SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 33
Kelompok 3
ἓ Devi Retno Sari
ἓ Dini Widoretno
ἓ Ika Rizky Apriyanti
ἓ Mifta Rizka Ifani
ἓ Nasril
ἓ Nine Sofaria
ἓ Sarah Maravega
ἓ Wahyu Purwati
Pendahulan
Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan
dalam proses metabolisme tubuh untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara normal.
Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem
respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematology / hemoglobin
(transport oksigen). Bila terjadi gangguan pada salah satu sistem
transports oksigen, bisa mengakibatkan gangguan oksigen jaringan.
Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang
dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan
dapat mengancam kehidupan.
Terapi oksigen
Terapi oksigen adalah memasukkan
oksigen tambahan dari luar ke paru
melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan alat sesuai kebutuhan
pemberian oksigen dengan konsentrasi
yang lebih tinggi sehingga konsentrasi
oksigen dalam darah meningkat.
Tujuan
Syarat – syarat
1. Untuk mengatasi
keadaan Hipoksemia
sesuai dengan hasil
Analisa Gas Darah.
2. Untuk menurunkan
kerja nafas dan
menurunkan kerja
miokard.
a. Bebaskan jalan nafas
sebelumnya
b. Konsentrasi O2 udara
inspirasi dapat dikontrol
c. Tidak terjadi penumpukan
CO2
d. Mempunyai tekanan jalan
nafas yang rendah
e. Ekonomis, efisien
f. Nyaman untuk pasien
Indikasi pemberian oksigen
1. Indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai
berikut :
a. Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil
analisa gas darah,
b.Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana
tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia
melalui peningkatan laju dan dalamnya
pernafasan serta adanya kerja otot-otot
tambahan pernafasan,
c. Klien dengan peningkatan kerja miokard,
dimana jantung berusaha untuk mengatasi
gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa
jantung yang adekuat.
Terapi pemberian O2 diberikan kepada klien
dengan keadaan / penyakit :
a. Hypoxemia / hypoxia
b. Henti nafas dan henti jantung.
c. Gagal nafas
d. Keracunan CO
e. Asidosis
f. Klien dengan gangguan kesadaran.
2. Kontra indikasi
Tidak ada kontra indikasi absolut :
a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada
obstruksi nasal.
b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar
tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal
c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien
dengan PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan kadar
PaCO2nya lagi.
a. Kateter nasal.
b. Kanul nasal/binasal/nasal prong
c. Masker wajahsederhana
d. Masker wajah rebreathing dengan kantong oksigen.
e. Masker wajah non rebreathing dengan kantong oksigen.
f. Masker wajah Venturi
g. Jelly.
h. Plester.
i. Gunting.
j. Sumber oksigen.
k. Humidifier.
l. Flow meter
m. Aqua steril
n. Selang oksigen
o. Tanda dilarang merokok
Metode pemberian oksigen
Oksigen dapat diberikan kepada klien dengan
menggunakan nasal kanula, kateter nasal, dan masker
wajah.
a. Kanula nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat
memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6
liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan
kateter nasal yaitu 24 % - 44 %. Persentase O2 pasti
tergantung ventilasi per menit pasien. Pada pemberian
oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus paten,
dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan
mulut.
Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan
teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal,
murah, disposibel, klien bebas makan, minum, bergerak, berbicara,
lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman. Dapat digunakan
pada pasien dengan pernafasan mulut, bila pasien bernapas melalui
mulut, menyebabkan udara masuk pada waktu inhalasi dan akan
mempunyai efek venturi pada bagian belakang faring sehingga
menyebabkan oksigen yang diberikan melalui kanula hidung
terhirup melalui hidung.
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai
oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas
karena kedalaman kanul hanya 1/1.5 cm, tidak dapat diberikan
pada pasien dengan obstruksi nasal. Kecepatan aliran lebih dari 4
liter/menit jarang digunakan, sebab pemberian flow rate yang lebih
dari 4 liter tidak akan menambah FiO2, bahkan hanya pemborosan
oksigen dan menyebabkan mukosa kering dan mengiritasi selaput
lendir. Dapat menyebabkan kerusakan kulit diatas telinga dan di
hidung akibat pemasangan yang terlalu ketat.
Memasang kanula nasal
Hipoksia
Langkah Rasional
1. Inspeksi tanda dan gejala pada
