Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Perhotelan modul 1 kb 1
1. A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pada bagian ini berisi tentang konsep dasar kepariwisataan. Landasan
hukum dan teori yang digunakan, mengacu kepada Undang-Undang No 10
Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Modul ini akan membantu saudara untuk
memahami Pengertian wisata, Unsur-unsur Kepariwisataan, Usaha dan Daya
Tarik Wisata, Usaha Sarana Pariwisata, , Jasa Pariwisata, dan Karakteristik
Wisatawan.
2. Relevansi
Setelah membaca modul ini, saudara akan paham bagaimana
keterkaitan antara sub bab pada Kegiatan Belajar (KB) yang ada dalam modul
ini. Pada KB 1, tergambar bagaimana konsep pariwisata itu sendiri, mulai dari
sarana dan prasarana hingga sumberdaya manusianya. Pengertian Wisata,
Unsur-unsur Kepariwisataan, Usaha dan Daya Tarik Wisata, Usaha Sarana
Pariwisata, Jasa Pariwisata dan Karakteristik Wisatawan.
3. Panduan Belajar
Modul ini terdiri dari materi pembelajaran yang dikemas dalam suatu
program pembelajaran yang terencana agar saudara dapat mempelajari materi
secara mandiri. Panduan belajar modul ini adalah sebagai berikut:
a. Pelajari uraian materi yang berupa paparan fakta/data, konsep, prinsip,
dalil, teori, prosedur, keterampilan, hukum, contoh, non contoh dan nilai-
nilai.
b. Kerjakan aktivitas forum diskusi untuk memantapkan pengetahuan,
keterampilan serta nilai dan sikap yang terkait dengan uraian materi.
c. Baca rangkuman yang merupakan sari pati dari uraian materi kegiatan
pembelajaran untuk memperkuat pencapaian tujuan kegiatan
pembelajaran.
d. Isi tes formatif untuk mengukur tingkat pemahaman dan keberhasilan pada
setiap kegiatan belajar.
2. e. Bila sudah mempelajari seluruh kegiatan belajar, kerjakan tugas akhir dan
tes sumatif untuk mengukur tingkat penguasaan Anda pada keseluruhan
modul ini.
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti KB 1, saudara diharapkan mampu menganalisis konsep
kepariwisataan
2. Sub Capaian Pembelajaran
Setelah saudara mempelajari KB 1 pada modul ini, diharapkan saudara
mampu:
a. Mengidentifikasi unsur-unsur kepariwisataan,
b. Mengklasifikasikan usaha usaha kepariwisataan .
c. Menentukan usaha dan daya tarik wisata, sesuai dengan keunikan,
keindahan dan nilai kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia
d. Mengklasifikasikan usaha sarana pariwisata
e. Mengidentifikasi Jasa Pariwisata
f. Mengidentifikasi karakteristik wisatawan
3. Pokok-pokok Materi
Adapun materi yang akan dipelajari pada KB 1 ini terdiri dari 6 topik, yaitu :
Pokok Materi
a. Pengertian wisata
b. Unsur-unsur
kepariwisataan
c. Usaha dan daya tarik
wisata
d. Usaha sarana
pariwisata
e. Jasa Pariwisata
f. Karakteristik
wisatawan
3. Saudara pembaca dan pengguna modul 1, selanjutnya kita akan masuk
ke setiap topik yang ada. Kita akan mempelajari satu persatu topik tersebut,
yang diikuti dengan beberapa contoh, sehingga memudahkan saudara untuk
memahami materi-materi tersebut, khususnya tentang konsep kepariwisataan.
4. Uraian Materi
a. Pengertian Wisata
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Undang-Undang No 10 tahun 2009
tentang Kepariwisataan).
Wisata dalam bahasa Inggris disebut tour yang secara etimologi berasal
dari kata torah (ibrani) yang berarti belajar, tornus (bahasa latin) yang berarti
alat untuk membuat lingkaran, dan dalam bahasa Perancis kuno disebut tour
yang berarti mengelilingi sirkuit. Pada umumnya orang memberi padanan kata
wisata dengan rekreasi, wisata adalah sebuah perjalanan, namun tidak semua
perjalanan dapat dikatakan wisata (Suyitno,2001).
Menurut Fandeli (2001), wisata adalah perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati objek dan daya tarik / keindahan. Selanjutnya akan kita pelajari
seperti apa karakteristik wisata itu sendiri.
1) Karakteristik Wisata
Wisata memiliki beberapa ciri/ karakteristik (Suyitno, 2001), yaitu:
a) Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku
wisata akan kembali ke tempat asalnya.
b) Melibatkan komponen-komponen wisata, misalnya sarana transportasi,
akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata dan lain-lain.
c) Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek wisata dan atraksi
wisata.
d) Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.
4. e) Tidak untuk mencari nafkah ditempat tujuan, bahkan
keberadaannya dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi
masyarakat atau daerah yang dikunjungi
2) Unsur Pokok Wisata
Semua definisi tentang wisata yang dikemukakan selalu mengandung
beberapa unsur pokok, yaitu:
a) Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari satu
tempat ke tempat lain.
b)
tempat tinggal yang biasanya; dan
c) Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari
penghidupan atau pekerjaan di tempat tujuan (Richarson dan Fluker
dalam Pitana dan Giarta, 2009).
3) Syarat-syarat Wisata
Kegiatan wisata telah menjadi bagian dari kebutuhan manusia.
