SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
 Typhus abdominalis / demam typhoid adalah
penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan
gejala demam lebih dari 7 hari, yang
menyerang gangguan pada saluran cerna
dan gangguan kesadaran.
 Thipoid adalah penyakit infeksi sistemik akut
yang disebabkan oleh infeksi
salmonellaThypi.
 Demam thyhoid adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella
typhii. Thypoid dapat menular dengan cepat,
umumnya melalui konsumsi makanan atau
minuman yang sudah terkontaminasi tinja
yang mengandung bakteri Salmonella typhii.
 Etiologi typus abdominalis adalah salmonella typhi, salmonella
 paratyphiA, salmonella paratyphi B, salmonella paratyphi C (Arif
Mansjoer,
 2003), sedangkan menurut Rampengan (2007) menyatakan
bahwa penyakit ini
 disebabkan oleh infeksi kuman salmonella typhosa/Eberthella
typosa yang
 merupakan kuman gram negatif, tidak berkapsul, mempunyai
flagella, dan tidak
 membentuk spora. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu
tubuh manusia
 maupun suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati pada suhu
700C ataupun oleh
 antiseptik. Sampai saat ini, diketahui bahwa kuman ini hanya
menyerang manusia.
 Gejala pada anak :
inkubasi antara 5-40
hari dengan rata-rata
20-14 hari
 Demam meninggil
sampai akhir minggu
pertama
 Demam turun pada
minggu keempat,
kecuali demam tidak
tertangani akan
menyebabkan syok,
stupor, dan koma
 Ruam muncul pada hari
ke 7-10 hari dan
bertahan selama 2-3
hari
 Nyeri kepala, nyeriperut
 Kembung, mualmuntah,
diare, konstipasi
 Pusing, bradikardi,
nyeriotot
 Batuk
 Epiktaksis
 Lidah yang berselaput
 Hepatomegali,
splenomegali,meteoris
mus
 Gangguan mental
berupa somnolen
 Delirium / psikosis
 Dapat timbul gejala
yang tidak tipikal
terutama pada bayi
muda sebagai penyakit
demam akut dengan
disertai syok dan
hipotermia
 Manifestasi klinis typus abdominalis tidak khas dan sangat
bervariasi.
 Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi manifestasi klinis
dan beratnya
 penyakit adalah strain salmonella typhi, jumlah mikro organisme
yang tertelan,
 keadaan umum dan status nutrisi, status imunologi faktor
genetik. Pemberian
 antibiotika khususnyya kloram fenikol dapat mengubah perjalan
penyakit,
 mengurangi komplikasi dan angka kematian. Dalam 48 jam
setelah pemberian
 antibiotika penderita akan merasa lebih baik dan dalam 4-5 hari
suhu badan
 kembali normal
 Bakteri Salmonellatyphi bersama makanan
atau minuman masuk kedalam tubuh melalui
mulut. Pada saat melewati lambung dengan
suasana asam (pH<2) banyak bakteri yang
mati.
 Bakteri yang masih hidup akan mencapai
usus halus. Di usus halus, bakteri melekat
pada sel-sel mukosa dan juga kemudian
menginvasi mukosa dan menembus dinding
usus, tepatnya di ileum dan jejunum.
 Setelah melalui periode waktu tertentu
(periode inkubasi) yang lamanya ditentukan
oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons
imun pejamu maka Salmonella yphi akan
keluar dari habitatnya dan melalui duktus
torasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
 Invasi kandung empedu dapat terjadi baik
secara langsung dari darah/ penyebaran
retrograd dari empedu. Ekskresi organisme
diempedu dapat menginvasi ulang dinding
usus /dikeluarkan melalui tinja.
 Peran endotoksin dalam patogenesis
demam tifoid tidakjelas, hal tersebut terbukti
dengan tidak terdeteksinya endotoksin
dalam sirkulasi penderita melalui
pemeriksaan limulus.
 Pemeriksaan darah perifer lengkap
a. Eritrosit: Kemungkinan terdapat anemia karena terjadinya
gangguan absorpsi fe di usus halus karena adanya inflamasi,
hambatan pmbentukan eritrosit dalam sumsum tulang atau
adanya perforasi usus.
b. Leukopenia : Leukosit <4000mm³, Tanda terjadinya infeksi
 Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat
tetapi dapat
kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
 Pemeriksaan uji Widal
Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang
diperlukan ialah titer zat anti terhadap antigen
O yang bernilai 1/200 atau lebih
 Pemeriksaan fases
Kemungkinan terdapat lendir dan darah karena
terjadi perdarahan usus dan perforasi. Biakan