klien yang berhubungan dengan
hipoksia dan adanya sekresi pada
jalan napas.
Hipoksia yang tidak diobati
menyebabkan disritmia jantung dan
kematian. Keberadaan sekresi jalan
napas menurunkan efektifitas
pengghantaran oksigen.
2. Jelaskan kepada klien dan
keluarga hal-hal yang diperlukan
dalam prosedur dan tujuan terapi
oksigen.
Menurunkan kecemasan klien, yang
dapat menurunkan konsumsi
oksigen dan meningkatkan kerja
sama klien.
3. Siapkan peralatan yang
dibutuhkan:
• kanula nasal
• Selang oksigen
• Alat pelembap (humidifier)
• Air steril hasil penyaringan
• Sumber oksigen dengan alat
pengukur aliran (flowmeter)
Menjamin dalam melaksanakan
prosedur yang diselesaikan dengan
cepat dan efisien.
4. Cuci tangan Mengurangi terjadinya infeksi
5. Pasang nasal kanula ke selang
oksigen dan hubungkan ke
sumber oksigen yang
dilembebkan dan diatur sesuai
dengan kecepatan aliran yang
diprogramkan
Mencegah kekeringan pada
membran mukosa nasal dan
membran mukosa oral serta sekresi
jalan napas
6. Letakkan ujung kanula ke
dalam lubang hidung danatur
lubang kanula yang elastis
sampai kanula benar-benar pas
menempati hidung dan
nyaman bagi klien.
Membuat aliran oksigen langsung
masuk ke dalam saluran napas
bagian atas. Klien akan tetap
menjaga kanula pada tempatnya
apabila kanula tersebut pas
kenyamanannya.
7. Pertahankan selang oksigen
cukup kendur dan
sambungkan ke pakaian klien.
Memunginkan klien untuk
menengokkan kepala tanpa kanula
tercabut dan mengurangi tekanan
pada ujung kanula di hidung.
8. Periksa kanula setiap 8 jam dan
pertahankan tabung pelembab
terisi setiap waktu.
Memastikan kepatenan kanula dan
aliran oksigen. Mencegah inhalasi
oksigen yang tidak dilembabkan.
9. Observasi hidung danpermukaan
superior kedua telinga klien untuk
melihat adanya kerusakan kulit
Terapi oksigen menyebabkan mukosa
nasal mengering. Tekanan dalam
telinga akibat selang kanula atau
selang elastis menyebabkan iritasi.
10. Periksa kecepatan aliran oksigen
dan program dokter setiap 8 jam.
Memastikan kecepatan aliran oksigen
yang diberikan dan kepatenan
kanula.
11. Cuci tangan Mengurangi penyebaran
mikroorganisme.
12. Inspeksi klien untuk melihat
apakah gejala yang berhubungan
dengan hipoksia telah hilang.
Mengindikasi telah ditangani atau
berkurangnya hipoksia.
13. Mencatat metode pemberian
oksigen, kecepatan aliran,
kepatenan nasal kanula, respon
klien, dan pengkajian pernapasan
di catatan perawat.
Mendokumentasikan penggunaan
terapi oksigen yang benar dan respon
klien.
b. Kateter Nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen
secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi
24% - 44%. Lebih jarang digunakan dari pada kanul nasal. Prosedur
pemasangan kateter ini meliputi insersi kateter oksigen ke dalam
hidung sampai naso faring.
Keuntungan
Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara,
dan membersihkan mulut, murah dapat dipakai sebagai kateter
penghisap. Dapat digunakan dalam jangka waktu lama.
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 44%,
tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal,
nyeri saat kateter melewati nasofaring, dan mukosa nasal akan
mengalami trauma, fiksasi kateter akan memberi tekanan pada
nostril, maka kateter harus diganti tiap 8 jam dan diinsersi kedalam
nostril lain, dapat terjadi distensi lambung, terjadi iritasi selaput
lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat
menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta
kateter mudah tersumbat dan tertekuk.
Prosedur Kateter Nasal
Langkah Rasional
1. Atur posisi pasien senyaman
mungkin
memudahkan dalam melakukan
tindakan
2. Jaga privacy pasien menjaga kesopanan perawat dan
kepercayaan pasien
3. Dekatkan alat pada tempat
yang mudah dijangkau
memudahkan dan melancarkan
pelaksanaan tindakan
4. Membebaskan jalan napas
dengan mengisap sekresi
syarat utama pemasangan nasal
kateter adalah jalan nafas harus bebas
untuk memudahkan memasukkan
kateter.
5. Atur posisi pasien dengan
kepala ekstensi
jalan nafas lebih terbuka , pasien lebih
nyaman, kateter lebih mudah
dimasukkan
6. Untuk memperkirakan dalam
kateter, ukur antara lubang
hidung sampai keujung telinga
untuk memastikan ketepatan
kedalaman kateter
7. Bila ujung kateter terlihat di
belakang ovula, tarik kateter
sehingga ujung kateter tidak
terlihat lagi
untuk memastikan ketepatan
kedalaman kateter
8. Membuka regulator untuk
menentukan tekanan oksigen
sesuai kebutuhan
Mencegah kekeringan pada membran
mukosa nasal dan membran mukosa
oral serta sekresi jalan nafas
9. Mengatur volume oksigen sesuai
kebutuhan
menjamin ketepatan dosis dan
mencegah terjadinya efek samping
10. Beri pelicin atau jelly pada ujung
