Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Peran Ismafarsi dalam menghadapi AEC 2015
1. ISMAFARSI dalam Mempersiapkan Generasi Farmasi
untuk Menghadapi AEC
Persatuan sepuluh negara ASEAN yang termasuk didalamnya Idonesia telah
menyepakati pemberlakuan AEC.Inti dari AEC adalah membuka luas pasar arus ekspor-
import barang dan jasa ataupun investasi antarnegara ASEAN dimana permasalahan tarif dan
non tarif sudah tidak diberlakukan kembali. Dengan diberikannya kemudahan untuk
bertransaksi antar negara di Asia Tenggara, diyakini dapat menjadi peluang ataupun tantangan
bagi perekenonomian masyarakat Indonesia.
Indonesia dalam susunan peringkat daya saing di negara Asia menempati posisi ke-9
dimana Indonesia masih berada di bawah peringkat Thailand, Malaysia dan Singapura
sehingga dapat dikatakan untuk menghadapi AEC 2015 perlu dilakukannya beberapa
pembenahan khususnya bagi kita para mahasiswa farmasi adalah di bidang industri farmasi.
Industri farmasi dapat menjadi kekuatan dalam menghadapi ASEAN Economy
Community (AEC) 2015. Namun, jika pengelolaannya tidak benar, maka industri farmasi bisa
menjadi boomerang. Sektor kesehatan indonesia masih sangat menarik bagi investor.
Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki perkembangan industri farmasi
yang paling cepat berkembang di ASEAN
Dalam menghadapi AEC 2015 dari segala bentuk bahaya dan keuntungannya bagi
perekonomian Indonesia tidak hanya pemerintah saja yang menghadapi hal tersebut. Sebagai
seorang mahasiswa farmasi dan warga nwgara Indonesia sendiri juga harus turut membantu
pemerintah dalam upayanya menghadapi AEC 2015, khususnya dalam bidang industri
farmasi.
Beberapa solusi yang ditawarkan untuk menghadapi AEC 2015 di antaranya adalah :
1. Mengubah ‘mindset’ konsumtif menjadi produktif sehingga kita bisa mengurangi
pengeluaran dan memperbesar pemasukan bagi negara kita.
2. Meningkatkan ‘Competitiveness’ produk yang akan berpengaruh pada ketertarikan
konsumen akan produk yang kita hasilkan dengan kualitas terjamin dan harga yang
terjangkau.
2. 3. Diversifikasi dan peningkatan nilai tambah bahan baku dari sumber daya alam yang
melimpah menjadi produk berorientasi ekspor.
4. Meningkatkan ‘Competitiveness’ sumber daya manusia karena kunci dari kemajuan bangsa
adalah bukan karena kekayaan alamnya melainkan SDM yang ada di dalamnya.
5. Mempersiapkan lulusan perguruan tinggi yang mampu berkompetisi minimal di tingkat
ASEAN (kedepan semua profesi harus memiliki sertifikasi tingkat ASEAN) dan tiap tenaga
profesional memiliki semangat yang tinggi.
6. Mengubah ‘mindset’ pegawai menjadi entrepreneur (pengusaha) sehingga diharapkan akan
muncul pengusaha-pengusaha baru yang dapat menciptakan lapangan kerja dan memenuhi
kebutuhan masyarakat indonesia secara mandiri sehingga tidak bergantung terhadap negara
lain.
Pemerintah akan mengupayakan pemberian pelatihan berbasis kompetensi sebagai upaya
untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk menghadapi persaingan
dengan SDM dari negara lain. Sebagai mahasiswa farmasi yang aktif dalam ISMAFARSI kita
turut membantu pemerinah untuk mewujudkan hal tersebut. Melalui ISMAFARSI bisa
dijadikan sebagai sarana bagi mahasiswa farmasi untuk mewujudkan upaya pemerintah
tersebut.
Kegiatan serta program ISMAFARSI dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan mutu
para mahasiswa yang tergabung dalam ISMAFARSI.
ISMAFARSI berperan aktiv dalam bidang kefarmasian serta adanya peningkatan daya
saing di dunia kerja, mengharuskan adanya pendidikan dan pengkaderan terarah demi
terciptanya para calon tenaga farmasis yang handal. Sehingga para calon tenaga farmasis
Indonesia mampu bersaing dengan tenaga farmasis di luar negri. Hal ini dilihat dari sisi
positif yang akan didapatkan oleh para tenaga kefarmasian di Indonesia. Sehingga nantinya
akan memajukan para tenaga kefarmasian di Indonesia dan menciptakan tenaga kefarmasian
yang mampu bersaing dengan tenaga kefarmasian dari luar negri.
Hal-hal yang akan dapat didapatkan dari kader kader muda dari ISMAFARSI,
diantaranya :
a. Banyak ilmu yang akan didapat oleh tenaga kefarmasian selama lima tahun terakhir dan
diharapkan mereka mampu mengaplikasikannya dalam bentuk ujian kompetensi untuk
mengetahui seberapa jauh mereka belajar dari dunia kerja mereka
3. b. Seiring berjalannya waktu maka seiring itu pula akan ada perkembangan ilmu dan teknologi
di bidang kefarmasian dan penemuan sedian farmasi yang baru, oleh karenanya para tenaga
kefarmasian diharuskan untuk memperbaharui ilmu mereka agar tidak tertinggal dengan
negara lain
c. Proses SKP yang dibebankan sebanyak 50 akan membuat mereka untuk terus belajar dan
mempergaharui informasi, sehingga mereka tidak tertinggal informasi tentang dunia
kefarmasian.
Hal-hal tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai peran ISMAFARSI untuk
membpersiapkan generasi farmasi yang mampu menghadapi AEC 2015 dalam industri dan
pelayanan obat yang baik dan benar serta dapat bersaing.
Oleh :Aniqotun Nisak
Asal : UIN Maliki Malang