1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Madrasah : MA NURUL HUDA SUKARAJA
Mata pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Ketentuan Islam tentang Zakat
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI
1. Kompetensi Inti (KI 1):
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Kompetensi Inti (KI 2):
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Kompetensi Inti (KI 3):
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, danhumaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Kompetensi Inti (KI 4):
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkretdan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
Kompetensi Dasar Indikator
1.3 Meyakini kebenaran konsep zakat dalam
mengurangi kesenjangan antara yang
kaya dan yang miskin
2.3 Memiliki kepekaan social sebagai
implementasi dari nilai-nilai yang
terdapat pada zakat
2. 3.3 Menelaah ketentuan Islam tentang zakat,
undang-undang pengelolaan zakat dan
hikmahnya
3.3.1 Menjelaskan ketentuan zakat dalam Islam
3.3.2 Menjelaskan macam-macam zakat
3.3.3 Memberikan contoh penerapan zakat
sesuai dengan undang-undang
3.3.4 Menjelaskan hikmah zakat
4.3 Menunjukkan contoh penerapan ketentuan
zakat
2.3.1 Mempraktikkan penghitungan zakat
C. TUJUAN PEMBELAJARAN.
1. Melalui pemberian uswah, peserta didik dapat menyebutkan ketentuan zakat dalam Islam
dengan baik dan benar
2. Melalui proses tanya jawab, peserta didik mampu menjelaskan hikmah zakat dalam Islam
dengan berani, baik, dan benar
3. Melalui diskusi kelompok peserta didik dapat menunjukkan contoh – contoh penerapan
ketentuan zakat dengan benar
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. ketentuan zakat dalam Islam
2. hikmah zakat dalam Islam
3. penerapan ketentuan zakat
E. METODE PEMBELAJARAN
Uswah/contoh/modelling, diskusi
F. MEDIA, ALAT/BAHAN, SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media: laptop, LCD,papan tulis
2. Alat/Bahan:kertas karton, spidol
3. Sumber Pembelajaran: buku fikih klas x, Al-Qur’an terjemah, internet, kitab fakhul qorib, LKS,
lingkungan alam sekitar
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan meminta salahsatu oeserta didik memimpin doa
Guru memperkenalkan diri dilanjutkan dengan mengenal peserta didik melalui absensi
Guru mempersiapkan fisik dan psikis pesetta didik melalui senam otak
3. Guru menjelaskan tujuan mempelajari materi serta kompetensi yang akan di capai
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksnakan
Guru membentuk kelompok diskusi
b. Kegiatan Inti (70 menit)
Mengamati
Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang pengertian dan macam-macam zakat.
Peserta didik mengamati tayangan slide tentang pengertian dan macam-macam zakat.
Peserta didik membaca ulang materi pelajaran
Menanya
Peserta didik memberikan tanggapan hasil penjelasan guru tentang pengertian dan
macam-macam zakat.
Peserta didik bertanyajawab tentang slide yang belum difahami terkait pengertian dan
macam-macam zakat.
Eksplorasi/eksperimen
Masing-masing kelompok berdiskusi tentang pengertian dan macam-macam zakat.
Masing-masing kelompok menggali pengertian dan macam-macam zakat.pada
internet/buku sumber lain
Mengasosiasi
Peserta didik melalui kelompoknya merumuskan pengertian dan macam-macam
zakat.
Peserta didik melalui kelompoknya membuat peta konsep tentang pengertian dan
macam-macam zakat.
Mengkomunikasikan
Masing-masing kelompok secara bergantian memaparkan mind mapping di depan
kelas
Secara bergantian, masing-masing kelompok mempresentasikan/menyajikan hasil
diskusinya tentang pengertian dan macam-macam zakat.
c. Penutup (10 menit):
Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran
Guru mengajak peserta didik menyimpulkan bersama materi pembelajaran
Guru mengadakan tes baik tulis maupun lisan
Guru memberikan pesan-pesan moral terkait dengan sikap keimanan dan sosial
4. Guru memberikan tugas mandiri secara individu
Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
Guru mengajak berdoa akhir majlis dilanjutkan dengan salam dan berjabat tangan
H. PENILAIAN
No. Kompetensi Teknik Instrumen Keterangan
1. KI 1 dan
KI 2
Observasi Lembar observasi Terlampir
2. KI 3 Tes tertulis Pilihan ganda
Uraian
Tugas (mandiri atau
kelompok)
Terlampir
3. KI 4 Kinerja Lembar laporan tugas Terlampir
Mengetahui, Kediri, 12 oktober 2016
Kepala MA.. Guru Mapel
------------------ Annas At Thoriqi
NIP. NIM. 9321 021 13
5. Lampiran
Penilaian KI 1
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL
(LEMBAR OBSERVASI)
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi. Observasi merupakan teknik
penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrument yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati. Pada jenjang MA, kompetensi sikap spiritual mengacu pada
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Secara periodik, misalnya 1 atau 2 minggu sekali guru melakukan penilaian sikap spiritual peserta
didik. Caranya, guru memberi tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut.
4 = selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila peserta didik sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukannya.
