SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 40
SISTEM PENGENDALIAN MUTU
  KANTOR AKUNTAN PUBLIK
          PASKA
    UU NO 5 TAHUN 2011
         Diselenggarakan oleh:
   Institut Akuntan Publik Indonesia

       Semarang, 22 Maret 2012

                                       1
Agenda
   Tinjauan UU No. 5 tahun 2011
   Overview SPM
   Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2
   Overview unsur SPM 1
   Overview ED SPA 220
   Studi Kasus SPM KAP
   Tips penerapan SPM




                                                      2
TINJAUAN UU 5/2011

• UU NO 5/2011 BAB V TENTANG HAK, KEWAJIBAN
  DAN LARANGAN
   – Pasal 24 sd 31
   – Bab ini mengatur hak, kewajiban, dan larangan bagi
     AP dan KAP, termasuk cabang KAP
   – Pasal 27 ayat 1: “KAP atau cabang KAP wajib
     memiliki dan menjalankan sistem pengendalian mutu”


   SPM bagi KAP adalah kewajiban dalam
   mematuhi hukum yang berlaku.


                                                          3
UU 5/2011:
HUBUNGAN KAP – AP – CABANG - OAI

              Melaksanakan SPM


      KAP A                      KAP B

      AP                          AP
                 Cabang
                                            Melaksanakan :
                                            •SPAP
      AP             AP           AP        •Kode Etik
                                 KAP C
               •Pengembangan metodologi dan SPM
    OAI        •Hak dan kewajiban anggota
               •PPL
               •Berkelanjutan
               •Pemberian jasa bersama

                                                             4
Mitigasi risiko dalam melayani
                                    klien & stakeholders

     Ancaman                                  KAP
                       SPM
                                         AP/Staf
•Sanksi administrasi




                        Safeguard
•Pidana                                                TUJUAN SPM:
•Tuntutan/gugatan                                      •AP memberikan
                                         AP/Staf       jasa sesuai
                                                       SPAP/Kode etik
                                                       dan UU
   Perintah UU:                                        •Laporan tepat
    Pemberian
                                         AP/Staf
       Jasa



                                                                     5
Bagaimana SPM berfungsi?

                                                    Policy &       Safeguard
                                                    Procedur       & Facility
                              SPM                      e

          Leadership Responsibility for Quality within the Firm:
                MP/CEO Take Ultimate Responsibility


                   CLIENT
                                  HUMAN
  ETHICAL       ACCEPTANCE                     ENGAGEMENT
                                 RESOURCE                          MONITORING
REQUIREMENT         AND                        PERFORMANCE
                                     S
                CONTINUANCE




 DOCUMENTATION: Design SPM, Working Paper, Report , kerahasiaan


                                                                                6
OVERVIEW SPM

• SPM No 1 dan SPM No. 2 – per SPAP 2001
• Rencana perubahan sehubungan dengan adopsi ISA
  termasuk didalamnya ISQC 1.
• Saat ini DSP – IAPI telah menerbitkan ED SPM No.1 Revisi
  2009 yang akan difinalkan dan berlaku dalam tahun
  2012/2013 (msh tentatif)
• DSP-IAPI bekerjasama dengan PPAJP juga pernah
  menyosialisasikan Panduan Penyusunan SPM bagi KAP
  yang diadopsi dari IFAC SMP Practice Committee.



                                                             7
ED SPM 1 – 2009




                  8
Tujuan Panduan Penyusunan
         Sistem Pengendalian Mutu KAP

 Menyediakan pedoman bagi KAP untuk
  melakukan pengendalian mutu melalui kebijakan
  yang ditetapkannya.

 Memberikan penjelasan dan ilustrasi kepada
  KAP dalam memahami ED SPM 1.




                                                  9
Lingkup SPM

 Mengatur tanggung jawab KAP atas sistem
  pengendalian mutu dalam melaksanakan
  perikatan assurance dan perikatan selain
  assurance.




                                         10
Keterterapan
 Berlaku bagi semua KAP yang melaksanakan
  perikatan assurance (audit, review, serta
  perikatan assurance lainnya) dan perikatan selain
  assurance.

 Merupakan keharusan.




                                                      11
Tanggal Efektif
 Sejak tanggal [20xx]




                                12
Perbandingan antara ED SPM 1
                    dengan SPM 1 dan 2
No         Perihal           ED SPM 1                SPM 1 dan 2

1    Keterterapan        Perikatan            Sama
                         assurance dan
                         Perikatan selain
                         assurance
2.   Istilah perikatan   Assurance (audit,    Atestasi (audit, review,
                         review, dan          pemeriksaan, atestasi
                         assurance lainnya)   lainnya) dan Non Atestasi
                         dan selain           (akuntansi dan review,
                         assurance.           konsultasi)




                                                                      13
Perbandingan antara ED SPM 1
              dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No      Perihal            ED SPM 1                SPM 1 dan 2
3    Unsur-unsur    a. Tanggung jawab         a. Diatur, tetapi bukan
     sistem            kepemimpinan KAP          merupakan bagian
     pengendalian      atas mutu                 dari unsur
     mutu           b. Ketentuan etika        b. Independensi
                       profesi yang berlaku
                    c. Penerimaan dan         c. Penerimaan dan
                       keberlanjutan             keberlanjutan klien
                       hubungan dengan
                       klien dan perikatan    d. Pemekerjaan,
                       tertentu                  promosi, Penugasan
                    d. Sumber daya               personil,
                       manusia                   pengembangan
                    e. Pelaksanaan               profesional
                       perikatan              e. Supervisi, konsultasi
                    f. Pemantauan             f. Inspeksi
                                                                        14
Perbandingan antara ED SPM 1
               dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No       Perihal           ED SPM 1                  SPM 1 dan 2

4    Tujuan          a. Kepatuhan              Memberikan     keyakinan
     ditetapkannya      terhadap standar       memadai           tentang
     sistem             profesi.               kesesuaian      perikatan
     pengendalian    b. Kepatuhan              dengan standar profesi.
     mutu               terhadap
                        ketentuan hukum
                        dan       peraturan
                        yang berlaku.
                     c. Laporan perikatan
                        yang     diterbitkan
                        telah        sesuai
                        dengan
                        kondisinya.

