SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
PENGANTAR
PENELITIAN KUALITATIF
SITI ANNISA RIZKI, M.PSI., PSIKOLOG
‘It’s discovering something new and exciting; there’s a little bit of danger.’
‘It is exciting and unusual, out of the ordinary. There’s a big element of
enjoyment and there may be an element of challenge. It’s something that
will develop me as a person.’
‘An exploration involving new places, meeting new people and having new
experiences outside of the norm. These could be both positive and negative
in nature.’
‘Adventures are sudden, surprise events which are pleasurable, because
they are unexpected.’
METODE PENELITIAN
ANALOGI AWAL
Ubah menjadi
Metode penelitian : cara untuk mengajukan pertanyaan atau juga bisa menjadi cara
membenarkan suatu jawaban.
Disini metode penelitian bertemu dengan Epistemologi
Memilih bahan-bahan
= sampel yang representatif,
instrument pengukuran
terstandar, tes statistik yang
sesuai
Mengurutkan hal-hal
tersebut dengan langkah-
langkah yang sesuai =
menggunakan langkah
sesuai prosedur
Menunggu hasil
(how-to-apply-appropriate-techniques-to-the-subject-matter)
to
a creative (how-can-I-find-out?)
Misal penelitian :
Learned helplessness pada tunawisma wanita
KONSEP PENTING DARI
FILOSOFI KEILMUAN
• Epistemology
• Positivism
• Empiricism
• Hypothetico-deductivism
EPISTEMOLOGY
EPISTEMOLOGY ADALAH CABANG FILOSOFI YANG BERKAITAN DENGAN TEORI PENGETAHUAN. YANG
BERUPAYA UNTUK MEMBERIKAN JAWABAN TERHADAP PERTANYAAN “BAGAIMANA DAN APA,
BISAKAH KITA MENGETAHUI”. HAL INI MENCAKUP MEMIKIRKAN TENTANG PENGETAHUAN ITU
SENDIRI, TENTANG RUANG LINGKUP DAN TENTANG VALIDITAS DAN RELIABILITAS UNTUK
MENGAKUI PENGETAHUAN.
METODE PENELITIAN MENYEDIAKAN JALAN UNTUK MENDEKATI, MENJAWAB PERTANYAAN
PENELITIAN. METODE PENELITIAN DAPAT DIDESKRIPSIKAN SEBAGAI “CARA UNTUK MENCAPAI
TUJUAN (KVALE 1996).
NAMUN SEBELUMNYA, KITA HARUS MENGIDENTIFIKASI TUJUAN KITA DAN MAMPU MENENTUKAN
PILIHAN KITA. KITA PERLU MEMPERJELAS SASARAN PENELITIAN KITA DAN HARUS BISA MERASAKAN
APA YANG MUNGKIN DILAKUKAN UNTUK “MENCARI TAHU”. DENGAN KATA LAIN, KITA PERLU
MENGADOPSI POSISI EPISTEMOLOGIS
POSITIVISM
 Salah satu posisi epistemologis adalah positivism.
 Positivisme menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara dunia
(objek, peristiwa, fenomena) dan persepsi kita, dan pemahaman,
tentangnya.
 Posisi seperti itu juga disebut sebagai 'teori korespondensi kebenaran'
karena menyatakan bahwa fenomena secara langsung menentukan
persepsi kita tentang mereka
 Epistemologi positivis menyiratkan bahwa tujuan penelitian adalah
menghasilkan pengetahuan yang objektif; yaitu pemahaman yang tidak
memihak dan tidak bias, berdasarkan pandangan dari 'luar', tanpa
keterlibatan pribadi atau kepentingan pribadi dari pihak peneliti.
EMPIRISM
 Empirisme sangat erat kaitannya dengan positivisme. Ini didasarkan
pada asumsi bahwa pengetahuan kita tentang dunia harus diturunkan
dari 'fakta-fakta pengalaman' (Chalmers 1999). Dengan kata lain,
persepsi indera memberikan dasar untuk perolehan pengetahuan,