2 = kadang-kadang, apabila peserta didik kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukannya.
1 = tidak pernah, apabila peserta didik tidak pernah melakukannya.
C. Lembar Observasi
Kelas : ….
Semester : ….
TahunAjaran : ….
Periode Pengamatan : Tanggal … s.d. ….
No Aspek Pengamatan
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
6. No Aspek Pengamatan
4 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
5 Melaksanakan ibadah keseharian baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan
sesuai
dengan agama yang dianutnya
Jumlah Skor
Lembar Observasi
No.
Nama
Peserta
Didik
Aspek
Pengamatan
Jumlah
RerataSkor
Nilai
Keterangan
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst
7. Penilaian KI 2
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL
(LEMBAR OBSERVASI)
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap sosial ini berupa Lembar Observasi. Sikap sosial yang
dikembangkan pada Kompetensi Inti 2 di jenjang SMA/MA meliputi:
a. jujur
b. kreatif
c. disiplin
d. tanggung jawab
e. toleransi
f. gotong royong
g. santun
h. responsif
i. pro aktif
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Secara periodik, misalnya 1 atau 2 minggu sekali guru melakukan penilaian sikap sosial peserta
didik. Caranya, guru memberi tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap sosial yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut.
4 = selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila peserta didik sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukannya.
2 = kadang-kadang, apabila peserta didik kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukannya.
1 = tidak pernah, apabila peserta didik tidak pernah melakukannya.
Guna memudahkan penilian, guru dapat membaca indikator tiap-tiap aspek sosial sebagai berikut.
Tabel Daftar Deskripsi Indikator
8. Sikap dan Pengertian Contoh Indikator
1. Jujur
adalah perilaku dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan
Tidak menjadi plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber)
Mengungkapkan perasaan apa adanya
Menyerahkan kepada yang berwenang
barang yang ditemukan
Membuat laporan berdasarkan data
atau informasi apa adanya
Mengakui kesalahan atau kekurangan
yang dimiliki
2. Kreatif
Kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya
baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang
sudah ada, yang belum pernah ada
sebelumnya.
Menghasilkan ide/karya inovatif
yang dipublikasikan/dipasarkan.
Menghasilkan ide/karya inovatif
untuk kalangan sendiri/ skala kecil.
Memodifikasi dan menggabungkan
beberapa ide/karya untuk
menghasilkan gagasan/karya baru.
Mencoba membuat ide/karya dari
contoh yang sudah ada.
3. Disiplin
adalah tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
Datang tepat waktu
Patuh pada tata tertib atau aturan
bersama/ sekolah
Mengerjakan/mengumpulkan tugas
sesuai dengan waktu yang ditentukan
Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang
baik dan benar
4. Tanggungjawab
adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
Melaksanakan tugas individu dengan
baik
Menerima resiko dari tindakan yang
dilakukan
9. Sikap dan Pengertian Contoh Indikator
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
Tidak menyalahkan/menuduh orang
lain tanpa bukti yang akurat
Mengembalikan barang yang dipinjam
Mengakui dan meminta maaf atas
kesalahan yang dilakukan
Menepati janji
Tidak menyalahkan orang lain utk
kesalahan tindakan kita sendiri
Melaksanakan apa yang pernah
dikatakan tanpa disuruh/diminta
5. Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang menghargai
keberagaman latar belakang, pandangan, dan
keyakinan
Tidak mengganggu teman yang
berbeda pendapat
Menerima kesepakatan meskipun
berbeda dengan pendapatnya
Dapat menerima kekurangan orang
lain
Dapat mememaafkan kesalahan orang
lain
Mampu dan mau bekerja sama dengan
siapa pun yang memiliki keberagaman
latar belakang, pandangan, dan
keyakinan
Tidak memaksakan pendapat atau
keyakinan diri pada orang lain
Kesediaan untuk belajar dari (terbuka
terhadap) keyakinan dan gagasan
orang lain agar dapat memahami orang
lain lebih baik
Terbuka terhadap atau kesediaan untuk
menerima sesuatu yang baru
6. Gotongroyong
adalah bekerja bersama-sama dengan orang
lain untuk mencapai tujuan bersama dengan
Terlibat aktif dalam bekerja bakti
membersihkan kelas atau sekolah
10. Sikap dan Pengertian Contoh Indikator
saling berbagi tugas dan tolong menolong
secara ikhlas.
Kesediaan melakukan tugas sesuai
kesepakatan
Bersedia membantu orang lain tanpa
mengharap imbalan
Aktif dalam kerja kelompok
Memusatkan perhatian pada tujuan
kelompok
Tidak mendahulukan kepentingan
pribadi
Mencari jalan untuk mengatasi
perbedaan pendapat/pikiran antara diri
sendiri dengan orang lain
Mendorong orang lain untuk bekerja
sama demi mencapai tujuan bersama
7. Santun
adalah sikap baik dalam pergaulan baik dalam
berbahasa maupun bertingkah laku. Norma
kesantunan bersifat relatif, artinya yang
dianggap baik/santun pada tempat dan waktu
tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu
yang lain.
