SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
Mata Kuliah : Pendalaman Al Quran & Hadits
Dosen Pengampu : DR. Abdul Kosim, M.Ag.
PROGRAM PASCA SARJANA,
STAI DR. KHEZ MUTTAQIEN
PURWAKARTA
Tahun 2021 - 2022
Secara sederhana, komprehensif adalah pembahasan yang bersifat
menyeluruh. Sebagai kata serapan, komprehensif adalah bentuk kata
sifat yang asalnya dari kata serapan bahasa Inggris “comprehensive”, yang
artinya luas, menyeluruh, teliti dan meliputi banyak hal. Istilah
komprehensif digunakan untuk menyatakan keadaan di mana sesuatu
dapat menjelaskan keterangan secara lengkap dan luas serta memberikan
wawasan yang lebih.
Definisi yang dinyatakan oleh M. Kanal, sebagaimana yang dikutip Taufiq
Abdullah dan Sharon Siddique dalam buku Samsul Nizar yang
mendefinisikan pendidikan Islam sebagai ”suatu proses yang
komprehensif dari pengembangan kepribadian manusia secara
keseluruhan, yang meliputi bidang intelektual, spiritual, emosi dan fisik.”
dengan demikian berarti terdapat empat elemen pendidikan dalam
Islam, yaitu intelektual, fisik, emosi dan spiritual.
 Sistem pendidikan yang komprehensif yaitu, bentuk dan jenis
pendidikan yang mengikuti pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat yang menginginkan adanya pembinaan anak dan
diselenggarakan secara berimbang antara nilai (value) dan sikap
(attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill),
kemampuan berkomunikasi (communicated) dan kesadaran
terhadap lingkungannya.
 Pendidikan terpadu inilah yang dinilai sangat urgen dalam
perjalanan pembangunan bangsa Indonesia. Sebab pada
pelaksanannya nanti, pendidikan tidak hanya diminta tanggung
jawabnya dalam membina, melatih dan mendayagunakan
seluruh potensi atau kemampuan manusia (daya talar, daya fisik,
daya cipta, daya karsa maupun budi pekerti) melainkan lebih
jauh dari itu yaitu menyiapkan manusia Indonesia yang mampu
secara fungsional dalam kehidupan kesehariannya.
Pengertian system pendidikan yang komprehensif
 Konstruksi pendidikan Islam adalah bangunan yang utuh
dan terpadu

