SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 44
AKUNTANSI PERPAJAKAN
2
PEMBUKUAN DALAM PERSPEKTIF
PERPAJAKAN
• Definisi Akuntansi & Akuntansi Perpajakan
• Pembukuan dalam Perspektif Pajak
– Pasal 28 UU No. 28 tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
• Stelses Kas dan Stelsel Akrual Dalam
Pembukuan
• Siklus Akuntansi
Definisi Akuntansi
“Accounting is a service activity. Its
function is to provide quantitative
information, primarily financial in nature,
about economic entities that is intended to
be useful in making economic decisions—
in making reasoned choices among
alternative courses of action.”
(Statement of the Accounting Principles
Board No. 4, p. 40)
4
DEFINISI AKUNTANSIDEFINISI AKUNTANSI
PERPAJAKANPERPAJAKAN
Niswonger dan Fees (Accounting Principles,
2007):
Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai
bagian dari akuntansi yang menekankan
kepada penyusunan surat pemberitahuan
pajak (tax return) dan pertimbangan
konsekuensi perpajakan terhadap transaksi
atau kegiatan perusahaan dalam rangka
pemenuhan kewajiban perpajakan (tax
compliance).
5
Investors
Community
Board of Directors
Management
Employees
Suppliers
Employees
Creditors
Customers
Analysts
GovernmentGovernment
Major Internal and External
Stakeholder Groups
PENGERTIAN PEMBUKUAN
MELIPUTI
 Harta
 Kewajiban
 Modal
 Penghasilan dan Biaya
 Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa
Proses Pencatatan secara teratur untuk mengumpulkan
DATA dan INFORMASI KEUANGAN
Dengan menyusun LAPORAN KEUANGAN
(NERACA & LABA RUGI)
Untuk periode Tahun Pajak tersebut
Pasal 1 angka 29 UU KUP
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2007 - 2008KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2007 - 2008
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. PMK No.01/PMK.03/2007
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG
MELAKUKAN KEGIATAN USAHA
ATAU PEKERJAAN BEBAS, PEREDARAN
BRUTO DALAM 1 (SATU) TAHUN >= 1,8
MILIAR
WAJIB PAJAK
BADAN
DI INDONESIA
WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DSTKEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG
MELAKUKAN KEGIATAN USAHA
ATAU PEKERJAAN BEBAS,
PEREDARAN BRUTO DALAM SATU
TAHUN >= 4,8 MILIAR
WAJIB PAJAK
BADAN
DI INDONESIA
WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DSTKEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008
KEWAJIBAN PEMBUKAN
Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem
yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-
undang perpajakan menentukan lain
(Pasal 28 ayat 7 UU KUP No.28 Tahun 2007)
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN
TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2007 - 2008
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN
TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2007 - 2008
Pasal 28 ayat (2) UU KUP
WP ORANG PRIBADI
YG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA/
PEKERJAAN BEBAS
YG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG
PENGHASILAN NETO DGN
MENGGUNAKAN NORMA
PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO  PEREDARAN
BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN
KURANG DARI Rp 1.800.000.000,00
(PMK NO. 01/PMK.03/2007)
TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI
WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN
WP ORANG PRIBADI
YG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN
TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2009 - DST
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN
TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2009 - DST
Pasal 28 ayat (2) UU KUP
WP ORANG PRIBADI
YG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA/
PEKERJAAN BEBAS
YG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG
PENGHASILAN NETO DGN
MENGGUNAKAN NORMA
PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO  PEREDARAN
BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN
KURANG DARI Rp 4.800.000.000,00
(Ps. 14 ayat (2) UU PPh No.36 Th 2008)
TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI
WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN
WP ORANG PRIBADI
YG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS
 Harus memperhatikan itikad baik
 Mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha sebenarnya
 Diselenggarakan di Indonesia
 Huruf latin
 Angka Arab
 Satuan mata uang Rupiah
 Bahasa Indonesia atau Bahasa Asing yang diizinkan Menteri
Keuangan yaitu bahasa Inggris
 Diselenggarakan dgn prinsip taat asas dan dgn stelsel akrual
atau stelsel kas
 Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai
harta,kewajiban, modal, penghasilan & biaya, serta penjualan
& pembelian (sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang)
SYARAT PEMBUKUANSYARAT PEMBUKUAN
Pasal 28 ayat (3), (4), (5), (7) UU KUP
PERUBAHAN THN BUKU DAN/ATAU METODE PEMBUKUANPERUBAHAN THN BUKU DAN/ATAU METODE PEMBUKUAN
TAHUN BUKU
METODE PEMBUKUAN,
misal :
 Pengakuan Penghasilan
& biaya
 Metode Penyusutan
Aktiva Tetap
 Metode Penilaian Persediaan
 Harus mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pajak
 Diajukan sebelum dimulainya tahun buku yang bersangkutan dengan
alasan-alasan perubahan
Pasal 28 ayat (6) UU KUP
PERUBAHAN
PENGERTIAN PENCATATANPENGERTIAN PENCATATAN
PENGUMPULAN DATA SECARA TERATUR
tentang
 Peredaran atau penerimaan bruto
dan atau;
 Penghasilan bruto
SEBAGAI DASAR UNTUK
MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG,
(termasuk Penghasilan yg bukan objek pajak
dan/atau yg dikenakan pajak yg
bersifat final)
SEBAGAI DASAR UNTUK
MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG,
(termasuk Penghasilan yg bukan objek pajak
dan/atau yg dikenakan pajak yg
bersifat final)
Pasal 28 ayat (9) UU KUP
KEWAJIBAN PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMENKEWAJIBAN PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN
BADAN ORANG PRIBADI
Pasal 28 ayat (11) UU KUP
PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN YANG MENJADI
DASAR PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN & DOKUMEN LAIN
TERMASUK PEMBUKUAN SECARA ELEKTRONIK/PROGRAM
APLIKASI ONLINE
SELAMA 10 TAHUN
DI INDONESIA
Tempat Kedudukan
Tempat Kegiatan
atau
Tempat Tinggal
KEGIATAN PENCATATANKEGIATAN PENCATATAN
Pasal 28 ayat (12) UU KUP dan Peraturan Menkeu
(Keputusan Dirjen Pajak KEP-520/PJ./2000)
1. WP OP YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU
PEKERJAAN BEBAS YANG DIPERBOLEHKAN
MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DENGAN
NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
2. WP OP YANG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA
ATAU PEKERJAAN BEBAS
PENCATATAN
WAJIB
DILAKUKAN
SYARAT PENCATATAN
1. PENCATATAN HARUS DIBUAT LENGKAP DAN BENAR
2. DIDUKUNG DENGAN DOKUMEN ;
* YANG MENJADI DASAR PENGHITUNGAN PEREDARAN ATAU
PENERIMAAN BRUTO DAN ATAU PENGHASILAN BRUTO
* PENGHASILAN YANG BUKAN OBJEK PAJAK DAN ATAU
* PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA
FINAL
3. JANGKA WAKTU PENCATATAN MELIPUTI JANGKA WAKTU 12 BULAN
MULAI TANGGAL 1 JANUARI SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER
Conceptual Framework of
Accounting
Objectives
of Financial
Reporting
Qualitative
Characteristics
of Information
Accounting
Elements
of Financial
Statements
Recognition and Measurement Concepts
Assumptions Principles Constraints
Predictive
Value
Feedback
Value
Timeliness
Relevance
Verifiability
Neutrality
Representational
Faithfulness
Reliability
Decision
Usefulness
Understandability
Decision
Makers
Qualitative Characteristics of
Accounting Information
Materiality
Benefits > Cost
Comparability
(including
Consistency)
19
PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DAN
AKUNTANSI PERPAJAKAN
 Prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang
mengatur penyusunan Laporan Keuangan  Standar
Akuntansi Keuangan
 Fungsi akuntansi adalah menyajikan data kuantitatif yang
akan digunakan dalam pengambilan keputusan  harus
memenuhi tujuan kualitatif:
 Relevan
 Dapat dimengerti
 Daya Uji
 Netral
 Tepat Waktu
 Daya Banding
 Lengkap
 Batasannya: 1) manfaat lebih besar dari beban, 2) Material
(cukup berarti).
Assumptions
• Economic Entity
• Going Concern
• Arm’s-Length
Transactions
• Monetary Unit
• Periodicity
Principles
• Historical Cost
• Revenue
Recognition
• Matching
• Full Disclosure
Constraints
• Cost-Benefit
• Materiality
• Industry Practice
• Conservatism
Recognition, Measurement,
and Reporting
Recognition and Measurement Concepts
21
PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DAN
AKUNTANSI PERPAJAKAN
a) Kesatuan Ekonomi (harus ada pemisahan yg jelas antara
perusahaan dengan pemilik)
b) Kesinambungan Usaha (Going Concern)  Historical Cost
dan Periodisasi
c) Harga Pertukaran yang Obyektif / Wajar  Arm length’s
Price, tidak dipengaruhi hubungan istimewa, tidak ada
transfer pricing
d) Mempertemukan pendapatan dan beban yang paling tepat
berdasarkan Stelsel Akrual  Untuk tujuan perpajakan,
stelsel akrual dan stelsel cash modified (campuran) diakui
untuk penghitungan penghasilan dan biaya kena pajak.
e) Konsisten  jika ada perubahan metode akuntansi /
pembukuan harus diungkapkan dalam laporan keuangan 
secara fiskal harus mendapat persetujuan dari Direktur
Jenderal Pajak
What About Conservatism?
The concept of conservatism can
be summarized as follows: When
in doubt, recognize all losses but
don’t recognize any gains.
The concept of conservatism can
