Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemasaran dan marketing mix. Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program-program untuk menciptakan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran guna mencapai tujuan perusahaan. Marketing mix terdiri atas 4P yaitu product, price, place, dan promotion yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan penjualan sesuai target.
2. A. MANAJEMEN PEMASARAN
Manajamen pemasaran adalah proses menganalisa, merencanakan, melaksanakan serta
pengawasan terhadap program yang mana ujuannya untuk menimbulkan pertukaran
dangan pasar yang akan dituju dengan maksaud untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Dharmmesta & Handoko, 1982 mendefinisikan manajamen pemasaran adalah
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Dalam proses manajemn pemasaran dimulai sejak sebelum memproduksi serta tidak
berakhir saat penjualan. Pendapat dari Kotler, 1980, manajemen pemasaran merupakan
menganalisa, merencanakan, melaksanakan serta pengawasan terhadap program yang
mana tujuannya untuk menimbulkan pertukaran dangan pasar yang akan dituju dengan
maksaud untuk mencapai tujuan perusahaan. Bila ada perusahaan yang menyadari bahwa
pemasaran merupakan faktor yang amat penting bagi kesuksesannya, akan menemukan
caar serta falsafah yang baru untuk terlibat disalamnya. Dalam hal ini pemasaran dapat
memberikan dampak kepuasan konsumen terhadap keinginnya.
Manurut Stanton (1978) Konsep pemasaran merupakan sebuah flasafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi serta
sosial ubtuk kelangsungan hidup dari perusahaan.
Dalam konsep pemasaran in mempunyai tiga unsur besar yang terkandung didalamnya,
yaitu :
1. Orientasi pada pelanggan
2. Penyusunan dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan secara integral
3. Kepuasan terhadap pelanggan
Sedangkan untuk fungsi pemasaran sendiri adalah aktivitas yang dilakukan pada
setipa bisnis yang terlibat kedalam menggerakkan produk dari produsen sampai pada
konsumen. (William J.Shultz)
Seperti yang diutarakan oleh Sofjan Assauri (1987:19) fungsi pemasaran diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu:
1. Fungsi penjualan serta pembelian
2. Fungsi suply fisik, yaitu menyangkut distribusi serta penyimpanan
3. Fungsi penunjang, yaitu pengamanan, standarisasi serta grading, penanggungan
terhadap resiko yang ada, informasi pasar, serta keuangan.
Dalam artikel ini akan lebih menyoroti fungsi pemasaran seperti berikut ini:
Fungsi pembelian, dalam fungsi pembelian ini merupakan fungsi agar dapat mengikuti
kegiatan untuk mencari dan juga mengumpulkan produk yang dibutuhkan sebagai persedian
untuk pemenuhan kebutuhan konsumen.
Pada dasarnya merupakan sebuah akativitas muntuk mencari penjual serta merupaakn
sebuah titik bali dari aktivitas penjualan.
3. Fungsi penjualan, dalam hal ini fungsu penjualan didefinisikan sebagai aktivitas yang
dijalankan agar dapat mencari colon konsumen produk yang telah ditawarkan oleh
perusahaan dengn tujuan mendapatkan laba.
Fungsi tranportasi, merupakan kegiatan untuk pemindhan produk dari wilayah satu ke
wilayah yang lainnya.
Fungsi penyimpanan, yaitu fungsi / kegiatan untuk penyimpana produk yang telah dibeli
hal ini dilakukan sebagi persediaan agar dpat menghindari adanya kerusakan ataupun
resiko lainnya.
Fungsi informasi pasar, fungsi ini sifatnya sangat luas serta fungsi yang palin penting. Hal
ini disebebkan fungsi ini emeberikan informasi tentang situasi serta kondisi perdanagan ang
masih sangat umum yang mana masih ada hubungn dengan produk tertentu, serta
harga jual yang diinginkan konsumen dan juga semua kondisi pasar.