Manusia sebagai mahluk hidup selalu berusaha untuk memenuhi segala
kebutuhannya. Kebutuhan manusia meliputi sandang, pangan, maupun
papan. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan menemui titik jenuh
dan lelah. Usaha untukm engembalikan stamina tubuh dan menghilangkan
rasa jenuh dan lelah tersebut, salah satu upaya yang dilakukan manusia
adalah berwisata. Suatu Daya Tarik Wisata dapat menarik untuk dikunjungi
oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerah
wisata tersebut, menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut adalah:
a) What to see
Tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda
dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut
harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat
pemandangan alam, kegiatan masyarakat setempat, kesenian dan
atraksi wisata, yang dapat dilihat dan dinikmati oleh wisatawan.
5. b) What to do
Tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan,
harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan
betah tinggal lama ditempat itu. Tempat yang dikunjungi tersebut,
dapat menjadi tempat untuk melakukan aktifitas yang memberikan
suasana menyenangkan dan rilek, seperti bisa melakukan diving,
outbond, atau bahkan melakukan aktifitas seperti aktifitas berkebun,
dan melakukan kegiatan bersama masyarakat setempat, seperti terlihat
pada gambar di bawah ini.
c) What to buy
Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama
barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh khas setempat
untuk di bawa pulang ke tempat asal wisatawan.
d) What to arrived
Maksudnya adalah aksesbilitas, bagaimana kita mengunjungi daya
tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan
berapa lama tiba di tempat tujuan wisata tersebut.
e) What to stay
Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara, selama
mereka berlibur. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel
https://images.app.goo.gl/
NpxCcyinQHsfW5n57
https://images.app.goo.gl/VoyH9jdx9k
pVusNu8
Wisatawan dapat melakukan
aktivitas menyelam di objek wisata
bawah laut
Aktivitas menanam padi yang
dilakukan anak sekolah di objek wisata
edukasi
6. berbintang atau hotel non berbintang dan sejenisnya. Saat ini
beberapa kawasan wisata menawarkan penginapan dengan ciri khas
daerah setempat, bernuansa tradisional dikenal dengan rumah heritage.
https://images.app.goo.gl/
VtdXdcPvHXgn4aMc7
https://images.app.goo.gl/
RzJ32P5u7Cyv2NeA8
Contoh Rumah Heritage Contoh penginapan modern
b. Unsur-Unsur Kepariwisataan
1) Pengertian Pariwisata
Menurut UU No 10 tahun 2009, yang dimaksud dengan pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah.
Pendapat lain tentang konsep Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah. Pariwisata ialah merupakan sesuatu perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang/sekelompok lebih orang yang memiliki beberapa tujuan, antara
lain: keinginan dalam mendapatkan kenikmatan & memenuhi rasa ingin
tahu terhadap sesuatu, baik yang berkaitan dengan kegiatan olah raga,
kesehatan, kegiatan konvensi, urusan keagamaan dan keperluan usaha
lain (Suwantoro, 2009:3).
Pendapat lain menyatakan bahwa pariwisata adalah salah satu industri
yang paling berpotensi untuk dikembangkan di Idonesia, mengingat
7. semakin meningkatnya permintaan produk wisata di Indonesia dari tahun ke
tahun (Statistik Kepariwisataan, 2018). Pariwisata menjadi pilar proses
pembangunan, karena merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang
dominan dalam kerangka pembangunan ekonomi (Wijayanti, 2017).
Menurut ilmu sosiologi, Matheison dan Wall dalam I. G. Pitana &
Gayatri (2005), mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama,
yaitu:
a) A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata
b) A static element, yaitu singgah di daerah tujuan
c) A consequential element, atau akibat dari dua hal di atas (khususnya
pada masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial- budaya
dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.
2) Pengertian Kepariwisataan
Kepariwisataan menurut UU NO 10 tahun 2009 adalah keseluruhan
kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
3) Komponen atau unsur-unsur Pariwisata
Komponen atau unsur-unsur pariwisata meliputi hal sebagai berikut:
a) Atraksi
Atraksi adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan
wisata yang merupakan daya tarik agar orang ingin berkunjung ke
suatu tempat daerah tujuan wisata. Atraksi meliputi benda yang
tersedia di alam, hasil ciptaan manusia (kebudayaan) dan tata cara
hidup dalam masyarakat. Adapun jenis-jenis atraksi wisata diantaranya:
(1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, meliputi
iklim, misalnya cuaca cerah, banyak cahaya matahari, sejuk,
kering, panas, hujan dan sebagainya.
(2) Bentuk tanah dan pemandangan
(3) Hutan belukar misalnya hutan yang luas, banyak pohon-pohon
8. (4) Fauna dan flora, seperti tanaman-tanaman yang aneh, burung-
burung, ikan, binatang buas, cagar alam, daerah perburuan dan
sebagainya.
(5) Pusat-pusat kesehatan dan termasuk dalam kelompok ini
misalnya sumber air mineral, mandi lumpur, sumber air panas,
dimana kesemuanya itu diharapkan dapat menyembuhkan macam-
macam penyakit.
(6) Hasil ciptaan manusia, dibagi menjadi empat bagian penting
yaitu benda-benda yang bersejarah dan kebudayaan dan keagamaan.
