1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuanganu mumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank note. Kata bank berasal dari
bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undangundang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah, “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu
menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana merupaka kegiatan pokok bank sedangkan
memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun
dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,
tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti,
bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menghimpun dana,
berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan
lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.
Dengan adanya jasa perbankan, maka masyarakat menemukan kemudahan
dalam melakukan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan perbangkan
sehingga masyarakat bisa dengan tenang dalam menjalankan perekonomiannya.
Untuk itu perlu diketahui apa saja yang menjadi produk jasa dari perbankan agar
masyarakat bisa memanfaatkan jasa tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. 2
Dalam perbankan, ada beberapa jenis jasa yang ditawarkan oleh bank seperti
jasa kliring, inkaso, jasa transfer, pertukaran uang (Money Changer), rekening Koran,
bank garansi dan lainnya. Jasa yang ditawarkan tersebut merupakan suatu bentuk
kepedulian perbankan kepada masyarakat selain melakukan tugasnya yang
menghimpun dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Dengan demikian
masyarakat bisa melakukan perekonomian dengan tenang dan tidak mengalami
kesulitan dalam berekonomi.
3. 3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah berdirinya bank?
2. Apakah pengertian dari bank umum?
3. Bgaimanakah sistem pengelolaan dari Bank Umum?
4. Dari mana saja sumber pendanaan dari Bank Umum?
5. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Likuiditas Bank Umum?
6. Apakah yang dimaksud dengan penggabungan Bank?
7. Apakah yang dimaksud dengan bank dan lembaga keuangan lainnya?
8. Apakah yang dimaksud dengan pasar modal?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya bank.
2. Mengetahui pengertian dari bank umum.
3. Mengetahui sistem pengelolaan bank umum.
4. Mengetahui sumber pendanaan dari bank umum.
5. Mangetahui maksud dari manajemen likuiditas bank umum.
6. Mengetahui mksud dari penggabungan bank.
7. Mengetahui pengertian bank dan lembaga keuangan lainnya,
8. Mengetahui pengertian pasar modal.
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bank
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada
umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan
membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan
armada laut Perancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai
kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang
kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut
hanya dalam waktu dua belas hari.
Kemudian sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman
penjajahan Hindia Belanda.Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia
pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto
Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil
bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang
memegang peranan penting di Hindia Belanda.
Bank-bank yang ada itu adalah.
a. De Javasce NV.
b. De Post Poar Bank.
c. Hulp en Spaar Bank.
d. De Algemenevolks Crediet Bank.
e. Nederland Handles Maatscappi (NHM).
f. Nationale Handles Bank (NHB).
5. 5
g. De Escompto Bank NV.
h. Nederlansche Indische Handelsbank.
Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6 Januari
1961
yang
melarang
pengumuman
dan
penerbitan
angka-angka
statistik
moneter/perbankan, maka antara tahun 1960-1965, Bank Indonesia tidak menerbitkan
laporan tahunan, termasuk data statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk mempermudah
komando di bidang perbankan untuk menunjang Pembangunan Semesta Berencana,
selanjutnya
pada
tahun
1965
pemerintah
menetapkan
kebijakan
untuk
mengintegrasikan seluruh bank-bank pemerintah ke dalam satu bank dengan nama
Bank Negara Indonesia, prakarsa pengintegrasian bank pemerintah ini berasal dari ide
Jusuf Muda Dalam, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Bank Sentral/Gubernur
Bank Indonesia - yang baru diangkat dari jabatan semula Presiden Direktur BNI - dan
disetujui oleh Presiden Soekarno. Ide dasarnya adalah menjadikan perbankan sebagai
alat revolusi dengan motto Bank Berdjoang di bawah pimpinan Pemimpin Besar
Revolusi. Nama Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank tunggal, diusulkan oleh
Jusuf Muda Dalam sendiri. Hasilnya adalah lahirnya struktur baru Bank Berdjoang
ini menjadikan.
a. Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I;
b. Bank Koperasi Tani dan Nelayan serta Bank Eksim Indonesia menjadi
Bank Negara Indonesia Unit II;
c. Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III;
d. Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV
e. Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.