                                                                      15
Perbandingan antara ED SPM 1
             dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)

No       Perihal              ED SPM 1            SPM 1 dan 2

5    Tanggung jawab    a. Pihak yang paling Diatur, namun
     kepemimpinan         bertanggung     jawab tidak secara
     KAP atas sistem      (pimpinan KAP).       eksplisit
     pengendalian      b. Penanggung      jawab
     mutu KAP.            operasional .




                                                                16
Perbandingan antara ED SPM 1
                 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No     Perihal            ED SPM 1                    SPM 1 dan 2

6    Ketentuan     a. Basis pengaturan         a. Kurang dibahas
     etika profesi    adalah adanya               mengenai ancaman
     yang             ancaman terhadap
     berlaku          pelanggaran etika dan
                      bagaimana solusinya

                   b. Cakupan etika profesi    b. Lebih sempit (hanya
                      lebih luas (prinsip         independensi).
                      dasar dan aturan etika
                      profesi, termasuk
                      independensi).

                   c. Rotasi rekan audit       c.   Tidak diatur.
                      kunci.
                                                                        17
Perbandingan antara ED SPM 1
             dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No       Perihal             ED SPM 1             SPM 1 dan 2
7    Penerimaan dan Pertimbangan atas :        Sama
     keberlanjutan
     hubungan       i. Kompetensi         dan
     dengan klien       kemampuan (waktu
     dan perikatan      dan sumber daya).
     tertentu.
                    ii. Kepatuhan terhadap
                        etika          profesi
                        (termasuk benturan
                        kepentingan), dan

                     iii. Integritas klien




                                                                18
Perbandingan antara ED SPM 1
            dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No     Perihal           ED SPM 1               SPM 1 dan 2


8    Sumber daya Peran dan tanggung       Tidak ditekankan secara
     manusia     jawab, serta kualifikasi khusus.
                 dari rekan perikatan.




                                                                    19
Perbandingan antara ED SPM 1
           dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)

No     Perihal             ED SPM 1               SPM 1 dan 2


9    Pelaksanaan •Keharusan EQCR bagi          Tidak diatur,
     perikatan   perikatan asurans bagi        sebagian diatur
                 emiten dan kepentingan        dalam SA
                 publik lainya serta perikatan
                 lain yang dipandang perlu
                 oleh KAP.
                 •Diatur kualifikasi personil
                 EQCR
                 •Diatur tentang perbedaan
                 pendapat
                 •Kerahasiaan, keamanan,
                 akses data

                                                                 20
Perbandingan antara ED SPM 1
                 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No     Perihal                   ED SPM 1                  SPM 1 dan 2
10   Pemantauan    a. Penanganan keluhan dan dugaan.     Tidak diatur

                   b.   Proses pemantauan dapat
                        dilakukan oleh organisasi lain
                        diluar KAP.

                   c.   Diatur kualifikasi personil
                        pelaksana pemantauan
                   d.   Diatur penanganan kelemahan
                        dan rekomendasi
11   Dokumentasi   •    Diatur lebih detil dalam         Diatur secara
                        pelaksanaan perikatan,           umum dan
                        pemantauan, dan unsur lainya     sebagian diatur
                                                         dalam SA



                                                                           21
Perbandingan antara ED SPM 1
          dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)

No    Perihal           ED SPM 1                 SPM 1 dan 2

11   Contoh       Tidak dijelaskan secara Setiap unsur
     prosedur     detail . Detailnya      pengendalian mutu
     dalam        dibahas dalam           disertai contoh prosedur.
     melaksanak   Panduan Penyusunan
     an sistem    Sistem Pengendalian
     pengendali   Mutu KAP.
     an mutu




                                                                      22
Unsur–Unsur Sistem Pengendalian Mutu KAP


                              SPM

          Leadership Responsibility for Quality within the Firm:
                MP/CEO Take Ultimate Responsibility


                   CLIENT
                                  HUMAN
  ETHICAL       ACCEPTANCE                     ENGAGEMENT
                                 RESOURCE                          MONITORING
REQUIREMENT         AND                        PERFORMANCE
                                     S
                CONTINUANCE




 DOCUMENTATION: Design SPM, Working Paper, Report , kerahasiaan


                                                                                23
Tanggung Jawab Kepemimpinan
                KAP atas Mutu
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk:
 Mendukung budaya internal yang mengakui pentingnya
  mutu dalam pelaksanaan perikatan (tone at the top);
  mengharuskan pimpinan KAP sebagai pihak yang
  bertanggung jawab atas sistem pengendalian mutu KAP
  secara keseluruhan.

 Mengharuskan pihak yang menerima tanggung jawab
  operasional memiliki pengalaman, kemampuan, dan
  wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung
  jawab tersebut.


                                                      24
.
Ketentuan Etika Profesi
                     yang Berlaku
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk :
 Memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personilnya telah
  mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku, termasuk independensi
  dan ketentuan rotasi.
 Memberikan keyakinan memadai bahwa pelanggaran atas ketentuan
  independensi dapat diketahui sehingga memungkinkan KAP menentukan
  tindakan pencegahan yang tepat.

Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun KAP harus memperoleh
konfirmasi tertulis mengenai kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur
independensi dari personil KAP (lihat Lampiran A dari Panduan untuk
contoh pernyataan independensi).




                                                                    25
Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan
         dengan Klien dan Perikatan Tertentu
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk:

 Memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan
  menerima atau melanjutkan hubungan dengan klien dan
  perikatannya jika (lihat Lampiran C dari Panduan untuk
  contoh kuesioner):
   Memiliki kompetensi dan kemampuan (waktu dan sumber
    daya).
   Mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku.
   Telah mempertimbangkan integritas klien.



                                                          26
Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan
            Klien dan Perikatan Tertentu (Lanjutan)

Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk (Lanjutan):

 Menangani suatu kondisi yang dapat menyebabkan KAP untuk menolak
  perikatan atau mengundurkan diri seandainya informasi terkait tersedia
  lebih awal; dalam hal mengundurkan diri:
   Pembahasan dengan manajemen klien mengenai langkah yang perlu
     diambil KAP.
   Jika mengundurkan diri, KAP harus membahas alasannya.
   Mempertimbangkan apakah terdapat ketentuan yang mengharuskan
     KAP untuk tidak mengundurkan diri atau kewajiban untuk melaporkan
     kepada otoritas yang berwenang.
   Mendokumentasikannya



                                                                      27
SUMBER DAYA MANUSIA
 Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
  keyakinan memadai bahwa KAP:
   Memiliki jumlah personil yang cukup dengan
    kompetensi, kemampuan, dan komitmen terhadap
    prinsip etika profesi (lihat Lampiran B dari Panduan
    untuk contoh pernyataan kerahasiaan).
   Menugaskan personil yang tepat dengan kompetensi
    yang dibutuhkan, serta memiliki kemampuan untuk
    melaksanakan perikatan dan menerbitkan laporan yang
    sesuai dengan kondisinya (lihat Lampiran D dari
    Panduan untuk contoh proses penugasan personil
    dalam suatu perikatan).

                                                           28
SUMBER DAYA MANUSIA
Kebijakan dan prosedur yang relevan:
 Rekrutmen
 Evaluasi kinerja
 Kemampuan, termasuk waktu pelaksanaan penugasan
 Kompetensi
 Pengembangan karir
 Promosi
 Kompensasi
 Estimasi kebutuhan personil



                                                    29
Pelaksanaan Perikatan

Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk:
 Hal-hal yang relevan untuk mendukung konsistensi atas
  kualitas pelaksanaan perikatan, termasuk konsultasi,
  penelaahan pengendalian mutu perikatan (beserta
  dokumentasinya),      perbedaan     pendapat,    dan
  dokumentasi perikatan.
 Tanggung jawab penyeliaan.
 Tanggung jawab penelaahan.




                                                          30
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)

Konsultasi
Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa:
 Konsultasi yang tepat telah dilakukan
 Tersedianya sumber daya yang cukup untuk terlaksananya
  konsultasi
 Sifat, lingkup, dan kesimpulan yang dihasilkan dari
  konsultasi telah didokumentasikan
 Diterapkannya kesimpulan dari hasil konsultasi
  (lihat Lampiran E dari Panduan untuk contoh proses
  konsultasi dalam suatu perikatan).


                                                       31
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
 Merupakan proses yang dirancang untuk memberikan
evaluasi yang objektif, pada atau sebelum tanggal laporan
perikatan, atas pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim
perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan dalam menyusun
laporannya.
Berlaku bagi audit atas laporan keuangan Emiten dan
perikatan lain, jika ada, yang berdasarkan pertimbangan KAP
mengharuskan dilakukannya penelaahan pengendalian mutu
perikatan.




                                                          32
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang:
 Mempersyaratkan       penelaahan     pengendalian   mutu
  perikatan untuk perikatan tertentu yang menyediakan suatu
  evaluasi yang objektif atas pertimbangan signifikan yang
  dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dicapai
  dalam penyusunan laporan (lihat Lampiran F dari Panduan
  untuk contoh Checklist Penelaahan Pengendalian Mutu
  Perikatan).

 Menjelaskan sifat, waktu dan luasnya suatu penelaah
  pengendalian mutu.

                                                         33
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)

Kriteria atas Kelayakan Penelaah Pengendalian Mutu
Perikatan
Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menentukan
penelaah pengendalian mutu perikatan dan menetapkan
kelayakannya, yang mencakup:
 Kualifikasi teknis, termasuk pengalaman dan wewenang
     yang dibutuhkan.
 Objektivitas atas konsultasi yang diberikan.




                                                     34
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)
Perbedaan Pendapat
 Menetapkan kebijakan dan prosedur dalam menghadapi
  dan menyelesaikan perbedaan pendapat:
  Dalam tim perikatan.
  Antara tim perikatan dengan pihak yang memberikan
   konsultasi.
  Antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian
   mutu perikatan.

 Tanggal laporan tidak boleh lebih awal dari tanggal
  diselesaikannya perbedaan pendapat.