be summarized as follows: When
in doubt, recognize all losses but
don’t recognize any gains.
Recognition, Measurement,
and Reporting
MeasurementMeasurementMeasurementMeasurement
1. Historical cost
2. Current replacement cost
3. Current market value
4. Net realizable value
5. Present (or discounted) value
Perbandingan SPT Tahunan PPh Badan dan Laporan Keuangan Komersial
NO ASPEK SPT TAHUNAN PPh BADAN LAPORAN KEUANGAN
1 Pengguna Fiskus Berbagai pengguna (Multi Users)
2 Sifat Informasi Rahasia Dapat digunakan oleh umum, khususnya untuk
laporan keuangan listed company.
3 Pedoman
Penyusunan
Udang-Undang Perpajakan dan
Peraturan Pelaksanaannya
Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU):
PSAK, Interpretasi PSAK, Peraturan
Pemerintah untuk Industri, IFRS, buletin teknis,
pedoman atau praktik konvensional, hasil riset
dan pendapat ahli.
4 Mata Uang
Pelaporan
Wajib dalam Rupiah dan mata
uang US$ sepanjang memperoleh
izin dari otoritas pajak terkait.
Dapat menggunakan mata uang lain selain
Rupiah. Jika laporan keuangan disajikan dalam
mata uang selain mata uang fungsionalnya,
laporan keuangan harus lebih dahulu dilakukan
remeasurement.
5 Dasar
Pencatatan
Transaksi
Transaksi dicatat dan dilaporkan
apabila memenuhi syarat dan
ketentuan perpajakan. Transaksi
dicatat dengan mengutamakan
hakikat formal atau hukum
daripada substansinya.
Transaksi dicatat dengan asas substance over
form.
6 Batas Waktu
Penyampaian
Disampaikan paling lambat 4 bulan
setelah akhir tahun pajak dan
dapat melakukan perpanjangan
paling lama 2 bulan.
Pasal 66 (1) UU No.40 Tahun 2007 “Perseroan
Terbatas”, Direksi menyampaikan laporan
tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh
Dewan Komisaris dalam jangka waktu 6 bulan
setelah tahun buku Perseoran berakhir.
Sumber: Marisi P. Purba, Akuntansi Pajak Penghasilan,2009, hal.3-4.
SIKLUS AKUNTANSI & FISKAL
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PAJAK
PENGHASILAN:
PPh PASAL 21/26
PPh PASAL 22
PPh PASAL 23
PPh PASAL 4(2)
PAJAK PENGHASILAN TAHUN BERJALAN (PPh
PASAL 25)
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, BEA
PEROLEHAN ATAS HAK TANAH DAN
BANGUNAN & BEA METERAI
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 21/26
• Saat Terutang PPh Pasal 21/26 (Pasal 21 Peraturan
Dirjen Pajak - PER - 31/PJ/2009, 25 Mei 2009):
1) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi
Penerima Penghasilan pada saat dilakukan pembayaran
atau pada saat terutangnya penghasilan yang
bersangkutan.
2) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi
Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk
setiap masa pajak.
3) Saat terutang untuk setiap masa pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) adalah akhir bulan dilakukannya
pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya
penghasilan yang bersangkutan.
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 21/26
Ilustrasi Kasus:
Ahmad Zakaria, ber-NPWP, pada tahun 2009 bekerja pada perusahaan PT Zamrud Abadi dengan
memperoleh gaji sebulan Rp 2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Ahmad
menikah tetapi belum mempunyai anak. Penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :
Gaji sebulan Rp 2.500.000,00
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan :
5% x Rp 2.500.000,00 Rp 125.000,00
2. Iuran pensiun Rp 100.000,00
Rp 225.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp 2.275.000,00
Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 2.275.000,00 Rp 27.300.000,00
PTKP setahun
- untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00
- tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00
Rp 17.160.000,00
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 10.140.000,00
PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 10.140.000,00= Rp 507.000,00
PPh Pasal 21 sebulan Rp 507.000,00 : 12 = Rp 42.250,00
Jurnal Akuntansi:
1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan:
Biaya Gaji 2.500.000
Iuran Pensiun Terutang 100.000
PPh Pasal 21 Terutang 42.250
Kas dan Bank 2.357.750
2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via bank:
PPh Pasal 21 Terutang 42.250
Iuran Pensiun Terutang 100.000
Kas dan Bank 142.250
Jurnal Akuntansi:
1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan:
Biaya Gaji 2.500.000
Iuran Pensiun Terutang 100.000
PPh Pasal 21 Terutang 42.250
Kas dan Bank 2.357.750
2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via bank:
PPh Pasal 21 Terutang 42.250
Iuran Pensiun Terutang 100.000
Kas dan Bank 142.250
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 21/26
Ilustrasi Kasus:
Karyawati Ken Prameswari (tidak kawin), ber-NPWP, bekerja pada PT Prabu Kedaton dengan
memperoleh gaji sebesar Rp 2.750.000,00 sebulan. Perusahaan ikut dalam program jamsostek. Premi
Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dan Iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh
pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,00%, 0,30% dan 3,70% dari gaji. Prameswari
membayar iuran Pensiun Rp 50.000,00 dan iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji untuk setiap
bulan.
Perhitungan PPh Pasal 21/bulan:
Gaji setahun (12xRp 2.750.000,00) = Rp 33.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 12 x Rp 27.500,00 = Rp 330.000,00
Premi Jaminan Kematian12 x Rp 8.250,00 = Rp 99.000,00
Jumlah Rp 33.429.000,00
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan
5% x Rp 33.429.000,00= Rp 1.671.450,00
2. Iuran pensiun setahun
12 x Rp 50.000,00= Rp 600.000,00
3. Iuran Jaminan Hari Tua
12 x Rp 55.000,00= Rp 660.000,00
Jumlah Rp 2.931.450,00
Penghasilan neto setahun = Rp 30.497.550,00
PTKP
- untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00
Penghasilan Kena Pajak Rp 14.657.550,00
Pembulatan Rp 14.657.000,00
PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 14.657.000,00= Rp 732.850,00
Bagaimana jurnal akuntansi atas PPh Pasal 21 di atas?Bagaimana jurnal akuntansi atas PPh Pasal 21 di atas?
Pembahasan:
Jurnal Akuntansi:
1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan:
Biaya Gaji 2.750.000
Biaya Asuransi- JKK 27.500
Biaya Asuransi- Jaminan Kematian 8.250
Asuransi- JKK Terutang 27.500
Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250
Iuran Pensiun Terutang 50.000
Iuran JHT Terutang 55.000
PPh Pasal 21 Terutang 732.850
Kas dan Bank 1.912.150
2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via
bank:
PPh Pasal 21 Terutang 732.850
Asuransi- JKK Terutang 27.500
Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250
Iuran Pensiun Terutang 50.000
Iuran JHT Terutang 55.000
Kas dan Bank 873.600
Jurnal Akuntansi:
1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan:
Biaya Gaji 2.750.000
Biaya Asuransi- JKK 27.500
Biaya Asuransi- Jaminan Kematian 8.250
Asuransi- JKK Terutang 27.500
Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250
Iuran Pensiun Terutang 50.000
Iuran JHT Terutang 55.000
PPh Pasal 21 Terutang 732.850
Kas dan Bank 1.912.150
2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via
bank:
PPh Pasal 21 Terutang 732.850
Asuransi- JKK Terutang 27.500
Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250
Iuran Pensiun Terutang 50.000
Iuran JHT Terutang 55.000
Kas dan Bank 873.600
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 22
• SAAT TERUTANG PPH PASAL 22 (Keputusan Menteri Keuangan Nomor
254/KMK.03/2001):
– Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang terutang dan dilunasi
bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk.
– Dalam hal pembayaran Bea Masuk atas impor barang ditunda atau
dibebaskan, maka Pajak Penghasilan Pasal 22 terutang dan dilunasi pada
saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
– Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh Direktorat Jenderal
Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik di tingkat Pemerintah Pusat
maupun di tingkat Pemerintah Daerah, yang melakukan pembayaran atas
pembelian barang dan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah, yang melakukan pembelian barang dengan dana yang bersumber
dari belanja negara (APBN) dan atau belanja daerah (APBD), terutang dan
dipungut pada saat pembayaran.
– Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi oleh Badan usaha
yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri
baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan
Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri, terutang dan
dipungut pada saat penjualan (industri rokok mulai 1 Januari 2009  tidak
ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22, lihat PMK 210/PMK.03/2008).
– Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi atau penyerahan
barang oleh Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam
bidang bahan bakar minyak jenis premix, super TT dan gas atas penjualan
hasil produksinya, dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah
Pengeluaran Barang (delivery order).
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 22
• Ilustrasi Kasus:
PT Blora adalah produsen semen Empat Roda dan menjual semen kepada PT Jaya,
distributor semen, senilai Rp 400.000.000 secara tunai. Tarif PPh Pasal 22 atas
penjualan sebesar 0,25% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
• Jurnal oleh PT Blora selaku Pemungut PPh 22:
– Saat terjadi transaksi:
Kas dan Bank Rp 401.000.000
PPh pasal 22 terutang 1.000.000
Penjualan 400.000.000
