Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya hidup seimbang bagi orang Kristen, dimana kehidupan rohani harus seimbang dengan kehidupan duniawi. Hidup seimbang di sini bukan berarti membagi waktu 50% untuk Tuhan dan 50% untuk dunia, tetapi seluruh hidup yang dijalani untuk memuliakan Tuhan meskipun masih berada di dunia.
1. RENUNGAN HARIAN
BELAJAR DARI SEMUT
“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak” Amsal 6:6
Kalau kita buka kamus bahasa Indonesia , “malas” diartikan sebagai “tidak mau bekerja atau melakukan
sesuatu; segan.” Dalam arti lain malas berarti melakukan sesuai dibawah dari standard yang bisa
seseorang lakukan, melakukan sesuatu dibawah potensi karena tidak berusaha mengeluarkan
kemampuan yang ia miliki.
Malas menjadikan manusia “seperti tidak bernilai” bahkan kalah dengan semut yang selalu sigap bekerja
dan menghampiri apabila melihat berkat yang Tuhan sediakan. Ketika melihat orang-orang yang malas,
Amsal meminta kita belajar dari semut. Mengapa Amsal melakukan ini? Supaya orang malas malu dan
kembali rajin. Semut yang kecil begitu rajin padahal tidak ada yang menyuruh, sedangkan manusia-yang
diciptakan segambar dengan Allah, malah malas-malasan.
Melihat ini, masakan kita tidak malu dan terus memelihara kemalasan kita? Hendaknya kita
memperhatikan Firman Tuhan ini dan menggunakan setiap kemampuan dan kesempatan yang Dia berikan
dengan benar.
Di dalam alkitab ada beberapa ayat yang membicarakan masalah kemalasan ini :
a. “Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak” Amsal
18:9
Kemalasan adalah unsur perusak dalam hidup sehari-hari. Karena kemalasan banyak rumah
tangga jadi retak karena suami malas mencari nafkah atau istri malah mengurus rumah tangga.
b. “Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.” Amsal
19:15
Orang yang bermalas-malasan, bangun pagi menjadi bangun siang memang mungkin nikmat bagi
sebagian orang , tetapi lama-lama kesempatan untuk maju tidak akan menghampiri orang-orang
yang malas. Rasul Paulus yang bekerja menjadi pembuat tenda di dalam suratnya pernah berkata
“Kalau tidak mau bekerja , jangan makan”.
c. “Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.” Amsal 21:25
Malas berbahaya karena Malas dapat ‘membunuh’ diri kita sendiri . Kemalasan yang berlarut-larut
yang mengakibatkan orang tidur, senang-senang , makan, tanpa mendapatkan penghasilan dan
penghargaan dari orang lain dapat menyebabkan persepsi diri yang salah dan pada akhirnya
menyebabkan depresi, sehingga secara perlahan membuat manusia malas ini menjadi mati karena
dibunuh, mati di di sini bisa berarti pembunuhan karakter atau pembunuhan kemampuannya, dan
dapat juga berakhir dengan kematian dalam arti sebenarnya karena depresi tersebut.
2. RENUNGAN HARIAN
MENAHAN NAFSU, MAKAN DAN MINUM YANG BAIK
1 Korintus 10 : 31
Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain,
lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah
Tubuh kita ini adalah bait suci Allah yang harus dipelihara karena tubuh ini adalah anugrah Tuhan. Tuhan
telah menciptakan manusia segambar dengan Allah, diciptakan sesuai dengan citra Allah, tetapi terkadang
manusia tidak memperlakukan tubuh dengan baik. Tuhan memang bersabda di kitab kejadian bahwa bumi
dan seisinya diciptakanNya untuk dimanfaatkan oleh manusia, binatang dan lain-lain boleh dimakan, tapi
manusia diberi kehendak bebas oleh Tuhan untuk menentukan mana yang baik dikonsumsi. Di dalam
alkitab berulang kali dinyatakan bahwa Tuhan Yesus makan roti (sebagai makanan pokok) dan ikan
sebagai lauk, makanan yang sehat. Sampai sekarang pun ikan dianggap sehat karena mengandung lemak
tak jenuh dan protein yang baik.
