Dokumen tersebut membahas tentang pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dan materi ajar yang meliputi ayat-ayat Alquran dan hadis tentang kontrol diri, prasangka baik, dan persaudaraan."
2. PENGESAHANPENGESAHAN
Media Pembelajaran ini telah disetujui dan di
Sahkan untuk di gunakan dalam pembelajaran Pada
Siswa kls.X Semester 1
di SMA Negeri 1 Giri Banyuwangi
Pada Tahun Pembelajaran 2013-2014
Banyuwangi 1 Juli 2013
Kepala SMA N 1 GIRI
Drs. MUJIONO, M. Pd
NIP : 196206101989031017
3. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
• Kompetensi Inti
• (KI 1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
• (KI 2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
4. (KI 3) Memahami dan menerapkan(KI 3) Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual,pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural dalam ilmukonseptual,prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, danpengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradabankebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, sertaterkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural padamenerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai denganbidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkanbakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.masalah.
(KI 4 ) Mengolah, menalar, dan menyaji(KI 4 ) Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrakdalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yangterkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuaidan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.kaidah keilmuan.
5. Kompetensi Dasar dan Indikator
• 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat
(49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang
kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik
(husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah).
• 3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah
an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan
(ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan.
• 4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat
(49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhrajul huruf.
• 4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal (8) : 72);
Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10, dengan
lancar
6. Indikator :Indikator :
Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-HujuratMembaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat
(49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10 sesuai(49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10 sesuai
dengan kaidah tajwid dan makhrajul hurufdengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal (8) : 72);Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal (8) : 72);
Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10,Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10,
dengan lancardengan lancar
MampuMampu Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S.Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S.
Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10
Mampu menjelaskanMampu menjelaskan manfaat dan hikmah kontrolmanfaat dan hikmah kontrol
diri (mujahadah an-nafs), prasangka baikdiri (mujahadah an-nafs), prasangka baik
(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan
menerapkannya dalam kehidupanmenerapkannya dalam kehidupan
7. Tujuan Pembelajaran
Menganalisis asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. Al-Anfal (8):
72); Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta
hadits terkait
Membuat kesimpulan dari kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-
Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta hadits terkait
Mendemonstrasikan bacaan (hafalan), menyampaikan hasil diskusi
tentang Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta
hadits terkait secara individu maupun kelompok
Menjelaskan manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs),
prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan
menerapkannya dalam kehidupan.
Mengamalkan ajaran agama Islam sesuai dengan Q.S. Al-Anfal (8): 72);
Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta hadits
terkait
Mengembangkan perilaku gotong royong, kerjasama, cinta damai.
8. Materi
Peta Konsep
Tugas
Latihan &
IdentitasIdentitas
HomeHome
PETA KONSEPPETA KONSEP
MemahamiMemahami
Ayat tentangAyat tentang
Manusia sebagai Kholifah
Materi Konsep (gabungan
antar fakta yang saling
berhubungan)
Sikap terhadap al-Nafs;
Husnudhdhon Terhadap Diri
Sendiri;
Makna dan Hakikat
Ukhuwah
Q.S. Al-Anfal
(8): 72; Q.S. Al-
Hujurat (49): 12
dan 10
Al - Mukminun: 12-14
Az-Zariyat: 56
An Nahl: 78.
9. Materi Ajar
• Materi Fakta (sesuatu yang dapat diindera)
• Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait
• Materi Konsep (gabungan antar fakta yang saling berhubungan)
• Sikap terhadap al-Nafs;
• Husnudhdhon Terhadap Diri Sendiri;
• Makna dan Hakikat Ukhuwah
• Materi Prinsip (generalisasi hubungan antar konsep-konsep yang berkaitan: hukum,
teori, azas)
• Hukum bacaan tajwid bacaan (hafalan
• asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12;
dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta hadits terkait
• Kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat
(49):10 serta hadits terkait Pengertian Mujahadah al-Nafs; Husnudhdhon kepada
Allah
• Manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan)
dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan.
• Mengamalkan ajaran agama Islam sesuai dengan Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-
Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta hadits terkait Sikap terhadap al-
Nafs; Husnudhdhon Terhadap Diri Sendiri; Makna dan Hakikat Ukhuwah
10. Materi Prinsip (generalisasi hubungan antar konsep-
konsep yang berkaitan: hukum, teori, azas)
• Hukum bacaan tajwid bacaan (hafalan
• asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72);
Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta
hadits terkait
• Kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12;
dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta hadits terkait
Pengertian Mujahadah al-Nafs; Husnudhdhon kepada Allah
• Manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs),
prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah),
dan menerapkannya dalam kehidupan.
