Sifilis Penyakit Menular Seksual https://klinikkulitkelamin.com
Sifilis Adalah Penyakit Menular Seksual yang hanya Bisa menularkan melalui Hubungan Sex Dengan yang memiliki Penyakit Sifilis
1. Sifilis ( Raja Singa ) :
sifilis atau yang biasa di sebut denga Raja singa adalah penyakit menular seksual ( PMS )
yang disebabkan oleh bakteri. Gejala sifilis biasanya di tandai dengan munculnya luka yang
tidak terasa sakit di area kelamin, mulut, atau dubur.
Luka Khususnya pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis) sering kali tidak
terlihat atau bahkan tidak terasa sakit sehingga seringkali tidak disadari oleh penderitanya.
Meski tidak terlihat atau tidak menimbulkan gejala yang menyolok infeksi ini sudah bisa
ditularkan ke orang lain.
Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat membahayakan organ lain seperti otak,
jantung, dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Pada ibu hamil, infeksi juga berbahaya
karena dapat menyebabkan kondisi janin tidak normal, bahkan kematian pada bayi. Oleh
karena itu, kondisi ini perlu didiagnosis dan diobati sedini mungkin.
Penyebab Dan Gejala Sifilis ( Raja Singa ) :
Sifilis disebabkan adanya infeksi bakteri Treponema pallidum yang menyebar melalui
menyebar melalui kontak fisik dengan luka si penderita Sifilis.
Berikut ini adalah gejala sifilis digolongkan sesuai dengan tahap perkembangan penyakitnya.
Tiap tahan perkembangan penyakit sifilis meliliki gejala yang berbeda. Berikut adalah
penjelasannya:
Sifilis primer
Sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk.
Sifilis sekunder
Sifilis jenis ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh.
Sifilis laten
Sifilis ini tidak menimbulkan gejala, tetapi bakteri ada di dalam tubuh penderita.
Sifilis tersier
Sifilis ini dapat menyebabkan kerusakan otak, saraf, jantung, atau organ lain.
2. Pengobatandan PencegahanSifilis
Pada umumnya biasanya pengobatan siflis akan lebih efektif jika dilakukan pada tahap awal.
Selama masa pengobatan, penderita diwajibkan untuk tidak melakukan hubungan seks,
sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh total.
Sifilis sangat dapat dicegah atau di hindari dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia pada
satu pasangan seksual dan menggunakan pengaman atau yang biasa di sebut dengan kondom
setiap berhubungan intim. Selain itu, pemeriksaan atau skrining penyakit sifilis ini juga perlu
dilakukan secara rutin pada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit ini.
PengobatanSifilis
Biasanya secara umum, pengobatan utama pada penyakit sifilis adalah dengan suntikan
antibiotik penisilin yang dosisnya tergantung pada kondisi tiap penderita. Pada sifilis yang
masih di tahap awal, suntik penisilin cukup dilakukan satu kali (dosis tunggal). Sedangkan
pada sifilis tahap lanjut, diperlukan dosis tambahan sesuai petunjuk dokter.
Sipilis termasuk penyakit yang dapat disembuhkan, dengan pengobatan secara teratur.
terutama jika cepat terdeteksi dan ditangani. Namun jika sifilis baru diobati saat sudah terjadi
kerusakan organ, pengobatan sifilis tidak bisa memperbaiki kerusakan organ.
Antibiotik penisilin juga diberikan kepada penderita sifilis khususnya ibu hami dan bayi yang
dilahirkan dari ibu penderita sifilis. Bagi penderita yang alergi terhadap penisilin, diskusikan
kembali manfaat dan risiko penggunaan penisilin, serta tanyakan kepada dokter kulit dan
dokter kelamin mengenai pengganti obat penisilin.
Setelah disuntik antibiotik penisilin, beberapa penderita bisa merasakan reaksi Jarisch-
Herxheimer. Reaksi ini dapat menimbulkan gejala berupa demam tinggi, sakit kepala, dan
nyeri otot atau sendi. Reaksi ini bukan suatu kondisi yang serius dan biasanya hanya
berlangsung selama 1 hari.
Selama pengobatan berlangsung, penderita tidak boleh berhubungan seksual sampai
dinyatakan sembuh. Untuk mencegah penularan, beri tahu pasangan tentang kondisi yang
dialami agar pasangan segera melakukan tes sifilis dan segera diobati.
Setelah pengobatan, penderita tetap diminta untuk menjalani tes darah secara berkala.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh total. Penderita juga harus
tetap waspada karena masih bisa terinfeksi sifilis kembali, meski sudah diobati dan
dinyatakan sembuh.
3. Komplikasiyang di sebabkanoleh penyakit sifilis
Pada umumnya komplikasi dapat timbul jika sipilis sudah memasuki tahap tersier.
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
Benjolan kecil atau gumma
Kondisi ini bisa muncul di area kulit, tulang, hati, atau organ lain.
Infeksi HIV
Orang-orang yang menderita sifilis dan sering bergonti-ganti pasangan berisiko
terkena HIV dua kali lipat dari orang biasa.
Gangguan saraf
Gangguan saraf yang dapat terjadi adalah impotensi, gangguan berkemih, gangguan
penglihatan, kehilangan pendengaran, stroke, atau menigitis.
Gangguan jantung
Kelainan jantung yang dapat terjadi akibat sifilis adalah aneurisma orta dan kerusakan
katup jantung.
Komplikasi kehamilan
Komplikasi yang dapat dialami ibu hamil antara lain, kematian janin dalam
kandungan, atau kematian bayi beberapa saat setelah persaliinan.
Diagnosis Sifilis
Pada umunya pemerikasaan pada tahapan awal, dokter akan menanyakan terlebih dahulu
gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi
fisik, termasuk pemeriksaan organ kelamin.
Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaaan penunjang dengan:
Tes Darah
Pada umumnya pemeriksaan tes darah bisa mendeteksi adanya antibodi yang dihasilkan oleh
tubuh untuk melawan bakteri sifilis. Untuk memeriksa antibodi sifilis, dokter akan
melakukan tes rapid plasma regain (RPR) dan venereal disease research laboratory
(VDRL).
Pemeriksaan Sampel Luka
Jika terdapat luka di tubuh pasien, dokter akan mengambil sampel cairan dari luka tersebut
untuk dianalisis di laboratorium. Jika pemeriksaan menunjukkan hasil positif, pasien dapat
dipastikan mengalami sifilis.
Pada kondisi ini, pasien memerlukan pemeriksaan lebih detail untuk menentukan langkah
pengobatan selanjutnya. Perlu diketahui, pemeriksaan juga perlu dilakukan pada ibu hamil
dan orang yang berisiko tinggi terkena penyakit raja singa ini.