SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Kusumahadi KS 15
WATAK DAN SIFAT TANAH AREAL REHABILITASI
MANGROVE TANJUNG PASIR, TANGERANG
Khoe Susanto Kusumahadi
Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta.
ABSTRAK
Watak dan sifat tanah ini hasil pengukuran kelompok penelitian di areal rehabilitasi
mangrove di Tanjung Pasir, Tangerang, Jawa Barat yang dilakukan Tim Fakultas
Biologi Unas dan P2O LIPI Jakarta. Keadaan tanah di areal ini untuk pH tanah
tidak menjadi persoalan. Bahan organik dalam keadaan berkembang, agregasi
tanah tidak menjadi mantap, sehingga mudah terurai dan menjadi perosalan untuk
ketegakan tanaman penghijauan. Kegaraman, terutama tanah di areal pematang
tambak menjadi persoalan karena garam yang tinggi ini dikawatirkan mengganggu
pertumbuhan. Unsur hara secara umum pada tanah di areal rehabilitasi tidak
menjadi persoalan. Untuk menunjang keberhasilan dalam rehabilitasi mangrove di
areal ini, perlu dilakukan pengaturan kelengasan tanah. Selain itu perlu
diperhatikan keberadaan unsur beracun (B, S, H2S, FeS) yang kemungkinan
terbentuk di bawah tegakan Rhizophora.
Kata kunci : tanah, mangrove, rehabilitasi, Tangerang
PENDAHULUAN
Tanah mangrove memiliki ke-
khasan secara alami. Tanah mangrove,
seperti juga tanah pada ekosistem lainnya
dapat dijadikan sebagai patokan untuk
melihat potensi dan produktivitasnya.
Mangrove di kawasan Tanjung Pasir –
Tangerang, merupakan salah satu kawasan
mangrove yang sedang direhabilitasi,
sehingga sangat perlu diketahui watak dan
potensinya. Oleh karena itulah penelitian
dilakukan oleh kelompok peneliti rehabili-
tasi mangrove Fakultas Biologi Universitas
Nasional dan P2O LIPI dalam rangka
mengkaji hasil rehabilitasi mangrove di
Tanjung Pasir, Tangerang, Jawa Barat.
Tanah dalam pengertian habitat
pada ekosistem mangrove adalah ling-
kungan baur yang dibentuk oleh pertemuan
antara lingkungan marine dengan darat,
dikenal juga sebagai rawa garaman, rawa
payau, intertidal zone, intertidal flat,
estuarine (Jefferies, 1972; Longman dan
Jenik, 1974; Stewart, 1972). Atas dasar
pengetian ini, maka ada tidaknya vegetasi
penutup yang khas (mangrove) tidak
menjadi kriteria pokok (Notohadiprawiro,
1979).
Dataran estuarin, ditumbuhi oleh
mangrove atau tumbuhan halofil (halofitik
forest) karena ada sinergis (timbal balik),
satu sisi tumbuhan mampu tumbuh lebat,
agresif, cepat menyebar, tetapi disisi lain
dengan akarnya (rapat, tenunan akar) dapat
menangkap sedimen (lumpur) sehingga
terjadi endapan. Kondisi ini menjadikan
pemantapan pertumbuhan dan pengem-
bangan daratan. Namun demikian, susunan
flora yang miskin jenis di dalam hutan
mangrove, dilihat dari edafologi umum,
tanah mangrove cenderung produksinya
rendah (produktivitas, yaitu kemampuan
aktual saat ini atas dasar tatalaksana rata-
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Kusumahadi KS 16
rata yang dikenal masyarakat). Ini tidak
berarti bahwa tanah mangrove mempunyai
potensi (potensi adalah kemampuan jangka
panjang untuk masa mendatang) yang
rendah.
Secara umum permasalahan tanah
(edafologi) mangrove adalah karena
mempunyai kandungan garam terlarut yang
tinggi (DHL, mS) yang sangat meng-
ganggu penyerapan hara oleh akar, dan
lengas tanah (lengas bertegangan tinggi,
pF) karena osmosis larutan tanah tinggi,
tumbuhan kekeringan fisiologi, selanjutnya
(fatal) terjadi plasmolisis sel-sel akar
bahkan bila hipertonik terhadap cairan sel
dalam waktu panjang (mS: 0,76 atm)
menjadi lebih fatal lagi. Selain itu (secara
kimia) yang berhubungan dengan kadar
borium (B) yang berbahaya (beracun, baku
mutu 1,5 ppm, air laut rata-rata 4,6 ppm),
juga belerang (S) bentuk ion sulfat (air laut
2,600 ppm) dalam muddy (lumpuran)
langka udara S terendapkan, akan tereduksi
menjadi sulfida (dipercepat adanya bahan
organik mudah teroksidasi dalam jumlah
banyak oleh mangrove). Hidrogen sulfida
(H2S, dipercepat prosesnya) akibat adanya
besi dan mangan aktif, tekstur tanah kasar,
langka anion dengan sistem redoks yang
lebih tinggi (misalnya nitrat) menyebabkan
H2S menjadi tinggi, bersifat racun pada 0,1
ppm terhadap padi, tetapi menjadi rendah
bila ada besi, ferro dan kation lain mem-
bentuk garam sulfida yang mengendap.
Adanya FeS n H2O (besi sulfida, sedimen
muda, warna hitam) karena konsolidasi dan
penuaan sedimen, sulfida akan berubah
menjadi FeS (kristalin pirit dan markasit,
FeS2). Lingkungan redoks yang tinggi
menyebabkan sulfida berangsur-angsung
mengalami oksidasi mejadi sulfat, lalu
sebagian ion sulfat bereaksi dengan
mineral besi membentuk senyawa jarosit,
KFe3(OH)6(SO4)2 (berwarna coklat
kekuningan), tanah masam ion S bebas,