tinja untuk menemukan salmonella.
 Antibiotik (Membunuh
KUman) :
 1) Klorampenicol
 2) Amoxicillin
 3) Kotrimoxasol
 4) Ceftriaxon
 5) Cefixim
 Antipiretik
(Menurunkan panas) :
 1) paracatamol
 Observasi dan pengobatan
 Pasien harus tirah baring
absolute sampai 7hari
bebas demam atau kurang
lebih dari selam 14hari.
 Mobilisasi bertahap bila
tidak panas,sesuai dengan
pulihnya kekuatan pasien.
 Pasien dengan
kesadarannya yang
menurun,posisi tubuhnya
harus diubah pada waktu-
waktu tertentu untuk
menghindari komplikasi
pneumonia dan juga
dekubitus.
 Defekasi dan buang
airkecil perlu diperhatikan
karena kadang-kadang
terjadi konstipasi dan diare.
 Diet
 Pendarahan usus
 Perforasi usus
 Peritonitis
 Komplikasi di luar usus
 Riwayat keluhan sekarang :
› lesu, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, sakit
waktu menelan, perasaan tidak enak diperut, batuk --
-- minggu I.
› Suhu badan pada sore dan malam hari, Riwayat
pengobatan anti mikroba suhu badan meningkat,
bradikardi relative,
› lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung
merah
› tremor, hepatomegali, meteorismus (akumulasi udara
dalam intestin),
› gangguan kesadaran : somnolen, stupor, koma,
delirium
› roseola: bintik merah pada leher, punggung, paha
 Aktivitas/istirahat
Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah.
Insomnia akibat diare. Merasa gelisah dan
ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja terkait
efek proses penyakit.
 Sirkulasi
Takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi,
proses inflamasi dan nyeri), kemerahan area
ekimosis (kekurangan vitamin K). Hipotensi,
membrane mukosa kering, turgor kulit
menurun, lidah pecah-pecah (akibat
kekurangan cairan).
 Eliminasi
a. Tekstur feses bervariasi mulai dari bentuk padat,
lunak atau berair. Episode diare berdarah dapat
ditemukan, tidak dapat dikontrol atau kram
(tenesmus). Defekasi berdarah/pus/mukosa dengan
atau tanpa keluar feses.
b. Menurunnya bising usus, tidak ada peristaltic atau
adanya peristaltic yang dapat di dengar, oliguria.
 Makanan/cairan
a. Anoreksia, mual/muntah, penurunan berat badan,
intoleransi terhadap makanan/minuman seperti
buah segar/sayur, produk susu dan makanan
berlemak.
b. Penurunan lemak subkutan/massa otot,
kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk,
membran mukosa pucat dan inflamasi rongga
mulut.
 Nyeri/keamanan
a. Nyeri tekan pada kuadran kanan bawah,
nyeri mata, foto-fobia.
b. Nyeri tekan abdomen, distensi abdomen.
 Hygiene
Ketidakmampuan mempertahankan perawatan
diri. Stomatitis menunjukkan kekurangan
vitamin.
 Nyeri akut atau nyeri kronik berhubungan
dengan iritasi mukosa lambung sekunder
stres psikologi
 Hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi salmonella thypi
 Resiko Hipovolemia berhubungan dengan
tidak ada nafsu makan, mual dan muntah,
diare
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
sekunder stres psikologi
Tujuan : setelah tindakan keperawatan diharapkan tingkat
nyeri berkurang
 Intervensi Keperawatan : Manajemen Nyeri
a) Kaji keluhan nyeri, lokasi, intensitas dan skala nyeri
b) Jelaskan penyebab dan efek nyeri pada pasien
c) Berikan pasien untuk mengurangi nyeri(tehnik relaksasi
Napas dalam)
d) Anjurkan pasien untuk istirahat selama fase akut
e) Anjurkan pasien menghindari makanan yang
menyebabkan ketidaknyaman/nyeri ( rempah, makanan
pedas/panas dll)
f) Kolaborasi pemberian obat analgesik.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan hipertermi diharapkan menurun.
Intervensi Keperawatan : Manajemen
Hipertermi
1.) Identifikasi penyebab hipertermi
2.) Monitor suhu tubuh
3.) Berikan kompres hangat
4.) Anjurkan tirah baring
5.) Kolaborasi pemberian obat Antipiretik
3.Resiko Hipovolemia berhubungan dengan
tidak ada nafsu makan, mual dan muntah,
diare
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan hipovolemia menurun
Intervensi keperawatan:
1.) Monitor intake dan output cairan
2.) Berikan asupan cairan oral
3.) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
4.) Kolaborasi pemberian cairan Intravena
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