– Saat penyetoran PPh Pasal 22:
PPh pasal 22 terutang Rp 1.000.000
Kas dan Bank 1.000.000
• Jurnal oleh PT Jaya selaku Pihak yang Dipungut:
– Saat terjadi transaksi:
Pembelian Rp 400.000.000
PPh pasal 22-Dibayar dimuka 1.000.000
Kas dan Bank 400.000.000
– Saat pengkreditan PPh Pasal 22 di PPh Badan terutang akhir tahun:
PPh terutang Rp 1.000.000
PPh pasal 22-Dibayar dimuka 1.000.000
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 23
• SAAT TERUTANG PPH PASAL 23:
– Ketentuan sebelum 1 Januari 2009:
Pemotongan Pajak Penghasilan oleh pihak-pihak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 Undang-undang Pajak Penghasilan, terutang pada akhir
bulan dilakukannya pembayaran atau akhir bulan terutangnya
penghasilan yang bersangkutan, tergantung peristiwa yang terjadi
terlebih dahulu (Peraturan Pemerintah No.138 Tahun 2000).
– Ketentuan sejak 1 Januari 2009:
“Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk
apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah
jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak
badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib
membayarkan….” (Pasal 23 UU Nomor 36 Tahun 2008).
– Note:
Selama ini banyak terjadi sengketa antara Wajib Pajak dengan Fiskus
dalam hal kapan saat terutang PPh Pasal 23, dimana menurut Undang-
undang PPh yang berlaku sekarang PPh Pasal 23 terutang pada saat
mana yang lebih dahulu terjadi apakah dilakukan pembayaran atau
dibebankan sebagai biaya, sementara sebagian Wajib Pajak memotong
PPh Pasal 23 pada saat adanya pembayaran.
Ilustrasi Kasus PPh Pasal 23
• PT Naroda meminjam dana sebesar Rp 1 miliar kepada PT ABC, bukan bank,
dengan tingkat bunga 10% per tahun dengan pembayaran tiap tengah tahun
(semi annual).
• Atas pembayaran bunga pinjaman sebesar Rp 50 juta tiap semester, maka
jurnal yang terkait:
• Bagi PT Naroda (pihak yang membayar):
– Saat pembayaran bunga:
Biaya bunga 50.000.000
PPh Pasal 23 terutang 7.500.000
Kas dan Bank 42.500.000
– Saat menyetor PPh Pasal 23 ke kas negara:
PPh Pasal 23 terutang 7.500.000
Kas dan bank 7.500.000
• Bagi PT ABC (pihak yang menerima penghasilan bunga):
– Saat pembayaran bunga:
Kas dan bank 42.750.000
PPh Pasal 23 – Dibayar dimuka 7.500.000
Penghasilan bunga pinjaman 50.000.000
– Saat mengkreditkan PPh Pasal 23 ke PPh Badan terutang akhir tahun:
• PPh Badan terutang 7.500.000
PPh Pasal 23-dibayar dimuka 7.500.000
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 4(2)
Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:
a) penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi
dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
b) penghasilan berupa hadiah undian;
c) penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif
yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang
diterima oleh perusahaan modal ventura;
d) penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah
dan bangunan; dan
e) penghasilan tertentu lainnya;
yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah
(Pasal 4 ayat 2 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008).
Ilustrasi Kasus-PPh PASAL 4(2)
PT Aman membayar sewa bangunan sebesar Rp
50.000.000 kepada PT XYZ. Atas sewa bangunan
dikenakan PPh final 10%.
Jurnal yang terkait dengan transaksi di atas:
1)Pihak yang membayar sewa:
Beban sewa bangunan Rp 50.000.000
PPh Final –Terutang 5.000.000
Kas dan Bank 45.000.000
2) Pihak yang menerima penghasilan:
Kas dan Bank Rp 45.000.000
Beban PPh Final 5.000.000  not creditable
Penghasilan Sewa Bangunan Rp 50.000.000
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 25
 Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak
Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:
 Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22; dan
 Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,
dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
 Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk
bulan-bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
disampaikan sebelum batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan sama dengan besarnya angsuran pajak untuk
bulan terakhir tahun pajak yang lalu.
 Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak untuk
tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan
surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah
bulan penerbitan surat ketetapan pajak.
Pasal 25 ayat (1), (2), (4) UU PPh No.36 Tahun 2008.
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 25
Tuan Andi, WP OP, memiliki data Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2009 sbb:
Pajak Penghasilan Terutang Rp 50.000.000,00
Dikurangi:
Pajak Penghasilan yang dipotong pemberi Kerja (Pasal 21) Rp15.000.000,00
Pajak Penghasilan yang dipungut oleh pihak lain (Pasal 22) Rp10.000.000,00
Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak lain (Pasal 23) Rp 2.500.000,00
Kredit Pajak Penghasilan luar negeri (Pasal 24) Rp7.500.000,00 (+)
Jumlah kredit pajak Rp35.000.000,00 (-)
Selisih Rp15.000.000,00
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk tahun
2010 adalah sebesar Rp1.250.000,00 (Rp15.000.000,00 dibagi 12).
1)Jurnal pada saat penyetoran PPh Pasal 25 setiap bulan:
PPh Pasal 25-dibayar dimuka Rp 1.250.000
Kas dan bank Rp 1.250.000
2) Jurnal pada saat mengkreditkan PPh Pasal 25 di akhir tahun:
PPh Badan-Terutang Rp 15.000.000
PPh Pasal 25-dibayar dimuka Rp 15.000.000
AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
1) Pencatatan akuntansi yang harus diperhatikan adalah:
 Akun Pajak Masukan (Value Added Tax – In / VAT-in)
Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang dibayar atau
dipungut atas terjadinya transaksi pembelian BKP dan
JKP.
 Akun Pajak Keluaran
Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang wajib
dipungut atas penyerahan BKP dan JKP kepada pihak lain.
1)Beberapa kemungkinan transaksi perolehan dan
penyerahan BKP/JKP antara lain perolehan secara tunai
dan secara kredit, terdapat diskon atau tidak, terjadinya
retur barang atau tidak, terjadi penggantian FP yang
mengakibatkan pembetulan SPT Masa PPN, dll.
2)Pemahaman saat terutang dan saat paling lambat
penerbitan FP, khususnya FP standar menjadi hal penting
yang harus diperhatikan oleh Wajib Pajak untuk
melakukan pembukuan terkait dengan PPN secara benar.
AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
1) Pencatatan akuntansi yang harus diperhatikan adalah:
 Akun Pajak Masukan (Value Added Tax – In / VAT-in)
Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang dibayar atau
dipungut atas terjadinya transaksi pembelian BKP dan
JKP.
 Akun Pajak Keluaran
Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang wajib
dipungut atas penyerahan BKP dan JKP kepada pihak lain.
1)Beberapa kemungkinan transaksi perolehan dan
penyerahan BKP/JKP antara lain perolehan secara tunai
dan secara kredit, terdapat diskon atau tidak, terjadinya
retur barang atau tidak, terjadi penggantian FP yang
mengakibatkan pembetulan SPT Masa PPN, kompensasi
PPN lebih bayar ke masa berikutnya.
2)Pemahaman saat terutang dan saat paling lambat
penerbitan FP, khususnya FP standar menjadi hal penting
yang harus diperhatikan oleh Wajib Pajak untuk
melakukan pembukuan terkait dengan PPN secara benar.
Ilustrasi Akuntansi Pajak untuk PPN
• PT ABC, telah PKP, melakukan penjualan barang secara tunai, diskon 10%,
kepada PT XYZ dengan harga jual sebesar Rp 100 juta.
– Harga jual Rp 100.000.000
– Potongan tunai Rp 10.000.000
– Jumlah Pembayaran Rp 90.000.000
– PPN (10%) Rp 9.000.000
• Potongan harga yang tercantum dalam FP Standar dapat mengurangi
dasar pengenaan PPN. Ayat jurnal terkait:
• Bagi PT ABC selaku penjual:
Kas Rp 99.000.000
Potongan Penjualan 10.000.000
Penjualan 100.000.000
Pajak Keluaran 9.000.000
• Bagi PT XYZ selaku pembeli:
Pembelian-net Rp 90.000.000
Pajak Masukan 9.000.000
Kas Rp 99.000.000
Ilustrasi Akuntansi Pajak untuk PPN
• Masih melanjutkan kasus sebelumnya, jika PT ABC juga melakukan
pembelian barang secara tunai kepada PT FGH dengan harga jual sebesar
Rp 88 juta termasuk PPN, maka jurnal terkait:
• Bagi PT ABC selaku pembeli:
Pembelian-net Rp 80.000.000
Pajak Masukan 8.000.000
Kas Rp 88.000.000
• Jika pajak keluaran dan pajak masukan PT ABC pada
dilaporkan pada SPT Masa PPN yang sama, maka pencatatan
akuntansi untuk menunjukkan selisih kurang atau lebih bayar
PPN sebagai berikut:
Pajak Keluaran Rp 9.000.000
Pajak Masukan Rp 8.000.000
PPN Terutang Rp 1.000.000
• Selanjutnya, penyetoran PPN terutang ke kas negara:
PPN terutang Rp 1.000.000
Kas dan Bank Rp 1.000.000
AKUNTANSI PAJAK: PERLAKUAN BPHTB ATAS
PEROLEHAN TANAH & BANGUNAN
(Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-01/PJ.42/2002 )
• BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan
dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan, dapat dikurangkan sebagai biaya
dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak melalui
amortisasi hak atas tanah sepanjang hak atas tanah
tersebut dapat diamortisasi sesuai ketentuan Pasal 11A Undang-
undang Pajak Penghasilan;
• BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan
dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan dapat dikurangkan sebagai biaya
dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak melalui
penyusutan bangunan tersebut sesuai ketentuan Pasal 11
Undang-undang Pajak Penghasilan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAMahyuni Bjm
 
