SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
Downloaden Sie, um offline zu lesen
ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626
74
PENGOLAHAN LIMBAH TEKSTIL SISTEM KOMBINASI ANAEROBIK-AEROBIK MENGGUNAKAN
BIOFILM BAKTERI KONSORSIUM DARI LUMPUR LIMBAH TEKSTIL
I Dewa K. Sastrawidana1)
, Bibiana W. Lay2)
, Anas Miftah Fauzi3)
Dwi Andreas Santosa4)
,
1)
Mahasiswa Program Doktor Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor, dan Jurusan
Pend. Kimia FPMIPA UNDIKSHA.
2)
Fakultas Kedokteran Hewan dan Prog. Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB
3)
Fakultas Pertanian dan Prog. Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB
4)
Fakultas Pertanian dan Prog. Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB
Email: pmil-unud@indo.net.id
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efisiensi perombakan zat warna tekstil menggunakan biofilm bakteri
konsorsium sistem kombinasi anaerobik-aerobik serta mengkaji kemungkinan penerapannya di industri pencelupan
tekstil. Limbah tekstil yang digunakan adalah limbah tekstil buatan yang dibuat dengan mencampurkan zat warna azo
remazol yellow, remazol red, remazol black dan remazol blue dengan konsentrasi total 200 mg/L. Perombakan pada tahap
anaerobik menggunakan bakteri konsorsium yang diisolasi dari instalasi pengolahan limbah tekstil Mama&Leon
sedangkan pada tahap aerobik menggunakan bakteri konsorsium yang diisolasi dari lumpur sungai Badung. Konsorsium
bakteri dari lumpur limbah tekstil Mama&leon terdiri dari Aeromonas sp ML6., Aeromonas sp. ML14, Aeromonas sp.
ML24, Pseudomonas sp. ML8 dan Flavobacterium Sp.ML20 sedangkan bakteri konsorsium dari lumpur sungai badung
terdiri dari Vibrio sp. dan Plesiomonas sp. Bakteri konsorsium sebelum digunakan untuk perombakan zat warna, di buat
biofilm dengan mengamobilkannya pada batu vulkanik selama 3 hari dan selanjutnya ditentukan jumlah bakteri yang
teramobil dengan metode four plate count. Perombakan limbah tekstil artifisial sistem kombinasi anaerobik-aerobik
dilakukan pada selang waktu 6 hari pengolahan dan selanjutnya dianalisis kualitasnya dengan parameter yang diukur
meliputi warna, TSS, TDS, BOD dan COD.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penurunan warna, TDS, TSS, COD dan BOD setelah dilakukan
pengolahan selang waktu 6 hari secara berturut-turut sebesar 96,94%, 75,73%, 68,03%, 97,68% dan 94,60%. Dengan
demikian, penggunaan sistem kombinasi anaerobik-aerobik menggunakan biofilm bakteri konsorsium yang adapted
dengan lingkungan limbah potensial digunakan untuk pengolahan limbah industri tekstil.
Kata Kunci: Bakteri konsorsium, limbah tekstil buatan, sistem kombinasi anaerobik-aerobik
ABSTRACT
The objective of this research are to assess the eficiency of biodegradation of textile dyes by using bacteria
consortium biofim on combined anaerobic-aerobic system and also to asses the possibility for applicating this technology
in textile dyeing industry. Textile wastewater that used in this research are azo dyes total concentration 200 mg/L which is
consist of remazol yellow, remazol red, remazol black and remazol blue For anaerobik condition step, by using bacteria
consortium selected from sludge of textile wastewater plant of Mama & Leon consist of Aeromonas sp ML6., Aeromonas
sp. ML14, Aeromonas sp. ML24, Pseudomonas sp. ML8 and Flavobacterium Sp ML20 whereas aerobic condition step,
using bacteria consortium selected from Badung river sludge consist of Vibrio sp. and Plesiomonas sp. Both bacteria
consortium is immobilized separatively on volcanous stone for 3 days in each reactor before used to treatment of syntetic
dyeswater (SDW). Further more, immobilized bacteria consortiom on volcanous stone is determined by four plate count
method.
The result ot this research showed the eficiency process in decreasing color, TDS, TSS, COD and BOD was
96,94%,75,73%, 68,03%, 97,68% dan 94,60% respectively. So, wastewater treatment by using combined anaerobic-
aerobic system is potential to applied on wastewater treatment in textile industry.
Key words: Bacteria consortium, syntetic dyeswater, combined anaerobic-aerobic system
PENDAHULUAN
Zat warna reaktif azo banyak digunakan dalam
industri pencelupan tekstil karena zat warna ini dapat
terikat kuat pada kain dan tidak mudah luntur. Zat warna
reaktif azo disintesis untuk tidak mudah rusak oleh
perlakuan kimia mapun perlakuan potolitik. Untuk itu, bila
terbuang ke perairan dapat bertahan dalam jangka waktu
yang cukup lama dan mengalami akumulasi sampai pada
tingkat konsentrasi tertentu dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap daya dukung lingkungan. Zat warna
reaktif azo menurut kriteria Uni Eopa untuk bahan
berbahaya adalah tergolong rendah. Zat warna azo
umumnya mempunyai LD50 sebesar 250-200 mg/kg berat
badan dan hanya sedikit yang mempunyai LD50 di bawah
ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626
75
250 mg/kg berat badan (Clarke dan Anliker, 1980).
Walaupun toksisitas akut zat warna azo relatif rendah, akan
tetapi keberadaannya dalam air dapat menghambat
penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga
mengganggu aktifitas potosintesis mikroalga. Dampak
lanjutannya adalah pasokan oksigen dalam air menjadi
berkurang dan akhirnya memicu aktifitas mikroorganisme
anoksik-anaerobik yang menghasilkan produk berbau tak
sedap. Disamping itu, perombakan zat warna azo secara
anaerobik pada dasar perairan menghasilkan senyawa
amina aromatik yang kemungkinan lebih toksik
dibandingkan dengan zat warna azo itu sendiri (Van der
Zee, 2002).
Karakteristik air limbah tekstil adalah
mempunyai intensitas warna berkisar 50-2500 skala Pt-Co,
nilai COD 150-12000 mg/L dan nilai BOD mencapai 80-
6000 mg/L (Azbar, 2004). Tingginya intensitas warna pada
air limbah tekstil disebabkan karena sekitar 40% dari zat
warna reaktif azo yang digunakan dalam proses
pencelupan kain terbuang sebagai limbah sedangkan
kandungan bahan organik sangat tinggi terkait dengan
bahan-bahan yang digunakan dalam proses tekstil seperti
enzim, detergen, zat warna dan bahan-bahan tambahan
lainnya. Parameter COD dan BOD yang dimiliki air
limbah tekstil jauh di atas baku mutu jika ditinjau dari
KepMen LH No.51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu
limbah cair bagi kegiatan industri yaitu 100-300 mg/L
untuk COD dan 50-150 mg/L untuk BOD. Untuk itu, air
limbah industri tekstil harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke lingkungan.
Penggunaan mikroorganisme untuk mengolah
limbah tekstil sangat potensial untuk dikembangkan karena
limbah tekstil dengan kandungan bahan organik yang
tinggi dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak
langsung oleh mikroorganisme sebagai nutrisi untuk
pertumbuhannya. Pada kondisi anaerobik, mikroorganisme
dengan bantuan kosubstrat seperti glukosa, sukrosa,
maltosa berpungsi sebagai donor elektron ke zat warna azo
yang dikatalisis oleh enzim azoreductase sehingga terjadi
pemutusan ikatan azo menghasilkan amina aromatik.
Pengolahan limbah tekstil dengan proses
pertumbuhan terlekat (attached growth treatment
processes) mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan
dengan menggunakan proses pertumbuhan tersuspensi
(suspended growth treatment processes). Pada proses
pertumbuhan terlekat, mikroorganisme diamobilkan pada
permukaan padatan membentuk lapisan tipis yang disebut
biofilm. Biofilm merupakan komunitas bakteri yang
terstruktur dengan ketebalan tertentu sehingga dapat
digunakan untuk mempertahankan diri akibat perubahan
kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
pertumbuhan bakteri. Biofilm menghasilkan densitas
populasi lebih tinggi dan stabil, lebih tahan terhadap
perubahan kondisi lingkungan sehingga dalam
penggunaannya dalam pengolahan limbah mampu
menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi(HeFang et al.
2004). Dalam penelitan ini dikaji perombakan zat warna
reaktif azo dengan sistem kombinasi anaerobik-aerobik
menggunakan biofilm bakteri konsorsium yang berasal dari
lumpur limbah tekstil serta mengkaji kemungkinannya
diterapkan pada pengolahan limbah tekstil. Pada sistem
kombinasi anaerobik-aerobik, pada proses anaerobik
terjadi dibiotransformasi zat warna reaktif azo menjadi
amina aromatik sehingga warna menjadi hilang namun
kandungan bahan organik biasanya masih tinggi sedangkan
pada proses aerobik terjadi mineralisasi amina aromatik
disertai penghilangan bau sehingga diharapkan nilai COD
dan BODnya menjadi rendah.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bakteri diisolasi dari lumpur yang diambil dari
instalasi pengolahan limbah tekstil Mama&Leon dan
lumpur sungai Badung Denpasar. Kegiatan isolasi sampai
uji efisiensi perombakan pada reaktor dilakukan di
laboratorium bioteknologi lingkungan Indonesian Center
for Biodiversity and biotechnology (ICBB) Bogor,
laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan Jurusan
Pendidikan Biologi UNDIKSHA Singaraja-Bali.
Sedangkan identifikasi bakteri hasil isolasi dilakukan di
laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan
IPB. Seluruh kegiatan penelitian dilaksanakan selama 10
bulan yaitu, mulai Mei 2007 sampai Maret 2008.
Kultivasi dan Isolasi
Komposisi media cair yang digunakan untuk
kegiatan isolasi mengikuti metode isolasi yang telah
dilakukan Khehra et al. (2006) di mana dalam 1 liternya
terdiri dari: (NH4)2SO4 (1,0 g), KH2PO4 (1,0 g), Na2HPO4
(3,6 g), MgSO4.7H2O (1,0 g), Fe(NH4)sitrat (0,01 g),
CaCl2.2H2O (0,1 g), 0,05% yeast extract dan 10 mL larutan
trace element yang dalam 1 liternya terdiri dari
ZnSO4.7H2O (10,0 mg), MnCl2.4H2O (3,0 mg),
CoCl2.6H2O (1,0 mg), NiCl2.6H2O (2,0 mg),
Na2MoO4.2H2O (3,0 mg), H3BO3 (3,0 mg), CuCl2.2H2O
(1,0 mg).
Preparasi suspensi bakteri dibuat dengan cara
mengekstraks lumpur dengan garam fisiologis dan
dihomogenisasi menggunakan vortek. Suspensi bakteri
selanjutnya ditambahkan pada media cair secara terpisah
yang masing-masing mengandung zat warna Remazol
Yellow, Remazol Red, Remazol Blue, Remazol Black dan
campuran dari keempat zat warna remazol tersebut dengan
konsentrasi 50 mg/L pada kondisi anaerobik dan aerobik.
Bakteri yang tumbuh diseleksi lebih lanjut dengan
menumbuhkan kembali secara bertahap pada media cair
yang mengandung zat warna dengan konsentrasi lebih
tinggi (100-400 mg/L). Bakteri yang tumbuh pada
konsentrasi zat warna tertinggi diisolasi dengan
menumbuhkannya pada media agar dan diinkubasi selama
