Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Pekerjaan persiapan
1. Pekerjaan Persiapan
Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi, akan selalu diawali dengan
pekerjaan pendahuluan untuk mengkondisikan lapang agar sesuai dengan
perencanaan. Setelah dokumen kerja berupa shop drawing dan ijin pelaksanaan di
lapangan (IPP) selesai, dilanjutkan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan Lahan
a. Pekerjaan Pengukuran Level Tanah
Dilakukan foto eksisting dan mutual check awal Uitzet/MC.0. Pengukuran elevasi
rencana bangunan dan mutual check awal menggunakan theodolite, waterpass dan
roll meter. Setelah pengukuran dilaksanakan, selanjutnya dilakukan mutual check
awal sebagai titik awal dari pelaksanaan pekerjaan. Kemudian dilanjutkan dengan
pengukuran lokasi dan penentuan elevasi galian dan timbunan. Setelah itu,
dilakukan pengukuran dan penempatan garis batas pada lokasi galian (cutting) dan
timbunan sesuai dengan jarak-jarak dan elevasi rencana yang telah ditentukan.
b. Pekerjaan Landclearing
Pekerjaan pembersihan (landclearing) adalah tahapan yang dilakukan untuk
menghilangkan lokasi dari puing-puing, gulma, sampah berlumpur dan bahan lain
yang tidak dikehendaki. Pekerjaan landclearing dilakukan secara mekanik dan
manual. Cara mekanik dilakukan dengan alat berat buldozer dan excavator untuk
menghilangkan sisa-sisa akar, puing-puing, top soil, dan sebagainya dengan cara
digali/dikeruk, sedangkan cara manual digunakan untuk menebang pohon besar
dengan menggunakan parang atau chainsaw.
2. Pekerjaan Tanah
a. Galian dan Timbunan
Kemudian dilakukan pekerjaan timbunan atau leveling, yaitu penyesuaian level
tanah sampai memiliki ketinggian sesuai batas atau patok yang telah ditentukan.
Penggalian dilakukan pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian lebih. Galian
tersebut kemudian diratakan dan disesuaikan dengan ketinggian/peil yang
dikehendaki. Kemudian dilakukan penimbunan tanah secara bertahap dan merata
sesuai dengan batas ketinggian dimana pada tahap akhir pembentukan muka tanah
sudah dalam kondisi padat dan tidak terjadi penyusutan atau penurunan ketinggian
(Gambar 45.a). Proses pemadatan tanah harus berlangsung secara alamiah dan
tidak diperkenankan menggunakan zat pengeras tanah. Selama dan sesudah
pemadatan tanah, tidak diperkenankan adanya air yang menggenang di atas tanah.
Pemotongan tanah (cut and fill) dilakukan dengan excavator, perataan dan
pemadatan tanah menggunakan bulldozer, pemadatan material galian
menggunakan vibro roller dan pengangkutan serta penghamparan menggunakan
dump truck. Tanah yang dipakai untuk menutupi area tanam harus memiliki kualitas
yang baik (tanah hitam).
Namun pada implementasinya, tanah yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu
tanah galian setinggi 15 cm sebagai dasar, dan tanah humus/tanah hitam setinggi
2. 20 cm sebagai lapisan atas (Gambar 45.b). Ketinggian tanah hitam merupakan
batas minimum perkembangan akar rumput.
Pengelolaan Tanah
Pengelolaan tanah bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah. Perbaikan
kondisi fisik tanah dapat dilakukan dengan penggemburan tanah. Upaya
penggemburan media tanam secara mekanik oleh excavator. Kondisi tanah
subur yang diharapkan adalah bertekstur lempung dengan pH 6.5 untuk
kedalaman setinggi 150 cm. Penanaman pohon digali sedalam 80-100 cm.
Lapisan top soil ditambahkan kompos dengan perbandingan 1:15, padahal
idealnya menggunakan perbandingan 3:1. Gambar 46 merupakan proses
pengelolaan tanah SCR. Tahap pertama dilakukan pelangsiran tanah
humus dari quarry ke area yang dibutuhkan menggunakan dump truck
(Gambar 46.a). Kemudian tanah humus dialokasikan pada pada area
kanstin (Gambar 46.b). Perataan tanah humus secara manual, perataan
tanah sampai batas -5 cm dari permukaan kanstin (Gambar 46.c). Hasil
akhir top soil yang sudah diratakan dapat dilihat pada Gambar 46.d.
