SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
Karakteristik Bahan dan Aspek Lingkungan 
Refrigeran Hidrokarbon* – Menuju Indonesia 
Bebas ODS - 
PENDAHULUAN 
CFC (Chloro-Fluoro-Carbon) memegang peranan penting dalam 
sistem refrigerasi, sejak ditemukan pada tahun 1930. Hal ini 
dikarenakan CFC memiliki properti fisika dan termal yang baik 
sebagai refrigeran, stabil, tidak mudah terbakar, tidak beracun 
dan kompatibel terhadap sebagian besar bahan komponen 
dalam sistem refrigerasi. Akan tetapi setelah masyarakat 
mengetahui hipotesa bahwa CFC termasuk Ozone Depleting 
Substance (ODS), yaitu zat yang dapat menyebabkan 
kerusakan ozon, masyarakat mulai mencoba melakukan 
penghentian pemakaian ODS dan dituangkan ke dalam 
beberapa konvensi, seperti Vienna Convention pada bulan 
Maret 1985, Montreal Protocol pada bulan September 1987 dan 
beberapa amandemen lainnya. Pemerintah Indonesia telah 
meratifikasinya melalui Keppres RI No. 23 tahun 1992. 
R-134a sebagai salah satu alternatif memiliki beberapa properti 
yang baik, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan relatif 
stabil. R-134a juga memiliki kelemahan di antaranya, tidak 
bisa dijadikan pengganti R-12 secara langsung tanpa 
melakukan modifikasi sistem refrigerasi (drop in subtitute), 
relatif mahal, dan masih memiliki potensi sebagai zat yang 
dapat menyebabkan efek pemanasan global karena 
memilikiGlobal Warming Potential (GWP) yang signifikan. 
Selain itu R-134a sangat bergantung kepada pelumas sintetik 
yang sering menyebabkan masalah dengan sifatnya yang 
higroskopis. 
Alternatif lain yang ditawarkan adalah refrigeran hidrokarbon. 
Sebenarnya hidrokarbon sebagai refrigeran sudah dikenal
masyarakat sejak 1920 di awal teknologi refrigerasi bersama 
fluida kerja natural lainnya seperti ammonia, dan karbon 
dioksida. Hidrokarbon yang sering dipakai sebagai refrigeran 
adalah propana (R-290), isobutana (R-600a), n-butana (R- 
600). Campuran yang sering digunakan di antaranya R- 
290/600a, R-290/600 dan R-290/R-600/R-600a. 
Hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan seperti ramah 
lingkungan, yang ditunjukkan dengan nilai Ozon Depleting 
Potential (ODP) nol, dan GWP yang dapat diabaikan, properti 
termofisika dan karakteristik perpindahan kalor yang baik, 
kerapatan fasa uap yang rendah, dan kelarutan yang baik 
dengan pelumas mineral. 
Pemakaian hidrokarbon dengan isu hemat energi dan ramah 
lingkungan masih belum bisa diterima secara luas seperti 
pemakaian freon sebagai refrigeran. Hal ini disebabkan oleh 
kekhawatiran masyarakat akan sifat hidrokarbon yang bisa 
terbakar. Sifat ini sebenarnya tidak membahayakan jika 
digunakan sesuai prosedur yang benar. Untuk memahami 
bekerja dengan prosedur yang benar, mau tidak mau 
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik hidrokarbon. 
Seperti pepatah mengatakan, “tak kenal maka tak sayang”, 
kita tidak akan mau menggunakan hidrokarbon jika tida 
mengenalnya. 
REFRIGERAN DAN ASPEK LINGKUNGAN 
Refrigeran kelompok halokarbon merupakan refrigeran sintetik 
karena tidak terdapat di alam secara langsung. Refrigeran ini 
mempunyai satu atau lebih atom dari golongan halogen; 
khlorin, fluorin dan bromin.Meskipun dari segi teknik refrigeran 
ini mempunyai sifat yang baik, seperti kestabilan yang tinggi, 
tidak mudah terbakar dan tidak beracun, refrigeran ini 
termasuk ODS. Jika gas CFC yang memiliki dua atom khlorin 
terlepas ke udara dan terkena sinar ultraviolet akan terurai. 
Atom khlorin (Cl) akan terlepas dan bereaksi dengan ozon (O3)
mengambil satu atom oksigen dari ozon untuk membentuk 
khlorin monoksida dan oksigen. Khlorin monoksida akan 
bereaksi dengan atom oksigen lainnya membentuk molekul 
oksigen dan atom khlorin membentuk oksigen. Atom khlorin 
hanya beraksi sebagai katalis dalam reaksi. Oleh karena itu 
satu atom khlorin mampu terus menerus mengubah ozon 
menjadi oksigen melalui ribuan reaksi sejenis. Proses 
perusakan ozon ini ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2. 
Gambar 1 Proses penguraian CFC 
[1] 
Gambar 2 Pemecahan ozon [1] 
Dengan menipisnya lapisan ozon, lapisan pelindung yang 
terletak pada ketinggian sekitar 15-50 km di atas permukaan 
bumi, radiasi ultraviolet dari matahari akan langsung sampai 
ke bumi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan 
gangguan keseimbangan ekosistem. Ringkasan perbandingan 
dampak refrigeran terhadap lingkungan CFC-12, HCFC-22, 
HCFC-134a dan hidrokarbon ditunjukkan pada Tabel 1. Terlihat 
bahwa hidrokarbon adalah refrigeran yang ramah lingkungan, 
karena tidak merusak ozon (ODP nol) dan tidak menyebabkan 
pemanasan global (GWP diabaikan). 
Tabel 1 Perbandingan dampak terhadap lingkungan [2] 
Refrigeran Formula Usia aktif (tahun) ODP GWP 
CFC-12 CCl2F2 120 1.0 4000
HCFC-22 CHClF2 13.3 0.055 1700 
HFC-134a CH2FCF3 14.6 0 1300 
Hidrokarbon CnHm <1 0 - 
Kebijakan Internasional dan Nasional Mengenai Dampak 
Lingkungan Refrigeran 
Kesadaran masyarakat internasional akan pentingnya menjaga 
lapisan ozon dituangkan ke dalam berbagai konvensi, antara 
lain: 
 Vienna Convention , 22 Maret 1985, Austria, tentang 
perlindungan ozon. 
 Montreal Protocol, September 16, 1987, Canada. Zat yang 
termasuk ODS menurut Montreal Protocol antara lain: CFC (R- 
11, R-12, R-13, R-111, R-112, R-113, R-114, R-115), HCFC 
(R-22, R-123, R-124, R-141, R-142), Halon (Halon-1211, 
Halon-1302, Halon-2402), dan lainnya (Carbon Tetrachloride, 
Methyl Chloroform, Methyl bromide). 
 London Amendement, 27-29 Juni 1990, tentang jadwal 
penghapusan produksi ODS. 
 Copenhagen Amendement, 23-25 November 1992, 
Denmark, tentang penjadwalan penghapusan HCFC. 
Perhatian pemerintah Inddonesia dituangkan ke dalam 
berbagai peraturan baik berupa keputusan presiden maupun 
keputusan menteri antara lain : 
 Kep. Pres No:23 Tahun 1992, meratifikasi Konvensi Wina, 
Montreal Protocol dan Amendemen London. 
 Kep. Menperindag No: 110/MPP/Kep/1/1998, mengenai 
pelarangan memproduksi barang yang menggunakan ODS dan 
kewajiban barang baru menggunakan zat non ODS. Bahan 
ODS dan barang yang terbuat dari ODS hanya dapat 
diperdagangkan sampai 2005. 
 Kep. Menperindag No: 111/MPP/Kep/1/1998, mengenai 
pelarangan import ODS dan pembatasan import CFC-12 untuk
keperluan purna jual sampai tahun 2003 sebanyak 700 ton 
melalui importir terdaftar. 
 Kep. Menperindag No: 410-411/MPP/Kep/9/1998 
 Kep. Menperindag No: 789- 
790/MPP/Kep/12/2002, mengenai perpanjangan izin 
import ODS oleh importir terdaftar sampai 31 Desember 2007. 
KARAKTERISTIK TERMOFISIKA HIDROKARBON 
Pemilihan hidrokarbon sebagai refrigeran alternatif ramah 
lingkungan pengganti CFC dan HCFC harus memperhatikan 
beberapa hal diantaranya titik didih pada tekanan normal , 
kapasitas volumetrik dan efisiensi energi. Titik didih harus 
diperhatikan untuk menjamin apakah tekanan operasi sama 
dengan CFC untuk menghindari keperluan penggantian 
peralatan tekanan tinggi seperti kompresor. 
Salah satu refrigeran hidrokarbon yang digunakan sebagai 
contoh dalam makalah ini adalah MUSICOOL, yang diproduksi 
oleh Pertamina Unit pengolahan III Plaju. Sifat fisika refrigeran 
hidrokarbon MUSICOOL berdasarkan pengujian laboratorium 
Pertamina ditampilkan pada Tabel 2, yang menunjukkan bahwa 
hidrokarbon MUSICOOL (MC) mampu menggantikan refrigeran 
sintetik (CFC, HCFC, HFC) secara langsung tanpa penggantian 
komponen sistem refrigerasi. MC-12 menggantikan R-12, MC- 
22 menggantikan R-22 dan MC-134 menggantikan R- 
134a. Sifat fisika dan termodinamik hidrokarbon MUSICOOL 
memberikan kinerja sistem refrigerasi yang lebih baik, 
keawetan umur kompresor, dan hemat energi. Beberapa 
parameter perbandingan kinerja MUSICOOL terhadap 
refrigeran sintetik pada system refrigerasi dengan beban 1 TR 
pada suhu kondensasi 100 oF dan suhu evaporator 40 oF. 
ditunjukkan pada Tabel 3. 
Tabel 2 Sifat Fisika dan Thermodinamika 
No Parameter R-12 MC-12 R-22 MC-22 R-134a MC-134
1. Normal boiling point, °C -29.75 -32,90 -40.80 -42,05 -26.07 -33,98 
2. Temperatur kritis, °C 111,97 115,5 96 96,77 101,06 113,8 
3. Tekanan Kritis, psia 599,9 588,6 723,7 616,0 588,7 591,8 
4. Panas jenis cairan jenuh pada 
37,8° C, Kj /Kgk 
1,026 2,701 1.325 2,909 1,486 2,717 
5. Panas jenis uap jenuh pada 37,8 
° C, Kj/ Kgk 
0.7493 2,003 0,9736 2,238 1,126 2,014 
6. Tekanan cairan jenuh pada 37,8 
°C, psia 
131,7 134,4 210,7 188,3 138,9 139,4 
7. Kerapatan cairan jenuh pada 
37,8°C, ( kg/m³ ) 
1263 503,5 1138 471,3 1156 500,6 
8. Kerapatan uap jenuh pada 
37,8°C ( kg/m³ ) 
51,46 17,12 62,46 28,53 47,05 17,76 
9. Kerapatan uap jenuh pada 