2 hari. Untuk bakteri anaerobik, toples tempat inkubasi
sebelumnya disemprot dengan gas nitrogen untuk
menghalau oksigen yang ada dalam toples. Koloni yang
tumbuh selajutnya dilakukan identifikasi morfologi dan uji
aktifitas biokimia.
ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626
76
Efisiensi Perombakan Pada Variasi Kondisi
Lingkungan
Uji aktifitas perombakan zat warna oleh bakteri
dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan optimum
yang diperlukan bakteri dalam proses perombakan zat
warna reaktif azo. Uji efisiensi perombakan ini difokuskan
untuk bakteri yang diisolasi dari lumpur limbah
Mama&Leon dengan faktor llingkungan yang dikaji antara
lain pengaruh pH, konsentrasi glukosa, konsentrasi zat
warna dan pengaruh lama waktu inkubasi.
Efisiensi perombakan pada variasi pH
Uji efisiensi perombakan dari masing-masing
bakteri diberbagai kondisi pH dilakukan dengan cara
memindahkan secara aseptik sebanyak 1 ml suspensi
bakteri pada tabung ulir 10 mL yang telah berisi media cair
steril, zat warna 200 mg/L dan glukosa 2 g/L. Tabung ulir
tersebut ditambahkan media cair hingga penuh. Campuran
dibuat dalam variasi kondisi pH 5 sampai 9 kemudian
diinkubasi dalam inkubator selama 5 hari pada suhu 30o
C
pada kondisi anaerobik. Setelah 5 hari, konsentrasi zat
warna diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang maksimumnya.
Efisiensi perombakan pada variasi konsentrasi glukosa
Uji efisiensi perombakan diberbagai konsentrasi
glukosa dilakukan dengan cara memindahkan secara
aseptik sebanyak 1 mL suspensi bakteri pada tabung ulir
yang telah media cair steril, zat warna 200 mg/L dan
variasi konsentrasi glukosa 0-4 g/L. Campuran dalam
tabung ulir ditambahkan kembali media cair hingga penuh
dan dikondisikan pada pH optimum kemudian diinkubasi
selama 5 hari pada suhu 30o
C pada kondisi anaerobik.
Setelah 5 hari, konsentrasi zat warna diukur dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimumnya
Efisiensi perombakan pada variasi konsentrasi zat
warna
Uji efisiensi perombakan diberbagai konsentrasi zat
warna dilakukan dengan cara memindahkan secara aseptik
sebanyak 1 mL suspensi bakteri pada tabung ulir yang
telah berisi media cair steril, glukosa dan variasi
konsentrasi zat warna 50-400 mg/L. Campuran dalam
tabung ulir ditambahkan kembali media cair hingga penuh
dan dikondisikan pada pH optimum kemudian diinkubasi
selama 5 hari pada suhu 30o
C pada kondisi anaerobik.
Setelah 5 hari, konsentrasi zat warna diukur menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
maksimumnya
Efisiensi perombakan pada variasi lama inkubasi
Uji efisiensi perombakan pada variasi lama waktu
inkubasi dilakukan dengan cara memindahkan secara
aseptik sebanyak 1 mL suspensi bakteri dalam tabung ulir
yang berisi media cair steril, zat warna 200 mg/L dan
glukosa. Campuran tersebut dikondisikan pada pH
optimum kemudian diinkubasi selang waktu 1-10 hari pada
suhu 30o
C pada kondisi anaerobik. Selanjutnya diukur
konsentrasi zat warna menggunakan spektrofotometer UV-
Vis pada panjang gelombang maksimumnya
Pengolahan Limbah Tekstil Buatan Sistem Kombinasi
Anaerobik-Aerobik Menggunakan Biofilm Bakteri
Konsorsium
Limbah tekstil buatan (artifisial) yang digunakan
terdiri dari campuran zat warna Remazol Yellow, Remazol
Red, Remazol Black dan Remazol Blue dengan konsentrasi
total 200 mg/L. Bakteri konsorsium yang digunakan pada
tahap pengolahan anaerobik adalah hasil isolasi dari
lumpur limbah tekstil CV. Mama&Leon sedangkan pada
tahap aerobik menggunakan bakteri konsorsium hasil
isolasi dari sungai Badung.
1. Pemilihan Bakteri
Berdasarkan kemampuan bakteri hasil isolasi
dalam merombak zat warna di berbagai kondisi lingkungan
pada kondisi anaerobik selanjutnya dipilih masing-masing
1 isolat yang menghasilkan efisiensi perombakan tertinggi
dari 5 zat warna azo yang dicobakan untuk digunakan pada
pengolahan tahap anaerobik. Sedangkan bakteri pada tahap
aerobik dipilih yang mempunyai adaptasi terbaik pada
limbah tekstil. Isolat anaerobik dan aerobik yang terseleksi
masing-masing dikonsorsiumkan dan diamobilisasikan
pada batu vulkanik untuk pengolahan limbah
2. Amobilisasi Bakteri Konsorsium Pada Batu Vulkanik
Amobilisasi bakteri konsorsium mengikuti
metode yang telah dilakukan Castilla, et. al. (2003) yaitu,
Sebanyak 757 g batu vulkanik steril dimasukkan ke dalam
bioreaktor anaerobik volume 1540 mL kemudian
ditambahkan media cair dan 100 mL kultur bakteri
konsorsium. Bakteri konsorsium dalam bioreaktor
dibiarkan tumbuh selama 3 hari. Selanjutnya cairan dalam
bioreaktor dialirkan melalui keran untuk mengeluarkan
kultur bakteri yang tidak terikat pada batu vulkanik.
Dengan cara yang sama dilakukan pula amobilisasi bakteri
konsorsium dalam bioreaktor aerobik dan dilakukan aerasi
menggunakan aerator. Jumlah bakteri yang teramobil pada
batu vulkanik dilepaskan kemudian ditentukan jumlah
koloni menggunakan metode Four Plate Count.
3. Proses Pengolahan Limbah Kombinasi Anaerobik-
Aerobik
Unit Pengolahan limbah tekstil sistem kombinasi
anaerobik-aerobik terdiri dari 4 bak yang terbuat dari kaca
yaitu, bak pengisi, bak pengolah anaerobik (reaktor
anaerobik) volume total 1540 mL dengan dimensi ukuran
panjang x lebar x tinggi internalnya masing-masing 11 x 7
x 20 cm. Setelah ditambahkan batu vulkanik 757 gram,
volume efektif reaktor untuk limbah adalah 900 mL, bak
pengolah aerobik (reaktor aerobik) dan bak penampung
efluen berdimensi yang sama dengan bak pengolah
anaerobik.
Air limbah tekstil pada bak pengisi ditambahkan
nutrisi dan 2 gram/L glukosa kemudian dikondisikan pH 7.
Limbah dialirkan ke bioreaktor anaerobik secara upflow
dengan laju alir sekitar 15 mL/menit selama 1 jam. Proses
perombakan anaerobik dibiarkan selama 3 hari kemudian
dialirkan ke bioreaktor aerobik dan dibiarkan 3 hari sambil
ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626
77
diaerasi. Efluen hasil pengolahan anaerobik maupun
aerobik dianalisis parameter warna, TDS, TSS, BOD dan
COD.
Gambar 1. Reaktor pengolahan limbah tekstil sistem
kombinasi anaerobik-aerobik menggunakan
proses pertumbuhan terlekat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kultivasi, Isolasi dan Identifikasi
Pengamatan secara kualitatif memperlihatkan
suspensi lumpur yang berisi zat warna setelah dikultivasi
pada kondisi anaerobik warnanya menjadi pudar dan agak
keruh sedangkan yang dikultivasi pada kondisi aerobik
warnanya tidak berubah dan keruh. Hal ini
menggambarkan bahwa zat warna azo sangat sulit
dirombak pada kondisi aerobik akan tetapi relatif mudah
dirombak secara biologis pada kondisi anaerobik dengan
menggunakan glukosa sebagai kosubstrat. Bakteri yang
terdapat pada lumpur limbah tekstil Mama & Leon pada
kondisi anaerobik mempunyai kemampuan lebih tinggi
dalam merombak zat warna tekstil dibandingkan dengan
bakteri dari lumpur sungai Badung. Sedangkan adaptasi
dan pertumbuhan bakteri dari lumpur sungai Badung pada
kondisi aerobik lebih baik dibandingkan dengan bakteri
dari lumpur Mama & Leon.
Proses perombakan zat warna azo oleh bakteri
pada dasarnya merupakan reaksi redoks yang dikatalisis
oleh enzim. Koenzim nikotinamida adenin dinukleotida
(NAD+
) yang dibebaskan pada proses glikolisis glukosa
dengan bantuan enzim dehidrogenase berperan sebagai
pembawa elektron dan terlibat dalam reaksi enzimatik.
Pada kondisi tidak ada oksigen, NADH mengalami reaksi
oksidasi menghasilkan NAD+
sedangkan zat warna azo
mengalami reaksi reduksi menghasilkan amina-amina
aromatik yang bersesuaian. Putusnya ikatan azo pada zat
warna azo menyebabkan warna menjadi hilang. Jika
terdapat oksigen, maka zat warna azo dan oksigen
berkompetisi sebagai penerima elektron dari NADH. Ion
Hidrogen pada NADH lebih mudah ditransfer ke oksigen
dibandingkan dengan ke zat warna azo sehingga terjadi
transfer elektron dari NADH ke oksigen melalui rantai
transport elektron (rantai pernapasan). Dengan demikian,
pada kondisi aerobik zat warna azo sulit direduksi sehingga
warnanya tetap. Hipotesis perombakan zat warna azo
dengan adanya kosubstrat dilaporkan oleh Van der Zee,
(2002) disajikan pada Gambar 2.
R-N=N-R’
R-NH2 + R’
-NH2
Glukosa Asetil CoA Asetat
Gambar 2 Mekanisme perombakan zat warna azo secara
direct enzymatic
Uji morfologi terhadap 32 koloni yang
terseleksi dari lumpur Mama&leon dan sungai Badung
menunjukkan bahwa semua isolat merupakan bakteri Gram
negatif dan berbentuk batang. Berdasarkan uji aktivitas
biokimia yang merujuk pada Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology, dari 27 koloni yang berasal
dari lumpur limbah tekstil Mama&Leon, sebanyak 10
isolat teridentifikasi bakteri Aeromonas sp., 6 isolat
Pseudomonas sp., 5 isolat Flavobacterium sp., 3 isolat
Plesiomonas sp. dan 3 isolat Vibrio sp. Sedangkan 5 koloni
yang terisolasi dari lumpur sungai Badung sebanyak 2
koloni teridentifikasi Plesiomonas sp dan 3 koloni Vibrio
sp.
Efisiensi Perombakan Zat Warna Pada Variasi Kondisi
Lingkungan
Efisiensi perombakan zat warna reaktif azo pada
berbagai kondisi lingkungan (pH, konsentrasi kosubstrat,
konsentrasi zat warna dan lama inkubasi) dianalisis
menggunakan One-Way Anova. Dari analisis tersebut
masing-masing bakteri mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda dalam merombak zat warna azo dan
efisiensinya sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Berdasarkan hasil uji tersebut diperoleh 5 isolat masing-
masing Aeromonas sp. ML6, Aeromonas sp. ML14,
Aeromonas sp. ML24, Pseudomonas sp. ML8 dan
Flavobacterium sp. ML20 menghasilkan efisiensi
perombakan yang tinggi.
Efisiensi perombakan pada variasi pH
Kemampuan kelima isolat hasil isolasi dari
lumpur limbah tekstil Mama&Leon dalam merombak zat
warna reaktif azo pada kondisi anaerobik diberbagai pH
disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 memperlihatkan efisiensi perombakan masing-
masing zat warna semakin meningkat mulai dari pH 5
sampai pH 7, sedangkan pada kondisi pH 7-8
kencendrungan stabil dan pada pH 9 mengalami
penurunan. Kondisi pH optimum untuk berlangsungnya
proses perombakan zat warna dicapai pada pH 7-8 dengan
efisiensi perombakan berkisar 90-95%%. Kebanyakan
bakteri hidup dan beraktifitas baik pada kondisi pH netral.
Bila kondisi lingkungan tidak menguntungkan,
pertumbuhan mikroorganisme menjadi terganggu bahkan
menyebabkan kematian.
Bak pengisi
Limbah dan
nutrisi
Penampung
gas
Reaktor anaerobik
Batu vulkanik
Aerato
r
Reaktor aerobik
Efluen
2 NADH 2NAD
+
Dehidrogenase
ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626
78