                                                     35
Pemantauan
 Bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan
  prosedur yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu sudah
  relevan dan memadai, serta berjalan dengan efektif (lihat Lampiran G
  dari Panduan untuk contoh proses pemantauan).
 Proses pemantauan:
   Mencakup pertimbangan dan evaluasi yang berkesinambungan atas
     sistem pengendalian mutu KAP, termasuk inspeksi yang dilakukan
     secara berkala atas sekurang-kurangnya satu perikatan yang telah
     selesai untuk setiap rekan perikatan;
   Memberikan tanggung jawab atas proses pemantauan hanya kepada
     rekan atau individu lain dalam KAP atau di luar KAP yang memiliki
     pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat; dan
   Mensyaratkan tidak boleh terlibatnya mereka yang melaksanakan
     perikatan atau menelaah pengendalian mutu perikatan dalam
     inspeksi tersebut.
                                                                     36
Pemantauan (Lanjutan)
 Mengevaluasi dampak dari defisiensi yang ditemukan dan menentukan
   apakah defisiensi tersebut merupakan salah satu dari hal-hal sebagai
   berikut:
   Situasi yang belum tentu mengindikasikan bahwa sistem
     pengendalian mutu KAP tidak memadai; atau
   Defisiensi yang sistemis atau berulang, atau defisiensi signifikan
     lainnya, yang segera memerlukan tindakan perbaikan.
 Sekurang-kurangnya       sekali  dalam     setahun,    KAP      harus
  mengomunikasikan hasil pemantauan sistem pengendalian mutunya
  kepada rekan perikatan dan individu lainnya dalam KAP, termasuk
  rekan pimpinan (lihat Lampiran H dari Panduan untuk contoh laporan
  pemantauan).




                                                                      37
Pemantauan (Lanjutan)
Keluhan dan Dugaan
Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa KAP telah menangani :
 Keluhan dan dugaan mengenai kegagalan KAP dalam
   mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan
   peraturan yang berlaku.
 Dugaan      atas    ketidakpatuhan   terhadap  sistem
   pengendalian mutu KAP.




                                                      38
Dokumentasi
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan:
 Dokumentasi     yang    tepat   sebagai     bukti  telah
  dilaksanakannya setiap aspek yang disyaratkan dalam
  sistem pengendalian mutu.
 Penyimpanan dokumen selama suatu periode tertentu
  sesuai dengan standar profesi serta ketentuan hukum dan
  peraturan yang berlaku.
 Dokumentasi atas keluhan dan dugaan, serta respons
  yang terkait.




                                                        39
Terima kasih atas perhatian
    dan partisipasinya!




                          40

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Spm paska uu 5 2011 - surabaya 24 sep2011

Presentasi CRGP 124 - Ali Yudhi
Presentasi CRGP 124 - Ali YudhiPresentasi CRGP 124 - Ali Yudhi
Presentasi CRGP 124 - Ali Yudhialiyudhi_h
 
01-Pengenalan LSBU & ISO 9001 INKINDO.pptx
01-Pengenalan LSBU & ISO 9001 INKINDO.pptx01-Pengenalan LSBU & ISO 9001 INKINDO.pptx
01-Pengenalan LSBU & ISO 9001 INKINDO.pptxzetiradesviananda
 
Training Kualitas
Training KualitasTraining Kualitas
Training Kualitascatalea
 
Sistem Sertifikasi Nasional rev1 2018
Sistem Sertifikasi Nasional rev1 2018Sistem Sertifikasi Nasional rev1 2018
Sistem Sertifikasi Nasional rev1 2018UFDK
 
Ssitem penjaminan mutu perguruan tinggi ( bahan pelatihan auditor internal)
Ssitem penjaminan mutu perguruan tinggi ( bahan pelatihan auditor internal)Ssitem penjaminan mutu perguruan tinggi ( bahan pelatihan auditor internal)
Ssitem penjaminan mutu perguruan tinggi ( bahan pelatihan auditor internal)Broto Mudjianto
 
Standar dan standard operating procedure
Standar dan standard operating procedureStandar dan standard operating procedure
Standar dan standard operating procedureCome Bali
 
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018KosasihSomantri
 
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdffdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdfSUCIDIANHAYATI1
 
04. TRAINING PEMBUATAN PROSEDUR R00 07-2022.pdf
04. TRAINING PEMBUATAN PROSEDUR R00 07-2022.pdf04. TRAINING PEMBUATAN PROSEDUR R00 07-2022.pdf
04. TRAINING PEMBUATAN PROSEDUR R00 07-2022.pdfalfainternusa tritama
 
Pelatihan (Ketentuan TERBARU)_ "Prinsip dan Penerapan TATA KELOLA BUMN" (Perm...
Pelatihan (Ketentuan TERBARU)_ "Prinsip dan Penerapan TATA KELOLA BUMN" (Perm...Pelatihan (Ketentuan TERBARU)_ "Prinsip dan Penerapan TATA KELOLA BUMN" (Perm...
Pelatihan (Ketentuan TERBARU)_ "Prinsip dan Penerapan TATA KELOLA BUMN" (Perm...Kanaidi ken
 
1583495508_SPMI-Politala.ppt (1).ppt
1583495508_SPMI-Politala.ppt (1).ppt1583495508_SPMI-Politala.ppt (1).ppt
1583495508_SPMI-Politala.ppt (1).pptRidwanGunawan22
 
Tuntutan Reformasi Kebijakan Diklat Aparatur Untuk Mewujudkan Keluaran Diklat...
Tuntutan Reformasi Kebijakan Diklat Aparatur Untuk Mewujudkan Keluaran Diklat...Tuntutan Reformasi Kebijakan Diklat Aparatur Untuk Mewujudkan Keluaran Diklat...
Tuntutan Reformasi Kebijakan Diklat Aparatur Untuk Mewujudkan Keluaran Diklat...Tri Widodo W. UTOMO
 
Lsr bahasa melayu
Lsr bahasa melayuLsr bahasa melayu
Lsr bahasa melayuridammhe
 
fuad-140329042320-phpapp02 (1).pdf
fuad-140329042320-phpapp02 (1).pdffuad-140329042320-phpapp02 (1).pdf
fuad-140329042320-phpapp02 (1).pdfYohanPasaribu
 