NBP, kg/m³ 
6,29 1,642 4,705 2,412 5,259 1,642 
10. Konduktivitas Termal cairan 
jenuh 37,8°C,w/mk 
0,0628 0.0898 0.0778 0.0868 0.0756 0.0896 
11. Konduktivitas Termal uap 
jenuh 37,8°C,w/m k 
0.0112 0.0194 0.0128 0.0211 0.0195 0.01955 
12. Viskositas cairan jenuh pada 
37,8°C, uPa-s 
166,5 103,6 143,1 84,58 102,5 101,6 
13. Viskositas uap jenuh pada 
37,8°C, uPa-s 
12,37 7,997 13,39 9,263 8,064 8,044 
Tabel 3 Perbandingan kinerja MUSICOOL dengan refrigeran 
sintetik 
No. Parameter R-12 MC-12 R-22 MC- 
22 
R- 
134a 
MC- 
134 
1 Rasio 
Tekanan 
Kompresi 
3.1 3.1 3.0 2.8 3.4 3.1 
2 Efek 
Refrigerasi, 
Kj/Kg 
1.25 314 168 299 159 314 
3 Aliran gas, 
Cfm/Ton 
8.21 3.28 6.12 3.44 6.49 3.28 
4 Koefisien 
Performance, 
COP 
3.35 3.39 3.20 3.26 3.31 3.38
5 Temperatur 
glide, K 
- 7,8 - 0.1 - 7.7 
Pemakaian hidrokarbon lebih efisien dibandingkan dengan 
refrigeran sintetik, yang ini ditunjukan oleh COP (Coefficient of 
Performance) yang lebih besar. Hal ini disebabkan sbb: 
 Rasio tekanan (perbandingan tekanan dorong dengan tekanan 
hisap kompresor) yang lebih kecil dari rasio tekanan refrigeran 
sintetik. Karakteristik ini dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5. 
Hal ini mengakibatkan kecilnya kerja kompresor yang 
diperlukan sehingga menghemat konsumsi energi, yang 
ditunjukkan dengan penurunan arus listrik 10-20%. Oleh 
karena itu arus listrik name plate tidak bisa dijadikan patokan 
ketika melakukan retrofit dengan hidrokarbon. 
 Kalor laten dan efek refrigerasi yang lebih besar dari 
refrigeran sintetik. Karakteristik ini mengakibatkan kapasitas 
pendinginan dancooling rate yang lebih besar dari kapasitas 
pendinginan dan cooling rate dengan refrigeran sintetik. 
Perbandingan kalor laten dan efek refrigerasi antara freon dan 
hidrokarbon dapat dilihat pada Gambar 6 dengan 7 dan 
Gambar 8 dengan 9. 
 Kerapatan (density) hidrokarbon yang lebih kecil dari 
kerapatan refrigeran sintetik. Hal ini mengakibatkan jumlah 
pemakaian hidrokarbon lebih sedikit, sekitar 30% dari berat 
penggunaan refrigeran sintetik untuk volume yang sama. 
 Viskositas yang lebih kecil dari refrigeran sintetik. Hal ini 
mengakibatkan kecilnya rugi-rugi tekanan sepanjang sistem 
refrigerasi yang meringankan beban kompresor dan 
mengawetkan sistem refrigerasi. 
Gambar 3 Grafik Tekanan vs Temperatur R-12 dan MC-12
Gambar 4 Grafik Tekanan vs Temperatur R-134 dan MC-134 
Gambar 5 Grafik Tekanan vs Temperatur R-22 dan MC-12 
Gambar 6 Grafik Entalphi MC-12 
Gambar 7 Grafik Entalphi MC-12 
Gambar 8 Grafik Entalphi R-22 
Gambar 9 Grafik Entalphi MC-22
Sifat Zeotropik dan Azeotropik Hidrokarbon 
Refrigeran hidrokarbon dapat berupa zat tunggal (misal MC-22 
yang merupakan propana) atau campuran (misal MC-12 dan 
MC-134 yang merupakan campuran dari propana, isobutana 
dan n-butana). 
Refrigeran hidrokarbon campuran bersifat zeotrop, berperilaku 
sangat berbeda dibanding dengan zat tunggal atau campuran 
azeotropik. Campuran ini tidak menguap dan mengembun pada 
suatu temperatur tetap, tetapi pada kisaran tertentu yang 
sering di sebut dengan glide. Refrigeran ini tepat berada pada 
titik didih (buble temperature) saat campuran tepat seluruhnya 
mencapai keadaan cair yaitu tepat pada akhir proses 
pengembunan. Refrigeran ini tepat berada pada titik embun 
(dew temperature) saat campuran tepat seluruhnya mencapai 
keadaan uap yaitu pada akhir proses penguapan. Temperatur 
glide ini dapat dilihat pada Gambar 10. 
Efek temperatur glide ini akan berpengaruh besar pada proses 
di dalam evaporator dan kondensor. Temperatur penguapan 
meningkat dengan semakin lanjutnya proses penguapan 
berlangsung, sedangkan di dalam kondensor temperatur 
pengembunan menurun bersamaan dengan berlangsungnya 
proses pengembunan. Perubahan temperatur pada tekanan 
tetap ini merugikan efek perpindahan kalor pada evaporator 
dan kondenser. Oleh karena itu standard maksimalglide 
temperature yang diijinkan untuk refrigeran adalah 12 K [3]. 
Dengan dasar itulah maka proses retrofit menggunakan 
refrigeran hidrokarbon campuran (MC -12 dan MC-134) 
dilakukan pada fasa cair untuk menjaga komposisi campuran 
dan menjaga agar glide temperatur tidak berlebih. Retrofit MC- 
22 bisa dilakukan pada fasa cair dan gas, karena merupakan 
zat tunggal.
Gambar 10 Efek glide pada sistem refrigerasi berrefrigeran 
zeotrop[4] 
Flammability Hidrokarbon 
Hidrokarbon dapat terbakar bila berada di dalam daerah 
segitiga api yaitu tersedianya : hidrokarbon, udara dan sumber 
api. Jika salah satu dari ketiga faktor tersebut tidak terpenuhi 
maka proses kebakaran tidak akan tejadi. Hal ini 
mengakibatkan tidak akan terjadi kebakaran di dalam sistem 
refrigerasi karena tidak adanya udara (tekanan sistem 
refrigerasi lebih tinggi dari tekanan atmosfer). 
Hidrrokarbon termasuk kelompok refrigeran A3, yaitu 
refrigeran tidak beracun yang mempunyai batas nyala bawah 
(Low Flammability Limit/LFL) kurang daaaari 3,5%. 
Hidrokarbon dapat terbakar jika berada di antara ambang 
batas nyala 2-10% volume. Bila konsentrasi hidrokarbon di 
udara kurang dari 2% maka tidak cukup hidrokarbon untuk 
terjadinya pembakaran, demikian juga bila konsentrasinya di 
atas 10% karena oksigen tidak cukup untuk terjadinya 
pembakaran. Secara praktis batas nyala bawah sekitar 35 
g/m3 bagi rata-rata refrigeran HC di udara [3]. 
Sifat flammable hidrokarbon dapat diantisipasi dengan 
memperhatikan prosedur dan standard kerja, di antaranya 
Standard Nasional Indonesia (SNI), standard Inggris BS : 4434 
tahun 1995 standard Jerman DIN 7003, standard Australia AS 
1596-1989 dan AS 1677. 
MATERIAL KOMPATIBILITAS HIDROKARBON
Berdasarkan hasil analisa pengujian secara laboratorium dan 
aplikasi dilapangan, refrigeran hidrokarbon tidak merusak 
material sistem refrigerasi. Sifat hidrokarbon terhadap 
material diantaranya: 
 Tidak merusak semua jenis logam dan desikan yang dipakai 
sistem refrigerasi 
 Tidak merusak bahan elastomer yang biasa digunakan kecuali 
elastomer berbahan dasar karet alam dimana CFC, HCFC dan 
HFC juga dapat merusaknya. 
 Bisa menggunakan pelumas R-12, R-22 dan R-134a, hanya 
karena sifatnya yang dapat bercampur baik dengan pelumas 
maka disarankan menggunakan pelumas dengan indeks 
viskositas yang lebih tinggi. 
Tabel 6 menunjukkan hasil tes laboratorium terhadap 
kandungan logam dan keasaman pada oli pada rentang waktu 
pemakaian yang sama. Hasil tes ini menunjukkan bahwa 
refrigeran hidrokarbon lebih kompatibel terhadap material 
komponen sistem refrigerasi. Sifat hidrokarbon 
ini mengawetkan komponen sistem refrigerasi. 
Tabel 6 Hasil tes kandungan asam dan logam pada oli 
No Refrigeran/ Oli Acidity 
(ppm) 
Fe 
(ppm) 
Cu 
(ppm) 
Al 
(ppm) 
1 CFC-12/ Oli Mineral (Patil, 
1997) 
85.34 <1 <1 <1 
2 Hidrokarbon / Oli Mineral ( 
Patil, 1998 ) 
40.54 <1 <1 <1 
3 HFC-134a / polyolester oil ( 
Patil, 1998 ) 
3890 60 3.25 8.7 
KESIMPULAN
Refrigeran hidrokarbon merupakan refrigeran alternatif jangka 
panjang refrigeran CFC/HCFC. Dua keunggulaan penting yang 
dimilikinya adalah ramah lingkungan dan karakteristik 
termodinamika yang handal sehingga meningkatkan kinerja 
dan menghemat konsumsi energi sistem refrigerasi secara 
aman. 
DAFTAR PUSTAKA 
1. United Nations Environment Programme Industry and 
Environment, Chillers and Refrigerant Management, United 
Nations Publication, Paris,1994. 
2. Watanabe, Koichi, Widiatmo, Januarius V., Alternative 
Refrigerants and their thermophysical Properties 
Research,Seminar on ODS Phase Out, 5-7 Mei 1999, Bali 
3. Ecofrig, Refrigeration Appliances Using Hydrocarbon 
Refrigerants, Ecofrig publication, United Kingdom, 1997. 
4. Jazwin, Richard, Alternative Refrigerants, ICI Klea, 
Wilmington, 1995. 
*) Makalah ini disampaikan pada Pelatihan Penggunaan 
Refrigeran Hidrokarbon pada Mesin Pendingin di Bandung, 18 
Desember 2004 yang diselenggarakan oleh Himpunan Praktisi 
Tata Udara dan Refrigerasi (HIMPATUR). Makalah ini 
ditampilkan kembali pada web site ini dalam rangka peringatan 
berakhirn 
Beda Refrigerant Freon R22 dan R134a 
dan Hidrokarbon 
OLEH: AGUS ASTRO LEAVE A COMMENT 
Pada artikel sebelumnya kami sudah membahas tentang cara kerja AC dan refrigerant 
alternatif yaitu Refrigeran Duracool. Bagi yang belum tahu tentang Duracool, bisa 
ditanyakan ama paman Google 
Menyinggung masalah Refrigerant, Refrigerant merupakan fluida yang digunakan untuk 
mendinginkan lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan yang
bersuhu tinggi. Salah satu refrigeran paling terkenal saat ini adalah CFC alias FREON 
(R-11, R-12, R-21, R-22 dan R-502) 