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
96
Efisiensi(%)
Aeromonas
ML6
Pseudomonas
ML8
Aeromonas
ML14
Flavobacterium
ML20
Aeromonas
ML24
pH5 pH6 pH7 pH8 pH9
Gambar 3. Perombakan zat warna reaktif azo 200 mg/L
selang waktu 5 hari inkubasi diberbagai
kondisi pH.
Efisiensi perombakan pada variasi Konsentrasi
Glukosa
Perombakan zat warna reaktif azo 200 mg/L oleh kelima
isolat pada kondisi anaerobik dengan menggunakan
bantuan glukosa sebagai kosubstrat disajika pada Gambar
4.
Gambar 4. Perombakan zat warna reaktif azo 200 mg/L
selang waktu 5 hari inkubasi diberbagai
konsentrasi glukosa.
Gambar 4 memerlihatkan bahwa penambahan glukosa
berpungsi sebagai elektron donor untuk menstimulasi
proses pemecahan ikatan azo. Kehadiran glukosa sebagai
karbon eksternal mempercepat proses reaksi karena
koenzim NADH yang terbentuk mampu mentransfer
elektron baik secara langsung ke ikatan azo (N=N) atau
melalui pembentukan flavin tereduksi sehingga terjadi
proses reaksi reduksi dari zat warna azo. Jumlah
penggunaan kosubstrat menjadi kontrol terhadap proses
berlangsungnya perombakan. Penggunaan kosubstrat yang
kurang memadai menghasilkan reducing equivalents yang
kecil sehingga perombakan berlangsung kurang optimum,
sedangkan bila penggunaan kosubstrat berlebih bisa
menyebabkan efisiensi perombakan menjadi menurun. Hal
ini disebabkan karena glukosa terurai dalam sistem biologi
menghasilkan asam-asam yang mengakibatkan terjadinya
penurunan pH. Efisiensi perombakan maksimum sebesar
90-95% diperoleh pada penambahan glukosa 2 sampai 3
g/L untuk konsentrasi zat warna reaktif azo dengan
konsentrasi 200 mg/L dan selang waktu inkubasi selama 5
hari.
Efisiensi perombakan pada variasi konsentrasi zat
warna
Kemampuan isolat dalam merombak zat warna
reaktif azo menggunakan bantuan glukosa selang waktu 5
hari inkubasi diberbagai konsentrasi zat warna disajikan
pada Gambar 5.
Gambar 5. Perombakan zat warna reaktif azo selang
waktu 5 hari inkubasi diberbagai konsentrasi
zat warna
Gambar 5 menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi
zat warna dari 50 sampai 200 mg/L dengan jumlah glukosa
yang konstan (2 g/L) menghasilkan efisiensi perombakan
yang semakin meningkat. Penurunan efisiensi perombakan
zat warna terjadi mulai pada konsentrasi 250 sampai 400
mg/L. Alasan yang mendasari terjadinya penurunan
efisiensi perombakan pada konsentrasi tertentu adalah
meningkatnya toksisitas zat warna terhadap bakteri yang
merupakan racun bagi bakteri dan terbloknya sisi aktif dari
enzim azo reductase oleh molekul zat warna.
Efisiensi perombakan pada variasi lama waktu
inkubasi
Efisiensi perombakan zat warna azo 200 mg/L
oleh masing-masing isolat selang waktu 1-10 hari inkubasi
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Perombakan zat warna reaktif azo 200 mg/L
selang waktu 5 hari inkubasi Pada selang
waktu 1-10 hari inkubasi.
Gambar 6 menunjukkan bahwa pada selang waktu 0-5 hari
mula-mula bakteri melakukan fase adaptasi terhadap
lingkungan limbah yang dilanjutkan dengan fase
pertumbuhan eksponensial. Rendahnya peningkatan
efisiensi perombakan selang waktu 5-10 hari karena
0
20
40
60
80
100
Efisiensi(%)
Aeromonas
ML6
Pseudomonas
ML8
Aeromonas
ML14
Flavobacterium
ML20
Aeromonas
ML24
glk. 0 g/L glk. 1 g/L glk. 2 g/L glk. 3 g/L glk. 4 g/L
60
70
80
90
100
Efisiensi(%)
Aeromonas
ML6
Pseudomonas
ML8
Aeromonas
ML14
Flavobacterium
ML20
Aeromonas
ML24
50 mg/L
100 mg/L
150 mg/L
200 mg/L
250 mg/L
300 mg/L
350 mg/L
400 mg/L
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Efisiensi(%)
Aeromonas
ML6
Pseudomonas
ML8
Aeromonas
ML14
Flavobacterium
ML20
Aeromonas
ML24
1 hari
2 hari
3 hari
4 hari
5 hari
6 hari
7 hari
8 hari
9 hari
10 hari
ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626
79
aktifitas pertumbuhan bakteri menjadi terhambat dengan
terbentuknya senyawa amina aromatik hasil perombakan
anaerobik dari zat warna memberikan efek toksik bagi
kehidupan bakteri
Pengolahan Limbah Tekstil Buatan Sistem Kombinasi
Anaerobik-Aerobik Menggunakan Proses
pertumbuhan Terlekat
Jumlah bakteri konsorsium pada kondisi
anaerobik dan aerobik yang teramobil pada batu vulkanik
adalah sebesar 20,5 X 109
cfu/gram dan 1,702 x 1010
cfu/gram. Karakteristik limbah tekstil buatan sebelum dan
setelah diolah dengan sistem kombinasi anaerobik-aerobik
menggunkan bakteri konsorsium teramobil pada batu
vulkanik disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristil limbah tekstil buatan sebelum dan
setelah pengolahan sistem kombinasi anaerobik-
aerobik proses pertumbuhan terlekat selang
waktu 6 hari inkubasi.
Parameter Satuan Karakteristik
limbah
tekstil
buatan
Hasil pengolahan
Tahap
anaerobik
Tahap
aerobik
Warna CU 2130 192 65
TDS mg/L 4380 2157 1063
TSS mg/L 1220 720 390
BOD mg/L 945 452 51
COD mg/L 4000 2117 93
Pengolahan limbah tekstil buatan sistem
kombinasi anaerobik-aerobik dengan proses terlekat
menggunakan biofilm bakteri konsorsium pada batu
vulkanik selang waktu 6 hari mampu menurunkan warna
dengan efisiensi 96,94%. Warna tidak tercantum sebagai
salah satu syarat baku mutu ditinjau dari KepMen LH No.
51/MENLH/10/1995. Secara langsung, warna tidak tidak
berbahaya bagi kehidupan ekosistem perairan, akan tetapi
air berwarna secara tak langsung dapat memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan manusia maupun
ekosostem air. warna menghambat penetrasi sinar matahari
ke dalam air sehingga mengganggu aktifitas potosintesis
dalam ekosistem perairan menjadi terganggu yang
mengakibatkan pasokan oksigen dalam air menjadi
berkurang dan akhirnya memicu aktifitas mikroorganisme
anoksik-anaerobik yang menghasilkan bahan-bahan yang
toksik serta timbul bau yang tidak sedap.
Pengujian dengan selang waktu total 6 hari
terjadinya penurunan TDS dari 4380 mg/L menjadi 1063
mg/L atau efisiensi penurunan sebesar 75,73%. Nilai
padatan terlarut total hasil pengolahan jika ditinjau dari
KepMen LH No. 51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu
limbah cair bagi kegiatan industri sudah memenuhi syarat,
karena nilai ambang batas yang diperkenankan berkisar
2000-4000 mg/L.
Pengukuran padatan tersuspensi total atau TSS
air limbah tekstil yang digunakan sebesar 1220 mg/L.
Dengan waktu pengolahan selama 6 hari, reaktor
kombinasi anaerobik-aerobik yang berisi biofilm bakteri
konsorsium mampu menurunkan nilai padatan tersuspensi
total menjadi 390 mg/L atau terjadi efisiensi penurunan
sebesar 68,03%. Nilai padatan tersuspensi total jika
ditinjau dari KepMen LH No. 51/MENLH/10/1995 telah
memenuhi syarat, karena ambang batas yang
diperkenankan berkisar 200-400 mg/L.
Air limbah tekstil yang digunakan mempunyai
nilai BOD5 sebesar 945 mg/L dan setelah dilakukan
pengolahan dengan kombinasi anaerobik-aerobik selang
waktu 6 hari nilai BOD5 turun menjadi 51 mg/L atau
efisiensi penurunan sebesar 94,60%. Nilai BOD5 ini masih
di bawah ambang batas yang disyaratkan dalam KepMen
LH No. 51/MENLH/10/1995 yaitu 50-150 mg/L sehingga
telah memenuhi syarat untuk dibuang ke lingkungan..
Nilai COD hasil pengolahan limbah tekstil
dalam bioreaktor kombinasi anaerobik-aerobik berisi
konsorsium bakteri yang diamobilkan pada batu vulkanik
selama pengolahan dengan total waktu 6 hari dari 4000
mg/L turun menjadi 93 mg./L atau terjadi efisiensi
penurunan 97,68%. Nilai COD hasil pengolahan ini sudah
berada dibawah baku mutu air yang disyaratkan dalam
KepMen LH No. 51/MENLH/10/1995 sebesar 100-300
mg/L sehingga telah memenuhi syarat untuk dibuang ke
lingkungan.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
1. Beberapa bakteri yang telah lama hidup dan beradaptasi
dengan lingkungan limbah tekstil mempunyai
kemampuan untuk merombak zat warna tekstil dan
sangat potensial digunakan untuk pengolahan limbah
cair industri tekstil.
2. Hasil pengolahan limbah tekstil buatan dengan sistem
kombinasi anaerobik-aerobik proses pertumbuhan
terlekat menghasilkan efisiensi penurunan warna
96,94%, , TDS 75,73%,,TSS 68,03%, COD 97,68%
dan BOD 94,60%.
3. Penggunaan sistem kombinasi anaerobik-aerobik
dengan proses pertumbuhan terlekat menggunakan
bakteri konsorsium dan batu vulkanik sebagai media
pengamobil sangat potensial digunakan untuk
pengolahan limbah industri tekstil.
SARAN
1. Perlu dilakukan ekplorasi bakteri dari sumber-sumber
lain untuk memperkaya khasanah pemanfaatan
sumberdaya potensi lokal dalam pengolahan limbah
tekstil
2. Pengaliran limbah ke dalam biorekator anaerobik-
aerobik yang dilakukan secara batch pada sistem
pengolahan limbah tekstil kombinasi anaerobik-
aerobik dengan proses pertumbuhan terlekat telah
mampu memberikan efisiensi perombakan limbah
yang tinggi. Penelitian ini perlu dikembangkan dengan
ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626
80
studi yang lebih mendalam terhadap teknik pengaliran
dengan flow continous sehingga memudahkan
operasional
DAFTAR PUSTAKA
Blackburn, R.S., and S.M. Burkinshaw. 2002. A Greener to
cotton dyeing with excellent wash fastness. Green
Chemistry. 4: 47-52.
Borja, J.Q., J.L. Auresenia, and S.M. Gallardo. 2003.
Biofilm reactor technology for hazardous
wastewater treatment. College of Engineering
Research, Training and Consultancy. De la Salle
University. Manila. Philippines.
Carliell, C.M., S.J. Barclay, Naido, C.A. Bucley, D.A.
Mulholland, and E. Senior. 1995. Microbial
decolorization of reactive red dye under
anaerobic condition. Water Science. 21: 61-69.
Chinwetkitvanich, S., M. Tuntoolvest, and T. Panswad.
2000. Anaerobic decolorization of reactive
dyebath effluents by a two stage UASB system
with Tapioca as co-substrate. Water Research.
34: 2223–2232.
Chen, K.C., J.Y. Wu, D.J. Liou, and S.J. Hwang. 2003.
Decolorization of textile dyes by newly isolated
bacterial strains. Journal of Biotechnology.101:
57–68.
Ginting, P. 2007. Sistem pengelolaan lingkungan dan
limbah industri. CV. Yrama Widya.
HeFang., HuWenrong, and LiYuezhong. 2004.
Biodegradation mechanisms and kinetics of azo
dys 4BS by a micobial consortium. Chemosphere
57:293-301.
Khehra, M.S., H.S. Saini. D.K. Sharma, B.S. Chada, and
S.S Chimni. 2006. Biodegradation of azo dye C.I
acid red 88 by an anoxic-aerobic sequential
bioreactor. Dyes and Pigmens. 70:1-7.
Van der Zee. 2002. Anaerobic azo dye reduction [Thesis].
Wageningen University. Netherlands.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Rangkuman kuliah limbah uts
Rangkuman kuliah limbah utsRangkuman kuliah limbah uts
Rangkuman kuliah limbah utsrosyliey
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbahEchi Chii
 