6. 6
Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil diintegrasikan ke dalam
Bank Berdjoang yakni Bank Dagang Negara (BDN) dan Bapindo. Luputnya BDN
dari proses pengintegrasian ini terutama karena Presiden Direktur BDN J.D. Massie
saat itu menjabat sebagai Menteri Penertiban Bank-bank Swasta Nasional yang tentu
mempunyai cukup punya pengaruh untuk berkeberatan atas penyatuan BDN dengan
bank-bank lainnya. Massie beralasan bahwa kebijakan ini akan membingungkan
koresponden bank di luar negeri untuk penyelesaian L/C ekspor maupun impor
karena nama bank yang sama. Sementara, Bapindo tidak terintegrasi ke dalam Bank
Berjuang karena bank ini dibawah Dewan Pembangunan yang diketuai Menteri
Pertama Urusan Pembangunan dengan anggota-anggota Menteri Keuangan, yang
juga Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan Gubernur Bank Indonesia sebagai
anggota. Dengan demikian, melalui kedudukannya itu, pengaruh Bapindo cukup kuat
untuk menghalangi terintegrasi ke dalam BNI
Dewasa ini, perkembangan industri perbankan mengalami kemajuan pesat
dengan banyaknya muncul bank – bank baru yang menawarkan berbagai macam
produk perbankan yang memberikan kemudahan bagi masyarakat.
2.2 Pengertian Bank Umum
Kehidupan modern sekarang ini, bank merupakan mitra kerja masyarakat
yang membantu di sektor keuangan. Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998,
“bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah,
“bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran”.
Definisi bank umum secara singkat adalah bank yang dapat memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank-bank umum terdiri dari bank-bank umum
7. 7
pemerintah, bank-bank umum swasta nasional devisa, bank-bank swasta nasional
non-devisa dan bank-bank asing dan campuran.
“Kegiatan utama bank-bank umum adalah menghimpun dana masyarakat
antara lain dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan, serta menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit”. (Pohan, 2008).
Bank juga mempunyai tugas sebagai pengaturan dan pengawasan, bank
diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia, antara lain:
a. lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga
penghimpun dan penyalur dana
b. pelaksana kebijakan moneter
c. lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta
pemerataan; agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan
secara menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan
masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi
perekonomian nasional.
Fungsi dan peran bank umum dalam perekonomian sangat penting dan
strategis. Bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaran
sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter. Fungsi-fungsi bank umum
seperti yang diuraikan di bawah ini menunjukkan pentingnya keberadaan bank umum
dalam perekonomian modern:
a. penciptaan uang
b. mendukung kelancaran mekanisme pembayaran
c. penghimpunan dana simpanan
d. mendukung kelancaran transaksi internasional
e. penyimpanan barang barang dan surat-surat berharga
f. pemberian jasa-jasa lainnya
Selain itu terrdapat beberapa usaha dari Bank Umum yang meliputi hal-hal
sebagai berikut.
8. 8
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro.
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan utang.
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya :
5. Surat wesel, surat pengakuan utang, kertas perbendaharaan negara, SBI,
obligasi, surat dagang berjangka waktu 1 tahun, instrumen surat berharga
lainnya yang berjangka waktu sampai dengan I tahun.
6. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
7. Menempatkan dana pada, meminjam dana clan, atau meminjamkan dana
kepada bank. lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
8. Menerima pembayaran clan tagihan at4s surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antarpihak ketiga.
9. Menyediakan tempat untuk memyimpan barang dan surat berharga.
10. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak.
11. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
12. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam
hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank dengan ketentuan
agunan yang dibeli tersebut waj ib dicairkan secepatnya.
9. 9
13. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat.
14. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
15. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan UU in i dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dari usaha-usaha bank umum tersebut, sifat usaha bank dapat dibedakan
menjadi:
1. Sisi Pasiva, yaitu kegiatan melakukan penarikan dana dari masyarakat dan
pihak ketiga lainnya dengan berbagai instrumen utang.
2. Sisi aktiva, yaitu kegiatan usaha yang berhubungan dengan penggunaan
atau pengalokasian dana terutama dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan.
3. Sisi jasa jasa, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pemberian jasa jasa
dalam mekanisme pembayaran.
2.3 Pengelolaan Bank Umum
Pengelolaan
bank
membutuhkan
adanya
keterpaduan
antara
dua
tujuan/kepentingan. Bank sebagai lembaga yang mencari keuntungan, juga harus
mempertimbangkan juga masalah keamanan dan likuiditas. Semakin likuid sebuah
assets akan semakin kecil yang bisa dihasilkan oleh assets tersebut. Bank harus
mempertimbangkan trade-off antara likuiditas dan profitabilitasnya.
Dalam pengelolaan bank harus dipertimbangkan jangka waktunya karena
dalam mengelola bank harus dipertimbangkan tujuan yang akan dicapai baik tujuan
jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam jangka pendek bank bertujuan
memelihara likuiditasnya, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah mencari
keuntungan. bank membedakan antara rekening yang bisa dikendalikan dan rekening
10. 10
yang tidak bisa dikendalikan. Rekening yang bisa dikendalikan meliputi sertifikat
deposito, dan surat berharga jangka pendek dan yang tidak adalah tabungan.
