Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sosiologi dan antropologi sebagai ilmu sosial yang mempelajari masyarakat, termasuk obyek, pokok bahasan, proses sosial, dan interaksi sosial dalam membentuk kelompok dan organisasi."
2. PENGERTIAN DAN DEFINISI
Terminologi
• Sosiologi:
ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan..
Menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang mengitari
kehidupannya
Mencoba mengerti
sifat dan maksud hidup bersama,
cara terbentuk dan
tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup dan
kepercayaannya.(Shadili, 1983: 1).
3. Jadi……Sosiologi:
Ilmu yang menggambarkan tentang keadaan
masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan
serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling
berkaitan.
Selo Soemardjan & Soelaiman Soemardi: ilmu
yang mempelajari struktur dan proses-proses
sosial, termasuk perubahan sosial [Soerjono
Soekanto: 1987, 16].
4. • SOSIOLOGI
• “Sosiologi merupakan Ilmu Sosial yang objeknya adalah masyarakat.
• Sosiologi
– (Berdiri Sendiri)
– (Memenuhi) Unsur-unsur Ilmu Pengetahuan
• Ciri-ciri Utamanya :
a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuantersebut
didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat seta
hasilnya tidak bersifat spekulatif
b. Sosiologi bersifat teoretis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu
berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil obesrvasi.
c. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teorisosiologi
dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki,
memperluas serta memperhalus teori-teori lama.
d. Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya fakta
tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjalaskan fakta tersebut
secara analitis
5. Asal-usul sosiologi
• Agus comte
– Istilah sosiologi pertama dikenalkan oleh Aguste Comte
(1798-1857). Ia sering dipandang sbg bpk disiplin ilmu ini.
Sbg disiplin akademis mandiri, sosiologi berusia kurang
200 tahun. Utk menjelaskan fenomena-fenomena
kemasyarakatan, menurut comte, digunakan satu metode
ilmiah sebagaimana pada hukum-hukum alam [Doyle Paul
Jhonson:1994,13-14]
• Ibnu khaldun
– Jauh sblm Comte, tepatnya tahun (1333-1406) sdh
merumuskan satu model tentang suku bangsa nomaden
yang keras dan masyarakat 2 halus bertipe menetap dlm
suatu hubungan yang kontras. Sikap ilmiah Ibnu Khaldun
dlm menganalisa gejala sosial pada umumnya mendekati
bentuk penelitian ilmiah modern, dan secara substantif dpt
disejajarkan dengan teori sosial modern [Doule Paul
Jhonson, hlm. 15]
6. • Setelah Comte, sosiologi dikembangkan oleh:
– Karl Marx (1818-1883)
– Herbert Spencer (1820-1903)
– Emile Durkheim (1858-1917)
– Max Weber (1864-1920) [Basrowi MS: 2005, 2-3]
7. Urgensi / Arti Penting
• Dengan ilmu ini, suatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan
faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas
sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses
tersebut (how n why it happens)
• Banyak fenomena kehidupan beragama baru dapat dipahami
secara proporsional dan tepat bila menggunakan jasa ilmu
sosiologi.
• Karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan
masalah-masalah sosial (lihat pendapat Jalaludin Rahmat)
• Karena agama diturunkan untuk kepentingan sosial
8. Obyek Sosiologi
• Sebagai suatu ilmu pengetahuan,
sosiologi juga memiliki obyek yang
menjadi fokus perhatiannya.
• Obyek dari sosiologi adalah masyarakat
yang dilihat dari aspek hubungan
manusia dalam masyarakat.
9. Pokok bahasan sosiologi
Fakta Sosial :
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan
berperasaan yang berada di luar individu dan
mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan
individu tersebut
Contoh :di sekolah seorang murid diwajidkan untuk
datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan
bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban
tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan
memiliki sanksi tertentu jika dilanggar.
Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar
individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan
mengendalikan individu (murid).
10. • Tindakan sosial
• Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang
dilakukan dengan mempertimbangkan
perilaku orang lain.
• Contoh, menanam bunga untuk kesenangan
pribadi bukan merupakan tindakan sosial,
tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan
dalam sebuah lomba sehingga mendapat
perhatian orang lain, merupakan tindakan
sosial.
