Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tesis penelitian, termasuk asumsi, metode penelitian, tesis penelitian, wilayah penelitian, tesis desain, contoh tesis desain, tesis sosial atau organisasi, dan tesis pemodelan.
1. 1
Buku : Research Consepts & Skills
Volume 1 : Concepts
Halaman : 55-68
3.1.7 Asumsi (Assumptions)
Asumsi adalah hal yang dianggap benar dan harus dipenuhi sebelum melakukan
penelitian. Berbeda dengan hipotesis, asumsi tidak perlu diuji. Asumsi terdiri dari dua
macam, yaitu konseptual dan logistic. Apabila asumsi salah, maka asumsi konsep pada
sebuah penelitian tidak valid. Sedangkan jika asumsi salah, maka asumsi logistic pada
suatu penelitian dianggap tidak layak. Asumsi memiliki tingkat kepastian yang berbeda,
da harus digambarkan secara jelas dalam penelitian.
Karena asumsi merupakan sebuah angapan, mala perlu dilakukan verifikasi.
Beberapa penelitian merancang metode penelitian untuk memverifikasi asumsi. Seperti
yang dijelaskan sebelumnya bahwa asumsi tidak perlu diuji, maka yang menjadi dasar
pertanyaan penelitian adalah hipotesis. Hipotesis ini nantinya harus diuji dengan metode
yang tepat. Metode yang dipilih untuk menguji hipotesis hanya mempertimbangkan faktor-
faktor yang disebutkan dalam hipotesis. Dengan demikian penelitian memeliki beberapa
tahap dan beberapa diantaranya harus diselesaikan terlebih dahulu agar dapat
menyelesaikan tahap selanjutnya.
3.1.8 Metode Penelitian (Research methods)
Tahap pada penelitian adalah menentukan masalah sosial yang dapat memancing
timbulnya masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan hipotesis. Maka langkah
selanjutnya adalah memilih metode penelitian untuk menjawab pertanyaan, sehingga
pertanyaan penelitian harus dibuat spesifik. Metode yang dipilih harus sesuai dengan
konteks penelitian, ditentukan dengan melakukan studi literature dari buku, jurnal, atau
sumber yang bereputasi baik. Metode penelitian yang dipilih harus menyatakan :
1. Nama metode dan penjelasan rinci dengan referensi ke literatur yang
menggambarkannya.
2. Bahan yang dibutuhkan dalam menerapkan metode.
3. Alasan pemilihan metode dan keunggulan disbanding metode lain.
4. Hubungan asumsi dan metode yang digunakan.
2. 2
Metode harus dijelaskan dengan urutan yang logis agar pembaca mudah memahami tahap
pelaksanaan penelitian. Rincian urutannya adalah pra-penelitian, saat penelitian, dan
pasca-penelitian.
Klasifikasi metode dapat dipecah lebih lanjut berdasarkan aktivitas, yaitu
pengumpulan data lapangan dan analisis laboratorium. Pengumpulan data lapangan harus
dilakukan sebelum analisis laboratorium karena tidak mungkin memahami prosedur
laboratorium tanpa mengetahui bagaimana contoh data untuk analisis laboratorium
diperoleh. Biasanya, urutannya saling bergantung, sehingga perlu menyelesaikan sebuah
taha untuk dapat lanjut ke tahap selanjutnya.
3.1.9 Tesis Penelitian (The “research” thesis)
Struktur tesis penelitian berlaku untuk perancangan percobaan dan pengamatan
sistematis dengan pendekatan deduktif-induktif. Tesis penelitian memiliki struktur yang
konvensional, yaitu dimulai dari adanya masalah penelitian, tujuan penelitian, pertanyaan
penelitian, hipotesis, dan metode. Selain elemen pada struktur tersebut, tesis penelitian
sering memiliki elemen tambahan dari wilayah penelitian.
3.1.10 Wilayah Penelitian (Study area)
Jika penelitian dilakukan di daerah geografis tertentu, maka wilayah penelitian
harus dijelaskan. Penjelasannya meliputi penggambaran wilayah penelitian (biasanya
menyajikan peta), batas geografisnya, penjelasan keseluruhan wilayah atau sub-wilayah
yang digunakan untuk penelitian, alasan dan penjelasan kesesuaian wilayah penelitian
dengan masalah penelitian.
Karakteritik kesesuaian wilayah penelitian dengan masalah penelitian diantaranya
adalah demografi, pola penggunaan lahan, geologi, geomorfologi, tanah, dan lain-lain.