Falsafah pengelolaan bank dikenal ada dua macam yaitu :
a. Pola agresif: lebih menekankan pada tujuan pencapaian keuntungan sehingga
dalam pola ini lebih disukai adanya risiko. Bank akan selalu mencari alternatif
sumber dari luar daripada hanya mengandalkan kemampuan dari dalam.
Dalam pola ini profitabilitas mempunyai peranan.
b. Pola konservatif: lebih menyukai tidak adanya risiko sehingga likuiditas bank
akan selalu terjaga (aman). Dalam pola ini bank lebih menekankan pada
penggunaan dana intern daripada mengandalkan pinjaman dari luar. Pola
konservatif lebih mengutamakan keamanan daripada profitabilitasnya.
2.4 Dana Bank Umum
Dana tersebut dapat berasal dari berbagai sumber.
Dana bank sangat penting
untuk perencanaan investasi dan keputusan keputusan manajemen untuk meraih
keuntungan. Besar kecilnya skala usaha bank ditentukan oleh modal yang dimiliki.
Dana bank pada umumnya mempunyai fungsi di bidang operasional, perlindungan,
dan pengaturan. Dana digunakan untuk membiayai kegiatan operasional yang antara
lain untuk memenuhi kebutuhan kantor, dan untuk memenuhi cadangan minimum
likuiditasnya.
Sumber dana bagi bank bisa dicari dengan melalui berbagai sumber, seperti
bank itu sendiri yang berupa:
a.
modal disetor (net worth), masyarakat, dan lembaga keuangan. Modal disetor
bersifat permanen karena modal disetor tidak bisa ditarik oleh pemegang
saham sewaktu-waktu atau dalam jangka pendek kecuali kalau ingin
mengundurkan diri dari posisinya sebagai pemegang saham.
b. Berasal dari masyarakat luas dapat berupa giro (demand deposit), deposito
(time deposit), dan tabungan.
11. 11
c. Berasal dan lembaga keuangan berupa pinjaman dari bank lain dan pinjaman
dari bank sentral. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, bank bisa
mencari pinjaman antarbank atau pinjaman dari bank sentral. Pinjaman dari
bank sentral bisa berupa kredit likuiditas atau fasilitas diskonto. Bank umum
apabila mengalami kesulitan likuiditas dikarenakan kalah dalam kliring bisa
mengajukan pinjaman kepada bank sentral. Bank sentral akan memberi
pinjaman dalam bentuk call money.
Dana yang sudah terkumpul akan dialokasikan ke dalam beberapa
kepentingan yaitu dipegang dalam bentuk uang kas, disalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk pinjaman/kredit, digunakan untuk pembelian surat-surat berharga, dan
untuk pembelian kekayaan lain-lain.
Dana bank yang dipegang dalam bentuk uang kas merupakan cadangan
primer (primary reserve). Cadangan primer ini dikenal sebagai likuiditas minimum
yang harus dipelihara oleh bank umum. Bank sentral menetapkan berupa persen dari
total dana yang harus dipegang dalam bentuk uang kas. Alokasi dana dalam cadangan
primer ini ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan likuiditas jangka pendek (kliring).
Cadangan minimum tidak bisa digunakan untuk kepentingan pemberian pinjaman
atau kepentingan pembelian kekayaan lain-lain karena cadangan ini harus tetap dijaga
dan tidak boleh digunakan untuk operasional. Alokasi dana bank yang kedua berupa
pinjaman (kredit). Pinjaman yang diberikan bank kepada masyarakat ini bisa dalam
jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.
Alokasi dana untuk cadangan sekunder berupa pembelian surat-surat
berharga. Surat-surat berharga ini dapat berupa surat berharga jangka pendek dan
jangka panjang. Dengan adanya kekayaan berupa surat berharga ini bank bisa
memenuhi kebutuhan dananya dalam jangka pendek dengan menjual surat berharga
jangka pendek. Alokasi kekayaan lain-lain bisa berupa penanaman dalarn harta tetap
dan inventaris seperti gedung, tanah, dan sebagainya.
12. 12
2.5 Manajemen Likuiditas Bank
Likuiditas pada umumnya didefinisikan sebagai kepemilikan sumber dana
yang memadai untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan kewajiban yang akan jatuh
tempo. Dengan kata lain, likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi semua kewajibannya pada saat ditagih.