Askep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campakAskep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campak
 
Definisi dan klasifikasi konjungtivitis
Definisi dan klasifikasi konjungtivitisDefinisi dan klasifikasi konjungtivitis
Definisi dan klasifikasi konjungtivitis
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisAsuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Woc dermatitis
Woc dermatitisWoc dermatitis
Woc dermatitis
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 
Lp dispepsia
Lp dispepsiaLp dispepsia
Lp dispepsia
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
 
Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Askep tetanus
 
Askep hepatitis akper
Askep hepatitis akperAskep hepatitis akper
Askep hepatitis akper
 
Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan BronkitisLaporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan Bronkitis
 
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNAAskep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01
 

Ähnlich wie Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis

Ähnlich wie Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis (20)

Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babiiJtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
 
128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
 
Makalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifusMakalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifus
 
Typhoid
TyphoidTyphoid
Typhoid
 
Askep demam typoid
Askep demam typoidAskep demam typoid
Askep demam typoid
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docxKonsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Makalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifusMakalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifus
 
PPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndn
PPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndnPPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndn
PPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndn
 
Makalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifusMakalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifus
 
Kharakteristik salmonella thypii
Kharakteristik salmonella thypiiKharakteristik salmonella thypii
Kharakteristik salmonella thypii
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
Hiv
HivHiv
Hiv
 
PPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptxPPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptx
 
Hasil laporan seven jump demam tifoid amee
Hasil laporan seven jump demam tifoid ameeHasil laporan seven jump demam tifoid amee
Hasil laporan seven jump demam tifoid amee
 
Belibis a17 demam_tifoid
Belibis a17 demam_tifoidBelibis a17 demam_tifoid
Belibis a17 demam_tifoid
 

Mehr von Encepal Cere

Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - LeafletModifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - LeafletEncepal Cere
 
Pentingnya Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Pentingnya Memanfaatkan Fasilitas KesehatanPentingnya Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Pentingnya Memanfaatkan Fasilitas KesehatanEncepal Cere
 
SAP Hepatitis B Pada Ibu Hamil
SAP Hepatitis B Pada Ibu HamilSAP Hepatitis B Pada Ibu Hamil
SAP Hepatitis B Pada Ibu HamilEncepal Cere
 
SAP Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh Di Rumah
SAP Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh Di RumahSAP Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh Di Rumah
SAP Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh Di RumahEncepal Cere
 