nasal kateter
memudahkan dan mencegah iritasi
dalam pemasangan kateter
11. Gunakan plester untuk fiksasi
kateter antara bibir atas dan
lubang hidung
mencegah kateter terlepas dan
menjamin ketepatan posisi kateter
12. Observasi tanda iritasi lubang,
pengeringan mukosa hidung,
epistaksis, dan kemungkinan
distensi lambung.
terapi oksigen menyebabkan mukosa
nasal mengering, epistaksis dan
distensi lambung. Deteksi dini
mengurangi risiko efek samping
13. Kateter diganti tiap 8 jam dan
dimasukkan ke lubang hidung
yang lain jika mungkin
mengurangi iritasi mukosa
hidung,menjamin kepatenan
kateter
Kanul nasal
c. Masker oksigen
Merupakan peralatan yang digunakan untuk
memberikan oksigen, dan kelembaban yang
dipanaskan. Ada dua jenis utama masker oksigen,
yaitu: konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah.
Memberikan aliran dengan frekuensi cukup tinggi untuk
memberikan 2 atau 3 kali volume inspirasi pasien. Alat
ini cocok untuk pasien dengan pola nafas pendek dan
pasien yang mengalami hipoksia karena ventilator.
Contoh masker oksigen yang berkonsentrasi tinggi, yaitu
maker venturi. Masker ini paling akurat dan dapat
diandalkan sehingga memungkinkan aliran udara
ruangan bercampur dengan aliran oksigen yang telah
ditetapkan.
Keuntungan
‽ Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan / tepat sesuai dengan
petunjuk pada alat
‽ FiO2 tidak dipengaruhi oleh pola ventilasi, serta dapat diukur
dengan O2 analiser
‽ Temperatur dan kelembaban gas dapat dikontrol
‽ Tidak terjadi penumpukan CO2.
Kerugian
‽ Mengikat
‽ Harus diikat dengan kencang untuk mencegah oksigen mengalir
kedalam mata
‽ Tidak memungkinkan makan atau batuk, masker harus dilepaskan
bila pasien makan, minum, atau minum obat
‽ Bila humidifikasi ditambahkan gunakan udara tekan sehingga
tidak mengganggu konsentrasi O2.
1. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi
2. Atur posisi pasien
3. Membuka aliran regulator untuk menentukan tekanan oksigen
sesuai dengan kebutuhan
4. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan, terapi O2
dengan masker venturi mempunyai efektifitas aliran 2-15
liter/menit dengan konsentrasi O2 24- 60 % (Metode ini
memungkinkan konsentrasi oksigen yang konstan untuk dihirup
yang tidak tergantung pada kedalaman dan kecepatan
pernafasan)
5. Memasang venturi mask pada daerah lubang hidung dan mulut
6. Mengikat tali venturi mask dibelakang kepala melewati bagian
atas telinga
7. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup
dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.
Contohnya masker wajah sederhana
Masker wajah re-breathing
Masker wajah non re-breathing
a. Masker wajah sederhana
Digunakan untuk konsentrasi oksigen rendah sampai sedang.
Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu atau
selang seling. Aliran 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 –
60%.
Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau
kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui
pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam
pemberian terapi aerosol.
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat
menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah. Menyekap, tidak
memungkinkan untuk makan dan batuk.Bisa terjadi aspirasi bila
pasien mntah. Perlu pengikat wajah, dan apabila terlalu ketat
menekan kulit dapat menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita
elastik yang dapat disesuaikan tersedia untuk menjamin keamanan
dan kenyamanan.
Langkah Rasional
Membebaskan jalan nafas dengan
menghisap sekresi bila perlu
syarat terapi oksigen adalah jalan
nafas harus bebas, jalan nafas yang
bebas menjamin aliran oksigen
lancar
Atur posisi pasien meningkatkan kenyamanan dan
memudahkan pemasangan
Membuka regulator untuk
menentukan tekanan oksigen sesuai
dengan kebutuhan 5-8 liter/menit
Mencegah kekeringan pada
membran mukosa nasal dan
membran mukosa oral serta sekresi
jalan nafas, menjamin ketepatan
dosis, dan mencegah penumpukan
CO2
Atur tali pengikat sungkup
menutup rapat dan nyaman jika
perlu dengan kain kasa pada daerah
yang tertekan
mencegah kebocoran sungkup,
mencegah iritasi kulit akibat tekanan
b. Masker wajah rebreathing
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu
35 – 60% dengan aliran 6 – 15 liter/mnt , serta dapat meningkatkan
nilai PaCO2.
Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana,
tidak mengeringkan selaput lendir.
Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, kantong
oksigen bisa terlipat atau terputar atau mengempes, apabila ini
terjadi dan aliran yang rendah dapat menyebabkan pasien akan
menghirup sejumlah besar karbondioksida. Pasien tidak