11. • Realitas sosial
• Seorang sosiolog harus bisa menyingkap
berbagai tabir dan mengungkap tiap helai
tabir menjadi suatu realitas yang tidak
terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus
mengikuti aturan-aturan ilmiah dan
melakukan pembuktian secara ilmiah dan
objektif dengan pengendalian prasangka
pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta
menghindari penilaian normatif.
12. Khayalan sosiologis
Khayalan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa
yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia.
Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu
memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan
hubungan antara keduanya.
Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan
issues. Troubles adalah permasalahan pribadi individu dan
merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Issues
merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi
individu.
Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang
menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble. Masalah
individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan
pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk
yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran
tersebut merupakan issue, yang pemecahannya menuntut kajian
lebih luas lagi.
13. PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
• Proses Sosial : Pengertian proses sosial itu sendiri adalah cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila individu-individu dan kelompok-
kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut. Dengan pengertrian lain
proses sosial merupakan pengaruh timbal balik antara berbagai
aspek kehidupan bersama dalam masyarakat. Salah satu bentuk
proses sosial adalah interaksi sosial.
• Interaksi social merupakan Faktor Utama Dalam Kehidupan Sosial.
• Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara individu-individu,
antara kelompok manusia maupun antara individu dengan
kelompok.
14. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Adanya kontak sosial. Istilah kontak (contact) berasal dari bahasa Latin con atau
cum yang berarti bersama-sama, dan tango, yang berarti menyentuh. Jadi
kontak secara harfiah adalah berarti bersama-sama menyentuh. Sebagai suatu
gejala sosial tidak harus berarti suatu hubungan fisik.
Tiga bentuk kontak sosial :
Antara individu dengan individu
Antara individu-individu dengan kelompok
Antara kelompok manusia satu dengan kelompok manusia lain
Kontak sosial yang positif akan mengarah pada kerjasama, sedang yang
bersifat negatif akan mengarah pada pertentangan atau tidak menghasilkan
interaksi sosial.
Adanya komunikasi, dimana dengan kominikasi ini seseorang memberikan
interpretasi pada perilaku orang lain (tutur kata, gerak gerik, sikap), perasaan
apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
15. INTERAKSI SOSIAL
• Faktor – Faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial
• Tindakan Sosial
• Kontak Sosial
• Komunikasi Sosial
• tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat
mempengaruhi individu – individu lainnya dalam masyarakat .
• MAX WEBER merinci tindakan sosial menjadi 4 macam yaitu :
1. Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan
memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh :
Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .
2. Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang
berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat . Contoh :
Tindakan –Tindakan yang bersifat Religio – magis .
16. 3. Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak
memperhitungkan pertimbangan Rasional .
Contoh : Berbagai macam upacara tradisi yang
dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan
leluhur .
4. Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang
dilakukan oleh seorang kelompok orang
berdasarkan perasaan emosi
17. Kontak Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat
dilakukan dengan cara :
Kontak Sosial yang dilakukan menurut cara pihak –
pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu ada
2 macam yaitu :
Kontak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan
pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
Kontak Tidak Langsung : Pihak komunikator
menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan
melalui perantara pihak ketiga .
Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya
proses komunikasi . Ada 2 macam kontak sosial .
Kontak Primer
Kontak Sekunder
18. Komunikasi Sosial
• Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul
dengan orang lain. Orang yang menyampaikan
komunikasi disebut komunikator , orang yang
menerima komunikasi disebut komunikan .
Tidak selamanya kontak sosial akan
menghasilkan interaksi sosial yang baik
apabila proses komunikasinya tidak
berlangsungnya secara komunikatif .
• Contoh : Pesan yang disampaikan tidak jelas ,
berbelit – belit , bahkan mungkin sama sekali
tidak dapat dipahami .
19. Bentuk – Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga , kelompok
dan organisasi sosial .
1. Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya .
A. Interaksi antara individu dan individu
Individu yang satu memberikan pengaruh , rangsangan / Stimulus
kepada individu lainnya . Wujud interaksi bisa dalam bentuk
berjabat tangan , saling menegur , bercakap – cakap / mungkin
bertengkar .