Pekerjaan Penanaman
Proses pekerjaan ini memegang peranan penting terhadap keberhasilan pekerjaan
softscape. Proses penanaman yang salah akan mengakibatkan periode stress
tanaman yang sangat lama bahkan menyebabkan kematian yang menimbulkan
kerugian material dan finansial.
1. Penanaman Pohon
Pelaksanaan penanaman yang baik adalah pada saat musim hujan, tetapi
penanaman pada musim kemarau juga diperbolehkan dengan syarat sumber air
yang tersedia mencukupi kebutuhan. Penanaman yang paling ideal dilakukan pada
pagi hari sebelum pukul 10.00 WIB atau sore hari setelah pukul 16.00 WIB. Proses
penanaman pohon terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:
a. Pengukuran dan Pematokan
Pengukuran lokasi dan pematokan untuk memplotkan titik-titik penanaman pada
lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar rencana. Titik-titik penanaman ditandai
dengan patok yang diberi warna pada ujungnya. Titik ini merupakan tanda untuk
pekerjaan penggalian, pengurugan dan penanaman.
b. Penggalian Lubang Tanam
Penggalian lubang tanam untuk pohon digali sebesar 1x1x1 meter. Namun pada
implementasinya hanya terealisasi 60x60x60 cm pada penggalian manual tahap I
yang menggunakan tenaga manusia. Tahap ke II penggalian merupakan alat berat
excavator dengan dimensi 1x1x1 meter.
c. Pemupukan Tanah
Lubang galian diisi dengan tanah yang sudah diolah, yaitu tanah humus yang
3. dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1 dan dibiarkan selama 1
minggu sebelum berlanjut pada proses penanaman.
Kemudian tanah galian dicampur kembali dengan pupuk kandang dengan ukuran
0.043 (±1 karung) untuk 1 pohon/perdu. Akan lebih baik pada dasar lubang diberikan
10 gram furadan, sebelum diberi campuran pupuk, namun pada implementasinya
hal tersebut tidak dilakukan.
d. Penanaman
Bibit tanaman berada dalam kondisi siap tanam dan sudah mengalami masa
penyesuaian (aklimatisasi). Proses penanaman dimulai dengan pengangkutan
material ke lokasi penanaman. Material tanaman diletakkan di sisi lubang tanam,
sementara itu lubang tanam diisi tanah hitam. Pada saat pelaksanaan penanaman,
bola akar dijaga agar tidak pecah atau mengalami kerusakan, pangkal akar tanah
sejajar dengan permukaan tanah dan penegakan batang tanaman dan pemadatan
permukaan tanah pada pangkal akar (bedengan) agar pada saat hujan tidak ada
genangan air yang dapat menyebabkan kebusukan akar. Kemudian batang tanaman
ditegakkan dan terakhir dilakukan pemberian steger untuk memperkokoh tegakan
tanaman. Penstegeran disesuaikan dengan jenis dan tinggi pohon untuk tanaman
palem-paleman dan kelapa gading, steger menggunakan sistem tripot.
2. Penanaman Rumput
Permukaan tanah yang ditanami rumput sebelumnya digemburkan dan diratakan
hingga rapi dan terbebas dari material tidak terpakai. Penggemburan menggunakan
cangkul hingga kedalaman 20 cm. Sebelum tanah ditanam, rumput dicacah dalam
bentuk lempengan 20x20 cm dan tebal 3-5 cm. Rumput ditanam dengan cara
dibenamkan ke dalam tanah hingga seluruh akarnya tertimbun. Metode penanaman
memakai sistem papan catur (zigzag) dimana jarak dari as ke as rumput adalah 10
cm. Setelah rumput selesai ditanam, ditaburkan pupuk kandang di atasnya secara
merata setebal 2-3 cm, dimaksudkan untuk mempercepat proses merapatnya
rumput. Kemudian permukaan rumput dipukul secara perlahan hingga akar melekat
ke dalam tanah. Proses perataan permukaan rumput menggunakan permukaan
lebar batu bata atau balok kayu. Tahap terakhir yaitu penyiraman dengan air.
Setelah dua minggu kemudian, dilakukan penaburan pupuk secara merata.
