Anzeige
Anzeige

Más contenido relacionado

Anzeige

Ventilator Samarinda final.pptx

  1. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR ALFRIED NICOLAS S.
  2. Curiculum vitae  Nama lengkap : Alfried Nicolas S Skep Sp KV, CVRN.  Tempat/ tgl lahir : Poso 11 April  Jenis kelamin : Laki-laki  Agama : Kristen Protestan  Alamat Rumah : Perum Harapan Kita Jln Kantil III Blok H3 No 19 Karawaci  Tangerang Banten telp 081386484828.  Email : alfriednicolas@yahoo.co.id  Alamat Kantor : Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan kita. PENDIDIKAN FORMAL : Akademi Keperawatan DepKes Ujung Pandang Lulus tahun 1984  Sarjana Keperawatan FIK UI : Lulus tahun 2003  Profesi Ners FIK UI lulus tahun 2004  Pendidikan non formal : Kardiologi Dasar 1986  Kardiologi lanjutan 1989  Kardio Vascular Register Nurse 1991.  Ners Spesialis Kardiovascular 2011 PENGALAMAN KERJA  1. Sejak tahun 1986 – Sekarang RS Jantung Harapan Kita Jakarta  2. Staff Pengajar Diklat PJNHK Thn 1991– Sekarang.  PENGALAMAN ORGANISASI :  Anggota PPNI Tahun 1988 – Sekarang  Pengurus HIPERCCI Tahun 2006 – Sekarang
  3. Obyective 1. Proses respirasi 2. Ventilator dan bagian bagiannya 3. Pemakaian ventilator sesuai klinis 4. Perawatan dan komplikasi
  4. Latar Belakang > 1/3 pasien critical care memerlukan bantuan ventilasi mekanik. Lamanya penggunaan vent Mekanik berimplikasi pada : Infeksi : VAP Trauma jalan napas Efek penggunaan sedasi,relaxan dan analgetik Efek pengobatan/perawatan di ICU Meningkatnya pembiayaan
  5. Literaturstudy • Indication mechanical ventilation  66 % Respiratory failure  15 % Comatous  13 % COPD  5 % Neuromuscular desease • (acute respiratory distress syndrome, heart failure, pneumonia, sepsis, complications of surgery, and trauma ) • Journal of Respiratory Disease, vol 171.pp. 388-461; Alfried 2016
  6. respiratory distress /Failure Etiologi * Pulmonary * cardiac * neurologis * Gangguan Metabolik
  7. PROSES RESPIRASI TERJADI ANTARA UDARA DALAM ALVEOLUS DENGAN DARAH DALAM KAPILER, PROSESNYA DISEBUT DIFUSI PROSES MEKANIK, KELUAR MASUKNYA UDARA DARI LUAR KE DALAM PARU DAN SEBALIKNYA  YAITU BERNAFAS VENTILASI PARU PERTUKARAN GAS EKSTERNA INTERNA UTILISASI O2 PERTUKARAN GAS PEMAKAIAN OKSIGEN DALAM SEL PADA REAKSI PELEPASAN PERTUKARAN GAS ANTARA DARAH DENGAN SEL JARINGAN/TISUE Alfried 2016
  8. VENTILASI PARU INSPIRASI PERUBAHAN TEKANAN DALAM PLEURA (INTRAPLEURAL PRESSURE) KONTRAKSI DINDING DADA PARU VOLUME PARU MENJADI LEBIH BESAR 762 761 760 759 758 757 756 755 754 753 1 0 -2 -1 -3 -4 -5 -7 -6 0 0.5 INSPIRASI EKSPIRASI 5 DETIK TIDAL VOLUME INTRAPULMONA RY PRESSURE INTRAPLEURAL PRESSURE TEKANAN PLEURA LEBIH NEGATIF TRANSPULMONARY PRESSURE INSPIRASI Alfried 2016