memungkinkan makan minum atau batuk dan menyekap, bisa
terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta perlu segel pengikat.
Langkah Rasional
Membebaskan jalan nafas dengan
menghisap sekresi.
Atur posisi pasien
Menghubungkan selang oksigen
pada humidifier
Membuka regulator untuk
menentukan tekanan oksigen
sesuai dengan kebutuhan
Mengatur aliran oksigen sesuai
kebutuhan
Isi O2 kedalam kantong dengan cara
menutup lubang antara kantong dengan
sungkup minimal 2/3 bagian kantong
reservoir. Sesuai dengan aliran O2
kantong akan terisi waktu ekspirasi dan
hampir kuncup waktu inspirasi
mencegah kantong terlipat,
menjaga kepatenan sungkup,
mencegah penumpukan CO2
yang terlalu banyak
. Mengikat tali masker O2 dibelakang
kepala melewati bagian atas telinga
menjaga kepatenan sungkup,
mencegah iritasi mata
Memasang kapas kering pada daerah yang
tertekan sungkup dan tali pengikat
untuk mencegah iritasi kulit
Muka pasien dibersihkan tiap 2 jam observasi terhadap
iritasi,muntah,aspirasi akibat
terapi, dan menjaga
kenyamanan pasien
Sungkup dibersihkan/diganti tiap 8 jam menjaga kepatenan alat,
mencegah infeksi,
meningkatkan kenyamanan
c. Masker wajah non re-breathing
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang tinggi
mencapai 90 % dengan aliran 6 – 15 liter/mnt. Pada prinsipnya
udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi, udara
ekspirasi dikeluarkan langsung ke atmosfer melalui satu atau lebih
katup, sehingga dalam kantong konsentrasi oksigen menjadi tinggi.
Keuntungan :
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 90%, tidak
mengeringkan selaput lendir.
Kerugian :
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah. Kantong
oksigen bisa terlipat atau terputar, menyekap, perlu segel pengikat,
dan tidak memungkinkan makan, minum atau batuk, bisa terjadi
aspirasi bila pasien muntah terutama pada pasien tidak sadar dan
anak-anak.
Prosedur Masker Wajah
Non Re-breathing
Langkah Rasional
Membebaskan jalan nafas dengan
menghisap sekresi
Atur posisi pasien
Membuka regulator untuk menentukan
tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan
menjaga kelembaban udara,
mencegah iritasi mukosa jalan
nafas dan mulut
Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan ,
terapi oksigen dengan sungkup non
rebreathing mempunyai efektifitas aliran 6-7
liter/menit dengan konsentrasi O2 (FiO2)
55-90 %
menjaga kepatenan sungkup,
menjamin ketepatan dosis
Isi O2 kedalam kantong dengan cara
menutup lubang antara kantong dengan
sungkup minimal 2/3 bagian kantong
reservoir.
mencegah kantong terlipat,
terputar
Mengikat tali non rebreathing
mask dibelakang kepala melewati
bagian atas telinga.
mencegah kebocoran sungkup
Memasang kapas kering pada
daerah yang tertekan sungkup dan
tali pengikat
untuk mencegah iritasi kulit
Muka pasien dibersihkan tiap 2
jam.
observasi terhadap
iritasi,muntah,aspirasi akibat
terapi, dan menjaga kenyamanan
pasien
Sungkup dibersihkan/diganti tiap
8 jam
menjaga kepatenan alat, mencegah
infeksi, meningkatkan
kenyamanan
a. Keracunan Oksigen
Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti
atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di
paru akan terganggu. Keracunan oksigen ini dapat terjadi bila
oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus-menerus
selama 1-2 hari. Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia
selama 8 jam atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi,
menimbulkan distres substernal, kongesti hidung, nyeri
tenggorokan dan batuk.
b. CO2 Narkosis
pemberian konsentrasi oksigen yang tinggi akan menyingkirkan
dorongan bernafas yang sudah dibentuk sebagian besar oleh
tekanan oksigen rendah yang kronis pasien. Akibat penurunan
ventilasi alveolar tersebut dapat menyebabkan peningkatan
progresif tekanan karbondioksida (PaCO2), akhirnya mengarah
pada kematian akibat narkosis CO2 dan asidosis.
c. Microatelektasis
Disebabkan oleh penurunan gas nitrogen dan surfaktan
di alveoli.
d. Depresi nafas
pemberian oksigen konsentrasi tinggi bukannya
membantu, tapi kemungkinan dapat menekan ventilasi
akibat loss of “ Hypoxic drive “
e. Meledak dan Kebakaran
Karena oksigen mempunyai sifat kombusi (mudah
terbakar), selalu ada bahaya api ketika menggunakan
oksigen. Letakkan O2 tube jauh dari sumber api dan sinar
matahari langsung.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dadaOksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management Airway & Breathing Management
Airway & Breathing Management
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskularSistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular
 