Audit Program Cash Opname
Audit Program Cash OpnameAudit Program Cash Opname
Audit Program Cash Opnamenazilah_ laila
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanSujatmiko Wibowo
 
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAAkuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAMahyuni Bjm
 
utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2DIANA LESTARI
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoAbdul Hamid
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualFair Nurfachrizi
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAMahyuni Bjm
 
akuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutakuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutAsep suryadi
 
Penghapusan piutang
Penghapusan piutangPenghapusan piutang
Penghapusan piutangsansantika_
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015PPA FEUI
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 

Was ist angesagt? (20)

Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
 
Audit Program Cash Opname
Audit Program Cash OpnameAudit Program Cash Opname
Audit Program Cash Opname
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
Akuntansi Pensiun
Akuntansi PensiunAkuntansi Pensiun
Akuntansi Pensiun
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
 
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAAkuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
 
utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
Liabilitas SR
Liabilitas  SRLiabilitas  SR
Liabilitas SR
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
akuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutakuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungut
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
Penghapusan piutang
Penghapusan piutangPenghapusan piutang
Penghapusan piutang
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 

Andere mochten auch

MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21PELANGI ANGGITA
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Asep suryadi
 
3.KUP...Surat Pemberitahuan (SPTt)
3.KUP...Surat Pemberitahuan (SPTt)3.KUP...Surat Pemberitahuan (SPTt)
3.KUP...Surat Pemberitahuan (SPTt)KhairilJaa
 
(Cepat) Perhitungan pajak
(Cepat) Perhitungan pajak(Cepat) Perhitungan pajak
(Cepat) Perhitungan pajakRetna Rindayani
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21Fitri Bersahabat
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukankaromah95
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakansulkhi
 
Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)Vivi Silvia
 
prosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganprosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganAsep suryadi
 
akuntansi pajak atas piutang
akuntansi pajak atas piutangakuntansi pajak atas piutang
akuntansi pajak atas piutangrisfanpratama
 
Bab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakanBab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakandessayti
 
Bagian 1 slide - pengantar perpajakan-revisi
Bagian 1  slide - pengantar perpajakan-revisiBagian 1  slide - pengantar perpajakan-revisi
Bagian 1 slide - pengantar perpajakan-revisiAsep suryadi
 
Buku p ph upload
Buku p ph uploadBuku p ph upload
Buku p ph uploadharsela
 

Andere mochten auch (20)

Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
Akuntansi pajak
Akuntansi pajakAkuntansi pajak
Akuntansi pajak
 
Akuntansi pajak...
Akuntansi pajak...Akuntansi pajak...
Akuntansi pajak...
 
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
 
MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22
 
3.KUP...Surat Pemberitahuan (SPTt)
3.KUP...Surat Pemberitahuan (SPTt)3.KUP...Surat Pemberitahuan (SPTt)
3.KUP...Surat Pemberitahuan (SPTt)
 
(Cepat) Perhitungan pajak
(Cepat) Perhitungan pajak(Cepat) Perhitungan pajak
(Cepat) Perhitungan pajak
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21
 
Pembukuan dan pencatatan
Pembukuan dan pencatatanPembukuan dan pencatatan
Pembukuan dan pencatatan
 
konsultan pajak info
konsultan pajak infokonsultan pajak info
konsultan pajak info
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukan
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakan
 
Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)
 
prosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganprosedur audit keuangan
prosedur audit keuangan
 
akuntansi pajak atas piutang
akuntansi pajak atas piutangakuntansi pajak atas piutang
akuntansi pajak atas piutang
 
Bab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakanBab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakan
 
Bagian 1 slide - pengantar perpajakan-revisi
Bagian 1  slide - pengantar perpajakan-revisiBagian 1  slide - pengantar perpajakan-revisi
Bagian 1 slide - pengantar perpajakan-revisi
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Buku p ph upload
Buku p ph uploadBuku p ph upload
Buku p ph upload
 

Ähnlich wie pengantar Akuntansi perpajakan

akuntansi pajak pertemuan 01-02 pengertian
akuntansi pajak pertemuan 01-02 pengertianakuntansi pajak pertemuan 01-02 pengertian
akuntansi pajak pertemuan 01-02 pengertianAmiLaksmi2
 
Pertemuan 2 .pptx
Pertemuan 2 .pptxPertemuan 2 .pptx
Pertemuan 2 .pptxSaveFile1
 
MATERI KOMPREHENSIF PAJAK- MANAJEMEN PAJAK.pptx
MATERI KOMPREHENSIF PAJAK-  MANAJEMEN PAJAK.pptxMATERI KOMPREHENSIF PAJAK-  MANAJEMEN PAJAK.pptx
MATERI KOMPREHENSIF PAJAK- MANAJEMEN PAJAK.pptxDjenniSasmitaMA
 
Chastulus saguruwjuw 191600153 rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fi...
Chastulus saguruwjuw 191600153 rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fi...Chastulus saguruwjuw 191600153 rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fi...
Chastulus saguruwjuw 191600153 rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fi...ChastulusSaguruwjuw
 
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan (1).pptx
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan (1).pptxManajemen-Pajak-seminar-perpajakan (1).pptx
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan (1).pptxMuhammadElvian1
 
