2. Prasangka
Sikap yang negatif terhadap sesuatu
atau kelompok sosial tertentu. Dengan
kata lain, Seseorang yang memiliki
prasangka terhadap kelompok sosial
tertentu cenderung mengevaluasi
anggotanya dengan cara yang sama
(secara negative) semata karena mereka
anggota kelompok tersebut
3. Prasangka Agama
Prasangka etnik
Jenis
prasangka
Prasangka kelas
Sosial
Prasangka
berdasarkan
Jenis Kelamin
Prasangka
Politis
Prasangka
berdasarkan
Gender
Prasangka
Terhadap orang
yang memiliki
keterbatasan
fisik
(Disabilitas).
Seksisme
bentuk
halus
Seksisme
yang
penuh
kebencian
4. Jenis Prasangka
• Prasangka Agama, contohnya : didala komunitas
agama hindu, umat islam dianggap teroris
• Prasangka Etnik : orang Jawa dikenal dengan orang
ulet dan orang batak dikenal keras
• Prasangka sosial, contohnya : menurut pandangan
orang kaya, orang miskin itu adalah orang yang
pemalas,tdk suka menabung menjadikan orang kaya
tidak memperbolehkan anaknya bermain dg orang
miskin, dan org miskin menjadi berfikiran bahwa
orang kaya itu orang yang sombong dan pelit.
• Prasangka gender, contohya : diperoleh karena
adanya gender
5. • Prasangka jenis kelamin, contohnya : mahasiswa
ganteng yg baru banyak disukai mahasiswi dikelas.
Lalu mahasiswi yg punya pacar dijauhkan oleh
pacarnya agar mahasiswi tersebut tdk pindah hati
pada mahasiswa baru dikls tersebut.
• Prasangka politis, contohnya : keturunan PKI
dilarang masuk PNS dan diskriminasi terhadap
anggota-anggota atau keluarga PKI
• Prasangka Terhadap orang yang memiliki
keterbatasan fisik (Disabilitas),contohnya : orang
cacat tidak mampu masuk dlm jurusan olahraga
dan mendapat diskriminasi sehingga tdk bisa
masuk jurusan olahraga.
6. Pembentukan Prasangka
• Faktor Utama ;
Ketimpangan dalam kondisi
sosial, ekonomi dan budaya
kehidupan masyarakat etnis
yang berbeda.
• Faktor Lainnya ;
Misalkan suatu kejadian/
peristiwa historis yang
benar-benar membekas
7. Mengatasi Prasangka (Menurut Baron)
• Memutuskan siklus prasangka
• Berinteraksi langsung dengan kelompok
berbeda
• Kategorisasi ulang batas antara “kita” dan
“mereka”
• Intervensi kognitif
• Pengaruh sosial sebagai cara untuk
mengurangi prasangka.
8. Peran Stereotip
Peran stereotip dalam prasangka sama halnya
dengan kita memberikan suatu penilaian
terhadap kelompok tertentu karena kita tahu
kebiasaan buruk dari kelompok tersebut.
Stereotip berperan penting dalam prasangka
negatif karena penilaian yang diperoleh tiap
individu dari pengalaman mereka masingmasing.
9. Diskriminasi Dan Bentuk Diskriminasi
Diskriminasi merupakan bentuk tindakan nyata dari
prasangka. Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang
tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini
dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh
individu tersebut.
Diskriminasi kasar; aksi negatif
terhadap objek prasangka
rasial, etnis, atau agama
dan kriminalitas berdasarkan
kebencian (hate
crimes), kriminalitass yang
berdasar pada prasangka
rasial, etnis, dan tipe prasangka
lainnya
Diskriminasi halus; rasisme
modern (rasial implicit) rasisme
berusaha menutup-nutupi
prasangka di tempat umum,
tetapi mengekspresikan sikapsikap mengecam ketika hal itu
aman dilakukan dan tokenisme
10. Komponen Prasangka
• komponen afektif atau emosional , mewakili
kedua jenis emosi yang berkaitan dengan sikap
(misalnya, kemarahan, kehangatan) dan
ekstremitas sikap (misalnya, kegelisahan
ringan, permusuhan langsung).