Menghormati orang yang lebih tua.
Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan
takabur.
Tidak meludah di sembarang tempat.
Tidak menyela pembicaraan pada
waktu yang tidak tepat
Mengucapkan terima kasih setelah
menerima bantuan orang lain
Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
Meminta ijin ketika akan memasuki
ruangan orang lain atau menggunakan
barang milik orang lain
Memperlakukan orang lain
sebagaimana diri sendiri ingin
diperlakukan
8. Responsif
Adalah kesadaran akan tugas yang harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Kepekaan yang tajam dalam menyikapi
berbagai hal yang dihadapinya dan kepahaman
Tanggap terhadap kerepotan pihak
lain dan segera memberikan solusi
dan atau pertolongan
Berperan aktif terhadap berbagai
kegiatan sekolah dan/atau sosial
11. Sikap dan Pengertian Contoh Indikator
makna tanggungjawab yang harus dipikul
adalah ciri utama kepribadiannya
Bergerak cepat dalam melaksanakan
tugas/kegiatan
Berfikir lebih maju terhadap segala
hal
9. Pro aktif
Adalah sikap seseorang yang mampu
membuat pilihan dikala mendapatkan
stimulus. Seseorang yang bersikap proaktif
mampu memberi jeda antara datangnya
stimulus dengan keputusan untuk memberi
respon. Pada saat jeda tersebut seseorang yang
proaktif dapat membuat pilihan dan
mengambil respon yang dipandang terbaik
bagi dirinya.
Berinisiatif dalam bertindak terkait
dengan tugas/pekerjaan atau social
Mampu memanfaatkan peluang yang
ada
Memiliki motivasi untuk terus maju
dan berkembang
Fokus pada hal-hal yang
memungkinkan untuk diubah atau
diperbaiki
12. C. Lembar Observasi
Kelas : ….
Semester : ….
TahunAjaran : ….
Periode Pengamatan : Tanggal … s.d. ….
No Nama
Pesert
a
Didik
Sikap
Jumlah
RerataSkor
Nilai
Keterangan
Jujur
Kreatif
Disiplin
TanggungJawab
Toleransi
GotongRoyong
Santun
Responsif
Proaktif1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
13. Penilaian KI 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan uraian yang jelas dan tepat!
1. Mengapa ada ketentuan zakat dalam islam?
2. Sebutkan macam – macam ketentuan zakat!
3. Jelaskan hikmah zakat!
4. Sebutkancontoh penerapan zakat dalam Islam!
Penskoran:
Skor 5 jika jawaban benar
Skor 3 jika jawaban kurang benar
Skor 1 jika jawaban tidak benar/tidak menjawab
Skor perolehan
Nilai = ------------------- x4
Skor maksimal
14. Penilaian KI 4
Penilaian Kinerja
1. Bersama kelompok Anda, diskusikan Pengertian Zakat, Macam-Macam Zakat, Undang-Undang
Zakat dan HikmahZakat.Sertakandalil-dalil yangn mendasarinya! Tulis hasilnya dalam selembar
kertas, kemudian kumpulkan kepada guru!
2. Coba Anda buat makalah tentang Pengertian Zakat, Macam-Macam Zakat, Undang-Undang
Zakat dan Hikmah Zakat dengan menggunakan sumber referensi yang memadai! kerjakan pada
lembar kertas folio, kemudian kumpulkan pada guru!
Hasil Analisis Guru
………………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………………
………………
b. Instrumen unjuk kerja menyajikan materi versi ke-1:
No
Nama Peserta
didik
Aspek yang dinilai Skor
Kebenaran
konsep
Keberanian Bahasa Kelancaran
1 Badron 2 4 1 1 8
Penskoran:
Skor 4 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran SANGAT BAIK
Skor 3 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran BAIK
Skor 2 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran CUKUP BAIK
Skor 1 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran KURANG BAIK
8
Nilai = ------------------- x4 = 8
4
b. Instrumen unjuk kerja menyajikan materi versi ke-1:
Nama : ............................................
Kelas : ............................................
No. Absen : ............................................
15. No
Nama Peserta
didik
Aspek yang dinilai Skor
Kebenaran
konsep
Keberanian Bahasa Kelancaran
Penskoran:
Skor 4 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran SANGAT BAIK
Skor 3 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran BAIK
Skor 2 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran CUKUP BAIK
Skor 1 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran KURANG BAIK
11
Nilai = ------------------- x4
16
MATERI FIKIH TENTANG KETENTUAN ZAKAT
A. Pengertian Zakat
Zakat secara harfiah (bahasa) berarti berkembang, bertambah dan banyak kebaikannya
(Kifayatul akhyar,h 172). Sedangakan menurut ulama fiqih (istilah) berati sebutan untuk takaran
harta atu benda tertentu yang dikeluarkan untuk beberapa penerima (mustahiq) tertentu pula
dengan syarat-syarat tertentu.
Karena harta yang diambil dan dikeluarkan untuk zakat akan terus bertambah banyak seiring
dengan kabahagiaan penerimanya dan kemanfaatnan barang/harta tersebut.
