Dokumen tersebut membahas tentang Trematoda Paru bernama Paragonimus westermani. Cacing ini termasuk kelas Trematoda yang menginfeksi paru-paru manusia dan hewan, menyebabkan penyakit Paragonimiasis. Spesies P. westermani merupakan agen penyebab utama infeksi ini.
2. Klasifikasi
Kingdom : Animali
Phylum : Platyhelminthes
Class: Trematoda
Ordo : Plagiorchiida
Family : Troglotrematidae
Genus: Paragonimus
Spesies : Paragonimus westermani
3. Tentang
Merupakan cacing paru yang berasal dari kelas
Trematoda.
Bagian tubuh yang paling utama diserang adalah
bagian paru.
Penyakit dari cacing ini adalah Penyakit
Paragonimiasis.
Paragonimiasis termasuk dalam penyakit zoonosis.
Paragonimus westermani merupakan Trematoda
paru-paru yang mempunyai beberapa nama lain,
yaitu:
The Lung Fluke
· Distoma wetermani
· Paragonimus ringeri
4. Penyakit Paragonimiasis
Penyakit dimana bagian tubuh yang diserang adalah
paru-paru.
Paragonimiasis adalah infeksi parasit makanan
terdapat pada paru-paru yang bisa menyebabkan
sub-akut untuk penyakit radang paru-paru kronis
dapat juga melalui udara.
Lebih dari 30 spesies trematoda (cacing) dari genus
Paragonimus telah dilaporkan menginfeksi hewan
dan manusia.
Di antara lebih 10 spesies dilaporkan menginfeksi
manusia, yang paling umum adalah Paragonimus
westermani yang menyerang bagian paru-paru.
5. Morfologi
Ukuran telur: 80 –120 x 50 – 60 mikron.
Bentuk oval
Memiliki operculum khas yang berdinding tebal
Berwarna kuning kecoklatan
Berisi sel-sel ovum yang belum matang
6. Morfologi
Cacing Dewasa
Bersifat hermaprodit.
Sistem reproduksinya ovivar.
Bentuknya menyerupai daunberukuran 7 – 12 x 4 – 6
mm dengan ketebalan tubuhnya antara 3 – 5 mm.
Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.Uterus
pendek berkelok-kelok.Testis bercabang, berjumlah 2
buah.
Ovarium berlobus terletak di atas testis.
Kelenjar vitelaria terletak di 1/3 tengah badan.
7. Hospes
Hospes definitif :
Manusia, kucing,
anjing.
Hospes perantara I :
Keong air / siput
(Melania/Semisulcosp
ira spp).
Hospes perantara II :
Ketam / kepiting.
9. Siklus Hidup
Telur keluar bersama tinja atau sputum, dan berisi
sel terlur.
Matang dalam waktu kira-kira 16 hari lalu menetas.
Mirasidium lalu mencari keong air dan dalam keong
air terjadi perkembangan.
Serkaria keluar dari keong air, berenang mencari
hospes perantara II, lalu membnetuk metaserkaria di
dalam tubuhnya.
10. Infeksi terjadi dengan memakan hospes perantara
ke II yang tidak dimasak sampai matang.
Dalam hospes definitive, metaserkaria menjadi
dewasa muda di duodenum.
Cacing dewasa muda bermigrasi menembus dinding
usus, masuk ke rongga perut, menembus diafragma
dan menuju ke paru.
Jaringan hospes mengadakan reaksi jaringan
sehingga cacing dewasa terbungkus dalam kista,
biasanya ditemukan 2 ekor didalamnya.
11. Patologi dan Gejala Klinis
Cacing dewasa dapat memberi gangguan di paru-
paru:
Gejala pertama di mulai dengan adanya batuk kering
yang lama kelamaan menjadi batuk darah.
Bermigrasi ke alat–alat lain dan menimbulkan abses
pada alat tersebut misalnya pada hati dan empedu.
Larva masuk dalam saluran empedu dan menjadi
dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada
saluran empedu, penebalan dinding saluran,
peradangan sel hati dan dalam stadium lanjut akan
menyebabkan sirosis hati yang disertai udema.