• Mengamalkan ajaran agama Islam sesuai dengan Q.S. Al-
Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat
(49):10 serta hadits terkait Sikap terhadap al-Nafs;
Husnudhdhon Terhadap Diri Sendiri; Makna dan Hakikat
Ukhuwah
11. Materi Prosedur (sederetan langkah yang
sistematis dalam menerapkan prinsip)
• Cara membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-
Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10
• Pengelompokan bacaan Idhaar, ikhfa’, idghom
• Pembagian al-Nafs dalam al-Qur’an
• Contoh-contoh perilaku Husnudhdhon kepada Allah
SWT
• Cara mewujudkan Husnudhdhon kepada Allah
• Contoh Husnudhdhon Terhadap Sesama Manusia
15. Mujahadah al-Nafs
• Secara umum, kata al-nafs di dalam al-Qur’an, dimaksud untuk pengertian
“diri, pribadi, seseorang, atau individu”; tetapi ulama psikologi Islam,
cenderung mengartikan sebagai “jiwa”, karena itu ‘ilm al-nafs disebut juga
psikologi: ilmu tentang jiwa.
• Banyak istilah menuju pengertian al-nafs itu, tetapi bila merujuk pada ayat
di atas, al-nafs diartikan secara berbeda. Kata al-ammarah di dalam kajian
ilmu Balaghah, merupakan shighah mubalaghah dengan wazan al-fa’aalah,
yang dapat diartikan katsir al-amr bi al-suu’ (selalu memerintah pada
keburukan). Di sini, nafs itu: selalu menyuruh pada keburukan. Tegasnya,
nafs itu memiliki tugas “menyuruh”, ini yang perlu kita garisbawahi. Hanya
saja, di dalam ayat di atas: “nafs memerintah pada keburukan”, berarti
memiliki kecenderungan pula “memerintah pada kebaikan”. Dalam konteks
ini, yang dimaksud adalah: “nafs itu suka memeritah”.
• Berdasarkan pengertian sederhana di atas, maka nafs diartikan sebagai
energi atau kekuatan yang terdapat di dalam diri manusia, di mana
keberadaannya menjadi pengendali diri manusia; nafs adalah mesin
penggerak tubuh manusia.
16. HUSNUDHDHON
– Husnudhdhon kepada Allah
• Husnudhdhon artinya berprasangka baik
atau biasa disebut positive thingking
Husnudhdhon kepada Allah artinya
berprasangka baik kepada Allah SWT.
yaitu selalu meyakini bahwa apa saja yang
Allah berikan kepada manusia baik yang
menyenangkan maupun yang menyedihkan,
pasti bermanfaat bagi menusia itu sendiri
18. Diantara sikap yang harus
diwujudkan
• berhusnuzzhan kepada Allah adalah seperti
berikut :
• 1). Meyakini bahwa Allah itu Maha Esa
( Tauhid )
• 2). Bertakwa kepada Allah SWT
• 3).Beribadah dan berdoa kepada Allah
• 4).Berserah diri kepada Allah (tawakal)
• 5). Menerima dengan ihlas semua
keputusan Allah
19. Contoh-contoh perilaku Husnudhdhon
kepada Allah SWT
1). Syukur
2). Sabar
• Sabar adalah poros sekaligus asas segala macam kemuliaan akhlak. Muhammad Al
Khudhairi mengungkapkan bahwa saat kita menelusuri kebaikan serta keutamaan, maka
kita akan menemukan bahwa sabar selalu menjadi asas dan landasannya.
• ‘Iffah [menjaga kesucian diri] adalah bentuk kesabaran dalam menahan diri dari
memperturutkan syahwat.
• Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat yang telah Allah
karuniakan.
• Qana’ah [merasa cukup dengan apa yang ada] adalah sabar dengan menahan diri dari
angan-angan dan keserakahan.
• Hilm [lemah-lembut] adalah kesabaran dalam menahan dan mengendalikan amarah.
• Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas dendam. Demikian pula akhlak-akhlak mulia
lainnya. Semuanya saling berkaitan. Faktor-faktor pengukuh agama semuanya
bersumbu pada kesabaran, hanya nama dan jenisnya saja yang berbeda.