1361 2532-1-pb - copy
1361 2532-1-pb - copy1361 2532-1-pb - copy
1361 2532-1-pb - copyYupri Kotouki
 
Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Pipo Aziz
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digesterIffa M.Nisa
 
Pengelolaan limbah cair dalam kawasan tambak
Pengelolaan limbah cair dalam kawasan tambakPengelolaan limbah cair dalam kawasan tambak
Pengelolaan limbah cair dalam kawasan tambakJulianto Subekti
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minumCahya Nugraha
 
Biodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanasBiodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanassukmiyatiagustin
 
Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Feri Chandra
 
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...Dwiprayogo Wibowo
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahSeptya Kaunang
 

Was ist angesagt? (20)

6563 15871-1-pb
6563 15871-1-pb6563 15871-1-pb
6563 15871-1-pb
 
Hal 2 8
Hal 2 8Hal 2 8
Hal 2 8
 
Rangkuman kuliah limbah uts
Rangkuman kuliah limbah utsRangkuman kuliah limbah uts
Rangkuman kuliah limbah uts
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbah
 
839 1799-1-sm
839 1799-1-sm839 1799-1-sm
839 1799-1-sm
 
Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstilPengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
 
Jurnal Kimia Industri
Jurnal Kimia IndustriJurnal Kimia Industri
Jurnal Kimia Industri
 
Jurnal kepiting
Jurnal kepitingJurnal kepiting
Jurnal kepiting
 
Jurnal echino
Jurnal echinoJurnal echino
Jurnal echino
 
1361 2532-1-pb - copy
1361 2532-1-pb - copy1361 2532-1-pb - copy
1361 2532-1-pb - copy
 
391 754-1-pb
391 754-1-pb391 754-1-pb
391 754-1-pb
 
Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Pengelolaan limbah cair dalam kawasan tambak
Pengelolaan limbah cair dalam kawasan tambakPengelolaan limbah cair dalam kawasan tambak
Pengelolaan limbah cair dalam kawasan tambak
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minum
 
Biodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanasBiodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanas
 
ibnu
ibnuibnu
ibnu
 
Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”Makalah kesuburan tanah “kompos”
Makalah kesuburan tanah “kompos”
 
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 

Andere mochten auch

A shared space for research
A shared space for researchA shared space for research
A shared space for researchCristina Costa
 
Bgf global allocation fund
Bgf global allocation fundBgf global allocation fund
Bgf global allocation fundRankia
 
Amalia Fumanal ® consultora ad-hoc dirección comercial parte I
Amalia Fumanal ® consultora ad-hoc dirección comercial parte IAmalia Fumanal ® consultora ad-hoc dirección comercial parte I
Amalia Fumanal ® consultora ad-hoc dirección comercial parte IAmalia Fumanal ®
 
Costes de la energía y competitividad industrial pedro antonio merino repsol
Costes de la energía y competitividad industrial pedro antonio merino repsolCostes de la energía y competitividad industrial pedro antonio merino repsol
Costes de la energía y competitividad industrial pedro antonio merino repsolOrkestra
 
The Perfect Webinar - How Niche Publishers Can Make Serious Money, Build Audi...
The Perfect Webinar - How Niche Publishers Can Make Serious Money, Build Audi...The Perfect Webinar - How Niche Publishers Can Make Serious Money, Build Audi...
The Perfect Webinar - How Niche Publishers Can Make Serious Money, Build Audi...WebAttract, LLC
 
MIDAS ELITE 4ta sesión: Aplicaciones de modelación geo mecánica en el diseño ...
MIDAS ELITE 4ta sesión: Aplicaciones de modelación geo mecánica en el diseño ...MIDAS ELITE 4ta sesión: Aplicaciones de modelación geo mecánica en el diseño ...
MIDAS ELITE 4ta sesión: Aplicaciones de modelación geo mecánica en el diseño ...Angel Francisco Martinez
 
Herramienta Multimedia In-TIC
Herramienta Multimedia In-TICHerramienta Multimedia In-TIC
Herramienta Multimedia In-TICNereida Zambrano
 
Partes internas de una computadora
Partes internas de una computadoraPartes internas de una computadora
Partes internas de una computadoraTamarola
 
Pepsico India Holdings, Gurgaon
Pepsico India Holdings, GurgaonPepsico India Holdings, Gurgaon
Pepsico India Holdings, GurgaonIndia Water Portal
 
Workforce Planning in the Public Sector
Workforce Planning in the Public SectorWorkforce Planning in the Public Sector
Workforce Planning in the Public SectorGovLoop
 
Brick Lane (by Monica Ali)
Brick Lane (by Monica Ali)Brick Lane (by Monica Ali)
Brick Lane (by Monica Ali)moinmoin80
 
sistema de riego para cultivo
sistema de riego para cultivosistema de riego para cultivo
sistema de riego para cultivobaTakoOscar
 
La historia del correo electronico (1)
La historia del correo electronico (1)La historia del correo electronico (1)
La historia del correo electronico (1)Angeles Hernandez
 

Andere mochten auch (20)

Dams in Mozambique 2008
Dams in Mozambique 2008Dams in Mozambique 2008
Dams in Mozambique 2008
 
A shared space for research
A shared space for researchA shared space for research
A shared space for research
 
Bgf global allocation fund
Bgf global allocation fundBgf global allocation fund
Bgf global allocation fund
 
Amalia Fumanal ® consultora ad-hoc dirección comercial parte I
Amalia Fumanal ® consultora ad-hoc dirección comercial parte IAmalia Fumanal ® consultora ad-hoc dirección comercial parte I
Amalia Fumanal ® consultora ad-hoc dirección comercial parte I
 
Costes de la energía y competitividad industrial pedro antonio merino repsol
Costes de la energía y competitividad industrial pedro antonio merino repsolCostes de la energía y competitividad industrial pedro antonio merino repsol
Costes de la energía y competitividad industrial pedro antonio merino repsol
 
The Perfect Webinar - How Niche Publishers Can Make Serious Money, Build Audi...
The Perfect Webinar - How Niche Publishers Can Make Serious Money, Build Audi...The Perfect Webinar - How Niche Publishers Can Make Serious Money, Build Audi...
The Perfect Webinar - How Niche Publishers Can Make Serious Money, Build Audi...
 