yang berlangsung melalui pengumpulan dan klasifikasi observasi
yang sistematis. Dalam hal ini, termasuk eksperimen.
 Empiris modern berpendapat bahwa akuisisi pengetahuan bergantung
pada pengumpulan dan analisis data. Mereka tidak percaya bahwa
karya teoretis murni dapat membawa kita lebih dekat kepada
kebenaran, dan mereka mengusulkan bahwa semua klaim
pengetahuan harus didasarkan pada data.
 Pada titik ini, penting untuk membedakan antara istilah “empiris” dan
“empirical”.
 “Empiris” sikap bahwa semua pengetahuan harus didasarkan pada
data
 “Empirikal'  istilah deskriptif yang mengacu pada penelitian yang
melibatkan pengumpulan dan analisis data.
Hypothetico-
deductivism
 Kritik Karl Popper terhadap induktivisme merupakan alternatif yang
paling berpengaruh  membentuk dasar psikologi eksperimental arus
utama.
 Popper menyadari fakta bahwa kumpulan pengamatan tidak akan pernah
bisa memunculkan pernyataan kategoris seperti 'a mengikuti b'.
Betapapun kita sering mengamati bahwa a mengikuti b, kita tidak pernah
bisa yakin bahwa pengamatan kita selanjutnya akan sama lagi. Selalu ada
kemungkinan bahwa kejadian berikutnya akan menjadi pengecualian.
 Di sini, teori diuji dengan menurunkan hipotesis darinya yang kemudian
dapat diuji dalam praktik, melalui eksperimen atau observasi.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji klaim teori untuk menolak teori atau
mempertahankannya untuk saat ini. Dengan cara ini, kita dapat
mengetahui klaim mana yang tidak benar dan, dengan proses
penghapusan klaim, kita mendekati kebenaran.
Misal eksperimen :
Menonton film dokumenter kriminal mempengaruhi tingkat agresivitas
Dengan alternatif Proper, ketika menggunakan eksperimen dan ternyata
tidak terbukti bahwa film dokumenter kriminal berpengaruh pada tingkat
agresivitas.
Sehingga, pengetahuan ini dianggap dapat “dihilangkan” untuk mendekati
kebenaran
Kritik terhadap metode ilmiah
Deduktivisme hipotetis Popper, ditantang pada tahun 1960-an dan 1970-an karena gagal mengakui peran
faktor sejarah, sosial dan budaya dalam pembentukan pengetahuan.
Kritik terhadap deduktivisme hipotetis mencakup tuduhan-tuduhan berikut:
1. Hypothetico-deductivism tidak memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan teori
2. Hypothetico-deductivism bersifat elitis
3. Hypothetico-deductivism adalah mitos
Hypothetico-deductivism tidak memberikan ruang yang
cukup untuk pengembangan teori
• Ketergantungan metode pada hipotesis yang dihasilkan oleh teori yang ada menutup
kemungkinan menghasilkan teori yang sama sekali baru.
• Jika yang bisa kita lakukan hanyalah menguji teori yang ada untuk menolak atau
mempertahankannya, kita tidak mungkin menemukan wawasan yang sama sekali baru dan tidak
terduga dalam praktik penelitian kita.
• Kemudian, Popper (1969) mengusulkan bahwa peneliti harus berjiwa petualang dan menguji
'dugaan yang berani', karena sebagian besar dipelajari dari kesalahan; Namun, bahkan hipotesis
paling berani pun didasarkan pengetahuan dan harapan yang ada.
2. Hypothetico-deductivism bersifat elitis