(7) Tata cara hidup masyarakat berupa tata cara hidup tradisional
dari suatu masyarakat merupakan salah satu sumber yang amat
penting untuk ditawarkankepada wisatawan. Bagaimana kebiasaan
hidupnya, adat istiadatnya semuanya merupakan daya tarik bagi
wisatawan.
b) Aksesbilitas
Aksesbilitas adalah kemudahan dalam mencapai daerah tujuan
wisata baik secara jarak geografis atau kecepatan teknis serta
tersedianya sarana transportasi ke tempat tujuan. Beberapa hal yang
mempengaruhi aksesnilitas suatu tempat adalah kondisi jalan, tarif
angkutan jenis kendaraan, jaringan transportasi, jarak tempuh dan waktu
tempuh. Semakin baik aksesbilitas suatu obyek wisata wisatawan yang
berkunjung dapat semakin banyak jumlahnya. Sebaliknya jika
aksesbilitasnya kurang baik, wisatawan akan merasakan hambatan
dalam kunjungan yang dilakukannya dalam berwisata.
c) Fasilitas
Fasilitas adalah sarana dan prasarana yang harus disediakan
oleh pengelola untuk kebutuhan wisatawan. Kebutuhan seperti
prasarana perekonomian (pengangkutan, prasarana komunikasi,
kelompok, sistem perbankan) dan prasarana sosial (sistem
pendidikan, pelayanan kesehatan, Faktor keamanan, dan pelayanan
petugas). Sarana prasarana sebagai berikut:
9. 1)) Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
menungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan
berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan
untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam.
Pariwisata dapat berupa:
2)) Prasarana umum, jalan, air bersih, terminal, lapangan udara,
komunikasi dan listrik.
3)) Prasarana yang menyangkut ketertiban dan keamanan agar
terpenuhi dengan baik
4)) Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang
memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung atau
tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung
pada kedatangan wisatawan. Sarana dapat berupa:
a)) Sarana pokok, perusahaan yang hidup dan kehidupannya
tergantung pada kedatangan wisatawan, termasuk travel
agen, transportasi, akomodasi dan restoran.
b)) Sarana pelengkap, perusahaan yang menyediakan fasilitas-
fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi
sarana pokok saja, tetapi agar wisatawan bias tinggal lebih lama.
c)) Sarana penunjang, perusahaan yang menunjang sarana
lengkap dan sarana pokok serta berfungsi agar wisatawan
bias tinggal lebih lama dan lebih banyak mengeluarkan
uangnya di obyek wisata.
4) Potensi Pariwisata
Pengertian potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (2002),
adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan
daya tarik sehingga wisatawan berminat mengunjungi tempat tersebut. Jadi
yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat
dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Potensi wisata dibagi menjadi tiga
macam, yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan dan potensi manusia.
10. a)) Potensi Alam
Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah
bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dan lainnya
(keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki
oleh alam jika dikembangkan dengan memperhatikan keadaan
lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik wisatawan untuk
berkunjung ke daya tarik wisata tersebut.
https://images.app.goo.gl/
pe99ASr6ywrSvs696
https://images.app.goo.gl/
i5GvskRJADFzwXv69
Jika kita perhatikan gambar di atas, maka dapat saudara pahami,
bahwa keindahan dan kunikan alam dapat dijadikan sebuah objek
wisata. Objek wisata alam merupakan aset yang sangat potensial, jika
kondisi objek tersebut terpelihara keasliannya.
b)) Potensi Kebudayaan
Potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia
baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan
bersejarah nenek moyang berupa bangunan, monumen, dan lain
sebagainya
11. https://images.app.goo.gl/
nQpju8izFgEpLkcBA
Festival Tabuik di Pariaman Upacara Ngaben di Bali
c)) Potensi Manusia
Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai
daya tarik wisata, lewat pementasan tarian/ pertunjukan dan pementasan
seni budaya suatu daerah.
https://images.app.goo.gl/
QQMETRLy2tpmGcLcA
https://images.app.goo.gl/
s575YtxCC87r7zZKA
Tari Topeng, Betawi Tari Saman, Aceh
5) Faktor yang mempengaruhi Pariwisata
Menurut Krippendorf (2010), motivasi seseorang melakukan perjalanan
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik yaitu faktor motivasi yang terbentuk karena adanya
kebutuhan dan keinginan manusia yang dimulai dari kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan bersosial, kebutuhan prestis,
kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan sosial dan kebutuhan aktualisasi
12. diri lebih dominan mempengaruhi seseorang untuk melakukan perjalanan
wisata. Sedangkan faktor ektrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh
faktor eksternal seperti jenuh dengan rutinitas kerja, tekanan keluarga dan
sosial serta lain-lain. Teori mengenai motivasi perjalanan wisata yang lain
disampaikan oleh Richardson & Fluker (2004), yang menyatakan bahwa
motivasi perjalanan wisata dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
pendorong (push) dan faktor penarik (pull):
a) Faktor pendorong merupakan faktor internal dalam diri individu
seseorang yang umumnya bersifat sosial psikologis seperti: melepas
rutinitas, rasa bosan, berinteraksi dengan teman dan saudara, mencari
kebersamaan, mencari sesuatu yang baru dan sebagainya.
b) Faktor penarik merupakan faktor eksternal yang melekat pada citra
destinasi, antara lain faktor keindahan atraksi, lokasi yang mudah
ditempuh, tersedianya sarana dan prasarana dan sebagainya.
Sebenarnya motivasi berwisata tidak hanya dipengaruhi oleh satu
kebutuhan saja tetapi merupakan perpaduan dari beberapa hirarki
kebutuhan dan faktor secara ekstrinsik, faktor pendorong dan faktor
penarik. Jadi motivasi seseorang dalam melakukan perjalanan wisata
sangatlah beragam.
