3. Pada umumnya, individu itu tidak merasakan bahwa menggunakan
bahasa adalah suatu kemahiran yang luar biasa kompleksnya.
Penggunaan bahasa terasa lumrah karena memang dengan tidak
diajari oleh siapa pun, seorang bayi membesar bersama-sama dengan
pertumbuhan bahasanya. Dari umur setahun hingga satu setengah
tahun, seorang bayi mula mengeluarkan bentuk-bentuk bahasa yang
dapat kita kenali sebagai perkataan, dan akhirnya menjadi ayat
kompleks apabila menjelang umurnya mepat tahun atau lima tahun.
Apabila dewasa, kita menggunakan bahasa kita seolah-olah dengan
tidak berpikir. Apabila kita ingin mengungkapkan sesuatu, pada masa
itu pulalah kita mengeluarkan bunyi-bunyi yang disebut bahasa. Akan
tetapi, jikalau kita renungkan secara mendalam, kita merasakan
bahwa penggunaan bahasa adalah realisasi daripada kemampuan
yang hanya manusialah yang dapat melakukannya.
1.1 Pengenalan
4. Suatu hari di kebun binatang, anda berjalan-jalan
dengan seorang anak kecil dan melihat seekor
binatang, anda berkata,
“Lihat itu, singanya besar, ya!”
Lantas bagaimana kita dapat memilih perkataan yang
berbunyi (singa), padahal dalam otak kita pastilah
terdapat ribuan perkataan yang kita simpan,
sebagiannya mirip dan sebagiannya tidak mirip dengan
konsep singa.
Mirip dalam konsep singa (harimau, serigala, kucing,
anjing) dan mirip dalam bunyi singa (singkong, senget
dan singkir).
Contoh
5. Lalu bagaimana sampai kita dapat
mengeluarkan perkataan singa dan bukan
perkataan lain? Jikat kita keliru dalam
bebahasa, pilihan perkataan yang dikeluarkan
itu pastilah tidak jauh daripada perkataan
yang kita inginkan, baik dilihat dari segi bunyi
dan maknanya.
Mungkin orang akan akan berkata “Lihat itu,
harimaunya besar, ya!”
6. Begitu juga dengan tersilap lidah. Perkataan
yang tersilap itu pastilah tidak jauh dari
daripada perkataan aslinya. Seperti seorang
pelawak yang mengubah antipasi menjadi
antisapi. Walaupun seseorang mungkin tidak
mengetahui alasannya, dia mungkin
mempunyai gerakan hati dalam memilih
kekeliruan yang tepat. Atau akan benar-benar
tersilap saat berkata kepala menjadi kelapa.
7. 1.2 Sejarah Lahirnya Psikolingusitik
Psikolinguistik berasal dari gabungan antara dua ilmu, yaitu
Psikolog dan Linguistik.
Ilmu ini sudah tampak pada abad ke-20 oleh psikologi Jerman
bernama Wilhelm Wundi, menyatakan bahwa bahasa dapat
dijelaskan dengan dasar prinsip-prinsip psikoligis
(Kess,1992).
Perkembangan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess,
1992): (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap
kognitif, (4) tahap teori psikolinguistik, realiti psikologi dan
ilmu kognitif.
2. Tahap lingusitik
8. 1.3 Defini Psikolinguistik
Menurut para ahli:
Aichison (1998:1) memberi defini sebagai suatu “kajian
tentang bahasa dan minda”.
Harley (2001:1) mengatakannya sebagai suatu “kajian
tentang proses-proses mental dalam penggunaan
bahasa”.
Clark dan Clark (177:4) mengatakan bahwa psikologi
bahasa berkaitan dengan 3 hal utama: kefahaman,
penghasilan, dan perolehan bahasa.
Dapat disimpulkan bahwa psikolingusitik adalah ilmu yang
mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh
manusia dalam mereka membina pengetahuan
berbahasa.
9. 1.4 Kuadrat Bahasa
Ketika kita melihat ibu ayam dan anak ayam akan saling
berkomunikasi dengan berkotek yang memberitahukan
kepada anaknya bahwa terdapat makanan. Kemudian
dengan lebah berkomunikasi dengan tarian yang
menandakan adanya sumber makanan. Sedangkan kera
akan memberikan tanda-tanda tertentu apabila bahaya
sedang mengancam.
Dari contoh diatas bahwa hewan dapat berkomunikasi
satu sama lain dengan menggunakan “bahasa” mereka
sendiri.
Apakah bahasa yang digunakan oleh manusia itu sama dengan
bahasa yang digunakan oleh binatang?
10. 1. Bahasa manusia memiliki ketergantungan kepada struktur.
Contoh:
“Orang tua itu harus mencangkul ladang kering”Ciri-ciri khusus yang membedakan bahasa
manusia dengan binatang
11. 1.5 Definisi Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitari
yang digunakan oleh anggotan suatu masyarakat
bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraski antara
sesamanya, berlandaskan pada budaya yang miliki
bersama.
Sistem dalam bahasa adalah sistem yang terdiri dari
simbol-simbol. Simbol-simbol ini bersifat arbitari, yakni
tidak ada keterkaitan antara simbol-simbol ini dengan
benda, keadaan atau peristiwa yang diwakilinya.
Contoh : tidak ada alasan mengapa tempat duduk
dinamai kursi
12. 1.6 Komponen Bahasa
Ilmu bahasa telah mengalami bermacam-macam
perubahan dari segi landasan maupun alirannya.
Namun ada satu hal yang tetap konsisten, yaitu
komponen bahasa. Dalam aliran lingustik mana pun
bahasa selalu dikatakan memiliki tiga komponen,
sintaksis, fonologi, dan semantik.
13. 1.7 Pragmatik
Pragmatik bukanlah salah satu komponen bahasa, ia hanyalah
memberikan perspektif kepada bahasa. Oleh karena pragmatik
menyangkut mankan maka sering kali ilmu ini dikelirukan dengan
ilmu makna, semantik.
Semantik mempelajari makna dalam bahasa alami dengan tidak
memperhatikan konteksnya. Sedangkan pragmatik lebih merujuk
kepada kajian makna dalam interaksi antara seorang penutur dengan
penutur yang lainnya (Jucker, 1998)
Pragmatik merupakan bagian penting dalam komunikasi tetapi tidak
merupakan salah satu komponen dalam bahasa. Pragmatik
memberikan aturan yang membimbing manusia untuk berbahasa
yang wajar.