• Karena deduktivisme hipotetis bekerja dengan teori yang ada dan bergantung pada
deduksi dari sistem pemikiran yang ada, ia mengecualikan orang-orang yang tidak
akrab dengan teori dan sistem semacam itu dari praktiknya.
• Metode deduktif-hipotetis mendorong pembentukan komunitas ilmuwan dan peneliti
yang menguji teori mereka sendiri dan teori masing-masing. Untuk orang luar atau
pemula, sulit untuk berkontribusi pada generasi pengetahuan, jika pengetahuan
didefinisikan sebagai penolakan atau retensi teori yang ada.
3. Hypothetico-deductivism adalah
mitos
• Popper mengusulkan bahwa pembuatan pengetahuan harus menjadi proses sedikit demi
sedikit. Melalui penolakan hipotesis yang salah, pengetahuan akan tumbuh, perlahan tapi
terus menerus.
• Thomas Kuhn (1962, 1970) pada dasarnya tidak setuju. Dia berpendapat bahwa, pada
kenyataannya, teori tidak benar-benar diuji dengan cara ini. Kuhn berpendapat bahwa sains
tidak berkembang secara evolusioner, sedikit demi sedikit, seperti yang disarankan Popper,
tetapi berkembang pesat, melalui revolusi ilmiah yang mengarah pada pergeseran
paradigma. Di sini, paradigma - kerangka konseptual tertentu - direntangkan untuk
mengakomodasi semua jenis bukti.
Konstruksionisme sosial
• Dalam beberapa tahun terakhir, konstruksionisme sosial menjadi pendekatan yang semakin
berpengaruh (Burr 2003).
• Konstruksionisme sosial menarik perhatian pada fakta bahwa pengalaman manusia, termasuk
persepsi, dimediasi secara historis, kultural, dan linguistik. Artinya, apa yang kita rasakan dan
alami tidak pernah merupakan cerminan langsung dari kondisi lingkungan tetapi harus
dipahami sebagai pembacaan khusus dari kondisi ini.
• Bahasa merupakan aspek penting dari pengetahuan yang dibangun secara sosial. Fenomena
atau peristiwa yang sama dapat dideskripsikan dengan cara yang berbeda, menimbulkan cara
yang berbeda untuk memahami dan memahaminya, namun tidak ada cara untuk
mendeskripsikannya yang salah.
• Konstruksionis sosial para peneliti psikologi, misalnya, seperti 'emosi' (mis. Harré 1986),
'prasangka' (misalnya Potter dan Wetherell 1987)
PENELITIAN KUALITATIF
• PENELITI KUALITATIF CENDERUNG MEMENTINGKAN MAKNA. ARTINYA, PENELITI
TERTARIK PADA BAGAIMANA ORANG MEMAHAMI DUNIA DAN BAGAIMANA MEREKA
MENGALAMI PERISTIWA. MEREKA BERTUJUAN UNTUK MEMAHAMI 'BAGAIMANA
RASANYA' MENGALAMI KONDISI TERTENTU (MISALNYA APA ARTINYA DAN
BAGAIMANA RASANYA HIDUP DENGAN KRONIS SAKIT ATAU MENJADI
PENGANGGURAN) DAN BAGAIMANA ORANG MENGELOLA TERTENTU SITUASI
(MISALNYA BAGAIMANA ORANG MENEGOSIASIKAN KEHIDUPAN KELUARGA ATAU
HUBUNGAN DENGAN REKAN KERJA).
• PENELITI KUALITATIF CENDERUNG MEMPERHATIKAN KUALITAS DAN TEKSTUR
PENGALAMAN, DARIPADA DENGAN IDENTIFIKASI SEBAB-AKIBAT HUBUNGAN.
Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mendeskripsikan dan mungkin
menjelaskan kejadian dan pengalaman, tetapi tidak untuk memprediksi.
DAFTAR PUSTAKA
Willig, C (2013). Introducing Qualitative Research in Psychology (Third Edition).
New York : McGraw Hill Education
MEMAHAMI PENELITIAN KUALITATIF