Adapun hubungan antara wisatawan dengan masyarakat dicirikan
oleh UNESCO menjadi 4 hal yaitu :
a) Berhubungan sementara (transitory relationship), sehingga tidak ada
hubungan yang mendalam. Hubungan ini bersifat sementara, non-
repetitive (tidak berulang) sehingga sering menyebabkan pihak yang
salin berhubungan tidak memikirkan dampak interaksi mereka
terhadap interaksi di masa yang akan datang. Sehingga jarang
memunculkan rasa saling percaya (mutual trust), akibat lebih jauh
masing-masing pihak (wisatawan dan masyarakat lokal) memiliki
potensi untuk saling memeras dan membohongi.
b) Ada kendala ruang dan waktu yang menghambat hubungan.
Wisatawan yang umumnya hanya dapat berinteraksi secara intensif
hanya dengan sebagaian anggota masyarakat yang langsung
13. berhubungan terhadap pelayanan wisatawan, sedang masyarakat yang
jauh dari dari fasilitas pariwisata berhubungan kurang intensif.
Akibatnya ada kemungkinan manfaat pariwisata tidak dapat dinikmati
seluruh elemen masyarakat.
c) Di dalam mass-tourism, sebagian besar kegiatan wisata sudah berupa
paket dengan jadwal ketat, akibatnya tidak ada hubungan yang spontan
antara wisatawan dan masyarakat lokal. Dengan demikian hubungan
yang terjadi antara wisatawan dengan masyarakat hanya bersifat
transaksi ekonomi semata di dalam paket wisata yang dijual.
Hubungan antar manusia yang semula didasarkan atas keramah-
tamahan tradisional, dalam pariwisata bentuk ini berubah menjadi
keramah-tamahan yang dikomersialkan.
d) Hubungan interaksi umumnya bersifat Unequal dan unbalance (tidak
setara), pada umumnya masyarakat lokal merasa lebih inferior.
Wisatawan lebih kaya, lebih berpendidikan dan dalam suasana
berlibur, sedangkan masyarakat lokal dalam suasana melakukan
pekerjaan, penuh kewajiban dan mengharapkan uang wisatawan. Posisi
yang tidak seimbang biasanya menyebabkan hubungan eksploitatif,
atau inferior-superior. Di lain pihak, karena masyarakat lokal
mempunyai pengetahuan yang lebih baik terhadap situasi lokal
(termasuk budaya) maka wisatawan juga dapat menempati posisi
inferior dan tereksploitasi.
6) Stakeholder Kepariwisataan
Pelaku yang terlibat dalam pasar wisata sangat beragam. Meskipun
peran mereka masing massing berbeda, tetapi mutlak harus diperhitungkan
dalam perencanaan pariwisata yaitu terdiri dari wisatawan, industri
pariwisata, pendukung jasa pariwisata, pemerintah, masyarakat lokal dan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (Damanik & Weber, 2006). Adapun
para pelaku pariwisata antara lain:
14. a) Wisatawan
Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan,
perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka berdampak
langsung pada kebutuhan wisata, yang dalam hal ini permintaan wisata.
b) Industri Pariwisata
Industri pariwisata adalah salah satu pendukung kegiatan pariwisata
baik itu Jasa maupun produk pariwisata. Industri pariwisata dapat
digolongkan ke dalam dua golongan utama yaitu :
1)) Pelaku langsung, yaitu usaha-usaha yang menawarkan jasa secara
langsung kepada wisatawan atau jasanya lansung dibutuhkan oleh
wisatawan, seperti hotel, restoran, biro perjalanan, pusat informasi
wisata dan atraksi. Dalam kegiatan desa wisata pelaku langsung
yang menjadi sentral kegiatan desa wisata adalah Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) di desa wisata setempat.
2)) Pelaku tidak langsung, yakni pelaku usaha yang mengkhususkan
diri pada produk-produk yang secara tidak langsung mendukung
pariwisata, seperti usaha kerajinan tangan, lembar panduan wisata
dan lain-lain.
(a) Pendukung jasa wisata Kelompok ini adalah usaha yang tidak
secara khusus menawarkan produk dan jasa wisata tetapi
sering kali bergantung pada wisatawan pengguna jasa dan
produk ini, seperti penyedia jasa fotografi, jasa kecantikan,
olahraga dan sebagainya.
(b) Pemerintah Pelaku yang tidak kalah penting adalah pemerintah.
Pemerintah mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan
dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan
kebutuhan pariwisata serta membuat kebijakan makro yang
menjadi panduan bagi stakeholder yang lain di dalam
memainkan peranan masing-masing.
15. c) Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan
wisata, menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena
sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar
atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Oleh karena itu
peran mereka terutama tampak dalam bentuk penyediaan akomodasi
dan jasa gueding dan penyediaan tenaga kerja.
d) Lembaga Swadaya Masyarakat, baik lokal, regional maupun
internasional yang melakukan kegiatan di kawasan wisata. Bahkan jauh
sebelum pariwisata berkembang, organisasi non pemerintah ini sudah
melakukan aktivitas baik secara particular maupun bekerjasama dengan
masyarakat.
7) Dampak Kepariwisataan
Wisatawan yang datang ke sebuah destinasi dalam jangka waktu
tertentu, menggunakan sumber daya dan fasilitasnya biasanya mengeluarkan
uang untuk keperluan tertentu, kemudian meninggalkan tempat tersebut
untuk kembali ke negaranya atau daerah asal mereka
datang ke sebuah destinasi tersebut sangat banyak akan berdampak pada
kehidupan ekonomi daerah tersebut, baik langsung maupun tidak langsung.