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik pptKode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik pptFuad Rahardi
 

Ähnlich wie Spm paska uu 5 2011 - surabaya 24 sep2011 (20)

Presentasi CRGP 124 - Ali Yudhi
Presentasi CRGP 124 - Ali YudhiPresentasi CRGP 124 - Ali Yudhi
Presentasi CRGP 124 - Ali Yudhi
 
01-Pengenalan LSBU & ISO 9001 INKINDO.pptx
01-Pengenalan LSBU & ISO 9001 INKINDO.pptx01-Pengenalan LSBU & ISO 9001 INKINDO.pptx
01-Pengenalan LSBU & ISO 9001 INKINDO.pptx
 
Training Kualitas
Training KualitasTraining Kualitas
Training Kualitas
 
Training Kualitas
Training KualitasTraining Kualitas
Training Kualitas
 
Sistem Sertifikasi Nasional rev1 2018
Sistem Sertifikasi Nasional rev1 2018Sistem Sertifikasi Nasional rev1 2018
Sistem Sertifikasi Nasional rev1 2018
 
Peer review
Peer reviewPeer review
Peer review
 
Ssitem penjaminan mutu perguruan tinggi ( bahan pelatihan auditor internal)
Ssitem penjaminan mutu perguruan tinggi ( bahan pelatihan auditor internal)Ssitem penjaminan mutu perguruan tinggi ( bahan pelatihan auditor internal)
Ssitem penjaminan mutu perguruan tinggi ( bahan pelatihan auditor internal)
 
Compro cpb new
Compro cpb newCompro cpb new
Compro cpb new
 
Implementasi SOP SOM.ppt
Implementasi SOP SOM.pptImplementasi SOP SOM.ppt
Implementasi SOP SOM.ppt
 
Standar dan standard operating procedure
Standar dan standard operating procedureStandar dan standard operating procedure
Standar dan standard operating procedure
 
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
 
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdffdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
 
04. TRAINING PEMBUATAN PROSEDUR R00 07-2022.pdf
04. TRAINING PEMBUATAN PROSEDUR R00 07-2022.pdf04. TRAINING PEMBUATAN PROSEDUR R00 07-2022.pdf
04. TRAINING PEMBUATAN PROSEDUR R00 07-2022.pdf
 
Pelatihan (Ketentuan TERBARU)_ "Prinsip dan Penerapan TATA KELOLA BUMN" (Perm...
Pelatihan (Ketentuan TERBARU)_ "Prinsip dan Penerapan TATA KELOLA BUMN" (Perm...Pelatihan (Ketentuan TERBARU)_ "Prinsip dan Penerapan TATA KELOLA BUMN" (Perm...
Pelatihan (Ketentuan TERBARU)_ "Prinsip dan Penerapan TATA KELOLA BUMN" (Perm...
 
1583495508_SPMI-Politala.ppt (1).ppt
1583495508_SPMI-Politala.ppt (1).ppt1583495508_SPMI-Politala.ppt (1).ppt
1583495508_SPMI-Politala.ppt (1).ppt
 
Tuntutan Reformasi Kebijakan Diklat Aparatur Untuk Mewujudkan Keluaran Diklat...
Tuntutan Reformasi Kebijakan Diklat Aparatur Untuk Mewujudkan Keluaran Diklat...Tuntutan Reformasi Kebijakan Diklat Aparatur Untuk Mewujudkan Keluaran Diklat...
Tuntutan Reformasi Kebijakan Diklat Aparatur Untuk Mewujudkan Keluaran Diklat...
 
Lsr bahasa melayu
Lsr bahasa melayuLsr bahasa melayu
Lsr bahasa melayu
 
KESA
KESAKESA
KESA
 
fuad-140329042320-phpapp02 (1).pdf
fuad-140329042320-phpapp02 (1).pdffuad-140329042320-phpapp02 (1).pdf
fuad-140329042320-phpapp02 (1).pdf
 
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik pptKode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
 

Mehr von gisilowati

Cfa corporate finance chapter3
Cfa corporate finance chapter3Cfa corporate finance chapter3
Cfa corporate finance chapter3gisilowati
 
Cfa corporate finance chapter2
Cfa corporate finance chapter2Cfa corporate finance chapter2
Cfa corporate finance chapter2gisilowati
 
SA 800-820 - revisedx
SA 800-820 - revisedxSA 800-820 - revisedx
SA 800-820 - revisedxgisilowati
 
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedxKerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedxgisilowati
 
SA 500 - 580 - revisedx
SA 500 - 580 - revisedxSA 500 - 580 - revisedx
SA 500 - 580 - revisedxgisilowati
 
SA 200 - 265 - revisedx
SA 200 - 265 - revisedxSA 200 - 265 - revisedx
SA 200 - 265 - revisedxgisilowati
 
SA 700 - 720 - revisedx
SA 700 - 720 - revisedxSA 700 - 720 - revisedx
SA 700 - 720 - revisedxgisilowati
 
SA 600 - 620 - revisedx
SA 600 - 620 - revisedxSA 600 - 620 - revisedx
SA 600 - 620 - revisedxgisilowati
 
SA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
SA 300 - 450 - Revisi Pak GodangxSA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
SA 300 - 450 - Revisi Pak Godangxgisilowati
 
Semarang 06 pebr 2012 konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
Semarang 06 pebr 2012   konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...Semarang 06 pebr 2012   konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
Semarang 06 pebr 2012 konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...gisilowati
 
7 tips for success
7 tips for success7 tips for success
7 tips for successgisilowati
 
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)gisilowati
 
Tips developing isqc1 [repaired]
Tips developing isqc1 [repaired]Tips developing isqc1 [repaired]
Tips developing isqc1 [repaired]gisilowati
 