Manusia modern seperti kita diberi akal budi , menguasai teknologi yang dapat menentukan makanan yang
baik dan makanan yang buruk untuk kesehatan,ilmu kedokteran bahkan mempu mengecek kadar lemak
dan kadar kimia lainnya yang terkandung di dalam darah di cairan tubuh untuk mendeteksi bagaimana
kondisi kesehatan tubuh kita.
Ilmu teknologi pangan dan gizi sudah sedemikian canggihnya sehingga terkadang manusia memanipulasi
makanan , misalnya dengan menambahkan zar pengawet, zat pewarna, serta perasa buatan. Makanan
diolah dengan digoreng, dibakar, direbus, ditim dll. Manusia sekarang sudah berakal budi untuk
menentukan mana cara pengolahan yang baik untuk makanan.
Saya pernah mendengar seorang teman yang mempunyai penyakit tekanan darah tinggi berkata kepada
saya “ Tidak apa-apa makan daging kambing dan kopi karena sebelum makan saya berdoa dulu, tolak
darah tinggi”, kemudian sehabis makan, darah tingginya kumat sehingga tidak bisa bekerja untuk beberapa
hari . Saya pikir orang seperti ini cenderung rakus, kurang berhikmat dan cenderung mencobai Tuhan.
Orang ini saya pikir tidak mencintai dan menjaga tubuhnya sebagai bait Allah.
Marilah kita menjaga makanan dan minuman yang kita konsumsi , menjadi anak-anak Tuhan yang
berhikmat menjaga kesehatan sehingga dengan tubuh ini kita boleh terus memuliakan Tuhan.
3. RENUNGAN HARIAN
PIKIRKAN YANG POSITIF
FILIPI 4:8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua
yang suci , semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan
patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu
Pikiran adalah pintu gerbang ucapan dan tindakan kita. Biasanya ucapan dan tindakan yang kita lakukan
secara sadar, pertama kali muncul triggernya di dalam pikiran kita. Sejarah manusia sebagian besar
berpusat pada pergumulan dalam akalnya. Apa yang kita pikirkan sangat penting. "Orang yang
mengendalikan pikirannya melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang
merebut kota." (lihat Ams 16:32). "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri
demikianlah ia." (Ams 23:7).
Akal, atau istilah-istilah lain yang bertalian dengannya, seperti "pemikiran", "pengertian", dan "hati" (yang
seringkali dipakai silih ganti dengan akal), menduduki tempat yang berarti dalam Alkitab. Allah ingin
mengendalikan pemikiran kita dan iblis pun demikian, di dalam alkitab hal ini beberapa kali diulang , salah
satunya adalah : Mereka yang pikirannya mantap dalam Tuhan, akan diberi-Nya damai sempurna.
(Lihat Yes 26:3). Sediakah anda menyerahkan pikiran anda pada Kristus, takluk pada KeTuhanan Kristus?
Sediakah anda membaktikan akal anda pada-Nya?"
Sebagai anak-anak Tuhan, termasuk saya seringkali kita bergumul stress, tertekan karena tidak mampu
mengendalikan pikiran. Pikiran yang tidak dikuasai oleh Allah cenderung khawatir, takut , berpikir yang
jelek-jelek…jangan-jangan begini, jangan-jangan begitu.
Pikiran kita sangat berperan di dalam segala tindak tanduk kita, misalnya saja, anda membeli sebuah
pispot (tempat pipis) baru di apotek, kemudian isi dengan sebotol air mineral ternama atau jus jeruk yang
paling mahal. Apakah anda mau meminumnya ? Pastinya tidak, karena pikiran kita sudah sedemikian
menguasai bahwa pispot itu tempat pipis yang jorok, walaupun kita tahu bahwa itu pispot baru dan air di
dalamnya itu adalah bersih.