Dampak ekonomi yang ditimbulkan dapat bersifat positif maupun
(I. G. Pitana & Putu, 2009). Cohen (dalam I. G. Pitana & Putu, 2009)
mengemukakan bahwa dampak pariwisata terhadap kondisi ekonomi
dikategorikan dalam 8 kategori sebagai berikut:
a) Dampak terhadap penerimaan devisa
Pendapatan melalui penukaran valuta asing akan menyebabkan neraca
perdagangan luar negeri suatu negara menjadi sehat. Hal ini mendorog
suatu negara mampu melakukan impor berbagai keperluan untuk
kesejahtaraan masyarakat.
b) Dampak terhadap pendapatan masyarakat
Pengeluaran wisatawan secara tidak langsung merupakan sumber
pendapatan bagi masyarakat atau perorangan yang melakukan usaha sektor
pariwisata maupun usaha lain yang terkait dengan sektor pariwisata.
16. c) Dampak terhadap kesempatan kerja
Sektor pariwisata dan seperti halnya sekto-sektor lain yang berhubungan
dengan pariwisata tidak dapat dipungkiri merupakan lapangan kerja yang
menyerap begitu banyak tenaga kerja. Karena usaha sektor pariwisata
biasanya adalah industry padat karya.
d) Dampak terhadap harga-harga
Permintaan sektor pariwisata terhadap produk lokal merupakan berkah
bagi pengusaha setempat seperti petani, nelayan, peternak, perajin
cinderamata dan pengusaha lain dalam penjualan produknya. Dengan
adanya kegiatan pariwisata, permintaan terhadap produk-produk lokal
semakin tinggi sehingga menaikkan harga jual produk-produk tersebut.
e) Dampak terhadap distribusi manfaat atau keuntungan
Tidak jarang sebuah destinasi wisata berada di lokasi terpencil (pelosok)
yang jauh dari pusat konsentrasi penduduk (kota) karena tempat dengan
kriteria tersebut dianggap memiliki daya tarik yang masih alami. Hal ini
akan membantu penyebaran konsentrasi penduduk dan penyebaran
aktifitas ekonomi dari kota ke wilayah terpencil tersebut.
f) Dampak terhadap kepemilikan dan control
Berkembanya pariwisata di suatu daerahjuga berarti ada peningkatan
kebutuhan akan sumber daya. Misalnya air, listrik, gas, dan sebagainya.
Pemerintah atau otoritas lokal yang lebih berwenang dalam pengelolaanya,
hal ini menjadi sumber pendapatan masyarakat lokal yang cukup bersar.
g) Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
Lokasi wisata di daerah pinggiran memerlukan infrastrukktur (jalan, rel
kereta, sarana komunikasi, air bersih, listrik, gas dan sebagainya) untuk
mendukungnya. Hal ini merupakan manfaat balik bagi dari kegiatan
pariwisata yang dapat dirasakan masyarakat.
h) Dampak terhadap pendapatan pemerintah
Pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata melalui
berbagai cara seperti pajak, retribusi dan sebagainya.
17. c. Usaha Dan Daya Tarik Wisata
1) Pengertian Daya Tarik Wisata
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu
yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau
tujuan kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata juga disebut objek wisata
merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu
daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro dalam bukunya Dasar-Dasar
Pariwisata (1997:19) mengatakan bahwa objek dan daya tarik wisata
dikelompokkan atas:
Daya tarik wisata alam
Daya tarik wisata budaya
Daya tarik wisata minat khusus.
Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
a. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih.
b. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat dikunjungi.
c. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
d. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan
yang hadir.
e. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam,
pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
f. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai
khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur
18. yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa
lampau.
2) Kriteria Kelayakan Daya Tarik Wisata
Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber
pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada
kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.
a) Kelayakan Finansial, studi kelayakan ini menyangkut perhitungan
secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut.
b) Kelayakan Sosial Ekonomi Regional, studi kelayakan ini dilakukan
untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun
suatu objek wisata juga akan memilki dampak sosial ekonomi secara
regional, dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dapat meningkatkan
devisa dan sebagainya.
c) Layak Teknis, pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung-
jawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah
perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila
daya dukung oleh wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata
akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut
membahayakan keselamatan para wisatawan.
d) Layak Lingkungan, analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan
sebagai acuan kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan
objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus
dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata buaknlah
untuk merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya
alam untuk kebaikan manusia dan untukmeningkatkan kulitas hidup
manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian
(Suwantoro, 1997:20).
Selanjutnya, saudara akan mempelajari topik berikutnya pada KB 1
ini, yaitu tentang usaha sarana pariwisata.
19. d. Usaha Sarana Pariwisata
1) Pengertian
Usaha sarana pariwisata adalah penyediaan akomodasi, makanan dan
minuman, angkutan wisata, sarana wisata dan kawasan pariwisata.
Termasuk di dalamnya semua fasilitas atau kelengkapan daerah tujuan
wisata yang di perlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dan
menikmati perjalana wisatanya, serta memberikan pelayanan pada
wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam.
Sarana pariwisata di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a) Sarana Pokok Pariwisata
Perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung pada arus
kedatangan orang yang melakukan perjalanan.
b) Sarana Pelengkap Pariwisata
Perusahaan atau tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi dan
tujuan wisata.
c) Sarana Penunjang Pariwisata
Perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok yang
berfungsi untuk membuat wisatawan betah di daerah tujuan wisata.