  9. Trakea Bronkus primer Bronkus sekunder Bronkiolus terminalis Saccus alveolii Zona konduksi Zona respirasi Bronkus tersier Bronkiolus Bronkiolus respiratori Dari lubang hidung sampai bronkiolus terminalis disebut area konduksi (penghantar), sedangkan dari bronkiolus sampai alveoli disebut area respirasi (tempat pertukaran gas) Dari bronkiolus sampai br. Terminalis lebih banyak mengandung otot polos u/ regulasi aliran udara Dari trakea sampai bronkiolus banyak mengandung supporting cartilage (tlg rawan) yg berfungsi menjaga agar jalan nafas tetap terbuka STRUKTUR ANATOMI CABANG BRONKUS
  10. ANATOMICAL DEAD SPACE ALVEOLAR DEAD SPACE PHYSIOLOGICAL DEAD SPACE VENOUS ADMIXTURE (SHUNT) V/Q =  V/Q > 1 V/Q = 1 V/Q < 1 V/Q = 0 Hubungan Ventilasi (V) dan Perfusi (Q) TRAKEA KAPILER PARU NORMA L
  11. ALVEOLUS KAPILER PARU UDARA BEBAS: PiO2 : 20.9 % x 760 = 159 mmHg PiCO2 : 0.04 % x 760 = 0.3 mmHg PiN2 : 78.6 % x 760 = 597mmHg PiH2O : 0.46 % x 760 = 3.5 mmHg N2 H2O O2 PAO2: 104 mmHg CO2 PACO2: 40 mmHg O2 PaO2: 40 mmHg O2 PaO2: 104 mmHg CO2 PaCO2: 45 mmHg CO2 PaCO2: 40 mmHg PROSES DIFUSI PAN2: 573 mmHg PAH2O: 47 mmHg
  12. NEJM 2000;342:1334-1349
  13. Proses fisiologis respirasi dibagi menjadi 3 bagian: 1. Stadium pertama adalah ventilasi 2. Stadium ke dua, transportasi, yang terdiri dari beberapa aspek : • (a) difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler • (b) distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner • ( c) reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbon dioksida •3.Utilisasi oxygen di jaringan >> Proses methabolisma Alfried 2016
  14. Inspiration Mechanical Breath Spontaneous Breath Pressure Time PEROBAHAN TEKANAN ALVEOLAR
  15. Volume Pressure D V D P C = D V D P Compliance
  16. “The Feature of the Tube” R = D P D F Airway Resistance Pressure Difference = Flow Rate x Resistance of the Tube Alfried 2016
  17. Volume Flow Rate Time Volume = Flow X Time Alfried 2016
  18. O2 CO2 INDIKASI >>>> GAGAL NAPAS • Ventilation • Mechanical movement • Pressure difference • Diffusion • Molecular movement • Concentration difference • Perfusion/Transportasi dan utilisasi oxygen . • Hehoglobin dan plasma • Methabolisma rate Alfried 2016
  19. PERBEDAANANTARANAFASSPONTANDANNAFAS VENTILASIMEKANIK PRESSURE TIME INSPIRASI EKSPIRASI 0 Inspirasi = Tekanan negatif Ekspirasi = Tekanan Positif -2 Inspirasi = Tekanan positif Intrapleural pressure Ventilasi mekanik Nafas spontan Ekspirasi = Tekanan > negatif Alfried 2016
  20. Ventilator
  21. Mesin Ventilator Alfried 2016
  22. Bagian bagian Ventilator Alfried 2016
  23. 1. Kegagalan oksigenasi (< O2) : Hypoxemia (Pao2 < 55 mmhg dg FIo2 > 60% 2. Kegagalan ventilasi (> CO2) : Hypercapnia (PaCo2 > 45 ) TUJUAN : Mengatasi gangguan atau terjadinya kegagalan Oksigenisasi dan Kegagalan Ventilasi Himpunan Perawat Critical Care Indonesia (HIPERCCI) Indikasi Ventilasi Mekanik
