3. • Jumlah penduduk 245 juta jiwa (terbesar keempat
di dunia) dengan jumlah kelas menengah 45 juta
orang dan menjadi 135 juta orang pada 2030 (Mc
Kinsey GI, 2012) merupakan pasar domestik yang
sangat besar.
• Kekayaan SDA alam yang besar dan beragam.
• Salah satu jenis SDA yang potensial untuk
menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia adalah Kelautan &
Perikanan.
POTENSI INDONESIA
4. Potensi Kelautan dan Perikanan
Indonesia
INDONESIA ADALAH NEGARA BAHARI DAN KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA
• Lebih dari 13.487 pulau
• Garis pantai terpanjang di dunia (95.181 km)
LUAS DARAT :
190 JUTA HA
(25 %)
LUAS LAUT :
580 JUTA HA
(75 %)
LAHAN DARAT :
136 JUTA HA
(72 %)
PERAIRAN TAWAR
( Danau, Waduk, Sungai,
Rawa)
54 JUTA HA
(28 %)
5. 1. Indonesia memiliki potensi produksi perikanan
terbesar di dunia, sekitar 65 juta ton/tahun, dan pada
2011 baru dimanfaatkan sebesar 13,4 juta ton
(20,7%).
2. Total produksi perikanan dunia tahun 2011: 154 juta
ton.
3. Pangan dari laut dapat dihasilkan melalui:
1. Perikanan tangkap (capture fisheries)
2. Perikanan budidaya (aquaculture)
3. Bioteknologi
LautIndonesia, Lumbung PanganDunia
6.
7. A. Perikanan Tangkap
• Pada 2010 total produksi perikanan tangkap sebesar
5,39 juta ton; yang berasal dari laut 5,06 juta ton dan
dari PUD 0,33 juta ton. Ini menempatkan Indonesia
sebagai produsen perikanan tangkap terbesar ketiga di
dunia setelah China dan Peru (FAO, 2010).
• Indonesia memiliki komoditas perikanan tangkap
ekonomis tinggi seperti tuna, cakalang, dan tongkol
• Produktivitas dan efisiensi pemanfaatan SDI oleh
nelayan nasional masih rendah, butuh investasi untuk
peningkatan kapasitas armada tangkap dalam negeri
sekaligus mengurangi illegal fishing
8. MENGENAL WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik
Indonesia atau sering disingkat dengan WPP NRI
merupakan wilayah pengelolaan perikanan
untuk penangkapan ikan, konservasi, penelitian,
dan pengembangan perikanan yang meliputi
perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut
territorial, zona tambahan, dan zona ekonomi
ekslusif Indonesia (ZEEI).
9. 1. Selat Malaka meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan
Riau.
2. Laut Cina Selatan meliputi Provinsi Kepulauan Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung,
Kalimantan Barat.
3. Laut Jawa meliputi Provinsi Lampung, Banten, Jakarta,
Jawa Barat, Ja.wa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.
4. Laut Flores dan Selat Makassar meliputi Provinsi Bali,
Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.
5. Laut Banda meliputi Provinsi Maluku.
10. 6. Laut Arafura meliputi Laut Aru, dan Laut Timur Timor
meliputi Provinsi Papua.
7. Laut Seram dan Teluk Tomini meliputi Teluk Tomini dan
Laut Seram meliputi Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku
Utara, dan Papua Barat.
8. Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik meliputi Provinsi
Gorontalo, Sulawesi Utara, Papua dan Kalimantan Timur.
9. Samudera Hindia meliputi Provinsi Aceh,Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara
Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
11.
12. Mangrove
Pohon yang sudah beradaptasi sedemikian rupa
sehingga akan mampu untuk hidup di lingkungan
berkadar garam tinggi seperti lingkungan laut.
Hutan mangrove
Komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis
yang didominasi beberapa jenis pohon mangrove
yang mampu tunbuh dan berkembang pada daerah
pasang surut pantai berlumpur
(Nontji, 1993)
13.
14. CIRI-CIRI MANGROVE
• Tumbuh pada pantai-pantai yang
terlindung atau pada pantai yang datar
• Tempat yang tidak ada muara sungainya
• Tidak tumbuh di pantai yang terjal dan
berombak besar dengan arus pasang
surut ayng kuat, karena hal ini tidak
memungkinkan terjadinya pengendapan
lumpur dari pasir, sebagai substrat yang
diperlukan untuk pertumbuhannya
15. • Komunitas tanaman yang hidup diantara laut
dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang
surut
• Seringkali ditemukan ditempat pertemuan
antara muara sungai dan air laut yang
kemudian menjadi pelindung daratan dan
gelombang laut yang besar
• Sungai mengalirkan air tawar untuk mangrove
dan pada saat pasang, pohon mangrove
dikelilingi oleh air garam atau payau.