Sedangkan meurut Sofjan Assauri (1987:303) informasi merupakan keterangan yang
sifatnya fakta, data maupun hasil dari analisis, pertimbanagn maupun sebuah pandangan
dari pemberi informasi. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi secara langsung terhadap
kebutuhan untuk pengabilan suatu keputusan ataupun kebijakan dari manajemen. Semua
yang telah dituliskan diatas harus dapat dikuasai oleh kita serta dapat diterapkan oleh pihak
manajemen pemasaran itu sendiri, walaupun teorinya sudah benar tapi masih ada kendala
yang tidak terduga sebelumnya. Dengan memahami secara lengkap fungsi manajemen
nantinya dapat menjadi bahan dasar buat kita menentukan strategi pemasaran yang akan
diterapkan serta untuk mengoptimumkan semua peluang yang ada.
Proses Manajemen Pemasaran
Menganalisis Peluang Pemasaran untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan:
Ø Lingkungan eksternal
Ø Pelanggan
Ø Menyusun Perencanaan Pemasaran Stratejik:
Ø Merumuskan tujuan pemasaran
Ø Mengidentifikasi kendala
Ø Mengembangkan strategi pemasaran
Ø Menetapkan program pemasaran
Ø Implementasi Rencana Pemasaran
Ø Pengendalian Pemasaran
4. Konsep Dasar /Filosofi Pemasaran :
Manajer pemasaran dalam melakukan aktifitasnya perlu memikirkan orientasi atau filosofi
yang mendasari upaya pemasarannya. Melalui filosofi tersebut kegiatan pemasaran
mempunyai pola orientasi bisnis dan pemasaran baik pada perusahaan, pelanggan ataupun
masyarakat.
Terdapat lima konsep sebagai bentuk filosofi dalam pemasaran yaitu konsep produksi,
konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran
kemasyarakatan.
1. Konsep produksi yaitu konsep yang berorientasi produksi menekankan bahwa kegiatan
produksi harus diutamakan dan dilakukan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi
permintaan. Tujuan konsep produksi adalah pencapaian efisiensi prosuksi, biaya rendah,
dan distribusi massa.
2. Konsep produk yaitu konsep yang menekankan bahwa sukses pemasaran tergantung
pada kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan yang memakai konsep ini
selalu berusaha memenangkan persaingan melalui pembuatan produk unggulan
Perusahaan selalu berupaya menghasilkan produk berkulitas dan terus memperbaiki dan
meningkatkan kualitas produknya.
3. Konsep penjualan yang menekankan bahwa konsumen tidak akan mengkonsumsi
produk dari suatu perusahaan, apabila perusahaan tersebut tidak melakukan usaha promosi
dan penjualan yang agresif.
4. Konsep pemasaran merupakan konsep yang lebih menitikberatkan pada
kepentingan pelanggan atau kepuasan konsumen. Filosofi konsep pemasaran
dikemukakan oleh Kotler sebagai berikut:
Konsep pemasaran sebagai filosofi berpendapat bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien
dibanding pesaingnya.
Dengan demikian konsep pemasaran sebagai filosofi mencakup tiga unsur, yaitu:
Orientasi pelanggan.
Orientasi pelanggan terdiri dari kegiatan penentuan produk dan program
pemasarannya melalui pengembangan dan implementasi strategi pemasaran.
Pemasaran yang terkoordinasi dan terintegrasi.
Perlunya koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran pada berbagai unit di
dalam perusahaan ditujukan untuk dapat memberikan kepuasan pelanggan.
Pencapaian tujuan kinerja organisasi.
Tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba atau tingkat keuntungan yang
layak yang dapat digunakan untuk mengembangkan perusahaan.
5. Perbedaan konsep pemasaran dengan konsep penjualan pada titik tolak, pusat
perhatian (fokus), prosedur dan alat, serta hasil akhirnya. Konsep penjualan berawal
dari keinginan perusahaan, memfokuskan pada usaha mempertahankan produk
melalui upaya promosi dan penjualan sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan laba
yang tinggi. Sedangkan konsep pemasaran titik tolaknya adalah keinginan pasar,
fokusnya pada usahamemnuhi kebutuhan konsumen, melakukan pemasaran yang
terintegrasi, dan hasil akhirnya adalah pencapaian laba yang diperoleh dengan cara
memuaskan pelanggan.