membentuk “cat clay” yang umumnya
terbentuk di bawah tumbuhan Rhizophora
(serta, endapan kasar, sisa-sisa akar).
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi penelitian.
Lokasi penelitian ini adalah di
daerah penghijauan / rehabilitasi mangrove
desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang,
Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada 3
(tiga) kondisi berbeda yaitu jalur hijau,
pematang tambak dan lokasi pembibitan.
Lokasi penelitian berada di kawasan Teluk
Jakarta; terletak sekitar 23 km dari ibukota
Tangerang dan sekitar 7 km dari ibukota
Kecamatan Teluk Naga. Lokasi penelitian
berdampingan dengan muara Sungai
Cikalong.
B. Metode pengumpulan data
Pada masing-masing lokasi (jalur
hijau, pematang tambak dan lokasi
pembibitan), tanah diambil menggunakan
ring sample dan juga dipacul, selanjutnya
dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Pengukuran masing-masing contoh tanah
didasari oleh panduan yang digunakan di
Laboratorium Jurusan Tanah IPB, 1991.
C. Analisis Data
Tanah hasil sampling dianalisis di
Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian IPB, Bogor.
Hasil analisis laboratorium setiap
sample dari masing-masing lokasi, diban-
dingkan dengan kriteria kesuburan tanah
berdasarkan Hardjowigeno (1987). Para-
meter yang dianalisis adalah sifat fisik dan
kimia tanah. Sifat fisik yang dianalisis
adalah tekstur tanah; sedangkan sifat kimia
tanah yang dianalisis adalah kemasaman,
bahan organik dan kation tanah.
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Kusumahadi KS 17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis laboratorium untuk
sifat fisik dan kimia tanah dapat dilihat
pada tabel 1. Selanjutnya (dari tabel 1)
masing-masing sifat tersebut dijelaskan
sebagai berikut. Pengukuran menunjukkan
pH tanah tanpa persoalan, dengan kisaran
antara 5,51 – 7.09. Katagori kemasaman
tanah di areal rehabilitasi ini adalah agak
masam sampai netral. Akan tetapi, bila
dibandingkan antara jalur hijau, pematang
tambak dan lokasi pembibitan nampak
bervariasi, tetapi perbedaannya kecil
bahkan hampir sama, yaitu diantara 5,51-
5,59 (agak masam) pada pematang tambak
6,24-7,09 (agak masam sampai netral) pada
jalur hijau dan 6.80-9.90 (netral) pada
lokasi pembibitan.
Tabel 1. Sifat fisik dan kimia tanah areal rehabilitasi mangrove Tanjung Pasir,
Tangerang.
Fisik-
kimia
Satuan Tambak I Tambak
II
Jalur
hijau
I
Jalur
hijau
II
Pembibitan
semai
Pembibitan
alami
Tekstur
-
Halus Halus Halus Halus Agak halus Agak halus
1. pasir % 16,64 21,24 12,28 8,88 15,96 32,55
2. pasir % 41,47 39,26 46,71 40,84 51,82 39,74
3. pasir % 41,89 39,50 41,01 50,28 32,22 27,71
Klas tekstur - Liat
berdebu
Berliat Liat
berdebu
Liat
berdebu
Lempung liat
berdebu
Lempung
berliat
Kemasaman Agak
masam
Masam Agak
masam
Netral Netral Netral
1. pH (H2O) - 5,59 5,51 6,24 7,09 6,80 6,90
2. pH (H2O2) - 2,38 2,23 2,42 2,33 2,12 2,72
Daya hantar
listrik
mS 17,13 16,15 19,67 17,63 25,10 18,63
Salinitas ppt 35 35 32 32
Kation-kation
1. Na me/100g 38,34 44,69 108,69 115,65 117,39 81,73
2. K me/100g 3,12 4,76 4,61 5,64 5,12 4,61
3. Mg me/100g 12,50 14,15 18,32 17,21 18,60 16,08
4. Ca me/100g 4,66 6,73 7,32 7,81 8,07 11,22
5. Mg/Ca 2,68 2,10 2,50 2,20 2,30 1,43
Bahan organik
1. C organik % 3,83 6,87 7,09 2,31 5,96 5,18
2. N organik % 0,21 0,37 0,53 0,48 0,31 0,16
3. C/N 15,71 18,57 13,38 4,81 19,23 28,78
P2O5 Bray ppm 29,66 26,66 12,00 12,34 7,00 7,00
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Kusumahadi KS 18
Kondisi pH tanah yang demikian
ini, nampaknya juga menjadi faktor
perombakan bahan organik menjadi lancar.
Hal ini ditunjukkan pada kandungan bahan
organik tanahnya (C-organik, %) berkisar
antara 2,31-7,09 (sedang sampai tinggi).
Apabila dilihat pada masing-masing lokasi,
nampak kadar C-organik ini bervariasi,
yaitu (%) 3,83-6,87 (rata-rata 5,35) di
pematang tambak (tinggi sampai sangat
tinggi), 2,31-7,09 (rata-rata 4,70) di jalur
hijau (sedang-sangat tinggi) dan di lokasi
pembibitan 5,18-5,96 (rata-rata 5,57) yang
dikatagorikan sangat tinggi.
Kadar C-organik yang tinggi ini
bila dihubungkan dengan keadaan agregasi
tanahnya, nampak bahwa kematangan
agregasi tanah berkisar tidak mantap
(tambak I, jalur hijau II, 2,31-3,83 %),
kurang mantap (tambak II, jalur hijau I,
kedua lokasi pembibitan, 5,18-7,09 %).
Artinya bahwa agregasi zarah tanah
tersebut secara umum mudah terurai atau
terdispersi oleh air, atau struktur tanah
mudah rusak atau mudah menjadi lumpur.
Kondisi di atas (kurang mantap)
didukung oleh keadaan tekstur yang
diperiksa, yaitu halus (di daerah tambak,
dan daerah jalur hijau) sampai agak halus