CFC (Chloro-Fluoro-Carbon) alias R22 memegang peranan penting dalam sistem 
refrigerasi, sejak ditemukan pada tahun 1930. Hal ini dikarenakan CFC memiliki properti 
fisika dan termal yang baik sebagai refrigeran, stabil, tidak mudah terbakar, tidak 
beracun dan kompatibel terhadap sebagian besar bahan komponen dalam sistem 
refrigerasi. Akan tetapi setelah masyarakat mengetahui hipotesa bahwa CFC termasuk 
Ozone Depleting Substance (ODS), yaitu zat yang dapat menyebabkan kerusakan 
ozon, masyarakat mulai mencoba melakukan penghentian pemakaian ODS dan 
dituangkan ke dalam beberapa konvensi, seperti Vienna Convention pada bulan Maret 
1985, Montreal Protocol pada bulan September 1987 dan beberapa amandemen 
lainnya. Pemerintah Indonesia telah meratifikasinya melalui Keppres RI No. 23 tahun 
1992. 
R134a sebagai salah satu alternatif memiliki beberapa properti yang baik, tidak 
beracun, tidak mudah terbakar dan relatif stabil. R-134a juga memiliki kelemahan di 
antaranya, tidak bisa dijadikan pengganti R-12 secara langsung tanpa melakukan 
modifikasi sistem refrigerasi (drop in subtitute), relatif mahal, dan masih memiliki potensi 
sebagai zat yang dapat menyebabkan efek pemanasan global karena memiliki Global 
Warming Potential (GWP) yang signifikan. Selain itu R-134a sangat bergantung kepada 
pelumas sintetik yang sering menyebabkan masalah dengan sifatnya yang higroskopis. 
Alternatif lain yang ditawarkan adalah refrigeran hidrokarbon. Sebenarnya hidrokarbon 
sebagai refrigeran sudah dikenal masyarakat sejak 1920 di awal teknologi refrigerasi 
bersama fluida kerja natural lainnya seperti ammonia, dan karbon dioksida. Hidrokarbon 
yang sering dipakai sebagai refrigeran adalah propana (R-290), isobutana (R-600a), n-butana 
(R-600). Campuran yang sering digunakan di antaranya R-290/600a, R-290/600 
dan R-290/R-600/R-600a. 
Hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan seperti ramah lingkungan, yang ditunjukkan 
dengan nilai Ozon Depleting Potential (ODP) nol, dan GWP yang dapat diabaikan, 
properti termofisika dan karakteristik perpindahan kalor yang baik, kerapatan fasa uap 
yang rendah, dan kelarutan yang baik dengan pelumas mineral. 
Pemakaian hidrokarbon dengan isu hemat energi dan ramah lingkungan masih belum 
bisa diterima secara luas seperti pemakaian freon sebagai refrigeran. Hal ini 
disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan sifat hidrokarbon yang bisa terbakar. 
Sifat ini sebenarnya tidak membahayakan jika digunakan sesuai prosedur yang benar. 
Untuk memahami bekerja dengan prosedur yang benar, mau tidak mau diperlukan 
pengetahuan tentang karakteristik hidrokarbon. Seperti pepatah mengatakan, “tak kenal 
maka tak sayang”, kita tidak akan mau menggunakan hidrokarbon jika tidak 
mengenalnya.
REFRIGERAN DAN ASPEK LINGKUNGAN 
Refrigeran kelompok halokarbon merupakan refrigeran sintetik karena tidak terdapat di 
alam secara langsung. Refrigeran ini mempunyai satu atau lebih atom dari golongan 
halogen; khlorin, fluorin dan bromin.Meskipun dari segi teknik refrigeran ini mempunyai 
sifat yang baik, seperti kestabilan yang tinggi, tidak mudah terbakar dan tidak beracun, 
refrigeran ini termasuk ODS. Jika gas CFC yang memiliki dua atom khlorin terlepas ke 
udara dan terkena sinar ultraviolet akan terurai. Atom khlorin (Cl) akan terlepas dan 
bereaksi dengan ozon (O3) mengambil satu atom oksigen dari ozon untuk membentuk 
khlorin monoksida dan oksigen. Khlorin monoksida akan bereaksi dengan atom oksigen 
lainnya membentuk molekul oksigen dan atom khlorin membentuk oksigen. Atom 
khlorin hanya beraksi sebagai katalis dalam reaksi. Oleh karena itu satu atom khlorin 
mampu terus menerus mengubah ozon menjadi oksigen melalui ribuan reaksi sejenis. 
Dengan menipisnya lapisan ozon, lapisan pelindung yang terletak pada ketinggian 
sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi, radiasi ultraviolet dari matahari akan 
langsung sampai ke bumi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan 
gangguan keseimbangan ekosistem. 
KARAKTERISTIK TERMOFISIKA HIDROKARBON 
Pemilihan hidrokarbon sebagai refrigeran alternatif ramah lingkungan pengganti CFC 
dan HCFC harus memperhatikan beberapa hal diantaranya titik didih pada tekanan 
normal , kapasitas volumetrik dan efisiensi energi. Titik didih harus diperhatikan untuk 
menjamin apakah tekanan operasi sama dengan CFC untuk menghindari keperluan 
penggantian peralatan tekanan tinggi seperti kompresor. 
Salah satu refrigeran hidrokarbon yang digunakan sebagai contoh dalam makalah ini 
adalah MUSICOOL, yang diproduksi oleh Pertamina Unit pengolahan III Plaju. Sifat 
fisika refrigeran hidrokarbon MUSICOOL berdasarkan pengujian laboratorium 
Pertamina ditampilkan pada Tabel 2, yang menunjukkan bahwa hidrokarbon 
MUSICOOL (MC) mampu menggantikan refrigeran sintetik (CFC, HCFC, HFC) secara 
langsung tanpa penggantian komponen sistem refrigerasi. MC-12 menggantikan R-12, 
MC-22 menggantikan R-22 dan MC-134 menggantikan R-134a. Sifat fisika dan 
termodinamik hidrokarbon MUSICOOL memberikan kinerja sistem refrigerasi yang lebih 
baik, keawetan umur kompresor, dan hemat energi. Beberapa parameter perbandingan 
kinerja MUSICOOL terhadap refrigeran sintetik pada system refrigerasi dengan beban 1 
TR pada suhu kondensasi 100 oF dan suhu evaporator 40 oF. (*) 
SIFAT-SIFAT REFRIGERAN 
Sifat – sifat refrigerant yang harus dipenuhi untuk kebutuhan mesin pendingin adalah : 
- Tekanan penguapan harus cukup tinggi. 
Sebaiknya refrigeran memiliki temperatur pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga
dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi 
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi. 
- Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. 
Apabila tekanan pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya 
menjadi lebih rendah, sehingga penurunan prestasi kondensor dapat dihindarkan, 
selain itu dengan tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman 
karena kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya 
menjadi lebih kecil. 
- Kalor laten penguapan harus tinggi. 
Refrigeran yang mempunyai kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan 
karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi 
menjadi lebih kecil. 
- Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil. 
Refrigeran dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang 
kecil ( berat jenis yang besar ) akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan 
volume langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi 
yang sama ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun, untuk 
unit pendingin air sentrifugal yang kecil lebih dikehendaki refrigeran dengan volume 
spesifik yang agak besar. Hal tersebut diperlukan untuk menaikkan jumlah gas yang 
bersirkulasi, sehingga dapat mencegah menurunnya efisiensi kompresor sentrifugal. 
- Koefisien prestasi harus tinggi. 
Dari segi karakteristik thermodinamika dari refrigeran, koefisien prestasi merupakan 
parameter yang terpenting untuk menentukan biaya operasi. 
- Konduktivitas termal yang tinggi. 
Konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan karakteristik perpindahan kalor. 
- Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. 
Dengan turunnya tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan 
berkurang. 
- Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak 
menyebabkan korosi pada material isolator listrik. Sifat-sifat tersebut dibawah ini sangat 
penting, terutama untuk refrigeran yang akan dipergunakan pada kompresor hermetik. 
- Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi 
juga tidak menyebabkan korosi. 
- Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau merangsang. 
- Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak. (**)
Source: 
(*) = indonesiasejahtera 
(**) = iptech 
perbedaan freon r22 dan r134a, apakah freon mudah terbakar, Penjelasan tentang 
freon R22, Perbedaan preyon r134a dengan preyon r22, persamaan freon r134, r134a 
indonesia jenis, r134a refrigerant mudah terbakar, refrigran ramah lingkungan, type 
freon ac rumah, pengertian Kompresor R22, pengertian freon r22, pemuatan refrigent, 
efek memakai preon R410a, FREON R22, gas freon yg mudah terbakar, jenis freon dan 
fungsinya, jenis freon r134a, jenis freon ramah lingkungan, karakteristik freon, kerugian 
kompresor R600, www pepatah tentang preon com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Job sheet suspensi pegas daun
Job sheet suspensi pegas daunJob sheet suspensi pegas daun
Job sheet suspensi pegas daunGudang Bahan Ajar
 