Pemasangan infus
Pemasangan infusPemasangan infus
Pemasangan infus
 
Pengkajian keperawatan sistem persarafan
Pengkajian keperawatan sistem persarafanPengkajian keperawatan sistem persarafan
Pengkajian keperawatan sistem persarafan
 
Oksigenasi
OksigenasiOksigenasi
Oksigenasi
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
 

Ähnlich wie pemberian-oksigen

Terapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fixTerapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fixArmelia Putry
 
49177297-terapi-oksigen.pptx
49177297-terapi-oksigen.pptx49177297-terapi-oksigen.pptx
49177297-terapi-oksigen.pptxErik Efendi
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptmIrene Rangin
 
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptTHERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptawaldarmawan3
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenconesti08com
 
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxTugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxCintaMeilika1
 
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN  MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN DebyNurulSyafda
 
Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2Dody Arisandi
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askepImhe Imha
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxeko adi purnomo
 

Ähnlich wie pemberian-oksigen (20)

Terapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fixTerapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fix
 
penggunaan teraphy oksigen
penggunaan teraphy oksigenpenggunaan teraphy oksigen
penggunaan teraphy oksigen
 
49177297-terapi-oksigen.pptx
49177297-terapi-oksigen.pptx49177297-terapi-oksigen.pptx
49177297-terapi-oksigen.pptx
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
 
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptTHERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
 
Definisi nasal kanul
Definisi nasal kanulDefinisi nasal kanul
Definisi nasal kanul
 
Terapi Oksigenasi
Terapi OksigenasiTerapi Oksigenasi
Terapi Oksigenasi
 
Terapi oksigen 2 AKPER PEMKAB MUNA
Terapi oksigen 2 AKPER PEMKAB MUNA Terapi oksigen 2 AKPER PEMKAB MUNA
Terapi oksigen 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
DRK KAK NIAA (1).pptx
DRK KAK NIAA (1).pptxDRK KAK NIAA (1).pptx
DRK KAK NIAA (1).pptx
 
Askep ventilasi mekanik
Askep  ventilasi mekanikAskep  ventilasi mekanik
Askep ventilasi mekanik
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Golo nasal
Golo nasalGolo nasal
Golo nasal
 
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxTugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
 
Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
 
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN  MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 
Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2
 
OKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).pptOKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).ppt
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askep
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 

