SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 43
Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara
OLEH : Kelompok 7
Annisa Aulia
Dira Ummul Azizah
Elvi Syahrina
Hafiza Mitha Agustya
Lusi Indriani
Muhammad Ikhsan
Nur Aini Khairunnisa
Nurul Anisha Hakim
Rosita
Tri Sumaria
Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus
Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket
atau brosur
Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker
dan dokter
Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala
penyakit sama
Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih
lengkap, tanyakan kepada Apoteker
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
A. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata
 Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun
(termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah
digunakan.
 Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan
yang tertera pada kemasan harus diikuti dengan benar.
 Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala
ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata
bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung
konjungtiva, obat diteteskan pada kantung konjungtiva
dan mata ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip.
 Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit.
 Cuci tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang
mungkin terpapar pada tangan.
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
B. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung
 Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil berdiri
dan duduk atau penderita cukup berbaring saja. ƒ
 Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat
dapat tersebar di dalam hidung.
 Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.
 Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue
bersih.
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
C. Petunjuk Pemakaian Semprot Hidung
 Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak.
 Kemudian obat disemprotkan ke dalam lubang hidung sambil menarik napas dengan cepat.
 Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.
 Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi jangan sampai air masuk
ke dalam botol kemudian dikeringkan dengan tissue bersih..
(Dikutip dari Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas, DEPKES RI 2006).
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
B. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung
 Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil berdiri
dan duduk atau penderita cukup berbaring saja.
 Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat
dapat tersebar di dalam hidung.
 Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.
 Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue
bersih.
(Dikutip dari Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas, DEPKES RI 2006).
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
D. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Inhalasi
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
E. Petunjuk Pemakaian Obat Vaginal
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun. Jika ovula melunak, taruhlah di dalam air dingin
atau masukkan ke dalam lemari pendingin selama 30 menit supaya mengeras kembali
sebelum dibuka bungkusnya. Buka bungkus ovula.
2. Buka bungkus ovula.
3. Jika menggunakan ovula aplikator, letakkan ovula pada lubang yang terdapat pada aplikator.
Pastikan bahwa sisi ovula yang ditaruh pada aplikator adalah sisi tumpul dari ovula.
4. Duduklah dengan satu tangan menopang berat tubuh anda dan tangan lainnya memegang
aplikator yang sudah dipasangi ovula. Kedua kaki ditekuk dengan posisi terbuka untuk
mempermudah penggunaan ovula.
5. Masukkan ujung lancip ovula dengan bantuan aplikator ke lubang vagina. Setelah aplikator
berada di dalam vagina, tekan tombol pada aplikator untuk melepaskan ovula.
6. Jika tidak menggunakan aplikator, masukkan ujung lancip vagina kurang lebih sedalam
telunjuk anda.
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
E. Petunjuk Pemakaian Obat Vaginal
7. Rapatkan kedua kaki anda untuk beberapa detik. Tetaplah duduk sekitar 5 menit untuk
mencegah ovula keluar kembali.
8. Bersihkan aplikator dengan air hangat dan sabun, keringkan dan jagalah agar tetap bersih.
Cucilah tangan anda dengan sabun untuk membersihkan obat yang mungkin menempel.
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
F. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun.
2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak rusak.
3. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain lembab dengan
hati-hati, kemudian dikeringkan.
4. Hangatkan obat tetes telinga dengan memegang botolnya menggunakan tangan selama
beberapa menit. Kocok botol obat tetes.
5. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan diberikan obat menghadap ke atas.
6. Untuk dewasa: tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk meluruskan saluran
telinganya.
7. Untuk anak <3 tahun: tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang untuk meluruskan
saluran telinganya.
8. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang telinga. Pertahankan posisi
kepala 2-3 menit. Tekan secara lembut kulit penutup kecil telinga atau gunakan kapas steril
untuk menyumbat lubang telinga agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
F. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga
9. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan menyeka atau membilas
ujung botol tetes.
10. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin
menempel.
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
G. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur
1. Tuangkan 20 ml obat kumur ke dalam cangkir kecil.
2. Tuangkan ke dalam mulut Anda.
3. Berkumurlah hingga ke sela-sela gigi selama 30 detik hingga 1 menit.
4. Buang obat kumur.
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
G. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur
PERINGATAN PENGGUNAAN OBAT KUMUR:
 Jangan telan obat kumur.
 Jauhkan anak-anak dari obat kumur. Atau, karena saat ini tersedia obat kumur nonfluorida bagi
anak-anak, konsultasikan dengan dokter gigi untuk mengetahui jumlah yang sebaiknya
digunakan.
 Mint mungkin terlalu kuat bagi sebagian orang.
 Selalu baca panduan penggunaan obat kumur. Hubungi nomor telepon darurat keracunan jika
Anda menelan banyak obat kumur.
 Sebagian orang menyarankan untuk berkumur beberapa kali, sebagian jumlah obat kumur
yang digunakan pun juga berbeda.
 Cobalah untuk menghindari obat kumur yang mengandung alkohol karena dapat
meningkatkan risiko kanker dan risiko kesehatan lainnya.
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
H. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur
9. Masukan suppositoria dengan bagian yang runcing terlebih dahulu sedalam 1/2-1 inchi
untuk anak-anak dan 1 inchi untuk dewasa.
10. Tahan ujung jari anda yang digunakan untuk memasukan suppositoria.
11. Kemudian luruskan kaki anda dengan posisi berbaring miring selama 5 menit agar
suppositoria tidak keluar kembali.
12. Cuci tangan anda menggunakan sabun dan air untuk membersihkan sisa obat yang
menempel
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
H. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur
1. Cuci tangan anda dengan sabun dan air (Baca Cara mencuci tangan dengan benar).
2. Jika suppositoria lembek, masukan kedalam kulkas atau letakkan didalam air dingin selama
30 menit agar mengeras kembali.
3. Buka kemasan suppositoria
4. Jika sulit membuka nya maka gunakan alat pemotong agar tetap bersih, anda dapat
menggunakan pisau silet.
5. Gunakan sarung tangan ketika membuka nya.
6. Lumasi suppositoria dengan menggunakan air lubrikan, dan jangan menggunakan vaselin.
7. Miringkan tubuh anda, dan tarik kaki kanan anda setinggi perut dan bagian kaki kiri dengan
posisi lurus seperti pada gambar.
8. Angkat pantat dengan tangan kanan agar area rektal terbuka.
 Cara Pemakaian Obat Yang Tepat
A. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata
B. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung
C. Petunjuk Pemakaian Obat Semprot Hidung
D. Petunjuk Pemakaian Obat Inhalasi
Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah
merupakan gejala dari suatu penyakit.
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2°C.
Derajat suhu yang dapat dikatakan demam :
rectal temperature ≥38,0°C atau
oral temperature ≥37,5°C atau
axillary temperature ≥37,2°C (Kaneshiro & Zieve, 2010).
 Penyebab Demam
Demam umumnya
disebabkan oleh infeksi dan
non infeksi
Penyebab
Infeksi
Penyebab
non Infeksi
infeksi dari virus, jamur, parasit
maupun bakteri.
faktor lingkungan seperti lingkungan
yang padat dan dapat memicu
timbulnya stres ataupun pengeluaran
panas berlebihan dalam tubuh
 Penatalaksanaan Demam
TERAPI NON FARMAKOLOGI
TERAPI FARMAKOLOGI
 pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi,
 memakai pakaian yang mudah menyerap keringat,
 memberikan kompres hangat agar terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga set
point akan tercapai dan kembali ke batas suhu tubuh inti yang normal
TUJUA
N
menurunkan suhu tubuh yang terlalu tinggi ke dalam batas suhu tubuh normal.
 pemberian obat antipiretik, obat anti inflamasi, dan analgesik yang terdiri dari
golongan berbeda.
 Tujuan pemberian obat tersebut yaitu untuk menurunkan set point hipotalamus
melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan cara menghambat enzim
cyclooxygenase (Kania, 2013)
Nama Obat : Dumin
Kompoisisi : Paracetamol 500 mg
 Indikasi : Menurunkan demam dan
meringankan rasa sakit pada kepala dan
gigi
Kontraidikasi : Hipersensitivitas/ alergi
paracetamol, gangguan fungsi hati berat.
Efek samping : menimbulkan Reaksi
hipersensitivitas dan kerusakan fungsi hati
Dosis : Dewasa : 1 tablet 3-4 kali sehari,
Anak-anak 6-12 tahun : ½ -1 tablet 3-4
kali sehari
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Demam :
Nama Obat : Proris
Kompoisisi : Ibuprofen 200 mg
 Indikasi : Menurunkan demam dan meringankan nyeri ringan
hingga sedang
Kontraidikasi : Hipersensitivitas/ alergi paracetamol, gangguan
fungsi hati, ginjal dan radang lambung.
Efek samping : Diare, hematermesis, ganguan saluran
gastrointestinal.
 Dosis :
-Dewasa : 3-4 kali sehari 200 mg,
- anak-anak berusia 1-12 tahun :
- untuk menurunkan demam yang bertemperatur :
- kurang dari 39°C : 3-4 kali sehari 5 mg/kg berat badan
- lebih dari 39°C : 3-4 kali sehari 10 mg/kg berat badan
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Demam :
Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang
disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan
penyakit ringan sampai penyakit berat (Abelson, 2009).
Influenza merupakan penyakit yang paling sering terjadi dan
paling sukar diobati.
 Flu disebabkan oleh infeksi virus Rhinovirus, Coronavirus, dan virus Influenza
(Eccles, 2005). Flu yang disebabkan oleh virus Influenza menyebabkan kombinasi
gejala batuk-batuk dan demam, yang membedakannya dengan penyakit flu lainnya.
Flu disebabkan oleh virus, sehingga tidak bisa disembuhkan dengan obat-obat
antibiotik (Simasek dan Blandino, 2007).
 Gejala Influenza :
- demam tiba-tiba,
- batuk (biasanya kering),
- sakit kepala,
- nyeri otot,
- lemas,
- kelelahan dan hidung berair.
 Penyebab Flu
 Penatalaksanaan Flu
TERAPI FARMAKOLOGI
TERAPI NONFARMAKOLOGI
Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif, seperti kombinasi-kombinasi
dari :
a. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan.
b. Analgesik/antipretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan dan antihistamin.
c. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan, antihistamin dan
antitusif atau ekspektoran.
Influenza umumnya dapat sembuh sendiri oleh daya tahan tubuh. Beberapa tindakan yang
dianjurkan untuk meringankan gejala influenza antara
lain:
- Beristirahat antara 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan.
- Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang tinggi akan
menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung
vitamin.
 Penatalaksanaan Flu
TERAPI NONFARMAKOLOGI
- Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering ditenggorokan
mengencerkan dahak dan membantu menurunkan demam.
- Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-
lebih pada anak dengan demam.
- Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan
menghindari komplikasi yang lebih parah.
- Hidung tersumbat dapat diatasi dengan menghirup uap hangat yang dihasilkan dari air
hangat di wadah bermulut lebar (panci), ditetesi dengan beberapa tetes minyak atsiri.
Minyak atsiri yang ditambahkan bisa berupa minyak mint (berasal dari daun menta
piperita), minyak kayu putih, minyak adas, atau tea tree oil (berasal dari penyulingan
daun eucalyptus)
- Minum minuman pelega tenggorokan/pengencer dahak dan pelancar aliran darah
seperti jahe, lemongrass/sereh, kayu manis, mint, chamomil (Davis, 2006).
 Nama Obat : Fludane (Kaplet, Syrup)
 Kompoisisi : per kaplet mengandung parasetamol 500 mg, phenylpropanolamine HCl 12,5 mg,
clorpheniramine maleate 2 mg. Tiap 5 ml sirup mengandung parasetamol 125 mg,
phenylpropanolamine HCl 3,125 mg, clorpheniramine maleate 0,5 mg
Indikasi :
Kontraidikasi : gangguan jantung, diabetes melitus, disfungsi ginjal berat, hipertensi berat
Efek samping : mengantuk, gangguan gastrointestinal, gangguan psikomotor, takikardia,
aritmia, mulut kering, palpitasi, retesi urin
Dosis : - Dewasa: sehari 1 kaplet atau sehari 3 kali 4 sendok teh
- Anak-anak 6-12 tahun: sehari ½ kaplet atau sehari 3 kali 2 sendok teh
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Flu :
Nama Obat : Ikadryl flu (Syrup)
Kompoisisi : diphenhydramine HCl 12,5 mg, Na
citrate 50 mg, amoon CI 125 mg, pseudoefedrin HCl
15 mg, parasetamol 150 mg
Kontraidikasi : pasien dengan gangguan fungsi hati
berat, gangguan jantung, dan diabetes melitus.
Efek samping :mengantuk, ganguan pencernaan,
sakit kepala, insomnia, gelisah, tremor, takikardia,
aritmia ventrikuler, mulut kering, palpitasi, sulit
berkemih, kerusakan hati (penggunaan dosis besar
dan jangka panjang).
Dosis : - Dewasa: sehari 3 kali 10 ml
- Anak-anak 6-12 tahun: sehari 3 kali 5 ml
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Flu :
Nama Obat : Iliadin nasal spray (naal spray)
Kompoisisi : Oxymetazoline HCl 0.05 %
Kontraidikasi : pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi obat Oxymetazoline. Bila
digunakan untuk keperluan swamedikasi, jangan gunakan selama lebih dari 3 hari. Kontraindikasi
pada pasien dengan glaukoma, penyakit arteri koroner, penyakit jantung (termasuk angina),
hipertensi, kondisi arteriosklerotik stadium lanjut, hipertiroidisme, kelainan kelenjar prostat atau
diabetes mellitus kecuali jika benar diperlukan dan atas rekomendasi dokter.
 Efek samping :sensasi tersengat atau terbakar, bersin, mulut dan tenggorokan kering. Pasien yang
menggunakan obat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan hidung tersumbat berulang atau
memburuk. Efek samping yang lain misalnya sakit kepala, insomnia, takikardia, hipertensi, gugup,
mual, pusing, palpitasi, dan juga aritmia.
Dosis : - Dewasa dan Anak-anak usia > 5 tahun : 2-3 semprotan ke dalam setiap lubang hidung 2 x
sehari, pada pagi dan sore hari.
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Flu :
Nama Obat : Iliadin nasal spray (naal spray)
Aturan Pakai : Jangan melebihi 2 dosis (2 x pemberian) dalam periode 24 jam. Anak-anak harus
menggunakan obat ini dengan pengawasan orang dewasa. Bersihkan setiap lubang hidung dari
debu sebelum pemberian obat.
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Flu :
Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru
atau saluran pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara
yang masuk atau merangsang saluran pernapasan, otomatis
akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan benda
tersebut.
Gejala yang sering terjadi:
- Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang
mungkin disertai dengan pengeluaran dahak