Coba kalau saya katakan “ Jangan pikirkan baju biru”, apakah yang anda pikirkan pertama kali? Baju biru
bukan ? Ini terjadi karena otak kita tidak memproses “negasi” atau kata jangan. Karena yang kutakutkan,
itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25). Seperti
itulah pikiran bisa menguasai kita. Pikiran akan sangat menentukan apa yang akan kita raih di masa
depan. Jadi sebaiknya daripada berkata “saya tidak sakit, saya tidak miskin, saya tidak lemah” , sebaiknya
untuk mendukung pemikiran yang positif kita pikirkan “saya sehat, saya kaya, saya kuat”.
4. Marilah kita terus mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang positif dan tidak membiarkan berbagai hal
negatif datang silih berganti atau malah tinggal diam di dalam pikiran kita. Isilah terus dengan damai
sejahtera yang datang dari Allah, karena itulah yang akan mampu memelihara hati dan pikiran kita dalam
Kristus."Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu
dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:7) Segala pikiran negatif akan semakin menjauhkan kita dari Allah,
menghilangkan damai dan sukacita dalam hidup kita dan akan membuat kita berjalan di tempat atau
bahkan mengalami kemunduran. Pikiran memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita. Oleh
karena itu mari kita awasi pikiran kita agar kita tidak terus membuang-buang berkat yang telah disediakan
Tuhan bagi kita.
5. RENUNGAN HARIAN
MOTIVASI YANG BENAR
1 Tesalonika 4:7 Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang
kudus.
Tuhan memanggil setiap umatNya untuk melakukan segala sesuatu yang kudus. Dia tidak menginginkan
orang percaya melakukan apa yang cemar. Cemar di dalam pengertian ini salah satu artinya adalah
melakukan sesuatu dengan motif yang tidak benar. Motif yang benar berarti semua yang dilakukan adalah
demi kemuliaan Tuhan karena kita percaya bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan bagi
Dialah kemuliaan sampai selama-lamaNya (Roma 11:36). Motif yang tidak benar adalah demi kepentingan
sendiri.. Tekadang yang kita lakukan adalah benar, misalnya melayani Tuhan di gereja sebagai pemusik
atau pengkhotbah atau konselor, tetapi motifnya bisa saja salah. Beberapa contoh di dalam alkitab adalah :
1. Ananias dan Safira dipanggil Tuhan untuk menjadi pelayanNya. Menjadi pelayan Tuhan adalah hal
yang benar, tetapi mereka melakukannya dengan motivasi yang tidak benar karena mereka
mempersembahkan harta mereka bukan untuk Tuhan, tetapi untuk mencari muka di tengah jemaat
lain dengan cara mengambil sebagian yang mereka persembahkan untuk kepentingan sendiri. (Kis
5:1-11).
2. Ketika Tuhan memanggil Eli untuk melayaniNya sebagai iman bagi bangsa Israel, Imam Eli
melakukannya dengan motivasi yang tidak benar karena dia melayani Tuhan hanya untuk
memperkaya diri sendiri (I Samuel 2:29).
Kita yang telah dipanggil Tuhan dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib harus memahami maksud
dan rencana Tuhan memanggil kita. Jangan sampai kita mengalami hal yang tragis seperti yang dialami
oleh Annanias dan Safira dan juga Imam Eli dan kedua anaknya. Motivasi yang benar dalam meresponi
panggilan Tuhan akan membuat kita semakin dipakai oleh Tuhan. Sebaliknya, motivasi yang tidak benar
akan membuat kita menjadi orang-orang yang harus dibuang. Itu sebabnya dikatakan firman Tuhan bahwa
banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.(Matius 22:14). Artinya, banyak orang yang dipanggil
kepada terangNya yang ajaib, tetapi ada begitu banyak juga orang akan tersisih karena tidak memahami
maksud dan tujuan panggilan Tuhan itu atas dirinya sehingga dia tidak mempersiapkan diri dan tidak
menggunakan kesempatan itu untuk memuliakan Tuhan. Orang seperti ini biasanya meresponi
panggilanNya hanya untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar namun terlihat rohani,
menyombongkan diri dan ingin dikenal orang dengan kemampuan bermain musik, menyanyi atau bahkan
berkhotbah yang tidak dimiliki oleh orang lain, dan lain sebagainya. Itu semua akan membuat kita menjadi
6. orang-orang yang memiliki motivasi yang tidak benar. . Sebagai orang yang hidup di dalam Tuhan apakah
motivasi kita dalam melayani Tuhan sudah benar? Mari periksa diri masing-masing.