Langkah demi langkah memasuki dunia usaha bengkel
Langkah demi langkah memasuki dunia usaha bengkelLangkah demi langkah memasuki dunia usaha bengkel
Langkah demi langkah memasuki dunia usaha bengkelsutjiharso suwargo
 
Pembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurusPembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurusIndra Cecen
 
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMOKerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMOHendri Anur
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PMahros Darsin
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclerezon arif
 
Bahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi DasarBahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi DasarRizaldi Satria N
 
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tanganRomi Indra Saputra
 
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorShell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorFaiprianda Assyari Rahmatullah
 
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan IndramayuPresentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan IndramayuVrisco Harjanto
 
Bahan ajar cnc ppt mesin frais
Bahan ajar cnc ppt mesin fraisBahan ajar cnc ppt mesin frais
Bahan ajar cnc ppt mesin fraischristian tarigan
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrikpprawira11
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan TurbinYahya Ynh
 

Was ist angesagt? (20)

Pembentukan
PembentukanPembentukan
Pembentukan
 
Job sheet suspensi pegas daun
Job sheet suspensi pegas daunJob sheet suspensi pegas daun
Job sheet suspensi pegas daun
 
Langkah demi langkah memasuki dunia usaha bengkel
Langkah demi langkah memasuki dunia usaha bengkelLangkah demi langkah memasuki dunia usaha bengkel
Langkah demi langkah memasuki dunia usaha bengkel
 