Menjaga tingkat likuiditas penting bagi sebuah perusahaan baik perusahaan
jasa perbankan maupun jasa industri, karena likuiditas dapat mempengaruhi tingkat
kredibilitas perusahaan yang bersangkutan. Kebutuhan dana di sini meliputi
minimum cash sesuai ketentuan Bank Indonesia (statutory reserve), kebutuhan
mengantisipasi kemungkinan terjadinya deposit yang ditarik sebelum jatuh tempo,
commitment loan, dan kebutuhan mencukupi kas keluar bagi keperluan tak terduga.
Dalam manajemen likuidasi, tingkat likuiditas dan rentabilitas bank tidak
selalu berjalan searah, artinya pada saat tingkat likuiditas tinggi, tingkat rentabilitas
belum tentu tinggi pula. Tetapi sebaliknya, pada tingkat likuiditas diatas rendah kita
akan mampu mencapai tingkat rentabilitas tinggi, karena likuiditas yang berlebihan
dapat menekan rentabilitas perusahaan, sementara likuiditas yang terlalu kecil dapat
meningkatkan risiko likuiditas bank.
Batasan kesempatan trade off antara likuiditas dan rentabilitas adalah sebagai
berikut. Pada kondisi pasar tertentu, sebuah bank tidak akan dapat memenuhi seluruh
sasaran asset liablility management sekaligus. Hal ini mengakibatkan diperlukannya
trade off di antara sasaran-sasaran tersebut dengan cara: pendapatan dikorbankan
untuk menurunkan risiko suku bunga dan risiko likuiditas. Risiko likuiditas
meningkat karena gap repricing diubah guna memanfaatkan yield curve, sedangkan
risiko suku bunga meningkat karena jumlah likuiditas yang ingin dicapai semakin
besar.
Pada saat mempertimbangkan bisnis baru, likuiditas merupakan prioritas
yang harus diutamakan karena penambahan asset, searah dengan penambahan dana,
sementara
analisis
karakteristik
new
assets
dan
new
liabilities
sangat
mempertimbangkan match maturity criteria. Tujuan jangka panjang bank umum
adalah mendapatkan keuntungan. Secara umum, pengelolaan keuangan perusahaan
13. 13
akan menghadapi tiga masalah yang penting yaitu likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas.
Dalam perbankan sering timbul pertentangan antara kepentingan likuiditas
dan profitabilitas. Untuk mempertahankan likuiditas tinggi, bank harus menggunakan
dana yang seharusnya bisa dipinjamkan untuk memperbesar cadangan primer.
Dengan demikian, kesempatan untung akan berkurang. Pengelolaan likuiditas bisa
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu asset management dan liability management.
A. Asset Management (Pengelolaan Kekayaan)
Alokasi dana/kekayaan untuk berbagai alternatif investasi. Ada beberapa
pendekatan yaitu pool of funds, asset allocation, commercial loan theory, shiftability
theory, dan doctrine ofanticipated income.
1. The Pool Offunds
Adalah dengan mengumpulkan semua sumber kekayaan menjadi
satu dan diperlakukan sebagai sumber dana tunggal tanpa membedakan
sumber dananya. Dana lalu dialokasikan ke berbagai bentuk kekayaan
dengan kriteria tertentu. Bentuk alokasi dana tersebut adalah cadangan
primer, cadangan sekunder, pinjaman, kekayaan lain-lain, dan investasi
jangka panjang.
2. The Asset-allocation
Dana dikumpulkan menjadi satu tetapi masing masing sumber dana
dipertimbangkan sifat-sitatnya, tidak menjadi satu sumber dana tunggal.
Alokasi dana ini berkaitan dengan sifat masing-masing sumber dana,
untuk sumber dana yang tingkat perputarannya tinggi maka likuiditasnya
juga tinggi. Prioritas pertama adalah untuk kekayaan tetap yang digunakan
untuk kegiatan operasional seperti gedung, peralatan, dan sebagainya.
Kedua, cadangan primernya untuk kebutuhan likuiditas. Ketiga,
dana
untuk cadangan sekunder (surat-surat berharga jangka pendek). Cadangan
14. 14
sekunder ini untuk memenuhi kebutuhan likuditas apabila terjadi
penarikan dana dan permintaan kredit yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Prioritas keempat adalah kredit (pinjaman/merupakan sumber
pendapatan bank yang utama. Kelima, melakukan diversifikasi investasi
pada saham. obligasi,surat berharga jangka panjang.
3. Commercial Loan Theory
Adalah pada pinjaman jangka pendek dan yang bersifat selfliquidating. Seorang pengusaha meminjam dana dari bank untuk
menghasilkan barang yang bisa dijual dan dari kelebihan penjualan
tersebut
pengusaha
mampu
mengembalikan
pinjaman
bank.