  24. Sasaranfisiologis Memberikan support dengan memenuhi kebutuhan gas inspirasi. • Mempertahankan ventilasi alveolar. • Mempertahankan Pa02, Sa02, Pc02 dalam kondisi yang adekuat. Memperbaiki volume paru. • Volume inspirasi yang adekuat. • Meningkatkan kapasitas fungsi residu (FCR). Menurunkan kerja beban nafas. • Mengistirahatkan otot-otot pernapasan Alfried 2016
  25. Sasaran Klinis • Memperbaiki hypoxemia • Memperbaiki asidosis respiratorik acut. • Mencegah dan mengembalikan atelektasis. • Menghilangkan kelelahan otot bantu pernapasan. • Untuk memfasilitasi akibat pemberian sedasi yang dalam atau pelumpuhan otot. • Menurunkan konsumsi O2 myocard. Alfried 2016
  26. NAPAS MANDATORY, adalah napas yang diberikan oleh mesin ventilator kepada pasien, di mana tidal volume atau tekanannya dan juga respiratory rate [RR] diatur sepenuhnya oleh mesin ventilator. NAPAS ASSISTED, adalah napas yang diberikan oleh mesin ventilator kepada pasien, di mana tidal volume atau tekanannya diatur oleh mesin ventilator, tapi waktu/RRnya ditentukan oleh Trigger/permintaan pasien sendiri. NAPAS SPONTAN, adalah napas yang diberikan oleh mesin ventilator kepada pasien, di mana tidal volume atau tekanannya dan waktu/RRnya ditentukan oleh kemampuan otot-otot pernapasan pasien itu sendiri. JENIS-JENIS PERNAPASAN PADA MESIN VENTILATOR
  27. KLASIFIKASIVENTILASIMEKANIK PRESSURE TIME Inspirasi Ekspirasi CYCLED perubahan dari inspirasi  ekspirasi: • Volume • Time • Flow INITIATION / TRIGER: • Berdasarkan waktu (Control ) • Berdasarkan trigger/upaya nafas (Assisted) 0 KURVA NAFAS SPONTAN TARGET / LIMITED: • Berdasarkan volume • Berdasarkan pressure
  28. Control mode RR pasien sesuai dengan yg disetting Setting trigger > 0 (sensitivity = tidak sensitif) Setiap ada trigger tidak akan diberikan nafas dari ventilator Tidak nyaman u/ pasien sadar, harus sedasi atau relaksasi Biasa digunakan untuk resusitasi otak, dimana nilai PCO2 sudah ditetapkan atau hipoksemia berat 0 P T 6 DETIK 6 DETIK 6 DETIK Control Volume Cycled (VC,IPPV,CMV) Control Time Cycled (PC,P-CMV)
  29. Assisted mode 0 P T 1. RR pasien lebih dari setting 2. Trigger insp berdasar upaya nafas pasien (negative pressure) 3. Sensitivity dibuat < 0 (sensitif terhadap upaya nafas pasien) 4. Setiap trigger akan dibantu ventilator 5. Jika RR pasien lebih dari yg di setting disebut assisted mode, jika sama dgn setting RR disebut control mode. 6. Komplikasi hiperventilasi (PCO2 <<) 4 DETIK 3 DETIK 5 DETIK Assisted Volume Cycled Assisted Time Cycled
  30.  SPONTAN / CPAP [Continuous Positive Airway Pressure], adalah pemberian bantuan napas dari mesin ventilator kepada pasien, di mana semua jenis pernapasannya adalah Spontan, tapi harus ada PEEP nya. Kalau PEEP nya sama dengan 0 [nol], maka modusnya menjadi Spontan bukan CPAP. Di sini sensitivitynya juga selalu aktif.