- Tenggorokan sakit dan gatal
 Penyebab Batuk
Batuk umumnya
disebabkan oleh infeksi dan
non infeksi
Penyebab
Infeksi
Penyebab
non Infeksi
bakteri atau virus, misalnya
tuberkulosa, influenza, campak, dan
batuk rejan.
debu, asma, alergi, makanan yang
merangsang tenggorokan, batuk pada
perokok, batuk pada perokok berat sulit
diatasi hanya dengan obat batuk
simptomatik. Batuk pada keadaan sakit
disebabkan adanya kelainan terutama pada
saluran nafas yaitu bronkitis, pneumonia dan
sebagainya
 Penatalaksanaan Batuk
TERAPI NON FARMAKOLOGI
 Minum banyak air akan menolong membersihkan tenggorokan dan jangan minum
soda atau kopi
 Hentikan kebiasaan merokok
 Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan iritasi
tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau tenggorokan kering atau
pedih
 Minum air hangat
 Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan
dan udara malam yang dingin (Depkes RI, 1997; Depkes RI, 2007).
TERAPI FARMAKOLOGI
Bila keadaan batuk belum dapat teratasi dengan cara-cara tersebut maka dapat
digunakan obat batuk. Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer
dahak) dan antitusif (penekan batuk).
Nama Obat : Glyseryl guaiacolate (Guafenesin) Ekspektoran (Pengencer Dahak)
Mekanisme kerja obat : mengencerkan dahak dari saluran nafas.
Indikasi : untuk batuk yang membutuhkan pengeluaran dahak
Kontraidikasi : terhadap yang alergi guafenesin
Efek samping : mual, muntah yang dapat dikurangi dengan minum segelas air putih
Dosis :
Dewasa : 100-200 mg setiap 6 jam atau 8 jam sekali, diminum setelah makan
Anak : - Usia 2-6 tahun : 50 mg setiap 8 jam, diminum setelah makan
- Usia 6-12 tahun : 50-100 mg setiap 8 jam, diminum setelah makan
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
Nama Obat : Bromheksin Ekspektoran (Pengencer Dahak)
Mekanisme kerja : dengan mengencerkan dahak di saluran nafas
Indikasi : Indikasi untuk batuk yang memerlukan pengenceran dahak
Perhatian : Hati-hati pada pasien tukak lambung dan wanita hamil trisemester pertama
Efek samping : mual, diare, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan kembung (MIMS, edisi 15)
Dosis : - Dewasa : 1 tab (8 mg), 3 x sehari (setiap 8 jam)
- Anak : -Usia > 10 tahun : 1 tab (8 mg), 3 x sehari (setiap 8 jam)
-Usia 5-10 tahun : ½ tab (4 mg), 3 x sehari (setiap 8 jam)
-Usia 2-5 tahun : ¼ tab (2 mg), 2 x sehari (setiap 12 jam)
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
Nama Obat : Obat Batuk Hitam (OBH) Ekspektoran (Pengencer Dahak)
Indikasi : untuk batuk yang memerlukan pengenceran dahak
Dosis : - Dewasa : 1 sendok makan (15 ml), 3-4 x sehari, diminum setelah makan
- Anak : 1 sendok teh (5 ml), 3-4 x sehari, diminum setelah makan
Perhatian : tidak dianjurkan pada pasien yang mengalami kerusakan hati, ginjal, dan pasien
mengidap jantung kronik karena dapat mengganggu keseimbangan kimia darah yang
mempengaruhi ekskresi obat
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
Nama Obat : Dekstrometorfan HBr Antitusif (penekan batuk)
Mekanisme kerja obat : bekerja menekan pusat batuk di otak, meringankan batuk kering.
Efek samping : Efek samping pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan penurunan refleks
bernapas
Dosis :-Dewasa : 5-10 ml, 3 x sehari
-Anak (6-12 tahun): 2,5-5 ml, 3 x sehari (MIMS, edisi 15)
Perhatian : Dekstrometorfan HBr sebaiknya tidak digunakan untuk batuk berdahak, hati-hati atau
minta saran dokter untuk penderita hepatitis, dan jangan minum obat ini bersamaan dengan obat
penekan susunan saraf pusat
NB : Pada tahun 2014 lalu, dekstro metrophan dalam sediaan tunggal telah di tarik dari pasaran
karena banyaknya penyalahgunaan sediaan ini, tetapi sediaan ini dengan kombinasi masih boleh
beredar dengan pengawasan atau menjadi obat bebas terbatas (BPOM, 2014).
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
Nama Obat : Difenhidramin HCl Antitusif (penekan batuk)
Indikasi : penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin (antialergi)
 Kontraidikasi : seperti sedasi, sakit kepala, gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan
saluran cerna, reaksi alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur
dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi hipersensitivitas, ruam kulit,
reaksi fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi,
berkeringat dingin, mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi hepar, dan rambut rontok
Efek samping : Efek samping pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan penurunan refleks
bernapas
Dosis : - Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg), setiap 8 jam
- Anak : ½ tablet (12,5 mg), setiap 6-8 jam
Perhatian : Dekstrometorfan HBr sebaiknya tidak digunakan untuk batuk berdahak, hati-hati atau
minta saran dokter untuk penderita hepatitis, dan jangan minum obat ini bersamaan dengan obat
penekan susunan saraf pusat
TERAPI FARMAKOLOGI
Contoh Obat Batuk :
 Abelson, B. (2009). Flu Shots, Antibiotics, & Your Immune System, (online),
(http://www.drabelson.com/PDF/Flu.pdf, diakses 05 April 2012).
 Anief, M.(1995). Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
 Anonim, (2011) MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 15. Jakarta. PT Medidata Indonesia.
 BPOM. 2014). Lampiran Siaran Pers Penjelasan Terkait Pembatalan Izin Edar Dekstrometorfan
Sediaan Tunggal. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hal.90–92.
 Davis, Carla. (2006). Foods & News that fight colds & flu. Vegetarian Times: Feb 2006. Issue 338.
Halaman 46- 48.
 Depkes RI. (1997). Kompendia Obat Bebas. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan 2nd ed.
 Depkes RI. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 27.
 Djunarko, I. dan Hendrawati, D.(2011). Swamedikasi yang BaikdanBenar. Yogyakarta: Citra Aji
Parama. Hal.1-6.
Referensi :
 Eccles, R.(2005). Understanding the symptoms of the common cold and influenza. Lancet Infect Dis
: 5(7) : 18–725.
 Ferry, R., 2010. Fever in Childeren. University of Texas Health Science Center at San Antonio.
Available from: http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=81512.
 Ganong. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal. 255-256, 259, 261.
 ISFI, (2003). Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Vol. 38, ISFI Press, Jakarta.
 Kaneshiro, N.K., and Zieve, D., 2010. Fever. University of Washington. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003090.htm.
 Lyrawati, D., Luh, N.I. danAgustini, M.(2012). Sistem Pernafasan: Assessment, Patologi, dan Terapi
Gangguan Pernafasan. Malang.
 MIMS. (2015). Petunjuk Konsultasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
 Nelwan, R.H., 2009. Demam: Tipe dan Pendekatan. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Interna
Publishing, 2767-2768.
Referensi :
 DAFTAR PUSTAKA
 Oqbru, O., 2007. Ibuprofen, Advil, Children's Advil/Motrin, Medipren, Motrin, Nuprin, PediaCare
Fever, etc . University of the Pacific School of Pharmacy. Available from:
http://www.medicinenet.com/ibuprofen/article.htm.
 Sherwood,Lauralee. 2001. Fisiologi manusia :dari sel ke sistem. Jakarta : EGC.
 Simasek, M. dan Blandino, D.A., 2007, Treatment of the Common Cold. Am Fam Physician,
75(4):515-520.
 Siswandono dan Soekardjo, B., 1995, Kimia Medisinal, 28-29, 157, Airlangga University Press,
Surabaya.
 Spickler, A. (2009). Influenza. http://www.csfph.iastate.edu/pdfs/influenza.pdf. diakses 10 Mei 2016.
 Tjay dan Rahardja. (2002). Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek Sampingnya. Edisi V.
PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
 Werdhani A. R. (1995). Patofisiologi, Diagnosa, dan Klasifikasi Tuberkulosis. Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI. Hal.1–18.
Refensi :
 Wilmana, P.F., dan Gan, S., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik AntiInflamasi Nonsteroid dan
Obat Gangguan Sendi Lainnya. Dalam: Gan, S., Setiabudy, R., dan Elysabeth, eds. Farmakologi
dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 237-239.
Refensi :
PSPA: swamedikasi obat

