1. Metode
Pelaksanaan
1. UMUM
Metode pelaksanaan ini dibuat untuk memudahkan personil pelaksana proyek dalam
mengelola sumber daya yang ada (sumber daya manusia, waktu, material, dan uang). Secara
umum, pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan pekerjaan persiapan, diantaranya pembuatan
kantor direksi, kantor dan gudang kontraktor, barak kerja yang dilengkapi dengan
perlengkapan standar.
Setelah pekerjaan persiapan dilaksanakan, maka mobilisasi tenaga dan peralatan yang dapat
dilaksanakan segera dilakukan dan selanjutnya dilaksanakan pekerjaan fisik yang dapat
dikerjakan sesuai dengan sumber daya yang sudah tersedia.
Semua pekerjaan yang dilaksanakan selalu didahului dengan pengukuran bersama,
persetujuan gambar kerja dan berdasar ijin pelaksanaan pekerjaan yang diketahui oleh pihak
yang terkait (pihak kontraktor, direksi dan pihak lain yang mewakili pihak direksi).
Selama proses penerimaan bahan untuk pelaksanaan pekerjaan, proses pelaksanaan maupun
terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan selalu melalui tahapan pemeriksaan yang
berupa inspeksi (pengecekan visual, pengecekan elevasi, dsb) atau test (misalnya pengecekan
mutu beton, kepadatan tanah, dll).
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, seperti yang ditentukan dalam dokumen
kontrak harus melalui proses persetujuan dari pihak direksi atau pihak lain yang mewakili
pihak direksi, dengan cara pihak kontraktor menyerahkan contoh bahan, menyerahkan brosur
bahan yang akan dipakai, tergantung dari jenis bahan yang akan dimintakan persetujuannya.
Pada tahap akhir perlaksanaan diadakan kembali pengecekan hasil perkerjaan yang telah
diselesaikan sebelum diserahkan ke pihak direksi.
Jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan ini yaitu 5 bulan, dengan lingkup perkerjaan sebagai
berikut :
Div I. Umum
Div III. Pekerjaan Tanah
Div V. Perkerasan Berbutir
Div VI. Pekerjaan Aspal
Sebelum memulai perkerjaan fisik proyek, kepada pemerintah setempat diberitahukan secara
resmi bahwa kontraktor akan memulai pekerjaannya dengan memberikan informasi sarana
dan prasarana yang akan dipakai dan diperkirakan berhubungan dengan kepentingan umum.
Selanjutnya di area proyek dipasang ulang informasi proyek atau papan nama disamping logo
perusahaan kontraktor.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kontraktor akan melaporkan kepada PT. Jamsostek
setempat tentang rencana pemakaian tenaga kerja pada proyek ini, kemudian kontraktor
menyampaikan hasilnya kepada pihak direksi.
2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
Dengan berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja
diharapkan produktivitas tenaga kerja dapat lebih meningkat dan diharapkan tingkat
penyelesaian proyek dapat lebih cepat dari yang ditentukan schedule.
Untuk keselamatan kerja, setiap pekerja dilengkapi dengan helm pengaman, sarung tangan,
2. sepatu kerja, safety belt sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pekerjaan. Pada bagian
mesin dan alat yang mudah atau rawan terhadap kecelakaan kerja, akan dibuat
pengaman/pagar yang diperlukan.
Untuk kesehatan kerja dibuat tempat-tempat sampah agar tidak berserakan dan bila sudah
penuh dibuang keluar area proyek. Potongan kayu dan besi sisa ditempatkan tersusun rapi,
agar tidak menganggu kelancaran perkerjaan.
Penyediaan obat-obatan P3K bagi pekerja yang terluka atau mendapat kecelakaan kerja di
proyek disediakan obat-obatan yang ditempatkan secara khusus dan selalu ditambah bila ada
obat yang kurang. Apabila keadaan pekerja yang mendapat kecelakaan tersebut memerlukan
perawatan yang lebih, maka segera dibawa ke rumah sakit yang terdekat.
3. PENEMPATAN BAHAN DILOKASI
Penempatan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga mudah
diambil dan tidak menganggu kelancaran pekerjaan. Khusus untuk bahan yang mudah
terbakar, mudah patah, mudah rusak akibat udara terbuka misalnya semen akan dibuatkan
tempat khusus yaitu sebuah gudang yang tertutup dan dibawahnya diberi bantalan kayu agar
tidak tercemar oleh uap tanah. Besi Beton diletakkan di atas balok kayu agar tidak mengenai
langsung dengan tanah dan dikelompokkan sesuai dengan ukurannya kemudian selalu ditutup
terpal atau lembaran plastic. Bahan kayu ditempatkan pada daerah terlindung atau ditutup
dengan lembaran plastik agar tidak terjadi perubahan bentuk akibat panas matahari atau lapuk
akibat air hujan.
4. PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN
Secara internal, maka selalu diadakan pekerjaan inspeksi dan test, bak pada awal pekerjaan,
pada saat proses pekerjaan maupun pada akhir pekerjaan. Proses pengendalian mutu
pekerjaan ini dimulai dengan pembuatan rencana mutu (untuk membantu personil pelaksana
proyek agar mengetahui persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai dengan pelaksanaan
inspeksi dan test terhadap bahan/material maupun produk atau hasil kerja sampai ke saat
serah terima kedua.
Pada awal pelaksanaan proyek, seluruh penerimaan syarat (Accepted Criteria) yang terdapat
dalam dokumen kontrak dituangkan dalam suatu catatan mutu penerimaan syarat. Selanjutnya
catatan mutu penerimaan syarat ini dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan inspeksi dan
test terhadap bahan/material maupun terhadap produk atau hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan (kekuatan beton, kepadatan tanah, elevasi pagar, dll). Secara internal
bahan/material maupun produk atau hasil kerja yang tidak sesuai dengan penerimaan syarat
tersebut akan ditolak oleh personil pelaksana pengedali mutu kami.
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pembelian suatu bahan/material agar terjamin
sesuai dengan dokumen kontrak adalah sebagai berikut:
1. Mencatat penerimaan syarat dari seluruh bahan yang ada pada dokumen kontrak dalam
suatu mutu penerimaan syarat.
2. Meminta ijin kepada pihak direksi atau yang mewakilinya sebelum membuat order
pembelian bahan tersebut. Prosedur permintaan ijin ini dapat dengan jalan mengirimkan
contoh barang/material, brosur bahan/material ataupun mengirimkan hasil tes dari
bahan/material tersebut.
3. Setelah bahan/material tersebut diijinkan oleh pemberi kerja atau yang mewakilinya
untuk digunakan dalam proyek ini, maka personil pengadaan bahan/material baru dapat
3. membuat order pembelian untuk barang/material tersebut.
Setelah order dibuat dan material/bahan mulai masuk mata seluruh bahan/material yang
masuk tersebut selalu melewati proses inspkesi atau test.
Setiap terjadi kesalahan prosedur, hasil pekerjaan bermutu jelek, atau apapun yang dianggap
tidak sesuai dengan spesifikasi, maka pihak kami selalu akan menindak lanjuti dengan
penyelidikan, sehingga dapat diketahui penyebab kesalahan/kegagalan konstruksi untuk
selanjutnya dicarikan jalan keluarnya bersama dengan pihak direksi.