Dokumen tersebut membahas tentang cara pemakaian obat yang tepat, mencakup petunjuk pemakaian berbagai jenis obat seperti tetes mata, tetes hidung, semprot hidung, inhalasi, vaginal, tetes telinga, kumur, dan suppositoria. Dokumen lain membahas tentang penyebab dan penatalaksanaan demam, serta contoh obat demam parasetamol dan ibuprofen. Terakhir membahas tentang penyebab dan gejala influenza.
3. Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus
Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket
atau brosur
Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker
dan dokter
Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala
penyakit sama
Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih
lengkap, tanyakan kepada Apoteker
4. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
A. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata
Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun
(termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah
digunakan.
Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan
yang tertera pada kemasan harus diikuti dengan benar.
Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala
ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata
bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung
konjungtiva, obat diteteskan pada kantung konjungtiva
dan mata ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip.
Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit.
Cuci tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang
mungkin terpapar pada tangan.
5. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
B. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung
Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil berdiri
dan duduk atau penderita cukup berbaring saja. ƒ
Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat
dapat tersebar di dalam hidung.
Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.
Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue
bersih.
6. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
C. Petunjuk Pemakaian Semprot Hidung
Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak.
Kemudian obat disemprotkan ke dalam lubang hidung sambil menarik napas dengan cepat.
Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.
Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi jangan sampai air masuk
ke dalam botol kemudian dikeringkan dengan tissue bersih..
(Dikutip dari Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas, DEPKES RI 2006).
7. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
B. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung
Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil berdiri
dan duduk atau penderita cukup berbaring saja.
Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat
dapat tersebar di dalam hidung.
Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.
Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue
bersih.
(Dikutip dari Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas, DEPKES RI 2006).
8. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
D. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Inhalasi
9. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
E. Petunjuk Pemakaian Obat Vaginal
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun. Jika ovula melunak, taruhlah di dalam air dingin
atau masukkan ke dalam lemari pendingin selama 30 menit supaya mengeras kembali
sebelum dibuka bungkusnya. Buka bungkus ovula.
2. Buka bungkus ovula.
3. Jika menggunakan ovula aplikator, letakkan ovula pada lubang yang terdapat pada aplikator.
Pastikan bahwa sisi ovula yang ditaruh pada aplikator adalah sisi tumpul dari ovula.
4. Duduklah dengan satu tangan menopang berat tubuh anda dan tangan lainnya memegang
aplikator yang sudah dipasangi ovula. Kedua kaki ditekuk dengan posisi terbuka untuk
mempermudah penggunaan ovula.
5. Masukkan ujung lancip ovula dengan bantuan aplikator ke lubang vagina. Setelah aplikator
berada di dalam vagina, tekan tombol pada aplikator untuk melepaskan ovula.
6. Jika tidak menggunakan aplikator, masukkan ujung lancip vagina kurang lebih sedalam
telunjuk anda.
10. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
E. Petunjuk Pemakaian Obat Vaginal
7. Rapatkan kedua kaki anda untuk beberapa detik. Tetaplah duduk sekitar 5 menit untuk
mencegah ovula keluar kembali.
8. Bersihkan aplikator dengan air hangat dan sabun, keringkan dan jagalah agar tetap bersih.
Cucilah tangan anda dengan sabun untuk membersihkan obat yang mungkin menempel.
11. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
F. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun.
2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak rusak.
3. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain lembab dengan
hati-hati, kemudian dikeringkan.
4. Hangatkan obat tetes telinga dengan memegang botolnya menggunakan tangan selama
beberapa menit. Kocok botol obat tetes.
5. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan diberikan obat menghadap ke atas.
6. Untuk dewasa: tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk meluruskan saluran
telinganya.
7. Untuk anak <3 tahun: tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang untuk meluruskan
saluran telinganya.
8. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang telinga. Pertahankan posisi
kepala 2-3 menit. Tekan secara lembut kulit penutup kecil telinga atau gunakan kapas steril
untuk menyumbat lubang telinga agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
12. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
F. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga
9. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan menyeka atau membilas
ujung botol tetes.
10. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin
menempel.
13. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
G. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur
1. Tuangkan 20 ml obat kumur ke dalam cangkir kecil.
2. Tuangkan ke dalam mulut Anda.
3. Berkumurlah hingga ke sela-sela gigi selama 30 detik hingga 1 menit.
4. Buang obat kumur.
14. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
G. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur
PERINGATAN PENGGUNAAN OBAT KUMUR:
Jangan telan obat kumur.
Jauhkan anak-anak dari obat kumur. Atau, karena saat ini tersedia obat kumur nonfluorida bagi
anak-anak, konsultasikan dengan dokter gigi untuk mengetahui jumlah yang sebaiknya
digunakan.
Mint mungkin terlalu kuat bagi sebagian orang.
Selalu baca panduan penggunaan obat kumur. Hubungi nomor telepon darurat keracunan jika
Anda menelan banyak obat kumur.
Sebagian orang menyarankan untuk berkumur beberapa kali, sebagian jumlah obat kumur
yang digunakan pun juga berbeda.
Cobalah untuk menghindari obat kumur yang mengandung alkohol karena dapat
meningkatkan risiko kanker dan risiko kesehatan lainnya.
15. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
H. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur
9. Masukan suppositoria dengan bagian yang runcing terlebih dahulu sedalam 1/2-1 inchi
untuk anak-anak dan 1 inchi untuk dewasa.
10. Tahan ujung jari anda yang digunakan untuk memasukan suppositoria.
11. Kemudian luruskan kaki anda dengan posisi berbaring miring selama 5 menit agar
suppositoria tidak keluar kembali.
12. Cuci tangan anda menggunakan sabun dan air untuk membersihkan sisa obat yang
menempel
16. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
H. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur
1. Cuci tangan anda dengan sabun dan air (Baca Cara mencuci tangan dengan benar).
2. Jika suppositoria lembek, masukan kedalam kulkas atau letakkan didalam air dingin selama
30 menit agar mengeras kembali.
3. Buka kemasan suppositoria
4. Jika sulit membuka nya maka gunakan alat pemotong agar tetap bersih, anda dapat
menggunakan pisau silet.
5. Gunakan sarung tangan ketika membuka nya.
6. Lumasi suppositoria dengan menggunakan air lubrikan, dan jangan menggunakan vaselin.
7. Miringkan tubuh anda, dan tarik kaki kanan anda setinggi perut dan bagian kaki kiri dengan
posisi lurus seperti pada gambar.
8. Angkat pantat dengan tangan kanan agar area rektal terbuka.
17. Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
A. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata
B. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung
C. Petunjuk Pemakaian Obat Semprot Hidung
D. Petunjuk Pemakaian Obat Inhalasi
18. Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah
merupakan gejala dari suatu penyakit.
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2°C.
Derajat suhu yang dapat dikatakan demam :
rectal temperature ≥38,0°C atau
oral temperature ≥37,5°C atau
axillary temperature ≥37,2°C (Kaneshiro & Zieve, 2010).
19. Penyebab Demam
Demam umumnya
disebabkan oleh infeksi dan
non infeksi
Penyebab
Infeksi
Penyebab
non Infeksi
infeksi dari virus, jamur, parasit
maupun bakteri.
faktor lingkungan seperti lingkungan
yang padat dan dapat memicu
timbulnya stres ataupun pengeluaran
panas berlebihan dalam tubuh
20. Penatalaksanaan Demam
TERAPI NON FARMAKOLOGI
TERAPI FARMAKOLOGI
pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi,
memakai pakaian yang mudah menyerap keringat,
memberikan kompres hangat agar terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga set
point akan tercapai dan kembali ke batas suhu tubuh inti yang normal
TUJUA
N
menurunkan suhu tubuh yang terlalu tinggi ke dalam batas suhu tubuh normal.
pemberian obat antipiretik, obat anti inflamasi, dan analgesik yang terdiri dari
golongan berbeda.
