Dokumen tersebut membahas tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai kajian dampak suatu proyek terhadap lingkungan. AMDAL merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan izin proyek. Proses AMDAL meliputi penapisan, pengumuman, penyusunan dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL, serta penilaian oleh komisi. Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena faktor internal seperti
1. BAB I
PENDAHULUAN
Sejak manusia mengenal peradaban, ribuan tahun yang lalu, manusia selalu
berusaha untuk meningkatkan hidupnya. Peningkatan kualitas hidup tidak lain merupakan
usaha untuk mendapatkan “kenyamanan hidup”.
2. BAB II
PEMBAHASAN
A Pengkajian tentang AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap
lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek
fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat. Dasar
hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang "Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup".
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan
pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu
syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi
AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk
mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.
Dokumen tentang AMDAL, terdiri dari :
• KA – ANDAL Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan
• ANDAL Dokuman Analisis Dampak Lingkungan
• RKL Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
• RPL Dokumen Pengawasan Lingkungan Hidup
Khusus untuk tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama
untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan
apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan
apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
3. Kegunaan AMDAL adalah sbb :
♣ Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
♣ Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
♣ Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan.
♣ Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
♣ Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.
Prosedur AMDAL terdiri dari :
Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat
Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)
Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan atau
kerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukan
apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Berdasarkan Keputusan Kepala
BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib mengumumkan rencana kegiatannya
selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut, menanggapi masukan yang
diberikan, dan kemudian melakukan konsultasi kepada masyarakat terlebih dulu sebelum
menyusun KA-ANDAL.
Proses penyusunan KA-ANDAL. Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk
menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses
pelingkupan).
Proses penilaian KA-ANDAL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan
dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan
peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar
4. waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki / menyempurnakan kembali
dokumennya.
Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan
RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian
Komisi AMDAL).
Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa
mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk
dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL dan
RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
5. A. Kerusakan karena Faktor Internal
Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam bumi /
alam itu sendiri. Kerusakan akibat faktor internal pada daya dukung alam sulit untuk
dicegah karena merupakan proses alami yang terjadi pada bumi / alam yang sedang
mencari keseimbangan dirinya. Kerusakan daya dukung alam karena faktor internal
antara lain dapat terjadi karena :
1. Letusan gunung berapi yang merusak lingkungan alam sekitarnya.
2. Gempa bumi yang menyebabkan dislokasi lapisan tanah.
3. Kebakaran hutan karena proses alami pada musim kemarau panjang;
disebabkan oleh embun yang berfungsi sebagai lensa pengumpul api( pada
titik fokusnya ) pada saat terkena cahaya matahari, tepat pada saat embun
belum menguat.
4. Banjir besar dan gelombang laut yang tinggi akibat badai.
Kerusakan daya dukung alam karena faktor internal pada umumnya diterima
sebagai musibah bencana alam. Kerusakan ini terjadi dalam waktu singkat namun
akibatnya dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
B. Kerusakan karena Faktor Eksternal
Kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang diakibatkan oleh ulah
manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya. Oleh karena
kerusakan karena faktor eksternal disebabkan oleh manusia, maka menjadi kewajiban
manusia untuk mengurangi atau bahkan, kalau mungkin, menghindari kerusakan yang
disebabkan oleh faktor eksternal tersebut. Kerusakan karena faktor eksternal pada
umumnya disebabkan oleh karena kegiatan industri, berupa limbah buangan industri.
Selain dari itu pemakaian bahan bakar fosil sudah pasti akan mencemari lngkungan pula.
Kerusakan daya dukung alam karena faktor eksternal antara lain di sebabkan oleh :
1. Pencemaran udara yang berasal dari cerobong pabrik ( kegiatan industri ) dan
juga gas buangan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil ( pada sistem
transportasi )
6. 2. Pencemaran air yang berasal dari limbah buangan industri.
3. Pencemaran daratan ( tanah ) oleh kegiatan industri maupun penumpukan
limbah padat / barang bekas.
4. Penambakan untuk mengambil kekayaan alam ( mineral ) dari perut bumi.