Konsep pemasaran kemasyarakatan. Konsep ini merupakan perkembangan dari
konep pemasaran yang disesuaikan dengan perubahan sejalan dengan adanya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya memelihara keseimbangan lingkungan
dan sosial, serta kesejahteraan masyarakat. Konsep ini menekankan bahwa tugas
organisasi adalah memahami kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
meningkatkan kepuasan konsumen lebih efektif dan efisien dibanding pesaing untuk
mencapai kesejahteraan sosial konsumen. Beberapa faktor yang mendorong
berkembangnya konsep ini adalah isu-isu tentang lingkungan hijau (green
marketing), pemasaran sosial, etika dan moral berbisnis, serta profit oriented versus
social oriented. Perusahaan harus lebih berorientasi pada umat dan kelangsungan
hidup agar tidak terjadi konflik kepentingan antara produsen dengan masyarakat.
Misal perusahaan penyedap rasa perlu mencantumkan label halal dan mendapat
sertifiksi dari majelis Ulama Indonesia (MUI) agar produknya tidak dijauhi oleh
konsumen. Perusahaan kayu lapis baru dapat memasarkan produknya apabila
mendapatkan sertifikasi ecolabel dari dunia untuk menjamin perusahaan yang
bersangkutan malakukan penanaman hutan kembali dan sisa-sisa proses
produksinya telah didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat. Konsumen
sekarang ini menghendaki adanya tanggungjawab sosial dari produsen produk-
produk yang bahannya berasal dari hutan agar dapat menjaga kelestarian hutan
demi terciptanya kesejahteraan masyarakat dunia.
Perkembangan dewasa ini menunjukkan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap
barang yang dibelinya karena terdapat ketidaksesuaian antara kenyataan dengan
propaganda perusahaan. Pada kenyataannya banyak perusahaan yang hanya
memikirkan keuntungan yang besar tanpa memperhatikan kepentingan konsumen.
Ini tidak sesuai dengan Konsep Pemasaran yang berusaha memberikan kepuasan
kepada konsumen untuk mendapatkan laba jangka panjang. Untuk itu masalah
konsumerisme menjadi menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Cravens dan
Hills mengemukakan konsumerisme sebagai berikut.
Konsumerisme adalah kekuatan sosial di dalam lingkungan yang ditujukan untuk
membantu dan melindungi konsumen dengan menggunakan hukum, modal dan
tekanan ekonomi terhadap perusahaan.
6. Isu Pemasaran Yang Berubah
Perkembangan situasi bisnis sekarang ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan
arus informasi, teknologi dan tuntutan masyarakat yang selalu mengikuti perubahan.
Bisnis masa kini berada pada lingkungan yang selalu berubah dengan cepat dan
dinamis. Globalisasi yang ditandai dengan adanya arus perdagangan tanpa batas
negara, ruang dan waktu membuat tingkat persaingan menjadi semakin tajam.
Tingginya tingkat persaingan juga didukung oleh adanya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang memungkinkan adanya perdagangan lewat internet
atau komputer sehingga membawa dampak pada perubahan perilaku beli dan jual
masyarakat.
Dengan adanya tingkat persaingan yang tajam, membuat banyak produk yang relatif
sama di pasar (look a like product). Hal ini menjadikan konsumen dihadapkan pada
banyak pilihan produk dan sulit membedakan satu produk dengan produk lain.
Konsumen menjadi semakin demanding atau menuntut nilai (value) produk dengan
lebih membandingkan harga dan manfaat produk yang didapat. Konsumen masa
kini lebih pandai mengharapkan lebih dari apa yang mereka terima di masa
sebelumnya. Konsumen lebih mencari esensi nilai produk yaitu barang dan jasa
yang berkualitas dengan harga yang wajar. Persepsi konsumen atas nilai berkaitan
dengan kualitas produk yang dapat memberikan kepuasan konsumen yaitu
kemampuan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
melebihi harapan pembeli. Pelanggan akan puas bila mereka mendapatkan kualitas
barang dan jasa dengan harga yang wajar sehingga semakin besar kemungkinan
melakukan pembelian ulang atau melakukan hubungan dengan perusahaan.