20. Melatih kesabaran bisa melalui
beberapa cara, antara lain
• Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan memperbanyak
ibadah; salat, puasa, terutama membaca ayat-ayat suci Alquran.
Memperbanyak membaca Alquran bisa meredam nafsu
marah/emosi. (Ingat kisah masuk Islamnya Umar bin Khatob karena
lantunan bacaan ayat suci Alquran oleh saudara perempuannya)
• Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama; bersikap
kasar, menyebar fitnah, dan perbuatan-perbuatan mungkar lainnya
seperti minum-minuman keras, berjudi, dan lain-lain.
• Memilih lingkungan pergaulan. Memilih bergaul dengan orang-orang
yang mempunyai akhlak yang baik, sabar dan senantiasa beribadah
kepada Allah tentu akan lebih memberikan peluang besar untuk
mengikuti kebiasaan-kebiasaan baik mereka dibanding bergaul
dengan orang-orang yang mempunyai sifat-sifat sebaliknya
21. Cara mewujudkan Husnudhdhon
kepada Allah
• Bila kita melakukan sesuatu bersikap optimis, artinya usaha
positif yang sedang dilakukannya dengan cara tawakal
kepada Allah akan memperoleh pertolongan Allah sehingga
berhasil.
• Berdoa kepada Allah atas pengampunan dosa-dosanya, arinya
seorang muslim yang telah berbuat salah tidak berputus asa
akan tetapi memohon langsung pengampunan kesalahan
kepada Allah SWT.
• Berserah diri kepada Allah SWT (tawakal)
• Tidak berkeluh kesah apalagi berputus asa apabila mendapat
musibah, artinya jika telah mendapat musibah, maka kita
bersikap menyadari bahwa musibah itu merupakan ujian dari
Allah SWT
• Bertakwa Kepada Allah SWT.
23. Husnudhdhon Terhadap
Sesama Manusia
• Husnudhdhon kepada sesama manusia
maksudnya, senantiasa memandang
dan berprasangka bahwa orang lain
tidak mempunyai maksud jahat
kepada kita. Selalu mengedepankan
dan memilih untuk merespon positif
segala sesuatu yang terjadi walau di
tengah lingkungan yang paling buruk
sekalipun
24. Sikap Terpuji Terhadap Makhluk
Hidup Selain Manusia
• Sikap terpuji terhadap tumbuh-
tumbuhan Perhatikan firman Allah
• Sikap terpuji terhadap binatang
(hewan) cara menyayangi
• Sikap terpuji Terhadap Lingkungan
Alam
• Sikap Terpuji terhadap Makhluk
Gaib
25. .
.
Firman Allah QS. Adz Dzariyat : 56
Artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah
-
Ku.
(56)
26. Pembagian al-Nafs dalam al-Qur’an
• Secara umum, al-Qur’an menyebut
secarang langsung, tiga bentuk dari nafs
(jiwa yang menggerakkan), dan ini menurut
kebanyakan para ulama, yaitu: al-ammarah
bi al-suu’ (selalu memerintah pada
keburukan), al-lawwamah (selalu
merendahkan diri, karena berada antara
kebaikan dan keburukan), dan al-
muthma’innah (ketenangan, kebaikan lebih
dominan).
27. Bagaimana cara membersihkannya, atau
tepatnya, cara mengedalikannya ?