Kualifikasi Posisi LAS.ppt
Kualifikasi Posisi LAS.pptKualifikasi Posisi LAS.ppt
Kualifikasi Posisi LAS.ppt
 
Pembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurusPembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurus
 
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMOKerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-P
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cycle
 
Bahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi DasarBahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi Dasar
 
03 a termo2
03 a termo203 a termo2
03 a termo2
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Motor ac
Motor acMotor ac
Motor ac
 
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
 
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorShell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
 
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan IndramayuPresentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
Presentasi KP Pertamina RU VI Balongan Indramayu
 
Bahan ajar cnc ppt mesin frais
Bahan ajar cnc ppt mesin fraisBahan ajar cnc ppt mesin frais
Bahan ajar cnc ppt mesin frais
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
 
Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan Turbin
 
1 mikrokontroler-avr1
1  mikrokontroler-avr11  mikrokontroler-avr1
1 mikrokontroler-avr1
 

Ähnlich wie REFRIGERAN

Penggantian refrigeran dengan tingkat ODP (Ozone Depleting Potential) dan GWP...
Penggantian refrigeran dengan tingkat ODP (Ozone Depleting Potential) dan GWP...Penggantian refrigeran dengan tingkat ODP (Ozone Depleting Potential) dan GWP...
Penggantian refrigeran dengan tingkat ODP (Ozone Depleting Potential) dan GWP...drnurhessa
 
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferPengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferRissa Deshanty
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaNia Sasria
 
KEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAM
KEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAMKEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAM
KEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAMNur Widdya Kurniati
 
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptxREFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptxDoniDony
 
Pik 2 bab 5_hidrogenasi
Pik 2 bab 5_hidrogenasiPik 2 bab 5_hidrogenasi
Pik 2 bab 5_hidrogenasiwahyuddin S.T
 
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdfkimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdfJeffry70
 
Air limbah sianida
Air limbah sianidaAir limbah sianida
Air limbah sianidarramdan383
 
Pik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasiPik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasiwahyuddin S.T
 
Co2 di air laut
Co2 di air lautCo2 di air laut
Co2 di air lautEko Efendi
 
Mahendra (mc n 407)
Mahendra (mc n 407)Mahendra (mc n 407)
Mahendra (mc n 407)Mahend Slaya
 
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferPengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferRissa Deshanty
 

Ähnlich wie REFRIGERAN (20)

Penggantian refrigeran dengan tingkat ODP (Ozone Depleting Potential) dan GWP...
Penggantian refrigeran dengan tingkat ODP (Ozone Depleting Potential) dan GWP...Penggantian refrigeran dengan tingkat ODP (Ozone Depleting Potential) dan GWP...
Penggantian refrigeran dengan tingkat ODP (Ozone Depleting Potential) dan GWP...
 
fisika.pptx
fisika.pptxfisika.pptx
fisika.pptx
 
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferPengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
KEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAM
KEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAMKEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAM
KEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAM
 
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptxREFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
REFRIGERANT_AND_LUBRICANT_refrigeran_dan.pptx
 
Pik 2 bab 5_hidrogenasi
Pik 2 bab 5_hidrogenasiPik 2 bab 5_hidrogenasi
Pik 2 bab 5_hidrogenasi
 
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdfkimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
 
Air limbah sianida
Air limbah sianidaAir limbah sianida
Air limbah sianida
 
Pik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasiPik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasi
 
818 1433-1-sm
818 1433-1-sm818 1433-1-sm
818 1433-1-sm
 
Co2 di air laut
Co2 di air lautCo2 di air laut
Co2 di air laut
 
Hydrogen Storage
Hydrogen Storage Hydrogen Storage
Hydrogen Storage
 
Pimnas Presentasi PKMP
Pimnas Presentasi PKMPPimnas Presentasi PKMP
Pimnas Presentasi PKMP
 
Industri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pROIndustri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pRO
 
Mahendra (mc n 407)
Mahendra (mc n 407)Mahendra (mc n 407)
Mahendra (mc n 407)
 
Minyak Bumi
Minyak BumiMinyak Bumi
Minyak Bumi
 
Poliamida2
Poliamida2Poliamida2
Poliamida2
 
Poliamida2
Poliamida2Poliamida2
Poliamida2
 
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferPengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
 

Kürzlich hochgeladen

MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataDAVIDSTEVENSONSIMBOL
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 

Kürzlich hochgeladen (14)

MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 

REFRIGERAN

  • 1. Karakteristik Bahan dan Aspek Lingkungan Refrigeran Hidrokarbon* – Menuju Indonesia Bebas ODS - PENDAHULUAN CFC (Chloro-Fluoro-Carbon) memegang peranan penting dalam sistem refrigerasi, sejak ditemukan pada tahun 1930. Hal ini dikarenakan CFC memiliki properti fisika dan termal yang baik sebagai refrigeran, stabil, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan kompatibel terhadap sebagian besar bahan komponen dalam sistem refrigerasi. Akan tetapi setelah masyarakat mengetahui hipotesa bahwa CFC termasuk Ozone Depleting Substance (ODS), yaitu zat yang dapat menyebabkan kerusakan ozon, masyarakat mulai mencoba melakukan penghentian pemakaian ODS dan dituangkan ke dalam beberapa konvensi, seperti Vienna Convention pada bulan Maret 1985, Montreal Protocol pada bulan September 1987 dan beberapa amandemen lainnya. Pemerintah Indonesia telah meratifikasinya melalui Keppres RI No. 23 tahun 1992. R-134a sebagai salah satu alternatif memiliki beberapa properti yang baik, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan relatif stabil. R-134a juga memiliki kelemahan di antaranya, tidak bisa dijadikan pengganti R-12 secara langsung tanpa melakukan modifikasi sistem refrigerasi (drop in subtitute), relatif mahal, dan masih memiliki potensi sebagai zat yang dapat menyebabkan efek pemanasan global karena memilikiGlobal Warming Potential (GWP) yang signifikan. Selain itu R-134a sangat bergantung kepada pelumas sintetik yang sering menyebabkan masalah dengan sifatnya yang higroskopis. Alternatif lain yang ditawarkan adalah refrigeran hidrokarbon. Sebenarnya hidrokarbon sebagai refrigeran sudah dikenal
  • 2. masyarakat sejak 1920 di awal teknologi refrigerasi bersama fluida kerja natural lainnya seperti ammonia, dan karbon dioksida. Hidrokarbon yang sering dipakai sebagai refrigeran adalah propana (R-290), isobutana (R-600a), n-butana (R- 600). Campuran yang sering digunakan di antaranya R- 290/600a, R-290/600 dan R-290/R-600/R-600a. Hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan seperti ramah lingkungan, yang ditunjukkan dengan nilai Ozon Depleting Potential (ODP) nol, dan GWP yang dapat diabaikan, properti termofisika dan karakteristik perpindahan kalor yang baik, kerapatan fasa uap yang rendah, dan kelarutan yang baik dengan pelumas mineral. Pemakaian hidrokarbon dengan isu hemat energi dan ramah lingkungan masih belum bisa diterima secara luas seperti pemakaian freon sebagai refrigeran. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan sifat hidrokarbon yang bisa terbakar. Sifat ini sebenarnya tidak membahayakan jika digunakan sesuai prosedur yang benar. Untuk memahami bekerja dengan prosedur yang benar, mau tidak mau diperlukan pengetahuan tentang karakteristik hidrokarbon. Seperti pepatah mengatakan, “tak kenal maka tak sayang”, kita tidak akan mau menggunakan hidrokarbon jika tida mengenalnya. REFRIGERAN DAN ASPEK LINGKUNGAN Refrigeran kelompok halokarbon merupakan refrigeran sintetik karena tidak terdapat di alam secara langsung. Refrigeran ini mempunyai satu atau lebih atom dari golongan halogen; khlorin, fluorin dan bromin.Meskipun dari segi teknik refrigeran ini mempunyai sifat yang baik, seperti kestabilan yang tinggi, tidak mudah terbakar dan tidak beracun, refrigeran ini termasuk ODS. Jika gas CFC yang memiliki dua atom khlorin terlepas ke udara dan terkena sinar ultraviolet akan terurai. Atom khlorin (Cl) akan terlepas dan bereaksi dengan ozon (O3)
  • 3. mengambil satu atom oksigen dari ozon untuk membentuk khlorin monoksida dan oksigen. Khlorin monoksida akan bereaksi dengan atom oksigen lainnya membentuk molekul oksigen dan atom khlorin membentuk oksigen. Atom khlorin hanya beraksi sebagai katalis dalam reaksi. Oleh karena itu satu atom khlorin mampu terus menerus mengubah ozon menjadi oksigen melalui ribuan reaksi sejenis. Proses perusakan ozon ini ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2. Gambar 1 Proses penguraian CFC [1] Gambar 2 Pemecahan ozon [1] Dengan menipisnya lapisan ozon, lapisan pelindung yang terletak pada ketinggian sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi, radiasi ultraviolet dari matahari akan langsung sampai ke bumi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan gangguan keseimbangan ekosistem. Ringkasan perbandingan dampak refrigeran terhadap lingkungan CFC-12, HCFC-22, HCFC-134a dan hidrokarbon ditunjukkan pada Tabel 1. Terlihat bahwa hidrokarbon adalah refrigeran yang ramah lingkungan, karena tidak merusak ozon (ODP nol) dan tidak menyebabkan pemanasan global (GWP diabaikan). Tabel 1 Perbandingan dampak terhadap lingkungan [2] Refrigeran Formula Usia aktif (tahun) ODP GWP CFC-12 CCl2F2 120 1.0 4000
  • 4. HCFC-22 CHClF2 13.3 0.055 1700 HFC-134a CH2FCF3 14.6 0 1300 Hidrokarbon CnHm <1 0 - Kebijakan Internasional dan Nasional Mengenai Dampak Lingkungan Refrigeran Kesadaran masyarakat internasional akan pentingnya menjaga lapisan ozon dituangkan ke dalam berbagai konvensi, antara lain:  Vienna Convention , 22 Maret 1985, Austria, tentang perlindungan ozon.  Montreal Protocol, September 16, 1987, Canada. Zat yang termasuk ODS menurut Montreal Protocol antara lain: CFC (R- 11, R-12, R-13, R-111, R-112, R-113, R-114, R-115), HCFC (R-22, R-123, R-124, R-141, R-142), Halon (Halon-1211, Halon-1302, Halon-2402), dan lainnya (Carbon Tetrachloride, Methyl Chloroform, Methyl bromide).  London Amendement, 27-29 Juni 1990, tentang jadwal penghapusan produksi ODS.  Copenhagen Amendement, 23-25 November 1992, Denmark, tentang penjadwalan penghapusan HCFC. Perhatian pemerintah Inddonesia dituangkan ke dalam berbagai peraturan baik berupa keputusan presiden maupun keputusan menteri antara lain :  Kep. Pres No:23 Tahun 1992, meratifikasi Konvensi Wina, Montreal Protocol dan Amendemen London.  Kep. Menperindag No: 110/MPP/Kep/1/1998, mengenai pelarangan memproduksi barang yang menggunakan ODS dan kewajiban barang baru menggunakan zat non ODS. Bahan ODS dan barang yang terbuat dari ODS hanya dapat diperdagangkan sampai 2005.  Kep. Menperindag No: 111/MPP/Kep/1/1998, mengenai pelarangan import ODS dan pembatasan import CFC-12 untuk
  • 5. keperluan purna jual sampai tahun 2003 sebanyak 700 ton melalui importir terdaftar.  Kep. Menperindag No: 410-411/MPP/Kep/9/1998  Kep. Menperindag No: 789- 790/MPP/Kep/12/2002, mengenai perpanjangan izin import ODS oleh importir terdaftar sampai 31 Desember 2007. KARAKTERISTIK TERMOFISIKA HIDROKARBON Pemilihan hidrokarbon sebagai refrigeran alternatif ramah lingkungan pengganti CFC dan HCFC harus memperhatikan beberapa hal diantaranya titik didih pada tekanan normal , kapasitas volumetrik dan efisiensi energi. Titik didih harus diperhatikan untuk menjamin apakah tekanan operasi sama dengan CFC untuk menghindari keperluan penggantian peralatan tekanan tinggi seperti kompresor. Salah satu refrigeran hidrokarbon yang digunakan sebagai contoh dalam makalah ini adalah MUSICOOL, yang diproduksi oleh Pertamina Unit pengolahan III Plaju. Sifat fisika refrigeran hidrokarbon MUSICOOL berdasarkan pengujian laboratorium Pertamina ditampilkan pada Tabel 2, yang menunjukkan bahwa hidrokarbon MUSICOOL (MC) mampu menggantikan refrigeran sintetik (CFC, HCFC, HFC) secara langsung tanpa penggantian komponen sistem refrigerasi. MC-12 menggantikan R-12, MC- 22 menggantikan R-22 dan MC-134 menggantikan R- 134a. Sifat fisika dan termodinamik hidrokarbon MUSICOOL memberikan kinerja sistem refrigerasi yang lebih baik, keawetan umur kompresor, dan hemat energi. Beberapa parameter perbandingan kinerja MUSICOOL terhadap refrigeran sintetik pada system refrigerasi dengan beban 1 TR pada suhu kondensasi 100 oF dan suhu evaporator 40 oF. ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 2 Sifat Fisika dan Thermodinamika No Parameter R-12 MC-12 R-22 MC-22 R-134a MC-134