B. Dalil perintah zakat.
Dengan zakat membersihkan diri dan harta pemiliknya dan membawa ketenangan dan berkah bagi
mereka, Allah SAW berfirman,
ُللا َو ْمُهَل ٌنَكَس َكَتوَلَص َِّنا ْمِهْيَلَع ِِّلَص َو اَهِب ْمِهْيِِّكَزُت َو ْمُهُرِِّهَطُت ًةَقَدَص ْمِهِلا َوْمَا ْنِم ْذُخٌمْيِلَع ٌعْيِمَس:التوبة (٣٠١)
Artinya:“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. At-
Taubah; 9:103).
Di tempat lain, Allah menguatkan bahwa di sekeliling orang berada ada hak-hak mereka
dalam harta yang dimilki. Allah menegaskan,
:(الذريات ِمْوُرْحَمْال َو ِلِئاَّسلِل ٌّقَح ْمِهِلا َوْمَا ْيِف َو٣١)
16. Artinya:“Dan pada harta-arta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian”.(Q.S.Az-Dzariayat:19).
C. Perundang-undang Zakat
Pasca disahkan dan diundangkannya Undang-undang No. 23 tahun 2011 bulan Oktober dan
Nopember 2011, banyak menyisakan pekerjaan yang harus segera dituntaskan secara arif dan bijak.
Hampir di semua tingkatan masa kerja pengurus sudah habis masa baktinya, baik provinsi
maupun kabupaten/kota para pengelola zakat terkena sindrom kegamangan, mana yang harus
dipedomani atau dijadikan dasar pelaksanaan pengelolaan zakat. Apakah Undang-undang No. 38
tahun 1999 ataukah Undang-undang No. 23 tahun 2011?
Menggunakan regulasi No. 38/1999 sudah ada penggantinya, yaitu regulasi No. 23/2011 dan
sudah dicabut dan dinyatakan sudah tidak berlaku lagi (Pasal 45 UU No. 23/2011) yang
berbunyi: Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 164;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Namun menurut UU tersebut dikecualikan dalam hal yang tidak bertentangan dengan ketentuan
dalam Undang-Undang ini, dinyatakan masih tetap berlaku, seperti yang dinyatakan dalam Pasal
44 UU No. 23/2011, yang berbunyi: Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua Peraturan
Perundang-undangan tentang Pengelolaan Zakat dan peraturan pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 164; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) dinyatakan
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Berkaitan dengan regulasi kepengurusan, baik BAZNAS, BAZNAS provinsi, dan BAZNAS
kabupaten/kota, bahwa kepengurusan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota menurut
regulasi yang teranyar banyak perbedaan dengan regulasi yang lawas.
Perbedaan tersebut yang sangat signifikan antara lain dalam hal kepengurusan, Undang-undang
yang lawas struktur organisasi BAZNAS pusat, BAZDA provinsi, dan BAZDA kabupaten/kota,
serta BAZ kecamatan modelnya sama, ada unsur pertimbangan, unsur pengawas, dan unsur
pelaksana (Ps. 6 ayat (5) UU No. 38/1999). Surat penetapan susunan pengurus BAZNAS
ditandatangi oleh Presiden, susunan pengurus BAZDA provinsi ditandatangi oleh Gubernur,
susunan pengurus BAZDA kabuapten/kota ditandatangi oleh Bupati/Walikota, dan susunan
pengurus BAZ kecamatan ditandatangi oleh Camat (Ps. 1 ayat (1), Ps. 2 ayat (1), Ps. 3 ayat (1),
dan Ps. 4 ayat (1) Kep. Dirjen BIUH No. D/291 tahun 2000). Surat Keputusan pengurus tersebut
sekaligus menjadi dasar pengesahan lembaga-lembaga BAZ.
Sedangkan dalam undang-undang yang anyar kepengurusan BAZNAS (maksudnya Pusat)
bersifat komisioner sebanyak 11 orang angota, terdiri dari unsur Pemerintah 3 orang dan unsur
masyarakat 8 orang (Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) dan dalam melaksanakan tugasnya, BAZNAS
dibantu oleh sekretariat. Sementara untuk kepengurusan BAZNAS provinsi dan BAZNAS
17. kabupaten/kota tidak bersifat komisioner dan diamanatkan kepada Peraturan Pemerintah yang
sampai saat ini (3 Juni 2013) masih dalam pembahasan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
Kaitannya dengan kepengurusan, baik BAZNAS provinsi maupun BAZNAS kabupaten/kota
bahwa dalam Undang-undang No. 23 tahun 2011 sebelum membentuk kepengurusan, terlebih
dahulu harus dibentuk lembaga BAZNAS yang diusulkan oleh gubernur untuk BAZNAS provinsi
kepada Menteri Agama, dan bupati/walikota untuk BAZNAS kabupaten/kota kepada Menteri
Agama atau pejabat yang ditunjuk, seperti telah dijelaskan dalam Pasal 15 (UU no. 23/2011) ayat
(2) BAZNAS provinsi dibentuk oleh Menteri atas usul gubernur setelah mendapat pertimbangan
BAZNAS. Dan ayat (3) BAZNAS kabupaten/kota dibentuk oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk atas usul bupati/walikota setelah mendapat pertimbangan BAZNAS.
