1. ARSITEKTUR PADA MASA REVOLUSI INDUSTRI
Disusun Oleh :
Anggita Kurniawaty
201511014
Fakultas Teknik
Jurusan Arsitektur
Universitas Kaltara Tanjung Selor
2. Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, dimana terjadinya
peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya
menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan
oleh penggunaan mesin yang berbasis manufaktur. Perkembangan
arsitektur tidak bisa dilepaskan dari gejolak perubahan sosial, budaya,
dan teknologi yang terjadi pada zamannya. Revolusi industri ini juga
menyebabkan terjadinya perubahan pola pikir serta budaya didalam
masyarakat yang tentu saja juga berpengaruh pada kehidupan sosial dan
ekonomi. Perubahan pola pikir dan budaya serta kehidupan sosial
ekonomi juga berpengaruh pada perubahan dalam dunia arsitektur.
Selain tentu saja faktor yang paling utama adalah kemajuan teknologi
dimana elemen-elemen dan material sudah diproduksi secara massal
oleh pabrik (pra-fabrikasi).
3. KONSEP ARSITEKTUR
- Penggunaan konsep ekonomis mulai diterapkan. Efisiensi dalam penggunaan bahan
mulai nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, terutama pada
bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan menggunakan
struktur beton dan baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan menggunakan
jendela kaca yang lebar dan menerus. Hal inilah yang menjadi ciri khas arsitektur
pada masa ini yaitu asimetris, kubis, atau semua sisi dalam komposisi dan kesatuan
bentuk dan elemen bangunan menyatu dalam komposisi bangunan.
- Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos. Ornamen
dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur pada masa ini mengartikan putusnya
hubungan dengan sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu
pengetahuan dan teknologi bersifat universal) dan juga manusia.
4. PENGEMBANGAN BAHAN BANGUNAN
1.Besi jadi baja yang dicor sebagai balok atau batang yang berprofil;
2.Diolahnya tanah yang mengandung silikon menjadi semen untuk
konstruksi beton
3.Dibuatnya lembaran kaca tebal dan lebar untuk bangunan.
5. CONTOH BANGUNAN
1. Crystal Palace
Bangunan ini dirancang oleh Joseph Paxton, Ia ditunjuk oleh Ratu Victoria mendesain ruang untuk
memamerkan hasil penemuan pabrik, kemajuan, penemuan-penemuan dan mesin-mesin hasil
produksi bar. Luas 563x124 m, dalam waktu 6 bulan, dengan material baja, kayu untuk bingkai kaca,
dan tentu saja material utamanya adalah kaca.
6. 2. Menara Eiffel
Menara ini dibangun setinggi 300m. Ide atau konsep berasala dari berbagai bentuk jembatn di
Amerika dan Eropa yang kostruksinya menggunakan rangka baja berkaki empat dan membentuk
lengkungan. Menara ini hasil kerjasama arsitek Gustave Eiffel dan ahli sipil Maurice Koechlin.
7. 3. Saint Jean
Bangunan ini mempergunakan material beton bertulang. Beton sebenarnya bukan material baru
karena sudah ada sejak zaman romawi, namun beton bertulang adalah pengembangan dari beton,
namun kapan persisnya tidak dapat dipastikan. Hanya saja ditemukannya beton bertulang merupakan
kejadian penting di akhir abad ke 17, karena beton bertulang ini adalah metode konstruksi yang
berkembang pada bukaan. Ornamen pada bangunan ini sudah dicor bukan dipahat lagi.
8. Beberapa paradigma yang muncul akibat revolusi industri ini :
• Form Follow Function. Semboyan ini dicetuskan oleh Louis Sullivan yang
mendefinisikan arsitektur analog dengan bentuk alam atau sebagai ekspresi suatu gaya
hidup batin dan logika struktur manusia.
• Un Machine d’habiter. Machine for Living, merupakan formula LeCorbusier yang
artinya rumah adalah mesin untuk bermukim. Aspek positif dari perumusan
LeCorbusier itu ialah kesadaran bahwa dalam dunia bangunanpun efisiensi,
rendemen, ekonomi, harus dicapai semaksimum mungkin seperti dalam perekayasaan
setiap mesin.
9. Revolusi industri memberikan dampak drastis pada bidang arsitektur, baik dari
waktu pengerjaan, material yang digunakan, serta gaya dan langgam arsitektur
pada zamannya (kritik terhadap klasik). Gaya yang ada bertolak belakang dengan
zaman klasik sebelumnya. Kesan kaku, dan penyatuan bangunan dengan material
penyusunnya terkadang menimbulkan kesan tidak ramah dengan lingkungan
sekitarnya. Karena pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara
keahlian, perkembangan teknologi, industri serta seni dengan paham kedaerahan
(manusia dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut
kemanusian, akal dan seni dari arsitektur itu sendiri. Hal inilah yang mungkin
membuat arsitektur berkembang hingga postmodern dan dekonstruksi.