Makalah ini membahas tentang strategi pembelajaran dalam implementasi kurikulum. Terdiri dari lima bab yang membahas tentang pengertian strategi pembelajaran, mengajar, dan belajar serta pengembangan strategi pembelajaran.
1. STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM
(Studi deskriptif tentang Strategi Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum)
MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Kurikulum
Disusun oleh:
~Ayanah Septianita
[11.84-202.007]
~Ernawati Edi
[11.84-202.014]
~Khusnul Khotimah
[11.84-202.030]
~Nurjanah Indah Prasetyo [11.84-202.187]
~Siska Sukmawati
[11.84-202.168]
~Wardatul Jannah
[11.84-202.186]
Kelompok : V (Lima)
Kelas
: 2A1
Prodi
: Pendidikan Matematika
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
2012
2. KATA PENGANTAR
Untaian kalimat puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Sebab, karena kuasa-Nya
saja proses penyusunan makalah ini dapat kami susun. Sebab, sebesar apapun keinginan dan
semangat seorang hamba untuk melakukan sesuatu, namun tanpa petolongan dan hidayah Allah,
mustahil keinginan dan citanya terwujud. Karena pada hakikatnya segala daya dan upaya hanya milik
Allah Ta’ala.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memeberikan penjelasan tentang Strategi
Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum. Dalam melaksanakan penyusunan ini, tidak terlepas
dari pengarahan dan bimbingan semua pihak. Untuk itu, kami mengucapakan terima kasih kepada:
1. Drs. Najib Hasan, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Kurikulum
2. Orang tua yang telah banyak membantu dari segi moril dan materil
3. Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran penyusunan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangannya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
dimasa mendatang. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat diterima dan memberikan manfaat
kepada membaca. Aamiin …
Tangerang, 29 Mei 2012
Penyusun
i
3. Daftar Isi
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..
i
Daftar isi……………………………………………………….………………………………
ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang ……………………………………………………………………..
B. Perumusan masalah………………………………………………….……..…….....
C. Tujuan………………………………………………..……………..……………....
1
1
1
BAB II ISI
A. Pengertian Strategi pembelajaran ……………………………………………..........
B. Pengertian, Prinsip, dan Teori Mengajar……………....…..……………..................
C. Pengertian, Prinsip, dan Teori Belajar……………....………………….…………..
D. Pengembangan Strategi Pembelajaran…………………...…………..……...............
2
3
5
9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ……………………………………..……………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
ii
10
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan dan diberikan
kepada anak didik. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah,
mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada
akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka
menerapkan strategi yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses
belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.
Dalam proses belajar mengajar banyak sekali yang harus dipersiapkan oleh seorang guru
agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan tujuan yang direncanakan pun dapat
tercapai. Salah satu yang harus dipersiapkan adalah straregi pembelajaran. Dalam mempersiapkan
strategi pembelajaran guru harus pandai dalam memilih strategi sesuai dengan materi yang akan
digunakan. Guru juga harus mengetahui komponen apa saja yang harus diketahui agar strategi
yang digunakan dalam proses pembelajaran berhasil untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan peserta didik mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.
B. Perumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
Apa Pengertian Strategi Pembelajaran ?
Apa Pengertian, Prinsip, dan Teori Mengajar ?
Apa Pengertian, Prinsip, dan Teori Belajar ?
Bagaimana Pengembangan Strategi Pembelajaran ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusun makalah ini adalah:
1. Mengemukakan Strategi Pembelajaran ; Mengajar dan Belajar
2. Mengemukakan Pengertian, Prinsip, dan Teori Mengajar
3. Mengemukakan Pengertian, Prinsip, dan Teori Belajar
4. Mengemukakan Pengembangan Strategi Pembelajaran
5. Menambah Wawasan kepada Pembaca
1
5. BAB II
ISI
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Pengertian strategi menurut istilah berasal dari kata Yunani, “stratogos” yang berarti keseluruhan
usaha termasuk perencanaan, cara dan teknik yang digunakan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dengan kata lain strategi adalah tindakan nyata dari
guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien atau taktik
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Sedangkan pembelajaran adalah proses belajar mengajar dikelas yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik dilingkungan sekolah. Karena belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu / siswa dalam
interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, efektik dan psikomotorik.