  31. SETTING VENTILATOR • Respirasi Rate/ RR • Volume Tidal • Fraksi Oxygen • Inspirasi/Expirasi Rasio • Pressure Limit • Flow rate • Triger Sensitivity • Positif End Expirasi Pressure (PEEP) • Alarm. Alfried 2016
  32. SETTING VENTILATOR Setting ventilator / pemilihan Mode Ventilator dengan mempertimbangkan: : Status Oxsigenasi  Status respirasi (paru-paru) pasien . Parameter Hemodinamik Alfried 2016
  33. Respiratory Rate (RR) • Frekuensi nafas (RR) adalah jumlah nafas yang diberikan ke pasien setiap menitnya. Setting RR tergantung dari TV, jenis kelainan paru pasien, dan target PaCO2 pasien. Parameter alarm RR di set diatas dan di bawah nilai RR yang diset. Misalnya jika set RR 10 kali/menit, maka set alarm sebaiknya diatas 12x/menit dan di bawah 8 x/menit. Sehingga cepat mendeteksi terjadinya hiperventilasi atau hipoventilasi. Alfried 2016
  34. Tidal Volume (VT) Tidal Volume adalah volume gas yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien setiap sekali nafas. Umumnya setting untuk paru normal tolerate antara 6-8 cc/kgBB, atau 10 cc/kg bb tergantung dari compliance, resistance, dan jenis kelainan paru. sedangkan untuk pasien PPOK cukup dengan 5-8 cc/kgBB. Minute Volume ( MV ) Jumlah volume napas / menit ( RR x Tv ). Alfried 2016
  35. Fraksi Oksigen, (FiO2) FiO2 adalah jumlah konsentrasi oksigen yg dihantarkan/diberikan oleh ventilator ke pasien. Konsentrasi berkisar 21-100%. Rekomendasi untuk setting FiO2 pada awal pemasangan ventilator adalah 100%. Alfried 2016
  36. Inspirasi:Ekspirasi (I:E) Ratio I:E rasio biasanya diset 1:2 atau 1:1.5 yang merupakan nilai normal fisiologis inspirasi dan ekspirasi. Terkadang diperlukan fase inspirasi yg sama atau lebih lama dibanding ekspirasi untuk menaikkan PaO2, seperti pada ARDS, berkisar 1:1 sampai 4:1. Alfried 2016
  37. Pressure Limit/ Pressure Inspirasi Pressure limit mengatur/membatasi jumlah pressure/tekanan dari volume cycled ventilator, sebab pressure yg tinggi dapat menyebabkan barotrauma. Pressure yg direkomendasi adalah plateau pressure tidak boleh melebihi 35 cmH2O. Alfried 2016
  38. PEEP (Positive End Expiratory Pressure) PEEP meningkatkan kapasitas residu fungsional paru dan sangat penting untuk meningkatkan kadar PaO2 . Nilai PEEP dimulai dari 5 cmH2O. Setiap perubahan pada PEEP harus mempertimbangkan kebutuhan FiO2 dan respon kardiovaskular. Alfried 2016
  39. PEEP (Positive End Expiratory Pressure) PEEP 5 REDISTRIBUSI CAIRAN EKSTRAVASKULAR PARU MENINGKATKAN VOLUME ALVEOLUS MENGEMBANGKAN ALVEOLI YG KOLAPS (ALVEOLI RECRUITMENT)
  40. REDISTRIBUSI CAIRAN EKSTRAVASKULAR PARU +10 0 A B PEEP (Positive End Expiratory Pressure)
  41. MENINGKATKAN VOLUME ALVEOLUS +20 +10 0 A B C PEEP (Positive End Expiratory Pressure)
  42. MENGEMBANGKAN ALVEOLI YG KOLAPS (ALVEOLI RECRUITMENT) 0 +5 +10 +15 +15 +10 +5 0 PEEP (Positive End Expiratory Pressure)
  43. Optimal Humidification Circuit Condensation Environmental Conditions Patient Conditions 37oC 44 mg/L H2O 100% RH
  44. Humiditi PatientIntubation 45 220C HR 24% HA 5 mg/L 340C HR 26% HA 9 mg/L 350C HR 30% HA 10 mg/L (carina) Inspirasi 330C HR 100% HA 37 mg/L 360C HR 100% HA 42 mg/L 370C HR 100% HA 44mg/L (carina) Ekspirasi 370C HR 100% HA 44 mg/L (alveolus) Proses humidifikasi sebagian besar dilakukan oleh saluran napas bagian bawah  Memperberat beban kerja napas pasien
  45. ISB 5 – 6 cm di bawah carina Carina Trachea 2:6 ISB(Isothermic Saturation Boundary) Titik/posisi penting pada jalan napas untuk mempertahankan temperatur dan humidifikasi relatif agar fungsi paru tetap terjaga dengan baik Jika humidifikasi tidak memadai, dikhawatirkan Titik ISB akan bergeser ke bronkiolus atau bahkan alveolus Meningkatkan beban kerja napas Ketidak-nyamanan pasien Risiko kerusakan sel-sel jaringan saluran napas Risiko infeksi Micro-bubble diffuser..............!!!