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan.pptx
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan.pptxManajemen-Pajak-seminar-perpajakan.pptx
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan.pptxMayshinMerianaTampub
 
PPT Pengertian dan perbedaan Tax Review & Tax Planning.pdf
PPT Pengertian dan perbedaan Tax Review & Tax Planning.pdfPPT Pengertian dan perbedaan Tax Review & Tax Planning.pdf
PPT Pengertian dan perbedaan Tax Review & Tax Planning.pdfyansugondo1
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
Gambaran umum pp_71_tahun_2010_untuk_sosialisasi_070711_final
Gambaran umum pp_71_tahun_2010_untuk_sosialisasi_070711_finalGambaran umum pp_71_tahun_2010_untuk_sosialisasi_070711_final
Gambaran umum pp_71_tahun_2010_untuk_sosialisasi_070711_finalNANDA MEDYA
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskalguest841855
 
1. Pembukuan dan Pencatatan 290817.ppt
1. Pembukuan dan Pencatatan 290817.ppt1. Pembukuan dan Pencatatan 290817.ppt
1. Pembukuan dan Pencatatan 290817.pptRadhialKautsar
 
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptxWakhyudi
 
Bab 1 konsep akuntansi pajak
Bab 1 konsep akuntansi pajakBab 1 konsep akuntansi pajak
Bab 1 konsep akuntansi pajakRamdani Kurnia
 
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting TaxPembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting TaxFajri A
 
02 laporan keuangan_komersial_dan_fiskal (1)
02 laporan keuangan_komersial_dan_fiskal (1)02 laporan keuangan_komersial_dan_fiskal (1)
02 laporan keuangan_komersial_dan_fiskal (1)SiscaSantika
 

Ähnlich wie pengantar Akuntansi perpajakan (20)

akuntansi pajak pertemuan 01-02 pengertian
akuntansi pajak pertemuan 01-02 pengertianakuntansi pajak pertemuan 01-02 pengertian
akuntansi pajak pertemuan 01-02 pengertian
 
Pertemuan 2 .pptx
Pertemuan 2 .pptxPertemuan 2 .pptx
Pertemuan 2 .pptx
 
MATERI KOMPREHENSIF PAJAK- MANAJEMEN PAJAK.pptx
MATERI KOMPREHENSIF PAJAK-  MANAJEMEN PAJAK.pptxMATERI KOMPREHENSIF PAJAK-  MANAJEMEN PAJAK.pptx
MATERI KOMPREHENSIF PAJAK- MANAJEMEN PAJAK.pptx
 
Chastulus saguruwjuw 191600153 rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fi...
Chastulus saguruwjuw 191600153 rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fi...Chastulus saguruwjuw 191600153 rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fi...
Chastulus saguruwjuw 191600153 rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fi...
 
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan (1).pptx
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan (1).pptxManajemen-Pajak-seminar-perpajakan (1).pptx
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan (1).pptx
 
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan.pptx
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan.pptxManajemen-Pajak-seminar-perpajakan.pptx
Manajemen-Pajak-seminar-perpajakan.pptx
 
PPT Pengertian dan perbedaan Tax Review & Tax Planning.pdf
PPT Pengertian dan perbedaan Tax Review & Tax Planning.pdfPPT Pengertian dan perbedaan Tax Review & Tax Planning.pdf
PPT Pengertian dan perbedaan Tax Review & Tax Planning.pdf
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1
INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1
INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1
 
Spn
SpnSpn
Spn
 
Gambaran umum pp_71_tahun_2010_untuk_sosialisasi_070711_final
Gambaran umum pp_71_tahun_2010_untuk_sosialisasi_070711_finalGambaran umum pp_71_tahun_2010_untuk_sosialisasi_070711_final
Gambaran umum pp_71_tahun_2010_untuk_sosialisasi_070711_final
 
Spn
SpnSpn
Spn
 
Gambaran-Umum-.pptx
Gambaran-Umum-.pptxGambaran-Umum-.pptx
Gambaran-Umum-.pptx
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
 
1. Pembukuan dan Pencatatan 290817.ppt
1. Pembukuan dan Pencatatan 290817.ppt1. Pembukuan dan Pencatatan 290817.ppt
1. Pembukuan dan Pencatatan 290817.ppt
 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
 
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
 
Bab 1 konsep akuntansi pajak
Bab 1 konsep akuntansi pajakBab 1 konsep akuntansi pajak
Bab 1 konsep akuntansi pajak
 
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting TaxPembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
 
02 laporan keuangan_komersial_dan_fiskal (1)
02 laporan keuangan_komersial_dan_fiskal (1)02 laporan keuangan_komersial_dan_fiskal (1)
02 laporan keuangan_komersial_dan_fiskal (1)
 

Mehr von Asep suryadi

perpajakan internasional
 perpajakan internasional  perpajakan internasional
perpajakan internasional Asep suryadi
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
 
Ppn dan p pn bm uu no 42 tahun 2009
Ppn dan p pn bm uu no 42  tahun 2009Ppn dan p pn bm uu no 42  tahun 2009
Ppn dan p pn bm uu no 42 tahun 2009Asep suryadi
 
penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 Asep suryadi
 
Akuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesananAkuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesananAsep suryadi
 
Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1Asep suryadi
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Asep suryadi
 
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)Asep suryadi
 
Pengantar akuntasi biaya bab 1
Pengantar akuntasi biaya bab 1Pengantar akuntasi biaya bab 1
Pengantar akuntasi biaya bab 1Asep suryadi
 
Penghasilan PPH orang pribadi
Penghasilan PPH orang pribadiPenghasilan PPH orang pribadi
Penghasilan PPH orang pribadiAsep suryadi
 
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-okeBagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-okeAsep suryadi
 
pengantar staistik ukuran letak
pengantar staistik ukuran letakpengantar staistik ukuran letak
pengantar staistik ukuran letakAsep suryadi
 
matematika keuangan bunga majemuk
matematika keuangan bunga majemukmatematika keuangan bunga majemuk
matematika keuangan bunga majemukAsep suryadi
 
matematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunai
matematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunaimatematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunai
matematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunaiAsep suryadi
 
matematika keuangan bunga sederhana
matematika keuangan bunga sederhanamatematika keuangan bunga sederhana
matematika keuangan bunga sederhanaAsep suryadi
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...Asep suryadi
 
Proses banding dengan acara biasa (hukum pajak)
Proses banding dengan acara biasa (hukum pajak)Proses banding dengan acara biasa (hukum pajak)
Proses banding dengan acara biasa (hukum pajak)Asep suryadi
 
pengantar statistik
 pengantar statistik pengantar statistik
pengantar statistikAsep suryadi
 

Mehr von Asep suryadi (20)

perpajakan internasional
 perpajakan internasional  perpajakan internasional
perpajakan internasional
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Ppn dan p pn bm uu no 42 tahun 2009
Ppn dan p pn bm uu no 42  tahun 2009Ppn dan p pn bm uu no 42  tahun 2009
Ppn dan p pn bm uu no 42 tahun 2009
 
penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23
 
Akuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesananAkuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesanan
 
Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
 
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
Istilah dan prilaku biaya (akuntasi biaya bab 2)
 
Pengantar akuntasi biaya bab 1
Pengantar akuntasi biaya bab 1Pengantar akuntasi biaya bab 1
Pengantar akuntasi biaya bab 1
 
Penghasilan PPH orang pribadi
Penghasilan PPH orang pribadiPenghasilan PPH orang pribadi
Penghasilan PPH orang pribadi
 
