Kurikulum Paket B PKBM Luhur Pekerti menjelaskan struktur dan muatan kurikulum program setara SMP. Kurikulum ini disusun berdasarkan standar nasional pendidikan dan memperhatikan karakteristik daerah serta peserta didik, dengan muatan mata pelajaran standar dan pengembangan diri. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan induktif, terpadu, partisipatif, konstruktif dan berbasis lingkungan, serta metode seperti kooper
1. KURIKULUM
PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT PKBM
LUHUR PEKERTI
Paket B SETARA SMP
Desa Sukahaji Kecamatan Patrol – Indramayu
Tahun 2012 / 2013
1
LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM PKBM LUHUR PEKERTI PAKET B
KEC. PATROL KAB. INDRAMAYU JAWA BARAT
Telah diteliti dan disyahkan penggunaannya
pada tanggal, Juli 2011
Dan dinyatakan berlaku mulai tahun pelajaran 2011/2012
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, PKBM LUHUR PEKERTI untuk Paket B telah dapat menyusun Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan Kurikulum ini merupakan salah satu
upaya mengimplementasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan menjadi
kegiatan pembelajaran yang operasional, siap dilaksanakan oleh PKBM, sesuai dengan
karakteristik PKBM, dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
Kurikulum PKBM LUHUR PEKERTI untuk Paket B disusun dengan mengacu pada Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP dan model-model
pembelajaran atau program yang dihasilkan oleh Pusat Kurikulum. Namun demikian,
kami menyadari bahwa kurikulum ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara
berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan terbitnya standar-standar lainnya,
yaitu: standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan yang merupakan sumber acuan lainnya dalam menyusun kurikulum.
Kurikulum ini mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2011/2012. Kami mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada seluruh staf PKBM yang telah meluangkan waktu
dan tenaganya untuk menyusun kurikulum ini, dan juga kepada Tim pengembang
kurikulum dari Pusat Kurikulum.
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional/Latar Belakang
Program Paket B adalah program pendidikan dasar 9 tahun pada jalur pendidikan
nonformal yang dapat diikuti oleh peserta didik yang ingin menyelesaikan pendidikan
setara SMP/MTs. Lulusan Program Paket B berhak mendapat ijazah dan diakui setara
dengan ijazah SMP/MTs. Kurikulum Paket B dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Penyusunan KTSP berpedoman
pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan Pendidikan (BSNP)
dan ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Penyusunan KTSP sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi yang ada di
daerah dan untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan dalam bidang akademis
maupun non akademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan iptek
yang dilandasi oleh iman dan takwa. PKBM LUHUR PEKERTI terletak di Kecamatan
Patrol, Kabupaten Indramayu yang berjarak kurang lebih 20 km dari Kota Indramayu.
Lembaga pendidikan tersebut berdiri tahun 2007. Saat ini jumlah wargabelajar yang
mengikuti program Paket B berjumlah 25 peserta didik. PKBM ini memiliki 2 ruang
kelas. Tingkat kehidupan mayoritas masyarakat sekitar pada umumnya menengah ke
bawah, dengan mata pencaharian bertani dan berladang. Masyarakat lingkungan
sangat berpotensi dalam bidang Pertanian dan Perdagangan, keagamaan dan olahra
B. Landasan Hukum
1. Instruksi Presiden:
a. No. 1 tahun 1994 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9
tahun.
b. Instruksi Presiden No.5 Tahun 2006, tanggal 9 Juni 2006 Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pemberantasan Buta Aksara.
3. 2. Keputusan Mendikbud No. 0131/U/1994 tentang Program Paket A dan Paket B.
3. Kep. Mendiknas No. 86/U/2003 tentang penghapusan UPERS
4. UU RI NO 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
a. Bab II Pasal 3 dan pasal 4 ayat 6
b. Bab IX Pasal 35
5. PP RI no 19 tahun 2005 Bab VIII tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Pasal
49 ayat (1).
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI no 22,23 dan 24 tahun 2006
7. Panduan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dari BSNP.
B. Tujuan penyusunan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Paket B LUHUR PEKERTI Kec.Patrol Kab.
Indramayu disusun untuk dijadikan pedoman oleh seluruh warga belajar dalam
pelaksanaan pembelajaran agar dapat mencapai hasil yang optimal mengingat
kurikulum ini selain merupakan tuntutan undang-undang juga sangat tepat diterpkan
di lembaga pendidikan forman, non formal terutama di daerah yang pernah
mengalami konflik sosial seperti didaerah Kota Waringin Timur, Kalimantan Selatan.
4. BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. VISI
Visi Lembaga adalah terwujudnya masyarakat pendidikan yang bertaqwa, berkualitas,
cerdas, terampil, bermoral serta berbudi pekerti luhur dalam tatanan kehidupan yang
kondusif
B. MISI :
Dalam rangka mewujudkan visi di atas, misi yang akan diemban oleh
PKBM LUHUR PEKERTI adalah :
- Revitalisasi Fungsi Tenaga Lapangan Dikmas (TLD) dalam
Pendataan awal warga belajar
- Mensinergikan Kinerja antara Penyelenggara Program dan
Pengelola PKBM melalui Pembagian tugas antara Pengelola dan
Penyelenggara Pokjar.
- Peningkatan profesionalisme tutor paket B melalui TOT (Training of Trainer) tutor.
- Peningkatan kualitas lulusan pokjar melalui pelatihan magang tutor sebaya pokjar
untuk kegiatan life skill (ukiran kayu ,kerajinan rotan, membatik kayu dan menjahit
di sentral industri yang sudah maju)
Motto PKBM LUHUR PEKERTI : ”KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF“
C. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Umum
1.1. Tujuan Pendidikan dasar yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 sebagai berikut :
Meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
1.2. Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing warga belajar.
2. Tujuan Khusus
Upaya untuk mencapai keberhasilan visi dan misi PKBM LUHUR PEKERTI,
Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit),
maka tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas tutor; Meningkatkan intensitas pelatihan tutor
b. Meningkatkan kualitas peserta didik:
5. Menjalin kemitraan dengan dunia usaha sejenis yang sudah maju untuk tempat
magang warga belajar. Mewajibkan warga belajar untuk membaca terutama
bukubuku yang berhubungan dengan Keterampilan dan seni.
c. Peningkatan mutu berhitung Pemberian tugas terstruktur tentang berhitung
d. Peningkatan mutu pelajaran IPA Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar. Meningkatkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA.
e. Peningkatan mutu Pengetahuan Sosial Memperbanyak contoh-contoh kongkrit
dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Meningkatkan pemahaman tentang
keragaman suku, budaya adat istiadat di Indonesia. Pembiasaan nilai rela
berkorban, persatuan, kerja sama, harga menghargai, toleransi antar, budaya
dan adat istiadat antar suku/etnis.
g. Peningkatan mutu IMTAQ Peningkatan, pemanfaatan sarana peribadatan untuk
praktek program Keagamaan. Meningkatkan prekwensi praktek mata pelajaran
Agama dalam kehidupan sehari hari. Meningkatkan akhlaq dalam kehidupan
sehari-hari.
6. BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan Pendidikan PKBM LUHUR PEKERTI disusun secara induktif,
terpadu dan berbasis kecakapan hidup, serta sesuai dengan konteks lokal dan global.
Penyusunan struktur kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan dan
memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal maupun global serta memperhatikan
karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan, dan peserta didik. Muatan
kurikulum PKBM LUHUR PEKERTI mengacu pada standar nasional pendidikan yang
meliputi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.
Kedalaman muatan kurikulum disajikan per tingkat pencapaian kompetensi. Muatan
kurikulum disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal maupun global
serta memperhatikan karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan, dan
peserta didik. Pengaturan beban belajar diatur dengan menggunakan dua system Jam
belajar :
a) pertemuan sistem tatap muka (reguler), dan
b) sistem satuan kredit kesetaraan (SKK).
Kedua model pengaturan beban belajar dilakukan agar lebih cocok dengan ciri
Pendidikan Kesetaraan yang menekankan program pembelajaran secara mandiri dan
moduler, serta dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan
kesiapan peserta didik.
B. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran PKBM LUHUR PEKERTI menggunakan pendekatan induktif,
terpadu, partisipatif (andragogis), konstruktif dan lingkungan.
a) Induktif; adalah pendekatan yang membangun pengetahuan
melalui kejadian atau fenomena empirik dengan
menekankan pada belajar pada pengalaman langsung.
b) Terpadu; adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan
otentik (Depdikbud, 1996:3). Pembelajaran ini
merupakan model yang mencoba memadukan
beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615).
c) Konstruktif; adalah pendekatan yang menumbuhkan pengakuan
bahwa setiap peserta didik mempunyai pandangan
sendiri terhadap “dunia” dan alam sekitarnya
berdasarkan pengalaman individu dalam menghadapi
dan menyelesaikan situasi yang tidak tentu.
Pembelajaran konstruktif dilaksanakan melalui
pandangan individual peserta didik untuk membangun
makna.
d) Partisipatif andragogis; adalah pendekatan yang membantu menumbuhkan
kerjasama dalam menemukan dan menggunakan
hasilhasil temuannya yang berkaitan dengan
lingkungan sosial, situasi pendidikan yang dapat
7. merangsang pertumbuhan dan kesehatan individu,
maupun masyarakat.
e) Berbasis lingkungan; adalah pendekatan yang meningkatkan relevansi dan
kebermanfaatan pembelajaran bagi peserta didik
sesuai potensi dan kebutuhan lokal.