B. Interaksi antara individu dan kelompok
Bentuk interaksi antara individu dengan kelompok : Misalnya :
Seorang ustadz sedang berpidato didepan orang banyak . Bentuk
semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu
berhadapan dengan kepentingan kelompok .
C. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk interaksi seperti ini berhubungan dengan kepentingan
individu dalam kelompok lain . Contoh : Satu Kesebelasan Sepak
Bola bertanding melawan kesebelasan lain .
20. 2. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya
A. Imitasi. Imitasi adalah pembentukan nilai melalui
dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh : Seorang
anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .
B. Identifikasi Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi
sama dengan orang yang ditirunya . Contoh : Seorang anak
laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya
suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan
ayah nya .
C. Sugesti. Sugesti dapat diberikan dari seorang individu
kepada kelompok . Kelompok kepada kelompok kepada
seorang individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah
akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja
“ . Tanpa memikirkan akibatnya kelak .
21. D. Motivasi.Motivasi juga diberikan dari seorang individu
kepada kelompok.Contoh : Pemberian tugas dari seorang
guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk
motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan
penuh rasa tanggung jawab .
D. Simpati. Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada
seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal
pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati
itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis /
sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih /
kasih saying.
D. Empati. Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh
yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang celaka
sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka
perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.
22. Keteraturan Sosial
• Keteraturan sosial artinya menaati nilai dan
norma yang berlaku. Contoh : sebuah jalan
raya yang dilalui oleh berbagai jenis dan
ukuran kendaraan, serta bermuatan orang
dalam jumlah besar dan arah tujuan.
• Unsur-unsur keteraturan sosial :
1. tertib sosial
2. order
3. Keajegan
4. Pola
23. Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pola
keteraturan sosial
Factor pendorong
a. Kerja sama (cooperation)
b. Akomodasi
Faktor penghambat
a. persaingan
b. kontravensi
c. konflik
24. Lembaga Sosial
• Menurut John Lewis Gillm dan John
Philp Billn pengertian lembaga sosial
adalah suatu lembaga sosial
merupakan suatu organisasi pola
pemikiran dan pola perilaku yang
terwujud melalui aktivitas
kemasyarakatan.
25. “Kelembagaan” dalam Ilmu Sosiologi
Di Indonesia, “kelembagaan” diberi berbagai nama dan istilah
yang beragam, dan tidak konsisten, yaitu:
- Kelembagaan - Lembaga
- Lembaga Sosial - Institusi
- Institusi Sosial - Organisasi
- Organisasi Sosial - Kelompok sosial
- Group - Group Sosial
- Asosiasi - Birokrasi
- Biro - Dewan
- Majelis - Kesatuan
- Perserikatan - Himpunan
26. 26
Bentuk Kesadaran
akan jenis yang
sama
Adanya
hubungan
sosial
Orientasi pada
tujuan yg
ditentukan
1. Kategori statistik -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
2. Kategori sosial -Ada -Tidak ada -Tidak ada
3. Kelompok sosial -Ada -Ada -Tidak ada
4. Kelompok tak
teratur
-Bisa ada atau
tidak ada
-Bisa ada atau
tidak ada
-Tidak ada
5. Organisasi formal -Ada -Ada -Ada
Berbagai tingkatan kelompok sosial
27. • Dalam literatur, istilah “kelembagaan” disandingkan atau
disilangkan dengan “organisasi”.
• Terdapat kebelumsepahaman tentang arti “kelembagaan” di
kalangan ahli.
• Contoh: “What contstitutes an ‘institution’ is a subject of
continuing debate among social scientist….. The term institution
and organixation are commonly used interchangeably and this
contributes to ambiguityand confusion” (Norman Uphoff, 1986).
• “…belum terdapat istilah yang mendapat pengakuan umum dalam
kalangan para sarjana sosiologi untuk menterjemahkan istilah
Inggris ‘social institution’……. Ada yang menterjemahkannya
dengan istilah ‘pranata’ ….. ada pula yang ‘bangunan sosial’”
(Koentjaraningrat, 1997).