Mehr von gisilowati (13)

Cfa corporate finance chapter3
Cfa corporate finance chapter3Cfa corporate finance chapter3
Cfa corporate finance chapter3
 
Cfa corporate finance chapter2
Cfa corporate finance chapter2Cfa corporate finance chapter2
Cfa corporate finance chapter2
 
SA 800-820 - revisedx
SA 800-820 - revisedxSA 800-820 - revisedx
SA 800-820 - revisedx
 
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedxKerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
 
SA 500 - 580 - revisedx
SA 500 - 580 - revisedxSA 500 - 580 - revisedx
SA 500 - 580 - revisedx
 
SA 200 - 265 - revisedx
SA 200 - 265 - revisedxSA 200 - 265 - revisedx
SA 200 - 265 - revisedx
 
SA 700 - 720 - revisedx
SA 700 - 720 - revisedxSA 700 - 720 - revisedx
SA 700 - 720 - revisedx
 
SA 600 - 620 - revisedx
SA 600 - 620 - revisedxSA 600 - 620 - revisedx
SA 600 - 620 - revisedx
 
SA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
SA 300 - 450 - Revisi Pak GodangxSA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
SA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
 
Semarang 06 pebr 2012 konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
Semarang 06 pebr 2012   konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...Semarang 06 pebr 2012   konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
Semarang 06 pebr 2012 konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
 
7 tips for success
7 tips for success7 tips for success
7 tips for success
 
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
 
Tips developing isqc1 [repaired]
Tips developing isqc1 [repaired]Tips developing isqc1 [repaired]
Tips developing isqc1 [repaired]
 