(di lokasi daerah pembibitan) dengan kadar
liat dan debu (lempung) cukup tinggi,
dengan kisaran persentase 39,26 % - 51,82
%. Keadaan tekstur demikian ini tidak
menguntungkan bagi pengembangan struk-
tur tanah, tanah mudah melumpur waktu
basah dan memanpat atau mengeras waktu
kering. Pelumpuran dan pemampatan
lapisan permukaan (dibantu hujan, pem-
basahan, pengeringan bergantian) akan
memberikan pengaruh mekanika buruk
terhadap akar dan menghambat / meng-
hentikan pertukaran gas dan udara antara
tanah dan atmosfera, selain juga
mengganggu peredaran kelembaban tanah
sehingga menggagalkan perkecambahan
biji.
Tingkat perombakan bahan organik
(nisbah C/N) berkisar 4,81-28,78, artinya
sangat rendah sampai sangat tinggi. Pada
jalur hijauberkisar sedang sampai sangat
rendah (13,38-4,81, paling rendah), pada
pematang tambak tinggi (15,71-18,57) dan
lokasi pembibitan tinggi (19,23-28,78,
paling tinggi). Hal ini juga menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan tanah
menjadi mudah terurai.
Tanah yang ada (seluruh lokasi) ini
besifat sangat garaman, di jalur hijau
tercatat 32 ppt dan di pematang tambak 35
ppt, dengan nilai DHL 16,15-17,12 mS
untuk tambak, 17,03-19,67 mS pada jalur
hijau dan 18,63-25,10 mS lokasi
pembibitan. Tanah dengan DHL > 2 mS
dinyatakan sebagai tanah garaman. Selain
itu dari nisbah setara Mg/Ca berkisar 1,43-
2,68 (pematang tambak, 2,10-2,68; jalur
hijau 2,20-2,50; pembibitan 1,43-2,30)
nampaknya masih jauh dari nisbah Mg/Ca
dalam air laut sekitar 5 (Krauskopf, 1967).
Keadaan garaman yang demikian
nampaknya masih ditoleransi oleh
mangrove (10-30 ppt), kecuali pada
pematang tambak (terlalu tinggi, walau
masih dapat ditoleransi), tetapi diduga
masih menggganggu penyerapan unsur
hara oleh akar tumbuhan (mengganggu
kelulusan hidup).
Kation-kation (unsur hara) yang
terkandung di dalam tanah ini
memperlihatkan bahwa Na (me/100 g)
berkisar 38,34-117,37, K (me/100g) 3,12-
5,64, Mg (me/100g) 12,50-18,60 dan Ca
(me/100g) 4,66-11,22). Kondisi kation
dalam tanah ini masing-masing adalah
sangat tinggi untuk Na, K dan Mg,
sedangkan untuk Ca sedang. Apabila
diperbandingkan antar lokasi, untuk jalur
hijau paling tinggi untuk Na, selanjutnya
lebih kecil di lokasi pembibitan dan
terkecil di tambak, untuk K variasinya
tidak terlalu berbeda pada ke tiga lokasi,
tetapi terbesar di jalur hijau dan terendah di
tambak, Mg terendah di tambak dan
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Kusumahadi KS 19
tertinggi di jalur hijau dan Ca terendah di
tambak sedang tertinggi di pembibitan.
Ketersediaan kation/unsur hara ini secara
umum tersedia banyak di dalam tanah.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. pH tanah di areal ini tidak menjadi
persoalan dalam kehidupan tumbuhan
mangrove, khususnya Rizhopora
stylosa yang sedang ditanam.
2. Perombakan bahan organik (C-organik)
termasuk lancar (ber-kembang terus),
menyebabakan kemantapan agregasi
tanah tidak mantap dan mudah terurai,
sehingga mempengaruhi ketega-kan
tanaman penghijauan.
3. Kegaraman masih dapat ditoleransi,
kecuali di pematang tambak nampak
lebih besar, dikawatirkan dapat
mengganggu tanaman penghijauan
(mungkin cenderung kematian).
4. Kandungan hara tanah tidak menjadi
persoalan, masih cukup memadai.
5. Disarankan, justru yang dipen-tingkan
untuk keberhasilan tanaman
penghijauan ini adalah (permasalahan
klasik pada tanah mangrove)
pengaturan kelengas-an tanah,
keberadaan unsur beracun (B, S, H2S,
FeS) yang sering terbentuk di bawah
Rhizophora mendapat perhatian lebih.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih atas kerjasama tim
penelitian Fakultas Biologi Unas (sdr. Rani,
Resti dan Dina) dan P2O LIPI (sdr. Drs.
Pramudji M.Sc., Drs. Soeroyo, APU dan staf
lainnya), sehingga tulisan ini terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, S. Ilmu tanah. Mediyatama
Sarana Perkasa, Jakarta. 1987.
Jefferies, R.L. Aspects of salt-marsh
ecology with particular reference to in
organic plant nutrition (dalam Barnes,
R.S.K. dan Green, J (editor): The
estuarine environmenth. Applied
Science Publishers Ltd. London. 1972.
Krauskopf, K.B. Introduction to
geochemistry. Mc Graw-Hill Book
Company. New York. 1967.
Longman, K.A. dan Jenik, J. Tropical
forest and is environment. Longman
Group Limited. London. 1974.
Notohadiprawiro, T. Tanah estuarin,
watak, sifat kelakkuan dan
kesuburannya. Ghalia Indone-sia,
Jakarta. 1986.
Stewart, W.D.P. Estuarine and brachish
watwers, an introduction (dalam
Barnes, R.S.K. dan Green, J. (editor):
The estuarine environment. Applied
Science Publishers Ltd. London. 1972.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

penyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptpspenyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptpsNovita Lessy
 
Contoh tugas mhs ugm
Contoh tugas mhs  ugmContoh tugas mhs  ugm
Contoh tugas mhs ugmcobybryn
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surutsobarputra
 
Geografi Pedosfer Tanah Regosor
Geografi  Pedosfer Tanah RegosorGeografi  Pedosfer Tanah Regosor
Geografi Pedosfer Tanah RegosorHana Rabiya Awalia
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIREDIS BLOG
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & airdenotsudiana
 
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanEvaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanmuhammadzain158
 
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisrizky hadi
 
Kuliah 5 faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
Kuliah 5   faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhanKuliah 5   faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
Kuliah 5 faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhanNurul Fathiah Sufiah
 

Was ist angesagt? (20)

Konsep tanah
Konsep tanahKonsep tanah
Konsep tanah
 
Sekilas Tentang Pedosfer
Sekilas Tentang PedosferSekilas Tentang Pedosfer
Sekilas Tentang Pedosfer
 
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptpspenyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Contoh tugas mhs ugm
Contoh tugas mhs  ugmContoh tugas mhs  ugm
Contoh tugas mhs ugm
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Surjan 01
Surjan 01Surjan 01
Surjan 01
 
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
 
Geografi Pedosfer Tanah Regosor
Geografi  Pedosfer Tanah RegosorGeografi  Pedosfer Tanah Regosor
Geografi Pedosfer Tanah Regosor
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanEvaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Mekanika Tanah 1 (Pendahuluan Tanah)
Mekanika Tanah 1 (Pendahuluan Tanah)Mekanika Tanah 1 (Pendahuluan Tanah)
Mekanika Tanah 1 (Pendahuluan Tanah)
 
Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan airKonservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan air
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
 
Kuliah 5 faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
Kuliah 5   faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhanKuliah 5   faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
Kuliah 5 faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
 
Laporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanahLaporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanah
 

Ähnlich wie Andrew hidayat 221891-none

MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxMAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxNina909058
 
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...NurdinUng
 
Tanah surjan 2
Tanah surjan 2Tanah surjan 2
Tanah surjan 2Dzuhri06
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A HBBAP takalar
 