12. Gejala yang muncul dapat dikelompokkan menjadi 3
tahap, yaitu :
o Stadium ringan : tidak ditemukan gejala.
o Stadium progresif : terjadi penurunan nafsu makan,
perut terasa penuh, diare.
o Stadium lanjut : didapatkan sindrom hipertensi portal
yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus, oedema dan
sirosis hepatic.
13. Diagnosa
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam
sputum atau cairan pleura. Kadang-kadang telur
juga di temukan dalam tinja.
15. Pencegahan
Tidak memakan ikan / kepiting mentah. Apabila
menkonsumsi harus sudah dimasak secara
sempurna sehingga bisa dihindari terinfeksi oleh
metaserkaria dalam ikan/kepiting tersebut.
16. Trematoda Usus
Fasciolidae
Echinostomatidae
Heterophydae
17. Fasciolidae
Hospes : Manusia dan babi, juga anjing serta kelinci.
Penyakit : fasiolopsiasis
Cacing ini pertama kali ditemukan oleh Busk (1843)
pada autopsi seorang pelaut yang meninggal di
London.
Hospes dan Nama penyakit
Kecuali manusia dan babi yang menjadi hospes
definitive cacing tersebut, hewan lain seperti kucing,
anjing dan kelinsi juga dapat dihinggapi.
Penyakit yang disebabkannya disebut fasiolopsiasis.
18. Distribusi Geografik
Fasciolopsis buski
adalah cacing
trematoda yang sering
di temukan pada
manusia dan babi di
RRC.
Cacing ini dilaporkan
dari berbagai Negara
seperti
Taiwan,Vietnam,Thail
and,India,dan
Indonesia.
19. Morfologi
Trematoda terbesar yang didapatkan pada manusia,
yaitu 2 - 7,5 cm x 0,8 – 2 ,0 cm.
Bentuknya seperti daun agak lonjong dan lebar.
Kutikulum ditutupi duri-duri kecil yang letaknya
melintang.
Batil isap kepala ¼ batil isap perut.
Testis sepasang, bercabang terletak agak tandem
dibgn posterior
Vitelaria terletak lebih lateral dari sekum
Ovarium berbentuk agak bulat & uterus berkelok-
kelok
20. Habitat : melekat pada dinding usus halus
Telur : berukuran 130-140 µ x 80-85 µ, mirip telur F.
hepatica, agak lonjong, berdinding tipis transparan,
dengan sebuah operculum.
Seekor cacing dewasa dapat mengeluarkan telur
15.000-48.000 butir/hari.
Hospes perantara I : genus Segmentina, Hippeutis,
dan Gyraulus.
Perkembangan dlm keong : M-S-R1-R2-C
Hospes perantara II : Trapa, Eliocharis, Eichornia ,
Zizania, Nymphoea dan Ipomoea.
21. Daur Hidup
Serkaria, seperti mirasidium, dapat berenag bebas
dalam air, berbentuk seperti kecebong, ekornya
lurus dan meruncing pada ujungnya, berukuran kira-
kira 500 mikron dengan badan agak bulat berukuran
195 mikron X 145 mikron.
Badan serkaria ini mirip cacing dewasa yaitu
mempunyai batil isap kepala dan batil isap perut.
Mirasidium atau serkaria yang dalam batas waktu
tertentu belum menemukan hospes, akan punah
sendiri.
Serkaria dapat berenang dengan ekornya, atau
merayap dengan menggunakan batil isap.
22. Serkaria tidak memiliki kecenderungan untuk
memilih tumbuh-tumbuhan tertentu untuk tumbuh
menjadi metaserkaria yang berbentuk kista.
Tumbuh-tumbuhan yang banyak dihinggapi
metaserkaria adalah Trapa, Eliocharis, Eichornia dan
Zizania.
Tumbuh-tumbuhan seperti Nymphoea lotus dan
Ipomeea juga dihinggapi metaserkaria.
Bila seorang memakan tumbuhan air yang
mengandung metaserkaria tanpa dimasak sampai
matang, maka dalam waktu 25-30 hari metaserkaria
tumbuh menjadi cacing dewasa dan dalam waktu 3
bulan ditemukan telurnya dalam tinja.
24. Patologi & Gejala Klinis
Cacing melekatkan diri ke mukosa usus halus
(duodenum, yeyenum) melalui batil isap perut.