pemberian-oksigen

  • 1. Kelompok 3 ἓ Devi Retno Sari ἓ Dini Widoretno ἓ Ika Rizky Apriyanti ἓ Mifta Rizka Ifani ἓ Nasril ἓ Nine Sofaria ἓ Sarah Maravega ἓ Wahyu Purwati
  • 2. Pendahulan Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara normal. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematology / hemoglobin (transport oksigen). Bila terjadi gangguan pada salah satu sistem transports oksigen, bisa mengakibatkan gangguan oksigen jaringan. Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan.
  • 3. Terapi oksigen Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi sehingga konsentrasi oksigen dalam darah meningkat.
  • 4. Tujuan Syarat – syarat 1. Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah. 2. Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard. a. Bebaskan jalan nafas sebelumnya b. Konsentrasi O2 udara inspirasi dapat dikontrol c. Tidak terjadi penumpukan CO2 d. Mempunyai tekanan jalan nafas yang rendah e. Ekonomis, efisien f. Nyaman untuk pasien
  • 5. Indikasi pemberian oksigen 1. Indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai berikut : a. Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa gas darah, b.Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan, c. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
  • 6. Terapi pemberian O2 diberikan kepada klien dengan keadaan / penyakit : a. Hypoxemia / hypoxia b. Henti nafas dan henti jantung. c. Gagal nafas d. Keracunan CO e. Asidosis f. Klien dengan gangguan kesadaran.
  • 7. 2. Kontra indikasi Tidak ada kontra indikasi absolut : a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada obstruksi nasal. b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien dengan PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan kadar PaCO2nya lagi.
  • 8. a. Kateter nasal. b. Kanul nasal/binasal/nasal prong c. Masker wajahsederhana d. Masker wajah rebreathing dengan kantong oksigen. e. Masker wajah non rebreathing dengan kantong oksigen. f. Masker wajah Venturi g. Jelly. h. Plester. i. Gunting. j. Sumber oksigen. k. Humidifier. l. Flow meter m. Aqua steril n. Selang oksigen o. Tanda dilarang merokok
  • 9. Metode pemberian oksigen Oksigen dapat diberikan kepada klien dengan menggunakan nasal kanula, kateter nasal, dan masker wajah. a. Kanula nasal Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal yaitu 24 % - 44 %. Persentase O2 pasti tergantung ventilasi per menit pasien. Pada pemberian oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus paten, dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut.
  • 10. Keuntungan Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, murah, disposibel, klien bebas makan, minum, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman. Dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut, bila pasien bernapas melalui mulut, menyebabkan udara masuk pada waktu inhalasi dan akan mempunyai efek venturi pada bagian belakang faring sehingga menyebabkan oksigen yang diberikan melalui kanula hidung terhirup melalui hidung. Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1/1.5 cm, tidak dapat diberikan pada pasien dengan obstruksi nasal. Kecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit jarang digunakan, sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan menambah FiO2, bahkan hanya pemborosan oksigen dan menyebabkan mukosa kering dan mengiritasi selaput lendir. Dapat menyebabkan kerusakan kulit diatas telinga dan di hidung akibat pemasangan yang terlalu ketat.
  • 11. Memasang kanula nasal Hipoksia Langkah Rasional 1. Inspeksi tanda dan gejala pada klien yang berhubungan dengan hipoksia dan adanya sekresi pada jalan napas. Hipoksia yang tidak diobati menyebabkan disritmia jantung dan kematian. Keberadaan sekresi jalan napas menurunkan efektifitas pengghantaran oksigen. 2. Jelaskan kepada klien dan keluarga hal-hal yang diperlukan dalam prosedur dan tujuan terapi oksigen. Menurunkan kecemasan klien, yang dapat menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan kerja sama klien. 3. Siapkan peralatan yang dibutuhkan: • kanula nasal • Selang oksigen • Alat pelembap (humidifier) • Air steril hasil penyaringan • Sumber oksigen dengan alat pengukur aliran (flowmeter) Menjamin dalam melaksanakan prosedur yang diselesaikan dengan cepat dan efisien.
  • 12. 4. Cuci tangan Mengurangi terjadinya infeksi 5. Pasang nasal kanula ke selang oksigen dan hubungkan ke sumber oksigen yang dilembebkan dan diatur sesuai dengan kecepatan aliran yang diprogramkan Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi jalan napas 6. Letakkan ujung kanula ke dalam lubang hidung danatur lubang kanula yang elastis sampai kanula benar-benar pas menempati hidung dan nyaman bagi klien. Membuat aliran oksigen langsung masuk ke dalam saluran napas bagian atas. Klien akan tetap menjaga kanula pada tempatnya apabila kanula tersebut pas kenyamanannya. 7. Pertahankan selang oksigen cukup kendur dan sambungkan ke pakaian klien. Memunginkan klien untuk menengokkan kepala tanpa kanula tercabut dan mengurangi tekanan pada ujung kanula di hidung. 8. Periksa kanula setiap 8 jam dan pertahankan tabung pelembab terisi setiap waktu. Memastikan kepatenan kanula dan aliran oksigen. Mencegah inhalasi oksigen yang tidak dilembabkan.