27
28. Kelembagaan adalah social form. Ibarat organ-organ dalam tubuh
manusia. Kata “kelembagaan” menunjuk kepada:
Sesuatu yang bersifat mantap (established) yang hidup (constitued)
di dalam masyarakat.
Suatu pemantapan perilaku (ways) yang hidup pada suatu
kelompok orang.
Merupakan sesuatu yang stabil, mantap, dan berpola.
Berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu dalam masyarakat.
Ditemukan dalam sistem sosial tradisional dan modern
Berfungsi untuk mengefisienkan kehidupan sosial.
Merupakan kelompok-kelompok sosial yang menjalankan
masyarakat.
Tiap kelembagaan dibangun untuk satu fungsi tertentu
(kelembagaan pendidikan, ekonomi, agama, dan lain-lain).
28
29. 1. Kelembagaan adalah tradisional, organisasi modern.
2. Kelembagaan dari masyarakat itu sendiri, organisasi
datang dari atas.
3. Kelembagaan dan organisasi berada dalam satu
kontinuum. Organisasi adalah kelembagaan yang belum
melembaga (lihat Norman Uphoff). Yang sempurna
adalah organisasi yang melembaga.
4. Organisasi merupakan bagian dari kelembagaan.
Organisasi sebagai organ kelembagaan (sesuai dengan
pendapat ahli Ekonomi Kelembagaan).
29
Dari berbagai literatur, ada empat cara
membedakan antara “kelembagaan” dan
“organisasi”:
30. Dalam perkembangan ilmu sosiologi:
Pada awalnya istilah ‘institution’ dan ‘organization’ tidak
dibedakan, dan digunakan secara bolak balik.
Semenjak tahun 1950-an, mulai tampak pembedaan yang
semakin tegas, bahwa “kelembagaan” dan
“keorganisasian” berbeda.
Artinya, terjadi perubahan dari pengertian yang “luas dan
baur” menjadi “sempit dan tegas”.
30
31. Di dunia ini, hanya ada 3 bentuk dasar
kelembagaan, yaitu:
1. kelembagaan komunitas
2. kelembagaan negara
3. kelembagaan pasar
31
32. 32
Perbedaaan karakteristik antara kelembagaan komunitas, negara, dan pasar.
Aspek Kel Komunitas Kel Negara Kel Pasar
Orientasi utama Pemenuhan
kebutuhan hidup
komunal
Melayani penguasa
dan masyarakat.
Keuntungan (profit
oreinted)
Sifat kerja sistem
sosialnya
Demokratis,
berdasarkan
kesetaraan
Monopolis Kompetitif.
Sandaran kontrol
sosial
Kultural (cultural
compliance)
Pemaksaaan coersif
compliance
Penuh perhitungan
(renumeration
compliance)
Bentuk simbol yang
diterapkan
Mitis Pseudorealis Realis
Bentuk norma
utama
Komunal dan
kepatuhan
Modifikasi perilaku Individualis
33. Berbagai Cara Pengelompokkan Kelembagaan
Pengelompokkan dalam ilmu sosiologi, di zaman awal ada
5 kelembagaan pokok, yaitu:
1.Keluarga
2.Negara
3.Pendidikan
4.Religi
5.Ekonomi
33
34. Pembagian menurut Koentjaraningrat (1997), berdasarkan
kebutuhan hidup manusia, yaitu:
1. domestic institutions = kelembagaan pelamaran, perkawinan, poligami,
pengasuhan anak-anak, perceraian.
2. conomic institution = pertanian, peternakan, pemburuan, feodalisme,
industri, barter, koperasi, penjualan.
3. educational institutions = pengasuhan anak-anak, pendidikan, perpustakaan,
pers.
4. scientific institutions = metoda ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah.
5. aesthetic and recreational institutions = seni rupa, seni suara, seni gerak,
kesusasteraan, olah raga.
6. religious institutions = gereja, doa, kenduri, upacara, pantangan, ilmu gaib.
7. political isntitutions = sistem pemerintahan, demokrasi, kehakiman,
kepartaian, kepolisian.