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)Muhammad Hendra
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuKristinaMala
 
Metodologi Penelitian Bisnis
Metodologi Penelitian BisnisMetodologi Penelitian Bisnis
Metodologi Penelitian BisnisZaldeeho Nei
 
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif pptParadigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif pptIrfan Pathurahman
 
Muhammad rexy isrofil santasa 16060484085
Muhammad rexy isrofil santasa 16060484085Muhammad rexy isrofil santasa 16060484085
Muhammad rexy isrofil santasa 16060484085rexy isrofil
 
Metode Penelitian Sosial (Interpretatif)
Metode Penelitian Sosial (Interpretatif)Metode Penelitian Sosial (Interpretatif)
Metode Penelitian Sosial (Interpretatif)Istiqomah Aisyiyah
 
Filsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahFilsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahKristinaMala
 
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiahArifin Abidin
 
Metode Penelitian
Metode PenelitianMetode Penelitian
Metode PenelitianMPLMUNP
 
Bagian 1 b sains non-sains
Bagian 1 b   sains non-sainsBagian 1 b   sains non-sains
Bagian 1 b sains non-sainsNanda Reda
 
Baru baru ppt yusril filsafat
Baru baru ppt yusril filsafatBaru baru ppt yusril filsafat
Baru baru ppt yusril filsafatYusril Yusril
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologianmeyshie
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktursayid bukhari
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologippi51
 

Was ist angesagt? (19)

Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
 
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
 
Metodologi Penelitian Bisnis
Metodologi Penelitian BisnisMetodologi Penelitian Bisnis
Metodologi Penelitian Bisnis
 
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif pptParadigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
 
Muhammad rexy isrofil santasa 16060484085
Muhammad rexy isrofil santasa 16060484085Muhammad rexy isrofil santasa 16060484085
Muhammad rexy isrofil santasa 16060484085
 
Metode Penelitian Sosial (Interpretatif)
Metode Penelitian Sosial (Interpretatif)Metode Penelitian Sosial (Interpretatif)
Metode Penelitian Sosial (Interpretatif)
 
langkah metode ilmiah
langkah metode ilmiahlangkah metode ilmiah
langkah metode ilmiah
 
Filsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahFilsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiah
 
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
 
Metode Penelitian
Metode PenelitianMetode Penelitian
Metode Penelitian
 
Bagian 1 b sains non-sains
Bagian 1 b   sains non-sainsBagian 1 b   sains non-sains
Bagian 1 b sains non-sains
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Baru baru ppt yusril filsafat
Baru baru ppt yusril filsafatBaru baru ppt yusril filsafat
Baru baru ppt yusril filsafat
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 
Tari syafitri ppt
Tari syafitri ppt Tari syafitri ppt
Tari syafitri ppt
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 

Ähnlich wie MEMAHAMI PENELITIAN KUALITATIF

Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01FitraUmmah
 
chapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasarchapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasarPanca Titis
 
Metode Ilmiah dan Langkah - Langkah Operasionalnya
Metode Ilmiah dan Langkah - Langkah OperasionalnyaMetode Ilmiah dan Langkah - Langkah Operasionalnya
Metode Ilmiah dan Langkah - Langkah OperasionalnyaYesica Adicondro
 
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu PemerintahanSRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu PemerintahanSri Suwanti
 
TUGAS 1 FILSAFAT_HENNY HERLINA_NPM A2M022068.pdf
TUGAS 1 FILSAFAT_HENNY HERLINA_NPM A2M022068.pdfTUGAS 1 FILSAFAT_HENNY HERLINA_NPM A2M022068.pdf
TUGAS 1 FILSAFAT_HENNY HERLINA_NPM A2M022068.pdfhennyherlina2
 
Pengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatifPengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatifsuryadi man ic
 
Presentasi Kel.1 Paradigma Metodologi Penelitian Non Positif.pptx
Presentasi Kel.1 Paradigma Metodologi Penelitian Non Positif.pptxPresentasi Kel.1 Paradigma Metodologi Penelitian Non Positif.pptx
Presentasi Kel.1 Paradigma Metodologi Penelitian Non Positif.pptxsthajrana1
 