Menurut Sanjaya, (2007 : 126). Dalam dunia pendidikan, sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efesien.
Dari pendapat tersebut, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termaksud juga penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya / kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam pencapaian tujuan. Namun
sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
2
6. B. 1) Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan
anak didik dan bahan pengajaran. Mengajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan
seseorang secara sadar untuk merobah tingkah laku atau memberikan keterampilan baru kepada
seseorang.
Nasution (1982:8) mengemukakan bahwa mengajar adalah segenap aktivitas kompleks
yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Usman (1994:3) mengemukakan bahwa mengajar adalah membimbing siswa dalam
kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha
mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang
menimbulkan terjadinya proses belajar.
Menurut sardiman (2003:45). Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak. Atau dikatakan,
mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan
belajar bagi para siswa.
Menurut raka joni (dalam sardiman, 2003:54) mengajar adalah menyediakan kondisi
optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku
maupun pertumbuhan sebagai pribadi.
Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1)
menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda,
(3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4)
memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi
warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Mengajar bukanlah suatu tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar seorang
guru akan berhadapan dengan berbagai macam siswa dengan ciri dan karakteristik yang
berbeda-beda. Mengajar adalah tugas mulai karena mengajar adalah membimbing dan
mengarahkan siswa menuju kedewasaan. Mengingat tugas yang berat it seorang guru harus
berpegang teguh pada prinsip-prinsip mengajar dan harus di laksanakan dengan penuh dedikasi
dan tanggung jawab yang tinggi, agar guru tidak asal-asalan dalam mengajar.
Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami peserta
didik. Guru yang berhasil mengajar disuatu sekolah belum tentu berhasil disekolah lain. Itulah
sebabnya ada pendapat bahwa mengajar itu adalah suatu “seni” tersendiri.
3
7. 2) Prinsip Mengajar
Prinsip mengajar adalah suatu aturan yang berlaku bagi seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Prinsip-prinsip tersebut disebuj juga Asas-asas Didaktik.
Dengan demikian Prinsip-prinsip tersebut harus diketahui dan dipahami serta dapat
diterapkan oleh guru atau calon guru agar dapat mengajar dengan baik dan berhasil sesuai
dengan tujuan.
Menurut Slameto (2010) ada 10 prinsip yang harus dipegang teguh oleh guru dalam
mengajar
1. Perhatian, di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa di dalam
pelajaran yang di berikan oleh guru
2. Aktivitas, dalam proses belajar mengajar guru peru menimbulkan aktivitas siswa dalam
berpikir dan berbuat
3. Appersepsi, Setiap guru yang mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan di
berikan dengan pengetahuan yang telah dimilki siswa, ataupun pengalamannya.
4. Peragaan, harus berusaha menunjukkan benda-benda yang asli. Bila mengalami
kesukaran boleh mununjukkan model, gambar, bendaa tiruan, atau menggunakan media
lainnya.
5. Repetisi, bila guru menjelaskan suau unit pelajaran, itu perlu di ulang-ulang.
6. Korelasi, guru wajib memerhatikan dan memikirkan hubungan antara setiap mata
pelajaran
7. Konsentrasi, hubungan antar mata pelajaran perlu diperluas, mungkin dapat dipusatkan
kepada salah satu pusat minat siswa
8. Sosialisasi, dalam perkembangannya siswa perlu bergaul dengan teman-teman lainnya
9. Individualisasi, siswa merupakan individu yang unik. Hal mana masing-masing
mempunyai perbedaan yang khas, guru harus memahami setiap aspek perbedaan ini
sehingga dapat melayani pendidikan sesuai dengan perbedaanya itu
10. Evaluasi, Semua kegiatan pembelajaran perlu evaluasi. Evaluasi dapat memberikan
motivasi kepada guru maupun siswa untuk lebih giat belajar dan mengkatkan proses
berpikirnya.