Tujuan pemberian obat tersebut yaitu untuk menurunkan set point hipotalamus
melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan cara menghambat enzim
cyclooxygenase (Kania, 2013)
21. Nama Obat : Dumin
Kompoisisi : Paracetamol 500 mg
Indikasi : Menurunkan demam dan
meringankan rasa sakit pada kepala dan
gigi
Kontraidikasi : Hipersensitivitas/ alergi
paracetamol, gangguan fungsi hati berat.
Efek samping : menimbulkan Reaksi
hipersensitivitas dan kerusakan fungsi hati
Dosis : Dewasa : 1 tablet 3-4 kali sehari,
Anak-anak 6-12 tahun : ½ -1 tablet 3-4
kali sehari
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Demam :
22. Nama Obat : Proris
Kompoisisi : Ibuprofen 200 mg
Indikasi : Menurunkan demam dan meringankan nyeri ringan
hingga sedang
Kontraidikasi : Hipersensitivitas/ alergi paracetamol, gangguan
fungsi hati, ginjal dan radang lambung.
Efek samping : Diare, hematermesis, ganguan saluran
gastrointestinal.
Dosis :
-Dewasa : 3-4 kali sehari 200 mg,
- anak-anak berusia 1-12 tahun :
- untuk menurunkan demam yang bertemperatur :
- kurang dari 39°C : 3-4 kali sehari 5 mg/kg berat badan
- lebih dari 39°C : 3-4 kali sehari 10 mg/kg berat badan
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Demam :
23. Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang
disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan
penyakit ringan sampai penyakit berat (Abelson, 2009).
Influenza merupakan penyakit yang paling sering terjadi dan
paling sukar diobati.
24. Flu disebabkan oleh infeksi virus Rhinovirus, Coronavirus, dan virus Influenza
(Eccles, 2005). Flu yang disebabkan oleh virus Influenza menyebabkan kombinasi
gejala batuk-batuk dan demam, yang membedakannya dengan penyakit flu lainnya.
Flu disebabkan oleh virus, sehingga tidak bisa disembuhkan dengan obat-obat
antibiotik (Simasek dan Blandino, 2007).
Gejala Influenza :
- demam tiba-tiba,
- batuk (biasanya kering),
- sakit kepala,
- nyeri otot,
- lemas,
- kelelahan dan hidung berair.
Penyebab Flu
25. Penatalaksanaan Flu
TERAPI FARMAKOLOGI
TERAPI NONFARMAKOLOGI
Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif, seperti kombinasi-kombinasi
dari :
a. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan.
b. Analgesik/antipretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan dan antihistamin.
c. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan, antihistamin dan
antitusif atau ekspektoran.
Influenza umumnya dapat sembuh sendiri oleh daya tahan tubuh. Beberapa tindakan yang
dianjurkan untuk meringankan gejala influenza antara
lain:
- Beristirahat antara 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan.
- Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang tinggi akan
menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung
vitamin.
26. Penatalaksanaan Flu
TERAPI NONFARMAKOLOGI
- Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering ditenggorokan
mengencerkan dahak dan membantu menurunkan demam.
- Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-
lebih pada anak dengan demam.
- Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan
menghindari komplikasi yang lebih parah.
- Hidung tersumbat dapat diatasi dengan menghirup uap hangat yang dihasilkan dari air
hangat di wadah bermulut lebar (panci), ditetesi dengan beberapa tetes minyak atsiri.
Minyak atsiri yang ditambahkan bisa berupa minyak mint (berasal dari daun menta
piperita), minyak kayu putih, minyak adas, atau tea tree oil (berasal dari penyulingan
daun eucalyptus)
- Minum minuman pelega tenggorokan/pengencer dahak dan pelancar aliran darah
seperti jahe, lemongrass/sereh, kayu manis, mint, chamomil (Davis, 2006).