2) Jenis-jenis usaha sarana pariwisata
a) Penyediaan Akomodasi
Akomodasi adalah suatu tempat yang di sediakan untuk
memenuhi kebutuhan tempat tinggal wisatawan, misalnya:
1) Hotel, merupakan salah satu jenis akomodasi yang paling lengkap dan
paling banyak jumlahnya yang menggunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan
minum, serta jasa lainnya bagi umum yang di kelola secara komersial.
2) Motel (Motor hotel), adalah suatu bentuk bangunan yang di gunakan
untuk usaha perhotelan dengan sarana tambahan berupa garasi di
setiap kamar. Biasanya motel ini bertingkat dua, bagian atas sebagai
kamar untuk beristirahat sedangkan bagian bawah sebagai berupa
garasi motor atau mobil. Fasilitas yang disediakan antara lain pompa
20. bensin dan bengkel mobil atau motor. Nama lain untuk
motel adalah moberge, motorlodge, motor court, dan motor inn.
3) Cottages, adalah suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk
usaha pelayanan akomodasi dengan fasilitas tambahan lainnya berupa
rental sepeda secara gratis untuk kegiatan bersepeda di
sekitar cottages.
4) Losmen (Hotel Melati), adalah suatu usaha dengan menggunakan
seluruh atau sebagian dari bangunan yang khusus di sediakan bagi
setiap wisatawan sebagai jasa pelayanan.
5) Inn, merupakan jenis pelayanan hotel dengan menambahkan fasilitas
ekstra tanpa di pungut biaya, seperti di sediakan guru membatik untuk
para tamu tanpa di pungut biaya.
6) Bungalow, adalah bangunan atau rumah yang di gunakan untuk
peristirahatan terakhir, bisa terletak di pinggiran kota atau di daerah-
daerah luar kota.
7) Home stay, adalah bangunan milik pribadi yang di gunakan untuk
penginapan sementara bagi wisatawan yang ekonominya lemah atau
biasa di sebut kaum hippies
8) Apartement, adalah penginapan untuk jangka waktu agak lama,
misalnya pada waktu musim panas atau musim libur, dimana selain
menyediakan kamar tidur juga menyediakan living room, teras, dan
kadang-kadang perlengkapan masak-memasak. Ini sering di
pergunakan oleh rombongan-rombongan yang sedang mengikuti
event-event tertentu.
b) Restoran atau rumah makan
Restoran adalah industri jasa yang bergerak di bidang penyediaan
makanan dan minuman yang di kelola secara komersial. Secara umum
restoran di bagi menjadi dua yaitu: restoran yang berada di dalam hotel dan
di luar hotel.
1) Restoran di dalam hotel
Secara umum restoran di dalam hotel terdiri dari 3 macam, yaitu:
21. a) Rotisserie, adalah restoran eksklusif yang memiliki tempat
pembakaran (Grill) yang dapat di lihat oleh tamu.
b) Grill, adalah restoran untuk chops dibakar menurut selera tamu.
c) Cabaret atau Supper Club: adalah restoran yang mengadakan
pertunjukan pada saat makan.
2) Restoran di luar hotel
a) adalah restoran yang mendapatkan izin
penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi
dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan.
Tiap-tiap makanan di dalam restoran ini memiliki harga sendiri-
sendiri.
b) t: adalah suatu restoran yang khusus
menjual menu , yaitu suatu susunan menu yang lengkap
(dari hidangan pernbuka sampai penutup) dan tertcntu, dengan harga
yang telah ditentukan pula.
c) Coffee Shop atau Brasserei : adalah suatu restoran yang pada
umumnya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu
biasanya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias
mendapatkan makan pagi. Makan siang dan makan malam secara
cepat dengan harga yang cukupan. Pada umumnya system
pelayanannya adalah dengan American service dimana yang
diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya
makanan sudah dtatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang
penyajiannya dilakukan dengan cara buffet atau prasmanan.
d) Cafelaria atau Cafe : adalah suatu restoran kecil yang
mengutamakan penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi
dan teh. Pilihan makanannya terbatas dan tidak menjual minuman
beralkohol.
e) Canteen: adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik,
dan sekolah, tempat dimana para pekerja atau pelajar biasa
mendapatkan makan siang atau coffe break, yaitu acara minum kopi
22. disertai makanan kecil atau selingan jam kerja, jam belajar ataupun
dalam acara rapat-rapat dan seminar.
f) Continental Restaurant: suatu restoran yang menitik beratkan
hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah.
Suasananya santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu
yang ingin makan secara santai.
g) Carvery : adalah suatu restoran yang berhubungn dengan hotel
dimana para tamu dapat mengisi sendiri hidangan panggang
sebanyak yang mereka inginkan dengan harga hidangan yang sudah
ditetapkan.
h) Dining Room : terdapat dihotel kecil, motel atau inn. merupakan
tempat yang tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa.
Dining room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal
di hotel itu, namun yang terbuka bag! para tamu dari luar.
i) Discotheque : ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga
tempat dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga
menampilkan live band. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk
sebuah discotheque. Hidangan yang tersedia umumnya berupa snack.
j) Fish and Chip Shop : ialah suatu restoran yang banyak terdapat di
daerah pantai khususnya di Negara Inggris, dimana kita dapat
membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng, biasanya
berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi . jadi
rnakanannya tidak dinikmati di tempat itu.