Pembenaran untuk memilih wilayah penelitian memiliki tiga aspek, yaitu :
1. Ilmiah, yaitu daerah harus sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian
2. Praktis, yaitu harus ada data sekunder yang memadai; data utama koleksi harus layak;
di antara masalah yang perlu dipertimbangkan adalah akses, perizinan, transportasi,
bahasa, dan keamanan
3. Sosial / konteksual, yaitu area tersebut harus penting bagi probabilitas masalah sosisal;
misalnya perencanaan transportasi di kota dengan mobilitas akut yang diketahui
masalah
3. 3
Pemilihan wilayah penelitian harus memperhatikan bahwa tidak berada pada zona konflik
bersenjata aktif, apalagi jika peneliti tidak berbicara dengan bahas alokal, dan ilegal bagi
warga sipil untuk membawa peta topografi rinci atau Penerima GPS. Penelitian pada
wilayah dengan kasus ekstrim bisa menimbulkan masalah yang tak dapat diatasi harus
ditinggalkan.
3.1.11 Tesis Desain (The “design” thesis)
Jenis lain dari tesis adalah tesis desain yang banyak digunakan pada pemrograman
computer, antarmuka pengguna, struktur database, atau algoritma. Desain biasanya hanya
berupa proyek, namun desain juga dapat dianggap sebagai penelitian dengan persyaratan :
1. Tujuan penelitian harus jelas, didefinisikan sebagai hasil dari yang diusulkan
proyek yang dapat digunakan orang lain.
2. Pertanyaan penelitian harus memperjelas tujuan penelitian. Jika pertanyaan
penelitian dapat dijawab, maka tujuannya telah tercapai.
3. Tingkat inovasi harus tinggi, khususnya itu harus menciptakan sesuatu benar-benar
baru, atau setidaknya sintesis baru.
4. Desain yang dihasilkan harus terbukti lebih baik dari alternatif.
Jika pada tesis penelitian terdapat hipotesis, maka pada tesis desain diganti menjadi
inovasi yang diusulkan dengan evaluasi kriteria penilaian “apakah desain baru lebih baik
dari desain sebelumnya?”, dengan beberapa aspek :
1. Letak inovasi.
2. Definisi keunggulan dari inovasi (lebih baik dari inovasi sebelumnya)
3. Ketetapan yang menyatakan keunggulan.
Dalam tesis desain, keunggulan sering dibuat dengan memberikan demonstrasi
bahwa kriteria desain tertentu telah dipenuhi, dimana kriteria tersebut tidak dipenuhi dalam
produk lain. Pada bagian hasil tesis penelitian yang membahas hipotesis, pada tesis desain
digantikan dengan argumen bahwa desain lebih baik dari desain sebelumnya.
Contoh tesis desain adalah struktur baru dari basis data geografis tanah dengan
keunggulan memungkinkan representasi objek dunia nyata yang tidak dapat diwakili
dalam desain yang ada atau mendukung kelas pertanyaan yang tidak dapat dilakukan dalam
desain yang ada. Tesis yang dikerjakan harus :
1. Menetapkan bahwa ada permintaan untuk desain. Jika pada esis penelitian terdapat
masalah penelitian, maka pada tesis desain terdapat permintaan.
4. 4
2. Menunjukkan desain yang ada, dan mengidentifikasi kekurangannya
3. Menunjukkan desain yang diusulkan dan inovasinya.
4. Menunjukkan penggunaan desain pada beberapa data sampel, yaitu bukti dari konsep,
desain benar-benar dapat mewakili apa yang dijanjikan.
5. Menunjukkan bahwa desain dapat mewakili konsep yang tidak mungkin dengan desain
yang sudah ada.
6. Menunjuakkan bahwa desain lebih dapat menjawab isu yang ada disbanding desain
yang sudah ada.
Contoh lain dari tesis desain adalah desain dan implementasi dari antarmuka pengguna
yang ditingkatkan untuk pemodelan statistik. Ditingkatkan pada kalimat sebelumnya
berarti dapat diuji oleh serangkaian eksperimen yang dirancang dengan target pengguna,
dengan hasil yang dapat diukur, misalnya seberapa cepat atau benar pengguna dapat
menyelesaikan tugas tertentu.
3.1.12 Contoh Tesis Desain (Example of a design thesis)
Contoh dari tesis desain adalah disertasi terkait desain dan implementasi program
mikrokomputer ALES untuk membantu dalam evaluasi lahan dengan bagian sebagai
berikut :
1. Permintaan sistem (menetapkan permintaan terhadap sistem)
Pada penelitian ini terdapat kalimat “Saat ini ada permintaan tinggi di seluruh dunia
untuk informasi tentang kesesuaian lahan untuk berbagai macam penggunaan lahan”
dan “Tidak ada komputer yang komprehensif program yang memungkinkan evaluator
lahan untuk mengatur pengetahuan dari beragam sumber”
2. Tujuan sistem (menggambarkan tujuan umum dan spesifik dari sistem)
Pada penelitian ini digambarkan dengan kalimat ". . . untuk memungkinkan evaluator
lahan untuk menyusun, menyusun sistem, dan menafsirkan informasi beragam ini
menggunakan prinsip-prinsip dasar FAO Kerangka Evaluasi Tanah [8], dan menyajikan
yang ditafsirkan informasi dalam bentuk yang secara langsung berguna bagi para
perencana penggunaan lahan”.