‫َة‬‫غ‬ْ‫ب‬ ِ
‫ص‬ ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ۚ ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ َ‫ة‬َ‫غ‬ْ‫ب‬ ِ
‫ص‬
ۖ
ََ  ْ‫ُو‬ُِ‫ب‬‫ب‬ٰ ََٗ ُ‫ن‬ََْْ ‫ن‬‫و‬
١٣٨
 “Sibgah Allah.” Siapa yang lebih baik sibgah-nya daripada
Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah. [ Al-
Baqarah:138].
 Kurikulum pendidikan yang komprehensif ini harus
dilaksanakan dalam kerangka acuan keislaman dan
sumber-sumber ilmu keislaman dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah .Dengan memanfaatkan metode orang lain yang
berasal dari asal yang sama, dan berkecambah di tempat
yang sama.
 “Kurikulum pendidikan Islam dirumuskan untuk turun ke
dalam realitas manusia, dan mereka hidup dengan
peristiwa realitas ini dan permasalahannya. Sebaliknya,
kurikulum pendidikan Islam memancar dari realitas ini,
karena tidak muncul dari ruang hampa, sehingga itu tidak
bisa diterapkan dalam ruang hampa ”
[
7
]
.
 Dan jika kurikulum pendidikan Islam ini terputus dari
realitas, maka ia menjadi fakta (gambaran) tanpa jiwa,
karena menjadi teori-teori abstrak, atau fakta dan
pengetahuan yang dingin, yang tidak memiliki andil untuk
mewujudkan ke realitas atau mengangkat realitas untuk
dihadapi dengan itu ?
.!
Kurikulum pendidikan Islam didasarkan pada kemajuan
dan bertahap dan tidak menempatkan cabang(furu’) di
tempat utama (ushul), tetapi dimulai dari pembentukan
aspek akidah dalam hati individu, untuk mencapai
secara (hierarkis) ke pendidikan akhlaknya, sehingga
akidah itulah yang dibangun pada inti hati nurani: etika
berpikir, etika jiwa, dan etika perilaku
Gradualisme(tadarruj) inilah yang melindungi individu
Muslim dari gangguan atau kemunduran, atau
setidaknya apatis dan kelesuan, terutama di era di mana
kebodohan diintimidasi.
Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan)
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan)
dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan
tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi
besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan
kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan
kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang
besar .
” (QS. Al-Fath: 29).
 Dengan demikian, kurikulum pendidikan Islam bekerja dalam
kerangka kesempurnaan, realisme, dan bertahap untuk mencapai
pendidikan Islam yang komprehensif, yang “bertujuan dengan
pertimbangan aqidah: membentuk (hamba Rabbaniy) untuk
mewujudkan (tajarrud) ketidakberpihakan.
 Hal ini bertujuan berkaitan dengan etika: untuk membuat (prototipe
manusia) untuk mencapai qudwah(tauladan).
 Dan itu bertujuan dengan pertimbangan material: untuk membentuk
(kompetensi manusia) untuk mengekstrak potensi ”
[
8
]
.
 Tidak diragukan lagi, untuk mencapai tujuan-tujuan sebelumnya,
perlu (ahli fiqih/fuqoha) dalam pendidikan Islam yang mewujudkan
kurikulum Islam dalam realitas, dan mempelopori orang lain untuk
menirunya, dan mendorong pribadi umat untuk meniru dan bangkit
dengan itu. menghidupkan kembali akidah, nilai, dan moral
Islam .Kesemuanya itu berpedoman pada ciri-ciri pendidikan Islam
(syumuliyyah/komprehensif, realism/waqi’iyyah,
gradualisme/tadarruj, dan lain-lain).
 Ringkasnya, para fuqoha pendidikan Islam sedang
membesarkan seorang Muslim untuk hidup dengan iman,
hidup untuk itu dan berjihad untuk itu, dan
mengorbankan uang dan jiwanya, dan cinta karena iman,
dan lebih mencintai Allah SWT melebihi semua cinta
selainNya, karena Allah SWT memerintahkan:
 Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan
selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat
besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang
berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab
(pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik
Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya
mereka menyesal).
 saat ini. Strategi tunggal tampaknya sudah tidak cocok
lagi, apalagi yang bernuansa indoktrinasi. Pemberian
teladan saja juga kurang efektif, karena sulitnya
menentukan yang paling tepat untuk dijadikan
teladan. Dengan kata lain, diperlukan
multipendekatan atau yang oleh Kirschenbaum (1995)
disebut pendekatan komprehensif.( pendekatan
psikologi, pendekatan karakter, pendekatan sosial,
emosional, spiritual, inteletual, dan seluruh aspek atau
komponen)
 Istilah komprehensif yang digunakan dalam
pendidikan karakter mencakup berbagai aspek.
 Pertama, isinya harus komprehensif, meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan pilihan
nilai-nilai yang bersifat pribadi sampai pertanyaan-pertanyaan mengenai etika secara umum.
 Kedua, metodenya harus komprehensif. Termasuk di dalamnya in-kulkasi (penanaman) nilai,
pemberian teladan, penyiapan generasi muda agar dapat mandiri dengan mengajarkan dan
memfasilitasi pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab, dan berbagai keterampilan
hidup (soft skills). Generasi muda perlu memeroleh penanaman nilai-nilai tradisional dari orang