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-dateismayani arifin
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasar52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasarWong Polos
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentTaofik Rusdiana
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASTaofik Rusdiana
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 

Was ist angesagt? (20)

272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasar52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasar
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Penulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obatPenulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obat
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 

Ähnlich wie PSPA: swamedikasi obat

cara pemberian obat.pptx
cara pemberian obat.pptxcara pemberian obat.pptx
cara pemberian obat.pptxSyivahEri
 
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptxKULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptxSabrinawht
 
Tugas far mas renny febrianty j1e109206
Tugas far mas renny febrianty j1e109206Tugas far mas renny febrianty j1e109206
Tugas far mas renny febrianty j1e109206Renny Febrianty
 
New Normal Cegah Covid 19 Sehat Untuk Semua
New Normal  Cegah Covid 19 Sehat Untuk SemuaNew Normal  Cegah Covid 19 Sehat Untuk Semua
New Normal Cegah Covid 19 Sehat Untuk SemuaIwan Sumantri
 
New normal for Indonesia fight Covid19
New normal for Indonesia fight Covid19New normal for Indonesia fight Covid19
New normal for Indonesia fight Covid19Andre Sianipar
 
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptxPRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptxIdaNainggolan
 
TETES MATA & SALEP MATA.pptx
TETES MATA & SALEP MATA.pptxTETES MATA & SALEP MATA.pptx
TETES MATA & SALEP MATA.pptxssuserad6bfd
 
Materi Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptx
Materi Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptxMateri Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptx
Materi Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptxDeriNurrahman2
 
Dagusibu iai
Dagusibu iaiDagusibu iai
Dagusibu iaiTha Tha
 
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Ähnlich wie PSPA: swamedikasi obat (20)

cara pemberian obat.pptx
cara pemberian obat.pptxcara pemberian obat.pptx
cara pemberian obat.pptx
 
Simulasi kel. 1 xi b
Simulasi kel. 1 xi bSimulasi kel. 1 xi b
Simulasi kel. 1 xi b
 
Alat Konseling.docx
Alat Konseling.docxAlat Konseling.docx
Alat Konseling.docx
 
PEDOMAN_KONSELING.pdf
PEDOMAN_KONSELING.pdfPEDOMAN_KONSELING.pdf
PEDOMAN_KONSELING.pdf
 
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptxKULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
 