Perkembangan jaman menuntut bank untuk bisa melayani kebutuhan
nasabah yang membutuhkan pinjaman jangka pendek dan juga pinjaman
jangka panjang. Jika hanya memberi pinjaman jangka pendek maka akan
kehilangan banyak nasabah yang membutuhkan pinjaman jangka panjang.
4. Shiftability Theory
Teori ini berasumsi bahwa likuiditas bank bisa dipelihara jika
kekayaan bisa digeser menjadi bentuk kekayaan yang lain. Konsep ini
telah menggeser fokus sumber likuiditas dari pinjaman ke surat berharga.
Analisis ini hanya bisa diterapkan untuk bank secara individual bukan
untuk sistem perbankan keseluruhan. Jika suatu bank membutuhkan lebih
banyak cadangan primer dan bank-bank lain tidak. maka bank tersebut
mampu mengubah kekayaannya menjadi bentuk yang lebih likuid tanpa
kesulitan. Tetapi jika semua bank menginginkan likuiditas
tinggi
bersamaan,timbul masalah karena tak ada yang membeli surat berharga
tersebut.
5.
Doctrine of Anticipated Income
15. 15
Menyatakan bahwa likuiditas bank dapat direncanakan jika skedul
pembayaran pinjaman didasarkan pada future income para peminjam. Diakui
bahwa pinjaman tidak selalu self-liquidating. Teori ini mengemukakan fakta
bahwa likuiditas bank dipengaruhi oleh batas waktu pinjaman. kelemahannya
adalah adanya ketidakpastian future income dari para peminjamnya. Bila
angsuran pinjaman ini tidak dibayarkan tepat pada waktunya maka kebutuhan
likuiditas bank tidak akan terpenuhi.
B. Liability Management (Pengelolaan Utang).
Suatu proses dimana bank mengembangkan sumber-sumber dana yang non
tradisional melalui pinjaman di pasar uang atau menerbitkan instrumen utang untuk
memenuhi permintaan kredit.
Perkembangan pasar dana dan Euro Dollar memudahkan penerapan filosofi
manajemen bank ini. Teori ini menegaskan bahwa likuiditas sekarang ini bukanlah
masalah yang berat. Dana mudah diperoleh dengan cara menaikkan tingkat bunga
sertifikat deposito yang ditawarkan. Bank-bank sekarang menyadari bahwa
permintaan kredit bisa dipenuhi dengan cara membeli likuiditas di pasar uang. Bank
tidak lagi tergantung pada sumber dana tradisional (giro, deposito, atau tabungan).
Pemenuhan likuditas bisa melalui sumber-sumber non tradisional seperti pinjaman
antarbank, penjualan sertifikat deposito, penerbitan surat berharga di pasar uang,
repurchase agreement, dan Euro Dollar.
2.6 Penggabungan Usaha Bank
Hasil penilaian yang diumumkan pemerintah sangat menentukan masa depan
perbankan yang bersangkutan, mengingat dunia perbankan yang mengelola bisnis
kepercayaan. Masalah kepercayaan adalah masalah sensitif, oleh karena itu harus
tetap dijaga dari hal-hal yang bersifat negatif. Artinya kalau masyarakat sudah tidak
percaya lagi kepada salah satu bank, karena penilaian yang jelek terhadap kondisinya,
16. 16
maka dampaknya akan merugikan bank tersebut. Kepercayaan ini disebabkan karena
kegiatannya menyangkut uang masyarakat. Bagi bank yang dinyatakan sehat justru
sangat menguntungkan karena dapat menaikkan pamornya dimata para nasabahnya
atau calon nasabahnya. Namun bagi bank yang tidak sehat untuk beberapa periode
maka disarankan untuk melaksanakan penggabungan usaha dengan bank lainnya.
Dalam praktiknya penggabungan dalam dunia perbankan tidak hanya bagi
bank yang dinilai tidak sehat saja, akan tetapi bank yang sehatpun dapat pula
bergabung dengan bank lainnya sesuai dengan tujuan bank tersebut. Sebagai contoh
bank dapat bergabung dengan tujuan untuk menguasai pasar. Namun biasanya
penggabungan antar bank yang tidak sehat lebih diutamakan.
Terdapat beberapa bentuk penggabungan yang dapat dipilih suatu bank.