Materi Budidaya Perairan Air Rawa Ridho Aha
Materi Budidaya Perairan Air Rawa Ridho AhaMateri Budidaya Perairan Air Rawa Ridho Aha
Materi Budidaya Perairan Air Rawa Ridho Aharidhoahadana1
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
 
Pengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masamPengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masamArdina074
 
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraBioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraAlfi Nugraha
 
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...4153240014
 
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...4153240014
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Debby Ochta
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Debby Ochta
 

Ähnlich wie Andrew hidayat 221891-none (20)

Tanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptxTanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptx
 
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxMAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
 
Bab4 tanah brantashulu
Bab4 tanah brantashuluBab4 tanah brantashulu
Bab4 tanah brantashulu
 
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
 
Tanah surjan 2
Tanah surjan 2Tanah surjan 2
Tanah surjan 2
 
Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5
 
Tgs
TgsTgs
Tgs
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
 
Materi Budidaya Perairan Air Rawa Ridho Aha
Materi Budidaya Perairan Air Rawa Ridho AhaMateri Budidaya Perairan Air Rawa Ridho Aha
Materi Budidaya Perairan Air Rawa Ridho Aha
 
KOLOKIUM | AHMAD FAIRUZ APRISNA
KOLOKIUM | AHMAD FAIRUZ APRISNAKOLOKIUM | AHMAD FAIRUZ APRISNA
KOLOKIUM | AHMAD FAIRUZ APRISNA
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
 
Pengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masamPengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masam
 
Tanah gambut
Tanah gambut Tanah gambut
Tanah gambut
 
Makalah bioteknologi uts
Makalah bioteknologi utsMakalah bioteknologi uts
Makalah bioteknologi uts
 
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraBioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
 
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
 
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
15923 id-analisa-sebaran-fosfat-dengan-menggunakan-metode-geolistrik-konfigur...
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
 
Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27
 

Mehr von Andrew Hidayat

Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darahAndrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darahAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjutAndrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjutAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehatAndrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehatAndrew Hidayat
 

Mehr von Andrew Hidayat (20)

Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syaraf
 
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darahAndrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darah
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darah
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
 
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew hidayat bugar hingga senja menjelang
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelang
 
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usia
 
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasien
 
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatan
 
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilan
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjutAndrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
Andrew hidayat tetap sehat di usia lanjut
 
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
 
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasienAndrew hidayat bedah minimal invasif   prosedur bersahabat pilihan pasien
Andrew hidayat bedah minimal invasif prosedur bersahabat pilihan pasien
 
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanita
 
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidupAndrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
Andrew hidayat cegah pjk dengan modifikasi gaya hidup
 
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasaAndrew hidayat lebih sehat saat puasa
Andrew hidayat lebih sehat saat puasa
 
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehatAndrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
Andrew hidayat mencetak bayi bayi yang sehat
 
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepatAndrew hidayat batu empedu   diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
Andrew hidayat batu empedu diagnosa cermat dengan penanganan yang cepat
 
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannya
 
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
 
Andrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehatAndrew hidayat menjadi lansia sehat
Andrew hidayat menjadi lansia sehat
 