Analisis Data Kualitatif
Analisis Data KualitatifAnalisis Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatifdkarhita
 
Bab Ii
Bab IiBab Ii
Bab IiPutri
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxArsyulMunir1
 
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.SiTeknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.SiBram Ibrahim
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptvalentinoromli
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfVinaAnastasya
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 

Ähnlich wie MEMAHAMI PENELITIAN KUALITATIF (20)

Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASAR
 
chapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasarchapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasar
 
Metode Ilmiah dan Langkah - Langkah Operasionalnya
Metode Ilmiah dan Langkah - Langkah OperasionalnyaMetode Ilmiah dan Langkah - Langkah Operasionalnya
Metode Ilmiah dan Langkah - Langkah Operasionalnya
 
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu PemerintahanSRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
 
TUGAS 1 FILSAFAT_HENNY HERLINA_NPM A2M022068.pdf
TUGAS 1 FILSAFAT_HENNY HERLINA_NPM A2M022068.pdfTUGAS 1 FILSAFAT_HENNY HERLINA_NPM A2M022068.pdf
TUGAS 1 FILSAFAT_HENNY HERLINA_NPM A2M022068.pdf
 
Post Positivisme
Post PositivismePost Positivisme
Post Positivisme
 
Pengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatifPengertian metode penelitian kualitatif
Pengertian metode penelitian kualitatif
 
Presentasi Kel.1 Paradigma Metodologi Penelitian Non Positif.pptx
Presentasi Kel.1 Paradigma Metodologi Penelitian Non Positif.pptxPresentasi Kel.1 Paradigma Metodologi Penelitian Non Positif.pptx
Presentasi Kel.1 Paradigma Metodologi Penelitian Non Positif.pptx
 
Analisis Data Kualitatif
Analisis Data KualitatifAnalisis Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatif
 
Bab Ii
Bab IiBab Ii
Bab Ii
 
Filsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmuFilsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmu
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
 
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.SiTeknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
 
Metodologi penelt pptpt
Metodologi penelt pptptMetodologi penelt pptpt
Metodologi penelt pptpt
 
Makalah Filsafat
Makalah FilsafatMakalah Filsafat
Makalah Filsafat
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 

Mehr von AnnisaRizki16

Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1  pengantar psikologi abnormalPertemuan 1  pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormalAnnisaRizki16
 
Analisa Jabatan di Masa Yang Akan Datang
Analisa Jabatan di Masa Yang Akan DatangAnalisa Jabatan di Masa Yang Akan Datang
Analisa Jabatan di Masa Yang Akan DatangAnnisaRizki16
 
Pert 1 analisa jabatan ppt
Pert 1 analisa jabatan pptPert 1 analisa jabatan ppt
Pert 1 analisa jabatan pptAnnisaRizki16
 
Pert 7 sumber potensial yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam analisa
Pert 7 sumber potensial yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam analisaPert 7 sumber potensial yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam analisa
Pert 7 sumber potensial yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam analisaAnnisaRizki16
 
Metode mengumpulkan data analisa jabatan
Metode mengumpulkan data analisa jabatan Metode mengumpulkan data analisa jabatan
Metode mengumpulkan data analisa jabatan AnnisaRizki16
 
Tahapan pelaksanaan analisa jabatan
Tahapan pelaksanaan analisa jabatanTahapan pelaksanaan analisa jabatan
Tahapan pelaksanaan analisa jabatanAnnisaRizki16
 

Mehr von AnnisaRizki16 (7)

Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1  pengantar psikologi abnormalPertemuan 1  pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
 
Analisa Jabatan di Masa Yang Akan Datang
Analisa Jabatan di Masa Yang Akan DatangAnalisa Jabatan di Masa Yang Akan Datang
Analisa Jabatan di Masa Yang Akan Datang
 
Pert 1 analisa jabatan ppt
Pert 1 analisa jabatan pptPert 1 analisa jabatan ppt
Pert 1 analisa jabatan ppt
 