PPN dan PPnbm
PPN dan PPnbmPPN dan PPnbm
PPN dan PPnbm
 
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-okeBagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
 
pengantar staistik ukuran letak
pengantar staistik ukuran letakpengantar staistik ukuran letak
pengantar staistik ukuran letak
 
matematika keuangan bunga majemuk
matematika keuangan bunga majemukmatematika keuangan bunga majemuk
matematika keuangan bunga majemuk
 
matematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunai
matematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunaimatematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunai
matematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunai
 
matematika keuangan bunga sederhana
matematika keuangan bunga sederhanamatematika keuangan bunga sederhana
matematika keuangan bunga sederhana
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
Proses banding dengan acara biasa (hukum pajak)
Proses banding dengan acara biasa (hukum pajak)Proses banding dengan acara biasa (hukum pajak)
Proses banding dengan acara biasa (hukum pajak)
 
pengantar statistik
 pengantar statistik pengantar statistik
pengantar statistik
 
statistik
statistik statistik
statistik
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 

pengantar Akuntansi perpajakan

  • 2. 2 PEMBUKUAN DALAM PERSPEKTIF PERPAJAKAN • Definisi Akuntansi & Akuntansi Perpajakan • Pembukuan dalam Perspektif Pajak – Pasal 28 UU No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan • Stelses Kas dan Stelsel Akrual Dalam Pembukuan • Siklus Akuntansi
  • 3. Definisi Akuntansi “Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions— in making reasoned choices among alternative courses of action.” (Statement of the Accounting Principles Board No. 4, p. 40)
  • 4. 4 DEFINISI AKUNTANSIDEFINISI AKUNTANSI PERPAJAKANPERPAJAKAN Niswonger dan Fees (Accounting Principles, 2007): Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai bagian dari akuntansi yang menekankan kepada penyusunan surat pemberitahuan pajak (tax return) dan pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan (tax compliance).
  • 6. PENGERTIAN PEMBUKUAN MELIPUTI  Harta  Kewajiban  Modal  Penghasilan dan Biaya  Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa Proses Pencatatan secara teratur untuk mengumpulkan DATA dan INFORMASI KEUANGAN Dengan menyusun LAPORAN KEUANGAN (NERACA & LABA RUGI) Untuk periode Tahun Pajak tersebut Pasal 1 angka 29 UU KUP
  • 7. KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2007 - 2008KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2007 - 2008 Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. PMK No.01/PMK.03/2007 WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS, PEREDARAN BRUTO DALAM 1 (SATU) TAHUN >= 1,8 MILIAR WAJIB PAJAK BADAN DI INDONESIA WAJIB MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
  • 8. KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DSTKEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008 WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS, PEREDARAN BRUTO DALAM SATU TAHUN >= 4,8 MILIAR WAJIB PAJAK BADAN DI INDONESIA WAJIB MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
  • 9. KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DSTKEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008 KEWAJIBAN PEMBUKAN Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang- undang perpajakan menentukan lain (Pasal 28 ayat 7 UU KUP No.28 Tahun 2007)
  • 10. DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2007 - 2008 DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2007 - 2008 Pasal 28 ayat (2) UU KUP WP ORANG PRIBADI YG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA/ PEKERJAAN BEBAS YG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DGN MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO  PEREDARAN BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN KURANG DARI Rp 1.800.000.000,00 (PMK NO. 01/PMK.03/2007) TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN WP ORANG PRIBADI YG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS
  • 11. DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2009 - DST DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2009 - DST Pasal 28 ayat (2) UU KUP WP ORANG PRIBADI YG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA/ PEKERJAAN BEBAS YG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DGN MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO  PEREDARAN BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN KURANG DARI Rp 4.800.000.000,00 (Ps. 14 ayat (2) UU PPh No.36 Th 2008) TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN WP ORANG PRIBADI YG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS
  • 12.  Harus memperhatikan itikad baik  Mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha sebenarnya  Diselenggarakan di Indonesia  Huruf latin  Angka Arab  Satuan mata uang Rupiah  Bahasa Indonesia atau Bahasa Asing yang diizinkan Menteri Keuangan yaitu bahasa Inggris  Diselenggarakan dgn prinsip taat asas dan dgn stelsel akrual atau stelsel kas  Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,kewajiban, modal, penghasilan & biaya, serta penjualan & pembelian (sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang) SYARAT PEMBUKUANSYARAT PEMBUKUAN Pasal 28 ayat (3), (4), (5), (7) UU KUP
  • 13. PERUBAHAN THN BUKU DAN/ATAU METODE PEMBUKUANPERUBAHAN THN BUKU DAN/ATAU METODE PEMBUKUAN TAHUN BUKU METODE PEMBUKUAN, misal :  Pengakuan Penghasilan & biaya  Metode Penyusutan Aktiva Tetap  Metode Penilaian Persediaan  Harus mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pajak  Diajukan sebelum dimulainya tahun buku yang bersangkutan dengan alasan-alasan perubahan Pasal 28 ayat (6) UU KUP PERUBAHAN
  • 14. PENGERTIAN PENCATATANPENGERTIAN PENCATATAN PENGUMPULAN DATA SECARA TERATUR tentang  Peredaran atau penerimaan bruto dan atau;  Penghasilan bruto SEBAGAI DASAR UNTUK MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG, (termasuk Penghasilan yg bukan objek pajak dan/atau yg dikenakan pajak yg bersifat final) SEBAGAI DASAR UNTUK MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG, (termasuk Penghasilan yg bukan objek pajak dan/atau yg dikenakan pajak yg bersifat final) Pasal 28 ayat (9) UU KUP
  • 15. KEWAJIBAN PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMENKEWAJIBAN PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN BADAN ORANG PRIBADI Pasal 28 ayat (11) UU KUP PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN YANG MENJADI DASAR PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN & DOKUMEN LAIN TERMASUK PEMBUKUAN SECARA ELEKTRONIK/PROGRAM APLIKASI ONLINE SELAMA 10 TAHUN DI INDONESIA Tempat Kedudukan Tempat Kegiatan atau Tempat Tinggal
  • 16. KEGIATAN PENCATATANKEGIATAN PENCATATAN Pasal 28 ayat (12) UU KUP dan Peraturan Menkeu (Keputusan Dirjen Pajak KEP-520/PJ./2000) 1. WP OP YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DENGAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO 2. WP OP YANG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS PENCATATAN WAJIB DILAKUKAN SYARAT PENCATATAN 1. PENCATATAN HARUS DIBUAT LENGKAP DAN BENAR 2. DIDUKUNG DENGAN DOKUMEN ; * YANG MENJADI DASAR PENGHITUNGAN PEREDARAN ATAU PENERIMAAN BRUTO DAN ATAU PENGHASILAN BRUTO * PENGHASILAN YANG BUKAN OBJEK PAJAK DAN ATAU * PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA FINAL 3. JANGKA WAKTU PENCATATAN MELIPUTI JANGKA WAKTU 12 BULAN MULAI TANGGAL 1 JANUARI SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER
  • 17. Conceptual Framework of Accounting Objectives of Financial Reporting Qualitative Characteristics of Information Accounting Elements of Financial Statements Recognition and Measurement Concepts Assumptions Principles Constraints
  • 19. 19 PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DAN AKUNTANSI PERPAJAKAN  Prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan Laporan Keuangan  Standar Akuntansi Keuangan  Fungsi akuntansi adalah menyajikan data kuantitatif yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan  harus memenuhi tujuan kualitatif:  Relevan  Dapat dimengerti  Daya Uji  Netral  Tepat Waktu  Daya Banding  Lengkap  Batasannya: 1) manfaat lebih besar dari beban, 2) Material (cukup berarti).
  • 20. Assumptions • Economic Entity • Going Concern • Arm’s-Length Transactions • Monetary Unit • Periodicity Principles • Historical Cost • Revenue Recognition • Matching • Full Disclosure Constraints • Cost-Benefit • Materiality • Industry Practice • Conservatism Recognition, Measurement, and Reporting Recognition and Measurement Concepts