Andrew hidayat 221891-none

  • 1. VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008 Kusumahadi KS 15 WATAK DAN SIFAT TANAH AREAL REHABILITASI MANGROVE TANJUNG PASIR, TANGERANG Khoe Susanto Kusumahadi Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta. ABSTRAK Watak dan sifat tanah ini hasil pengukuran kelompok penelitian di areal rehabilitasi mangrove di Tanjung Pasir, Tangerang, Jawa Barat yang dilakukan Tim Fakultas Biologi Unas dan P2O LIPI Jakarta. Keadaan tanah di areal ini untuk pH tanah tidak menjadi persoalan. Bahan organik dalam keadaan berkembang, agregasi tanah tidak menjadi mantap, sehingga mudah terurai dan menjadi perosalan untuk ketegakan tanaman penghijauan. Kegaraman, terutama tanah di areal pematang tambak menjadi persoalan karena garam yang tinggi ini dikawatirkan mengganggu pertumbuhan. Unsur hara secara umum pada tanah di areal rehabilitasi tidak menjadi persoalan. Untuk menunjang keberhasilan dalam rehabilitasi mangrove di areal ini, perlu dilakukan pengaturan kelengasan tanah. Selain itu perlu diperhatikan keberadaan unsur beracun (B, S, H2S, FeS) yang kemungkinan terbentuk di bawah tegakan Rhizophora. Kata kunci : tanah, mangrove, rehabilitasi, Tangerang PENDAHULUAN Tanah mangrove memiliki ke- khasan secara alami. Tanah mangrove, seperti juga tanah pada ekosistem lainnya dapat dijadikan sebagai patokan untuk melihat potensi dan produktivitasnya. Mangrove di kawasan Tanjung Pasir – Tangerang, merupakan salah satu kawasan mangrove yang sedang direhabilitasi, sehingga sangat perlu diketahui watak dan potensinya. Oleh karena itulah penelitian dilakukan oleh kelompok peneliti rehabili- tasi mangrove Fakultas Biologi Universitas Nasional dan P2O LIPI dalam rangka mengkaji hasil rehabilitasi mangrove di Tanjung Pasir, Tangerang, Jawa Barat. Tanah dalam pengertian habitat pada ekosistem mangrove adalah ling- kungan baur yang dibentuk oleh pertemuan antara lingkungan marine dengan darat, dikenal juga sebagai rawa garaman, rawa payau, intertidal zone, intertidal flat, estuarine (Jefferies, 1972; Longman dan Jenik, 1974; Stewart, 1972). Atas dasar pengetian ini, maka ada tidaknya vegetasi penutup yang khas (mangrove) tidak menjadi kriteria pokok (Notohadiprawiro, 1979). Dataran estuarin, ditumbuhi oleh mangrove atau tumbuhan halofil (halofitik forest) karena ada sinergis (timbal balik), satu sisi tumbuhan mampu tumbuh lebat, agresif, cepat menyebar, tetapi disisi lain dengan akarnya (rapat, tenunan akar) dapat menangkap sedimen (lumpur) sehingga terjadi endapan. Kondisi ini menjadikan pemantapan pertumbuhan dan pengem- bangan daratan. Namun demikian, susunan flora yang miskin jenis di dalam hutan mangrove, dilihat dari edafologi umum, tanah mangrove cenderung produksinya rendah (produktivitas, yaitu kemampuan aktual saat ini atas dasar tatalaksana rata-
  • 2. VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008 Kusumahadi KS 16 rata yang dikenal masyarakat). Ini tidak berarti bahwa tanah mangrove mempunyai potensi (potensi adalah kemampuan jangka panjang untuk masa mendatang) yang rendah. Secara umum permasalahan tanah (edafologi) mangrove adalah karena mempunyai kandungan garam terlarut yang tinggi (DHL, mS) yang sangat meng- ganggu penyerapan hara oleh akar, dan lengas tanah (lengas bertegangan tinggi, pF) karena osmosis larutan tanah tinggi, tumbuhan kekeringan fisiologi, selanjutnya (fatal) terjadi plasmolisis sel-sel akar bahkan bila hipertonik terhadap cairan sel dalam waktu panjang (mS: 0,76 atm) menjadi lebih fatal lagi. Selain itu (secara kimia) yang berhubungan dengan kadar borium (B) yang berbahaya (beracun, baku mutu 1,5 ppm, air laut rata-rata 4,6 ppm), juga belerang (S) bentuk ion sulfat (air laut 2,600 ppm) dalam muddy (lumpuran) langka udara S terendapkan, akan tereduksi menjadi sulfida (dipercepat adanya bahan organik mudah teroksidasi dalam jumlah banyak oleh mangrove). Hidrogen sulfida (H2S, dipercepat prosesnya) akibat adanya besi dan mangan aktif, tekstur tanah kasar, langka anion dengan sistem redoks yang lebih tinggi (misalnya nitrat) menyebabkan H2S menjadi tinggi, bersifat racun pada 0,1 ppm terhadap padi, tetapi menjadi rendah bila ada besi, ferro dan kation lain mem- bentuk garam sulfida yang mengendap. Adanya FeS n H2O (besi sulfida, sedimen muda, warna hitam) karena konsolidasi dan penuaan sedimen, sulfida akan berubah menjadi FeS (kristalin pirit dan markasit, FeS2). Lingkungan redoks yang tinggi menyebabkan sulfida berangsur-angsung mengalami oksidasi mejadi sulfat, lalu sebagian ion sulfat bereaksi dengan mineral besi membentuk senyawa