Cacing memakan isi usus dan mungkin mukosa
superfisial sehingga terjadi daerah-daerah
peradangan, ulserasi dan abses.
Cacing dalam jumlah besar (menyebabkan
sumbatan sehingga terjdi Illeus akut)
Gejala nyeri epigastrium, nausea dan diare,
terutama waktu pagi.
25. Pada infeksi berat terjadi intoksikasi dan sensitisasi
edema pada muka (halzoun), dinding perut
(asistes) dan tungkai bawah
Kematian terjadi karena merana (exhaustion) atau
intoksikasi.
Gejala klinis dini pada akhir masa inkubasi : diare
diselingi konstipasi dan nyeri ulu hati (epigastrium).
Diare awalnya diselingi konstipasi persisten, warna
tinja mjd hijau kuning (busuk, sisa makanan yg tdk
dicerna).
26. Diagnosa
Di daerah endemik gejala klinis
Telur dalam tinja (diagnosis pasti)
27. Pengobatan
Obat yang efektif untuk penyakit ini adalah
diklorofen ,niklosamid,dan prazikuantel.
28. Pencegahan
Penyakit ini yang berat dalam menyebabkan
kematian, akan tetapi bila di lakukan pengobatan
sedini mungkin masih dapat memberi harapan
untuk sembuh,masalah yang penting adalah
reinfeksi yang sering terjadi pada penderita.
29. Epidemilogi
Kebiasaan makan tumbuhan air mentah (tdk
dimasak dgn sempurna).
Pembudidayaan ttumbuhan air di daerah yang
tercemar dengan kotoran manusia/ babi.
30. Echinostomatidae
Hospes cacing keluarga Echinostomatidae sagat
beraneka ragam, yaitu manusia, tikus, anjing,
burung, ikan, dan lain-lain (poliksen).
Penyakitnya disebut ekinostomiasis.
Cacing genus Echinostoma yang ditemukan oleh
manusia kira-kiara 11 spesies atau lebih.
Echinostoma ilocanum
E. malayanum
E. revolutum
E. lindoense (di Palu).
E. recurvatum
Garrison (1907) adalah sarjana yang pertama kali
menemukan telur Echinostoma ilocanum pada
narapidna pribumi di Filipina.
32. Morfologi
Habitat : usus halus (cacing dewasa)
Ciri-ciri khas :
Duri-duri leher (collar sines) 37-51 buah letaknya
dua baris berupa tapal kuda melingkari bagian
belakang dan samping batil isap mulut.
Bentuk lonjong dg ukuran 2,5 mm – 15 mm x 0,4 –
3,5 mm.Warna agak merah ke abu-abuan.
Testis agak bulat, berlekuk-lekuk tersusun tandem
di bagian posterior.
Vitelaria sebelah lateral, 2/3 bgn hingga bgn
posterior.
34. Daur Hidup
Dalam hospes perantara I, mirasidium tumbuh menjadi
sporokist.
Kemudian melanjut menjadi redia induk, redia anak yang
kemudian membentuk serkaria.
Serkaria yang pada suatu saat berjumlah banyak,
dilepaskan ke dalam air oleh redia yang berada dalam
keong.
Serkaria ini kemudian hinggap pada hospes perantara II
untuk menjadi metaserkaria yang efektif.
Hospes perantara II adalah jenis keong yang besar,
seperti genus Vivipar, Bellamya, Pila atau Corbicula.
Ukuran besar cacing, jumlah duri-duri sirkumoral, bentuk
testis, ukuran telur dan jenis hospes perantara,
digunakan untuk mengidentifikasi spesies cacing.
35. Patologi dan Gejala Klinis
Kerusakan ringan pada mukosa usustidak
menimbulkan gejala
Pada infeksi berat : radang kataral pada dinding
usus, atau ulserasi
Pada anak-anak diare, sakit perut, anemia dan
edema.
37. Pengobatan
Tetrakloroetolen adalah obat yang dianjurkan,
akan tetapi penggunaan obat-obat baru yang
lebih aman, seperti prazikuantel dapat
dipertimbangkan.
38. Epidemilogi
Keong sawah yang digunakan untuk konsumsi
sebaiknya dimasak smpai matang, sebab bila
tidak, metaserkaria dapat hidup dan tumbuh
menjadi cacing dewasa.