Spm paska uu 5 2011 - surabaya 24 sep2011

  • 1. SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK PASKA UU NO 5 TAHUN 2011 Diselenggarakan oleh: Institut Akuntan Publik Indonesia Semarang, 22 Maret 2012 1
  • 2. Agenda  Tinjauan UU No. 5 tahun 2011  Overview SPM  Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2  Overview unsur SPM 1  Overview ED SPA 220  Studi Kasus SPM KAP  Tips penerapan SPM 2
  • 3. TINJAUAN UU 5/2011 • UU NO 5/2011 BAB V TENTANG HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN – Pasal 24 sd 31 – Bab ini mengatur hak, kewajiban, dan larangan bagi AP dan KAP, termasuk cabang KAP – Pasal 27 ayat 1: “KAP atau cabang KAP wajib memiliki dan menjalankan sistem pengendalian mutu” SPM bagi KAP adalah kewajiban dalam mematuhi hukum yang berlaku. 3
  • 4. UU 5/2011: HUBUNGAN KAP – AP – CABANG - OAI Melaksanakan SPM KAP A KAP B AP AP Cabang Melaksanakan : •SPAP AP AP AP •Kode Etik KAP C •Pengembangan metodologi dan SPM OAI •Hak dan kewajiban anggota •PPL •Berkelanjutan •Pemberian jasa bersama 4
  • 5. Mitigasi risiko dalam melayani klien & stakeholders Ancaman KAP SPM AP/Staf •Sanksi administrasi Safeguard •Pidana TUJUAN SPM: •Tuntutan/gugatan •AP memberikan AP/Staf jasa sesuai SPAP/Kode etik dan UU Perintah UU: •Laporan tepat Pemberian AP/Staf Jasa 5
  • 6. Bagaimana SPM berfungsi? Policy & Safeguard Procedur & Facility SPM e Leadership Responsibility for Quality within the Firm: MP/CEO Take Ultimate Responsibility CLIENT HUMAN ETHICAL ACCEPTANCE ENGAGEMENT RESOURCE MONITORING REQUIREMENT AND PERFORMANCE S CONTINUANCE DOCUMENTATION: Design SPM, Working Paper, Report , kerahasiaan 6
  • 7. OVERVIEW SPM • SPM No 1 dan SPM No. 2 – per SPAP 2001 • Rencana perubahan sehubungan dengan adopsi ISA termasuk didalamnya ISQC 1. • Saat ini DSP – IAPI telah menerbitkan ED SPM No.1 Revisi 2009 yang akan difinalkan dan berlaku dalam tahun 2012/2013 (msh tentatif) • DSP-IAPI bekerjasama dengan PPAJP juga pernah menyosialisasikan Panduan Penyusunan SPM bagi KAP yang diadopsi dari IFAC SMP Practice Committee. 7
  • 8. ED SPM 1 – 2009 8
  • 9. Tujuan Panduan Penyusunan Sistem Pengendalian Mutu KAP  Menyediakan pedoman bagi KAP untuk melakukan pengendalian mutu melalui kebijakan yang ditetapkannya.  Memberikan penjelasan dan ilustrasi kepada KAP dalam memahami ED SPM 1. 9
  • 10. Lingkup SPM  Mengatur tanggung jawab KAP atas sistem pengendalian mutu dalam melaksanakan perikatan assurance dan perikatan selain assurance. 10
  • 11. Keterterapan  Berlaku bagi semua KAP yang melaksanakan perikatan assurance (audit, review, serta perikatan assurance lainnya) dan perikatan selain assurance.  Merupakan keharusan. 11
  • 12. Tanggal Efektif  Sejak tanggal [20xx] 12
  • 13. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 1 Keterterapan Perikatan Sama assurance dan Perikatan selain assurance 2. Istilah perikatan Assurance (audit, Atestasi (audit, review, review, dan pemeriksaan, atestasi assurance lainnya) lainnya) dan Non Atestasi dan selain (akuntansi dan review, assurance. konsultasi) 13
  • 14. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan) No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 3 Unsur-unsur a. Tanggung jawab a. Diatur, tetapi bukan sistem kepemimpinan KAP merupakan bagian pengendalian atas mutu dari unsur mutu b. Ketentuan etika b. Independensi profesi yang berlaku c. Penerimaan dan c. Penerimaan dan keberlanjutan keberlanjutan klien hubungan dengan klien dan perikatan d. Pemekerjaan, tertentu promosi, Penugasan d. Sumber daya personil, manusia pengembangan e. Pelaksanaan profesional perikatan e. Supervisi, konsultasi f. Pemantauan f. Inspeksi 14
  • 15. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan) No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 4 Tujuan a. Kepatuhan Memberikan keyakinan ditetapkannya terhadap standar memadai tentang sistem profesi. kesesuaian perikatan pengendalian b. Kepatuhan dengan standar profesi. mutu terhadap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. c. Laporan perikatan yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya. 15
  • 16. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan) No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 5 Tanggung jawab a. Pihak yang paling Diatur, namun kepemimpinan bertanggung jawab tidak secara KAP atas sistem (pimpinan KAP). eksplisit pengendalian b. Penanggung jawab mutu KAP. operasional . 16
  • 17. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan) No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 6 Ketentuan a. Basis pengaturan a. Kurang dibahas etika profesi adalah adanya mengenai ancaman yang ancaman terhadap berlaku pelanggaran etika dan bagaimana solusinya b. Cakupan etika profesi b. Lebih sempit (hanya lebih luas (prinsip independensi). dasar dan aturan etika profesi, termasuk independensi). c. Rotasi rekan audit c. Tidak diatur. kunci. 17
  • 18. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan) No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 7 Penerimaan dan Pertimbangan atas : Sama keberlanjutan hubungan i. Kompetensi dan dengan klien kemampuan (waktu dan perikatan dan sumber daya). tertentu. ii. Kepatuhan terhadap etika profesi (termasuk benturan kepentingan), dan iii. Integritas klien 18
  • 19. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan) No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 8 Sumber daya Peran dan tanggung Tidak ditekankan secara manusia jawab, serta kualifikasi khusus. dari rekan perikatan. 19
  • 20. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan) No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 9 Pelaksanaan •Keharusan EQCR bagi Tidak diatur, perikatan perikatan asurans bagi sebagian diatur emiten dan kepentingan dalam SA publik lainya serta perikatan lain yang dipandang perlu oleh KAP. •Diatur kualifikasi personil EQCR •Diatur tentang perbedaan pendapat •Kerahasiaan, keamanan, akses data 20
  • 21. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan) No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 10 Pemantauan a. Penanganan keluhan dan dugaan. Tidak diatur b. Proses pemantauan dapat dilakukan oleh organisasi lain diluar KAP. c. Diatur kualifikasi personil pelaksana pemantauan d. Diatur penanganan kelemahan dan rekomendasi 11 Dokumentasi • Diatur lebih detil dalam Diatur secara pelaksanaan perikatan, umum dan pemantauan, dan unsur lainya sebagian diatur dalam SA 21
  • 22. Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan) No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2 11 Contoh Tidak dijelaskan secara Setiap unsur prosedur detail . Detailnya pengendalian mutu dalam dibahas dalam disertai contoh prosedur. melaksanak Panduan Penyusunan an sistem Sistem Pengendalian pengendali Mutu KAP. an mutu 22
  • 23. Unsur–Unsur Sistem Pengendalian Mutu KAP SPM Leadership Responsibility for Quality within the Firm: MP/CEO Take Ultimate Responsibility CLIENT HUMAN ETHICAL ACCEPTANCE ENGAGEMENT RESOURCE MONITORING REQUIREMENT AND PERFORMANCE S CONTINUANCE DOCUMENTATION: Design SPM, Working Paper, Report , kerahasiaan 23
  • 24. Tanggung Jawab Kepemimpinan KAP atas Mutu Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk:  Mendukung budaya internal yang mengakui pentingnya mutu dalam pelaksanaan perikatan (tone at the top); mengharuskan pimpinan KAP sebagai pihak yang bertanggung jawab atas sistem pengendalian mutu KAP secara keseluruhan.  Mengharuskan pihak yang menerima tanggung jawab operasional memiliki pengalaman, kemampuan, dan wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. 24 .