Leaflet Hipertensi - Brosur Promosi Kesehatan
Leaflet Hipertensi - Brosur Promosi Kesehatan Leaflet Hipertensi - Brosur Promosi Kesehatan
Leaflet Hipertensi - Brosur Promosi Kesehatan Encepal Cere
 
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)Encepal Cere
 
Proses Menua dan Perubahan Pada Lansia - Keperawatan Gerontik
Proses Menua dan Perubahan Pada Lansia - Keperawatan GerontikProses Menua dan Perubahan Pada Lansia - Keperawatan Gerontik
Proses Menua dan Perubahan Pada Lansia - Keperawatan GerontikEncepal Cere
 
Tuberkulosis - Lembar Balik Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Lembar Balik Promosi KesehatanTuberkulosis - Lembar Balik Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Lembar Balik Promosi KesehatanEncepal Cere
 
Tuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Leaflet Promosi KesehatanTuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Leaflet Promosi KesehatanEncepal Cere
 
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri Encepal Cere
 
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS Encepal Cere
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromEncepal Cere
 
Kelainan kromosom numerik - PPT
Kelainan kromosom numerik - PPTKelainan kromosom numerik - PPT
Kelainan kromosom numerik - PPTEncepal Cere
 
Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan  Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan Encepal Cere
 
Macam macam Alergi
Macam macam AlergiMacam macam Alergi
Macam macam AlergiEncepal Cere
 
Konsep Kepribadian - Psikologi
Konsep Kepribadian - PsikologiKonsep Kepribadian - Psikologi
Konsep Kepribadian - PsikologiEncepal Cere
 
Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha EsaKeimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha EsaEncepal Cere
 
Asma - Ilmu Penyakit
Asma - Ilmu PenyakitAsma - Ilmu Penyakit
Asma - Ilmu PenyakitEncepal Cere
 

Mehr von Encepal Cere (20)

Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - LeafletModifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
 
Pentingnya Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Pentingnya Memanfaatkan Fasilitas KesehatanPentingnya Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Pentingnya Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
 
SAP Hepatitis B Pada Ibu Hamil
SAP Hepatitis B Pada Ibu HamilSAP Hepatitis B Pada Ibu Hamil
SAP Hepatitis B Pada Ibu Hamil
 
SAP Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh Di Rumah
SAP Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh Di RumahSAP Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh Di Rumah
SAP Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh Di Rumah
 
SAP Asam Urat
SAP Asam UratSAP Asam Urat
SAP Asam Urat
 
Leaflet Hipertensi - Brosur Promosi Kesehatan
Leaflet Hipertensi - Brosur Promosi Kesehatan Leaflet Hipertensi - Brosur Promosi Kesehatan
Leaflet Hipertensi - Brosur Promosi Kesehatan
 
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
 
Proses Menua dan Perubahan Pada Lansia - Keperawatan Gerontik
Proses Menua dan Perubahan Pada Lansia - Keperawatan GerontikProses Menua dan Perubahan Pada Lansia - Keperawatan Gerontik
Proses Menua dan Perubahan Pada Lansia - Keperawatan Gerontik
 
Tuberkulosis - Lembar Balik Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Lembar Balik Promosi KesehatanTuberkulosis - Lembar Balik Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Lembar Balik Promosi Kesehatan
 
Tuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Leaflet Promosi KesehatanTuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
 
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
Proposal TAK Defisit Perawatan Diri
 
Posyandu
PosyanduPosyandu
Posyandu
 
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
Kelainan kromosom numerik - PPT
Kelainan kromosom numerik - PPTKelainan kromosom numerik - PPT
Kelainan kromosom numerik - PPT
 
Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan  Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan
 
Macam macam Alergi
Macam macam AlergiMacam macam Alergi
Macam macam Alergi
 
Konsep Kepribadian - Psikologi
Konsep Kepribadian - PsikologiKonsep Kepribadian - Psikologi
Konsep Kepribadian - Psikologi
 
Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha EsaKeimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
 