jarosit, KFe3(OH)6(SO4)2 (berwarna coklat kekuningan), tanah masam ion S bebas, membentuk “cat clay” yang umumnya terbentuk di bawah tumbuhan Rhizophora (serta, endapan kasar, sisa-sisa akar). METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian. Lokasi penelitian ini adalah di daerah penghijauan / rehabilitasi mangrove desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada 3 (tiga) kondisi berbeda yaitu jalur hijau, pematang tambak dan lokasi pembibitan. Lokasi penelitian berada di kawasan Teluk Jakarta; terletak sekitar 23 km dari ibukota Tangerang dan sekitar 7 km dari ibukota Kecamatan Teluk Naga. Lokasi penelitian berdampingan dengan muara Sungai Cikalong. B. Metode pengumpulan data Pada masing-masing lokasi (jalur hijau, pematang tambak dan lokasi pembibitan), tanah diambil menggunakan ring sample dan juga dipacul, selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong plastik. Pengukuran masing-masing contoh tanah didasari oleh panduan yang digunakan di Laboratorium Jurusan Tanah IPB, 1991. C. Analisis Data Tanah hasil sampling dianalisis di Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Hasil analisis laboratorium setiap sample dari masing-masing lokasi, diban- dingkan dengan kriteria kesuburan tanah berdasarkan Hardjowigeno (1987). Para- meter yang dianalisis adalah sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik yang dianalisis adalah tekstur tanah; sedangkan sifat kimia tanah yang dianalisis adalah kemasaman, bahan organik dan kation tanah.
  • 3. VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008 Kusumahadi KS 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis laboratorium untuk sifat fisik dan kimia tanah dapat dilihat pada tabel 1. Selanjutnya (dari tabel 1) masing-masing sifat tersebut dijelaskan sebagai berikut. Pengukuran menunjukkan pH tanah tanpa persoalan, dengan kisaran antara 5,51 – 7.09. Katagori kemasaman tanah di areal rehabilitasi ini adalah agak masam sampai netral. Akan tetapi, bila dibandingkan antara jalur hijau, pematang tambak dan lokasi pembibitan nampak bervariasi, tetapi perbedaannya kecil bahkan hampir sama, yaitu diantara 5,51- 5,59 (agak masam) pada pematang tambak 6,24-7,09 (agak masam sampai netral) pada jalur hijau dan 6.80-9.90 (netral) pada lokasi pembibitan. Tabel 1. Sifat fisik dan kimia tanah areal rehabilitasi mangrove Tanjung Pasir, Tangerang. Fisik- kimia Satuan Tambak I Tambak II Jalur hijau I Jalur hijau II Pembibitan semai Pembibitan alami Tekstur - Halus Halus Halus Halus Agak halus Agak halus 1. pasir % 16,64 21,24 12,28 8,88 15,96 32,55 2. pasir % 41,47 39,26 46,71 40,84 51,82 39,74 3. pasir % 41,89 39,50 41,01 50,28 32,22 27,71 Klas tekstur - Liat berdebu Berliat Liat berdebu Liat berdebu Lempung liat berdebu Lempung berliat Kemasaman Agak masam Masam Agak masam Netral Netral Netral 1. pH (H2O) - 5,59 5,51 6,24 7,09 6,80 6,90 2. pH (H2O2) - 2,38 2,23 2,42 2,33 2,12 2,72 Daya hantar listrik mS 17,13 16,15 19,67 17,63 25,10 18,63 Salinitas ppt 35 35 32 32 Kation-kation 1. Na me/100g 38,34 44,69 108,69 115,65 117,39 81,73 2. K me/100g 3,12 4,76 4,61 5,64 5,12 4,61 3. Mg me/100g 12,50 14,15 18,32 17,21 18,60 16,08 4. Ca me/100g 4,66 6,73 7,32 7,81 8,07 11,22 5. Mg/Ca 2,68 2,10 2,50 2,20 2,30 1,43 Bahan organik 1. C organik % 3,83 6,87 7,09 2,31 5,96 5,18 2. N organik % 0,21 0,37 0,53 0,48 0,31 0,16 3. C/N 15,71 18,57 13,38 4,81 19,23 28,78 P2O5 Bray ppm 29,66 26,66 12,00 12,34 7,00 7,00
  • 4. VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008 Kusumahadi KS 18 Kondisi pH tanah yang demikian ini, nampaknya juga menjadi faktor perombakan bahan organik menjadi lancar. Hal ini ditunjukkan pada kandungan bahan organik tanahnya (C-organik, %) berkisar antara 2,31-7,09 (sedang sampai tinggi). Apabila dilihat pada masing-masing lokasi, nampak kadar C-organik ini bervariasi, yaitu (%) 3,83-6,87 (rata-rata 5,35) di pematang tambak (tinggi sampai sangat tinggi), 2,31-7,09 (rata-rata 4,70) di jalur hijau (sedang-sangat tinggi) dan di lokasi pembibitan 5,18-5,96 (rata-rata 5,57) yang dikatagorikan sangat tinggi. Kadar C-organik yang tinggi ini bila dihubungkan dengan keadaan agregasi tanahnya, nampak bahwa kematangan agregasi tanah berkisar tidak mantap (tambak I, jalur hijau II, 2,31-3,83 %), kurang mantap (tambak II, jalur hijau I, kedua lokasi pembibitan, 5,18-7,09 %). Artinya bahwa agregasi zarah tanah tersebut secara umum mudah terurai atau terdispersi oleh air, atau struktur tanah mudah rusak atau mudah menjadi lumpur. Kondisi di atas (kurang mantap) didukung oleh keadaan tekstur yang diperiksa, yaitu halus (di