Kdm obat tetes
Kdm  obat tetesKdm  obat tetes
Kdm obat tetes
 
Tugas far mas renny febrianty j1e109206
Tugas far mas renny febrianty j1e109206Tugas far mas renny febrianty j1e109206
Tugas far mas renny febrianty j1e109206
 
MATERI GERMAS1.pdf
MATERI GERMAS1.pdfMATERI GERMAS1.pdf
MATERI GERMAS1.pdf
 
PPT DAGUSIBU.ppt
PPT DAGUSIBU.pptPPT DAGUSIBU.ppt
PPT DAGUSIBU.ppt
 
New Normal Cegah Covid 19 Sehat Untuk Semua
New Normal  Cegah Covid 19 Sehat Untuk SemuaNew Normal  Cegah Covid 19 Sehat Untuk Semua
New Normal Cegah Covid 19 Sehat Untuk Semua
 
Serba COVID BPOM
Serba COVID BPOMSerba COVID BPOM
Serba COVID BPOM
 
New normal for Indonesia fight Covid19
New normal for Indonesia fight Covid19New normal for Indonesia fight Covid19
New normal for Indonesia fight Covid19
 
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptxPRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
PRESENTASI CARE GIVER PKM SIGALINGGING.pptx
 
Serba covid fix
Serba covid fixSerba covid fix
Serba covid fix
 
Leaflet-DAGUSIBU.pdf
Leaflet-DAGUSIBU.pdfLeaflet-DAGUSIBU.pdf
Leaflet-DAGUSIBU.pdf
 
TETES MATA & SALEP MATA.pptx
TETES MATA & SALEP MATA.pptxTETES MATA & SALEP MATA.pptx
TETES MATA & SALEP MATA.pptx
 
Materi Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptx
Materi Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptxMateri Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptx
Materi Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptx
 
Dagusibu iai
Dagusibu iaiDagusibu iai
Dagusibu iai
 
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Oralpemberian obat melalui
Oralpemberian obat melaluiOralpemberian obat melalui
Oralpemberian obat melalui
 

Mehr von nisha althaf

Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obatnisha althaf
 
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah SakitPelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakitnisha althaf
 
Tugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical careTugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical carenisha althaf
 
Tugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasisTugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasisnisha althaf
 
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resepnisha althaf
 
Compounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual TopicCompounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual Topicnisha althaf
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal nisha althaf
 
Tugas farmakognosi
Tugas farmakognosiTugas farmakognosi
Tugas farmakognosinisha althaf
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam baharinisha althaf
 
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)nisha althaf
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologisnisha althaf
 
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatuji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatnisha althaf
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implannisha althaf
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacologynisha althaf
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretiknisha althaf
 

Mehr von nisha althaf (20)

Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
 
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah SakitPelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
 
Tugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical careTugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical care
 
Tugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasisTugas etika dan disiplin farmasis
Tugas etika dan disiplin farmasis
 
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resep
 
Compounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual TopicCompounding: Sublingual Topic
Compounding: Sublingual Topic
 
Elektroforesis
Elektroforesis Elektroforesis
Elektroforesis
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal
 
Tugas farmakognosi
Tugas farmakognosiTugas farmakognosi
Tugas farmakognosi
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahari
 
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
 
Abstract copy
Abstract   copyAbstract   copy
Abstract copy
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
 
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepatuji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
uji stabilitas Aspirin dengan cara Analisis dipercepat
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretik
 
Hormon
Hormon Hormon
Hormon
 
DNA
DNADNA
DNA
 

Kürzlich hochgeladen

FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...nadyahermawan
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 

Kürzlich hochgeladen (20)

FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 

PSPA: swamedikasi obat

  • 1. Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi – Universitas Sumatera Utara OLEH : Kelompok 7
  • 2. Annisa Aulia Dira Ummul Azizah Elvi Syahrina Hafiza Mitha Agustya Lusi Indriani Muhammad Ikhsan Nur Aini Khairunnisa Nurul Anisha Hakim Rosita Tri Sumaria
  • 3. Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada Apoteker
  • 4.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat A. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata  Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah digunakan.  Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan harus diikuti dengan benar.  Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva, obat diteteskan pada kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip.  Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit.  Cuci tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan.
  • 5.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat B. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung  Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja. ƒ  Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat dapat tersebar di dalam hidung.  Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.  Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue bersih.
  • 6.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat C. Petunjuk Pemakaian Semprot Hidung  Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak.  Kemudian obat disemprotkan ke dalam lubang hidung sambil menarik napas dengan cepat.  Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.  Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi jangan sampai air masuk ke dalam botol kemudian dikeringkan dengan tissue bersih.. (Dikutip dari Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas, DEPKES RI 2006).
  • 7.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat B. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung  Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja.  Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat dapat tersebar di dalam hidung.  Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.  Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue bersih. (Dikutip dari Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas, DEPKES RI 2006).
  • 8.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat D. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Inhalasi
  • 9.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat E. Petunjuk Pemakaian Obat Vaginal 1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun. Jika ovula melunak, taruhlah di dalam air dingin atau masukkan ke dalam lemari pendingin selama 30 menit supaya mengeras kembali sebelum dibuka bungkusnya. Buka bungkus ovula. 2. Buka bungkus ovula. 3. Jika menggunakan ovula aplikator, letakkan ovula pada lubang yang terdapat pada aplikator. Pastikan bahwa sisi ovula yang ditaruh pada aplikator adalah sisi tumpul dari ovula. 4. Duduklah dengan satu tangan menopang berat tubuh anda dan tangan lainnya memegang aplikator yang sudah dipasangi ovula. Kedua kaki ditekuk dengan posisi terbuka untuk mempermudah penggunaan ovula. 5. Masukkan ujung lancip ovula dengan bantuan aplikator ke lubang vagina. Setelah aplikator berada di dalam vagina, tekan tombol pada aplikator untuk melepaskan ovula. 6. Jika tidak menggunakan aplikator, masukkan ujung lancip vagina kurang lebih sedalam telunjuk anda.
  • 10.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat E. Petunjuk Pemakaian Obat Vaginal 7. Rapatkan kedua kaki anda untuk beberapa detik. Tetaplah duduk sekitar 5 menit untuk mencegah ovula keluar kembali. 8. Bersihkan aplikator dengan air hangat dan sabun, keringkan dan jagalah agar tetap bersih. Cucilah tangan anda dengan sabun untuk membersihkan obat yang mungkin menempel.
  • 11.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat F. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga 1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun. 2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak rusak. 3. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain lembab dengan hati-hati, kemudian dikeringkan. 4. Hangatkan obat tetes telinga dengan memegang botolnya menggunakan tangan selama beberapa menit. Kocok botol obat tetes. 5. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan diberikan obat menghadap ke atas. 6. Untuk dewasa: tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk meluruskan saluran telinganya. 7. Untuk anak <3 tahun: tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang untuk meluruskan saluran telinganya. 8. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang telinga. Pertahankan posisi kepala 2-3 menit. Tekan secara lembut kulit penutup kecil telinga atau gunakan kapas steril untuk menyumbat lubang telinga agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
  • 12.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat F. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga 9. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan menyeka atau membilas ujung botol tetes. 10. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin menempel.
  • 13.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat G. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur 1. Tuangkan 20 ml obat kumur ke dalam cangkir kecil. 2. Tuangkan ke dalam mulut Anda. 3. Berkumurlah hingga ke sela-sela gigi selama 30 detik hingga 1 menit. 4. Buang obat kumur.
  • 14.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat G. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur PERINGATAN PENGGUNAAN OBAT KUMUR:  Jangan telan obat kumur.  Jauhkan anak-anak dari obat kumur. Atau, karena saat ini tersedia obat kumur nonfluorida bagi anak-anak, konsultasikan dengan dokter gigi untuk mengetahui jumlah yang sebaiknya digunakan.  Mint mungkin terlalu kuat bagi sebagian orang.  Selalu baca panduan penggunaan obat kumur. Hubungi nomor telepon darurat keracunan jika Anda menelan banyak obat kumur.  Sebagian orang menyarankan untuk berkumur beberapa kali, sebagian jumlah obat kumur yang digunakan pun juga berbeda.  Cobalah untuk menghindari obat kumur yang mengandung alkohol karena dapat meningkatkan risiko kanker dan risiko kesehatan lainnya.
  • 15.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat H. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur 9. Masukan suppositoria dengan bagian yang runcing terlebih dahulu sedalam 1/2-1 inchi untuk anak-anak dan 1 inchi untuk dewasa. 10. Tahan ujung jari anda yang digunakan untuk memasukan suppositoria. 11. Kemudian luruskan kaki anda dengan posisi berbaring miring selama 5 menit agar suppositoria tidak keluar kembali. 12. Cuci tangan anda menggunakan sabun dan air untuk membersihkan sisa obat yang menempel
  • 16.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat H. Petunjuk Pemakaian Obat Kumur 1. Cuci tangan anda dengan sabun dan air (Baca Cara mencuci tangan dengan benar). 2. Jika suppositoria lembek, masukan kedalam kulkas atau letakkan didalam air dingin selama 30 menit agar mengeras kembali. 3. Buka kemasan suppositoria 4. Jika sulit membuka nya maka gunakan alat pemotong agar tetap bersih, anda dapat menggunakan pisau silet. 5. Gunakan sarung tangan ketika membuka nya. 6. Lumasi suppositoria dengan menggunakan air lubrikan, dan jangan menggunakan vaselin. 7. Miringkan tubuh anda, dan tarik kaki kanan anda setinggi perut dan bagian kaki kiri dengan posisi lurus seperti pada gambar. 8. Angkat pantat dengan tangan kanan agar area rektal terbuka.
  • 17.  Cara Pemakaian Obat Yang Tepat A. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata B. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung C. Petunjuk Pemakaian Obat Semprot Hidung D. Petunjuk Pemakaian Obat Inhalasi