dewasa yang menaruh perhatian kepada mereka, yaitu para anggota keluarga, pendidik, dan pemuka
masyarakat. Mereka juga memerlukan teladan dari orang dewasa mengenai integritas kepribadian
dan kebahagiaan hidup. Demikian juga mereka perlu difasilitasi untuk berlatih memecahkan
masalah, serta mempelajari keterampilan-keterampilan (soft skills) yang diperlukan supaya sukses
dalam kehidupan.
 Ketiga, pendidikan karakter hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan di kelas, dalam
kegiatan ekstrakurikuler, dalam proses bimbingan dan penyuluhan, dalam upacara-upacara
pemberian penghar-gaan, dan semua aspek kehidupan. Beberapa contoh mengenai hal ini misalnya
kegiatan belajar kelompok, penggunaan bahan-bahan bacaan dan topik-topik tulisan mengenai
kebaikan, pemberian teladan tidak merokok, tidak korup, tidak munafik, dermawan,
menyayangi sesama makhluk Tuhan, dan sebagainya.
 Yang terakhir, keempat, pendidikan karakter hendaknya terjadi melalui kehidupan dalam
masyarakat. Orang tua, ulama, penegak hukum,
 polisi, dan organisasi kemasyarakatan, semua perlu berpartisipasi dalam pendidikan karakter.
Konsistensi semua pihak dalam melaksanakan pendidikan karakter mempengaruhi karakter generasi
muda (Kirschenbaum, 1995: 9-10).
 Selanjutnya akan diuraikan beberapa hal terkait dengan pendekatan komprehensif dalam pendidikan
karakter.
 meliputi dua metode tradisional, yaitu inkulkasi (penanaman) nilai dan pemberian
teladan serta dua metode kontemporer, yaitu fasilitasi nilai dan pengembangan
keterampilan hidup (soft skills).
 Inkulkasi (penanaman) nilai memiliki ciri-ciri berikut ini:
 1) mengomunikasikan kepercayaan disertai alasan yang mendasarinya; 2)
memperlakukan orang lain secara adil; 3) menghargai pandangan orang lain;
 4) mengemukakan keragu-raguan atau perasaan tidak percaya disertai dengan alasan dan
dengan rasa hormat;
 5) tidak sepenuhnya mengontrol lingkungan untuk meningkatkan kemungkinan
penyampaian nilai-nilai yang dikehendaki, dan men-cegah kemungkinan penyampaian
nilai-nilai yang tidak dikehendaki; 6) menciptakan pengalaman sosial dan emosional
mengenai nilai-nilai yang dikehendaki, tidak secara ekstrem;
 7) membuat aturan, memberikan penghargaan, dan memberikan kon-sekuensi disertai
alasan;
 8) tetap membuka komunikasi dengan pihak yang tidak setuju; dan 9) memberikan
kebebasan bagi adanya perilaku yang berbeda-beda,
 Pendidikan karakter seharusnya tidak menggunakan metode indok-
trinasi yang memiliki ciri-ciri yang bertolak belakang dengan inkulkasi
seperti tersebut di atas.
 Dalam pendidikan karakter, pemberian teladan merupakan metode
yang biasa digunakan. Untuk dapat menggunakan metode ini, ada dua
syarat yang harus dipenuhi. Pertama, pendidik atau orang tua harus
berperan sebagai model atau pemberi teladan yang baik bagi peserta
didik atau anak-anak. Kedua, anak-anak harus meneladani orang-
orang terkenal yang berakhlak mulia, terutama Nabi Muhammad saw.
 Guru dan orang tua perlu memiliki keterampilan asertif
(menyampaikan pendapat dengan adab) dan keterampilan
menyimak(paham dan kritis). Inkulkasi dan keteladanan
mendemonstrasikan kepada subjek didik cara yang terbaik
untuk mengatasi berbagai masalah, sedangkan fasilitasi nilai
melatih subjek didik mengatasi masalah-masalah tersebut.
. Ada berbagai keterampilan yang diperlukan agar
seseorang dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut,
sehingga berperilaku konstruktif dan bermoral dalam
masyarakat. Keterampilan tersebut antara lain: berpikir
kritis, berpikir kreatif, berkomunikasi secara jelas,
menyimak, bertindak asertif, dan menemukan resolusi
konflik, yang secara ringkas disebut keterampilan
akademik dan keterampilan sosial.
 Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan.
Oleh karena itu, perlu dibahas lebih dulu secara ringkas
tujuan pendidikan karakter. Secara lengkap, tujuan
pendidikan karakter harus meliputi tiga kawasan yakni
pemikiran/penalaran, perasaan, dan perilaku.
 Supaya tujuan pendidikan karakter yang berujud perilaku
yang baik dapat tercapai, subjek didik harus sudah
memiliki kemampuan ber-pikir/bernalar dalam
permasalahan nilai/moral sampai dapat membuat
keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan
apa yang harus dilakukan. Dalam hal ini Kohlberg,
berdasarkan penelitian longitudinal, telah berhasil
meredefinisi pemikiran Dewey mengenai reflective
thinking
Perilaku moral atau tindakan moral (moral action)
hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan
melakukan pengamatan dalam jangka waktu yang relatif
lama, secara terus-menerus. Dengan demikian, dapat
ditarik kesimpulan apakah perilaku orang yang diamati
sudah menunjukkan karakter atau kualitas akhlak yang
akan dievaluasi, misalnya, apakah orang tersebut benar-
benar jujur, adil, disiplin, beretos kerja, bertanggung
jawab, dsb. Pengamat harus orang yang sudah mengenal
orang-orang yang diamatii agar penafsirannya terhadap
perilaku yang muncul tidak salah.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx

PPT DIVAN HAIZUL ULUM 2 Ipi.pptx
PPT DIVAN HAIZUL ULUM 2 Ipi.pptxPPT DIVAN HAIZUL ULUM 2 Ipi.pptx
PPT DIVAN HAIZUL ULUM 2 Ipi.pptxBhocahNajma
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam Mohd Kamal Jusoh
 
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam 48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam Mohd Kamal Jusoh
 
Maulana malik ibrahim - IPI - PPT.pptx
Maulana malik ibrahim - IPI - PPT.pptxMaulana malik ibrahim - IPI - PPT.pptx
Maulana malik ibrahim - IPI - PPT.pptxMAULANAMALIKIBRAHIM34
 
pendidikan sebagai proses humanisas
pendidikan sebagai proses humanisaspendidikan sebagai proses humanisas
pendidikan sebagai proses humanisasSucces Zen
 
makalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikanmakalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikanfuji dea delpani
 
Topik 2 Ruang Kolaborasi_Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Islam dalam Pendidik...
Topik 2 Ruang Kolaborasi_Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Islam dalam Pendidik...Topik 2 Ruang Kolaborasi_Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Islam dalam Pendidik...
Topik 2 Ruang Kolaborasi_Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Islam dalam Pendidik...ppgellysetyowati9252
 
hakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islamhakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islamShafaraFaiza
 
tugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docxtugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docxHimmatulfata
 
Pertanyaan yang selalu hadir dalam diri penulis makalah ini ketika berhadapan...
Pertanyaan yang selalu hadir dalam diri penulis makalah ini ketika berhadapan...Pertanyaan yang selalu hadir dalam diri penulis makalah ini ketika berhadapan...
Pertanyaan yang selalu hadir dalam diri penulis makalah ini ketika berhadapan...Haexal Mulachela
 
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaRekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaAveroez Averoez
 
tugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docxtugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docxRaihanFahira2
 

Ähnlich wie Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx (20)

PPT DIVAN HAIZUL ULUM 2 Ipi.pptx
PPT DIVAN HAIZUL ULUM 2 Ipi.pptxPPT DIVAN HAIZUL ULUM 2 Ipi.pptx
PPT DIVAN HAIZUL ULUM 2 Ipi.pptx
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam
 
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam 48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
 
Maulana malik ibrahim - IPI - PPT.pptx
Maulana malik ibrahim - IPI - PPT.pptxMaulana malik ibrahim - IPI - PPT.pptx
Maulana malik ibrahim - IPI - PPT.pptx
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
pendidikan sebagai proses humanisas
pendidikan sebagai proses humanisaspendidikan sebagai proses humanisas
pendidikan sebagai proses humanisas
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
makalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikanmakalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikan
 
Powerpoint filsafat
Powerpoint filsafatPowerpoint filsafat
Powerpoint filsafat
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Pendidikan nilai-di-era-global 2010
Pendidikan nilai-di-era-global 2010Pendidikan nilai-di-era-global 2010
Pendidikan nilai-di-era-global 2010
 
Topik 2 Ruang Kolaborasi_Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Islam dalam Pendidik...
Topik 2 Ruang Kolaborasi_Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Islam dalam Pendidik...Topik 2 Ruang Kolaborasi_Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Islam dalam Pendidik...
Topik 2 Ruang Kolaborasi_Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Islam dalam Pendidik...
 
hakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islamhakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islam
 
tugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docxtugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docx
 
14155621 topik6konseppendidikan
14155621 topik6konseppendidikan14155621 topik6konseppendidikan
14155621 topik6konseppendidikan
 
Pertanyaan yang selalu hadir dalam diri penulis makalah ini ketika berhadapan...
Pertanyaan yang selalu hadir dalam diri penulis makalah ini ketika berhadapan...Pertanyaan yang selalu hadir dalam diri penulis makalah ini ketika berhadapan...
Pertanyaan yang selalu hadir dalam diri penulis makalah ini ketika berhadapan...
 
Ilmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islamIlmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islam
 
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaRekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
 
tugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docxtugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docx
 

Mehr von Ahmadyassin33

ANAK-ANAKKU MEGA PROYEKKU.pptx
ANAK-ANAKKU  MEGA PROYEKKU.pptxANAK-ANAKKU  MEGA PROYEKKU.pptx
ANAK-ANAKKU MEGA PROYEKKU.pptxAhmadyassin33
 
Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran.pptx
Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran.pptxManajemen Pendidikan dan Pembelajaran.pptx
Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran.pptxAhmadyassin33
 
RPP DAN MACAM-MACAMNYA.pptx
RPP DAN MACAM-MACAMNYA.pptxRPP DAN MACAM-MACAMNYA.pptx
RPP DAN MACAM-MACAMNYA.pptxAhmadyassin33
 
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU.pptx
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU.pptxKEUTAMAAN MENUNTUT ILMU.pptx
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU.pptxAhmadyassin33
 
فضل الدعوة والدعاة إلى الله.ppt
فضل الدعوة والدعاة إلى الله.pptفضل الدعوة والدعاة إلى الله.ppt
فضل الدعوة والدعاة إلى الله.pptAhmadyassin33
 
KEMULIAAN MUHAJIRIN.pptx
KEMULIAAN MUHAJIRIN.pptxKEMULIAAN MUHAJIRIN.pptx
KEMULIAAN MUHAJIRIN.pptxAhmadyassin33
 
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptxPsikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptxAhmadyassin33
 
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.pptSurip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.pptAhmadyassin33
 
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptxTelaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptxAhmadyassin33
 
DAKWAH ISLAM KAFFAH DAN BERJAMAAH.pptx
DAKWAH ISLAM KAFFAH DAN BERJAMAAH.pptxDAKWAH ISLAM KAFFAH DAN BERJAMAAH.pptx
DAKWAH ISLAM KAFFAH DAN BERJAMAAH.pptxAhmadyassin33
 
karakteristik jmah dakwh.pptx
karakteristik jmah dakwh.pptxkarakteristik jmah dakwh.pptx
karakteristik jmah dakwh.pptxAhmadyassin33
 

Mehr von Ahmadyassin33 (13)

ANAK-ANAKKU MEGA PROYEKKU.pptx
ANAK-ANAKKU  MEGA PROYEKKU.pptxANAK-ANAKKU  MEGA PROYEKKU.pptx
ANAK-ANAKKU MEGA PROYEKKU.pptx
 
Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran.pptx
Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran.pptxManajemen Pendidikan dan Pembelajaran.pptx
Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran.pptx
 
islam kaffah.pptx
islam kaffah.pptxislam kaffah.pptx
islam kaffah.pptx
 
RPP DAN MACAM-MACAMNYA.pptx
RPP DAN MACAM-MACAMNYA.pptxRPP DAN MACAM-MACAMNYA.pptx
RPP DAN MACAM-MACAMNYA.pptx
 
Etos Kerja.PPT
Etos Kerja.PPTEtos Kerja.PPT
Etos Kerja.PPT
 
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU.pptx
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU.pptxKEUTAMAAN MENUNTUT ILMU.pptx
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU.pptx
 
فضل الدعوة والدعاة إلى الله.ppt
فضل الدعوة والدعاة إلى الله.pptفضل الدعوة والدعاة إلى الله.ppt
فضل الدعوة والدعاة إلى الله.ppt
 
KEMULIAAN MUHAJIRIN.pptx
KEMULIAAN MUHAJIRIN.pptxKEMULIAAN MUHAJIRIN.pptx
KEMULIAAN MUHAJIRIN.pptx
 
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptxPsikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
Psikologi Perkembangan_Konsep Dasar & Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan.pptx
 
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.pptSurip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
Surip Kurikulum PAI di Era MBKM.ppt
 
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptxTelaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
 
DAKWAH ISLAM KAFFAH DAN BERJAMAAH.pptx
DAKWAH ISLAM KAFFAH DAN BERJAMAAH.pptxDAKWAH ISLAM KAFFAH DAN BERJAMAAH.pptx
DAKWAH ISLAM KAFFAH DAN BERJAMAAH.pptx
 
karakteristik jmah dakwh.pptx
karakteristik jmah dakwh.pptxkarakteristik jmah dakwh.pptx
karakteristik jmah dakwh.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 

Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx

  • 1. Mata Kuliah : Pendalaman Al Quran & Hadits Dosen Pengampu : DR. Abdul Kosim, M.Ag. PROGRAM PASCA SARJANA, STAI DR. KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA Tahun 2021 - 2022
  • 2. Secara sederhana, komprehensif adalah pembahasan yang bersifat menyeluruh. Sebagai kata serapan, komprehensif adalah bentuk kata sifat yang asalnya dari kata serapan bahasa Inggris “comprehensive”, yang artinya luas, menyeluruh, teliti dan meliputi banyak hal. Istilah komprehensif digunakan untuk menyatakan keadaan di mana sesuatu dapat menjelaskan keterangan secara lengkap dan luas serta memberikan wawasan yang lebih. Definisi yang dinyatakan oleh M. Kanal, sebagaimana yang dikutip Taufiq Abdullah dan Sharon Siddique dalam buku Samsul Nizar yang mendefinisikan pendidikan Islam sebagai ”suatu proses yang komprehensif dari pengembangan kepribadian manusia secara keseluruhan, yang meliputi bidang intelektual, spiritual, emosi dan fisik.” dengan demikian berarti terdapat empat elemen pendidikan dalam Islam, yaitu intelektual, fisik, emosi dan spiritual.
  • 3.  Sistem pendidikan yang komprehensif yaitu, bentuk dan jenis pendidikan yang mengikuti pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang menginginkan adanya pembinaan anak dan diselenggarakan secara berimbang antara nilai (value) dan sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill), kemampuan berkomunikasi (communicated) dan kesadaran terhadap lingkungannya.  Pendidikan terpadu inilah yang dinilai sangat urgen dalam perjalanan pembangunan bangsa Indonesia. Sebab pada pelaksanannya nanti, pendidikan tidak hanya diminta tanggung jawabnya dalam membina, melatih dan mendayagunakan seluruh potensi atau kemampuan manusia (daya talar, daya fisik, daya cipta, daya karsa maupun budi pekerti) melainkan lebih jauh dari itu yaitu menyiapkan manusia Indonesia yang mampu secara fungsional dalam kehidupan kesehariannya. Pengertian system pendidikan yang komprehensif
  • 4.  Konstruksi pendidikan Islam adalah bangunan yang utuh dan terpadu  ‫َة‬‫غ‬ْ‫ب‬ ِ ‫ص‬ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ۚ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ َ‫ة‬َ‫غ‬ْ‫ب‬ ِ ‫ص‬ ۖ ََ ْ‫ُو‬ُِ‫ب‬‫ب‬ٰ ََٗ ُ‫ن‬ََْْ ‫ن‬‫و‬ ١٣٨  “Sibgah Allah.” Siapa yang lebih baik sibgah-nya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah. [ Al- Baqarah:138].  Kurikulum pendidikan yang komprehensif ini harus dilaksanakan dalam kerangka acuan keislaman dan sumber-sumber ilmu keislaman dalam Al-Qur’an dan As- Sunnah .Dengan memanfaatkan metode orang lain yang berasal dari asal yang sama, dan berkecambah di tempat yang sama.
  • 5.  “Kurikulum pendidikan Islam dirumuskan untuk turun ke dalam realitas manusia, dan mereka hidup dengan peristiwa realitas ini dan permasalahannya. Sebaliknya, kurikulum pendidikan Islam memancar dari realitas ini, karena tidak muncul dari ruang hampa, sehingga itu tidak bisa diterapkan dalam ruang hampa ” [ 7 ] .  Dan jika kurikulum pendidikan Islam ini terputus dari realitas, maka ia menjadi fakta (gambaran) tanpa jiwa, karena menjadi teori-teori abstrak, atau fakta dan pengetahuan yang dingin, yang tidak memiliki andil untuk mewujudkan ke realitas atau mengangkat realitas untuk dihadapi dengan itu ? .!
  • 6. Kurikulum pendidikan Islam didasarkan pada kemajuan dan bertahap dan tidak menempatkan cabang(furu’) di tempat utama (ushul), tetapi dimulai dari pembentukan aspek akidah dalam hati individu, untuk mencapai secara (hierarkis) ke pendidikan akhlaknya, sehingga akidah itulah yang dibangun pada inti hati nurani: etika berpikir, etika jiwa, dan etika perilaku Gradualisme(tadarruj) inilah yang melindungi individu Muslim dari gangguan atau kemunduran, atau setidaknya apatis dan kelesuan, terutama di era di mana kebodohan diintimidasi.