3) Teori Mengajar
Beberapa teori mengajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain adalah:
a. Teori Mengajar Menurut Bruner
Mengajar Guru harus:
1.Menguraikan pengalaman belajar yang perlu ditempuh oleh siswa.
2.Menguraikan cara organisasi batang tubuh ilmu pengetahuan yang akan dipelajarinya.
3.Menguraikan secara sistematis pokok bahasan yang akan disajikan.
4.Menguraikan pengautan-pengautan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
4
8. Bagi Bruner mengajar adalah penyajian konsep-konsep dan masalah secara bertahap dalam
bentuk yang mudah untuk dipahami. Bruner mengemukakan beberapa tekhnik penyajin.
1. Sibolik berupa pengunana bahasa dalam penyajian ide objek dengan
memperhatikan (perkembangan kejiwaan anak).
2. Ikonik berupa penggunaan gambar dalam penyajian konsep terhadap siswa penyaji
an ini bersifat abstrak.
3. Enaktif berupa kegiatan kognitif dalam bentuk gerak psikomotor, artinya si pelajar
dan guru langsung mepraktek apa yang diajarkan.
b. Teori Mengajar Menurut Ausubel
Dalam teori mengajar menurut Ausubel ini sering juga disebutkan bahwa
mengajar adalah memberikan bahan verbal yang bermakna bagi siswa. Inti utama
dalam mengajar ialah mengindentifikasi apa yang telah diketahui siswa dan
menerangkan apa yang perlu diketahuinya serta lebih lanjut serta bagaimana
menstrukturkannya sehingga apa yang dipelajarinya tersebut mudah untuk dipahami
sebagai sesuatu kebetulan pengetahuan yang utuh.
Berhubungan dengan itu maka Ausubel mengemukakan konsep antara lain:
Bahan pengait berupa bahan atau materi pelajaran lain akan tetapi sangat
mendukung dan berkaitan dengan materi yang akan atau sedang diajarkan
sehingga guru dituntut untuk tahu dan dapat mempelajari bahan -bahan
lain yang berkaitan dengan materi yang disaksikan.
Belajar bermakna mempelajari bahan pelajaran dengan berusaha
menghayati makna logis dan makna psikologis dari materi yang disajikan.
C. 1) Pengertian Belajar
Istilah belajar merupakan istilah yang sudah lazim dikalangan masyarakat. Banyak para
ahli telah memberi batasan atau definisi tentang belajar. Definisi belajar sangat sulit untuk
diformulasikan secara utuh atau memuaskan, Karena melibatkan semua aktifitas dan proses
yang diharapkan untuk dimasukan ataupun dihapus.
Thursan Hakim (2005:1), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
5
9. Menurut Slameto (2003:13), mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Hamalik (2006:6) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perkembangan diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru pengalaman dan latihan,
belajar itu perubahan-perubahan yang psikhis.
Nasution (2003:5) pengertian hakikat belajar : (1) belajar adalah perubbahan
pengetahuan, dan (2) belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
Jadi, pengertian belajar adalah suatu proses untuk merubah tingkah laku sehingga
diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya . belajar
pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan
aktifitas tertentu.
2) Prinsip-Prinsip Belajar.
Menurut Slameto (2002: 27-28) calon guru atau pembimbing seharusnya sudah dapat
menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam
situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Prisip-prinsip
belajar itu sebagai berikut
Berdasarkan prasyarat yang dilakukan untuk belajar:
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan
membimbing untuk mencapai tujuan instruksional,
b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa
untuk mencapai tujuan instruksional,
c. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan
kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif,
d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
Sesuai hakekat belajar:
a. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya,
b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery,
c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan anatara pengertian yang satu dengan
pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus
yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.