Pert 7 sumber potensial yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam analisa
Pert 7 sumber potensial yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam analisaPert 7 sumber potensial yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam analisa
Pert 7 sumber potensial yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam analisa
 
Metode mengumpulkan data analisa jabatan
Metode mengumpulkan data analisa jabatan Metode mengumpulkan data analisa jabatan
Metode mengumpulkan data analisa jabatan
 
Job evaluation
Job evaluationJob evaluation
Job evaluation
 
Tahapan pelaksanaan analisa jabatan
Tahapan pelaksanaan analisa jabatanTahapan pelaksanaan analisa jabatan
Tahapan pelaksanaan analisa jabatan
 

Kürzlich hochgeladen

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 

MEMAHAMI PENELITIAN KUALITATIF

  • 2. ‘It’s discovering something new and exciting; there’s a little bit of danger.’ ‘It is exciting and unusual, out of the ordinary. There’s a big element of enjoyment and there may be an element of challenge. It’s something that will develop me as a person.’ ‘An exploration involving new places, meeting new people and having new experiences outside of the norm. These could be both positive and negative in nature.’ ‘Adventures are sudden, surprise events which are pleasurable, because they are unexpected.’
  • 3. METODE PENELITIAN ANALOGI AWAL Ubah menjadi Metode penelitian : cara untuk mengajukan pertanyaan atau juga bisa menjadi cara membenarkan suatu jawaban. Disini metode penelitian bertemu dengan Epistemologi Memilih bahan-bahan = sampel yang representatif, instrument pengukuran terstandar, tes statistik yang sesuai Mengurutkan hal-hal tersebut dengan langkah- langkah yang sesuai = menggunakan langkah sesuai prosedur Menunggu hasil
  • 5. KONSEP PENTING DARI FILOSOFI KEILMUAN • Epistemology • Positivism • Empiricism • Hypothetico-deductivism
  • 6. EPISTEMOLOGY EPISTEMOLOGY ADALAH CABANG FILOSOFI YANG BERKAITAN DENGAN TEORI PENGETAHUAN. YANG BERUPAYA UNTUK MEMBERIKAN JAWABAN TERHADAP PERTANYAAN “BAGAIMANA DAN APA, BISAKAH KITA MENGETAHUI”. HAL INI MENCAKUP MEMIKIRKAN TENTANG PENGETAHUAN ITU SENDIRI, TENTANG RUANG LINGKUP DAN TENTANG VALIDITAS DAN RELIABILITAS UNTUK MENGAKUI PENGETAHUAN. METODE PENELITIAN MENYEDIAKAN JALAN UNTUK MENDEKATI, MENJAWAB PERTANYAAN PENELITIAN. METODE PENELITIAN DAPAT DIDESKRIPSIKAN SEBAGAI “CARA UNTUK MENCAPAI TUJUAN (KVALE 1996). NAMUN SEBELUMNYA, KITA HARUS MENGIDENTIFIKASI TUJUAN KITA DAN MAMPU MENENTUKAN PILIHAN KITA. KITA PERLU MEMPERJELAS SASARAN PENELITIAN KITA DAN HARUS BISA MERASAKAN APA YANG MUNGKIN DILAKUKAN UNTUK “MENCARI TAHU”. DENGAN KATA LAIN, KITA PERLU MENGADOPSI POSISI EPISTEMOLOGIS
  • 7.
  • 8. POSITIVISM  Salah satu posisi epistemologis adalah positivism.  Positivisme menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara dunia (objek, peristiwa, fenomena) dan persepsi kita, dan pemahaman, tentangnya.  Posisi seperti itu juga disebut sebagai 'teori korespondensi kebenaran' karena menyatakan bahwa fenomena secara langsung menentukan persepsi kita tentang mereka  Epistemologi positivis menyiratkan bahwa tujuan penelitian adalah menghasilkan pengetahuan yang objektif; yaitu pemahaman yang tidak memihak dan tidak bias, berdasarkan pandangan dari 'luar', tanpa keterlibatan pribadi atau kepentingan pribadi dari pihak peneliti.