  • 7. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar . ” (QS. Al-Fath: 29).
  • 8.  Dengan demikian, kurikulum pendidikan Islam bekerja dalam kerangka kesempurnaan, realisme, dan bertahap untuk mencapai pendidikan Islam yang komprehensif, yang “bertujuan dengan pertimbangan aqidah: membentuk (hamba Rabbaniy) untuk mewujudkan (tajarrud) ketidakberpihakan.  Hal ini bertujuan berkaitan dengan etika: untuk membuat (prototipe manusia) untuk mencapai qudwah(tauladan).  Dan itu bertujuan dengan pertimbangan material: untuk membentuk (kompetensi manusia) untuk mengekstrak potensi ” [ 8 ] .  Tidak diragukan lagi, untuk mencapai tujuan-tujuan sebelumnya, perlu (ahli fiqih/fuqoha) dalam pendidikan Islam yang mewujudkan kurikulum Islam dalam realitas, dan mempelopori orang lain untuk menirunya, dan mendorong pribadi umat untuk meniru dan bangkit dengan itu. menghidupkan kembali akidah, nilai, dan moral Islam .Kesemuanya itu berpedoman pada ciri-ciri pendidikan Islam (syumuliyyah/komprehensif, realism/waqi’iyyah, gradualisme/tadarruj, dan lain-lain).
  • 9.  Ringkasnya, para fuqoha pendidikan Islam sedang membesarkan seorang Muslim untuk hidup dengan iman, hidup untuk itu dan berjihad untuk itu, dan mengorbankan uang dan jiwanya, dan cinta karena iman, dan lebih mencintai Allah SWT melebihi semua cinta selainNya, karena Allah SWT memerintahkan:  Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).
  • 10.  saat ini. Strategi tunggal tampaknya sudah tidak cocok lagi, apalagi yang bernuansa indoktrinasi. Pemberian teladan saja juga kurang efektif, karena sulitnya menentukan yang paling tepat untuk dijadikan teladan. Dengan kata lain, diperlukan multipendekatan atau yang oleh Kirschenbaum (1995) disebut pendekatan komprehensif.( pendekatan psikologi, pendekatan karakter, pendekatan sosial, emosional, spiritual, inteletual, dan seluruh aspek atau komponen)  Istilah komprehensif yang digunakan dalam pendidikan karakter mencakup berbagai aspek.
  • 11.  Pertama, isinya harus komprehensif, meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan pilihan nilai-nilai yang bersifat pribadi sampai pertanyaan-pertanyaan mengenai etika secara umum.  Kedua, metodenya harus komprehensif. Termasuk di dalamnya in-kulkasi (penanaman) nilai, pemberian teladan, penyiapan generasi muda agar dapat mandiri dengan mengajarkan dan memfasilitasi pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab, dan berbagai keterampilan hidup (soft skills). Generasi muda perlu memeroleh penanaman nilai-nilai tradisional dari orang dewasa yang menaruh perhatian kepada mereka, yaitu para anggota keluarga, pendidik, dan pemuka masyarakat. Mereka juga memerlukan teladan dari orang dewasa mengenai integritas kepribadian dan kebahagiaan hidup. Demikian juga mereka perlu difasilitasi untuk berlatih memecahkan masalah, serta mempelajari keterampilan-keterampilan (soft skills) yang diperlukan supaya sukses dalam kehidupan.  Ketiga, pendidikan karakter hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan di kelas, dalam kegiatan ekstrakurikuler, dalam proses bimbingan dan penyuluhan, dalam upacara-upacara pemberian penghar-gaan, dan semua aspek kehidupan. Beberapa contoh mengenai hal ini misalnya kegiatan belajar kelompok, penggunaan bahan-bahan bacaan dan topik-topik tulisan mengenai kebaikan, pemberian teladan tidak merokok, tidak korup, tidak munafik, dermawan, menyayangi sesama makhluk Tuhan, dan sebagainya.  Yang terakhir, keempat, pendidikan karakter hendaknya terjadi melalui kehidupan dalam masyarakat. Orang tua, ulama, penegak hukum,  polisi, dan organisasi kemasyarakatan, semua perlu berpartisipasi dalam pendidikan karakter. Konsistensi semua pihak dalam melaksanakan pendidikan karakter mempengaruhi karakter generasi muda (Kirschenbaum, 1995: 9-10).  Selanjutnya akan diuraikan beberapa hal terkait dengan pendekatan komprehensif dalam pendidikan karakter.