C. Metode Pembelajaran
Dengan tetap memperhatikan aspek psikologi dan sosial kelompok masyarakat yang
berbeda-beda, dan berdasarkan pendekatan-pendekatan tersebut di atas, secara garis
besar proses pembelajaran dilakukan melalui beberapa metode berikut:
a. Metode Kooperatif;
menggalakkan peserta didik yang mempunyai berbagai kebolehan berinteraksi dan
bekerja sama untuk menguasai sesuatu konsep atau keterampilan bukan saja untuk
diri sendiri tetapi juga untuk rekan-rekan yang lain, serta memotivasi semua
peserta didik.
b. Metode Interaktif; suatu kaidah yang melibatkan interaksi antara tutor dan
peserta didik, antar peserta didik, peserta didik dengan
komputer, atau peserta didik dengan lingkungannya.
c. Metode Eksperimen; proses pembelajaran dengan menjalankan kajian atau
penyiasatan tentang suatu fenomena yang berlaku dalam
alam sekitar.
d. Tutorial; tenaga kependidikan menerangkan pelajaran secara
interaktif dengan membuka peluang kepada peserta didik
untuk bertanya.
e. Diskusi; tenaga kependidikan menugaskan peserta didik untuk
mendiskusikan, isu tertentu yang berkaitan dengan tema
pelajaran dan dalam waktu yang sama tenaga
kependidikan membimbing dan memberikan kata putus.
f. Penugasan; tenaga kependidikan memberikan tugas kepada peserta
didik, baik secara individual maupun kelompok, tugas-
tugas yang berkaitan dengan pelajaran.
g. Praktek; tenaga kependidikan menerangkan dan memberikan
contoh tentang cara-cara membuat keterampilan tertentu,
kemudian diikuti dan diterapkan oleh peserta didik.
h. Belajar mandiri; proses belajar di luar jam pelajaran formal di mana
peserta didik mempelajari pelajaran atau mempraktekkan
suatu keterampilan dengan bantuan kawan ataupun orang
lain.
i. Demonstrasi; proses belajar dengan menggunakan peragaan.
j. Observasi; proses belajar dengan memperhatikan dan menganalisa
objek pembelajaran.
k. Simulasi; proses belajar dengan bermain peran atau menggunakan
alat peraga/ bukan alat sesungguhnya.
l. Studi kasus; proses belajar untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah. Selain menggunakan metode-
metode di atas, untuk sasaran yang beragam diperlukan
juga beberapa metode yang lebih sesuai yang lebih
realistik (berdasarkan pengalaman di lapangan),
kemitraan, interaktif, eksploratif (terhadap potensi),
pemberian sangsi, dan metode-metode lain yang dapat
memberikan suasana kondusif secara psikologis, dan yang
dapat memberi motivasi.
8. C. Pembelajaran Dengan Modul
Pembelajaran dengan modul adalah satu pendekatan pembelajaran mandiri yang
berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta
didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Fungsi
pembelajaran modul adalah untuk memastikan semua peserta didik menguasai
kompetensi yang diharapkan dalam suatu materi ajar sebelum pindah ke materi
ajar selanjutnya melalui pembelajaran mandiri. Sementara tujuan pembelajaran
modul adalah untuk mengurangi keragaman kecepatan belajar dari peserta didik
agar mencapai suatu tingkat pencapaian kompetensi tertentu sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah disusun secara sistematis dan terstruktur
Pembelajaran modul bermanfaat untuk:
a. meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka
secara teratur karena kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi
masyarakat,
b. menentukan dan menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan belajar peserta didik,
c. secara tegas mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik secara
bertahap melalui kriteria yang telah ditetapkan dalam modul,
d. mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai peserta didik
berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam modul sehingga tutor dapat
memutuskan dan membantu peserta didik untuk memperbaiki belajarnya
dan melakukan pengulangan.
D. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Pendidik pada PKBM LUHUR PEKERTI memiliki :
a. kompetensi professional yang berupa penguasaan materi pembelajaran,
pedagogik dan andragogik (mengelola pembelajaran nonformal), dan
pengalaman mengajar dalam bidang pendidikan nonformal.
b. memiliki kompetensi personal yang berupa kepribadian yang menjadi
teladan, berakhlak mulia, sabar, ikhlas, dan
c. memiliki kompetensi sosial dalam berkomunikasi dan bergaul secara
efektif.