  46. 2:7 Kondisi1: Humiditipasiennon-intubasi, bernapasdenganudararuangan Inspirasi Ekspirasi 220C HR 50% HA 10 mg/L 300C HR 90% HA 30 mg/L (Faring) 330C HR 92% HA 36 mg/L (Trakhea atas) 370C HR 100% HA 44 mg/L (alveolus) 330C HR 100% HA 37 mg/L 340C HR 100% HA 40 mg/L 350C HR 100% HA 41mg/L (Trakhea atas) 350C HR 95% HA 37 mg/L (carina) 370C HR 100% HA 44mg/L (carina) Proses humidifikasi sebagian besar dilakukan oleh saluran napas bagian atas
  47. PENYAPIHAN • SYARAT PENYAPIHAN Fungsi paru baik Pasien sadar Hemodinamik stabil Pd FIO2 50 % PaO2 > 60 mmHg Pa CO2 < 45 mmHg. TV > 10- 15 ml/ kg
  48. NON INVASIVE MONITORING • ECG / HR • TEMPERATUR • RESPIRATION • BLOOD PRESSURE • SATURATION
  49. ASUHANKEPERAWATAANPADAPASIENDENGANVENTILASI MEKANIK PENGKAJIAN I. Pengkajian persistem 1.Status respirasi • Frekwensi, pola dan suara napas • Pergerakan dada • Jalan napas : tipe, ukuran dan posisi ETT • Produksi sputum • Tanda-tanda hipoksia • Parameter pada ventilator • Foto thorax, AGD, Saturasi oksigen 2.Status kardiovaskuler • Parameter hemodinamik • Frekwensi dan irama jantung
  50. Cont… 3. Status Neurologis • Tingkat kesadaran • Reaksi dan besar pupil • Gerakan motorik 4. Status Gastro intestinal • Distensi abdomen • Peristaltik usus • Absorpsi cairan lambung
  51. Cont… 6. Status Renalis • Pengeluaran urine 7. Status Psikologis • Kecemasan • Rasa takut • Gelisah • Mudah marah 8. Status Immunologis Tanda-tanda Infeksi
  52. MONITORING RESISTENSI TUBE/SIRKUIT KINKING MUKUS PLAK BRONKOSPASME COMPLIANCE EDEMA PARU AKUT PNEUMONIA LOBARIS PNEUMOTORAKS ARDS FIGHTING VENT. RESISTENSI COMPLIANCE AFTER SUCTIONING BROKODILATASI CUFF/SIRKUIT BOCOR PENYEMBUHAN: - EDEMA PARU -PNEUMONIA -ARDS -AFTER WSD Pressure target D Tidal Volume
  53. Peak pressure/tekanan • High : 10-15 cmH2O • Low : 10-15 cmH2O Volume Tidal • Tentukan batas atas dan bawah Minute volume • Tentukan batas atas dan bawah Respiratory rate • Tentukan batas atas dan bawah Apnea time  back up ventilation • 15-20 detik Air trapping  batas atas Macam Alarm
  54. Komplikasiventilasimekanik. • Respiratory care Respiratory alkalosis Acid-base Increased ICP Neurologic Decreased urine output, change in ADH & ANP Renal GI bleeding, malnutrition GI & nutritional Decreased venous return & cardiac output, hypotension Cardiovascular Barotrauma, O2 toxicity, atelectasis, nosocomial pneumonia Pulmonary Laryngeal edema, tracheal mucosal trauma Airway Accidental disconnection, leaks in circuit, loss of electrical power, loss of gas pressure Mechanical
  55. INTERVENSI KEPERAWATAN 57
  56. •Mechanical Malfunction. •Airway Malfunction. •Pulmonary Barotroma. •Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac Output dan penurunan Venouse return ). •Pulmonary Atelektasis,Pneumonia dan Infeksi. •Kegagalan Weaning. 58 MASALAH-MASALAH YAN DAPAT TERJADI SELAMA MENGGUNAKAN VENTILASI MEKANIK
  57. a. Sebaiknya diset 10-20 % dibawah /diatas PIP ( Peak Inspiratory pressure ). b. Akan berbunyi jika pressure turun /naik dari yang diset. c. Juga digunakan untuk mendseteksi kebocoran / sumbatan d. Jika alarm berbunyi : - Air dalam sisrkuit. - ETT kingking/ digigit. - Sekresi dalam ETT. - Kebocoran / selang terlepas
  58. 1. Alarm low /high exhaled volume: a. Set 100cc dibawah nilai TV. Eksp (10-20%) b. Akan berbunyi jika TV << / >>atau Tdk adekut. c. Biasanya digunakan untuk mendeteksi kebocoran sistem VM.