  • 18. Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari suatu penyakit. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Derajat suhu yang dapat dikatakan demam : rectal temperature ≥38,0°C atau oral temperature ≥37,5°C atau axillary temperature ≥37,2°C (Kaneshiro & Zieve, 2010).
  • 19.  Penyebab Demam Demam umumnya disebabkan oleh infeksi dan non infeksi Penyebab Infeksi Penyebab non Infeksi infeksi dari virus, jamur, parasit maupun bakteri. faktor lingkungan seperti lingkungan yang padat dan dapat memicu timbulnya stres ataupun pengeluaran panas berlebihan dalam tubuh
  • 20.  Penatalaksanaan Demam TERAPI NON FARMAKOLOGI TERAPI FARMAKOLOGI  pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi,  memakai pakaian yang mudah menyerap keringat,  memberikan kompres hangat agar terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga set point akan tercapai dan kembali ke batas suhu tubuh inti yang normal TUJUA N menurunkan suhu tubuh yang terlalu tinggi ke dalam batas suhu tubuh normal.  pemberian obat antipiretik, obat anti inflamasi, dan analgesik yang terdiri dari golongan berbeda.  Tujuan pemberian obat tersebut yaitu untuk menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase (Kania, 2013)
  • 21. Nama Obat : Dumin Kompoisisi : Paracetamol 500 mg  Indikasi : Menurunkan demam dan meringankan rasa sakit pada kepala dan gigi Kontraidikasi : Hipersensitivitas/ alergi paracetamol, gangguan fungsi hati berat. Efek samping : menimbulkan Reaksi hipersensitivitas dan kerusakan fungsi hati Dosis : Dewasa : 1 tablet 3-4 kali sehari, Anak-anak 6-12 tahun : ½ -1 tablet 3-4 kali sehari TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Demam :
  • 22. Nama Obat : Proris Kompoisisi : Ibuprofen 200 mg  Indikasi : Menurunkan demam dan meringankan nyeri ringan hingga sedang Kontraidikasi : Hipersensitivitas/ alergi paracetamol, gangguan fungsi hati, ginjal dan radang lambung. Efek samping : Diare, hematermesis, ganguan saluran gastrointestinal.  Dosis : -Dewasa : 3-4 kali sehari 200 mg, - anak-anak berusia 1-12 tahun : - untuk menurunkan demam yang bertemperatur : - kurang dari 39°C : 3-4 kali sehari 5 mg/kg berat badan - lebih dari 39°C : 3-4 kali sehari 10 mg/kg berat badan TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Demam :
  • 23. Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat (Abelson, 2009). Influenza merupakan penyakit yang paling sering terjadi dan paling sukar diobati.
  • 24.  Flu disebabkan oleh infeksi virus Rhinovirus, Coronavirus, dan virus Influenza (Eccles, 2005). Flu yang disebabkan oleh virus Influenza menyebabkan kombinasi gejala batuk-batuk dan demam, yang membedakannya dengan penyakit flu lainnya. Flu disebabkan oleh virus, sehingga tidak bisa disembuhkan dengan obat-obat antibiotik (Simasek dan Blandino, 2007).  Gejala Influenza : - demam tiba-tiba, - batuk (biasanya kering), - sakit kepala, - nyeri otot, - lemas, - kelelahan dan hidung berair.  Penyebab Flu
  • 25.  Penatalaksanaan Flu TERAPI FARMAKOLOGI TERAPI NONFARMAKOLOGI Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif, seperti kombinasi-kombinasi dari : a. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan. b. Analgesik/antipretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan dan antihistamin. c. Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan, antihistamin dan antitusif atau ekspektoran. Influenza umumnya dapat sembuh sendiri oleh daya tahan tubuh. Beberapa tindakan yang dianjurkan untuk meringankan gejala influenza antara lain: - Beristirahat antara 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan. - Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang tinggi akan menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung vitamin.
  • 26.  Penatalaksanaan Flu TERAPI NONFARMAKOLOGI - Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering ditenggorokan mengencerkan dahak dan membantu menurunkan demam. - Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih- lebih pada anak dengan demam. - Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. - Hidung tersumbat dapat diatasi dengan menghirup uap hangat yang dihasilkan dari air hangat di wadah bermulut lebar (panci), ditetesi dengan beberapa tetes minyak atsiri. Minyak atsiri yang ditambahkan bisa berupa minyak mint (berasal dari daun menta piperita), minyak kayu putih, minyak adas, atau tea tree oil (berasal dari penyulingan daun eucalyptus) - Minum minuman pelega tenggorokan/pengencer dahak dan pelancar aliran darah seperti jahe, lemongrass/sereh, kayu manis, mint, chamomil (Davis, 2006).
  • 27.  Nama Obat : Fludane (Kaplet, Syrup)  Kompoisisi : per kaplet mengandung parasetamol 500 mg, phenylpropanolamine HCl 12,5 mg, clorpheniramine maleate 2 mg. Tiap 5 ml sirup mengandung parasetamol 125 mg, phenylpropanolamine HCl 3,125 mg, clorpheniramine maleate 0,5 mg Indikasi : Kontraidikasi : gangguan jantung, diabetes melitus, disfungsi ginjal berat, hipertensi berat Efek samping : mengantuk, gangguan gastrointestinal, gangguan psikomotor, takikardia, aritmia, mulut kering, palpitasi, retesi urin Dosis : - Dewasa: sehari 1 kaplet atau sehari 3 kali 4 sendok teh - Anak-anak 6-12 tahun: sehari ½ kaplet atau sehari 3 kali 2 sendok teh TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Flu :
  • 28. Nama Obat : Ikadryl flu (Syrup) Kompoisisi : diphenhydramine HCl 12,5 mg, Na citrate 50 mg, amoon CI 125 mg, pseudoefedrin HCl 15 mg, parasetamol 150 mg Kontraidikasi : pasien dengan gangguan fungsi hati berat, gangguan jantung, dan diabetes melitus. Efek samping :mengantuk, ganguan pencernaan, sakit kepala, insomnia, gelisah, tremor, takikardia, aritmia ventrikuler, mulut kering, palpitasi, sulit berkemih, kerusakan hati (penggunaan dosis besar dan jangka panjang). Dosis : - Dewasa: sehari 3 kali 10 ml - Anak-anak 6-12 tahun: sehari 3 kali 5 ml TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Flu :
  • 29. Nama Obat : Iliadin nasal spray (naal spray) Kompoisisi : Oxymetazoline HCl 0.05 % Kontraidikasi : pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi obat Oxymetazoline. Bila digunakan untuk keperluan swamedikasi, jangan gunakan selama lebih dari 3 hari. Kontraindikasi pada pasien dengan glaukoma, penyakit arteri koroner, penyakit jantung (termasuk angina), hipertensi, kondisi arteriosklerotik stadium lanjut, hipertiroidisme, kelainan kelenjar prostat atau diabetes mellitus kecuali jika benar diperlukan dan atas rekomendasi dokter.  Efek samping :sensasi tersengat atau terbakar, bersin, mulut dan tenggorokan kering. Pasien yang menggunakan obat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan hidung tersumbat berulang atau memburuk. Efek samping yang lain misalnya sakit kepala, insomnia, takikardia, hipertensi, gugup, mual, pusing, palpitasi, dan juga aritmia. Dosis : - Dewasa dan Anak-anak usia > 5 tahun : 2-3 semprotan ke dalam setiap lubang hidung 2 x sehari, pada pagi dan sore hari. TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Flu :
  • 30. Nama Obat : Iliadin nasal spray (naal spray) Aturan Pakai : Jangan melebihi 2 dosis (2 x pemberian) dalam periode 24 jam. Anak-anak harus menggunakan obat ini dengan pengawasan orang dewasa. Bersihkan setiap lubang hidung dari debu sebelum pemberian obat. TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Flu :
  • 31. Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang saluran pernapasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan benda tersebut. Gejala yang sering terjadi: - Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin disertai dengan pengeluaran dahak - Tenggorokan sakit dan gatal