6
10. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari:
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang
sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya,
2. Harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional
yang harus dicapai.
Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang,
2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian, keterampilan,
dan sikap mendalam pada siswa.
2) Teori Belajar
Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang
bersumber dari aliran-aliran psikologi. Di bawah ini akan dikemukakan empat jenis teori
belajar, yaitu:
a. Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut
teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus
yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon
tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat
diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang
diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus
dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab
pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya
perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)
maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan
(negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.
7
11. b. Teori Belajar Kognitif
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu
guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak.
Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraki dengan
lingkunannya sebaik-baiknya.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara
dan diskusi dengan teman-temannya.
c. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam teori
pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori
konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari
kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori
psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8).
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di
dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan
memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka
sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga
yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa
sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut ( Nur, 2002 :8).
8
12. D. Pengembangan Strategi Pembelajaran
Pengembangan strategi pembelajaran bagi guru/pengajar merupakan hal yang penting setelah
pendukung yang lain dipandang cukup dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang dilaksanakan
lebih secara mandiri oleh siswa itu sendiri, kompetitif dan bertanggung jawab.
Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode, dan teknik secara
spesifik. Pendekatan adalah konsep dasar yang melingkupi metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu. Model adalah bentun pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
diasjikan secara khas oleh guru. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada
pencapaian tujuan. Teknik adalah cara konkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.
Ada beberapa macam pengertian istilah dari strategi pembelajaran.
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia dijelaskan bahwa strategi adalah siasat untuk mencapai
sesuai maksud dan tujuan yang telah direncanakan. Menurut Miarso (2004) dalam Bukunya Warsita
(2008: 266) menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja
agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Apabila dikaitkan
dengan pembelajaran maka strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru
dengan sengaja agar peserta difasilitasi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Menurut Sadiman, dkk (1986) dalam bukunya Warsita (2008: 266) pembelajaran adalah usahausaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam
diri peserta didik.Strategi pembelajaran menurut konstruktivisme menekankan pada penggunaan
pengetahuan secara bermakna, urutan pembelajaran mengikuti pandangan peserta didik, dan
menekankan pada proses, serta aktivitas belajar dalam konteks nyata, bukan mengikuti urutan dalam
buku teks (Warsita, 2008: 270). Dalam memilih strategi pembelajaran harus mengacu kriteria
dibawah ini:
1. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan tujuan atau kompetensi.
2. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan.
3. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran (karakteristik kemampuan awal, karakteristik
yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial kebudayaan, karakteristik yang
berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian).
4. Biaya.
5. Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu).
6. Karakteristik strategi pembelajaran yang bersangkutan (kelebihan dan kekurangannya).
7. Waktu.
9
13. BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Strategi pembelajaran adalah suatu teknik dan metode mengajar seorang guru dalam proses
pembelajaran agar siswa siswinya mampu menyerap, mengaflikasikan dan mengamalkan ilmu
dan materi dari pendidik agar tercapai tujuan pendidikan.
Hakikat belajar adalah suatu proses perubahan sikap, tingkah laku dan nilai setelah terjadinya
interaksi dengan sumber belajar . sumber belajar ini selain guru dapat berupa buku , lingkungan,
teknologi informasi dan komunikasi atau sesame pembelajar .
Sedangkan istilah mengajar dalam pengertian adalah kegiatan dalam menciptakan situasi yang
mampu merangsang siswa untuk belajar.
Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang disepakati dan dilakukan guru
dan murid untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
Strategi pembelajaran yang dimaksud atau yang dikembangkan diharapkan dapat membantu para
guru/pengajar untuk dapat mencapai tujuan belajar yang direncanakan.
10
14. DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nasution, S. 1982. Azas-azas Kurikulum. Bandung: Jemars.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Thursan Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara
Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.