Asma - Ilmu Penyakit
Asma - Ilmu PenyakitAsma - Ilmu Penyakit
Asma - Ilmu Penyakit
 

Kürzlich hochgeladen

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))jimmyp14
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 

Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis

  • 1.
  • 2.
  • 3.  Typhus abdominalis / demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, yang menyerang gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran.  Thipoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi salmonellaThypi.
  • 4.  Demam thyhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii. Thypoid dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii.
  • 5.  Etiologi typus abdominalis adalah salmonella typhi, salmonella  paratyphiA, salmonella paratyphi B, salmonella paratyphi C (Arif Mansjoer,  2003), sedangkan menurut Rampengan (2007) menyatakan bahwa penyakit ini  disebabkan oleh infeksi kuman salmonella typhosa/Eberthella typosa yang  merupakan kuman gram negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagella, dan tidak  membentuk spora. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia  maupun suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati pada suhu 700C ataupun oleh  antiseptik. Sampai saat ini, diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia.
  • 6.  Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 20-14 hari  Demam meninggil sampai akhir minggu pertama  Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani akan menyebabkan syok, stupor, dan koma  Ruam muncul pada hari ke 7-10 hari dan bertahan selama 2-3 hari  Nyeri kepala, nyeriperut  Kembung, mualmuntah, diare, konstipasi  Pusing, bradikardi, nyeriotot  Batuk  Epiktaksis  Lidah yang berselaput
  • 7.  Hepatomegali, splenomegali,meteoris mus  Gangguan mental berupa somnolen  Delirium / psikosis  Dapat timbul gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia
  • 8.  Manifestasi klinis typus abdominalis tidak khas dan sangat bervariasi.  Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi manifestasi klinis dan beratnya  penyakit adalah strain salmonella typhi, jumlah mikro organisme yang tertelan,  keadaan umum dan status nutrisi, status imunologi faktor genetik. Pemberian  antibiotika khususnyya kloram fenikol dapat mengubah perjalan penyakit,  mengurangi komplikasi dan angka kematian. Dalam 48 jam setelah pemberian  antibiotika penderita akan merasa lebih baik dan dalam 4-5 hari suhu badan  kembali normal
  • 9.  Bakteri Salmonellatyphi bersama makanan atau minuman masuk kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam (pH<2) banyak bakteri yang mati.  Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus halus, bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan juga kemudian menginvasi mukosa dan menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum.
  • 10.  Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) yang lamanya ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun pejamu maka Salmonella yphi akan keluar dari habitatnya dan melalui duktus torasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik.  Invasi kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah/ penyebaran retrograd dari empedu. Ekskresi organisme diempedu dapat menginvasi ulang dinding usus /dikeluarkan melalui tinja.
  • 11.  Peran endotoksin dalam patogenesis demam tifoid tidakjelas, hal tersebut terbukti dengan tidak terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan limulus.
  • 12.
  • 13.  Pemeriksaan darah perifer lengkap a. Eritrosit: Kemungkinan terdapat anemia karena terjadinya gangguan absorpsi fe di usus halus karena adanya inflamasi, hambatan pmbentukan eritrosit dalam sumsum tulang atau adanya perforasi usus. b. Leukopenia : Leukosit <4000mm³, Tanda terjadinya infeksi  Pemeriksaan SGOT dan SGPT SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
  • 14.  Pemeriksaan uji Widal Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer zat anti terhadap antigen O yang bernilai 1/200 atau lebih  Pemeriksaan fases Kemungkinan terdapat lendir dan darah karena terjadi perdarahan usus dan perforasi. Biakan tinja untuk menemukan salmonella.