Pertimbangannya adalah tergantung dari kondisi bank dan keinginan pemilik bank
lama. Masing-masing bentuk mempunyai keunggulan dan kerugian sendiri. Tentu
saja pemilihan bentuk penggabungan ini didasarkan kepada tujuan perbankan
tersebut. Jenis-jenis penggabungan yang dapat dipilih dan yang biasa dilakukan di
Indonesia adalah sebagai berikut :
A. Merger
Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara
tetap mempertahankan berdirinya salah sate dari bank yang ikut merger dan
membubarkan
bank-bank
lainnya
tanpa
melikuidasi
terlebih
dulu.
Penggabungan tersebut dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh
saham bank lainnya yang ikut bergabung menjadi satu dengan bank yang
dipilih untuk dijadikan bank yang akan dipertahankan. Biasanya bank hasil
merger memakai salah satu nama yang dipilih secara bersama. Sebagai
contoh: Bank Maras melakukan merger dengan Bank Menumbing dan
disepakati memakai nama Bank Maras, maka nama Bank Menumbing diganti
menjadi bank Maras
B. Konsolidasi
17. 17
Yaitu penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan
bank baru dan membubarkan hank-bank yang ikut konsolidasi tersebut tanpa
melikuidasi terlebih dulu. Contoh konsolidasi, misalnya Bank Maras
melakukan konsolidasi dengan Bank Menumbing, maka nama kedua bank
tersebut dibubarkan dan menamakan bank yang baru, misalnya Bank
Mangkol.
C. Akuisisi
Merupakan pengambil-alihan kepemilikan suatu bank yang berakibat
beralihnya pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk
akuisisi biasanya nama bank yang diakuisisi tidak berubah dan yang berubah
hanyalah kepemilikannya. Contoh di atas misalnya Bank Maras diakuisisi
oleh Bank Menumbing maka nama Bank Maras tidak berubah dan yang
berubah adalah kepemilikannya saja yaitu menjadi milik Bank Menumbing.
Usaha penggabungan model di atas sering disebut dengan penggabungan
model horizontal. Jenis penggabungan lainnya yang sering dilakukan penggabungan
secara vertikal yaitu dengan cara menggabungkan beberapa usaha mulai dari usaha
yang bergerak dalam industri hilir ke usaha yang bergerak dalam usaha industri hulu.
Dengan kata lain mulai dari perusahaan penyedia bahan baku sampai dengan
perusahaan yang menjual barang jadi dari bahan baku tersebut.
Alasan penggabungannya yaitu untuk memutuskan bergabung dengan
perusahaan lain bukanlah perkara yang mudah. Keputusan bergabung diambil karena
suatu alasan yang sangat kuat. Jadi sebelum melakukan penggabungan badan
usahanya, setiap perusahaan tentu mempunyai maksud tertentu yang ingin
dicapainva. Demikian pula jenis penggabungan yang akan dipilih juga dilakukan
dengan berbagai macam pertimbangan.
Terdapat beberapa alasan suatu bank atau suatu perusahaan untuk melakukan
penggabungan baik penggabungan secara Merger, Konsolidasi maupun Akuisisi.
Alasan yang biasa dipakai adalah.
18. 18
1. Masalah Kesehatan
Apabila bank sudah dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia setelah
melalui beberapa perbaikan sebelumnya, maka sebaiknya bank tersebut
melakukan penggabungan. Pilihan penggabungan tentunya dengan bank
yang sehat. Jika bank yang digabungkan sama-sama dalam kondisi tidak
sehat maka sebaiknya pilihan penggabungan adalah konsolidasi atau dapat
pula diakuisisi oleh bank lain yang sehat.
2.
Masalah Permodalan
Apabila modal suatu bank dirasakan kecil sehingga sulit untuk melakukan
perluasan usaha, maka bank dapat bergabung dengan satu atau beberapa
bank sehingga modal dimiliki menjadi besar. Sebagai contoh Bank Maras
hanva memiliki modal 5 milyar dengan 12 buah cabang bergabung dengan
Bank Mangkol yang memiliki modal 10 milyar clan memiliki 20 cabang.
Gabungan kedua bank tersebut sekarang memiliki modal 15 milyar dan 32
cabang. Dengan adanya penggabungan atau usaha peleburan otomatis lebih
mudah untuk mengembangkan usahanya. Yang jelas setelah melakukan
penggabungan modal dan cabang dari beberapa bank yang ikut bergabung
akan bertambah besar.
3.
Masalah Manajemen
Manajemen bank yang sembrawut atau kurang profesional sehingga,
perusahaan terus merugi dan sulit untuk berkembang. Jenis bank inipun
sebaiknya melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan
bank yang lebih profesional yang terkenal dengan kualitas manajemennya.