• Di dalam Fath al-Qadir li al-Syaukani, misalnya, dijelaskan”Membersihkan hati (al-
qalb) dari akhlak tercela, seperti tamak, dongkol, dengki, kesombongan, dan
sebagainya”. Imam al-Nawawi, dalam Syarh Shahih Muslim, menjelaskan “berusaha
keras (al-sa’yu) dalam rangka memperbaiki hati (shalah al-qalb), dan memeliharanya
dari kerusakan (al-himayah min al-fasad). Di dalam Hadits, yang bersumber dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
•، هُ ، بَُهلَْبقَُه و اَُه لُ ،عَْب تَُه تت ىَّىحَُه تَْب دَُهز اَُه دَُهز اَُه نَْب إِْنفَُه هُ ، بُ ،لَْبقَُه ه اَُه نَْبمِْن لَُه قِْنصُ ، ، رَُه فَُهغَْب تَُهسَْب اوَُه عَُه زَُه نَُهوَُه بَُه ت اَُه نَْب إِْنفَُه ، هِْن بِْنلَْبقَُه ف يِْن ءُ ، د اَُهوَْب سَُه ةٌ ستَُهكَْب نُ ، تَْب نَُهك اَُه بَُه نَُهذَْب أَُه اذَُهإِْن نَُه مِْن ؤَْب مُ ، لَْب ا نَّى إِْن
نَُه بوُ ،سِْن كَْب يَُه نو اُ ،ك اَُه م اَُه مَْب هِْن بِْنلوُ ،قُ ، لت ىَُهعَُه نَُه ر اَُه لَْب بَُه لَّى كَُه : لت ىَُه اعَُه تَُه للَّىُ ، ا لَُه ق اَُه ،نُ ، ر اَّى ال كَُه لِْنذَُهفَُه
• “Sesungguhnya seorang mukmin, bila dia melakukan dosa, terdapat noda hitam di
dalam hatinya; bila dia bertaubat, benar-benar menyesali, dan minta ampun (atas
dosa-dosanya tadi), dibersihkan hatinya dari dosa-dosa tersebut; tetapi, bila dia
menambah dosanya, maka titik hitam itu semakin bertambah, sehingga memenuhi
hatiya. Itulah yang disebut al-raan”, sebagaimana firman-Nya: “Sekali-kali tidak,
bahkan hati mereka telah tertutupi (oleh tabiat buruk), terhadap apa yang mereka
usahakan” (QS. Al-Muthaffifin/83: 14).” (HR. Muslim). Kata al-raan di dalam Hadits
di atas berarti al-thab’ wa al-dans; artinya dikuasai oleh tabiat yang buruk
28. .
• Hati, bila ingin bersih: taubat,
meyesali, dan minta ampun
(istighfar); bila ingin sebaliknya:
tidak perlu bertaubat, tidak perlu
menyesali, dan tidak perlu minta
ampun (istighfar).
29. Nafs Lawwamah
• Kata lawwamah dalam bentuk mubalaghoh, yang
berarti seringkali mencela dan menyesali, yaitu
terhadap perbuatan buruk yang dilakukannya. Ini
sangat bagus, karena mendorongnya menuju
tingkatan yang lebih tinggi. Termasuk bagus, bila
didominasi oleh moden nafs satu ini. karena itulah,
di antara para mufassir, seperti Ibnu Abbas dan
Ibnu Katsir, menyebut nafs ini memiliki karakter
menyesali diri, baik dalam keburukan: mengapa
melakukanya, ataupun dalam kebaikan: kenapa
tidak melakukanya
30. nafs ini sibuk dengan
perbuatan:
• introspeksi diri :
• Firman Allah :(QS. Al-Hasyr/59: 18),
• Mendebat diri sendiri QS. Al-Nahl/16: 111
• Menyesali QS. Al-Maidah/5: 52
31. Nafs Muthma’innah
• Jiwa yang tenang, biasanya dimaksudkan untuk
nafs muthma’innah, yang menurut Abdul Razak,
dalam Mu’jam al-Ishthilahat al-Shufiyyah, sebagai
jiwa dengan kesempurnaan cahaya hati (al-qalb),
jiwa yang bersih dan suci; atau, berdasarkan al-
Qur’an: jiwa yang sudah kembali kepada Tuhannya
(QS. Al-Fajr/89: 27-30):
• Sebagai jiwa yang bersih, maka nafs ini memiliki
karakter: iman yang kuat, ridha dan rela terhadap
qada qadar Allah SWT., dan percaya pada janji-
janji-Nya, serta selalu ingin berdekatan dengannya
(al-unsiyyah)
32. Ukhuwah Islamiyah
• Menurut Imam Hasan Al-Banna, ukhuwah Islamiyah
(persaudaraan Islam) adalah keterikatan hati dan jiwa satu
sama lain dengan ikatan aqidah.
• Ukhuwah Islamiyah adalah satu dari tiga unsur kekuatan
yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman
Rasulullah, yaitu pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua,
kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Dan ketiga, kekuatan
kepemimpinan dan senjata. Dengan tiga kekuatan ini,
Rasulullah saw membangun masyarakat ideal, memperluas
Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan
umat Islam atas muka dunia kurang dari setengah abad.