• komponen kognitif , yang melibatkan keyakinan
atau pikiran-pikiran yang membentuk sikap.
• komponen perilaku, berkaitan dengan tindakan
seseorang. Sikap biasanya diikuti dengan perilaku
(meskipun tidak selalu).
• Prasangka, menunjuk pada struktur sikap umum
dengan komponen afektifnya (emosional)
11. Teori prasangka
• Teori belajar sosial
Teori belajar sosial merupakan salah satu teori
dalam belajar, teori ini dikemukakan oleh bandura
yang berpendapat bahwa belajar itu terjadi melalui
model atau contoh. Prasangka seperti halnya sikap,
merupakan hal yang terbentuk melalui proses
belajar.
12. • Teori Motivasional atau Decision Making Theory
Teori ini memandang prasangka sebagai sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan individu atau elompok untuk mencapai kesejahteraan
(satisfy). Teori ini mencakup beberapa teori yaitu;
a.
Pendekatan psikodinamika
Teori ini menganalisis prasangka sebagai suatu usaha untuk mengatasi
tekanan motivasi yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Jadi teori ini
menekankan pada dinamika dari pribadi individu yang bersangkutan (specific
individual personality).
b.
Konflik Kelompok Realitas (Realistic group conflict)
Teori ini menyatakan bahwa dua kelompok bersaing merebutkan
kelompok yang langka, mereka akan saling mengancam, dan akhirnya
menimbulkan permusuhan diantara mereka sehingga menciptakan nilai
negative yang bersifat timbal balik. Konflik antar kelompok akan terjadi apabila
kelompok-kelompok tersebut dalam keadaan berkompetisi. Ini
menyebabkan adanya permusuhan antara kedua kelompok tersebut yang
kemudian bermuara pada adanya saling berprasangka satu dengan yang
lain, saling memberikan evalauasi yang negatif.
13. C. Kekurangan Relatif (relative deprivation)
Teori ini berkaitan dengan ketidakpuasan yang tidak hanya timbul dari
kekurangan objektif , tetapi juga dari perasaan kurang secara subjektif yang relative lebih
besar dibandingkan orang lain atau kelompok lain. Dalam konflik kelompok yang nyata,
prasangka timbul sebagai respons terhadap frustasi yang riil dalam kehidupan antara
kelompok satu dengan yang lain
14. • Teori Kognitif
Dalam teori ini, proses kognitif dijadikan sebagai dasar timbulnya
prasangka. Hal ini berkaitan dengan:
a. Kategorisasi atau penggolongan
Apabila seseorang mempersepsi orang lain atau apabila suatu
kelompok mempesepsi keompok lain, dan memasukkan apa yang di
persepsikan itu ke dalam suatu kategori tertentu. Proses kategorisasi
berdampak timbulnya prasangka antar pihak satu dengan pihak lain,
keompok satu denga kelompok lain.
b. Ingroup lawan Outgroup
Ingroup dan outgroup ada apabila kategorisasi “kita” dan
“mereka” telah ada, seseorang dalam suatu kelompok akan merasa
dirinya sebagaiingroup dan orang lain sebagai outgroup.
15. Dalam kategori ingroup memiliki dampak
tertentu yang ditimbulkan, di antaranya yaitu;
Similarity effect
• Anggota ingroup mempersepsi anggota ingroupyang lain
lebih memiliki kesamaan apabila dibandingkan dengan
anggota outgroup.
• Favoritism effect
• karena kategorisasi ingroup dan outgroup maka berdampak
munculnya anggapan bahwa ingroup lebih favorit dari
pada outgroup.
• Outgroup homogenity effect
• bahwa seseorang dalam ingroup
memandang outgroup lebih homogeny daripada
ingroup, baik dalam hal kepribadian maupun hal yag lain.