4. Teknologi dan Administrasi.
Bank yang menggunakan teknologi yang masih tradisional sangat menjadi
masalah. Dalam perkembangan yang sedemikian cepat diperlukan
teknologi yang canggih. Untuk memperoleh teknologi yang canggih
diperlukan modal yang tidak sedikit. JaIan keluar yang dipilih adalah
19. 19
melakukan penggabungan dengan bank yang sudah memiliki teknologi
yang canggih. Demikian pula bagi bank yang kurang teratur dan masih
tradisional dalam hal administrasinya, sebaiknya bank melakukan
penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan administrasinya
menjadi lebih baik.
5. Ingin Menguasai Pasar.
Tujuan ingin menguasai pasar tidak diumumkan secara jelas kepada pihak
luar dan biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut
bergabung. Dengan adanya penggabungan dari beberapa bank, maka
jumlah cabang dan jumlah nasabah yang dimiliki bertambah. Tujuan ini
juga dilakukan untuk menghilangkan atau melawan pesaing yang ada.
Keinginan untuk mengadakan penggabungan bank, baik penggabungan secara
merger, konsolidasi atau akuisisi dapat dilakukan atas dasar.
a. Inisiatif bank yang bersangkutan atau
b. Permintaan Bank Indonesia atau
c. Inisiatif badan khusus Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Dalam melakukan penggabungan, maka pihak perbankan hendaknya
memenuhi beberapa peraturan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Izin untuk
melakukan Merger, Konsolidasi atau Akuisisi harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. memenuhi rasio kecukupan modal yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
b. calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak termasuk daftar
orang yang tercela dibidang perbankan.
20. 20
c. dalam hal akuisisi, maka bank wajib memenuhi ketentuan mengenai
pengertian modal oleh bank yang diatur oleh Bank Indonesia.
2.7 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomian suatu
Negara yang memiliki peran terutama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa di
bidang keuangan oleh lembaga-lembaga keuangan penunjang lainnya misalnya pasar
uang dan pasar modal. Sistem keuangan Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan
dalam dua jenis yaitu sistem perbankan dan sistem lembaga keuangan bukan bank.
Lembaga keuangan ini dapat menerima simpanan dari masyarakat, maka juga
disebut depository financial institutions yang terdiri dari bank umum dan bank
perkreditan rakyat. Sedangkan lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga
keuangan selain dari bank yang dalam kegiatan usahanya tidak diperkenankan
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
Dalam perjalanan sejarah perkembangan sistem keuangan Indonesia, sistem
lembaga keuangan mengalami perubahan yang sangat fundamental terutama setelah
memasuki era deregulasi, paket kebijakan 27 Oktober 1988 yang kemudian berlanjut
dengan diundangkannya beberapa undang-undang dibidang keuangan dan perbankan
sejak tahun 1992 yaitu :
a. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;
b. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentanga Asuransi;
c. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;
d. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;
e. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;
f. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Konsekuensi dikeluarkannya undang-undang tersebut diatas, adalah perubahan
struktur sistem lembaga-lembaga keuangan di Indonesia. Di samping itu, dari aspek
pengaturan dan pembinaan, lembaga-lembaga keuangan menjadi semakin jelas dan
21. 21
kuat karena telah memiliki kekuatan hukum terutama dibidang perasuransian dan
dana pensiun yang sebelumnya undang-undang diatas dasar hukum pengaturannya
hanya dilakukan dengan keputusan-keputusan mentri keuangan.
Sistem keuangan dalam perekonomian memiliki sekurang-kurangnya tujuh
fungsi pokok diantaranya:
A. Fungsi Tabungan
Sistem pasar keuangan dan lembaga keuangan menyediakan
instrumen
untuk
tabungan.
Obligasi,
saham
dan
instrumen
utang
laindiperjualbelikan di pasar uang dan pasar modal yang menjanjikan
suatupendapatan dan dengan risiko yang rendah bagi masyarakat penabung
yangmengalir melalui pasar keuangan kemudian digunakan untuk investasi
sehinggabarang-barang dan jasa dapat diproduksi.
B. Fungsi Penyimpanan Kekayaan(wealth function)
Penyimpanan kekayaan dapat dilakukan dengan membeli barang
obligasi, saham dan instrumen keuangan lainnilainya tidak akan berkurang
karena berlalunya waktu dan bahkan memperolehpenghasilan di samping
risiko rugi relatif lebih kecil.
C. Fungsi likuiditas.
Lembaga
keuangan
depositori
menyediakan
berbagai
altematif instrumen simpanan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
D. Fungsi kredit.
Kredit
merupakan
pinjaman
yang
disertai
dengan
janji
untuk membayar kembali di masa yang akan datang.