7. RENUNGAN HARIAN
HIDUP YANG SEIMBANG
Filipi 1:21-24
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di
dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus – itu memang
jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
Sebagai orang Kristen yang hidup di dunia ini , tentunya selain memiliki waktu pribadi untuk Tuhan, hidup
kita tidak terlepas dari kegiatan duniawi seperti sekolah, bekerja, menghabiskan waktu bersama keluarga ,
teman dan relasi Kita perlu hidup seimbang. Jangan sampai kita menjadi orang Kristen yang sok rohani
dan agamawi (over spiritual) sampai menjadi aneh (spooky). Kehidupan Kristen kita perlu seimbang seperi
yang Rasul Paulus katakan di dalam kitab Filipi ayat yang pertama.
1. Keseimbangan hidup Kristen adalah yang proporsional
Seimbang di sini bukan berarti 50% hidup untuk Kristus, 50% untuk dunia, tetapi hidup kita 100%
milik Kristus, 100% dijalankan sebagai manusia yang masih hidup di dunia yang profan.
Mengartikan hal ini misalnya adalah : kita bekerja untuk mencari nafkah untuk keluarga, apa yang
kita kerjakan, di dalam setiap nafas kita kita ingat akan Tuhan, apa yang kita lakukan semata untuk
menyenangkan hati Tuhan, hasil yang kita dapatkan dari bekerja kita kembalikan bagian yang
menjadi hak Tuhan. Berdoa yang artinya adalah berkomunikasi dengan Tuhan tidak harus mencari
tempat yang sepi , dengan tangan terlipat yang manis. Komunikasi dengan Tuhan bisa pada saat
kita mengendarai mobil, dengan bicara pada Tuhan baik dalam hati maupun diucapkan, tidak perlu
tutup mata (karena bahaya bisa menabrak saat menyetir). Jadikan doa sebagai gaya hidup.
2. Melakukan sesuatu pada waktunya
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.(Pengkhotbah
3:10). Ada waktu untuk memiliki keintiman pribadi dengan Tuhan melalui doa di tempat yang sunyi,
ada waktu untuk berkumpul bersama keluarga untuk berekreasi, ada waktu berkumpul bersama
keluarga untuk mezbah keluarga. Tuhan memberikan waktu kita 24 jam, bagaimana kita mengatur
alokasi waktu-waktu tersebut berdasarkan prioritas
3. Seimbang vertilkal dan horizontal
Salib Tuhan itu ada yang vertikal ada yang horizontal, dimana bisa diartikan bahwa salib itu
memulihkan hubungan manusia dengan Allah (vertikal) dan juga hubungan manusia dengan
sesamanya (horizontal). Ingat setiap kali kita perjamuan kudus pasti kita diminta untuk memeriksa
diri dan membereskan dahulu masalah horizontal kita dengan sesama. Kita sebagai mahluk sosial
(homo homini socius) tidak dapat hidup sendiri, kita perlu orang lain , baik orang lain yang seiman
maupun yang berkepercayaan lain. Kita wajib menjaga toleransi hidup dengan orang lain. Tuhan
8. mau kita menjadi teladan, sehingga orang yang belum percaya Tuhan, bila melihat kita di dalam
hidup kita, gaya hidup yang terlihat ketika sedang belajar, bekerja berinteraksi akan tertarik untuk
mengetahui hidup kita lebih dalam lagi, sehingga momentum kita untuk mengenalkan Tuhan
kepada mereka bisa teraktualisasi.