  • 6. 1. Normal boiling point, °C -29.75 -32,90 -40.80 -42,05 -26.07 -33,98 2. Temperatur kritis, °C 111,97 115,5 96 96,77 101,06 113,8 3. Tekanan Kritis, psia 599,9 588,6 723,7 616,0 588,7 591,8 4. Panas jenis cairan jenuh pada 37,8° C, Kj /Kgk 1,026 2,701 1.325 2,909 1,486 2,717 5. Panas jenis uap jenuh pada 37,8 ° C, Kj/ Kgk 0.7493 2,003 0,9736 2,238 1,126 2,014 6. Tekanan cairan jenuh pada 37,8 °C, psia 131,7 134,4 210,7 188,3 138,9 139,4 7. Kerapatan cairan jenuh pada 37,8°C, ( kg/m³ ) 1263 503,5 1138 471,3 1156 500,6 8. Kerapatan uap jenuh pada 37,8°C ( kg/m³ ) 51,46 17,12 62,46 28,53 47,05 17,76 9. Kerapatan uap jenuh pada NBP, kg/m³ 6,29 1,642 4,705 2,412 5,259 1,642 10. Konduktivitas Termal cairan jenuh 37,8°C,w/mk 0,0628 0.0898 0.0778 0.0868 0.0756 0.0896 11. Konduktivitas Termal uap jenuh 37,8°C,w/m k 0.0112 0.0194 0.0128 0.0211 0.0195 0.01955 12. Viskositas cairan jenuh pada 37,8°C, uPa-s 166,5 103,6 143,1 84,58 102,5 101,6 13. Viskositas uap jenuh pada 37,8°C, uPa-s 12,37 7,997 13,39 9,263 8,064 8,044 Tabel 3 Perbandingan kinerja MUSICOOL dengan refrigeran sintetik No. Parameter R-12 MC-12 R-22 MC- 22 R- 134a MC- 134 1 Rasio Tekanan Kompresi 3.1 3.1 3.0 2.8 3.4 3.1 2 Efek Refrigerasi, Kj/Kg 1.25 314 168 299 159 314 3 Aliran gas, Cfm/Ton 8.21 3.28 6.12 3.44 6.49 3.28 4 Koefisien Performance, COP 3.35 3.39 3.20 3.26 3.31 3.38
  • 7. 5 Temperatur glide, K - 7,8 - 0.1 - 7.7 Pemakaian hidrokarbon lebih efisien dibandingkan dengan refrigeran sintetik, yang ini ditunjukan oleh COP (Coefficient of Performance) yang lebih besar. Hal ini disebabkan sbb:  Rasio tekanan (perbandingan tekanan dorong dengan tekanan hisap kompresor) yang lebih kecil dari rasio tekanan refrigeran sintetik. Karakteristik ini dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5. Hal ini mengakibatkan kecilnya kerja kompresor yang diperlukan sehingga menghemat konsumsi energi, yang ditunjukkan dengan penurunan arus listrik 10-20%. Oleh karena itu arus listrik name plate tidak bisa dijadikan patokan ketika melakukan retrofit dengan hidrokarbon.  Kalor laten dan efek refrigerasi yang lebih besar dari refrigeran sintetik. Karakteristik ini mengakibatkan kapasitas pendinginan dancooling rate yang lebih besar dari kapasitas pendinginan dan cooling rate dengan refrigeran sintetik. Perbandingan kalor laten dan efek refrigerasi antara freon dan hidrokarbon dapat dilihat pada Gambar 6 dengan 7 dan Gambar 8 dengan 9.  Kerapatan (density) hidrokarbon yang lebih kecil dari kerapatan refrigeran sintetik. Hal ini mengakibatkan jumlah pemakaian hidrokarbon lebih sedikit, sekitar 30% dari berat penggunaan refrigeran sintetik untuk volume yang sama.  Viskositas yang lebih kecil dari refrigeran sintetik. Hal ini mengakibatkan kecilnya rugi-rugi tekanan sepanjang sistem refrigerasi yang meringankan beban kompresor dan mengawetkan sistem refrigerasi. Gambar 3 Grafik Tekanan vs Temperatur R-12 dan MC-12
  • 8. Gambar 4 Grafik Tekanan vs Temperatur R-134 dan MC-134 Gambar 5 Grafik Tekanan vs Temperatur R-22 dan MC-12 Gambar 6 Grafik Entalphi MC-12 Gambar 7 Grafik Entalphi MC-12 Gambar 8 Grafik Entalphi R-22 Gambar 9 Grafik Entalphi MC-22
  • 9. Sifat Zeotropik dan Azeotropik Hidrokarbon Refrigeran hidrokarbon dapat berupa zat tunggal (misal MC-22 yang merupakan propana) atau campuran (misal MC-12 dan MC-134 yang merupakan campuran dari propana, isobutana dan n-butana). Refrigeran hidrokarbon campuran bersifat zeotrop, berperilaku sangat berbeda dibanding dengan zat tunggal atau campuran azeotropik. Campuran ini tidak menguap dan mengembun pada suatu temperatur tetap, tetapi pada kisaran tertentu yang sering di sebut dengan glide. Refrigeran ini tepat berada pada titik didih (buble temperature) saat campuran tepat seluruhnya mencapai keadaan cair yaitu tepat pada akhir proses pengembunan. Refrigeran ini tepat berada pada titik embun (dew temperature) saat campuran tepat seluruhnya mencapai keadaan uap yaitu pada akhir proses penguapan. Temperatur glide ini dapat dilihat pada Gambar 10. Efek temperatur glide ini akan berpengaruh besar pada proses di dalam evaporator dan kondensor. Temperatur penguapan meningkat dengan semakin lanjutnya proses penguapan berlangsung, sedangkan di dalam kondensor temperatur pengembunan menurun bersamaan dengan berlangsungnya proses pengembunan. Perubahan temperatur pada tekanan tetap ini merugikan efek perpindahan kalor pada evaporator dan kondenser. Oleh karena itu standard maksimalglide temperature yang diijinkan untuk refrigeran adalah 12 K [3]. Dengan dasar itulah maka proses retrofit menggunakan refrigeran hidrokarbon campuran (MC -12 dan MC-134) dilakukan pada fasa cair untuk menjaga komposisi campuran dan menjaga agar glide temperatur tidak berlebih. Retrofit MC- 22 bisa dilakukan pada fasa cair dan gas, karena merupakan zat tunggal.
  • 10. Gambar 10 Efek glide pada sistem refrigerasi berrefrigeran zeotrop[4] Flammability Hidrokarbon Hidrokarbon dapat terbakar bila berada di dalam daerah segitiga api yaitu tersedianya : hidrokarbon, udara dan sumber api. Jika salah satu dari ketiga faktor tersebut tidak terpenuhi maka proses kebakaran tidak akan tejadi. Hal ini mengakibatkan tidak akan terjadi kebakaran di dalam sistem refrigerasi karena tidak adanya udara (tekanan sistem refrigerasi lebih tinggi dari tekanan atmosfer). Hidrrokarbon termasuk kelompok refrigeran A3, yaitu refrigeran tidak beracun yang mempunyai batas nyala bawah (Low Flammability Limit/LFL) kurang daaaari 3,5%. Hidrokarbon dapat terbakar jika berada di antara ambang batas nyala 2-10% volume. Bila konsentrasi hidrokarbon di udara kurang dari 2% maka tidak cukup hidrokarbon untuk terjadinya pembakaran, demikian juga bila konsentrasinya di atas 10% karena oksigen tidak cukup untuk terjadinya pembakaran. Secara praktis batas nyala bawah sekitar 35 g/m3 bagi rata-rata refrigeran HC di udara [3]. Sifat flammable hidrokarbon dapat diantisipasi dengan memperhatikan prosedur dan standard kerja, di antaranya Standard Nasional Indonesia (SNI), standard Inggris BS : 4434 tahun 1995 standard Jerman DIN 7003, standard Australia AS 1596-1989 dan AS 1677. MATERIAL KOMPATIBILITAS HIDROKARBON
  • 11. Berdasarkan hasil analisa pengujian secara laboratorium dan aplikasi dilapangan, refrigeran hidrokarbon tidak merusak material sistem refrigerasi. Sifat hidrokarbon terhadap material diantaranya:  Tidak merusak semua jenis logam dan desikan yang dipakai sistem refrigerasi  Tidak merusak bahan elastomer yang biasa digunakan kecuali elastomer berbahan dasar karet alam dimana CFC, HCFC dan HFC juga dapat merusaknya.  Bisa menggunakan pelumas R-12, R-22 dan R-134a, hanya karena sifatnya yang dapat bercampur baik dengan pelumas maka disarankan menggunakan pelumas dengan indeks viskositas yang lebih tinggi. Tabel 6 menunjukkan hasil tes laboratorium terhadap kandungan logam dan keasaman pada oli pada rentang waktu pemakaian yang sama. Hasil tes ini menunjukkan bahwa refrigeran hidrokarbon lebih kompatibel terhadap material komponen sistem refrigerasi. Sifat hidrokarbon ini mengawetkan komponen sistem refrigerasi. Tabel 6 Hasil tes kandungan asam dan logam pada oli No Refrigeran/ Oli Acidity (ppm) Fe (ppm) Cu (ppm) Al (ppm) 1 CFC-12/ Oli Mineral (Patil, 1997) 85.34 <1 <1 <1 2 Hidrokarbon / Oli Mineral ( Patil, 1998 ) 40.54 <1 <1 <1 3 HFC-134a / polyolester oil ( Patil, 1998 ) 3890 60 3.25 8.7 KESIMPULAN
  • 12. Refrigeran hidrokarbon merupakan refrigeran alternatif jangka panjang refrigeran CFC/HCFC. Dua keunggulaan penting yang dimilikinya adalah ramah lingkungan dan karakteristik termodinamika yang handal sehingga meningkatkan kinerja dan menghemat konsumsi energi sistem refrigerasi secara aman. DAFTAR PUSTAKA 1. United Nations Environment Programme Industry and Environment, Chillers and Refrigerant Management, United Nations Publication, Paris,1994. 2. Watanabe, Koichi, Widiatmo, Januarius V., Alternative Refrigerants and their thermophysical Properties Research,Seminar on ODS Phase Out, 5-7 Mei 1999, Bali 3. Ecofrig, Refrigeration Appliances Using Hydrocarbon Refrigerants, Ecofrig publication, United Kingdom, 1997. 4. Jazwin, Richard, Alternative Refrigerants, ICI Klea, Wilmington, 1995. *) Makalah ini disampaikan pada Pelatihan Penggunaan Refrigeran Hidrokarbon pada Mesin Pendingin di Bandung, 18 Desember 2004 yang diselenggarakan oleh Himpunan Praktisi Tata Udara dan Refrigerasi (HIMPATUR). Makalah ini ditampilkan kembali pada web site ini dalam rangka peringatan berakhirn Beda Refrigerant Freon R22 dan R134a dan Hidrokarbon OLEH: AGUS ASTRO LEAVE A COMMENT Pada artikel sebelumnya kami sudah membahas tentang cara kerja AC dan refrigerant alternatif yaitu Refrigeran Duracool. Bagi yang belum tahu tentang Duracool, bisa ditanyakan ama paman Google Menyinggung masalah Refrigerant, Refrigerant merupakan fluida yang digunakan untuk mendinginkan lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan yang