Ecosistemas (1)
Ecosistemas (1)Ecosistemas (1)
Ecosistemas (1)
 
MIDAS ELITE 4ta sesión: Aplicaciones de modelación geo mecánica en el diseño ...
MIDAS ELITE 4ta sesión: Aplicaciones de modelación geo mecánica en el diseño ...MIDAS ELITE 4ta sesión: Aplicaciones de modelación geo mecánica en el diseño ...
MIDAS ELITE 4ta sesión: Aplicaciones de modelación geo mecánica en el diseño ...
 
Herramienta Multimedia In-TIC
Herramienta Multimedia In-TICHerramienta Multimedia In-TIC
Herramienta Multimedia In-TIC
 
Ofertas tenis!
Ofertas tenis!Ofertas tenis!
Ofertas tenis!
 
E-Mail-Management - ein unterschätztes Risiko?
E-Mail-Management - ein unterschätztes Risiko?E-Mail-Management - ein unterschätztes Risiko?
E-Mail-Management - ein unterschätztes Risiko?
 
Partes internas de una computadora
Partes internas de una computadoraPartes internas de una computadora
Partes internas de una computadora
 
Magazin de radio Hora 25
Magazin de radio Hora 25Magazin de radio Hora 25
Magazin de radio Hora 25
 
xu600-xu800
xu600-xu800xu600-xu800
xu600-xu800
 
Montréal 2012 - Complete Show Program
Montréal 2012 - Complete Show ProgramMontréal 2012 - Complete Show Program
Montréal 2012 - Complete Show Program
 
Pepsico India Holdings, Gurgaon
Pepsico India Holdings, GurgaonPepsico India Holdings, Gurgaon
Pepsico India Holdings, Gurgaon
 
Workforce Planning in the Public Sector
Workforce Planning in the Public SectorWorkforce Planning in the Public Sector
Workforce Planning in the Public Sector
 
Brick Lane (by Monica Ali)
Brick Lane (by Monica Ali)Brick Lane (by Monica Ali)
Brick Lane (by Monica Ali)
 
sistema de riego para cultivo
sistema de riego para cultivosistema de riego para cultivo
sistema de riego para cultivo
 
La historia del correo electronico (1)
La historia del correo electronico (1)La historia del correo electronico (1)
La historia del correo electronico (1)
 

Ähnlich wie 2501 3310-1-sm

Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinmuhlisun_azim
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairYuke Puspita
 
Makalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobMakalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobYusra Yuliana
 
Penanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriPenanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriIkhwan To
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Ariefman Fajar
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganJessy Damayanti
 
Pembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanolPembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanolErvi Afifah
 
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...PT BioSeven Fiberglass Indonesia
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINaji indras
 
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...Dwiprayogo Wibowo
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Wila Dantika
 
175 515-1-pb
175 515-1-pb175 515-1-pb
175 515-1-pb12105
 
Tugas kimia minggu ke 12
Tugas kimia minggu ke 12Tugas kimia minggu ke 12
Tugas kimia minggu ke 12Chio Mei Wiedhy
 

Ähnlich wie 2501 3310-1-sm (20)

Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstilPengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
Pengolahan dan pemanfaatan limbah tekstil
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorin
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
 
Makalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobMakalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerob
 
Penanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriPenanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustri
 
16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Ipal tahu.
Ipal tahu.Ipal tahu.
Ipal tahu.
 
Sistem biofilter kombinasi_lumpur_aktif_dan_rumput_laut_sebagai_sarana_perbai...
Sistem biofilter kombinasi_lumpur_aktif_dan_rumput_laut_sebagai_sarana_perbai...Sistem biofilter kombinasi_lumpur_aktif_dan_rumput_laut_sebagai_sarana_perbai...
Sistem biofilter kombinasi_lumpur_aktif_dan_rumput_laut_sebagai_sarana_perbai...
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
Pembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanolPembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanol
 
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
Ipal Puskesmas by IPAL BioSeven STP, WWTP, Septic tank (0821 4123 5115) www.b...
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 
4 27-1-pb (1)
4 27-1-pb (1)4 27-1-pb (1)
4 27-1-pb (1)
 
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
 
Penanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri PanganPenanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri Pangan
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos
 
175 515-1-pb
175 515-1-pb175 515-1-pb
175 515-1-pb
 
Jurnal fitoremediasi
Jurnal fitoremediasiJurnal fitoremediasi
Jurnal fitoremediasi
 
Tugas kimia minggu ke 12
Tugas kimia minggu ke 12Tugas kimia minggu ke 12
Tugas kimia minggu ke 12
 

Mehr von Agus Witono

Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manualHazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manualAgus Witono
 
Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007Agus Witono
 
Digital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezekiDigital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezekiAgus Witono
 
Emergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater systEmergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater systAgus Witono
 
Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2Agus Witono
 
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3Agus Witono
 
Bnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquakeBnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquakeAgus Witono
 
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4Agus Witono
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-daruratAgus Witono
 
155112208201011561
155112208201011561155112208201011561
155112208201011561Agus Witono
 
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranTanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranAgus Witono
 
Training & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hseTraining & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hseAgus Witono
 
Osha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoperOsha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoperAgus Witono
 
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasionalPetunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasionalAgus Witono
 
Social compliance manual
Social compliance manualSocial compliance manual
Social compliance manualAgus Witono
 
Better work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-enBetter work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-enAgus Witono
 

Mehr von Agus Witono (20)

Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manualHazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
Hazwoper hazardous waste site 40 hour student initial course manual
 
Ar2011
Ar2011Ar2011
Ar2011
 
Trblgn25
Trblgn25Trblgn25
Trblgn25
 
9100 mhav
9100 mhav9100 mhav
9100 mhav
 
Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007Protap dalkarhutlah sumsel 2007
Protap dalkarhutlah sumsel 2007
 
Digital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezekiDigital 20297367 s-sri rezeki
Digital 20297367 s-sri rezeki
 
Emergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater systEmergency response planning guide for public wastewater syst
Emergency response planning guide for public wastewater syst
 
Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2Fireemergegencyman 2
Fireemergegencyman 2
 
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
Digital 114001 [-konten_]-m.82.bagian 3
 
Bnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquakeBnpb update on lombok earthquake
Bnpb update on lombok earthquake
 
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
Tanggap darurat-dan-pencehagan-kebakaran-pertemuan-4
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat
 
Bencana11
Bencana11Bencana11
Bencana11
 
155112208201011561
155112208201011561155112208201011561
155112208201011561
 
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoranTanggap darurat-di-gedung-perkantoran
Tanggap darurat-di-gedung-perkantoran
 
Training & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hseTraining & konsultasi_hse
Training & konsultasi_hse
 
Osha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoperOsha 3114-hazwoper
Osha 3114-hazwoper
 
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasionalPetunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
Petunjuk perusahaan rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional
 
Social compliance manual
Social compliance manualSocial compliance manual
Social compliance manual
 
Better work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-enBetter work-indonesia-synthesis-report-en
Better work-indonesia-synthesis-report-en
 