  • 21. 21 PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DAN AKUNTANSI PERPAJAKAN a) Kesatuan Ekonomi (harus ada pemisahan yg jelas antara perusahaan dengan pemilik) b) Kesinambungan Usaha (Going Concern)  Historical Cost dan Periodisasi c) Harga Pertukaran yang Obyektif / Wajar  Arm length’s Price, tidak dipengaruhi hubungan istimewa, tidak ada transfer pricing d) Mempertemukan pendapatan dan beban yang paling tepat berdasarkan Stelsel Akrual  Untuk tujuan perpajakan, stelsel akrual dan stelsel cash modified (campuran) diakui untuk penghitungan penghasilan dan biaya kena pajak. e) Konsisten  jika ada perubahan metode akuntansi / pembukuan harus diungkapkan dalam laporan keuangan  secara fiskal harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak
  • 22. What About Conservatism? The concept of conservatism can be summarized as follows: When in doubt, recognize all losses but don’t recognize any gains. The concept of conservatism can be summarized as follows: When in doubt, recognize all losses but don’t recognize any gains.
  • 23. Recognition, Measurement, and Reporting MeasurementMeasurementMeasurementMeasurement 1. Historical cost 2. Current replacement cost 3. Current market value 4. Net realizable value 5. Present (or discounted) value
  • 24. Perbandingan SPT Tahunan PPh Badan dan Laporan Keuangan Komersial NO ASPEK SPT TAHUNAN PPh BADAN LAPORAN KEUANGAN 1 Pengguna Fiskus Berbagai pengguna (Multi Users) 2 Sifat Informasi Rahasia Dapat digunakan oleh umum, khususnya untuk laporan keuangan listed company. 3 Pedoman Penyusunan Udang-Undang Perpajakan dan Peraturan Pelaksanaannya Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU): PSAK, Interpretasi PSAK, Peraturan Pemerintah untuk Industri, IFRS, buletin teknis, pedoman atau praktik konvensional, hasil riset dan pendapat ahli. 4 Mata Uang Pelaporan Wajib dalam Rupiah dan mata uang US$ sepanjang memperoleh izin dari otoritas pajak terkait. Dapat menggunakan mata uang lain selain Rupiah. Jika laporan keuangan disajikan dalam mata uang selain mata uang fungsionalnya, laporan keuangan harus lebih dahulu dilakukan remeasurement. 5 Dasar Pencatatan Transaksi Transaksi dicatat dan dilaporkan apabila memenuhi syarat dan ketentuan perpajakan. Transaksi dicatat dengan mengutamakan hakikat formal atau hukum daripada substansinya. Transaksi dicatat dengan asas substance over form. 6 Batas Waktu Penyampaian Disampaikan paling lambat 4 bulan setelah akhir tahun pajak dan dapat melakukan perpanjangan paling lama 2 bulan. Pasal 66 (1) UU No.40 Tahun 2007 “Perseroan Terbatas”, Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu 6 bulan setelah tahun buku Perseoran berakhir. Sumber: Marisi P. Purba, Akuntansi Pajak Penghasilan,2009, hal.3-4.
  • 26. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN: PPh PASAL 21/26 PPh PASAL 22 PPh PASAL 23 PPh PASAL 4(2) PAJAK PENGHASILAN TAHUN BERJALAN (PPh PASAL 25) PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, BEA PEROLEHAN ATAS HAK TANAH DAN BANGUNAN & BEA METERAI
  • 27. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 21/26 • Saat Terutang PPh Pasal 21/26 (Pasal 21 Peraturan Dirjen Pajak - PER - 31/PJ/2009, 25 Mei 2009): 1) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Penerima Penghasilan pada saat dilakukan pembayaran atau pada saat terutangnya penghasilan yang bersangkutan. 2) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk setiap masa pajak. 3) Saat terutang untuk setiap masa pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan.
  • 28. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 21/26 Ilustrasi Kasus: Ahmad Zakaria, ber-NPWP, pada tahun 2009 bekerja pada perusahaan PT Zamrud Abadi dengan memperoleh gaji sebulan Rp 2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut : Gaji sebulan Rp 2.500.000,00 Pengurangan : 1. Biaya Jabatan : 5% x Rp 2.500.000,00 Rp 125.000,00 2. Iuran pensiun Rp 100.000,00 Rp 225.000,00 Penghasilan neto sebulan Rp 2.275.000,00 Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 2.275.000,00 Rp 27.300.000,00 PTKP setahun - untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00 - tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00 Rp 17.160.000,00 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 10.140.000,00 PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 10.140.000,00= Rp 507.000,00 PPh Pasal 21 sebulan Rp 507.000,00 : 12 = Rp 42.250,00
  • 29. Jurnal Akuntansi: 1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan: Biaya Gaji 2.500.000 Iuran Pensiun Terutang 100.000 PPh Pasal 21 Terutang 42.250 Kas dan Bank 2.357.750 2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via bank: PPh Pasal 21 Terutang 42.250 Iuran Pensiun Terutang 100.000 Kas dan Bank 142.250 Jurnal Akuntansi: 1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan: Biaya Gaji 2.500.000 Iuran Pensiun Terutang 100.000 PPh Pasal 21 Terutang 42.250 Kas dan Bank 2.357.750 2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via bank: PPh Pasal 21 Terutang 42.250 Iuran Pensiun Terutang 100.000 Kas dan Bank 142.250
  • 30. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 21/26 Ilustrasi Kasus: Karyawati Ken Prameswari (tidak kawin), ber-NPWP, bekerja pada PT Prabu Kedaton dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.750.000,00 sebulan. Perusahaan ikut dalam program jamsostek. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dan Iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,00%, 0,30% dan 3,70% dari gaji. Prameswari membayar iuran Pensiun Rp 50.000,00 dan iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji untuk setiap bulan. Perhitungan PPh Pasal 21/bulan: Gaji setahun (12xRp 2.750.000,00) = Rp 33.000.000,00 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 12 x Rp 27.500,00 = Rp 330.000,00 Premi Jaminan Kematian12 x Rp 8.250,00 = Rp 99.000,00 Jumlah Rp 33.429.000,00 Pengurangan : 1. Biaya Jabatan 5% x Rp 33.429.000,00= Rp 1.671.450,00 2. Iuran pensiun setahun 12 x Rp 50.000,00= Rp 600.000,00 3. Iuran Jaminan Hari Tua 12 x Rp 55.000,00= Rp 660.000,00 Jumlah Rp 2.931.450,00 Penghasilan neto setahun = Rp 30.497.550,00 PTKP - untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00 Penghasilan Kena Pajak Rp 14.657.550,00 Pembulatan Rp 14.657.000,00 PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 14.657.000,00= Rp 732.850,00 Bagaimana jurnal akuntansi atas PPh Pasal 21 di atas?Bagaimana jurnal akuntansi atas PPh Pasal 21 di atas?
  • 31. Pembahasan: Jurnal Akuntansi: 1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan: Biaya Gaji 2.750.000 Biaya Asuransi- JKK 27.500 Biaya Asuransi- Jaminan Kematian 8.250 Asuransi- JKK Terutang 27.500 Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250 Iuran Pensiun Terutang 50.000 Iuran JHT Terutang 55.000 PPh Pasal 21 Terutang 732.850 Kas dan Bank 1.912.150 2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via bank: PPh Pasal 21 Terutang 732.850 Asuransi- JKK Terutang 27.500 Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250 Iuran Pensiun Terutang 50.000 Iuran JHT Terutang 55.000 Kas dan Bank 873.600 Jurnal Akuntansi: 1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan: Biaya Gaji 2.750.000 Biaya Asuransi- JKK 27.500 Biaya Asuransi- Jaminan Kematian 8.250 Asuransi- JKK Terutang 27.500 Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250 Iuran Pensiun Terutang 50.000 Iuran JHT Terutang 55.000 PPh Pasal 21 Terutang 732.850 Kas dan Bank 1.912.150 2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via bank: PPh Pasal 21 Terutang 732.850 Asuransi- JKK Terutang 27.500 Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250 Iuran Pensiun Terutang 50.000 Iuran JHT Terutang 55.000 Kas dan Bank 873.600
  • 32. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 22 • SAAT TERUTANG PPH PASAL 22 (Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.03/2001): – Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk. – Dalam hal pembayaran Bea Masuk atas impor barang ditunda atau dibebaskan, maka Pajak Penghasilan Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB). – Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun di tingkat Pemerintah Daerah, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang dan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang melakukan pembelian barang dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN) dan atau belanja daerah (APBD), terutang dan dipungut pada saat pembayaran. – Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi oleh Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri, terutang dan dipungut pada saat penjualan (industri rokok mulai 1 Januari 2009  tidak ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22, lihat PMK 210/PMK.03/2008). – Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak jenis premix, super TT dan gas atas penjualan hasil produksinya, dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang (delivery order).