27. Nama Obat : Fludane (Kaplet, Syrup)
Kompoisisi : per kaplet mengandung parasetamol 500 mg, phenylpropanolamine HCl 12,5 mg,
clorpheniramine maleate 2 mg. Tiap 5 ml sirup mengandung parasetamol 125 mg,
phenylpropanolamine HCl 3,125 mg, clorpheniramine maleate 0,5 mg
Indikasi :
Kontraidikasi : gangguan jantung, diabetes melitus, disfungsi ginjal berat, hipertensi berat
Efek samping : mengantuk, gangguan gastrointestinal, gangguan psikomotor, takikardia,
aritmia, mulut kering, palpitasi, retesi urin
Dosis : - Dewasa: sehari 1 kaplet atau sehari 3 kali 4 sendok teh
- Anak-anak 6-12 tahun: sehari ½ kaplet atau sehari 3 kali 2 sendok teh
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Flu :
28. Nama Obat : Ikadryl flu (Syrup)
Kompoisisi : diphenhydramine HCl 12,5 mg, Na
citrate 50 mg, amoon CI 125 mg, pseudoefedrin HCl
15 mg, parasetamol 150 mg
Kontraidikasi : pasien dengan gangguan fungsi hati
berat, gangguan jantung, dan diabetes melitus.
Efek samping :mengantuk, ganguan pencernaan,
sakit kepala, insomnia, gelisah, tremor, takikardia,
aritmia ventrikuler, mulut kering, palpitasi, sulit
berkemih, kerusakan hati (penggunaan dosis besar
dan jangka panjang).
Dosis : - Dewasa: sehari 3 kali 10 ml
- Anak-anak 6-12 tahun: sehari 3 kali 5 ml
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Flu :
29. Nama Obat : Iliadin nasal spray (naal spray)
Kompoisisi : Oxymetazoline HCl 0.05 %
Kontraidikasi : pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi obat Oxymetazoline. Bila
digunakan untuk keperluan swamedikasi, jangan gunakan selama lebih dari 3 hari. Kontraindikasi
pada pasien dengan glaukoma, penyakit arteri koroner, penyakit jantung (termasuk angina),
hipertensi, kondisi arteriosklerotik stadium lanjut, hipertiroidisme, kelainan kelenjar prostat atau
diabetes mellitus kecuali jika benar diperlukan dan atas rekomendasi dokter.
Efek samping :sensasi tersengat atau terbakar, bersin, mulut dan tenggorokan kering. Pasien yang
menggunakan obat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan hidung tersumbat berulang atau
memburuk. Efek samping yang lain misalnya sakit kepala, insomnia, takikardia, hipertensi, gugup,
mual, pusing, palpitasi, dan juga aritmia.
Dosis : - Dewasa dan Anak-anak usia > 5 tahun : 2-3 semprotan ke dalam setiap lubang hidung 2 x
sehari, pada pagi dan sore hari.
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Flu :
30. Nama Obat : Iliadin nasal spray (naal spray)
Aturan Pakai : Jangan melebihi 2 dosis (2 x pemberian) dalam periode 24 jam. Anak-anak harus
menggunakan obat ini dengan pengawasan orang dewasa. Bersihkan setiap lubang hidung dari
debu sebelum pemberian obat.
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Flu :
31. Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru
atau saluran pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara
yang masuk atau merangsang saluran pernapasan, otomatis
akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan benda
tersebut.
Gejala yang sering terjadi:
- Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang
mungkin disertai dengan pengeluaran dahak
- Tenggorokan sakit dan gatal
32. Penyebab Batuk
Batuk umumnya
disebabkan oleh infeksi dan
non infeksi
Penyebab
Infeksi
Penyebab
non Infeksi
bakteri atau virus, misalnya
tuberkulosa, influenza, campak, dan
batuk rejan.
debu, asma, alergi, makanan yang
merangsang tenggorokan, batuk pada
perokok, batuk pada perokok berat sulit
diatasi hanya dengan obat batuk
simptomatik. Batuk pada keadaan sakit
disebabkan adanya kelainan terutama pada
saluran nafas yaitu bronkitis, pneumonia dan
sebagainya
33. Penatalaksanaan Batuk
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Minum banyak air akan menolong membersihkan tenggorokan dan jangan minum
soda atau kopi
Hentikan kebiasaan merokok
Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan iritasi
tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau tenggorokan kering atau
pedih
Minum air hangat
Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan
dan udara malam yang dingin (Depkes RI, 1997; Depkes RI, 2007).
