1. LEBIH DARI PEMENANG
Tetapi dalam semuanya itu, kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah
mengasihi kita Roma 8 : 37
Seorang pemenang adalah orang yang mengikuti sebuah pertandingan atau kompetisi kemudian
memenangkannya , di dalam dunia ada pemenang 1, pemenang 2 dan pemenang 3. Di dalam surat
Paulus kepada jemaat di Roma ditulis bahwa kita lebih daripada orang-orang yang menang oleh karena
Kristus yang mengasihi kita.
Beberapa waktu lalu dunia tinju diramaikan oleh pertandingan kelas juara dunia antara Mayweather dan
Manny “Pacman” Pacqiao, walaupun hasilnya mengecewakan banyak pihak , hasil resmi menunjukkan
bahwa Mayweather menang score atas Pacman. Mayweather adalah pemenang, mendapatkan banyak
yang atas kemenangannya. Kalau di jaman dahulu, Mike Tyson dan Mohammad Ali juga menjaid juara
dunia yang mendapatkan hadiah dan uang banyak karena menang saat bertanding. Tetapi apakah hanya
diri mereka yang menikmati hasil menjadi sang juara ? Tentu tidak, keluarga mereka , istri dan anak-
anak juga ikut menikmati hasil dari kemenangan itu . Kristus telah mengakhiri pertandingan sampai
wafat di kayu salib, tetapi hasil dari kemenangan itu bukan untuk diriNya sendiri tetapi untuk kita umat
yang telah ditebusNya dari dosa dan dari maut.
Lalu apakah yang membedakan kita dari seorang pemenang sebagai orang yang melebihi pemenang
karena kasih Kristus
1. Focus on yourself vs Focus on God
Seorang pemenang fokusnya adalah dirinya sendiri, bagaimana upgrade diri,membuat diri
hebat. Tetapi kita yang lebih dari pemenang fokus kita adalah Allah sendiri , sehingga fokus kita
bukan untuk memperhebat diri sendiri tetapi membuat nama Tuhan lebih dipermuliakan,
melalui kita, orang-orang disekitar kita menjadi terberkati serta melihat Kristus sendiri yang
hidup di dalam kita.
2. What’s wrong with others vs What’s good from others
Pemenang berfokus pada kelemahan orang lain, bagaimana berkompetisi dengan mereka,
tetapi kita yang lebih dari pemenang, melihat kebaikan-kebaikan dalam diri orang lain,
menjadikan orang lain sebagai rekan kerja, bahu membagi bersinergi sehingga 1+1 bukan = 2
tetapi lebih dari itu.
3. Others are the biggest enemy vs Myself my my biggest enemy
2. Pemenang menilai bahwa orang lain adalah musuh yang harus ditaklukkan sedangkan umat
tebusan melihat bahwa diri kita adalah yang harus ditalkukkan seperti kata Yesus, syarat
mengikuti Dia adalah penyangkalan diri.
4. Motivated by reward and punishment vs Motivated by love
Pemenang dimotivasi oleh hadiah dan menghindari hukuman, tetapi umat tebusan Tuhan
melakukan karya dilandasi oleh kasih, kasih kepada Allah, kasih kepada sesama manusia.
Kita umat tebusan apakah masih menganggap dan berperilaku sebagai sekedar pemenang atau lebih
dari sekedar Pemenang?
3. BERBINCANG-BINCANG DENGAN ALLAH
(Matius 6:9-13)
Karena itu berdoakan demikian “ Bapa kami yang ada di sorga ….”
Ketika kita duduk di sekolah dasar, di dalam pelajaran agama, kita diajar definisi doa adalah berbicara
dengan Allah, kita diajar ketika doa tangan dilipat , mata tertutup , duduk dengan manis dan mulai untuk
berdoa. Setelah dewasa kita terbiasa dengan cara doa yang demikian, kita berdoa yakni berbicara
dengan Allah.