  • 12.  meliputi dua metode tradisional, yaitu inkulkasi (penanaman) nilai dan pemberian teladan serta dua metode kontemporer, yaitu fasilitasi nilai dan pengembangan keterampilan hidup (soft skills).  Inkulkasi (penanaman) nilai memiliki ciri-ciri berikut ini:  1) mengomunikasikan kepercayaan disertai alasan yang mendasarinya; 2) memperlakukan orang lain secara adil; 3) menghargai pandangan orang lain;  4) mengemukakan keragu-raguan atau perasaan tidak percaya disertai dengan alasan dan dengan rasa hormat;  5) tidak sepenuhnya mengontrol lingkungan untuk meningkatkan kemungkinan penyampaian nilai-nilai yang dikehendaki, dan men-cegah kemungkinan penyampaian nilai-nilai yang tidak dikehendaki; 6) menciptakan pengalaman sosial dan emosional mengenai nilai-nilai yang dikehendaki, tidak secara ekstrem;  7) membuat aturan, memberikan penghargaan, dan memberikan kon-sekuensi disertai alasan;  8) tetap membuka komunikasi dengan pihak yang tidak setuju; dan 9) memberikan kebebasan bagi adanya perilaku yang berbeda-beda,
  • 13.  Pendidikan karakter seharusnya tidak menggunakan metode indok- trinasi yang memiliki ciri-ciri yang bertolak belakang dengan inkulkasi seperti tersebut di atas.  Dalam pendidikan karakter, pemberian teladan merupakan metode yang biasa digunakan. Untuk dapat menggunakan metode ini, ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, pendidik atau orang tua harus berperan sebagai model atau pemberi teladan yang baik bagi peserta didik atau anak-anak. Kedua, anak-anak harus meneladani orang- orang terkenal yang berakhlak mulia, terutama Nabi Muhammad saw.  Guru dan orang tua perlu memiliki keterampilan asertif (menyampaikan pendapat dengan adab) dan keterampilan menyimak(paham dan kritis). Inkulkasi dan keteladanan mendemonstrasikan kepada subjek didik cara yang terbaik untuk mengatasi berbagai masalah, sedangkan fasilitasi nilai melatih subjek didik mengatasi masalah-masalah tersebut.
  • 14. . Ada berbagai keterampilan yang diperlukan agar seseorang dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut, sehingga berperilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat. Keterampilan tersebut antara lain: berpikir kritis, berpikir kreatif, berkomunikasi secara jelas, menyimak, bertindak asertif, dan menemukan resolusi konflik, yang secara ringkas disebut keterampilan akademik dan keterampilan sosial.
  • 15.  Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Oleh karena itu, perlu dibahas lebih dulu secara ringkas tujuan pendidikan karakter. Secara lengkap, tujuan pendidikan karakter harus meliputi tiga kawasan yakni pemikiran/penalaran, perasaan, dan perilaku.  Supaya tujuan pendidikan karakter yang berujud perilaku yang baik dapat tercapai, subjek didik harus sudah memiliki kemampuan ber-pikir/bernalar dalam permasalahan nilai/moral sampai dapat membuat keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan. Dalam hal ini Kohlberg, berdasarkan penelitian longitudinal, telah berhasil meredefinisi pemikiran Dewey mengenai reflective thinking
  • 16. Perilaku moral atau tindakan moral (moral action) hanya mungkin dievaluasi secara akurat dengan melakukan pengamatan dalam jangka waktu yang relatif lama, secara terus-menerus. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan apakah perilaku orang yang diamati sudah menunjukkan karakter atau kualitas akhlak yang akan dievaluasi, misalnya, apakah orang tersebut benar- benar jujur, adil, disiplin, beretos kerja, bertanggung jawab, dsb. Pengamat harus orang yang sudah mengenal orang-orang yang diamatii agar penafsirannya terhadap perilaku yang muncul tidak salah.