  • 15.  Antibiotik (Membunuh KUman) :  1) Klorampenicol  2) Amoxicillin  3) Kotrimoxasol  4) Ceftriaxon  5) Cefixim  Antipiretik (Menurunkan panas) :  1) paracatamol
  • 16.  Observasi dan pengobatan  Pasien harus tirah baring absolute sampai 7hari bebas demam atau kurang lebih dari selam 14hari.  Mobilisasi bertahap bila tidak panas,sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.  Pasien dengan kesadarannya yang menurun,posisi tubuhnya harus diubah pada waktu- waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia dan juga dekubitus.  Defekasi dan buang airkecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi konstipasi dan diare.  Diet
  • 17.  Pendarahan usus  Perforasi usus  Peritonitis  Komplikasi di luar usus
  • 18.
  • 19.  Riwayat keluhan sekarang : › lesu, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, sakit waktu menelan, perasaan tidak enak diperut, batuk -- -- minggu I. › Suhu badan pada sore dan malam hari, Riwayat pengobatan anti mikroba suhu badan meningkat, bradikardi relative, › lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung merah › tremor, hepatomegali, meteorismus (akumulasi udara dalam intestin), › gangguan kesadaran : somnolen, stupor, koma, delirium › roseola: bintik merah pada leher, punggung, paha
  • 20.  Aktivitas/istirahat Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia akibat diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja terkait efek proses penyakit.  Sirkulasi Takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri), kemerahan area ekimosis (kekurangan vitamin K). Hipotensi, membrane mukosa kering, turgor kulit menurun, lidah pecah-pecah (akibat kekurangan cairan).
  • 21.  Eliminasi a. Tekstur feses bervariasi mulai dari bentuk padat, lunak atau berair. Episode diare berdarah dapat ditemukan, tidak dapat dikontrol atau kram (tenesmus). Defekasi berdarah/pus/mukosa dengan atau tanpa keluar feses. b. Menurunnya bising usus, tidak ada peristaltic atau adanya peristaltic yang dapat di dengar, oliguria.  Makanan/cairan a. Anoreksia, mual/muntah, penurunan berat badan, intoleransi terhadap makanan/minuman seperti buah segar/sayur, produk susu dan makanan berlemak. b. Penurunan lemak subkutan/massa otot, kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk, membran mukosa pucat dan inflamasi rongga mulut.
  • 22.  Nyeri/keamanan a. Nyeri tekan pada kuadran kanan bawah, nyeri mata, foto-fobia. b. Nyeri tekan abdomen, distensi abdomen.  Hygiene Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin.
  • 23.  Nyeri akut atau nyeri kronik berhubungan dengan iritasi mukosa lambung sekunder stres psikologi  Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi  Resiko Hipovolemia berhubungan dengan tidak ada nafsu makan, mual dan muntah, diare
  • 24. 1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung sekunder stres psikologi Tujuan : setelah tindakan keperawatan diharapkan tingkat nyeri berkurang  Intervensi Keperawatan : Manajemen Nyeri a) Kaji keluhan nyeri, lokasi, intensitas dan skala nyeri b) Jelaskan penyebab dan efek nyeri pada pasien c) Berikan pasien untuk mengurangi nyeri(tehnik relaksasi Napas dalam) d) Anjurkan pasien untuk istirahat selama fase akut e) Anjurkan pasien menghindari makanan yang menyebabkan ketidaknyaman/nyeri ( rempah, makanan pedas/panas dll) f) Kolaborasi pemberian obat analgesik.
  • 25. 2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan hipertermi diharapkan menurun. Intervensi Keperawatan : Manajemen Hipertermi 1.) Identifikasi penyebab hipertermi 2.) Monitor suhu tubuh 3.) Berikan kompres hangat 4.) Anjurkan tirah baring 5.) Kolaborasi pemberian obat Antipiretik
  • 26. 3.Resiko Hipovolemia berhubungan dengan tidak ada nafsu makan, mual dan muntah, diare Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan hipovolemia menurun Intervensi keperawatan: 1.) Monitor intake dan output cairan 2.) Berikan asupan cairan oral 3.) Anjurkan meningkatkan asupan cairan 4.) Kolaborasi pemberian cairan Intravena