Saya mulai berpikir, apakah doa sekedar berbicara dengan Allah? Saya piker doa adalah lebih dari itu,
doa lebih tepat disebut dengan berbincang-bincang dengan Allah. Apabila kita berbincang-bincang
berarti ada interaksi dua arah, bukan hanya kita yang berbicara tetapi kita juga membiarkan Allah
berbicara dan kita mendengarkan (bukan hanya sekedar mendengar). Tuhan Yesus mengajar kita ,
kalau kita berdoa sebaiknya seperti apa melalui doa Bapa Kami.
Kalau kita mendaraskan doa Bapa kami :
Bapa Kami yang ada di Sorga.
Dikuduskanlah namaMU.
Datanglah kerajaanMu. Jadilah kehendakMU.
Di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada
kami, dan janganlah membawa kami ke dalam mencobaan tetapi lepaskanlah kami dari yang jaat.
Karena Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Yesus sendiri mengajarkan kita kalau kita berdoa, hal pertama yang kita doakan adalah untuk
memuliakan kekudusan Tuhan, dan belajar taat, supaya kehendak Tuhan yang terjadi di bumi, bukan
kehendak kita. Kalau meminta pun kita meminta makanan secukupnya, bukan yang berlebih-lebihan.
Ketika kita minta kesalahan kita diampuni, kita mengucapkan kalau kita SUDAH mengampuni orang yang
bersalah kepada kita. Baru setelah itu kita minta dilepaskan dari pencobaan dan dari yang jahat. Doa
ditutup kembali dengan memuliakan Allah dalam doa-doa kita.
4. Apakah kita sudah berdoa dengan cara demikian di dalam doa-doa pribagi kita ? Atau jangan-jangan kita
lupa memberikan waktu Tuhan bicara , karena kita sibuk yang bicara kepadaNya, meminta dan meminta
5. BERUBAH: KELUAR DARI ZONA NYAMAN
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro mertuanya, imam di Midian, jadi
sekarang pergilah , Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk memnbawa umatKu orang Israel
keluar dari Mesir
Ada pendapat yang mengatakan bahwa satu-satunya yang kekal dan pasti di dunia ini adalah perubahan.
Perbubahan bukanlah perubahan sampai benar-benar terjadi perubahan. Contoh simple, Anda biasanya
memakai jam tangan atau cincin di tangan kiri atau kanan ? Kalau missal Anda terbiasa memakai cincin
di tangan kiri, coba pindahkan sekarang jam tangan dan cincin Anda ke tangan yang kanan, begitu pula
sebaiknya. Coba kenakan selama kurang lebih 10 menit, apa yang Anda rasakan ? Merasa aneh dan tidak
nyaman bukan ?
Di dalam dunia ini , perubahan adalah hal yang tidak dapat kita hindari. Ada dua jenis perubahan
berdasarkan subyek pelakunya :
1. Perubahan atas kendali kita : perubahan atas rencana dan seijin diri kita sediri, misalnya kita
menikah, merubah status kita dari single menjadi berpasangan , kemudian berpindah pekerjaan
karena keinginan kita sendiri dll .
2. Perubahan diluar kendali kita : karena Tuhan yang beracara, seperti sakit, ada keluarga yang
meninggal, atau kehilangan pekerjaan karena diluar kehendak kita.
Dalam menghadapi perubahan, hal yang paling bias kita lakukan adalah BERDADPTASI. ; menyesuaikan
diri dan menyikapi perubahan yang ada . Kita dapat beradaptasi ketika kita bisa menerima perubahan-
perubahan tersebut. Kalau tidak, kita akan hidup dalam angan-angan penyesalan, berharap tidak ada
perubahan, perubahan adalah mimpi buruh dan kita terpuruk menyesali keadaan. Paulua mengajarkan
kita untuk mengucap syukur dalam setiap keadaan (Kolose 3:17) , karena dengan mengucap syukur
menandakan kit bisa menerima kedaan dengan tidak mengeluh.