3) Tranportasi
Trasportasi adalah bidang usaha jasa yang bergerak dalam bidang
angkutan baik darat, laut, maupun udara yang pengelolaannya dapat
dilakukan oleh swasta maupun BUMN.Peranan transportasi sangat penting
didalam kegiatan pariwisata. Tanpa transportasi wisatawan akan sulit untuk
melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat tujuan wisata, jika tidak
ada transportasi maka tidak akan ada pariwisata.
Trasportasi wisata pada hakekatnya adalah jasa untuk memindahkan
wisatawan dari satu tempat ke tempat lain yang merupakan daerah tujuan
23. wisata.Beberapa syarat yang harus dipevnuhi agar trasportasi dapat
berfungsi dengan baik antara lain,kenyamanan,waktu dan biaya.
Jenis jenis transportasi dalam pariwisata adalah:
a) Transportasi udara
Penggunaan transportasi udara untuk tujuan perjalanan wisata semakin
popular terlebih lebih untuk perjalanan jarak jauh. Contohnya pesawat
terbang.
b) Trasnportasi laut
Trasnportasi laut merupakan jenis transportasi yang bergerak di dalam
angkutan laut yang membawa wisatawan melalui jalur laut.Contohnya
kapal ferry dan kapal pesiar.
c) Transportasi darat
Angkutan darat adalah sarana trasnportasi yang digunakan untuk jalur
darat dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sepeda motor,
mobil, bus, kereta api dan sepeda.
4) Money changer
Tempat penukaran mata uang asing atau money changer sekarang ini
telah berkembang dengan pesatnya.Penukaran uang tidak hanya dilakukan
di bank saja melainkan juga bisa dilakukan di perusahaan perusaahaan
penukaran uang yang tersebar di daerah daerah strategis.
e. Jasa Pariwisata
1) Pengertian Jasa Pariwisata
Menurut Bagyono ( 2007 : 25 - 28 ) usaha jasa pariwisata adalah suatu
usaha bisnis yang kegiatan utamanya meliputi menjual jasa jasa pariwisata
kepada wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara.
2) Jenis usaha jasa pariwisata meliputi:
a) Agen Perjalanan, Biro Perjalanan dan Tour Operator (Usaha Jasa
Perjalanan)
24. Berdasarkan prinsipnya ketiga jenis usaha tersebut sama, yakni sama
sama beroperasi dalam bidang perjalanan, sedangkan perbedaan nya
terletak pada kegiatan pelaksanaannya itu sendiri. Misalnya kegiatan
biro perjalanan ruang lingkupnya lebih luas dibandingkan dengan agen
perjalanan. Demikian juga dengan ruang lingkup kegiatan tour operator
lebih luas jika dibandingkan dengan biro perjalanan.
b) Pemanduan Wisata
Keberadaan usaha ini sudah termasuk kedalam kegiatan biro perjalanan.
Tetapi tidak menutup kemungkinan kalau usaha ini berdiri sendiri .
Misalnya dalam suatu obyek wisata terdapat pemandu wisata yang
bukan merupakan dari biro perjalanan. Mereka merupakan pemandu
resmi yang berada pada dalam organisasi atau perkumpulan tertentu.
c) Pelayanan Informasi Wisata
Kegiatan usaha ini bisa dilakukan oleh pemerintah maupun pihak
swasta. Jika kegiatan usaha ini dilakukan oleh pemerintah maka
kegiatan tersebut bukan usaha yang dikomersialkan, tetapi untuk
memudahkan pelayanan tersebut kepada wisatawan.
d) Pelayanan Pertemuan dan Konferensi
Usaha ini kegiatannya lebih kepada menyediakan fasilitas pertemuan ,
seminar seminar, konferensi dan lain lain baik kegiatan
penyelenggaraannya maupundalam menyediaan tempat beserta
perlengkapannya. Pada usaha ini juga kadang menyediakan jasa Master
of Ceremony (MC). Sudah banyak hotel hotel yang memasukan
kegiatan ini didalam pemasarannya.
e) Usaha Jasa Boga : Restoran, Bar dan Katering
Ketiga usaha di atas dapat berupa usaha yang berdiri sendiri ataupun
usaha yang menyatu, misalanya dalam hotel.
f) Usaha Transportasi
Usaha Transportasi yakni mencakup transportasi darat, laut dan
udara.Perusahaan Transportasi darat terdiri dari pelayanan bus, kereta,
perusahanaan taksi, dan Perusahaan transportasi udara meliputi
25. maskapai penerbangan. Sedangkan transportasi laut terdiri dari
pelayaran umum dan pelayaran wisata.
g) Usaha Jasa Akomodasi
Usaha yang memberikan pelayanan kepada tamu yang menginginkan
tempat tinggal baik dalam tempo waktu yang singkat ataupun tempo
waktu yang lama. Jenis usaha seperti yakni Hotel, motel, apartemen,
wisma, cottage, bungalow dan lain sebagainya.
h) Usaha Jasa Pencucian (Laundry and Dry Cleaning)
Usaha yang memberikan pelayanan pencucian kepada wisatawan yang
ingin mencuci pakaiannya baik dicuci biasa maupun kering / minyak.
i) Usaha Layanan Pemijatan (Massage)
Jenis usaha ini bisa berdiri sendiri atau pun merupakan bagian dari
pelayanan yang diberikan hotel kepada tamu. Para tamu bisa
menentukan pelayanan pemijatan yang ingin dinikmatinya baik ditepi
pantai atau ruang pemijatan maupun didalam kamar. Serta tamu juga
bisa memilih jenis - jenis pemijatan yang diinginkannya.
j) Usaha Jasa Penitipan Anak (Baby Sitting)
Usaha ini bertujuan agar memudahkan para wisatawan yang memiliki
waktu yang terbatas dengan keluarga dalam hal ini putra putri mereka.
f. Karakteristik Wisatawan
1) Pengertian Wisatawan
Menurut UU Pariwisata No 10 tahun 2009, yang dimaksud dengan
wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Sedangkan menurut
Suwantoro, (2009:4), wisatawan adalah merupakan satu orang atau beberapa
orang (grup), yang melakukan suatu bentuk perjalanan wisata. Jika mereka
tinggal kurang dari 24 jam disebut pelancong atau pengunjung. Menurut
Pitana & Giarta (2009), kata wisatawan (tourist) merujuk pada orang.