Sekarang ini, kita berusaha memperbaharui kekuatan
ukhuwah ini, karena ukhuwah memiliki pengaruh kuat dan
aktif dalam proses mengembalikan kejayaan umat Islam
33. Kedudukan Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah adalah nikmat Allah,
anugerah suci, dan pancaran cahaya
rabbani yang Allah persembahkan
untuk hamba-hamba-Nya yang
ikhlas dan pilihan. Allahlah yang
menciptakannya. Allah berfirman
34. QS: Ali Imran: 103
• “…Dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliah) bermusuh-musuhan, maka
Allah mempersatukan hatimu.” (QS:
Ali Imran: 103). “…Lalu menjadilah
kamu karena nikmat Allah orang-
orang yang bersaudara…” (QS: Ali
Imran: 103).
35. Keutamaan Ukhuwah Islamiah
• dengan ukhuwah kita bisa merasakan manisnya
iman
• dengan ukhuwah kita akan berada di bawah
naungan cinta Allah dan dilindungi dibawah Arsy-
Nya
• dengan ukhuwah kita akan menjadi ahli surga di
akhirat kelak
• bersaudara karena Allah adalah amal mulia yang
akan mendekatkan seorang hamba dengan Allah
• dengan ukhuwah dosa-dosa kita akan diampuni oleh
Allah
36. Syarat dan Hak Ukhuwah
• hendaknya kita bersaudara untuk mencari
keridhaan Allah, bukan kepentingan atau berbagai
tujuan duniawi
• hendaknya kita saling tolong-menolong dalam
keadaan suka dan duka, senang atau tidak, mudah
maupun susah
• hendaknya kita memenuhi hak-hak umum dalam
ukhuwah. Rasul bersabda: “Hak muslim atas muslim
lainnya ada enam, yaitu jika berjumpa ia memberi
salam, jika bersin ia mendoakannya, jika sakit ia
menjenguknya, jika meninggal ia mengikuti
jenazahnya, jika bersumpah ia melaksanakannya.”
(HR. Imam Muslim).
37. Tingkatan-tingkatan Ukhuwah
• Tingkatan yang terendah dari ukhuwah adalah salamatush
shadr, yaitu bersihnya hati kita dari perasaan iri, dengki,
benci, dan sifat-sifat negatif lainnya terhadap saudara kita.
Jika kita tidak bisa memberikan suatu kebaikan kepada
saudara kita, paling tidak kita tidak memiliki perasaan yang
negatif kepadanya. Termasuk juga dalam tingkatan yang
terendah ini adalah selamatnya saudara kita dari kejahatan
lisan dan tangan kita. Jangan sekali-kali kita melakukan
kezhaliman kepada saudara kita.
• Adapaun tingkatan ukhuwah yang tertinggi adalah itsaar,
yaitu lebih mementingkan dan mengutamakan saudara kita
diatas diri kita sendiri. Inilah dahulu yang pernah
dicontohkan oleh para sahabat Anshor kepada para sahabat
Muhajirin di Madinah.
38. Tahapan-tahapan Ukhuwah
• Untuk membangun ukhuwah,
diperlukan beberapa tahapan. Yang
pertama adalah ta’aruf
• berikutnya adalah tafahum yaitu
saling memahami
• Setelah ta’aruf dan tafahum, yang berikutnya
harus kita lakukan untuk mewujudkan ukhuwah
adalah ta’awun, yaitu saling membantu dan
menolong, tentu saja dalam kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran
39. Hal-hal yang menguatkan
ukhuwah islamiyah
• Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai
• Memohon didoakan bila berpisah
• Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
• Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
• Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
• Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
• Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
• Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
• Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat
keberhasilan
40. Latihan
• Apakah yang kamu ketahui tentang Husnudhdhon, jelaskan
• Apa yang kamu ketahui tentang gigih dan optimis, jelaskan
• Bagaimana sikap yang baik terhadap lingkungan, jelaskan
• Sebutkan cara untuk menumbuhkan sikap inisiatif
• Jelaskan cara bersikap terpuji terhadap hewan dan tumbuh-
tumbuhan.
• Jelaskan pengertian mujahadah al nafs
• Apa yang kamu ketahui Nafs Amarah
• Apa yang kamu ketahui tentang nafs Muthmainnah
• Jelaskan cara-cara membersihkan diri dari nafs amarah !
• Sebutkan hal-hal yang berkaitan dengan :
• Karakter nafs ap lawwamah
• Karakter nafs muthmainnah
42. Diskusikan
Buat kelompok 3-4 Orang
Banyak peperangan terjadi di mana-mana, mulai
antar gang, antar kelompok, antar keluarga dan
bahkan antar negara. Sebagai calon kholifah
(pemimpin) Bagaimanakah cara mengatasi hal-hal
tersebut ? ( problem solving)