Ketika Tuhan mengutus Musa keluar dari Mesir, Musa perlu meninggalkan kenyamanannya sebagai cucu
Firaun di Istana, maka ketika Ia diutus, sebagai manusia, Musa juga memberikan argument-argumen
antara lain : dirinya bukan siapa-siapa (ayat 11), takut dipertanyakan orang Israel (ayat 13), takut tidak
dipercaya (Kel 4:1), tidak memiliki kemampuan (Kel 4:10) dan tidak mau diutus (Kel 4:13).
6. Seringkali secara tidak sadar kita juga mengeluarkan alas an-alasan yang sama karena kita tidak mau ada
perubahan, tidak mau keluar dair zona nyaman kita. Semoga renungan ini menguatkan dan
memampukan kita , menguatkan kita menjadi orang Kristen yang dewasa dalam iman dan menyikapi
perubahan dengan bijak.
7. BERSERAH BUKAN MENYERAH
Mazmur 31 : Ke dalam tanganMu , kuserahkan diriku
Segala sesuatu Tuhan yang punya dan segala sesuatu terjadi hanya dengan seijinNya.
Percayakan kita akan hal ini?
Banyak orang percaya kepada Tuhan tetapi belum bisa berserah kepada Tuhan . Yang Tuhan kehendaki
adalah kita berserah bukan menyerah.
Alkisah ada seorang wanita yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, wanita ini
sangat gigih ingin membawa sang suami ikut dan mengenal Tuhan. Hal ini berlangsung tahunan, dengan
segala tekad dan semangat ia meletakkan ayat-ayat firman Tuhan di seluruh rumahnya, dia
meninggalkan beberapa alkita di rumah dengan harapan si suami tertarik untuk membacanya. Sampai
di satu titik, wanita ini merasa frustasi karena daya upayanya tidak membuahkan hasill. Ia kehilangan
sukacita dan antusiasme seperti di awal-awal ia lakukan itu . Ia berhenti melakukan itu semua karena
sudah menyerah dengan suami yang tidak berhasil dipertobatkan.
Suatu hari ia mendapatkan pemikiran bahwa hal terbaik yang bisa ia lakukan adalah melepaskan seluruh
masalahnya kepada Tuhan dengan berkata “ Saya akan melakukan yang terbak yang bisa saya lakukan,
saya serahkan apa yang saya kerjaan , dan meminta Tuhan campur tangan atas daya upayanya, semua
yang dilakukan adalah untuk kemulliaan nama Tuhan”.
Mungkin kita juga pernah mengalami furstasi karena usaha kita belum membuahkan hasil . Kita mau
berubah orang atau keadaan, tetapi usaha kita belum berhasil ? Coba dipikirkan kembali apakah usaha
yang kita lakukan fokusnya semata-mata untuk kebutuhan kita, untuk dunia, atau fokusnya untuk Tuhan
? Berserah pada Tuhan bukan berarti melepaskan impian, tetapi meletakkan impian itu di atas mezbah
Tuhan, atau kita melakukan usaha yang sama berulang-ulang dengan mengharapkan hasil yang
berbeda ? Albert Einstein mengatakan bahwa orang gila adalah orang yang melakukan usaha yang sama
berulang-ulang tetapi mengharapkan hasil yang berbeda. Untuk mengubah orang atau keadaan, kita
bisa melakukan usaha A secara terus menerus tetapi kita harus ingat A bukanlah cara satu-satunya,
8. masih ada cara B, C, D dan sebagainya. Apakah kita sudah mengusahakan cara lain ? Salah satunya, yang
bisa kita lakukan adalah dengan mengubah diri kita sendiri, menjadi serupa dengan Kristus. Di dalam
kasus Ibu tadi, apakah cukup hanya meletakkan ayat firman Tuhan dan alkitab di rumah ? Atau masih
ada cara lain yang bisa dilakukan ? Belajar menjadi lebih sabar dengan suami, dan menampilkan sikap
yang baik , sehingga si suami melihat perubahan istri yang hidupnya memancarkan kasih Kristus ?