  • 13. 9. Observasi hidung danpermukaan superior kedua telinga klien untuk melihat adanya kerusakan kulit Terapi oksigen menyebabkan mukosa nasal mengering. Tekanan dalam telinga akibat selang kanula atau selang elastis menyebabkan iritasi. 10. Periksa kecepatan aliran oksigen dan program dokter setiap 8 jam. Memastikan kecepatan aliran oksigen yang diberikan dan kepatenan kanula. 11. Cuci tangan Mengurangi penyebaran mikroorganisme. 12. Inspeksi klien untuk melihat apakah gejala yang berhubungan dengan hipoksia telah hilang. Mengindikasi telah ditangani atau berkurangnya hipoksia. 13. Mencatat metode pemberian oksigen, kecepatan aliran, kepatenan nasal kanula, respon klien, dan pengkajian pernapasan di catatan perawat. Mendokumentasikan penggunaan terapi oksigen yang benar dan respon klien.
  • 14. b. Kateter Nasal Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%. Lebih jarang digunakan dari pada kanul nasal. Prosedur pemasangan kateter ini meliputi insersi kateter oksigen ke dalam hidung sampai naso faring. Keuntungan Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, dan membersihkan mulut, murah dapat dipakai sebagai kateter penghisap. Dapat digunakan dalam jangka waktu lama.
  • 15. Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 44%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, nyeri saat kateter melewati nasofaring, dan mukosa nasal akan mengalami trauma, fiksasi kateter akan memberi tekanan pada nostril, maka kateter harus diganti tiap 8 jam dan diinsersi kedalam nostril lain, dapat terjadi distensi lambung, terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat dan tertekuk.
  • 16. Prosedur Kateter Nasal Langkah Rasional 1. Atur posisi pasien senyaman mungkin memudahkan dalam melakukan tindakan 2. Jaga privacy pasien menjaga kesopanan perawat dan kepercayaan pasien 3. Dekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau memudahkan dan melancarkan pelaksanaan tindakan 4. Membebaskan jalan napas dengan mengisap sekresi syarat utama pemasangan nasal kateter adalah jalan nafas harus bebas untuk memudahkan memasukkan kateter. 5. Atur posisi pasien dengan kepala ekstensi jalan nafas lebih terbuka , pasien lebih nyaman, kateter lebih mudah dimasukkan 6. Untuk memperkirakan dalam kateter, ukur antara lubang hidung sampai keujung telinga untuk memastikan ketepatan kedalaman kateter
  • 17. 7. Bila ujung kateter terlihat di belakang ovula, tarik kateter sehingga ujung kateter tidak terlihat lagi untuk memastikan ketepatan kedalaman kateter 8. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai kebutuhan Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi jalan nafas 9. Mengatur volume oksigen sesuai kebutuhan menjamin ketepatan dosis dan mencegah terjadinya efek samping 10. Beri pelicin atau jelly pada ujung nasal kateter memudahkan dan mencegah iritasi dalam pemasangan kateter 11. Gunakan plester untuk fiksasi kateter antara bibir atas dan lubang hidung mencegah kateter terlepas dan menjamin ketepatan posisi kateter 12. Observasi tanda iritasi lubang, pengeringan mukosa hidung, epistaksis, dan kemungkinan distensi lambung. terapi oksigen menyebabkan mukosa nasal mengering, epistaksis dan distensi lambung. Deteksi dini mengurangi risiko efek samping
  • 18. 13. Kateter diganti tiap 8 jam dan dimasukkan ke lubang hidung yang lain jika mungkin mengurangi iritasi mukosa hidung,menjamin kepatenan kateter Kanul nasal
  • 19. c. Masker oksigen Merupakan peralatan yang digunakan untuk memberikan oksigen, dan kelembaban yang dipanaskan. Ada dua jenis utama masker oksigen, yaitu: konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah.
  • 20. Memberikan aliran dengan frekuensi cukup tinggi untuk memberikan 2 atau 3 kali volume inspirasi pasien. Alat ini cocok untuk pasien dengan pola nafas pendek dan pasien yang mengalami hipoksia karena ventilator. Contoh masker oksigen yang berkonsentrasi tinggi, yaitu maker venturi. Masker ini paling akurat dan dapat diandalkan sehingga memungkinkan aliran udara ruangan bercampur dengan aliran oksigen yang telah ditetapkan.
  • 21. Keuntungan ‽ Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan / tepat sesuai dengan petunjuk pada alat ‽ FiO2 tidak dipengaruhi oleh pola ventilasi, serta dapat diukur dengan O2 analiser ‽ Temperatur dan kelembaban gas dapat dikontrol ‽ Tidak terjadi penumpukan CO2. Kerugian ‽ Mengikat ‽ Harus diikat dengan kencang untuk mencegah oksigen mengalir kedalam mata ‽ Tidak memungkinkan makan atau batuk, masker harus dilepaskan bila pasien makan, minum, atau minum obat ‽ Bila humidifikasi ditambahkan gunakan udara tekan sehingga tidak mengganggu konsentrasi O2.
  • 22. 1. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi 2. Atur posisi pasien 3. Membuka aliran regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan 4. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan, terapi O2 dengan masker venturi mempunyai efektifitas aliran 2-15 liter/menit dengan konsentrasi O2 24- 60 % (Metode ini memungkinkan konsentrasi oksigen yang konstan untuk dihirup yang tidak tergantung pada kedalaman dan kecepatan pernafasan) 5. Memasang venturi mask pada daerah lubang hidung dan mulut 6. Mengikat tali venturi mask dibelakang kepala melewati bagian atas telinga 7. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.
  • 23. Contohnya masker wajah sederhana Masker wajah re-breathing Masker wajah non re-breathing
