Dokumen tersebut membahas tentang arti dan hikmah dari husnudzan (berprasangka baik). Husnudzan merupakan akhlak terpuji yang mendatangkan manfaat bagi diri sendiri, sesama, dan Allah SWT. Husnudzan dapat menciptakan kedamaian, persatuan, dan menghindari permusuhan.
1. Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kami dari kelompok 4 (X – KI 1) :
1. Abdurrahman Yusuf
2. Agustin Triastuti
3. Alif Alam
4. An Nes Niwayatul
5. Ariel Omar Amrya
6. Fachrul Nur Cholis
3. A. Pengertian Husnudzan
Husnuzh-Zhan berasal dari kata husnu dan zhan.
Husnu = berasal dari kata hasanun yang artinya baik dan
zhan berarti prasangka atau praduga. Jadi menurut istilah
Husnuzhan adalah kata hati yang menganggap sesuatu itu
baik
4. Husnudzan adalah berbaik sangka, berperasangka baik
atau dikenal juga dengan istilah positiv thinking.
Lawan katanya adalah su’udzan yang memiliki pengertian
buruk sangka, berperasangka buruk atau dikenal juga
dengan istilah negativ thinking.
Perbuatan husnudzan merupakan akhlak terpuji, sebab
mendatangkan manfaat. Sedangkan perbuatan su’udzan
merupakan akhlak tercela sebab akan mendatangkan
kerugian.
5. 2. Dasar Hukum Husnudzan
Berperasangka baik atau husnudzan hukumnya adalah mubah
(boleh). Sedangkan berperasangka buruk atau su’udzan Allah dan
rasul-Nya telah melarangnya, seperti dijelaskan dalam QS. Al-hujurat, 49
: 12 yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian dari prasangka adalah dosa, dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagaian yang lain”. (QS. Al-Hujurat, 49 : 12)
Rasulullah SAW bersabda :
“Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena berperasangka buruk
itu sedusta-dusta pembicaraan (yakni jauhkan dirimu dari menuduh
seseorang berdasarkan sangkaan saja)”. (HR. Bukhari dan Muslim)
6. 1. Husnudzan kepada Allah SWT
Huznuzhan kepada Allah SWT mengandung arti selalu berprasangka
baik kepada segala keputusan Allah SWT.
7. Perbuatan-perbuatan husnudzan kepada Allah SWT yang dilakukan oleh
seseorang sebagai hamba-Nya adalah sebagai berikut :
a. Bersabar dan tawakal kepada Allah SWT
Sabar yaitu tahan uji dalam menghadapi suka dan duka hidup, dengan
perasaan ridho dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Sikap sabar
diperintahkan Allah SWT dalam QS Al Baqarah ; 153 yang berbunyi :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.”
8. b. Senantiasa Berdzikir menyebut nama Allah SWT
Dzikir bisa melalui pengucapan lisan dengan memperbanyak
menyebut asma Allah. Tetapi, dzikir juga bisa dilakukan dengan tindakan
merenung dan memperhatikan kejadian di sekeliling kita dengan tujuan
menarik hikmah
9. c. Bersyukur
Syukur secara istilah yaitu berterimakasih kepada Allah SWT
dan pengakuan secara tulus hati atas nikmat dan karunua-Nya, malalui
ucapan, sikap dan perbuatan.
10. Hikmah Husnudzan kepada Allah SWT :
1. Seantiasa bersabar dan bertawakal kepada Allah
SWT.
2. Hidup menjadi tenang , tertib dan tenteram .
3. Qana’ah (berfikir positif) dan tidak tamak.
4. Selalu bersyukur atas segala nikmat Allah SWT
11. 2. Husnudzan kepada sesama manusia
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk
sosial artintya dalam memenuhi kebutuhan hidupntya
selalu memerlukan bantuan orang lain .
12. Hikmah Husnudzan kepada sesama
manusia :
a. Mudah menimbulkan kedamaian .
b. Mudah menumbuhkan rasa kebersamaan dan persatuan .
c. Terhindar dari permusuhan dan perpecahan .
d. Mudah menciptakan persahabatan dan persaudaraan .
e. Menurunkan kemungkinan adanya perbedaan pendapat .
12
13. 3. Husnudzan Kepada Diri Sendiri
Manusia diciptakan Allah sebagai makhlik individu juga yang
artinya manusia diciptakan Allah dengan potensi , kelebihan dan
kekurangan tertentu yang tidak sama antara individu satu dengan
yang lain . Dengan sikap husnudzan manusia dapat menghargai
apa yang ada pada dirinya sendiri .
14. Contoh Perilaku husnudzan kepada diri sendiri :
1. Percaya diri
Seseorang yang percaya diri tentu akan yakin terhadap kemampuan dirinya,
sehingga di berani untuk menggunakan dan memanfaatkan kemampuannya
dan mendapatkan hasil atas kemampuan yang ia usahakannya.
15. 2. Gigih
Gigih secara istilah berarti mempunyai semangat hidup, tidak mengenal
lelah, dan tidak menyerah. Gigih juga bisa diartikan kemauan kuat seseorang dalam
usaha mencapai sesuatu cita-cita.
Ayat Al-Quran yang menyatakan tentang anjuran bersifat gigih juga dijelaskan dalam
QS. Al-Jumu’ah : 10. Dan diperintahkan pula dalam sabda Rasulullah SAW:
اَلْمُؤْمِنُ اُُلْقَوِيُ خَيْرٌ وَ اَحَبُّ اِلىاللهِمِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَ
فِى كُلِّ خَيْرٌ اِخْرِصْعَلى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتََعِنْ بِاللهِ وَ لََ
رواه مسلم..…تَعْجِرْ
Artinya: “Mukmin yang kuat lebih bagus dan lebih dicintai oleh Allah daripada
mukmin yang lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah
kamu mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi kamu, mohonlah pertolongan kepada
Allah dan janganlah kamu merasa tak berdaya …” (HR Muslim)
16. 3. Hikmah Berbuat Husnudzan
a. Senantiasa mensyukuri segala sesuatu yang diberikan oleh
Allah SWT
b. Bersikap Khaof (takut) dan Raja’ (berharap) kepada Allah
c. Optimis dan tidak berkeluh kesah serta berputus asa
d. Akal fikiran menjadi jernih dan terjauhkan dari akal fikiran
kotor
e. Dicintai dan disayangi Allah SWT, Rasul dan orang lain
f. Terjauh dari permusuhan dan lebih dapat mempererat
silaturahmi
g. Terjauhkan dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan
orang lain