Oleh sebab itu, Kementerian Agama RI telah mengeluarkan surat edaran pembentukan
BAZNAS dengan nomor: DJ.II/III/1/BA.03.2/775/2013 tanggal 11 April 2013, yang ditujukan ke
seluruh gubernur, bupati dan walikota untuk segera mengusulkan pembentukan lembaga BAZNAS
pada masing-masing tingkatan kepada Menteri Agama RI.
Dalam hal kepengurusan baik BAZNAS provinsi maupun BAZNAS kabupaten/kota yang masa
baktinya sudah habis, tidak sedikit pengurus BAZNAS tidak mau menandatangani dengan hal-hal
yang sifatnya kebijakan baik dari sisi keungan maupun dari sisi administrative. Sebenarnya hal
tersebut tidak perlu terjadi, jika para pengurus mau memahami dan mendalami ayat-ayat yang
terdapat dalam pasal 43 Bab X Peraturan Peralihan UU No. 23/2011 yang berbunyi:
D. Jenis-jenis harta yang wajib dizakati.
Imam Taqiyuddin dalam Kifayatul Akhyarnya menyebutkan beberapa jenis barang yang wajib
dizakati, di antaranya :
1. Barang berharga termasuk di dalamnya emas, perak, dan uang (ُانَمْثَالْا).
2. Hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan (ُع ْوُرُّ..)الز
3. Barang perniagaan, perdagangan dan perusahaan beserta hasil pendapatan dan
jasa (ِة َارَجِِّتال ُض ْوُرُع).
4. Hasil pertambangan (ُنِدْعَمْل.)ا
5. Hasil peternakan (يِشا َوَمْل.)ا
E. Syarat dan ketentuan zakat.
1. Barang berharga seperti emas dan perak (ُانَمْثَالْا).
Adapun syarat-syarat zakat emas dan perak adalah, di antaranya :
a. Islam.
b. Merdeka.
c. Milik sempurna.
d. Mencapai nisab.
e. Haul (1 tahun).
Perihal zakat emas atau perak ada sebuah hadits shahihain,
18. ٌةَقَدَص ٍقا َوَا َسْخَم َن ُْود اَمْيِف َسْيَل
Artinya:”Tidak ada (wajib) zakat jika kurang dari 5 auqiyah”.
Para madzhab berpendapat bahwa 1 (satu) auqiyah sama dengan 20 mitsqal atau sekitar 85
gram emas, sedangkan nisab perak 200 dirham atau sekitar 672 gram perak. Sedangkan zakatnya
sebesar 2,5% jika sudah memenuhi syarat.
Kewajiban mengeluarkan zakat emas, perak dan sejenisnya ini disebabkan harta ini terus
bertambah nilai ekonomisnya sehingga wajib dibersihkan dengan zakat mal. Lain halnya jika
barang-barang tersebut menjadi hulliy (perhiasan), yang statusnya berubah sebagai barang/harta
tetap. Baginda Nabi SAW menjelaskan,
ِِّىِِّلُحْال ىِف َةَاكَزَال
Artinya: "Tidak ada (kewajiban) zakat pada perhiasan tubuh." (Al-Baihaqi 4:138, ad-Daruquthni
2:108).
seperti laki-laki menggunakan perak sebagi cincin atau seorang wanita menggunakan emas
sebagai perhiasan tubuhnya, meskipun dengan jumlah yang keluar dari adat kebiasaan. Demikian
juga tidak wajib, peralatan kerja dan hiasan rumah dari emas-perak, meskipun pada dasarnya
larangan membuat barang-barang ini tidak gugur dengan hilangnya kewajiban zakat mal.
DALIL DIHARAMKANNYA PERALATAN DARI EMAS DAN PERAK:
Al-Bukhari (5110) dan Muslim (2067) telah meriwayatkan dari Hudzaifah bin al-Yaman RA,
dia berkata: "Pernah aku mendengar Rasulul-lah SAW bersabda:
ِةَّضِفال َو ِبَهَّذال ِةَيِنآ ىِف ا ْوُب َرْشَتَال٠اَهِفاَح ِص ىِف ا ْوُلُكْأَت َالَو٬ِةَر ِخ اآل ىِف َانَل َو اَيْنُّدال ىِف ْمُهَلاَهَّنِاَف٠
Artinya: "Janganlah kamuminum pada wadah-wadah (yang terbuat dari) emas dan perak, dan
jangan pula makan pada piring-piringnya, karena semua itu untuk orang-orang kafir di dunia
dan untuk kita kelak di akhirat. "
Dan al-Qur’an sudah mengabarkan dengan siksaan pedih bagi mereka yang mengabaikan
perintah berzakat sebagaimana yang ditegaskan dalam surat Al-Taubah, 9 :34) Allah berfirman,
( ٍمْيِلَا ٍباَذَعِب ْمُه ْرِِّشَبَف ِللا ِلْيِبَس ْيِف اَهَن ْوُقِفْنُي َالَو َةَّضِفلْا َو ََبهَّذال َن ْوُزِنْكَي َنْيِذَّال َو:التوبة٤١)
Artinya : “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannyapada
jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih. (Q.S. Al-Taubah, 9:34).
2. Hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan (ُع ْوُرُّ..)الز
19. Adapun hasil pertanian atau perkebunan yang wajib dizakati itu adalah tanaman yang
ditanam oleh manusia, hasilnya berupa bahan makanan pokok yang bisa disimpan lama
menurut ‘urf (kebiasaan) dan mencapai nisab (batas minimal).
Firman Allah Ta'ala:
:(االنعام ,ِهِادَصَح َمْوَي ُهَّقَح ا ْوُتاَا َو٣٤٣)
Artinya: "Makanlah dari buahnya bila tanaman itu berbuah, dan tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya. " (Q.S. al-An'am 6:141)
Haqqahu maksudnya di sini adalah zakatnya. Sedangkan kata yauma
hashaduhu mengandung pengertian bahwa ada sebagian tanaman yang tumbuh sendiri tapi
kemudian dipelihara dan dipanen. Wallahu a’lam.
Ketentuan zakat hasil pertanian dan perkebunan. Untuk jenis zakat ini, ada beberapa ketentuan.
Di antaranya adalah :
1. Hasil pertanian atau perkebunan dihitung (dizakati) setiap kali panen.
2. Mencapai nisab.
3. Jika tanaman disirami oleh tenaga manusia dan mengeluarkan biaya, maka zakatnya
5%.
4. Jika tanaman disiram bukan oleh tenaga manusia tapi dari alam dan tidak mengeluarkan
biaya, maka zakatnya 10%.
5. Ada yang memelihara. Menurut Imam Taqiyudin meskipun tumbuh sendiri semisal
biji-bijiannya menebar, terbawa angin atau air.
6. Makanan pokok yang bisa disimpan. Jika bukan, diqiyaskan dengan makanan pokok
setempat. Misalkan hasil pertanian seperti bayam (sejenis dedaunan), maka dikonfersi
ke makanan pokok setempat (jika di indonesia berarti beras, gandum, jagung atau sagu).
Firman Allah Ta’ala,
ِم َو ْمُتْبَسَك اَم ِتاَبِِّيَط ْنِم ا ْوُقِفْنَا ا ْوُنَماَا َْنيِذَّلا اَهُّيَا اَيِض ْرَالْا َنِم ْمُكَل َانْجَرْخَا اَّم
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah(di jalan allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu.” (Q.S. Al-Baqarah,2:267).
Jenis tanaman yang wajib dizakati
Pada zaman rasulullah SAW, di jazirah Arab tanaman yang menjadi andalan adalah sya’ir
(gandum halus), hinthah (gandum kasar), zabib (anggur kering) dan tamr (kurma kering).
20. Sehingga saat Rasulullah SAW mengutus sahabat Mu’adz Bin Jabal dan Abu Musa Al-
Asy’ariy ke Yaman. Dikatakan pada mereka penduduk Yaman, bahwa
ِةَعَب ْرَالا ِهَِذه ْنَِم ِّالِا َةَقَدَّصال واُذُخْأَتَال׃ِرْمَّتال َو ، ِبْيِب َّالز َو ، ِةَطْن ِحْال َو ، ِرْيِعَّشَلا
Artinya:“Tidak diambil zakat tumbuh-tumbuhan kecuali dari empat macam, sya’ir,
gandum, zabib dan kurma (H.R. Daruqtuni, Hakim, dan Tabrani).
Bagaimanakah dengan hasil pertanian dan perkebunan sekarang seperti beras, jagung
kelapa dan sejenisnya, apakah wajib zakat?
Sesungguhnya, derajat hadits Abu Dawud yang meriwayatkan zakat pertanian atau
perkebunan sebatas 4 jenis tanaman di atas adalah hasan, sebagaimana yang dilansir oleh al-
Turmidzi. Namun jika melihat dari keumuman makna perintah Allah Ta’ala dalam surat al-
An’am ayat 141,"Makanlah dari buahnya bila tanaman itu berbuah, dan tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya." Merupakan gambaran bahwa hasil pertanian atau perkebunan
bervariatif, bias biji-bijian, dedaunan, umbi-umbian, sayur-sayuran dan bauh-buahan dan -satu
hal yang perlu diingat juga- termasuk barang berkembang. Jika mencapai nisab maka wajib
dikeluarkan zakatnya.
Namun dalam hal ini, ada 2 pendapat :
1. Ada yang menganalogikan dengan zakat pertanian. Berarti zakat ditunaikan setiap kali
musim panen, sebesar 5% jika pengelolaannya menggunakan tenaga manusia dan
mengeluarkan biaya. Tapi jika tidak, zakatnya 10%. Dengan ketentuan nisab hasil
mencapai 5 wasaq atau 750 kg untuk hasil yang sudah diolah, dan 1481% kg untuk
yang masih mentah.