(Murdiyanto,2003)
16. Manfaat Hutan Mangrove
• Mencegah Intrusi Air Laut
Intrusi laut merupakan peristiwa
perembesan air laut ke tanah daratan.
Intrusi laut dapat menyebabkan air tanah
menjadi payau sehingga tidak baik untuk
dikonsumsi. Hutan Mangrove memiliki
fungsi mengendapkan lumpur di akar-akar
pohon bakau sehingga dapat mencegah
terjadinya Intrusi Air laut ke daratan.
17. Manfaat Hutan Mangrove
• Mencegah Erosi dan Abrasi Pantai
Erosi merupakan pengikisan permukaan
tanah oleh aliran air sedangkan abrasi
merupakan pengikisan permukaan tanah
akibat hempasan ombak laut. Hutan
Mangrove memiliki akar yang efisien dalam
melindungi tanah di wilayah pesisir,
sehingga dapat menjadi pelindung
pengikisan tanah akibat air.
18. Manfaat Hutan Mangrove
• Sebagai pencegah dan penyaring alami
Hutan mangrove biasanya yang dipenuhi akar pohon
bakau dan berlumpur. Akar tersebut dapat
mempercepat penguraian limbah organik yang terbawa
ke wilayah pantai.Selain pengurai limbah organik, hutan
mangrove juga dapat membantu mempercepat proses
penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti
minyak dan deterjen, dan merupakan penghalang alami
terhadap angin laut yang kencang pada musim tertentu.
19. Manfaat Hutan Mangrove
• Sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis
satwa
Hutan Mangrove juga merupakan habitat banyak hewan seperti
biawak, kura-kura, monyet, burung, ular, dan lain sebagainya.
Beberapa jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting dan siput
juga banyak tinggal didaerah ini. Akar tongkat pohon mangrove
memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan
ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang
yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum
dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi
yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat
berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat
mangrove.
20. Manfaat Hutan Mangrove
• Berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah
pesisir
Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena
endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan
perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan
mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan
bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah
daratan. Sebagai contoh, Buah vivipar yang terbawa air akan
menetap di dasar yang dangkal, dapat berkembang dan menjadi
kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu
yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
21. Manfaat Hutan Mangrove
• Hutan Pendidikan, potensi hutan mangrove yang telah
tercipta menjadi suatu ekosistem pantai, dapat
dimanfaatkan menjadi sarana pendidikan sebagai pusat
informasi dan penelitian. Dengan pengelolaan yang
profesional dapat memacu keikutsertaan masyarakat
dalam usaha pelestarian lingkungan khususnya dipesisir
pantai.
22.
23. Terumbu Karang
• Terumbu karang merupakan salah satu potensi sumberdaya
perairan yangmelimpah di Indonesia, karena secara ekologi
terumbu karang hanya dapat tumbuh di wilayah beriklim tropis.
• Indonesia menempati peringkat teratas untuk luas dankekayaan
jenis terumbu karang. Lebih dari 75.000 km2 atau sebesar 14%
dari luastotal terumbu karang dunia.
• Terumbu karang berfungsi sebagai tempat hidupberbagai jenis
biota laut, keberadaannya pun sangat peka terhadap
perubahan.Kerusakan pada terumbu karang akan menimbulkan
dampak pada kehidupan bawah laut karena adanya saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya
24. Terumbu Karang
• Kerusakan terumbu karang terdeteksi di 93 negara dari 109 negera
yang memiliki kekayaan terumbu karang termasuk di Indonesia.
Kerusakan yang terjadi sebagianbesar diakibatkan oleh aktivitas
manusia seperti kegiatan wisata yang melebihi daya dukung
kawasan, adanya penggunaan racun ikan, polusi dan sedimentasi
bahkan pemanenan terumbu karang secara besar-besaran.
• Untuk mencegahsemakin berlanjutnya kerusakan yang terjadi,
diperlukan sebuah kegiatan pengelolaan terumbu karang.
Pengelolaan pada hakekatnya dilakukan dalam bentuk
pengontrolan terhadap tindakan manusia untuk memanfaatkan
terumbu karang secara bijaksana.
25. Konsep Kawasan Konservasi Laut (KKL)
merupakan salah satu usaha untuk
melindungi terumbu karang dalam konteks
struktur, fungsi dan integritas ekosistem serta
mempertahankan keanekaragaman hayati
pada semua tingkatan trofik dalam ekosistem