  • 25. Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk :  Memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personilnya telah mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku, termasuk independensi dan ketentuan rotasi.  Memberikan keyakinan memadai bahwa pelanggaran atas ketentuan independensi dapat diketahui sehingga memungkinkan KAP menentukan tindakan pencegahan yang tepat. Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun KAP harus memperoleh konfirmasi tertulis mengenai kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur independensi dari personil KAP (lihat Lampiran A dari Panduan untuk contoh pernyataan independensi). 25
  • 26. Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan Tertentu Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk:  Memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan menerima atau melanjutkan hubungan dengan klien dan perikatannya jika (lihat Lampiran C dari Panduan untuk contoh kuesioner):  Memiliki kompetensi dan kemampuan (waktu dan sumber daya).  Mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku.  Telah mempertimbangkan integritas klien. 26
  • 27. Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan Tertentu (Lanjutan) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk (Lanjutan):  Menangani suatu kondisi yang dapat menyebabkan KAP untuk menolak perikatan atau mengundurkan diri seandainya informasi terkait tersedia lebih awal; dalam hal mengundurkan diri:  Pembahasan dengan manajemen klien mengenai langkah yang perlu diambil KAP.  Jika mengundurkan diri, KAP harus membahas alasannya.  Mempertimbangkan apakah terdapat ketentuan yang mengharuskan KAP untuk tidak mengundurkan diri atau kewajiban untuk melaporkan kepada otoritas yang berwenang.  Mendokumentasikannya 27
  • 28. SUMBER DAYA MANUSIA  Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP:  Memiliki jumlah personil yang cukup dengan kompetensi, kemampuan, dan komitmen terhadap prinsip etika profesi (lihat Lampiran B dari Panduan untuk contoh pernyataan kerahasiaan).  Menugaskan personil yang tepat dengan kompetensi yang dibutuhkan, serta memiliki kemampuan untuk melaksanakan perikatan dan menerbitkan laporan yang sesuai dengan kondisinya (lihat Lampiran D dari Panduan untuk contoh proses penugasan personil dalam suatu perikatan). 28
  • 29. SUMBER DAYA MANUSIA Kebijakan dan prosedur yang relevan:  Rekrutmen  Evaluasi kinerja  Kemampuan, termasuk waktu pelaksanaan penugasan  Kompetensi  Pengembangan karir  Promosi  Kompensasi  Estimasi kebutuhan personil 29
  • 30. Pelaksanaan Perikatan Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk:  Hal-hal yang relevan untuk mendukung konsistensi atas kualitas pelaksanaan perikatan, termasuk konsultasi, penelaahan pengendalian mutu perikatan (beserta dokumentasinya), perbedaan pendapat, dan dokumentasi perikatan.  Tanggung jawab penyeliaan.  Tanggung jawab penelaahan. 30
  • 31. Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan) Konsultasi Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan memadai bahwa:  Konsultasi yang tepat telah dilakukan  Tersedianya sumber daya yang cukup untuk terlaksananya konsultasi  Sifat, lingkup, dan kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi telah didokumentasikan  Diterapkannya kesimpulan dari hasil konsultasi (lihat Lampiran E dari Panduan untuk contoh proses konsultasi dalam suatu perikatan). 31
  • 32. Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan) Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan  Merupakan proses yang dirancang untuk memberikan evaluasi yang objektif, pada atau sebelum tanggal laporan perikatan, atas pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan dalam menyusun laporannya. Berlaku bagi audit atas laporan keuangan Emiten dan perikatan lain, jika ada, yang berdasarkan pertimbangan KAP mengharuskan dilakukannya penelaahan pengendalian mutu perikatan. 32
  • 33. Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan) Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan Menetapkan kebijakan dan prosedur yang:  Mempersyaratkan penelaahan pengendalian mutu perikatan untuk perikatan tertentu yang menyediakan suatu evaluasi yang objektif atas pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dicapai dalam penyusunan laporan (lihat Lampiran F dari Panduan untuk contoh Checklist Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan).  Menjelaskan sifat, waktu dan luasnya suatu penelaah pengendalian mutu. 33
  • 34. Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan) Kriteria atas Kelayakan Penelaah Pengendalian Mutu Perikatan Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menentukan penelaah pengendalian mutu perikatan dan menetapkan kelayakannya, yang mencakup:  Kualifikasi teknis, termasuk pengalaman dan wewenang yang dibutuhkan.  Objektivitas atas konsultasi yang diberikan. 34
  • 35. Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan) Perbedaan Pendapat  Menetapkan kebijakan dan prosedur dalam menghadapi dan menyelesaikan perbedaan pendapat:  Dalam tim perikatan.  Antara tim perikatan dengan pihak yang memberikan konsultasi.  Antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan.  Tanggal laporan tidak boleh lebih awal dari tanggal diselesaikannya perbedaan pendapat. 35
  • 36. Pemantauan  Bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu sudah relevan dan memadai, serta berjalan dengan efektif (lihat Lampiran G dari Panduan untuk contoh proses pemantauan).  Proses pemantauan:  Mencakup pertimbangan dan evaluasi yang berkesinambungan atas sistem pengendalian mutu KAP, termasuk inspeksi yang dilakukan secara berkala atas sekurang-kurangnya satu perikatan yang telah selesai untuk setiap rekan perikatan;  Memberikan tanggung jawab atas proses pemantauan hanya kepada rekan atau individu lain dalam KAP atau di luar KAP yang memiliki pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat; dan  Mensyaratkan tidak boleh terlibatnya mereka yang melaksanakan perikatan atau menelaah pengendalian mutu perikatan dalam inspeksi tersebut. 36
  • 37. Pemantauan (Lanjutan)  Mengevaluasi dampak dari defisiensi yang ditemukan dan menentukan apakah defisiensi tersebut merupakan salah satu dari hal-hal sebagai berikut:  Situasi yang belum tentu mengindikasikan bahwa sistem pengendalian mutu KAP tidak memadai; atau  Defisiensi yang sistemis atau berulang, atau defisiensi signifikan lainnya, yang segera memerlukan tindakan perbaikan.  Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, KAP harus mengomunikasikan hasil pemantauan sistem pengendalian mutunya kepada rekan perikatan dan individu lainnya dalam KAP, termasuk rekan pimpinan (lihat Lampiran H dari Panduan untuk contoh laporan pemantauan). 37
  • 38. Pemantauan (Lanjutan) Keluhan dan Dugaan Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP telah menangani :  Keluhan dan dugaan mengenai kegagalan KAP dalam mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.  Dugaan atas ketidakpatuhan terhadap sistem pengendalian mutu KAP. 38
  • 39. Dokumentasi Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan:  Dokumentasi yang tepat sebagai bukti telah dilaksanakannya setiap aspek yang disyaratkan dalam sistem pengendalian mutu.  Penyimpanan dokumen selama suatu periode tertentu sesuai dengan standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.  Dokumentasi atas keluhan dan dugaan, serta respons yang terkait. 39
  • 40. Terima kasih atas perhatian dan partisipasinya! 40