E. Fungsi pembayaran
Instrumen pembayaran yang tersedia antara lain cek, girobilyet, karlu
kredit, termasuk mekanisme kliring dalam perbankan.
22. 22
F. Fungsi risiko
Pasar keuangan menawarkan proteksi terhadap jiwa, kesehatan danrisiko
pendapatan
atau
kerugian.
Hal
tersebut
dapat
dilakukan
dengan
menjualberbagai polis asuransi.
G. Fungsi kebijakan
Pasar keuangan telah menjadi instrumen pokok yang dapat digunakan oleh
pemerintah untuk melakukan kebijakan guna menstabilkanekonomi dan
mempengaruhi inflasi melalui kebijakan moneter.
2.8 Pasar Modal
Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung
menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan permintaan
permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan untuk aktivitas
produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para produsen untuk
mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama-sama lembaga-lembaga
ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar
modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan
terkait lainnya.
Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang adalah jangka waktunya.
Dalam pasar uang, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu pendek,
23. 23
sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu
panjang.
A. Fungsi Pasar Modal
Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara
karena pasar modal mempunyai 2 fungsi.
1. Fungsi Ekonomi.
Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana.
2. Fungsi Keuangan.
Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh
imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi
yang dipilih.
Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian
menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternative pendanaan bagi
perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang
pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.
Sedangkan fungsi pasar modal di Indonesia meliputi:
a. sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal;
b. sebagai sarana pemerataan pendapatan;
c. memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas
meningkat;
d. menampung tenaga kerja; dan
e. memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah.
B. Manfaat Pasar Modal
Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah :
24. 24
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu
Negara. Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan
perekonomian juga akan berkembang.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat
menengah
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan
iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen
profesional.
C. Tujuan Dibentuknya Pasar Modal
Pada tahun 1977, pemerintah mengaktifkan kembali beroperasinya pasar
modal dengan tujuan untuk lebih memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengaktifan kembali tersebut dilandaskan oleh adanya kebutuhan dana pembangunan
yang semakin meningkat.
Melalui pasar modal, dunia usaha akan dapat memperoleh sebagian atau
seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga
dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil pembangunan melalui kepemilikan sahamsaham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan
usaha.
D. Peran Strategis Pasar Modal
Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak
negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal
telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi
25. 25
sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini
merupakan salah satu agen produksi yang secara nasional akan membentuk Gross
Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar modal akan menunjang kegiatan
peningkatan GDP. Dengan kata lain, berkembangnya pasar modal akan mendorong
pula kemjuan ekonomi suatu negara.
26. 26
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan utama bank-bank umum
adalah menghimpun dana masyarakat antara lain dalam bentuk giro, deposito
berjangka dan tabungan, serta menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Fungsi dan peran bank umum dalam perekonomian sangat penting dan
strategis. Bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaran
sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter. Fungsi-fungsi tersebut
diantaranya:
a. penciptaan uang
b. mendukung kelancaran mekanisme pembayaran
c. penghimpunan dana simpanan
d. mendukung kelancaran transaksi internasional
e. penyimpanan barang barang dan surat-surat berharga
f. pemberian jasa-jasa lainnya
3.2 Saran
Semua bank sama baik negeri maupun swasta, tergantung dari bagaimana
bank itu dapat mengelola dengan baik manajemen keuangan mereka sehingga bank
bisa mendapatkan keuntungan yang telah ditargetkan. Oleh karena itu, kita sebagai
masyarakat harus dapat memanfaatkan badan usaha ini, dan bank juga harus bisa
memegang kepercayaan masyarakat dengan cara mengelola manajemen bank itu
sendiri dengan sebaik mungkin.
27. 27
Daftar Pustaka
Aufan, Dahlan. 2007. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia.
Ardianto, Salim. 2012. Bank Umum. http://Ardianto.blogspot.com/2012/03/ bamk.
umum.html. (diakses tanggal 22 Oktober 2012)
Halawi, Putra. 2009. Definisi, Fungsi, dan Peranan Bank Umum dalam
Perekonomian. http://putracenter.net/2009/09/23/definisi-fungsi-dan-perananbank-umum-dalam-perekonomian/. (diakses tanggal 22 Oktober 2012)
Heriyadi. 2011. Penggabungan Usaha Bank. http://h3r1y4d1.wordpress.com/2011/
06/02/penggabungan-usaha-bank/. (diakses tanggal 22 Oktober 2012)
Samudra, Aan. 2010. Manajemen Likuiditas Bank Umum.http://aansamudra.blogspot.
com/2010/11/manajemen-likuiditas-bank.html. (diakses tanggal 22 Oktober
2012)