Secara umum wisatawan menjadi subset atau bagian dari traveler atau
visitor untuk dapat disebut wisatawan.
26. 2) Jenis-jenis Wisatawan
Jenis-jenis wisatawan yaitu sebagai berikut:
a) Traveler, adalah orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih
lokalitas.
b) Visitor, adalah orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan
merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan dengan tujuan
perjalanan bukan untuk mencari nafkah, pendapatan atau penghidupan di
tempat tujuan.
c) Tourist, adalah bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak
satu malam (24 jam) di daerah yang dikunjungi.
3) Syarat Wisatawan
Theobal dalam Pitana dan Giarta (2009), mengemukakan beberapa
elemen yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan apakah seseorang
dapat dikatakan sebagai wisatawan atau tidak menurut standar internasional
sebagai berikut:
a) Berdasarkan tujuan perjalanan (purpose trip).
Wisatawan adalah orang yang melakukan selain untuk tujuan bisnis
(leisure traveling) walaupun ada kalanya sebuah perjalanan bisnis juga
dapat diikuti oleh kegiatan wisata (non-bisnis).
b) Jarak perjalanan dari tempat asal (distance traveled).
Untuk tujuan statistik, ketika memperhitungkan jarak perjalanan wisata,
beberapa Negara memakai jarak total ulang-alik (round trip) antara
tempat tinggal dan tujuan wisata. Umumnya jarak yang dipakai
bervariasi antara 0-160 km (0-100 mil) tergantung ketentuan masing
masing Negara.
c) Lama perjalanan (duration of strip).
Umumnya definisi mengenai wisatawan mencakup perjalanan paling
tidak satu malam (over ninght) di tempat yang menjadi tujuan perjalanan.
Namun ada kalanya persyaratan ini dikesampingkan pada kasus
perjalanan wisata yang kurang dari 24 jam tetapi nyata-nyata berdampak
pada kegiatan bisnis pariwisata, seperti restoran, atraksi wisata, hotel,
dan sebagainya di daerah tujuan wisata.
27. 4) Golongan Wisatawan
Cohen (1984) mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat
familiarisasi dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat
pengorganisasian perjalanan wisatanya Atas dasar ini Cohen
menggolongkan wisatawan menjadi empat, yaitu:
a) Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama
sekali belum diketahui, yang berpergian dalam jumlah kecil.
b) Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur
perjalananya sendiri dan tidak mau mengikuti jalan-jalan wisata yang
sudah umum melainkan mencari hal yang tidak umum. Wisatawan
seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar lokal dan
tingkat interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi.
c) Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan yang menyerahkan
pengaturan perjalanannya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi
daerah tujuan wisata yang sudah terkenal.
d) Organized-Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau
mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas
yang seperti yang dapat ditemuinya di tempat tinggalnya, dan
perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata. Wisatawan seperti
ini sangat terkukung oleh apa yang disebut environmental buble.
5. Forum Diskusi
Setelah saudara mempelajari tentang konsep dasar kepariwisataan, silahkan
saudara diskusikan bersama dalam kelompok dengan topik sebagai berikut:
inggi, memiliki
pemandangan yang indah, merupakan sebuah desa yang dihuni oleh
masyarakat dengan mata pencaharian sebagai petani kopi. Jika wilayah ini
akan dikembangkan menjadi objek wisata:
a) Jenis wisata apa yang memungkinkan untuk dikembangkan di wilayah
tersebut, serta berikat analisis mengapa jenis wisata tersebut yang
memungkinkan untuk dikembangkan.
28. b) Apa saja daya tarik wisata yang dapat di jual kepada wisatawan sehingga
wilayah ini patut untuk dijadikan objek wisata andalan.
c) Apa saja sarana wisata yang harus disediakan untuk menunjang
terwujudnya kawasan wisata tersebut.
d) Jasa pariwisata apa saja yang memungkinkan untuk ditawarkan kepada
pengunjung/ wisatawan agar mereka dapat tinggal lebih lama di kawasan
tersebut.
e) Menurut anda , kawasan ini sebaiknya ditujukan untuk wisatawan dengan
karakteristik seperti apa, dan berikan alasannya.
f) Berikan contoh-contoh kongkrit terkait dengan topik yang saudara
diskusikan.
C. PENUTUP
Rangkuman
Wisata adalah seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam
jangka waktu sementara
Unsur Pariwisata terdiri dari : Atraksi wisata, aksesibilitas, fasilitas wisata
dan potensi wisata
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan
dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan
manusia yang menjadi sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.
Sarana Pariwisata adalah penyediaan akomodasi, makanan dan minuman,
angkutan wisata, sarana wisata dan kawasan pariwisata. Termasuk di dalamnya
semua fasilitas atau kelengkapan daerah tujuan wisata yang di perlukan untuk
melayani kebutuhan wisatawan dan menikmati perjalana wisatanya, serta
memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
beraneka ragam.