2. Sebagaian menganalogikan dengan zakat perdagangan. Salah satu alasannya, ada
sebagian usaha yang dikelola berbadan hokum atau perusahaan. Sehingga nisabnya
dikonfersikan dengan emas 85 gram, dengan zakat 2,5%. Dalam hal ini berarti
dikeluarkannya jika sudah haul atau 1 tahun.
Jadi kesimpualnnya hasil pertanian tersebut menurut pendapat paling kuat wajib
dikelaurkan zakatnya.
3. Barang perniagaan, perdagangan dan perusahaan beserta hasil pendapatan dan jasa ( ُض ْوُرُع
ِة َارَجِِّت.)ال
Zakat perniagaan dan perdagangan
Al-Tijaarah (perniagaan atau perdagangan) adalah tukar-menukar harta untuk mendapatkan
laba. Akad muqabal (tukar-menukar) ini tidak terbatas satu jenis saja, boleh juga beberapa
barang yang berbeda-beda.
Dalil perintah zakat ‘urudh.
21. Firman Allah SWT,
َط ْنِما ْوُقِفْنَا ا ْوُنَامَا َنْيِذَّال اَهُّيَا اَيْمُتْبَسَك اَم ِاتَبِِّي
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari usahamu yang
baik-baik." (Q.S. a!-Baqarah 2:267).
Menurut Imam Taqiyuddin (kifayatul akhyar, 1:177) bahwa ‘urudh dalam perniagaan tidak
termasuk emas dan perak. Dengan kata lain setiap barang yang diperjualbelikan
selain naqdain (emas-perak).
Dan, sabda Nabi SAW:
اَهُتَقَدَص ِلِبِاال ىِف٬اَهُتَقَدَص ِرَقَبْال ىِف َو٬اَهُتَقَدَص َِمنَغْال ىِف َو٬اَهُتَقَدَص ِِّزَبْال ىِف َو٠
Artinya: "Pada unta ada zakatnya, pada sapi ada zakatnya, pada kambing ada zakatnya,
dan pada kain pun ada zakatnya." (H.R. al-Hakim: al-Mustadrak 1/388 dengan isnad shahih
menurut syarat al-Bukhari dan Muslim).
Al-Bizzu yang artinya kain, analog buat barang dagangan yang lain.
Menurut riwayat Abu Daud (1562) dari Samurah bin Jundub, dia berkata:
ُدْعَب اَّمَا٬ا ىَّلَص َّىِبَّنال َِّناَفُللاِعْيَبْلِل ُهُّدِعُن اَّمِم َةَقَدَّصال َج ِرْخُن ْنَا َانُرُمْأَي َانَك َمَّلَس َو ِهْيَلَع٠
Artinya: "Amma Ba'du, sesungguhnya Nabi SAW pernah menyuruh kami mengeluarkan
sedekah dari barang barang yang kami siapkan untuk dijualbelikan. "
Al-Shadaqah maksudnya adalah zakat mal.
Ketentuan zakat perniagaan dan sejenisnya.
Berikut adalah ketentuan terkait jenis zakat ini :
1. Berjalan 1 tahun ( haul ), Pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan realistis yaitu dengan
menggabungkan semua harta perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun kemudian
dikeluarkan zakatnya.
2. Nisab zakat perdagangan sama dengan nisab emas yaitu 20 mitsqal atau senilai 85 gram
emas
3. Kadarnya zakat sebesar 2,5 %
4. Dapat dibayar dengan uang atau barang
5. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
22. 6. Pada badan usaha yang berbentuk serikat (kerjasama), maka jika semua anggota serikat
tersebut beragama islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-
pihak yang berserikat. Tetapi jika anggota serikat terdapat orang yang non muslim, maka
zakat hanya dikeluarkan dari anggota serikat muslim saja (apabila jumlahnya lebih dari
nisab).
3. Zakat perusahaan jasa.
Contoh perusahaan yang bergerak di bidang jasa di antaranya perhotelan, sewa kamar, sewa
mobil, sewa apartement, pesawat terbang, perkapalan, taksi, kapal laut dan lain-lain. Bentuk
usaha sejenis di atas dalam pengelolaan zakatnya bias dengan lakukan dengan salah satu dari
2 cara berikut :
a. Dianalogikan dengan zakat emas. Jadi setiap tutup buku per tahun, semua harta kekayaan
yang berputar secara ekonomis, bukan yang setatis dihitung. Lalu dikeluarkan zakatnya
2,5%. Contoh barang-barang penghasil jasa di antaranya mobil, kamar, apartement, bis dan
sejenisnya.
b. Dianalogikan dengan zakat pertanian. Jadi setiap tahun, hasil keuntungan bersihnya saja
yang dihitung, lalu dikeluarkan zakatnya 10% karena disamakan dengan zakat pertanian.
4. Hasil pertambangan (ُنِدْعَمْل.)ا
Zakat untuk jenis hasil pertambangan ini dikeluarkan setiap kali selesai penggalian, seperti
halnya pertanian diambil setelah panen. Yang termasuk jenis ini adalah emas, perak, batu bara,
mutiara, intan, ambar, marjan, biji timah, minyak bumi dan lain-lain.