39. Heterophyidae
Cacing keluarga Heterophyidae adalah cacing
trematoda kerdil, berukuran sangat kecil, hanya
kurang lebih beberapa milimeter.
Cacing ini pertam kali ditemukan oleh Bilharz (1851)
pada autopsi seorang Mesir di Kairo.
Hospes cacing ini sangat banyak, umumnya
makhluk pemakan ikan seperti manusia, kucing,
anjing, rubah, dan jenis burung-burung tertentu.
Nama penyakitnya adalah heterofialisis.
40. Distribusi Geografik
Cacing ini ditemukan di
Mesir, Turki, Jepang,
Korea, RRC, Taiwan,
Filipina, dan Indonesia.
Cacing dari keluarga
Heterophyidae adalah:
Heterophyes,
Metagonimus
yokogawai dan
Haplorchis yokogawai.
Di Indonesia, Lie Kian
Joe (1951) menemukan
cacing Haplorchis
yokogawai pada autopsi
3 orang mayat.
41. Morfologi
Cacing dari keluarga Heterophyidae berukuran
panjang antara 1-1,7 mm ddan lebar antara 0,3-0,75
mm, kecuali genus Haplorchis yang jauh lebih kecil,
yaitu panjang 0,41-0,51 mm dan lebar 0,24-0,3 mm
Habitat cacing dewasa bagian tengah usus halus
Bentuk piriformis, warna keabu-abuan.
Permukaan ditutupi duri-duri seperti sisik
Mempunyai 3 batil isap (mulut, perut & kelamin)
42. Batil isap perut besar terletak 1/3 anterior.
Mempunyai batil isap genital pada tepi posterior kiri
batil isap perut.
Dua testis lonjong tltk di lateral 1/5 posterior badan
Ovarium kecil , uterus berkelok-kelokdiantara dua
sekum.
44. Daur Hidup
Telur : berwarna coklat muda, mempunyai
operkulum, ukuran 26,5-30 x 15-17 µ, berisi
mirasidium.
Mirasidium keluar berenang > Hp. I (Keong air
tawar/payau Pirenella, Cerithidia,Semisulcospira)
> di dlm Hp. I berubah mjd sporokista (S) > R
(R1-R2) > Serkaria > Hp. II (ikan Mugil, Tilapia,
Aphanius, Acanthogobius, Clarias, dll).
45. Di dlm Hp. II serkaria berubah menjd Metaserkaria
(bentuk infektif) (otot-otot ikan)
Infeksi > trjd apabila memakan daging ikan
mentah/yg dimasak kurang matang yg mengandung
metaserkaria
Pd ikan jenis Plectoglossus > metaserkaria tdk msk
ke dlm otot, tetapi hinggap di sisik & sirip.
46. Patologi dan Gejala Klinis
Biasanya menyebabkan iritasi ringan pada usus
halus.
Pada infeksi berat terjadi diare kronis berlendir
disertai nyeri kolik dan rasa tidak enak pada
abdomen dan nyeri tekan.
Kadang-kadang cacing menembus dinding usus,
sehingga telurnya dapat masuk aliran limfe dan
menyangkut di katup-katup jantung payah
jantung.
Hal ini dilaporkan pada infeksi cacing
Metagonimus dan Haplorchis yokogawai.
47. Telur cacing dewasa dpt bersarang di jaringan otak
& menyebabkan kelainan
Infeksi berat tsb dpt menimbulkan mulas-mulas/kolik,
diare berlendir & nyeri tekan pd perut .
50. Epidemilogi
Menusia, terutama pedagang ikan dan hewan
seperti kucing, anjing dapat merupakan sumber
infeksi bila menderita penyakit kucing tersebut.
Telur cacing dalam tinja dapat mencemari air serta
ikan yang hidup didalamnya.
Hospes definitif mendapatkan infeksi karena
memakan daging ikan mentah yang mengandung
metaserkaria hidup.
Ikan yang diproses kurang sempurna untuk
konsumsi, seperti fessikh, dapat juga menyebabkan
infeksi.
Sebagai usaha untuk mencegah meluasnya infeksi
cacing Heterophyidae kebiasaan makan ikan