Ya, jangan pernah menyerah , kuncinya adalah terus berusaha dan berserah kepada Tuhan.
9. BERKEMBANG KARENA MASALAH
1 Petrus 5:10, Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam
Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan
mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
Salah satu pertanyaan yang mungkin paling sering ditanyakan adalah “Kalau Tuhan ada, kenapa
harus ada masalah dalam hidup ini?” atau “Kenapa sih Tuhan kasih aku masalah yang tak kunjung
usai?” Pertanyaan atau keluhan semacam itu mungkin pernah paling tidak satu kali dalam pikiran
kita, dan yang paling sering disalahkan jika ada masalah adalah Tuhan, padahal Tuhan punya
alasan untuk mengizinkan setiap masalah tersebut ada dalam hidup kita. Ya, Tuhan mengizinkan
masalah tersebut ada, Tuhan tidak memberikan masalah kepada kita, tapi Tuhan hanya
mengizinkannya terjadi untuk suatu alasan.
Ada berbagai macam alasan mengapa masalah terjadi di dalam hidup kita, ayo coba kita lihat cerita
mengenai SALMON DAN HIU . .Pada menu ikan masakan Jepang, ikan salmon akan lebih enak
untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup, saat hendak diolah untuk disajikan.
Jauh lebih nikmat dibandingkan dgn ikan salmon yg sudah diawetkan dENGAN es. Itu sebabnya
para nelayan Jepang selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dlm
perjalanan menuju daratan salmon-salmon tersebut tetap hidup.
Meski demikian pada kenyataannya tetap saja banyak salmon yg mati di dalam kolam buatan
tersebut Bagaimana cara mereka (nelayan Jepang) menyiasatinya? Muncullah sebuah ide: Para
nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil di dalam kolam tersebut. Sungguh Ajaib..! Hiu kecil yg
dimasukkan ke kolam buatan tsb "memaksa" salmon-salmon itu terus bergerak agar jangan sampai
dimangsa si hiu kecil . Akibatnya banyak ikan salmon yg tetap hidup & jumlah salmon yang mati
justru menjadi sangat sedikit.
Dari kisah mengenai salmon dah hiu ini kita dapat mengambil pelajaran : Diam membuat kita 'Mati'.
Bergerak membuat kita 'Hidup'. Lalu, Apa yg membuat kita Diam? Saat tidak ada masalah dlm hidup
dan saat kita berada dlm ZONA NYAMAN.. Situasi ZONA NYAMAN kerap membuat kita terlena.
Begitu terlenanya sehingga kita tdk sadar bahwa kita telah 'mati'. MATI POTENSI. MATI
SEMANGAT, MATI IDE, MATI KREATIFITAS, MATI INOVASI, MATI SEMANGAT UNTUK MAJU..,
Apa yg membuat kita bergerak..? Tidak lain adalah "MASALAH". Sekali lagi, "MASALAH" atau
"PROBLEM KEHIDUPAN". Saat masalah datang, secara otomatis naluri kita akan membuat kita
bergerak aktif dan berusaha mengatasi semua pergumulan hidup itu.
Tidak hanya itu.masalah akan membuat kita menjadi lebih kreatif dan potensi diri kitapun menjadi
berkembang luar biasa. Inilah yg sering disebut dengan istilah "THE POWER OF KEPEPET".
Jangan lupa..., bahwa kita akan bisa belajar banyak dlm hidup ini justru bukan saat kondisi nyaman
tapi justru pada saat kita menghadapi badai kehidupan. Itulah sebabnya, kita harus berusaha selalu
10. mensyukuri apapun yg terjadi dlm hidup ini.. termasuk kehadiran 'HIU KECIL' ke dlm 'kolam
kehidupan' kita.