3. Persyaratan sistem (membuat daftar spesifikasi dari apa yang sistem harus dapat
lakukan)
Dalam contoh ini, sistem harus memungkinkan penilaian ahli pada interaksi antara
karakteristik lahan yang akan ditangkap dalam sistem.
5. 5
4. Desain sistem (menjelaskan aspek inovatif dari desain sistem)
Dalam contoh ini, diusulkan untuk merepresentasikan interaksi denganpohon
keputusan; pertanyaannya adalah bagaimana merepresentasikan ini dalam sistem.
5. Implementasi sistem (menjelaskan bagaimana sstem diterapkan)
Dalam contoh ini, beberapa model dibangun di sistem, beberapa sebagai duplikasi dari
metode manual yang ada untuk menunjukkan bahwa sistem dapat menggantikan ini,
dan beberapa lainnya berada di luar kemampuan metode yang ada.
6. Aplikasi sistem ke bidang masalah (menunjukkan bahwa sistem dapat memenuhi
persyaratan yang disebutkan)
Bukti sistem telah selesai adalah model dapat dibangun, diterapkan pada data, dan
memberikan hasil.
3.1.13 Tesis Sosial atau Organisasional (The “social” or “organizational” thesis)
Selain tesis penelitian dan tesis desain, terdapat tesis analisis social, yaitu tentang
manusia dan masyarakat atau orgasisasi mereka. Objek penelitiannya rumit dan bahkan
kontradiktif, dan sangat sulit untuk mengambil kesimpulan yang pasti. Penelitian ini
dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa manusia dan masyarakat itu rumit, serta
organisasi adalah sarana yang begitu banyak dicapai dalam masyarakat.
Sama seperti tesis penelitian, tesis analisis sosial juga terdapat hipotesis.
Perbedaannya adalah terletak pada metode penelitiannya dan hasilnya subjektif, bukan
objektif dari pengukuran. Contoh yang bagus adalah karya Roling tentang konsep
keberlanjutan.
Tesis sosial mungkin termasuk beberapa wawancara atau pertemuan terstruktur,
tetapi masih kurang terkontrol karena kecenderungan buruk manusia (baik peneliti maupun
subjek) untuk menyalahi penyimpangan, fabrikasi, imajinasi, pemikiran khayalan, dan
lain-lain. Ilmuwan sosial telah mengembangkan berbagai teknik untuk meningkatkan
objektivitas, yang harus digunakan jika mungkin (misalnya pertanyaan yang menanyakan
apa yang seharusnya menjadi informasi yang sama dengan cara yang berbeda).
3.1.14 Tesis Pemodelan (The “modelling” thesis)
Jenis lain dari tesis adalah tesis pemodelan, misalnya model hidrologi wilayah
sungai digunakan untuk memprediksi banjir, kekeringan, dan waktu pelayaran, dan untuk
merencanakan pelepasan dan penyimpanan di waduk. Contoh lain adalah model spasial
6. 6
erosi tanah yang digunakan untuk merencanakan tindakan konservasi tanah dan merancang
kontrol sedimen.
Evaluasi model dilakukan dilihat dari keberhasilan dalam menghasilkan kebiasaan
dari sistem alam atau sosial. Kunci dari tesis pemodelan adalah kalibrasi dan validasi.
Namun, data lapangan nyata yang dapat digunakan untuk mengalibrasi dan memvalidasi
mungkin jarang, dan mungkin tidak mewakili berbagai fenomena yang dimodelkan.
Misalnya, model erosi harus memprediksi kehilangan tanah dan limpasan untuk badai
kecil, menengah dan besar selama musim lapangan tertentu mungkin tidak ada badai besar.
Jadi, data simulasi dapat dibuat untuk mewakili berbagai kondisi yang dibutuhkan untuk
membuat model.
Model juga harus dinilai dengan perbandingan dengan model yang ada, dimana
model yang dibuat harus bisa menunjukkan bahwa sudah ada pengembangan yang
dilakukan, dibandingkan dengan model yang ada. Model baru harus dapat memberikan
prediksi yang lebih akurat atau tepat, membutuhkan data input yang lebih sedikit atau lebih
murah, lebih mudah untuk membuat parameter, dapat diterapkan dalam berbagai skenario
yang lebih luas, dan lain-lain. Model juga harus bisa berkontribusi terhadap pemecahan
masalah, dan bisa menunjukkan keunggulannya saat dibandingkan kinerjanya dalam
beberapa studi kasus.