2501 3310-1-sm

  • 1. ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626 74 PENGOLAHAN LIMBAH TEKSTIL SISTEM KOMBINASI ANAEROBIK-AEROBIK MENGGUNAKAN BIOFILM BAKTERI KONSORSIUM DARI LUMPUR LIMBAH TEKSTIL I Dewa K. Sastrawidana1) , Bibiana W. Lay2) , Anas Miftah Fauzi3) Dwi Andreas Santosa4) , 1) Mahasiswa Program Doktor Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor, dan Jurusan Pend. Kimia FPMIPA UNDIKSHA. 2) Fakultas Kedokteran Hewan dan Prog. Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB 3) Fakultas Pertanian dan Prog. Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB 4) Fakultas Pertanian dan Prog. Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB Email: pmil-unud@indo.net.id ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efisiensi perombakan zat warna tekstil menggunakan biofilm bakteri konsorsium sistem kombinasi anaerobik-aerobik serta mengkaji kemungkinan penerapannya di industri pencelupan tekstil. Limbah tekstil yang digunakan adalah limbah tekstil buatan yang dibuat dengan mencampurkan zat warna azo remazol yellow, remazol red, remazol black dan remazol blue dengan konsentrasi total 200 mg/L. Perombakan pada tahap anaerobik menggunakan bakteri konsorsium yang diisolasi dari instalasi pengolahan limbah tekstil Mama&Leon sedangkan pada tahap aerobik menggunakan bakteri konsorsium yang diisolasi dari lumpur sungai Badung. Konsorsium bakteri dari lumpur limbah tekstil Mama&leon terdiri dari Aeromonas sp ML6., Aeromonas sp. ML14, Aeromonas sp. ML24, Pseudomonas sp. ML8 dan Flavobacterium Sp.ML20 sedangkan bakteri konsorsium dari lumpur sungai badung terdiri dari Vibrio sp. dan Plesiomonas sp. Bakteri konsorsium sebelum digunakan untuk perombakan zat warna, di buat biofilm dengan mengamobilkannya pada batu vulkanik selama 3 hari dan selanjutnya ditentukan jumlah bakteri yang teramobil dengan metode four plate count. Perombakan limbah tekstil artifisial sistem kombinasi anaerobik-aerobik dilakukan pada selang waktu 6 hari pengolahan dan selanjutnya dianalisis kualitasnya dengan parameter yang diukur meliputi warna, TSS, TDS, BOD dan COD. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penurunan warna, TDS, TSS, COD dan BOD setelah dilakukan pengolahan selang waktu 6 hari secara berturut-turut sebesar 96,94%, 75,73%, 68,03%, 97,68% dan 94,60%. Dengan demikian, penggunaan sistem kombinasi anaerobik-aerobik menggunakan biofilm bakteri konsorsium yang adapted dengan lingkungan limbah potensial digunakan untuk pengolahan limbah industri tekstil. Kata Kunci: Bakteri konsorsium, limbah tekstil buatan, sistem kombinasi anaerobik-aerobik ABSTRACT The objective of this research are to assess the eficiency of biodegradation of textile dyes by using bacteria consortium biofim on combined anaerobic-aerobic system and also to asses the possibility for applicating this technology in textile dyeing industry. Textile wastewater that used in this research are azo dyes total concentration 200 mg/L which is consist of remazol yellow, remazol red, remazol black and remazol blue For anaerobik condition step, by using bacteria consortium selected from sludge of textile wastewater plant of Mama & Leon consist of Aeromonas sp ML6., Aeromonas sp. ML14, Aeromonas sp. ML24, Pseudomonas sp. ML8 and Flavobacterium Sp ML20 whereas aerobic condition step, using bacteria consortium selected from Badung river sludge consist of Vibrio sp. and Plesiomonas sp. Both bacteria consortium is immobilized separatively on volcanous stone for 3 days in each reactor before used to treatment of syntetic dyeswater (SDW). Further more, immobilized bacteria consortiom on volcanous stone is determined by four plate count method. The result ot this research showed the eficiency process in decreasing color, TDS, TSS, COD and BOD was 96,94%,75,73%, 68,03%, 97,68% dan 94,60% respectively. So, wastewater treatment by using combined anaerobic- aerobic system is potential to applied on wastewater treatment in textile industry. Key words: Bacteria consortium, syntetic dyeswater, combined anaerobic-aerobic system PENDAHULUAN Zat warna reaktif azo banyak digunakan dalam industri pencelupan tekstil karena zat warna ini dapat terikat kuat pada kain dan tidak mudah luntur. Zat warna reaktif azo disintesis untuk tidak mudah rusak oleh perlakuan kimia mapun perlakuan potolitik. Untuk itu, bila terbuang ke perairan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan mengalami akumulasi sampai pada tingkat konsentrasi tertentu dapat menimbulkan dampak negatif terhadap daya dukung lingkungan. Zat warna reaktif azo menurut kriteria Uni Eopa untuk bahan berbahaya adalah tergolong rendah. Zat warna azo umumnya mempunyai LD50 sebesar 250-200 mg/kg berat badan dan hanya sedikit yang mempunyai LD50 di bawah
  • 2. ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626 75 250 mg/kg berat badan (Clarke dan Anliker, 1980). Walaupun toksisitas akut zat warna azo relatif rendah, akan tetapi keberadaannya dalam air dapat menghambat penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga mengganggu aktifitas potosintesis mikroalga. Dampak lanjutannya adalah pasokan oksigen dalam air menjadi berkurang dan akhirnya memicu aktifitas mikroorganisme anoksik-anaerobik yang menghasilkan produk berbau tak sedap. Disamping itu, perombakan zat warna azo secara anaerobik pada dasar perairan menghasilkan senyawa amina aromatik yang kemungkinan lebih toksik dibandingkan dengan zat warna azo itu sendiri (Van der Zee, 2002). Karakteristik air limbah tekstil adalah mempunyai intensitas warna berkisar 50-2500 skala Pt-Co, nilai COD 150-12000 mg/L dan nilai BOD mencapai 80- 6000 mg/L (Azbar, 2004). Tingginya intensitas warna pada air limbah tekstil disebabkan karena sekitar 40% dari zat warna reaktif azo yang digunakan dalam proses pencelupan kain terbuang sebagai limbah sedangkan kandungan bahan organik sangat tinggi terkait dengan bahan-bahan yang digunakan dalam proses tekstil seperti enzim, detergen, zat warna dan bahan-bahan tambahan lainnya. Parameter COD dan BOD yang dimiliki air limbah tekstil jauh di atas baku mutu jika ditinjau dari KepMen LH No.51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri yaitu 100-300 mg/L untuk COD dan 50-150 mg/L untuk BOD. Untuk itu, air limbah industri tekstil harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Penggunaan mikroorganisme untuk mengolah limbah tekstil sangat potensial untuk dikembangkan karena limbah tekstil dengan kandungan bahan organik yang tinggi dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung oleh mikroorganisme sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. Pada kondisi anaerobik, mikroorganisme dengan bantuan kosubstrat seperti glukosa, sukrosa, maltosa berpungsi sebagai donor elektron ke zat warna azo yang dikatalisis oleh enzim azoreductase sehingga terjadi pemutusan ikatan azo menghasilkan amina aromatik. Pengolahan limbah tekstil dengan proses pertumbuhan terlekat (attached growth treatment processes) mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan menggunakan proses pertumbuhan tersuspensi (suspended growth treatment processes). Pada proses pertumbuhan terlekat, mikroorganisme diamobilkan pada permukaan padatan membentuk lapisan tipis yang disebut biofilm. Biofilm merupakan komunitas bakteri yang terstruktur dengan ketebalan tertentu sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan diri akibat perubahan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri. Biofilm menghasilkan densitas populasi lebih tinggi dan stabil, lebih tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan sehingga dalam penggunaannya dalam pengolahan limbah mampu menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi(HeFang et al. 2004). Dalam penelitan ini dikaji perombakan zat warna reaktif azo dengan sistem kombinasi anaerobik-aerobik menggunakan biofilm bakteri konsorsium yang berasal dari lumpur limbah tekstil serta mengkaji kemungkinannya diterapkan pada pengolahan limbah tekstil. Pada sistem kombinasi anaerobik-aerobik, pada proses anaerobik terjadi dibiotransformasi zat warna reaktif azo menjadi amina aromatik sehingga warna menjadi hilang namun kandungan bahan organik biasanya masih tinggi sedangkan pada proses aerobik terjadi mineralisasi amina aromatik disertai penghilangan bau sehingga diharapkan nilai COD dan BODnya menjadi rendah. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Bakteri diisolasi dari lumpur yang diambil dari instalasi pengolahan limbah tekstil Mama&Leon dan lumpur sungai Badung Denpasar. Kegiatan isolasi sampai uji efisiensi perombakan pada reaktor dilakukan di laboratorium bioteknologi lingkungan Indonesian Center for Biodiversity and biotechnology (ICBB) Bogor, laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan Jurusan Pendidikan Biologi UNDIKSHA Singaraja-Bali. Sedangkan identifikasi bakteri hasil isolasi dilakukan di laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Seluruh kegiatan penelitian dilaksanakan selama 10 bulan yaitu, mulai Mei 2007 sampai Maret 2008. Kultivasi dan Isolasi Komposisi media cair yang digunakan untuk kegiatan isolasi mengikuti metode isolasi yang telah dilakukan Khehra et al. (2006) di mana dalam 1 liternya terdiri dari: (NH4)2SO4 (1,0 g), KH2PO4 (1,0 g), Na2HPO4 (3,6 g), MgSO4.7H2O (1,0 g), Fe(NH4)sitrat (0,01 g), CaCl2.2H2O (0,1 g), 0,05% yeast extract dan 10 mL larutan trace element yang dalam 1 liternya terdiri dari ZnSO4.7H2O (10,0 mg), MnCl2.4H2O (3,0 mg), CoCl2.6H2O (1,0 mg), NiCl2.6H2O (2,0 mg), Na2MoO4.2H2O (3,0 mg), H3BO3 (3,0 mg), CuCl2.2H2O (1,0 mg). Preparasi suspensi bakteri dibuat dengan cara mengekstraks lumpur dengan garam fisiologis dan dihomogenisasi menggunakan vortek. Suspensi bakteri selanjutnya ditambahkan pada media cair secara terpisah yang masing-masing mengandung zat warna Remazol Yellow, Remazol Red, Remazol Blue, Remazol Black dan campuran dari keempat zat warna remazol tersebut dengan konsentrasi 50 mg/L pada kondisi anaerobik dan aerobik. Bakteri yang tumbuh diseleksi lebih lanjut dengan menumbuhkan kembali secara bertahap pada media cair yang mengandung zat warna dengan konsentrasi lebih tinggi (100-400 mg/L). Bakteri yang tumbuh pada konsentrasi zat warna tertinggi diisolasi dengan menumbuhkannya pada media agar dan diinkubasi selama 2 hari. Untuk bakteri anaerobik, toples tempat inkubasi sebelumnya disemprot dengan gas nitrogen untuk menghalau oksigen yang ada dalam toples. Koloni yang tumbuh selajutnya dilakukan identifikasi morfologi dan uji aktifitas biokimia.
