan dengan cara
membuat konsensus di antara dua pihak yang bertikai untuk mencari pihak ketiga
yang berkedudukan netral sebagai mediator dalam penyelesaian konflik. Contoh,
pada konflik berbau sara di Poso, dimana pemerintah menjadi mediator
menyelesaikan konflik tersebut tanpa memihak satu sama lainnya.
c. Arbitrasi (arbitration)
Arbitrasi (arbitration) adalah pengendalian konflik yang dilakukan dengan cara
kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk menerima atau terpaksa
hadirnya pihak ketiga yang memberikan keputusan untuk menyelesaikan konflik.
Contoh, masalah antara karyawan dan perusahaan tentang gaji. Masalah ini bisa
diatasi dengan meminta bantuan pemerintah yang kemudian menetapkan upah
minimum.
14.
15. “Perdamaian bukan ketiadaan konflik. Perdamaian adalah
kemampuan untuk menangani konflik dengan cara damai.”
(Ronald Reagan)