TERAPI FARMAKOLOGI
Bila keadaan batuk belum dapat teratasi dengan cara-cara tersebut maka dapat
digunakan obat batuk. Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer
dahak) dan antitusif (penekan batuk).
34. Nama Obat : Glyseryl guaiacolate (Guafenesin) Ekspektoran (Pengencer Dahak)
Mekanisme kerja obat : mengencerkan dahak dari saluran nafas.
Indikasi : untuk batuk yang membutuhkan pengeluaran dahak
Kontraidikasi : terhadap yang alergi guafenesin
Efek samping : mual, muntah yang dapat dikurangi dengan minum segelas air putih
Dosis :
Dewasa : 100-200 mg setiap 6 jam atau 8 jam sekali, diminum setelah makan
Anak : - Usia 2-6 tahun : 50 mg setiap 8 jam, diminum setelah makan
- Usia 6-12 tahun : 50-100 mg setiap 8 jam, diminum setelah makan
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
35. Nama Obat : Bromheksin Ekspektoran (Pengencer Dahak)
Mekanisme kerja : dengan mengencerkan dahak di saluran nafas
Indikasi : Indikasi untuk batuk yang memerlukan pengenceran dahak
Perhatian : Hati-hati pada pasien tukak lambung dan wanita hamil trisemester pertama
Efek samping : mual, diare, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan kembung (MIMS, edisi 15)
Dosis : - Dewasa : 1 tab (8 mg), 3 x sehari (setiap 8 jam)
- Anak : -Usia > 10 tahun : 1 tab (8 mg), 3 x sehari (setiap 8 jam)
-Usia 5-10 tahun : ½ tab (4 mg), 3 x sehari (setiap 8 jam)
-Usia 2-5 tahun : ¼ tab (2 mg), 2 x sehari (setiap 12 jam)
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
36. Nama Obat : Obat Batuk Hitam (OBH) Ekspektoran (Pengencer Dahak)
Indikasi : untuk batuk yang memerlukan pengenceran dahak
Dosis : - Dewasa : 1 sendok makan (15 ml), 3-4 x sehari, diminum setelah makan
- Anak : 1 sendok teh (5 ml), 3-4 x sehari, diminum setelah makan
Perhatian : tidak dianjurkan pada pasien yang mengalami kerusakan hati, ginjal, dan pasien
mengidap jantung kronik karena dapat mengganggu keseimbangan kimia darah yang
mempengaruhi ekskresi obat
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
37. Nama Obat : Dekstrometorfan HBr Antitusif (penekan batuk)
Mekanisme kerja obat : bekerja menekan pusat batuk di otak, meringankan batuk kering.
Efek samping : Efek samping pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan penurunan refleks
bernapas
Dosis :-Dewasa : 5-10 ml, 3 x sehari
-Anak (6-12 tahun): 2,5-5 ml, 3 x sehari (MIMS, edisi 15)
Perhatian : Dekstrometorfan HBr sebaiknya tidak digunakan untuk batuk berdahak, hati-hati atau
minta saran dokter untuk penderita hepatitis, dan jangan minum obat ini bersamaan dengan obat
penekan susunan saraf pusat
NB : Pada tahun 2014 lalu, dekstro metrophan dalam sediaan tunggal telah di tarik dari pasaran
karena banyaknya penyalahgunaan sediaan ini, tetapi sediaan ini dengan kombinasi masih boleh
beredar dengan pengawasan atau menjadi obat bebas terbatas (BPOM, 2014).