Oleh karena itu hanya perusahaan yang mendasarakan keputusan pemasarannya
pada customer oriented dan value oriented-lah yang bisa bertahan. Konsep market
driven atau consumer driven perlu diterapkan ke dalam kebijakan intern perusahaan
agar kepuasan pelanggan menjadi orientasi atau fokus perusahaan. Kelangsungan
hidup perusahaan juga sangat tergantung dari kemampuan perusahaan
menciptakan hubungan baik dengan konsumen (consumer relationship). Untuk itu
perusahaan sebaiknya menerapkan konsep pemasaran berdasarkan hubungan
(relationship marketing) yang pada dasarnya mempunyai tujuan untuk menciptakan
loyalitas pelanggan yang kuat. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan yang
berada pada posisi pemimpin pasar lebih berupaya untuk mempertahankan
pelanggannya daripada menerobos pasar baru. Hal dasar yang perlu diperhatikan
perusahaan dalam menjalin hubungan ini adalah memahami benar apa kebutuhan
dan keinginan serta harapan individual konsumen. Akhir-akhir ini banyak
perusahaan yang menyadari untuk menerapkan individualized marketing atau one to
one marketing dengan cara menciptakan produk yang dapat tepat memenuhi apa
yang diinginkan dan dibutuhkan kelompok konsumen.
7. B. MARKETING MIX
Istilah marketing mix merupakan istilah yang asing bagi sebagian besar masyarakat. Istilah
tersebut memang sangat berhubungan erat dengan dunia pemasaran dalam upaya
meningkatkan citra baik suatu produk barang/jasa di mata masyarakat. Bagi anda yang
mengambil study manajemen pemasaran pastinya anda sudah lebih mengetahui dan paham
tentang istilah pemasaran tersebut.
Marketing mix menurut bahasa adalah bauran pemasaran sedangkan menurut istilah
memiliki makna sebagai suatu strategi pemasaran yang dilaksanakan secara terpadu dan
bersamaan namun tetap dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk
meningkatkan penjualan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Maka dari itu bagian
dari pemasaran tersebut berperan penting sekali dalam meningkatkan produk penjualan di
masyarakat.
Di dalam marketing mix terdiri dari beberapa elemen marketing yang biasa dikenal dengan
unsur 4P yang kini telah berkembang menjadi unsur 7P. Ke tujuh strategi pemasaran
tersebut merupakan strategi ampuh dalam meningkatkan produk usaha suatu perusahaan
yang tentunya dapat berimbas pada deviden perusahaan yang semakin meningkat. Unsur
7P dalam marketing mix tersebut diantaranya :
1. Produk
Produk ini terbagi ke dalam dua kelompok yakni produk nyata dan produk tidak nyata.
Produk nyata adalah produk yang bisa dilihat sedangkan produk tidak nyata adalah produk
yang tidak bisa dilihat. Segmen marketing produk ini harus benar-benar diperhatikan kualitas
dari produk tersebut agar kepuasan konsumen terhadap produk tersebut tetap dapat terjaga.
2. Price
Strategi pemasaran ini berhubungan dengan harga. Karena faktor harga menjadi salah satu
penentu apakah produk tersebut mau dibeli masyarakat atau tidak.
3. Promotion
Strategi ini adalah cara mengenalkan suatu produk agar lebih dikenal oleh konsumen. Agar
produk tersebut lebih dapat dikenal luas oleh konsumen, tentunya strategi promosi ini harus
benar-benar. dapat dilakukan.
4. Place
Strategi ini disebut juga saluran distribusi yang berarti kegiatan memindahkan produk  dari
produsen kepada konsumen akhir.
5. Participant/People
Yang dimaksud dengan strategi ini adalah mereka yang turut serta berpartisipasi dalam
strategi pemasaran produk. Misalnya seorang kasir dalam usaha restoran,
6. Process
8. Strategi pemasaran yang menunjukan proses pelayanan yang akan diberikan kepada
konsumen saat melakukan pembelian suatu produk.
7. Physical Evidence
Merupakan strategi pamasaran yang berhubungan dengan situasi saat proses pemasaran
tersebut dilakukan. Situasi tersebut berhubungan dengan lingkungan fisik seperti kondisi
lingkungan, dekorasi tempat, dan lain sebagainya
Fungsi dari marketing mix ini mungkin dapat disamakan dengan Gopher Indonesia yang
menawarkan pembuatan web untuk lebih mengenalkan suatu produk barang/jasa. Atau juga
seperti media periklanan Google Adwords yang banyak membantu dalam mempromosikan
suatu produk tertentu kepada masyarakat luas.
PENERAPAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) PADA PERUSAHAAN
KUSUMA MULIA TEXTILE DI SEKAR PACE SURAKARTA”
Marketing Mix adalah inti dari suatu sistem pemasaran suatu perusahaan yang dapat
dilakukan untuk mempengaruhi permintaan akan produk yang dihasilkan. Variabel dari
marketing mix adalah produk, harga, promosi dan distribusi. Dari uraian diatas maka penulis
melakukan penelitian pada PT. Kusuma Mulia Textile yang berlokasi di jalan Cokrominoto
No. 47 Jebres Surakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan bauran pemasaran
(marketing mix) yang terdiri dari 4 P yaitu produk (product), harga (price), promosi
(promotion), dan distribusi (place) pada PT. Kusuma Mulia Textile Surakarta. Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif dan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara,
observasi dan studi pustaka. Perusahaan melaksanakan strategi pemasaran dengan
menggunakan marketing mix, untuk mencapai tujuan perusahaan yang di dalamnya meliputi
produk, harga, promosi dan distribusi dimana ke-empat variabel tersebut dapat berpengaruh
terhadap kesuksesan perusahaan dalam mencapai laba yang ditargetkan dan mampu
bersaing dengan perusahaan lain dalam usaha sejenis.
Berdasarkan penelitian tentang penerapan marketing mix pada PT. Kusuma Mulia Textile di
Surakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) PT. Kusuma Mulia Textile Surakarta adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pertextilan, memproduksi kain untuk dipasarkan kembali.
2) Produk dari PT. Kusuma Mulia Textile Surakarta selalu mengalami tahap daur hidup
produk, dari mulai produk tersebut diperkenalkan kepada masyarakat hingga produk
tersebut tidak laku lagi dipasaran. PT. Kusuma Mulia Textile Surakarta membentuk sebuah
departemen yaitu Research and Developmen (R&D), yang selalu memantau perkembangan
produk dipasaran dan membantu perusahaan dalam memberikan inovasi-inovasi produk
baru yang lebih baik.
3) Dalam menetapkan harga berpedoman pada lima faktor yang mempengaruhi harga yaitu
keadaan ekonomi, biaya, permintaan pasar, persaingan dan tujuan perusahaan.
4) Kegiatan promosi yang dijalankan oleh perusahaan adalah periklanan, penjualan
perseorangan dan promosi penjualan.
9. 5) PT. Kusuma Mulia Textile Surakarta menggunakan saluran distribusi langsung
perusahaan dan saluran distribusi langsung perusahaan ekspedisi.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis memberikan beberapa saran, yaitu :
1) Perusahaan harus mampu memproduksi kain yang sesuai dengan selera pasar dan
harus mampu mengoptimalkan tugas dari departemen Research and Developmen (R&D).
2) Produk yang saat ini berada pada tahap perkenalan dan pertumbuhan, perusahaan
harus mampu mempromosikan produk tersebut agar mampu menembus pasar sasaran.
Produk yang berada pada tahap kedewasaan, perusahaan harus mampu mempertahankan
posisi tersebut dengan cara melakukan promosi yang gencar dan menetapkan harga yang
sesuai. Untuk produk-produk yang berada pada tahap penurunan, perusahaan sebaiknya
memproduksi dengan jumlah tertentu saja dan segera berusaha untuk meluncurkan produk
baru yang lebih baik.
3) Dalam menetapkan harga, perusahaan harus lebih banyak mempertimbangkan
penetapan harga yang dilakukan pesaing, mengingat persaingan dalam dunia bisnis ini
sangat ketat.
4) Sebaiknya perusahaan melakukan promosi melalui televisi, radio dan surat kabar.
5) Sebaiknya PT. Kusuma Mulia Textile Surakarta tetap mempertahankan saluran distribusi
yang saat ini dijalankan, karena pada dasarnya saluran distribusi yang digunakan saat ini
sudah baik. Keyword : Marketing Mix, Peningkatan Volume Penjualan.