8. somatic isntitutions = salon, kedokteran.
34
35. Gillin dan Gillin mengklasifikasikan kelembagaan dalam lima
sudut:
1. Berdasarkan perkembangannya: crescive institutions vs
enacted institutions
2. Dari sudut nilai-nilai yang diterima masyarakat: basic
institutions vs subsidiary institutions.
3. Dari sudut penerimaan masyarakat: approved atau social
sanctioned institutions vs unsanctioned institutions.
4. Atas luas penyebarannya: general isntitutions vs restricted
isntitutions.
5. Berdasarkan fungsinya: operative institutions vs regulative
isntitutions.
35
36. Pengelompokkan dalam Sistem Agribisnis:
1. kelembagaan pengadaan sarana input produksi.
2. kelembagaan dalam aktivitas budidaya
(mencakup kelembagaan tenaga kerja,
kelembagaan irigasi, kelembagaan lahan, serta
kelembagaan panen).
3. Kelembagaan terkait dengan aktivitas
pengolahan hasil produksi.
4. kelembagaan pemasaran.
5. kelembagaan pendukung (koperasi, penyuluhan,
serta penelitian). 36
37. Pengelompokkan atas Orientasi, Bentuk Pelayanan, dan
Sifat Keanggotaannya (Uphoff, 1986)
1. Local administration
2. Local government
3. Membership organizations
4. Cooperatives
5. Service Organization
6. Private business
37
39. Apa itu institusi
• Institusi diartikan sebagai organisasi
• Institusi diartikan sebagai serangkaian
norma, nilai, aturan-aturan yang
memfasilitasi atau menghambat perilaku
individu maupun organisasi
40. Makna institution:
• = organizations.
• = sebagai mekanisme dari struktur sosial yang membentuk
perilaku manusia dalam masyarakat.
• = dipahami dalam konteks sosial, yaitu sesuatu yang
memiliki tujuan dan permanen, sebagai pedoman
berperilaku individu.
• Dalam sosiologi, analisa terhadap social institutions
dikaitkan dengan norma sosial dan harapan berperIlaku.
• Social institutions diciptakan dan dibentuk sebagai norma,
perilaku yang dapat diharapkan (expected behaviors).
• Funsgi sosial dari institusi adalah untuk memenuhi peran
setiap orang dalam masyarakat.
40
41. Berbagai Pandangan Dalam Melihat
Institusi
• Normative Institutional theory
• Rational choice perspective
• Historical institutionalism
• Sociological institutionalism
42. Normative Institutional Theory
• Pendukung utama teori ini adalah James
March dan Johan P. Olsen (1989 dan 1995).
• Teori ini dikembangkan atas dasar asumsi
bahwa bahwa berbagai norma dan aturan
memiliki peran yang sangat besar dalam
membentuk perilaku individu.
• Argumen pokok yang dipakai dalam teori ini
adalah “the logic of appropriateness”.
• Kepantasan inilah yang kemudian membentuk
nilai-nilai institusi.
43. Rational Choice Perspective
• Menurut pendukung teori ini, institusi bukan
semata-mata akumulasi nilai-nilai dan gagasan
dari waktu ke waktu, akan tetapi juga
merupakan produk kebijakan dari para aktor
politik.
• Pilihan-pilihan tersebut merupakan upaya
untuk memaksimalkan manfaat yang mereka
petik (atau barangkali manfaat sosial menurut
pandangan para politisi ini).
• Penulisan konstitusi barangkali dapat diambil
sebagai contoh tentang hal ini.
44. Rational-lanjut
• Salah satu manfaat teori rational choice ini adalah dalam
upaya memahami upaya pejabat-pejabat publik yang dipilih
mengendalikan organisasi publik, terutama birokrasi publik.
• Hubungan antara pejabat publik yang dipilih dengan birokrasi
tersebut kemudian digambarkan sebagai hubungan antara
principal dan agent. Principal sebagai pembuat undang-
undang dan agent adalah pelaksananya (implementornya).
• Tugas pokok principal adalah bagaimana agent
mengimplementasikan undang-undang sejauh yang
diinginkan oleh principal.
