1. C. Gaya Bahasa Penegasan
► Pleonasme
Mempergunakan kata yg sebenarnya tak
perlu dipakai lagi sebab sudah terkandung
artinya pada kata yg mendahuluinya.
- Aku melihat dg mata kepalaku sendiri.
- Dia turun ke bawah.
2. 2. Repetisi
► Repetisi
Pengulangan sebuah kata berkali- kali dlm sebuah
kalimat.
- Selama nafasku masih mengalun, selama
darah masih mengalir di tubuhku, selama
jantungku masih berdenyut, aku belum akan
menghentikan usahaku.
- Bukan harta bukan pangkat, bukan kecantikan,
melainkan budi bahasalah yg menarik perhatian
itu.
3. 3. Paralelisme
► Mengulang kata beberapa kali pada baris
yg berlagu dlm sajak.
► Kalau perulangan itu di depan kalimat
disebut Anafora. Contoh :
Junjunganku,
Apatah kekal
Apatah tetap
Apatah tak bersalin rupa
5. Epifora
► Kalau perulangan itu di belakang kalimat
disebut Epifora. Contoh :
Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang .
6. 4. Tautologi
► Hampir sama dengan repetisi, Cuma
perulangan kata itu diikuti oleh keterangan
kesungguhan.
► Terlalu , sungguh terlalu perbuatanmu itu.
► Disuruhnya aku bersabar , bersabar dan sekali
lagi bersabar , tetapi aku tidak tahan lagi.
7. 5. Klimaks
► Menyatakan beberapa hal berturut-turut
makin lama makin naik. Misal :
- Bukan hanya beratus, beribu, malah berjuta
orang yg telah menderita akibat
peperangan.
- Pidatonya lantang, mengguntur,
menggeledek membangkitkan semangat.
8. 6. Antiklimaks
► Menggunakan kata-kata yg artinya makin
lama makin turun (melemah).
- Seluruh dunia , Eropa , Asia , Indonesia
terkejut mendengar Kenedy meninggal.
- Kakeknya, ayahnya, dia sendiri , dan
kini anaknya semua tak ada yg luput dari
penyakit turunan itu.
9. 7. Inversi
► Majas ini dipergunakan bila predikat kalimat
hendak lebih dipentingkan daripada
subjeknya, lalu ditempatkan di depan
subjek.
- Terang benar bulan.
- Besar sekali gajinya.
- Tak terkabul permintaannya.
10. 8. Elipsi
► Meninggalkan sebuah kata dlm kalimat dg
maksud untuk mengeraskan arti kata yg
dihilangkan.
- Rasailah bekas tanganmu.
- “Mencuri lagi? Tak juga jera-jeranya
dihukum?”
- “kalau belum jelas akan kuterangkan sekali
lagi.”(apa yg akan diterangkan tak
disebutkan)
11. 9. Retoris
► Penegasan dg menggunakan kalimat tanya
tak bertanya sering dipakai untuk mengajak
atau menyatakan kesangsian.
- “Mana mungkin orang mati hidup kembali?”
- “Inikah yg kau namai bekerja?”(maksudnya,
hasil pekerjaannya sangat tidak
memuaskan)
12. 10.Koreksio
► Majas ini dipakai bila akan membetulkan
kembali apa yg salah diucapkan baik yg
sengaja ataupun tidak.
- Dia adikku, eh bukan , kakakku.
- Ibu ada di dapur, eh, bukan, di kamar
mandi.
13. 11. Asindeton
► Menyebutkan beberapa hal berturut-turut
tak memakai kata penghubung.
- meja, kursi, lemari lintang pukang saja
dalam kamar itu.
- Kain-kain, barang pecah belah, mainan
anak-anak semua ada dijual di toko itu.
14. 12. Polisindeton
► Menyebutkan beberapa hal berturut-turut dg
memakai kata penghubung.
- Setelah ia makan dan berpakaian dan
mengisap rokok sebatang barulah ia pergi.
- Setelah pekerjaannya selesai, maka
berkemas-kemaslah dia akan pulang
karena hari sudah mulai gelap, lagi pula
mendung tanda hari akan hujan.
15. 13. Interupsi
► Penegasan yg mempergunakan sisipan
(kata/frasa) di tengah-tengah kalimat pokok,
dg maksud untuk menjelaskan sesuatu.
- tiba-tiba ia-suami itu -direbut oleh
perempuan lain
- Aku- kalau bukan karena terpaksa-
takkan mau melakukan pekerjaan ini.
16. 14. Eksklamasio
► Pemakaian kata seru dalam kalimat untuk
penegas.
- Wah , biar, biar kupeluk ah , dg tangan
menggigil.
- Aduhai , hidup.
17. 15. Enumerasio
► Beberapa peristiwa yg membentuk satu
kesatuan dilukiskan satu persatu supaya
tiap-tiap peristiwa dlm keseluruhannya itu
tampak dg jelas.
- Malam yg sunyi sepi, jengkerik yg mengerik,
jam dinding yg berdetak, tersentak aku dari
lamunanku.
18. Enumerasio
- Laut tenang. Di atas permadani biru itu
tampak satu-satu perahu nelayan melancar
perlahan-lahan. Angin berembus sepoi-
sepoi. Bulan bersinar dg terangnya. Di sana
sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya
berpadu membentuk suatu lukisan yg
harmonis. Itulah keindahan sejati.
19. 16. Praterito
► Majas ini menyembunyikan sesuatu dg
tujuan pembaca, pendengar
mengungkapkan sendiri yg tersembunyi itu.
- Tentang ramainya pasar malam itu, tak
usahlah kuceritakan dulu. Biarlah engkau
sendiri menyaksikannya.
- Apakah gunanya kukatakan lagi? Bukankah
itu sudah menjadi rahasia umum!?
20. D. Gaya Bahasa Pertentangan
► Majas ini dibedakan atas 4 macam
21. 1. Paradoks
► Majas ini seolah-olah ada pertentangan ttp
sebenarnya bukan pertentangan kr yg
disebutkan dl kalimat tsb dua hal yg
berlainan.
- Dia kaya , tetapi miskin .
- Gajinya besar , ttp hidupnya melarat .
- Dg kelemahannya kaum wanita
menundukkan kaum pria.
22. 2. Antitesis
► Majas pertentangan yg mempergunakan
paduan kata yg berlawanan arti.
- Tua muda, besar kecil, pria wanita
hadir dl keramaian itu.
- Hidup matinya, susah senangnya
serahkanlah kepadaku.
23. 3. Kontrakdisio interminis
► Majas yg memperlihatkan suatu
pertentangan dg apa yg dikatakan semula.
- Semua sudah hadir, kecuali Amir.
- Di dl kamar itu hening . Hanya jam dinding
yg terus kedengaran berdetak-detik .
24. 4. Anakhronisme
► Majas ini menunjukkan bahwa dl uraian ada
sesuatu yg tak sesuai dg sejarah.
- Dl karangannya Julius Caesar, Shakespeare
menuliskan “jam berbunyi 3 kali”; hal itu
bertentangan dg yg sebenarnya sebab
ketika itu jam belum ada.