  • 13. bersuhu tinggi. Salah satu refrigeran paling terkenal saat ini adalah CFC alias FREON (R-11, R-12, R-21, R-22 dan R-502) CFC (Chloro-Fluoro-Carbon) alias R22 memegang peranan penting dalam sistem refrigerasi, sejak ditemukan pada tahun 1930. Hal ini dikarenakan CFC memiliki properti fisika dan termal yang baik sebagai refrigeran, stabil, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan kompatibel terhadap sebagian besar bahan komponen dalam sistem refrigerasi. Akan tetapi setelah masyarakat mengetahui hipotesa bahwa CFC termasuk Ozone Depleting Substance (ODS), yaitu zat yang dapat menyebabkan kerusakan ozon, masyarakat mulai mencoba melakukan penghentian pemakaian ODS dan dituangkan ke dalam beberapa konvensi, seperti Vienna Convention pada bulan Maret 1985, Montreal Protocol pada bulan September 1987 dan beberapa amandemen lainnya. Pemerintah Indonesia telah meratifikasinya melalui Keppres RI No. 23 tahun 1992. R134a sebagai salah satu alternatif memiliki beberapa properti yang baik, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan relatif stabil. R-134a juga memiliki kelemahan di antaranya, tidak bisa dijadikan pengganti R-12 secara langsung tanpa melakukan modifikasi sistem refrigerasi (drop in subtitute), relatif mahal, dan masih memiliki potensi sebagai zat yang dapat menyebabkan efek pemanasan global karena memiliki Global Warming Potential (GWP) yang signifikan. Selain itu R-134a sangat bergantung kepada pelumas sintetik yang sering menyebabkan masalah dengan sifatnya yang higroskopis. Alternatif lain yang ditawarkan adalah refrigeran hidrokarbon. Sebenarnya hidrokarbon sebagai refrigeran sudah dikenal masyarakat sejak 1920 di awal teknologi refrigerasi bersama fluida kerja natural lainnya seperti ammonia, dan karbon dioksida. Hidrokarbon yang sering dipakai sebagai refrigeran adalah propana (R-290), isobutana (R-600a), n-butana (R-600). Campuran yang sering digunakan di antaranya R-290/600a, R-290/600 dan R-290/R-600/R-600a. Hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan seperti ramah lingkungan, yang ditunjukkan dengan nilai Ozon Depleting Potential (ODP) nol, dan GWP yang dapat diabaikan, properti termofisika dan karakteristik perpindahan kalor yang baik, kerapatan fasa uap yang rendah, dan kelarutan yang baik dengan pelumas mineral. Pemakaian hidrokarbon dengan isu hemat energi dan ramah lingkungan masih belum bisa diterima secara luas seperti pemakaian freon sebagai refrigeran. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan sifat hidrokarbon yang bisa terbakar. Sifat ini sebenarnya tidak membahayakan jika digunakan sesuai prosedur yang benar. Untuk memahami bekerja dengan prosedur yang benar, mau tidak mau diperlukan pengetahuan tentang karakteristik hidrokarbon. Seperti pepatah mengatakan, “tak kenal maka tak sayang”, kita tidak akan mau menggunakan hidrokarbon jika tidak mengenalnya.
  • 14. REFRIGERAN DAN ASPEK LINGKUNGAN Refrigeran kelompok halokarbon merupakan refrigeran sintetik karena tidak terdapat di alam secara langsung. Refrigeran ini mempunyai satu atau lebih atom dari golongan halogen; khlorin, fluorin dan bromin.Meskipun dari segi teknik refrigeran ini mempunyai sifat yang baik, seperti kestabilan yang tinggi, tidak mudah terbakar dan tidak beracun, refrigeran ini termasuk ODS. Jika gas CFC yang memiliki dua atom khlorin terlepas ke udara dan terkena sinar ultraviolet akan terurai. Atom khlorin (Cl) akan terlepas dan bereaksi dengan ozon (O3) mengambil satu atom oksigen dari ozon untuk membentuk khlorin monoksida dan oksigen. Khlorin monoksida akan bereaksi dengan atom oksigen lainnya membentuk molekul oksigen dan atom khlorin membentuk oksigen. Atom khlorin hanya beraksi sebagai katalis dalam reaksi. Oleh karena itu satu atom khlorin mampu terus menerus mengubah ozon menjadi oksigen melalui ribuan reaksi sejenis. Dengan menipisnya lapisan ozon, lapisan pelindung yang terletak pada ketinggian sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi, radiasi ultraviolet dari matahari akan langsung sampai ke bumi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan gangguan keseimbangan ekosistem. KARAKTERISTIK TERMOFISIKA HIDROKARBON Pemilihan hidrokarbon sebagai refrigeran alternatif ramah lingkungan pengganti CFC dan HCFC harus memperhatikan beberapa hal diantaranya titik didih pada tekanan normal , kapasitas volumetrik dan efisiensi energi. Titik didih harus diperhatikan untuk menjamin apakah tekanan operasi sama dengan CFC untuk menghindari keperluan penggantian peralatan tekanan tinggi seperti kompresor. Salah satu refrigeran hidrokarbon yang digunakan sebagai contoh dalam makalah ini adalah MUSICOOL, yang diproduksi oleh Pertamina Unit pengolahan III Plaju. Sifat fisika refrigeran hidrokarbon MUSICOOL berdasarkan pengujian laboratorium Pertamina ditampilkan pada Tabel 2, yang menunjukkan bahwa hidrokarbon MUSICOOL (MC) mampu menggantikan refrigeran sintetik (CFC, HCFC, HFC) secara langsung tanpa penggantian komponen sistem refrigerasi. MC-12 menggantikan R-12, MC-22 menggantikan R-22 dan MC-134 menggantikan R-134a. Sifat fisika dan termodinamik hidrokarbon MUSICOOL memberikan kinerja sistem refrigerasi yang lebih baik, keawetan umur kompresor, dan hemat energi. Beberapa parameter perbandingan kinerja MUSICOOL terhadap refrigeran sintetik pada system refrigerasi dengan beban 1 TR pada suhu kondensasi 100 oF dan suhu evaporator 40 oF. (*) SIFAT-SIFAT REFRIGERAN Sifat – sifat refrigerant yang harus dipenuhi untuk kebutuhan mesin pendingin adalah : - Tekanan penguapan harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki temperatur pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga
  • 15. dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi. - Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga penurunan prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu dengan tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil. - Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigeran yang mempunyai kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil. - Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil. Refrigeran dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil ( berat jenis yang besar ) akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun, untuk unit pendingin air sentrifugal yang kecil lebih dikehendaki refrigeran dengan volume spesifik yang agak besar. Hal tersebut diperlukan untuk menaikkan jumlah gas yang bersirkulasi, sehingga dapat mencegah menurunnya efisiensi kompresor sentrifugal. - Koefisien prestasi harus tinggi. Dari segi karakteristik thermodinamika dari refrigeran, koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya operasi. - Konduktivitas termal yang tinggi. Konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan karakteristik perpindahan kalor. - Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang. - Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik. Sifat-sifat tersebut dibawah ini sangat penting, terutama untuk refrigeran yang akan dipergunakan pada kompresor hermetik. - Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi juga tidak menyebabkan korosi. - Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau merangsang. - Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak. (**)
  • 16. Source: (*) = indonesiasejahtera (**) = iptech perbedaan freon r22 dan r134a, apakah freon mudah terbakar, Penjelasan tentang freon R22, Perbedaan preyon r134a dengan preyon r22, persamaan freon r134, r134a indonesia jenis, r134a refrigerant mudah terbakar, refrigran ramah lingkungan, type freon ac rumah, pengertian Kompresor R22, pengertian freon r22, pemuatan refrigent, efek memakai preon R410a, FREON R22, gas freon yg mudah terbakar, jenis freon dan fungsinya, jenis freon r134a, jenis freon ramah lingkungan, karakteristik freon, kerugian kompresor R600, www pepatah tentang preon com