daerah tambak, dan daerah jalur hijau) sampai agak halus (di lokasi daerah pembibitan) dengan kadar liat dan debu (lempung) cukup tinggi, dengan kisaran persentase 39,26 % - 51,82 %. Keadaan tekstur demikian ini tidak menguntungkan bagi pengembangan struk- tur tanah, tanah mudah melumpur waktu basah dan memanpat atau mengeras waktu kering. Pelumpuran dan pemampatan lapisan permukaan (dibantu hujan, pem- basahan, pengeringan bergantian) akan memberikan pengaruh mekanika buruk terhadap akar dan menghambat / meng- hentikan pertukaran gas dan udara antara tanah dan atmosfera, selain juga mengganggu peredaran kelembaban tanah sehingga menggagalkan perkecambahan biji. Tingkat perombakan bahan organik (nisbah C/N) berkisar 4,81-28,78, artinya sangat rendah sampai sangat tinggi. Pada jalur hijauberkisar sedang sampai sangat rendah (13,38-4,81, paling rendah), pada pematang tambak tinggi (15,71-18,57) dan lokasi pembibitan tinggi (19,23-28,78, paling tinggi). Hal ini juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tanah menjadi mudah terurai. Tanah yang ada (seluruh lokasi) ini besifat sangat garaman, di jalur hijau tercatat 32 ppt dan di pematang tambak 35 ppt, dengan nilai DHL 16,15-17,12 mS untuk tambak, 17,03-19,67 mS pada jalur hijau dan 18,63-25,10 mS lokasi pembibitan. Tanah dengan DHL > 2 mS dinyatakan sebagai tanah garaman. Selain itu dari nisbah setara Mg/Ca berkisar 1,43- 2,68 (pematang tambak, 2,10-2,68; jalur hijau 2,20-2,50; pembibitan 1,43-2,30) nampaknya masih jauh dari nisbah Mg/Ca dalam air laut sekitar 5 (Krauskopf, 1967). Keadaan garaman yang demikian nampaknya masih ditoleransi oleh mangrove (10-30 ppt), kecuali pada pematang tambak (terlalu tinggi, walau masih dapat ditoleransi), tetapi diduga masih menggganggu penyerapan unsur hara oleh akar tumbuhan (mengganggu kelulusan hidup). Kation-kation (unsur hara) yang terkandung di dalam tanah ini memperlihatkan bahwa Na (me/100 g) berkisar 38,34-117,37, K (me/100g) 3,12- 5,64, Mg (me/100g) 12,50-18,60 dan Ca (me/100g) 4,66-11,22). Kondisi kation dalam tanah ini masing-masing adalah sangat tinggi untuk Na, K dan Mg, sedangkan untuk Ca sedang. Apabila diperbandingkan antar lokasi, untuk jalur hijau paling tinggi untuk Na, selanjutnya lebih kecil di lokasi pembibitan dan terkecil di tambak, untuk K variasinya tidak terlalu berbeda pada ke tiga lokasi, tetapi terbesar di jalur hijau dan terendah di tambak, Mg terendah di tambak dan
  • 5. VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008 Kusumahadi KS 19 tertinggi di jalur hijau dan Ca terendah di tambak sedang tertinggi di pembibitan. Ketersediaan kation/unsur hara ini secara umum tersedia banyak di dalam tanah. KESIMPULAN DAN SARAN 1. pH tanah di areal ini tidak menjadi persoalan dalam kehidupan tumbuhan mangrove, khususnya Rizhopora stylosa yang sedang ditanam. 2. Perombakan bahan organik (C-organik) termasuk lancar (ber-kembang terus), menyebabakan kemantapan agregasi tanah tidak mantap dan mudah terurai, sehingga mempengaruhi ketega-kan tanaman penghijauan. 3. Kegaraman masih dapat ditoleransi, kecuali di pematang tambak nampak lebih besar, dikawatirkan dapat mengganggu tanaman penghijauan (mungkin cenderung kematian). 4. Kandungan hara tanah tidak menjadi persoalan, masih cukup memadai. 5. Disarankan, justru yang dipen-tingkan untuk keberhasilan tanaman penghijauan ini adalah (permasalahan klasik pada tanah mangrove) pengaturan kelengas-an tanah, keberadaan unsur beracun (B, S, H2S, FeS) yang sering terbentuk di bawah Rhizophora mendapat perhatian lebih. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih atas kerjasama tim penelitian Fakultas Biologi Unas (sdr. Rani, Resti dan Dina) dan P2O LIPI (sdr. Drs. Pramudji M.Sc., Drs. Soeroyo, APU dan staf lainnya), sehingga tulisan ini terbentuk. DAFTAR PUSTAKA Hardjowigeno, S. Ilmu tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. 1987. Jefferies, R.L. Aspects of salt-marsh ecology with particular reference to in organic plant nutrition (dalam Barnes, R.S.K. dan Green, J (editor): The estuarine environmenth. Applied Science Publishers Ltd. London. 1972. Krauskopf, K.B. Introduction to geochemistry. Mc Graw-Hill Book Company. New York. 1967. Longman, K.A. dan Jenik, J. Tropical forest and is environment. Longman Group Limited. London. 1974. Notohadiprawiro, T. Tanah estuarin, watak, sifat kelakkuan dan kesuburannya. Ghalia Indone-sia, Jakarta. 1986. Stewart, W.D.P. Estuarine and brachish watwers, an introduction (dalam Barnes, R.S.K. dan Green, J. (editor): The estuarine environment. Applied Science Publishers Ltd. London. 1972.