  • 32.  Penyebab Batuk Batuk umumnya disebabkan oleh infeksi dan non infeksi Penyebab Infeksi Penyebab non Infeksi bakteri atau virus, misalnya tuberkulosa, influenza, campak, dan batuk rejan. debu, asma, alergi, makanan yang merangsang tenggorokan, batuk pada perokok, batuk pada perokok berat sulit diatasi hanya dengan obat batuk simptomatik. Batuk pada keadaan sakit disebabkan adanya kelainan terutama pada saluran nafas yaitu bronkitis, pneumonia dan sebagainya
  • 33.  Penatalaksanaan Batuk TERAPI NON FARMAKOLOGI  Minum banyak air akan menolong membersihkan tenggorokan dan jangan minum soda atau kopi  Hentikan kebiasaan merokok  Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan iritasi tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalau tenggorokan kering atau pedih  Minum air hangat  Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan dan udara malam yang dingin (Depkes RI, 1997; Depkes RI, 2007). TERAPI FARMAKOLOGI Bila keadaan batuk belum dapat teratasi dengan cara-cara tersebut maka dapat digunakan obat batuk. Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer dahak) dan antitusif (penekan batuk).
  • 34. Nama Obat : Glyseryl guaiacolate (Guafenesin) Ekspektoran (Pengencer Dahak) Mekanisme kerja obat : mengencerkan dahak dari saluran nafas. Indikasi : untuk batuk yang membutuhkan pengeluaran dahak Kontraidikasi : terhadap yang alergi guafenesin Efek samping : mual, muntah yang dapat dikurangi dengan minum segelas air putih Dosis : Dewasa : 100-200 mg setiap 6 jam atau 8 jam sekali, diminum setelah makan Anak : - Usia 2-6 tahun : 50 mg setiap 8 jam, diminum setelah makan - Usia 6-12 tahun : 50-100 mg setiap 8 jam, diminum setelah makan TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Batuk :
  • 35. Nama Obat : Bromheksin Ekspektoran (Pengencer Dahak) Mekanisme kerja : dengan mengencerkan dahak di saluran nafas Indikasi : Indikasi untuk batuk yang memerlukan pengenceran dahak Perhatian : Hati-hati pada pasien tukak lambung dan wanita hamil trisemester pertama Efek samping : mual, diare, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan kembung (MIMS, edisi 15) Dosis : - Dewasa : 1 tab (8 mg), 3 x sehari (setiap 8 jam) - Anak : -Usia > 10 tahun : 1 tab (8 mg), 3 x sehari (setiap 8 jam) -Usia 5-10 tahun : ½ tab (4 mg), 3 x sehari (setiap 8 jam) -Usia 2-5 tahun : ¼ tab (2 mg), 2 x sehari (setiap 12 jam) TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Batuk :
  • 36. Nama Obat : Obat Batuk Hitam (OBH) Ekspektoran (Pengencer Dahak) Indikasi : untuk batuk yang memerlukan pengenceran dahak Dosis : - Dewasa : 1 sendok makan (15 ml), 3-4 x sehari, diminum setelah makan - Anak : 1 sendok teh (5 ml), 3-4 x sehari, diminum setelah makan Perhatian : tidak dianjurkan pada pasien yang mengalami kerusakan hati, ginjal, dan pasien mengidap jantung kronik karena dapat mengganggu keseimbangan kimia darah yang mempengaruhi ekskresi obat TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Batuk :
  • 37. Nama Obat : Dekstrometorfan HBr Antitusif (penekan batuk) Mekanisme kerja obat : bekerja menekan pusat batuk di otak, meringankan batuk kering. Efek samping : Efek samping pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan penurunan refleks bernapas Dosis :-Dewasa : 5-10 ml, 3 x sehari -Anak (6-12 tahun): 2,5-5 ml, 3 x sehari (MIMS, edisi 15) Perhatian : Dekstrometorfan HBr sebaiknya tidak digunakan untuk batuk berdahak, hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis, dan jangan minum obat ini bersamaan dengan obat penekan susunan saraf pusat NB : Pada tahun 2014 lalu, dekstro metrophan dalam sediaan tunggal telah di tarik dari pasaran karena banyaknya penyalahgunaan sediaan ini, tetapi sediaan ini dengan kombinasi masih boleh beredar dengan pengawasan atau menjadi obat bebas terbatas (BPOM, 2014). TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Batuk :
  • 38. Nama Obat : Difenhidramin HCl Antitusif (penekan batuk) Indikasi : penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin (antialergi)  Kontraidikasi : seperti sedasi, sakit kepala, gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan saluran cerna, reaksi alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi hipersensitivitas, ruam kulit, reaksi fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi, berkeringat dingin, mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi hepar, dan rambut rontok Efek samping : Efek samping pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan penurunan refleks bernapas Dosis : - Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg), setiap 8 jam - Anak : ½ tablet (12,5 mg), setiap 6-8 jam Perhatian : Dekstrometorfan HBr sebaiknya tidak digunakan untuk batuk berdahak, hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis, dan jangan minum obat ini bersamaan dengan obat penekan susunan saraf pusat TERAPI FARMAKOLOGI Contoh Obat Batuk :
  • 39.  Abelson, B. (2009). Flu Shots, Antibiotics, & Your Immune System, (online), (http://www.drabelson.com/PDF/Flu.pdf, diakses 05 April 2012).  Anief, M.(1995). Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.  Anonim, (2011) MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 15. Jakarta. PT Medidata Indonesia.  BPOM. 2014). Lampiran Siaran Pers Penjelasan Terkait Pembatalan Izin Edar Dekstrometorfan Sediaan Tunggal. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hal.90–92.  Davis, Carla. (2006). Foods & News that fight colds & flu. Vegetarian Times: Feb 2006. Issue 338. Halaman 46- 48.  Depkes RI. (1997). Kompendia Obat Bebas. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan 2nd ed.  Depkes RI. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 27.  Djunarko, I. dan Hendrawati, D.(2011). Swamedikasi yang BaikdanBenar. Yogyakarta: Citra Aji Parama. Hal.1-6. Referensi :
  • 40.  Eccles, R.(2005). Understanding the symptoms of the common cold and influenza. Lancet Infect Dis : 5(7) : 18–725.  Ferry, R., 2010. Fever in Childeren. University of Texas Health Science Center at San Antonio. Available from: http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=81512.  Ganong. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal. 255-256, 259, 261.  ISFI, (2003). Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Vol. 38, ISFI Press, Jakarta.  Kaneshiro, N.K., and Zieve, D., 2010. Fever. University of Washington. Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003090.htm.  Lyrawati, D., Luh, N.I. danAgustini, M.(2012). Sistem Pernafasan: Assessment, Patologi, dan Terapi Gangguan Pernafasan. Malang.  MIMS. (2015). Petunjuk Konsultasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.  Nelwan, R.H., 2009. Demam: Tipe dan Pendekatan. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing, 2767-2768. Referensi :
  • 41.  DAFTAR PUSTAKA  Oqbru, O., 2007. Ibuprofen, Advil, Children's Advil/Motrin, Medipren, Motrin, Nuprin, PediaCare Fever, etc . University of the Pacific School of Pharmacy. Available from: http://www.medicinenet.com/ibuprofen/article.htm.  Sherwood,Lauralee. 2001. Fisiologi manusia :dari sel ke sistem. Jakarta : EGC.  Simasek, M. dan Blandino, D.A., 2007, Treatment of the Common Cold. Am Fam Physician, 75(4):515-520.  Siswandono dan Soekardjo, B., 1995, Kimia Medisinal, 28-29, 157, Airlangga University Press, Surabaya.  Spickler, A. (2009). Influenza. http://www.csfph.iastate.edu/pdfs/influenza.pdf. diakses 10 Mei 2016.  Tjay dan Rahardja. (2002). Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek Sampingnya. Edisi V. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.  Werdhani A. R. (1995). Patofisiologi, Diagnosa, dan Klasifikasi Tuberkulosis. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI. Hal.1–18. Refensi :
  • 42.  Wilmana, P.F., dan Gan, S., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik AntiInflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Dalam: Gan, S., Setiabudy, R., dan Elysabeth, eds. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 237-239. Refensi :