  59. WEANING Weaning/penyapihan : suatu proses yang membantu pasien dapat bernafas spontan tanpa bantuan ventilasi mekanik. Penggunaan ventilasi mekanik dikurangi secara bertahap sambil memperhatikan respon pasien.
  60. Weaning Ventilasi jangka pendek { STMV } Short term mechanical ventilation: Penggunaan vent mekanik < 72 jam Penyapihan 2 – 8 jam Pada pasien :tidak ada gangguan paru, paska operasi, acut heart failure Ventilasi jangka panjang { LTMV } Long term mechanical ventilation: Penggunaan Vent mekanik > 72 jam Penyapihan bertahap dan berulang-ulang Pada pasien : bayi prematur, gangguan neurologis, paralysis diafragma
  61. Proses weaning :
  62. Pre weaning stage Weaning tidak dilakukan dengan aktif dan cepat. Mencegah tidak terjadi komplikasi weaning dengan stabilisasi: hemodinamik,oksigenisasi,asam basa serta menguatkan otot-otot pernapasan. Mempersiapkan pasien pada tahapan proses weaning. Memilih pendekatan proses weaning dalam hal mode ventilator.
  63. Weaning process : Pengkajian para meter klinis Mengobservasi kemampuan pasien tanpa menggunakan ventilator,berapa persen volume semenit yang dapat dicapai,kemampuan otot jantung,oksigenisasi, status nutrisi,elektrolit,penggunaan otot-otot tambahan dan status psikologis pasien. Pengkajian saat akhir proses weaning : Sesak napas,ekspresi wajah,penggunaan otot tambahan,RSBI,denyut jantung dan tekanan darah.
  64. Weaning outcome stage : Complete or incomplete Complete weaning : Kriteria penyapihan tercapai Parsial support siang atau malam Bernapas spontan 24-48 jam Incomplete weaning Terjadi perubahan yang tidak baik pada pasien. Stop proses weaning dan kembali pre weaning stage.
  65. Parameter percobaan mulai weaning pada pemakaian ventilasi mekanik jangka panjang Hemodinamik stabil Fraksi oksigen { FIo2 } ≤ 50% PEEP ≤ 8 Cm H2O Volume tidal spontan ≥ 5 ml/kg Tekanan negatif inspirasi {NIP} ≤ 20 CmH2O RSBI {Rapid shallow breathing index } Fx/Vt ≤ 105 BWAP { Burn Weaning Assesment Program } ≥ 50 % { dalam 48 jam }
  66. BURN WEANING ASSESMENT PROGRAM Protokol Burn Weaning Assesment Program ( BWAP )meliputi : 1. General Assesment: 12 Point 2. Respiratory Assesment : 14 Point. Air way clereance Srength Endurance Gas exchange Pengisian checklist dengan jumlah poin 26 = 100% ( jika jawabannya ya semuanya ). Untuk melihat progres dari proses weaning
  67. MONITORING Analisa gas darah Arterial Mixed Venous Normal Range Normal Range pH, units 7.40 7.35-7.45 7.36 7.31-7.41 PCO2, mmHg 40 35-45 46 41-51 PO2, mmHg 97 80-100 40 35-40 O2Sat. % 97 95-100 75 70-75 HCO3, mEq/L 24 22-26 24 22-26 BE, mEq/L 0 +2 0 +2
  68. Status Oksigenasi • Parameter PaO2, SpO2 • Mencapai PaO2, SpO2 yang diinginkan dgn FiO2 terendah • Variabel FiO2, Mean airway pressure, I:E ratio • Bila perlu ditambah PEEP Status Ventilasi • Parameter PaCO2 • Variabel tidal volume, rate, dead space • Atur minute volume untuk PaCO2 yang diinginkan • Waspada efek samping Evaluasi