  • 24. a. Masker wajah sederhana Digunakan untuk konsentrasi oksigen rendah sampai sedang. Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling. Aliran 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%. Keuntungan Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol. Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah. Menyekap, tidak memungkinkan untuk makan dan batuk.Bisa terjadi aspirasi bila pasien mntah. Perlu pengikat wajah, dan apabila terlalu ketat menekan kulit dapat menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita elastik yang dapat disesuaikan tersedia untuk menjamin keamanan dan kenyamanan.
  • 25. Langkah Rasional Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi bila perlu syarat terapi oksigen adalah jalan nafas harus bebas, jalan nafas yang bebas menjamin aliran oksigen lancar Atur posisi pasien meningkatkan kenyamanan dan memudahkan pemasangan Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan 5-8 liter/menit Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi jalan nafas, menjamin ketepatan dosis, dan mencegah penumpukan CO2 Atur tali pengikat sungkup menutup rapat dan nyaman jika perlu dengan kain kasa pada daerah yang tertekan mencegah kebocoran sungkup, mencegah iritasi kulit akibat tekanan
  • 26. b. Masker wajah rebreathing Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 35 – 60% dengan aliran 6 – 15 liter/mnt , serta dapat meningkatkan nilai PaCO2. Keuntungan Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir. Kerugian Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, kantong oksigen bisa terlipat atau terputar atau mengempes, apabila ini terjadi dan aliran yang rendah dapat menyebabkan pasien akan menghirup sejumlah besar karbondioksida. Pasien tidak memungkinkan makan minum atau batuk dan menyekap, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta perlu segel pengikat.
  • 27. Langkah Rasional Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi. Atur posisi pasien Menghubungkan selang oksigen pada humidifier Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan
  • 28. Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. Sesuai dengan aliran O2 kantong akan terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi mencegah kantong terlipat, menjaga kepatenan sungkup, mencegah penumpukan CO2 yang terlalu banyak . Mengikat tali masker O2 dibelakang kepala melewati bagian atas telinga menjaga kepatenan sungkup, mencegah iritasi mata Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit Muka pasien dibersihkan tiap 2 jam observasi terhadap iritasi,muntah,aspirasi akibat terapi, dan menjaga kenyamanan pasien Sungkup dibersihkan/diganti tiap 8 jam menjaga kepatenan alat, mencegah infeksi, meningkatkan kenyamanan
  • 29. c. Masker wajah non re-breathing Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang tinggi mencapai 90 % dengan aliran 6 – 15 liter/mnt. Pada prinsipnya udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi, udara ekspirasi dikeluarkan langsung ke atmosfer melalui satu atau lebih katup, sehingga dalam kantong konsentrasi oksigen menjadi tinggi. Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 90%, tidak mengeringkan selaput lendir. Kerugian : Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah. Kantong oksigen bisa terlipat atau terputar, menyekap, perlu segel pengikat, dan tidak memungkinkan makan, minum atau batuk, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama pada pasien tidak sadar dan anak-anak.
  • 30. Prosedur Masker Wajah Non Re-breathing Langkah Rasional Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi Atur posisi pasien Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan menjaga kelembaban udara, mencegah iritasi mukosa jalan nafas dan mulut Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan , terapi oksigen dengan sungkup non rebreathing mempunyai efektifitas aliran 6-7 liter/menit dengan konsentrasi O2 (FiO2) 55-90 % menjaga kepatenan sungkup, menjamin ketepatan dosis Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. mencegah kantong terlipat, terputar
  • 31. Mengikat tali non rebreathing mask dibelakang kepala melewati bagian atas telinga. mencegah kebocoran sungkup Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit Muka pasien dibersihkan tiap 2 jam. observasi terhadap iritasi,muntah,aspirasi akibat terapi, dan menjaga kenyamanan pasien Sungkup dibersihkan/diganti tiap 8 jam menjaga kepatenan alat, mencegah infeksi, meningkatkan kenyamanan
  • 32. a. Keracunan Oksigen Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu. Keracunan oksigen ini dapat terjadi bila oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus-menerus selama 1-2 hari. Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia selama 8 jam atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi, menimbulkan distres substernal, kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan batuk. b. CO2 Narkosis pemberian konsentrasi oksigen yang tinggi akan menyingkirkan dorongan bernafas yang sudah dibentuk sebagian besar oleh tekanan oksigen rendah yang kronis pasien. Akibat penurunan ventilasi alveolar tersebut dapat menyebabkan peningkatan progresif tekanan karbondioksida (PaCO2), akhirnya mengarah pada kematian akibat narkosis CO2 dan asidosis.
  • 33. c. Microatelektasis Disebabkan oleh penurunan gas nitrogen dan surfaktan di alveoli. d. Depresi nafas pemberian oksigen konsentrasi tinggi bukannya membantu, tapi kemungkinan dapat menekan ventilasi akibat loss of “ Hypoxic drive “ e. Meledak dan Kebakaran Karena oksigen mempunyai sifat kombusi (mudah terbakar), selalu ada bahaya api ketika menggunakan oksigen. Letakkan O2 tube jauh dari sumber api dan sinar matahari langsung.