2. Kualifikasi Akademik
Syarat kualifikasi akademik yang dimiliki pendidik pada PKBM LUHUR PEKERTI
adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan minimal SPG/ SGO/ Diploma III
b. Guru SD/MI untuk Paket A, guru SMP/ MTs untuk Paket B dan guru SMA/M
Aliyah untuk Paket C.
9. c. Tenaga lapangan Dikmas untuk latar belakang jurusan pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran.
d. Nara sumber teknis (NST) , PKBM LUHUR PEKERTI berencana
mendatangkan instruktur khusus Seni Ukiran kayu dan Rotan
berkoordinasi dengan Ka.Subdin. PLS Kab.Indramayu.
E. Peserta Didik
1. Peserta didik program Paket B Setara SMP/ MTs adalah warga masyarakat
yang;
a. lulus Paket A/ SD/MI,
b. belum menempuh pendidikan di SMP/MTs dengan prioritas kelompok usia
15-44 tahun.
c. putus SMP/MTs,
d. tidak menempuh sekolah formal setara SMP karena pilihan sendiri,
e. Kebanyakan tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (potensi,
waktu, geografi, ekonomi, sosial dan hukum, dan keyakinan), yang
terbesar umumnya Drop Out karena terjadi konflik.
2. Penerimaan warga belajar
PKBM LUHUR PEKERTI menerima warga belajar dengan cara:
a. Verifikasi hasil pendidikan terakhir yang diperoleh (dibuktikan dengan
raport dan/atau ijazah).
b. Seleksi melalui wawancara atau tes tertulis yang dilakukan oleh tutor
atau petugas yang ditunjuk oleh penyelenggara.
c. Apabila syarat pertama dapat dibuktikan secara sah, maka peserta didik
dapat langsung ditempatkan.
d. Tes penerimaan digunakan untuk menentukan kelas sesuai dengan
kemampuan yang tidak dapat dibuktikan syarat pada (a) dan (b).
F. Struktur Program Kurikulum
Penyusunan struktur kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan dan
memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal maupun global serta
memperhatikan karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan, dan
peserta didik.
G. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan PKBM LUHUR PEKERTI disusun
dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal maupun global serta
memperhatikan karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan, dan
peserta didik. Serta mengacu pada standar nasional pendidikan yang meliputi
lima kelompok mata pelajaran, yaitu:
(1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
10. (2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
(3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi,
(4) kelompok mata pelajaran estetika, dan
(5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
H. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0- 100%. Kriteria ketuntasan untuk masing-
masing kompetensi
dasar minimal 65% dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Peningkatan kriteria ketuntasan belajar dilakukan secara terus
menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Kriteria setiap mata
pelajaran ditetapkan secara berbeda-beda, akan tetapi harus lebih atau sama
dengan criteria minimal.
I. Kriteria Kelulusan dan Kenaikan Kelas
1) Sesuai dengan ketentuan PP. 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah
Mengikuti ujian seluruh mata pelajaran yang diujikan Memiliki rata-rata
nilai 6,00 Berkepribadian dan berakhlak mulia, Kehadiran 75 %, kecuali
sakit dengan keterangan dokter/surat dari Orang Tua warga belajar.
2) Kriteria Kenaikan Kelas
a) Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.
b) Warga belajar dinyatakan naik kelas apabila yang bersangkutan telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator,
Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua mata
pelajaran. 1 Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
c) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
11. bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara
dengan satu jam tatap muka.
3) Kegiatan Kecakapan hidup yang
diselenggarakan di PKBM LUHUR PEKERTI Kab.Indramayu meliputi :
a) Kecakapan pribadi : Kesadaran bahwa pada diri seseorang memiliki kelebihan
dan kekurangan, contoh:
- menghormati diri sendiri
- menghormati orang yang lebih tua
- mendisiplinkan diri dalam pergaulan yang berbeda etnis
- memilih teman yang baik dari semua etnis
b) Kecakapan Sosial : Kesadaran bahwa seseorang merupakan bagian dari
mahluk sosial, contoh:
- mampu berkomunikasi dengan orang dari berbagai etnis lain
- menghargai pendapat orang dari berbagai etnis lain
- dapat bersosialisasi dengan berbagai etnis, agama
- mampu bekerja sama dengan berbagai etnis.
c) Kecakapan akademik : Kesadaran bahwa seseorang memiliki kecakapan
akademik, contoh:
- mampu bersaing dibidang akademik
- mampu meningkatkan prestasi secara optimal
12. BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Setiap permulaan tahun
pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur
waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan
waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan
kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah. Beberapa aspek penting yang menjadi
pertimbangan dalam menyusun kalender pendidikan sebagai berikut:
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara
pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, dan libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk menyiapkan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
Sekolah/madrasah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih
panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
Bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu
secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.