Dalil perintah zakat barang tambang.
Firman Allah Ta’ala,
ِض ْرَالْا َنِم ْمُكَل َانْج َرْخَا اَّمِمَو ْمُتْبَسَك اَم ِاتَبِِّيَط ْنِما ْوُقِفْنَا ا ْوُنَامَا َنْيِذَّال اَهُّيَا اَي
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu.” (Q.S. Al-Baqarah,2:267).
Sabda Nabi SAW,
ِض ْرَالْا ِاتَياَبَخ ْيِف َق ْزِِّالر ِبُلْطُا
Artinya : “Carilah rizki dari perut bumi!”
Khabayaat maksudnya lapisan-lapisan bumi.
Ketentuan zakat perniagaan dan sejenisnya.
23. Berikut adalah ketentuan terkait jenis zakat ini :
1. Dikeluarkan zakat setiap kali selesai penggalian.
2. Nisabnya diqiyaskan (konfersi) dengan nisab emas murni, yaitu 20 mitsqal atau senilai
85 gr, perak 200 dirham atau 672 gram.
3. Kadar zakat sebesar 2,5 %
4. Dapat dibayar dengan uang atau barang
6. Hasil peternakan (يِشا َوَمْل.)ا
Zakat hasil ternak meliputi ternak besar seperti unta dan sapi, sedang seperti kambing dan
domba atau kecil seperti unggas. Kadar zakatnya disesuaikan jenis binatang ternaknya dan
umurnya. Sedangkan haulnya satu tahun.
Ketentuan zakat kambing atau domba.
1. Nisab ternak jenis kambing dan domba sebanyak 40. Jika hewan ternak kurang dari 40
ekor, maka belum wajib.
2. Setelah nisab 40 ekor, selanjutnya setiap kali bertambah 100 ekor, maka zakatnya
ditambah 1 ekor lagi.
Perhatikan table zakat berikut!
Jumlah kambing Besaran zakat
40-120 1 ekor kambing 2 th/1 ekor domba 1 th.
121-200 2 ekor kambing
201-300 3 ekor kambing
301-400 4 ekor kambing
401-500 5 ekor kambing
Ketentuan zakat sapi atau kerbau.
1. Nisab ternak jenis sapi atau kerbau sebanyak 30 ekor. Jika hewan ternak kurang dari 30 ekor,
maka belum wajib zakat.
2. Setiap kali tambah 30 ekor, ditambah zakatnya 1 ekor lagi.
Perhatikan table zakat berikut!
Jumlah kambing Besaran zakat
30-39 1 ekor sapi janta/betina tabi’.
24. 40-59 1 ekor sapi janta/betina mutsinnah.
60-69 2 ekor sapi janta/betina tabi’.
70-89 2 ekor sapi musinnah
90-99 3 ekor sapi tabi’
100-109 2 ekor sapi tabi’ dan 1 musinnah
110-119 2 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi’
120-129 3 ekor musinnah dan 4 ekor tabi’
130-160 s/d setiap 30 ekor, 1 tabi' dan setiap 40 ekor, 1 musinnah
Keterangan :
Tabi’ = Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2.
Musinnah = Sapi berumur 2 tahun, masuk 3 tahun ke-3.
Ketentuan zakat sapi atau kerbau.
1. Nisab unta adalah 5 ekor, di bawah jumlah itu peternak tidak wajib mengeluarkan zakat atas
ternak tersebut.
Perhatikan tabell berikut!
9 1 ekor kambing
10-14 2 ekor kambing
15-19 3 ekor kambing
20-24 4 ekor kambing
25-35 1 ekor bintu makhad betina (unta genap 1 tahun sampai 2 tahun)
36-45 1 ekor bintu labun (genap 2 tahun masuk 3 tahun)
46-60 1 ekor hiqqoh (genap 3 tahun masuk 4 tahun)
61-75 1 ekor jadz'ah (genap 4 tahun masuk 5 tahun)
76-90 2 ekor bintu labun
91-120 2 ekor hiqqoh
121-129 3 ekor bint labun
25. 130-139 1 ekor hiqqah dan 1 ekor bint labun
140-149 2 ekor hiqqah dan 1 ekor bint labun
150-159 3 ekor hiqqah
160-169 4 ekor bint labun
170-179 3 ekor bint labun dan 2 ekor hiqqah
80-189 2 ekor bint labun dan 2 ekor hiqqah
190-199 4 ekor hiqqah
200-209 4 ekor bint labun dan 1 ekor hiqqah
210-219 3 ekor bint labun dan 2 ekor hiqqah
220-229 2 ekor bint labun dan 3 ekor hiqqah
230-239 1 ekor bint labun dan 4 ekor hiqqah
240-249 Dan seterusnya mengikuti kelipatan di atas
Ketentuan zakat unggas.
Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan jumlah (ekor),
sebagaimana halnya unta, sapi, dan kambing. Tapi dihitung berdasarkan skala usaha. Nishab
ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni)
atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada
akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih
besar atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %.
Contoh : harga emas 1 gram = 100.000 nisab = 85 gram X 100.000 = 8.500.000