  • 9. EMPIRISM  Empirisme sangat erat kaitannya dengan positivisme. Ini didasarkan pada asumsi bahwa pengetahuan kita tentang dunia harus diturunkan dari 'fakta-fakta pengalaman' (Chalmers 1999). Dengan kata lain, persepsi indera memberikan dasar untuk perolehan pengetahuan, yang berlangsung melalui pengumpulan dan klasifikasi observasi yang sistematis. Dalam hal ini, termasuk eksperimen.  Empiris modern berpendapat bahwa akuisisi pengetahuan bergantung pada pengumpulan dan analisis data. Mereka tidak percaya bahwa karya teoretis murni dapat membawa kita lebih dekat kepada kebenaran, dan mereka mengusulkan bahwa semua klaim pengetahuan harus didasarkan pada data.  Pada titik ini, penting untuk membedakan antara istilah “empiris” dan “empirical”.  “Empiris” sikap bahwa semua pengetahuan harus didasarkan pada data  “Empirikal'  istilah deskriptif yang mengacu pada penelitian yang melibatkan pengumpulan dan analisis data.
  • 10. Hypothetico- deductivism  Kritik Karl Popper terhadap induktivisme merupakan alternatif yang paling berpengaruh  membentuk dasar psikologi eksperimental arus utama.  Popper menyadari fakta bahwa kumpulan pengamatan tidak akan pernah bisa memunculkan pernyataan kategoris seperti 'a mengikuti b'. Betapapun kita sering mengamati bahwa a mengikuti b, kita tidak pernah bisa yakin bahwa pengamatan kita selanjutnya akan sama lagi. Selalu ada kemungkinan bahwa kejadian berikutnya akan menjadi pengecualian.  Di sini, teori diuji dengan menurunkan hipotesis darinya yang kemudian dapat diuji dalam praktik, melalui eksperimen atau observasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji klaim teori untuk menolak teori atau mempertahankannya untuk saat ini. Dengan cara ini, kita dapat mengetahui klaim mana yang tidak benar dan, dengan proses penghapusan klaim, kita mendekati kebenaran.
  • 11. Misal eksperimen : Menonton film dokumenter kriminal mempengaruhi tingkat agresivitas Dengan alternatif Proper, ketika menggunakan eksperimen dan ternyata tidak terbukti bahwa film dokumenter kriminal berpengaruh pada tingkat agresivitas. Sehingga, pengetahuan ini dianggap dapat “dihilangkan” untuk mendekati kebenaran
  • 12. Kritik terhadap metode ilmiah Deduktivisme hipotetis Popper, ditantang pada tahun 1960-an dan 1970-an karena gagal mengakui peran faktor sejarah, sosial dan budaya dalam pembentukan pengetahuan. Kritik terhadap deduktivisme hipotetis mencakup tuduhan-tuduhan berikut: 1. Hypothetico-deductivism tidak memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan teori 2. Hypothetico-deductivism bersifat elitis 3. Hypothetico-deductivism adalah mitos
  • 13. Hypothetico-deductivism tidak memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan teori • Ketergantungan metode pada hipotesis yang dihasilkan oleh teori yang ada menutup kemungkinan menghasilkan teori yang sama sekali baru. • Jika yang bisa kita lakukan hanyalah menguji teori yang ada untuk menolak atau mempertahankannya, kita tidak mungkin menemukan wawasan yang sama sekali baru dan tidak terduga dalam praktik penelitian kita. • Kemudian, Popper (1969) mengusulkan bahwa peneliti harus berjiwa petualang dan menguji 'dugaan yang berani', karena sebagian besar dipelajari dari kesalahan; Namun, bahkan hipotesis paling berani pun didasarkan pengetahuan dan harapan yang ada.