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
38. Nama Obat : Difenhidramin HCl Antitusif (penekan batuk)
Indikasi : penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin (antialergi)
Kontraidikasi : seperti sedasi, sakit kepala, gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan
saluran cerna, reaksi alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur
dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi hipersensitivitas, ruam kulit,
reaksi fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi,
berkeringat dingin, mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi hepar, dan rambut rontok
Efek samping : Efek samping pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan penurunan refleks
bernapas
Dosis : - Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg), setiap 8 jam
- Anak : ½ tablet (12,5 mg), setiap 6-8 jam
Perhatian : Dekstrometorfan HBr sebaiknya tidak digunakan untuk batuk berdahak, hati-hati atau
minta saran dokter untuk penderita hepatitis, dan jangan minum obat ini bersamaan dengan obat
penekan susunan saraf pusat
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
39. Abelson, B. (2009). Flu Shots, Antibiotics, & Your Immune System, (online),
(http://www.drabelson.com/PDF/Flu.pdf, diakses 05 April 2012).
Anief, M.(1995). Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anonim, (2011) MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 15. Jakarta. PT Medidata Indonesia.
BPOM. 2014). Lampiran Siaran Pers Penjelasan Terkait Pembatalan Izin Edar Dekstrometorfan
Sediaan Tunggal. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hal.90–92.
Davis, Carla. (2006). Foods & News that fight colds & flu. Vegetarian Times: Feb 2006. Issue 338.
Halaman 46- 48.
Depkes RI. (1997). Kompendia Obat Bebas. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan 2nd ed.
Depkes RI. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 27.
Djunarko, I. dan Hendrawati, D.(2011). Swamedikasi yang BaikdanBenar. Yogyakarta: Citra Aji
Parama. Hal.1-6.
Referensi :
40. Eccles, R.(2005). Understanding the symptoms of the common cold and influenza. Lancet Infect Dis
: 5(7) : 18–725.
Ferry, R., 2010. Fever in Childeren. University of Texas Health Science Center at San Antonio.
Available from: http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=81512.
Ganong. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal. 255-256, 259, 261.
ISFI, (2003). Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Vol. 38, ISFI Press, Jakarta.
Kaneshiro, N.K., and Zieve, D., 2010. Fever. University of Washington. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003090.htm.
Lyrawati, D., Luh, N.I. danAgustini, M.(2012). Sistem Pernafasan: Assessment, Patologi, dan Terapi
Gangguan Pernafasan. Malang.
MIMS. (2015). Petunjuk Konsultasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Nelwan, R.H., 2009. Demam: Tipe dan Pendekatan. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Interna
Publishing, 2767-2768.
Referensi :
41. DAFTAR PUSTAKA
Oqbru, O., 2007. Ibuprofen, Advil, Children's Advil/Motrin, Medipren, Motrin, Nuprin, PediaCare
Fever, etc . University of the Pacific School of Pharmacy. Available from:
http://www.medicinenet.com/ibuprofen/article.htm.
Sherwood,Lauralee. 2001. Fisiologi manusia :dari sel ke sistem. Jakarta : EGC.
Simasek, M. dan Blandino, D.A., 2007, Treatment of the Common Cold. Am Fam Physician,
75(4):515-520.
Siswandono dan Soekardjo, B., 1995, Kimia Medisinal, 28-29, 157, Airlangga University Press,
Surabaya.
Spickler, A. (2009). Influenza. http://www.csfph.iastate.edu/pdfs/influenza.pdf. diakses 10 Mei 2016.
Tjay dan Rahardja. (2002). Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek Sampingnya. Edisi V.
PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Werdhani A. R. (1995). Patofisiologi, Diagnosa, dan Klasifikasi Tuberkulosis. Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI. Hal.1–18.
Refensi :
42. Wilmana, P.F., dan Gan, S., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik AntiInflamasi Nonsteroid dan
Obat Gangguan Sendi Lainnya. Dalam: Gan, S., Setiabudy, R., dan Elysabeth, eds. Farmakologi
dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 237-239.
Refensi :