  69. EVALUASI Hasil yang diharapkan : 1) Pertukaran gas dan tanda-tanda vital adekuat 2) Ventilasi adekuat dan akumulasi lendir minimal 3) Tidak terjadi infeksi 4) Berperan dalam melakukan mobilisasi 5) Melakukan komunikasi secara efektif 6) Dapat mengatasi masalah:  Mengemukakan keluhannya  Berperan dalam mengambil keputusan  Dapat nelakukan relaksasi
  70. 10 Intervensi terpenting pada perawatan Pasien dengan Ventilator
  71. 1. Komunikasi Komunikasi anggotaTim Dokter Perawat Phisioterafis Ahli Gizi Pasien dengan ventilator : Tujuan Alasan/penyebab Perencanaan Penggunaan obat Kondisi pasien
  72. 2. Periksa Modes dan setting ventilator Informasikan pasien tentang penggunaan ventilator Bandingkan pengaturan setting ventilator saat ini dan sebelumnya Biasakan dengan bunyi alarm dan tindakannya Chek ambu bag dan alat penghisap Pastikan untuk bisa melakukan hiperventilasi atau hiperoksigenisasi
  73. 3. Suctioning Rekomendasi : Suction dilakukan hanya jika perlu Hiperoksigenisasi sebelum dan sesudah suction Tidak memasukan cairan saat suction Dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin < 15 dtk Tekanan suction 100 - 120 mmhg
  74. Cont… Suctioning Terbuka Tertutup o2 orang penolong oDisposible cateter oLepas dari ventilator 1 orang penolong Cateter non disposible Tidak lepas dari ventilator
  75. 4. Pengkajian Nyeri dan kebutuhan sedasi Menilai skala tingkat nyeri Menilai kebutuhan obat sedasi (Skala Ramsay ) Mencegah self extubation dengan menggunakan obat farmakologik dan non farmakologik(komunikasi,sentuhan,musik, distraksi,relaksasi atau keluarga )
  76. 5. Pencegahan Infeksi VAP Bundle Oral hygiene dengan chlorhexidine dan suction rongga mulut(diatascuff ETT/Tracheostomy tube) ROM dan perubahan posisi
  77. VENTILATOR BUNDLE 1.Elevation of the head of the bed to between 30- 45 ̊ 2.Daily “Sedation vacations” and assesment of readinese to extubate 3.DVT Prophylaxis (unless contra indicates) 4.Stress bleeding prophylaxis
  78. 6.Mencegah ketidakstabilan hemodinamik Observasi invasif dan non invasif hemodinamik Chek setting ventilator Kaji tidal volume,PIP dan status oksigenisasi Kolaborasi pemberian cairan dan inotropik
  79. 7. Pengelolaan jalan napas Perhatikan tubing/selangventilator(kinking/ tertekuk atau kebocoran) Chek tekanan Cuff ETT/Traceostomy ( 20 – 30 mmhg )……..minimal inflasi toleransi pasien Suction rongga mulut setelah oral hygiene Ganti fiksasi ETT jika kotor dan longgar atau sesuai SOP
  80. 8. Memenuhi kebutuhan gizi pasien Pemberian nutrisi sedini mungkin Alternatif pemberian nutrisi enteral atau parenteral Observasi kemampuan menelan pada pasien dengan tracheostomy
  81. 10. Pendidikan pasien dan keluarga Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang program yang sedang dilakukan Penjelasan tentang fungsi penggunaan ventilator Komunikasikan hasil yang diharapkan Kaji kebutuhan dan respon pasien
  82. Do not be like this ! * Hear the alarm and respond *See the problem *Ask if you do not know what to do
  83. WorldAllianceforPatient Safety, WHO, 2004) “Safety is a fundamental principle of patient care and a critical component of Quality Management.” (World Alliance for Patient Safety, Forward Program, WHO, 2004) 86 Alfried 2016
Anzeige