  • 3. ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626 76 Efisiensi Perombakan Pada Variasi Kondisi Lingkungan Uji aktifitas perombakan zat warna oleh bakteri dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan optimum yang diperlukan bakteri dalam proses perombakan zat warna reaktif azo. Uji efisiensi perombakan ini difokuskan untuk bakteri yang diisolasi dari lumpur limbah Mama&Leon dengan faktor llingkungan yang dikaji antara lain pengaruh pH, konsentrasi glukosa, konsentrasi zat warna dan pengaruh lama waktu inkubasi. Efisiensi perombakan pada variasi pH Uji efisiensi perombakan dari masing-masing bakteri diberbagai kondisi pH dilakukan dengan cara memindahkan secara aseptik sebanyak 1 ml suspensi bakteri pada tabung ulir 10 mL yang telah berisi media cair steril, zat warna 200 mg/L dan glukosa 2 g/L. Tabung ulir tersebut ditambahkan media cair hingga penuh. Campuran dibuat dalam variasi kondisi pH 5 sampai 9 kemudian diinkubasi dalam inkubator selama 5 hari pada suhu 30o C pada kondisi anaerobik. Setelah 5 hari, konsentrasi zat warna diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimumnya. Efisiensi perombakan pada variasi konsentrasi glukosa Uji efisiensi perombakan diberbagai konsentrasi glukosa dilakukan dengan cara memindahkan secara aseptik sebanyak 1 mL suspensi bakteri pada tabung ulir yang telah media cair steril, zat warna 200 mg/L dan variasi konsentrasi glukosa 0-4 g/L. Campuran dalam tabung ulir ditambahkan kembali media cair hingga penuh dan dikondisikan pada pH optimum kemudian diinkubasi selama 5 hari pada suhu 30o C pada kondisi anaerobik. Setelah 5 hari, konsentrasi zat warna diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimumnya Efisiensi perombakan pada variasi konsentrasi zat warna Uji efisiensi perombakan diberbagai konsentrasi zat warna dilakukan dengan cara memindahkan secara aseptik sebanyak 1 mL suspensi bakteri pada tabung ulir yang telah berisi media cair steril, glukosa dan variasi konsentrasi zat warna 50-400 mg/L. Campuran dalam tabung ulir ditambahkan kembali media cair hingga penuh dan dikondisikan pada pH optimum kemudian diinkubasi selama 5 hari pada suhu 30o C pada kondisi anaerobik. Setelah 5 hari, konsentrasi zat warna diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimumnya Efisiensi perombakan pada variasi lama inkubasi Uji efisiensi perombakan pada variasi lama waktu inkubasi dilakukan dengan cara memindahkan secara aseptik sebanyak 1 mL suspensi bakteri dalam tabung ulir yang berisi media cair steril, zat warna 200 mg/L dan glukosa. Campuran tersebut dikondisikan pada pH optimum kemudian diinkubasi selang waktu 1-10 hari pada suhu 30o C pada kondisi anaerobik. Selanjutnya diukur konsentrasi zat warna menggunakan spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang maksimumnya Pengolahan Limbah Tekstil Buatan Sistem Kombinasi Anaerobik-Aerobik Menggunakan Biofilm Bakteri Konsorsium Limbah tekstil buatan (artifisial) yang digunakan terdiri dari campuran zat warna Remazol Yellow, Remazol Red, Remazol Black dan Remazol Blue dengan konsentrasi total 200 mg/L. Bakteri konsorsium yang digunakan pada tahap pengolahan anaerobik adalah hasil isolasi dari lumpur limbah tekstil CV. Mama&Leon sedangkan pada tahap aerobik menggunakan bakteri konsorsium hasil isolasi dari sungai Badung. 1. Pemilihan Bakteri Berdasarkan kemampuan bakteri hasil isolasi dalam merombak zat warna di berbagai kondisi lingkungan pada kondisi anaerobik selanjutnya dipilih masing-masing 1 isolat yang menghasilkan efisiensi perombakan tertinggi dari 5 zat warna azo yang dicobakan untuk digunakan pada pengolahan tahap anaerobik. Sedangkan bakteri pada tahap aerobik dipilih yang mempunyai adaptasi terbaik pada limbah tekstil. Isolat anaerobik dan aerobik yang terseleksi masing-masing dikonsorsiumkan dan diamobilisasikan pada batu vulkanik untuk pengolahan limbah 2. Amobilisasi Bakteri Konsorsium Pada Batu Vulkanik Amobilisasi bakteri konsorsium mengikuti metode yang telah dilakukan Castilla, et. al. (2003) yaitu, Sebanyak 757 g batu vulkanik steril dimasukkan ke dalam bioreaktor anaerobik volume 1540 mL kemudian ditambahkan media cair dan 100 mL kultur bakteri konsorsium. Bakteri konsorsium dalam bioreaktor dibiarkan tumbuh selama 3 hari. Selanjutnya cairan dalam bioreaktor dialirkan melalui keran untuk mengeluarkan kultur bakteri yang tidak terikat pada batu vulkanik. Dengan cara yang sama dilakukan pula amobilisasi bakteri konsorsium dalam bioreaktor aerobik dan dilakukan aerasi menggunakan aerator. Jumlah bakteri yang teramobil pada batu vulkanik dilepaskan kemudian ditentukan jumlah koloni menggunakan metode Four Plate Count. 3. Proses Pengolahan Limbah Kombinasi Anaerobik- Aerobik Unit Pengolahan limbah tekstil sistem kombinasi anaerobik-aerobik terdiri dari 4 bak yang terbuat dari kaca yaitu, bak pengisi, bak pengolah anaerobik (reaktor anaerobik) volume total 1540 mL dengan dimensi ukuran panjang x lebar x tinggi internalnya masing-masing 11 x 7 x 20 cm. Setelah ditambahkan batu vulkanik 757 gram, volume efektif reaktor untuk limbah adalah 900 mL, bak pengolah aerobik (reaktor aerobik) dan bak penampung efluen berdimensi yang sama dengan bak pengolah anaerobik. Air limbah tekstil pada bak pengisi ditambahkan nutrisi dan 2 gram/L glukosa kemudian dikondisikan pH 7. Limbah dialirkan ke bioreaktor anaerobik secara upflow dengan laju alir sekitar 15 mL/menit selama 1 jam. Proses perombakan anaerobik dibiarkan selama 3 hari kemudian dialirkan ke bioreaktor aerobik dan dibiarkan 3 hari sambil
  • 4. ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626 77 diaerasi. Efluen hasil pengolahan anaerobik maupun aerobik dianalisis parameter warna, TDS, TSS, BOD dan COD. Gambar 1. Reaktor pengolahan limbah tekstil sistem kombinasi anaerobik-aerobik menggunakan proses pertumbuhan terlekat HASIL DAN PEMBAHASAN Kultivasi, Isolasi dan Identifikasi Pengamatan secara kualitatif memperlihatkan suspensi lumpur yang berisi zat warna setelah dikultivasi pada kondisi anaerobik warnanya menjadi pudar dan agak keruh sedangkan yang dikultivasi pada kondisi aerobik warnanya tidak berubah dan keruh. Hal ini menggambarkan bahwa zat warna azo sangat sulit dirombak pada kondisi aerobik akan tetapi relatif mudah dirombak secara biologis pada kondisi anaerobik dengan menggunakan glukosa sebagai kosubstrat. Bakteri yang terdapat pada lumpur limbah tekstil Mama & Leon pada kondisi anaerobik mempunyai kemampuan lebih tinggi dalam merombak zat warna tekstil dibandingkan dengan bakteri dari lumpur sungai Badung. Sedangkan adaptasi dan pertumbuhan bakteri dari lumpur sungai Badung pada kondisi aerobik lebih baik dibandingkan dengan bakteri dari lumpur Mama & Leon. Proses perombakan zat warna azo oleh bakteri pada dasarnya merupakan reaksi redoks yang dikatalisis oleh enzim. Koenzim nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+ ) yang dibebaskan pada proses glikolisis glukosa dengan bantuan enzim dehidrogenase berperan sebagai pembawa elektron dan terlibat dalam reaksi enzimatik. Pada kondisi tidak ada oksigen, NADH mengalami reaksi oksidasi menghasilkan NAD+ sedangkan zat warna azo mengalami reaksi reduksi menghasilkan amina-amina aromatik yang bersesuaian. Putusnya ikatan azo pada zat warna azo menyebabkan warna menjadi hilang. Jika terdapat oksigen, maka zat warna azo dan oksigen berkompetisi sebagai penerima elektron dari NADH. Ion Hidrogen pada NADH lebih mudah ditransfer ke oksigen dibandingkan dengan ke zat warna azo sehingga terjadi transfer elektron dari NADH ke oksigen melalui rantai transport elektron (rantai pernapasan). Dengan demikian, pada kondisi aerobik zat warna azo sulit direduksi sehingga warnanya tetap. Hipotesis perombakan zat warna azo dengan adanya kosubstrat dilaporkan oleh Van der Zee, (2002) disajikan pada Gambar 2. R-N=N-R’ R-NH2 + R’ -NH2 Glukosa Asetil CoA Asetat Gambar 2 Mekanisme perombakan zat warna azo secara direct enzymatic Uji morfologi terhadap 32 koloni yang terseleksi dari lumpur Mama&leon dan sungai Badung menunjukkan bahwa semua isolat merupakan bakteri Gram negatif dan berbentuk batang. Berdasarkan uji aktivitas biokimia yang merujuk pada Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, dari 27 koloni yang berasal dari lumpur limbah tekstil Mama&Leon, sebanyak 10 isolat teridentifikasi bakteri Aeromonas sp., 6 isolat Pseudomonas sp., 5 isolat Flavobacterium sp., 3 isolat Plesiomonas sp. dan 3 isolat Vibrio sp. Sedangkan 5 koloni yang terisolasi dari lumpur sungai Badung sebanyak 2 koloni teridentifikasi Plesiomonas sp dan 3 koloni Vibrio sp. Efisiensi Perombakan Zat Warna Pada Variasi Kondisi Lingkungan Efisiensi perombakan zat warna reaktif azo pada berbagai kondisi lingkungan (pH, konsentrasi kosubstrat, konsentrasi zat warna dan lama inkubasi) dianalisis menggunakan One-Way Anova. Dari analisis tersebut masing-masing bakteri mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam merombak zat warna azo dan efisiensinya sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Berdasarkan hasil uji tersebut diperoleh 5 isolat masing- masing Aeromonas sp. ML6, Aeromonas sp. ML14, Aeromonas sp. ML24, Pseudomonas sp. ML8 dan Flavobacterium sp. ML20 menghasilkan efisiensi perombakan yang tinggi. Efisiensi perombakan pada variasi pH Kemampuan kelima isolat hasil isolasi dari lumpur limbah tekstil Mama&Leon dalam merombak zat warna reaktif azo pada kondisi anaerobik diberbagai pH disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 memperlihatkan efisiensi perombakan masing- masing zat warna semakin meningkat mulai dari pH 5 sampai pH 7, sedangkan pada kondisi pH 7-8 kencendrungan stabil dan pada pH 9 mengalami penurunan. Kondisi pH optimum untuk berlangsungnya proses perombakan zat warna dicapai pada pH 7-8 dengan efisiensi perombakan berkisar 90-95%%. Kebanyakan bakteri hidup dan beraktifitas baik pada kondisi pH netral. Bila kondisi lingkungan tidak menguntungkan, pertumbuhan mikroorganisme menjadi terganggu bahkan menyebabkan kematian. Bak pengisi Limbah dan nutrisi Penampung gas Reaktor anaerobik Batu vulkanik Aerato r Reaktor aerobik Efluen 2 NADH 2NAD + Dehidrogenase
