Kemasan produk hortikultura harus melindungi produk selama penanganan dan distribusi, serta memenuhi persyaratan pemasaran. Kemasan yang baik harus kuat, sesuai jenis komoditi dan sistem penanganan, serta mempertimbangkan biaya. Uji simulasi laboratorium digunakan untuk mengevaluasi kemasan sebelum diimplementasikan.
2. Pengemasan Produk Hortikultura
• Fungsi utama pengemasan :
– Merakit produk untuk memudahkan
penanganan
– Melindungi produk selama distribusi,
penyimpanan dan pemasaran
3. Syarat-syarat kemasan yang baik
• Cukup kuat dalam melindungi produk
selama penanganan, transpor dan
penumpukan
• Bahan yang dipergunakan tidak
mengandung bahan kimia yang dapat
berpindah ke produk dan toksik terhadap
manusia
• Sesuai dengan persyaratan pemasaran
dalam hal ukuran, berat dan bentuk
• Dapat dengan mudah didinginkan
4. Lanjutan
• Kekuatan kemasan tidak dipengaruhi oleh
kelembaban yang tinggi dan air
• Dalam kasus tertentu kemasan harus
mudah dibuka dan ditutup
• Menunjukkan identitas isinya
• Dapat digunakan lagi/di recycling
• Harganya murah
5. • Bentuk, jenis dan ukuran kemasan
tergantung :
– Jenis komoditi
– Cara pemasaran, standarisasi packing dan
palet
6. Dari sisi produk, kemasan harus
memenuhi persyaratan :
1. Melindungi Produk dari Memar
a. Memar akibat jatuh
1. Luka akibat jatuh mungkin tidak
kelihatan
2. Luka pada saat memasukkan produk
dalam kemasan, selama pengepakan,
loading, unloading
7. b. Memar akibat tekanan
1. Pengepakan yang tidak tepat
2. Ukuran yang tidak tepat
3. Ukuran produk yang tidak terseleksi
dengan baik
4. Jumlah produk yang terlalu banyak
5. Kemasan tidak kuat dalam tumpukan
8. c. Memar Akibat Vibrasi
1. Produk dalam kemasan bergerak selama
transportasi
2. Produk harus termobilisai dalam kemasan
3. Ukuran kemasan harus tepat
4. Jumlah produk harus tepat
5. Penggunaan bahan yang tepat
6. Pengisian harus tepat
9. 2. Memfasilitasi Pengelolaan Temperatur
Mendapatkan kontak antar produk dengan
lingkungan eksternal dengan ventilasi
3. Melindungi dari Kehilangan Air
Produk menjadi layu, mengerut dan kering
selama pemasaran dan transportasi
karena tidak tersedia kontrol RH, kemsan
harus menyikapi kondisi ini dengan plastik
linner dan waxing
10. 4. Memfasilitasi Perlakuan Khusus
1. Harus ada ventilasi
2. Perlakuan khusus sulfur dioksida pada
anggur untuk fumigasi penyakit
3. Perlakuan etilen dan penghambatan etile
4. Modified storage-apel dan pear dengan poli
liner, 2-3 % CO2 dalam Liner
5. Memperlama masa simpan
11. 5. Kompatibilitas dengan Sistem
Penanganan
1. Kemasan harus punya ciri-ciri khusus supaya
kompatibel dengan peralatan packing dan
handling (ukuran, ventilasi, pegangan, bentuk)
2. Fasilitas packing (conveyor, jumlah atau
volume yang ditetapkan, penggunaan
pelapisan lilin, hujan atau embun di lapangan
pengepakan
3. Kriteria penanganan
4. Standar kontainer untuk loading, unloading dan
pengiriman.
12. 6. Sesuai dengan Kebutuhan dalam
Penanganan
1. Kelembaban (sayuran) dengan
Hydrocooling, packed icing, top icing.
2. Suhu tinggi
3. Penyimpanan produk
4. Inspeksi/kontrol
13. Pertimbangan Ekonomi
1. Biaya Kemasan
2. Biaya Packing
Kesesuaian dengan cara pengepakan
Pengaruhnya terhadap operasi pengepakan
Pengaruhnya terhadap efisiensi tenaga
kerja
Pengaruhnya terhadap jumlah tahap dalam
packing
14. 3. Biaya Paletisasi
Pengaruhnya terhadap biaya paletisasi
Tenaga kerja
Jenis palet yang digunakan
4. Biaya Pemasaran
Pengaruhnya dalam jumlah yang dapat
ditampung dalam kendaraan
Ada tidaknya alat tenaga kerja yang
dibutuhkan selama penanganan
15. 5. Biaya dari Nilai Produk
Pengaruh kemasan dalam mempengaruhi
kerusakan produk
Nilai yang ditentukan karena kerusakan
kemasan
Nilai dari brand yang dapat ditingkatkan oleh
penampilan kemasan
16. Pengujian Kemasan
Tujuan pengujian kemasan melalui simulasi
dari kemasan baru dan sistem pengepakan :
1. Mengurangi biaya dan waktu
2. Evaluasi dapat dilakukan pada banyak
variabel dan tepat
3. Memberikan kepercayaan diri bahwa
masalah utama tidak akan terjadi pada
penggunaan awal
4. Kemasan dan sistem pengepakan yang baik
hasil uji simulasi kemudian dibandingkan
dengan percobaan lapang
17. Dasar Metode Pengujian
Kondisi yang harus dipenuhi dalam tes
stimulasi di Laboratorium :
1. Perlakuan di Lab. Harus sama kondisinya
dengan kondisi penanganan
2. Pengujian Lab harus memungkinkan
pengujian terhadap peubah yang banyak
3. Pengujian harus menekankan pengaruh
transportasi dan penanganan terhadap
produk, kemasan dan packing
4. Tingkat kerusakan produk pada kondisi
transportasi dan penanganan yang
sesungguhnya adalah dua kali lipat
dibandingkan uji Lab.
18. Tes Kemasan/Kontainer
1. Vertical impact test (30 kali jatuhan dari
ketinggian 5 cm)
2. Horizontal impact test (30 kali dengan
kecepatan 3,2 km/jam)
3. Transit vibration test (330 menit vibrasi
550 putaran/menit)
4. Actual transit test