Pekerjaan Penyempurnaan
Pekerjaan penyempurnaan terdiri dari; (1) perbaikan bahan terpakai berupa
tanaman, pemberian steger dan bedengan tanah yang belum sempurna, (2)
pemeriksaan tahapan pekerjaan dan penyempurnaan bagian yang belum
dilaksanakan, (3) pembersihan lokasi pekerjaan dari kotoran, bahan dan
perlengkapan yang tidak diperlukan lagi.
Pekerjaan Pemeliharaan
Pekerjaan pemeliharaan dilakukan untuk menjamin keberlangsungan hidup tanaman
dan menjaga agar hasil pekerjaan tetap sesuai dengan desain rencana.
Pemeliharaan dilakukan sampai masa retensi berakhir yaitu selama enam bulan
setelah serah terima proyek. Pekerjaan pemeliharaan terdiri dari:
1. Pekerjaan Penyiraman
4. Kontraktor melakukan penyiraman dengan cara Air tersebut ditampung ke dalam
tangki yang diangkut menggunakan mobil pick up. Kemudian air tangki tersebut
disalurkan ke tempat penampungan berupa drum-drum yang banyak tersebar di
kawasan. Untuk penyiraman pohon diambil dari tempat penampungan
menggunakan ember.
Adapun pengambilan air dengan mobil pick up dilakukan bertahap, yaitu untuk
penyiraman pagi hari (pukul 08.00-10.00 WIB) dan untuk keperluan penyiraman sore
hari (15.00-17.00 WIB). Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan keadaan iklim,
jika hari hujan lebat maka penyiraman hari itu ditiadakan untuk menghindari keadaan
jenuh air yang dapat menyebabkan busuk akar ataupun rentan terhadap
penyakit/hama.
2. Pekerjaan Pemupukan
Pemupukan anorganik dilakukan untuk mempercepat proses pertumbuhan.
Pemupukan dilakukan dengan ketentuan pemakaian pupuk NPK dengan
konsentrasi N lebih besar (2-1-1.5) untuk perdu berdaun indah, sedangkan
untuk perdu berbunga indah dipakai NPK dengan konsentrasi P lebih besar (4-
5-3). Cara pemberian pupuk berbeda-beda tergantung jenis tanaman, yaitu untuk
pohon dan perdu pupuk dimasukkan ke dalam lubang (melingkar dibawah tajuk)
sebanyak 0.20-0.25 kg pertanaman. Pemberian pupuk dilakukan 1 bulan sekali
setelah penanaman selama 3 bulan masa pemeliharaan, dan selanjutnya 3 bulan
sekali.
4. Pekerjaan Penyemprotan Hama/Penyakit
Pencegahan dan pemberantasan hama dilakukan dengan penyemprotan,
penaburan insektisida dan fungisida. Pekerjaan ini dilakukan untuk menjaga
tanaman dari kerusakan maupun terhambatnya pertumbuhan. Penyemprotan
dilakukan dua kali selama masa pemeliharaan
Pekerjaan Pemangkasan
Dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan yang sudah liar dan menimbulkan
bentuk yang tidak diinginkan. Pemangkasan dilakukan satu kali sebulan pada masa
pemeliharaan. Pemangkasan rumput dilakukan pada saat usia penanaman
mencapai 3-4 minggu.
6. Pekerjaan Penyulaman
Penanaman kembali tanaman yang mati akibat perubahan media tanam, cuaca,
adaptasi, atau akibat kelalaian pelaksana baik pada saat penanaman atau pada
masa pemeliharaan. Tanaman yang mati harus diganti dengan jenis dan dimensi
yang sama.
Pekerjaan Struktur Paving
Mesin yang digunakan adalah: mesin fabrikasi paving, vibrating plate,
gerobak dorong dan cone block cutter. Material yang digunakan untuk pekerjaan
pondasi paving adalah sirtu dan pasir urug. Tahapan pekerjaan struktur paving
dijelaskan sebagai berikut:
a. Penghamparan material untuk pondasi paving block.
Sirtu digunakan sebagai sub base pondasi paving, dimobilisasi menggunakan
dump truck (Gambar 59.a), kemudian sirtu dihampar menggunakan motor
5. grader lapis per lapis sesuai dengan garis kelandaian (Gambar 59.b). Lalu
sirtu diratakan sampai memiliki elevasi yang telah ditentukan (Gambar 59.c).