  • 33. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 22 • Ilustrasi Kasus: PT Blora adalah produsen semen Empat Roda dan menjual semen kepada PT Jaya, distributor semen, senilai Rp 400.000.000 secara tunai. Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan sebesar 0,25% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP). • Jurnal oleh PT Blora selaku Pemungut PPh 22: – Saat terjadi transaksi: Kas dan Bank Rp 401.000.000 PPh pasal 22 terutang 1.000.000 Penjualan 400.000.000 – Saat penyetoran PPh Pasal 22: PPh pasal 22 terutang Rp 1.000.000 Kas dan Bank 1.000.000 • Jurnal oleh PT Jaya selaku Pihak yang Dipungut: – Saat terjadi transaksi: Pembelian Rp 400.000.000 PPh pasal 22-Dibayar dimuka 1.000.000 Kas dan Bank 400.000.000 – Saat pengkreditan PPh Pasal 22 di PPh Badan terutang akhir tahun: PPh terutang Rp 1.000.000 PPh pasal 22-Dibayar dimuka 1.000.000
  • 34. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 23 • SAAT TERUTANG PPH PASAL 23: – Ketentuan sebelum 1 Januari 2009: Pemotongan Pajak Penghasilan oleh pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Undang-undang Pajak Penghasilan, terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan, tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu (Peraturan Pemerintah No.138 Tahun 2000). – Ketentuan sejak 1 Januari 2009: “Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan….” (Pasal 23 UU Nomor 36 Tahun 2008). – Note: Selama ini banyak terjadi sengketa antara Wajib Pajak dengan Fiskus dalam hal kapan saat terutang PPh Pasal 23, dimana menurut Undang- undang PPh yang berlaku sekarang PPh Pasal 23 terutang pada saat mana yang lebih dahulu terjadi apakah dilakukan pembayaran atau dibebankan sebagai biaya, sementara sebagian Wajib Pajak memotong PPh Pasal 23 pada saat adanya pembayaran.
  • 35. Ilustrasi Kasus PPh Pasal 23 • PT Naroda meminjam dana sebesar Rp 1 miliar kepada PT ABC, bukan bank, dengan tingkat bunga 10% per tahun dengan pembayaran tiap tengah tahun (semi annual). • Atas pembayaran bunga pinjaman sebesar Rp 50 juta tiap semester, maka jurnal yang terkait: • Bagi PT Naroda (pihak yang membayar): – Saat pembayaran bunga: Biaya bunga 50.000.000 PPh Pasal 23 terutang 7.500.000 Kas dan Bank 42.500.000 – Saat menyetor PPh Pasal 23 ke kas negara: PPh Pasal 23 terutang 7.500.000 Kas dan bank 7.500.000 • Bagi PT ABC (pihak yang menerima penghasilan bunga): – Saat pembayaran bunga: Kas dan bank 42.750.000 PPh Pasal 23 – Dibayar dimuka 7.500.000 Penghasilan bunga pinjaman 50.000.000 – Saat mengkreditkan PPh Pasal 23 ke PPh Badan terutang akhir tahun: • PPh Badan terutang 7.500.000 PPh Pasal 23-dibayar dimuka 7.500.000
  • 36. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 4(2) Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final: a) penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi; b) penghasilan berupa hadiah undian; c) penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura; d) penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan bangunan; dan e) penghasilan tertentu lainnya; yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah (Pasal 4 ayat 2 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008).
  • 37. Ilustrasi Kasus-PPh PASAL 4(2) PT Aman membayar sewa bangunan sebesar Rp 50.000.000 kepada PT XYZ. Atas sewa bangunan dikenakan PPh final 10%. Jurnal yang terkait dengan transaksi di atas: 1)Pihak yang membayar sewa: Beban sewa bangunan Rp 50.000.000 PPh Final –Terutang 5.000.000 Kas dan Bank 45.000.000 2) Pihak yang menerima penghasilan: Kas dan Bank Rp 45.000.000 Beban PPh Final 5.000.000  not creditable Penghasilan Sewa Bangunan Rp 50.000.000
  • 38. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 25  Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:  Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan  Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.  Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk bulan-bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan sebelum batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sama dengan besarnya angsuran pajak untuk bulan terakhir tahun pajak yang lalu.  Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak untuk tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan surat ketetapan pajak. Pasal 25 ayat (1), (2), (4) UU PPh No.36 Tahun 2008.
  • 39. AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 25 Tuan Andi, WP OP, memiliki data Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2009 sbb: Pajak Penghasilan Terutang Rp 50.000.000,00 Dikurangi: Pajak Penghasilan yang dipotong pemberi Kerja (Pasal 21) Rp15.000.000,00 Pajak Penghasilan yang dipungut oleh pihak lain (Pasal 22) Rp10.000.000,00 Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak lain (Pasal 23) Rp 2.500.000,00 Kredit Pajak Penghasilan luar negeri (Pasal 24) Rp7.500.000,00 (+) Jumlah kredit pajak Rp35.000.000,00 (-) Selisih Rp15.000.000,00 Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp1.250.000,00 (Rp15.000.000,00 dibagi 12). 1)Jurnal pada saat penyetoran PPh Pasal 25 setiap bulan: PPh Pasal 25-dibayar dimuka Rp 1.250.000 Kas dan bank Rp 1.250.000 2) Jurnal pada saat mengkreditkan PPh Pasal 25 di akhir tahun: PPh Badan-Terutang Rp 15.000.000 PPh Pasal 25-dibayar dimuka Rp 15.000.000
  • 40. AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) 1) Pencatatan akuntansi yang harus diperhatikan adalah:  Akun Pajak Masukan (Value Added Tax – In / VAT-in) Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang dibayar atau dipungut atas terjadinya transaksi pembelian BKP dan JKP.  Akun Pajak Keluaran Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang wajib dipungut atas penyerahan BKP dan JKP kepada pihak lain. 1)Beberapa kemungkinan transaksi perolehan dan penyerahan BKP/JKP antara lain perolehan secara tunai dan secara kredit, terdapat diskon atau tidak, terjadinya retur barang atau tidak, terjadi penggantian FP yang mengakibatkan pembetulan SPT Masa PPN, dll. 2)Pemahaman saat terutang dan saat paling lambat penerbitan FP, khususnya FP standar menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembukuan terkait dengan PPN secara benar.
  • 41. AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) 1) Pencatatan akuntansi yang harus diperhatikan adalah:  Akun Pajak Masukan (Value Added Tax – In / VAT-in) Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang dibayar atau dipungut atas terjadinya transaksi pembelian BKP dan JKP.  Akun Pajak Keluaran Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang wajib dipungut atas penyerahan BKP dan JKP kepada pihak lain. 1)Beberapa kemungkinan transaksi perolehan dan penyerahan BKP/JKP antara lain perolehan secara tunai dan secara kredit, terdapat diskon atau tidak, terjadinya retur barang atau tidak, terjadi penggantian FP yang mengakibatkan pembetulan SPT Masa PPN, kompensasi PPN lebih bayar ke masa berikutnya. 2)Pemahaman saat terutang dan saat paling lambat penerbitan FP, khususnya FP standar menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembukuan terkait dengan PPN secara benar.
  • 42. Ilustrasi Akuntansi Pajak untuk PPN • PT ABC, telah PKP, melakukan penjualan barang secara tunai, diskon 10%, kepada PT XYZ dengan harga jual sebesar Rp 100 juta. – Harga jual Rp 100.000.000 – Potongan tunai Rp 10.000.000 – Jumlah Pembayaran Rp 90.000.000 – PPN (10%) Rp 9.000.000 • Potongan harga yang tercantum dalam FP Standar dapat mengurangi dasar pengenaan PPN. Ayat jurnal terkait: • Bagi PT ABC selaku penjual: Kas Rp 99.000.000 Potongan Penjualan 10.000.000 Penjualan 100.000.000 Pajak Keluaran 9.000.000 • Bagi PT XYZ selaku pembeli: Pembelian-net Rp 90.000.000 Pajak Masukan 9.000.000 Kas Rp 99.000.000
  • 43. Ilustrasi Akuntansi Pajak untuk PPN • Masih melanjutkan kasus sebelumnya, jika PT ABC juga melakukan pembelian barang secara tunai kepada PT FGH dengan harga jual sebesar Rp 88 juta termasuk PPN, maka jurnal terkait: • Bagi PT ABC selaku pembeli: Pembelian-net Rp 80.000.000 Pajak Masukan 8.000.000 Kas Rp 88.000.000 • Jika pajak keluaran dan pajak masukan PT ABC pada dilaporkan pada SPT Masa PPN yang sama, maka pencatatan akuntansi untuk menunjukkan selisih kurang atau lebih bayar PPN sebagai berikut: Pajak Keluaran Rp 9.000.000 Pajak Masukan Rp 8.000.000 PPN Terutang Rp 1.000.000 • Selanjutnya, penyetoran PPN terutang ke kas negara: PPN terutang Rp 1.000.000 Kas dan Bank Rp 1.000.000
  • 44. AKUNTANSI PAJAK: PERLAKUAN BPHTB ATAS PEROLEHAN TANAH & BANGUNAN (Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-01/PJ.42/2002 ) • BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak melalui amortisasi hak atas tanah sepanjang hak atas tanah tersebut dapat diamortisasi sesuai ketentuan Pasal 11A Undang- undang Pajak Penghasilan; • BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak melalui penyusutan bangunan tersebut sesuai ketentuan Pasal 11 Undang-undang Pajak Penghasilan.