45. Historical Institutionalism
• Dalam teori ini, institusi dipahami dari proses
terbentuknya (formative periode).
• Teori ini menjelaskan bagaimana proses
pergantian antara norma-norma dan nilai-nilai
yang lama dengan yang baru.
• Menurut pendukung teori ini, pergantian
norma dan nilai yang baru tidak selalu
berjalan dengan smooth dan fungsional
sebagaimana diidealkan (merupakan respon
terhadap dinamika atau perubahan
lingkungan) namun seringkali perubahan itu
bersifat radikal dan penuh dengan
pertentangan.
46. Sociological Institutionalism
• Pandangan sociological institutionalism ini
yang sering atau banyak dipakai dalam
memahami institusi.
• Teori institusi yang dikembangkan dalam
disiplin sosiologi ini sebagian besar diderivasi
dari teori-teori organisasi. Oleh karena itu
dalam teori ini organisasi dan institusi sering
digunakan secara bergantian.
• Teori ini dalam banyak hal juga mempunyai
basis pemikiran sama dengan yang
dikembangkan oleh para normative
institutiolist sebagaimana sudah didiskusikan
di depan.
47. Sociologist-lanjut
• Pendukung utama teori ini, Selznick
(1948;1957), menjelaskan bahwa organisasi
memiliki dua wajah:
– Organizations as structural expressions of rational
actions.
– Organizations as normative and adaptive
institutions.
48. Sociologist-lanjut
• Perbedaan mendasar antara perspektif
sosiologi dan normative adalah dalam melihat
hubungan antara organisasi dan
lingkungannya.
– Yang pertama melihat bahwa organisasi (institusi)
memiliki ketergantungan yang tinggi dengan
lingkungannya (baik dalam hal sumberdaya
maupun norma dan nilai).
– Yang kedua melihat organisasi lebih otonom
terhadap lingkungannya (paling tidak pada tahap
awal proses pembentukannya). [Mengapa?,
50. Memahami Proses…lanjut
• Ada dua pandangan pokok dalam melihat
perubahan institusi
– Melihat perubahan itu sebagai proses yang jelas
tahapan-tahapannya: (1) proses pembentukan (2)
proses konsolidasi, (3) kondisi stabil.
– Melihat perubahan berlangsung secara terus
menerus atau dikatakan sebagai organik yang
merupakan proses perubahan organisasi. Proses
perubahan ini merupakan upaya untuk
mengadaptasikan diri dengan lingkungan.
51. Model Perubahan dan Teori Institusi
• Disruptive case: Perubahan institusi merupakan tuntutan dari
adanya perubahan pada faktor eksternal, baik karena faktor
empiris maupun idiologis. Perubahan tersebut terjadi dalam
tahapan-tahapan sampai dicapai suatu kondisi kestabilan.
Perubahan akan terjadi lagi sampai kondisi stabil tersebut
teganggu oleh perubahan lingkungan.
• Organic conceptionOrganic conception: Perubahan dilihat sebagai proses yang
berkelanjutan. Perubahan ini terjadi karena adanya tekanan
dari kebutuhan untuk berubah yang berasal dari dalam
(internal organisasi) yang merupakan hasil dari analisis kinerja
organisasi.
52. Model-lanjut
• Contingent conception: Perubahan yang terjadi pada institusi
yang merupakan respon dari perubahan lingkungan
organisasi. Perubahan itu tidak berhenti sampai kondisi stabil,
tapi terus berkelanjutan
• Institutional choice: Perubahan institusi lebih bersifat diskrit
dan merupakan pilihan2 yang merupakan produk dari nilai-
nilai internal. Logika yang dipakai dalam perubahan ini adalah
bahwa organisasi di bentuk (atau memiliki struktur) sesuai
dengan logika internal yang dikembangkan oleh aktor-aktor
yang ada dalam organisasi tersebut.
53. Kesimpulan
• Institusi dipahami secara berbeda-beda atas
dasar perspektif yang dipakai untuk melihat
institusi tersebut.
•Perbedaan cara pandang tersebut kemudian
akan mempengaruhi bagaimana membuat
strategi untuk melakukan perubahan pada
institusi