  • 14. 2. Hypothetico-deductivism bersifat elitis • Karena deduktivisme hipotetis bekerja dengan teori yang ada dan bergantung pada deduksi dari sistem pemikiran yang ada, ia mengecualikan orang-orang yang tidak akrab dengan teori dan sistem semacam itu dari praktiknya. • Metode deduktif-hipotetis mendorong pembentukan komunitas ilmuwan dan peneliti yang menguji teori mereka sendiri dan teori masing-masing. Untuk orang luar atau pemula, sulit untuk berkontribusi pada generasi pengetahuan, jika pengetahuan didefinisikan sebagai penolakan atau retensi teori yang ada.
  • 15. 3. Hypothetico-deductivism adalah mitos • Popper mengusulkan bahwa pembuatan pengetahuan harus menjadi proses sedikit demi sedikit. Melalui penolakan hipotesis yang salah, pengetahuan akan tumbuh, perlahan tapi terus menerus. • Thomas Kuhn (1962, 1970) pada dasarnya tidak setuju. Dia berpendapat bahwa, pada kenyataannya, teori tidak benar-benar diuji dengan cara ini. Kuhn berpendapat bahwa sains tidak berkembang secara evolusioner, sedikit demi sedikit, seperti yang disarankan Popper, tetapi berkembang pesat, melalui revolusi ilmiah yang mengarah pada pergeseran paradigma. Di sini, paradigma - kerangka konseptual tertentu - direntangkan untuk mengakomodasi semua jenis bukti.
  • 16. Konstruksionisme sosial • Dalam beberapa tahun terakhir, konstruksionisme sosial menjadi pendekatan yang semakin berpengaruh (Burr 2003). • Konstruksionisme sosial menarik perhatian pada fakta bahwa pengalaman manusia, termasuk persepsi, dimediasi secara historis, kultural, dan linguistik. Artinya, apa yang kita rasakan dan alami tidak pernah merupakan cerminan langsung dari kondisi lingkungan tetapi harus dipahami sebagai pembacaan khusus dari kondisi ini. • Bahasa merupakan aspek penting dari pengetahuan yang dibangun secara sosial. Fenomena atau peristiwa yang sama dapat dideskripsikan dengan cara yang berbeda, menimbulkan cara yang berbeda untuk memahami dan memahaminya, namun tidak ada cara untuk mendeskripsikannya yang salah. • Konstruksionis sosial para peneliti psikologi, misalnya, seperti 'emosi' (mis. Harré 1986), 'prasangka' (misalnya Potter dan Wetherell 1987)
  • 17. PENELITIAN KUALITATIF • PENELITI KUALITATIF CENDERUNG MEMENTINGKAN MAKNA. ARTINYA, PENELITI TERTARIK PADA BAGAIMANA ORANG MEMAHAMI DUNIA DAN BAGAIMANA MEREKA MENGALAMI PERISTIWA. MEREKA BERTUJUAN UNTUK MEMAHAMI 'BAGAIMANA RASANYA' MENGALAMI KONDISI TERTENTU (MISALNYA APA ARTINYA DAN BAGAIMANA RASANYA HIDUP DENGAN KRONIS SAKIT ATAU MENJADI PENGANGGURAN) DAN BAGAIMANA ORANG MENGELOLA TERTENTU SITUASI (MISALNYA BAGAIMANA ORANG MENEGOSIASIKAN KEHIDUPAN KELUARGA ATAU HUBUNGAN DENGAN REKAN KERJA). • PENELITI KUALITATIF CENDERUNG MEMPERHATIKAN KUALITAS DAN TEKSTUR PENGALAMAN, DARIPADA DENGAN IDENTIFIKASI SEBAB-AKIBAT HUBUNGAN.
  • 18. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mendeskripsikan dan mungkin menjelaskan kejadian dan pengalaman, tetapi tidak untuk memprediksi.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Willig, C (2013). Introducing Qualitative Research in Psychology (Third Edition). New York : McGraw Hill Education