  • 5. ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626 78 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 Efisiensi(%) Aeromonas ML6 Pseudomonas ML8 Aeromonas ML14 Flavobacterium ML20 Aeromonas ML24 pH5 pH6 pH7 pH8 pH9 Gambar 3. Perombakan zat warna reaktif azo 200 mg/L selang waktu 5 hari inkubasi diberbagai kondisi pH. Efisiensi perombakan pada variasi Konsentrasi Glukosa Perombakan zat warna reaktif azo 200 mg/L oleh kelima isolat pada kondisi anaerobik dengan menggunakan bantuan glukosa sebagai kosubstrat disajika pada Gambar 4. Gambar 4. Perombakan zat warna reaktif azo 200 mg/L selang waktu 5 hari inkubasi diberbagai konsentrasi glukosa. Gambar 4 memerlihatkan bahwa penambahan glukosa berpungsi sebagai elektron donor untuk menstimulasi proses pemecahan ikatan azo. Kehadiran glukosa sebagai karbon eksternal mempercepat proses reaksi karena koenzim NADH yang terbentuk mampu mentransfer elektron baik secara langsung ke ikatan azo (N=N) atau melalui pembentukan flavin tereduksi sehingga terjadi proses reaksi reduksi dari zat warna azo. Jumlah penggunaan kosubstrat menjadi kontrol terhadap proses berlangsungnya perombakan. Penggunaan kosubstrat yang kurang memadai menghasilkan reducing equivalents yang kecil sehingga perombakan berlangsung kurang optimum, sedangkan bila penggunaan kosubstrat berlebih bisa menyebabkan efisiensi perombakan menjadi menurun. Hal ini disebabkan karena glukosa terurai dalam sistem biologi menghasilkan asam-asam yang mengakibatkan terjadinya penurunan pH. Efisiensi perombakan maksimum sebesar 90-95% diperoleh pada penambahan glukosa 2 sampai 3 g/L untuk konsentrasi zat warna reaktif azo dengan konsentrasi 200 mg/L dan selang waktu inkubasi selama 5 hari. Efisiensi perombakan pada variasi konsentrasi zat warna Kemampuan isolat dalam merombak zat warna reaktif azo menggunakan bantuan glukosa selang waktu 5 hari inkubasi diberbagai konsentrasi zat warna disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Perombakan zat warna reaktif azo selang waktu 5 hari inkubasi diberbagai konsentrasi zat warna Gambar 5 menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi zat warna dari 50 sampai 200 mg/L dengan jumlah glukosa yang konstan (2 g/L) menghasilkan efisiensi perombakan yang semakin meningkat. Penurunan efisiensi perombakan zat warna terjadi mulai pada konsentrasi 250 sampai 400 mg/L. Alasan yang mendasari terjadinya penurunan efisiensi perombakan pada konsentrasi tertentu adalah meningkatnya toksisitas zat warna terhadap bakteri yang merupakan racun bagi bakteri dan terbloknya sisi aktif dari enzim azo reductase oleh molekul zat warna. Efisiensi perombakan pada variasi lama waktu inkubasi Efisiensi perombakan zat warna azo 200 mg/L oleh masing-masing isolat selang waktu 1-10 hari inkubasi disajikan pada Gambar 6. Gambar 6. Perombakan zat warna reaktif azo 200 mg/L selang waktu 5 hari inkubasi Pada selang waktu 1-10 hari inkubasi. Gambar 6 menunjukkan bahwa pada selang waktu 0-5 hari mula-mula bakteri melakukan fase adaptasi terhadap lingkungan limbah yang dilanjutkan dengan fase pertumbuhan eksponensial. Rendahnya peningkatan efisiensi perombakan selang waktu 5-10 hari karena 0 20 40 60 80 100 Efisiensi(%) Aeromonas ML6 Pseudomonas ML8 Aeromonas ML14 Flavobacterium ML20 Aeromonas ML24 glk. 0 g/L glk. 1 g/L glk. 2 g/L glk. 3 g/L glk. 4 g/L 60 70 80 90 100 Efisiensi(%) Aeromonas ML6 Pseudomonas ML8 Aeromonas ML14 Flavobacterium ML20 Aeromonas ML24 50 mg/L 100 mg/L 150 mg/L 200 mg/L 250 mg/L 300 mg/L 350 mg/L 400 mg/L 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Efisiensi(%) Aeromonas ML6 Pseudomonas ML8 Aeromonas ML14 Flavobacterium ML20 Aeromonas ML24 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari 8 hari 9 hari 10 hari
  • 6. ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626 79 aktifitas pertumbuhan bakteri menjadi terhambat dengan terbentuknya senyawa amina aromatik hasil perombakan anaerobik dari zat warna memberikan efek toksik bagi kehidupan bakteri Pengolahan Limbah Tekstil Buatan Sistem Kombinasi Anaerobik-Aerobik Menggunakan Proses pertumbuhan Terlekat Jumlah bakteri konsorsium pada kondisi anaerobik dan aerobik yang teramobil pada batu vulkanik adalah sebesar 20,5 X 109 cfu/gram dan 1,702 x 1010 cfu/gram. Karakteristik limbah tekstil buatan sebelum dan setelah diolah dengan sistem kombinasi anaerobik-aerobik menggunkan bakteri konsorsium teramobil pada batu vulkanik disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristil limbah tekstil buatan sebelum dan setelah pengolahan sistem kombinasi anaerobik- aerobik proses pertumbuhan terlekat selang waktu 6 hari inkubasi. Parameter Satuan Karakteristik limbah tekstil buatan Hasil pengolahan Tahap anaerobik Tahap aerobik Warna CU 2130 192 65 TDS mg/L 4380 2157 1063 TSS mg/L 1220 720 390 BOD mg/L 945 452 51 COD mg/L 4000 2117 93 Pengolahan limbah tekstil buatan sistem kombinasi anaerobik-aerobik dengan proses terlekat menggunakan biofilm bakteri konsorsium pada batu vulkanik selang waktu 6 hari mampu menurunkan warna dengan efisiensi 96,94%. Warna tidak tercantum sebagai salah satu syarat baku mutu ditinjau dari KepMen LH No. 51/MENLH/10/1995. Secara langsung, warna tidak tidak berbahaya bagi kehidupan ekosistem perairan, akan tetapi air berwarna secara tak langsung dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia maupun ekosostem air. warna menghambat penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga mengganggu aktifitas potosintesis dalam ekosistem perairan menjadi terganggu yang mengakibatkan pasokan oksigen dalam air menjadi berkurang dan akhirnya memicu aktifitas mikroorganisme anoksik-anaerobik yang menghasilkan bahan-bahan yang toksik serta timbul bau yang tidak sedap. Pengujian dengan selang waktu total 6 hari terjadinya penurunan TDS dari 4380 mg/L menjadi 1063 mg/L atau efisiensi penurunan sebesar 75,73%. Nilai padatan terlarut total hasil pengolahan jika ditinjau dari KepMen LH No. 51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri sudah memenuhi syarat, karena nilai ambang batas yang diperkenankan berkisar 2000-4000 mg/L. Pengukuran padatan tersuspensi total atau TSS air limbah tekstil yang digunakan sebesar 1220 mg/L. Dengan waktu pengolahan selama 6 hari, reaktor kombinasi anaerobik-aerobik yang berisi biofilm bakteri konsorsium mampu menurunkan nilai padatan tersuspensi total menjadi 390 mg/L atau terjadi efisiensi penurunan sebesar 68,03%. Nilai padatan tersuspensi total jika ditinjau dari KepMen LH No. 51/MENLH/10/1995 telah memenuhi syarat, karena ambang batas yang diperkenankan berkisar 200-400 mg/L. Air limbah tekstil yang digunakan mempunyai nilai BOD5 sebesar 945 mg/L dan setelah dilakukan pengolahan dengan kombinasi anaerobik-aerobik selang waktu 6 hari nilai BOD5 turun menjadi 51 mg/L atau efisiensi penurunan sebesar 94,60%. Nilai BOD5 ini masih di bawah ambang batas yang disyaratkan dalam KepMen LH No. 51/MENLH/10/1995 yaitu 50-150 mg/L sehingga telah memenuhi syarat untuk dibuang ke lingkungan.. Nilai COD hasil pengolahan limbah tekstil dalam bioreaktor kombinasi anaerobik-aerobik berisi konsorsium bakteri yang diamobilkan pada batu vulkanik selama pengolahan dengan total waktu 6 hari dari 4000 mg/L turun menjadi 93 mg./L atau terjadi efisiensi penurunan 97,68%. Nilai COD hasil pengolahan ini sudah berada dibawah baku mutu air yang disyaratkan dalam KepMen LH No. 51/MENLH/10/1995 sebesar 100-300 mg/L sehingga telah memenuhi syarat untuk dibuang ke lingkungan. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN 1. Beberapa bakteri yang telah lama hidup dan beradaptasi dengan lingkungan limbah tekstil mempunyai kemampuan untuk merombak zat warna tekstil dan sangat potensial digunakan untuk pengolahan limbah cair industri tekstil. 2. Hasil pengolahan limbah tekstil buatan dengan sistem kombinasi anaerobik-aerobik proses pertumbuhan terlekat menghasilkan efisiensi penurunan warna 96,94%, , TDS 75,73%,,TSS 68,03%, COD 97,68% dan BOD 94,60%. 3. Penggunaan sistem kombinasi anaerobik-aerobik dengan proses pertumbuhan terlekat menggunakan bakteri konsorsium dan batu vulkanik sebagai media pengamobil sangat potensial digunakan untuk pengolahan limbah industri tekstil. SARAN 1. Perlu dilakukan ekplorasi bakteri dari sumber-sumber lain untuk memperkaya khasanah pemanfaatan sumberdaya potensi lokal dalam pengolahan limbah tekstil 2. Pengaliran limbah ke dalam biorekator anaerobik- aerobik yang dilakukan secara batch pada sistem pengolahan limbah tekstil kombinasi anaerobik- aerobik dengan proses pertumbuhan terlekat telah mampu memberikan efisiensi perombakan limbah yang tinggi. Penelitian ini perlu dikembangkan dengan
  • 7. ECOTROPHIC ♦ 3 (2) : 55-60 ISSN: 1907-5626 80 studi yang lebih mendalam terhadap teknik pengaliran dengan flow continous sehingga memudahkan operasional DAFTAR PUSTAKA Blackburn, R.S., and S.M. Burkinshaw. 2002. A Greener to cotton dyeing with excellent wash fastness. Green Chemistry. 4: 47-52. Borja, J.Q., J.L. Auresenia, and S.M. Gallardo. 2003. Biofilm reactor technology for hazardous wastewater treatment. College of Engineering Research, Training and Consultancy. De la Salle University. Manila. Philippines. Carliell, C.M., S.J. Barclay, Naido, C.A. Bucley, D.A. Mulholland, and E. Senior. 1995. Microbial decolorization of reactive red dye under anaerobic condition. Water Science. 21: 61-69. Chinwetkitvanich, S., M. Tuntoolvest, and T. Panswad. 2000. Anaerobic decolorization of reactive dyebath effluents by a two stage UASB system with Tapioca as co-substrate. Water Research. 34: 2223–2232. Chen, K.C., J.Y. Wu, D.J. Liou, and S.J. Hwang. 2003. Decolorization of textile dyes by newly isolated bacterial strains. Journal of Biotechnology.101: 57–68. Ginting, P. 2007. Sistem pengelolaan lingkungan dan limbah industri. CV. Yrama Widya. HeFang., HuWenrong, and LiYuezhong. 2004. Biodegradation mechanisms and kinetics of azo dys 4BS by a micobial consortium. Chemosphere 57:293-301. Khehra, M.S., H.S. Saini. D.K. Sharma, B.S. Chada, and S.S Chimni. 2006. Biodegradation of azo dye C.I acid red 88 by an anoxic-aerobic sequential bioreactor. Dyes and Pigmens. 70:1-7. Van der Zee. 2002. Anaerobic azo dye reduction [Thesis]. Wageningen University. Netherlands.