Hamparan sirtu dipadatkan menggunakan vibro roller (Gambar 59.d).
Pemasangan Cone Block
Pekerjaan pemasangan terdiri dari pemasangan kansteen dan dilanjutkan
dengan pemasangan paving block. Tahap awal dimulai dengan pemasangan
benang sebagai pembatas, selanjutnya dilakukan pemasangan kansteen secara
manual (Gambar 60.a). Pada bagian dan jarak tertentu dipasang kansteen yang
telah dipotong di bagian tengahnya sebagai lubang drainase air limpasan
(Gambar 60.b). Di atas sirtu dihamparkan pasir urug sesuai dengan ketinggian
benang yang dijadikan acuan kemudian permukan pasir urug diratakan secara
manual (Gambar 60.c). Pemasangan paving mengikuti sistem papan
catur/tepas (Gambar 60.d).
Pekerjaan Finishing Paving
Setelah Cone block terpasang rapi, kemudian ditaburkan sirtu diatas
permukannya. Selanjutnya taburan sirtu disapukan agar memenuhi celah antar
cone block sebagai nat (Gambar 61.a), tahapan terakhir dilakukan pemadatan
menggunakan vibrating plate (Gambar 61.b).
2) Pekerjaan Pembersihan Site
1. Tanah yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan atau pun
yang telah selesai digarap harus dibersihkan dari benda-benda yang
mengganggu pekerjaan penanaman.
2. Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman harus benarbenar di bersihkan dari
batu, bahan pelastik dan bekas bahan
bangunan.
3. Lokasi penanaman harus bersih dari gulma (tanaman penggangu),
4. Apabila dalam lokasi masih terdapat gulma (ilalang, teki) maka dapat
dihilangkan dengan cara manual ataupun kimia
Cara manual : dengan menggali akar atau rumpun kemudian
dikumpulkan dan dibakar
Cara kimia : dapat dilakukan penyemprotan bahan kimia yang bersifat
sistemik (misalnya jenis ROUND UP), pekerjaan ini harus dilakukan
sekurang-kurangnya 2 minggu sebelum pengolahan tanah.
5. Bila tanah telah bersih dari semua penghalang tadi maka siap di olah,
baik dikurangi atau di tambah tanah.
6. Tanah yang dipakai adalah tanah subur, harus mempunyai derajat
kemasaman (pH 5-7).
3) Pekerjaan Pembentukan tanah dan penyelesaian tanah
1. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengolahan tanah,
penambahan/pembentukan tanah dan perataan tanah.
2. Pembentukan tanah harus mulus tidak boleh ada kantung-kantung air,
bila pekerjaan ini selesai seluruh tanah harus mempunyai elevasi seperti
terdapat pada gambar rencana.
6. 3. Kontur : Pembuatan kontur harus dimulai dengan penumpukanpenumpukan tanah subur
secara berlapis-lapis. Apabila penggundukan
tanah telah selesai maka tanah tersebut dipadatkan maksimal 30%,
kemudian dilanjutkan dengan pelapisan berikutnya. Hingga memperoleh
elevasi yang diinginkan sesuai rencana.
1. Membersihkan batu dari sisa semen, debu, minyak, cat atau kotoran lainya supaya coating
dapat meresap dan menempel sempurna pada permukaan batu alam.
2. Pastikan cuaca panas atau tidak hujan dan batu kering dari air sisa pembersihan tadi dan harus
benar-benar kering.
3. Lapiskan/cat kan coating batu alam pada batu memakai kuas atau bisa juga di semprot pakai
kompresor untuk hasil yang lebih sempurna.
4. Setelah pelapis pertama kering (15-20menit) dapat dilakukan pelapisan berikutnya bila di
inginkan,penggunaan lapisan ke 2 bila menginginkan hasil yang lebih maksimal. pastikan
seluruh batu dilapisi dengan merata supaya tidak terlihat belang hasilnya
5. Daya sebar 1kaleng/1liter coating bisa melapisi 5-8 mtr2 tergantung jenis batu dan porositas
batu, biasnya untuk batu candi penggunaan lebih boros karena jenis batu tersebut mempunyai
pori-pori yang banyak dan lebar..