SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 83
1




EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (“SA”) 200
 TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR
INDEPENDEN DAN PELAKSANAAN
SUATU AUDIT BERDASARKAN STANDAR
AUDIT                 Dewan Standar Profesi
                           Public Hearing 23 Mei 2012
RUANG LINGKUP
• Mengatur tanggung jawab keseluruhan seorang auditor independen ketika
  melaksanakan audit atas laporan keuangan berdasarkan SA. Secara spesifik,
  standar ini menetapkan tujuan keseluruhan auditor independen, serta
  menjelaskan sifat dan ruang lingkup audit yang dirancang untuk memungkinkan
  auditor independen mencapai tujuan tersebut.
• SA ditulis dalam konteks audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
  auditor. SA dapat diadaptasi dalam kondisi yang berkaitan dengan audit atas
  informasi keuangan yang lain. SA tidak mengatur tanggung jawab auditor yang
  mungkin diatur dalam peraturan perundang-undangan atau aturan lain, sebagai
  contoh aturan yang terkait dengan penawaran efek kepada publik. Oleh karena
  itu, walaupun auditor bisa saja menemukan bahwa aspek SA bermanfaat dalam
  kondisi tersebut, auditor tetap bertanggung jawab untuk memastikan
  kepatuhan terhadap semua ketentuan hukum, regulasi, atau profesi yang
  relevan.
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan derajat kepercayaan
pemakai laporan keuangan yang dituju. Hal ini dicapai melalui
pernyataan suatu opini oleh auditor.
Laporan keuangan yang diaudit adalah milik entitas, yang disusun
oleh manajemen entitas dengan pengawasan dari pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas.
Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen memerlukan :
• Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dalam
   konteks peraturan perundang-undangan yang relevan
• Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kerangka tersebut
• Pencantuman deskripsi yang memadai mengenai kerangka
   tersebut di dalam laporan keuangan .
TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR

• Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
  keuangan sebagai suatu keseluruhan bebas dari salah saji
  material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
  kesalahan, dan oleh karena itu memungkinkan auditor untuk
  menyatakan opini atas apakah laporan keuangan disusun, dalam
  semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
  keuangan yang berlaku; dan
• Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan
  mengomunikasikannya berdasarkan temuan auditor.
TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR (lanjutan)

• Dalam semua kasus ketika keyakinan memadai tidak dapat
  diperoleh dan opini wajar dengan pengecualian dalam laporan
  auditor tidak memadai dalam kondisi yang bertujuan untuk
  melaporkan kepada pemakai laporan keuangan yang dituju, SA
  menuntut auditor untuk tidak menyatakan opini atau untuk
  menarik (mengundurkan) diri dari perikatan, jika penarikan diri
  dimungkinkan berdasarkan peraturan perundan-undangan yang
  berlaku.
KERANGKA PELAPORAN KEUANGAN
                   YANG BERLAKU

• Kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan oleh manajemen
  dan, jika relevan, pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
  dalam penyusunan laporan keuangan, yang dapat diterima dari
  sudut pandang sifat entitas tersebut dan tujuan laporan
  keuangan, atau yang disyaratkan oleh peraturan perundang-
  undangan.
KETENTUAN


Ketentuan Etika yang Berkaitan dengan Audit atas Laporan
Keuangan
Auditor harus mematuhi ketentuan etika yang relevan, (termasuk
ketentuan yang terkait dengan independensi) yang berkaitan
dengan perikatan audit atas laporan keuangan.

Skeptisisme Profesional
Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan
skeptisisme profesional mengingat adanya kondisi yang mungkin
menyebabkan terjadinya salah saji material atas laporan
keuangan.
KETENTUAN (lanjutan)


Pertimbangan Profesional
Auditor harus menggunakan pertimbangan profesional dalam
merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan.

Bukti Audit yang Cukup dan Tepat serta Risiko Audit
Untuk memperoleh keyakinan memadai, auditor harus
memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi
risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima dan dengan
demikian memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan
memadai yang mendasari opini auditor.
KETENTUAN (lanjutan)


• Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA
   – Mematuhi SA yang Relevan dengan audit
      • Auditor harus mematuhi semua SA yang relevan dengan audit. Suatu SA
        relevan dengan audit bila SA tersebut berlaku dan terdapat kondisi yang yang
        dibahas oleh SA tersebut.
      • Auditor harus memiliki suatu pemahaman terhadap seluruh isi dari suatu SA,
        termasuk materi penerapan dan penjelasan lain, untuk memahami tujuannya
        dan menerapkan ketentuan SA tersebut dengan tepat.
      • Auditor tidak diperkenankan untuk mencantumkan kepatuhan terhadap SA di
        dalam laporan auditor kecuali auditor telah mematuhi ketentuan SA ini dan
        semua        SA      lainnya      yang       relevan     dengan        audit.
KETENTUAN (lanjutan) :

• Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA (lanjutan)
   – Tujuan yang Dinyatakan Dalam Setiap SA
     Untuk mencapai tujuan auditor secara keseluruhan, auditor harus
     menggunakan tujuan yang dinyatakan di SA yang relevan di dalam
     merencanakan dan melaksanakan audit, dengan memperhatikan
     keterkaitan dengan SA lain.
   – Kepatuhan terhadap Ketentuan yang Relevan
     Dalam melaksanakan audit, auditor harus mematuhi setiap ketentuan
     dalam SA, kecuali :
       • Keseluruhan SA tidak relevan
       • ketentuan yang ada tidak relevan karena tergantung pada suatu kondisi dan kondisi
         tersebut tidak ada.
KETENTUAN (lanjutan) :

• Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA (lanjutan)
     Dalam kondisi yang jarang terjadi, auditor boleh memutuskan perlunya
     untuk menyimpang dari suatu ketentuan yang relevandalam suatu SA.
     Dalam kondisi seperti itu, auditor harus melakukan prosedur audit
     alternatif untuk mencapai tujuan tujuan dari ketentuan tersebut.
     Kebutuhan auditor untuk menyimpang dari ketentuan yang relevan
     diharapkan hanya terjadi ketika suatu prosedur audit tertentu yang harus
     dilakukan tidak akan efektif untuk mencapai tujuan dari ketentuan
     tersebut.
  –Kegagalan dalam Mencapai Tujuan
     Jika suatu tujuan dalam Sayang relevan tidak tercapai, auditor harus mengevaluasi
     apakah hal ini menghalangi auditor dalam mencapai tujuan auditor secara
     keseluruhan dan menuntut auditor, berdasarkan SA, untuk mengubah opini auditor
     atau menarik diri dari perikatan.
Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor
         bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada
No.   Deskripsi                   SA Baru                   SA yang ada
1.    Tujuan Audit        Memperoleh keyakinan        Untuk menyatakan
                          memadai tentang apakah      pendapat tentang
                          laporan keuangan            kewajaran, dalam semua
                          sebagai suatu               hal yang material, posisi
                          keseluruhan bebas dari      keuangan, hasil usaha,
                          salah saji material, baik   perubahan ekuitas, dan
                          yang disebabkan oleh        arus kas sesuai dengan
                          kecurangan maupun           Standar Akuntansi
                          kesalahan, dan oleh         Keuangan di Indonesia
                          karena itu
                          memungkinkan auditor
                          untuk menyatakan opini
                          atas apakah laporan
                          keuangan disusun, dalam
                          semua hal yang material,
                          sesuai dengan kerangka
                          pelaporan keuangan yang
                          berlaku; dan
Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor
      bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada (lanjutan)


No.      Deskripsi     SA Baru                    SA yang Ada
2.                     Menerbitkan laporan
                       tentang laporan keuangan
                       dan
                       mengomunikasikannya
                       berdasarkan temuan
                       auditor
14




EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (“SA”) 210
PERSETUJUAN ATAS SYARAT-SYARAT
PERIKATAN AUDIT

                                Dewan Standar Profesi
                           Public Hearing 23 Mei 2012
RUANG LINGKUP
SA 210 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam
menyepakati syarat perikatan audit dengan manajemen, dan jika
relevan, dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
entitas. SA ini juga menetapkan bahwa terdapat prakondisi tertentu
untuk suatu audit, tanggung jawab manajemen, dan jika relevan,
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas.
TUJUAN
Tujuan auditor adalah untuk menerima atau melanjutkan perikatan
audit hanya bila basis yang melandasi pelaksanaan audit telah
disepakati, melalui:

• Penetapan apakah terdapat prakondisi untuk suatu audit
• Penegasan bahwa ada pemahaman yang sama tentang ketentuan perikatan
  audit antara auditor, manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung
  jawab atas tata kelola entitas.
PRAKONDISI UNTUK SUATU AUDIT
Dalam rangka penentuan apakah terdapat prakondisi suatu audit,
auditor harus :
• Menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan yang akan
  diterapkan dalam penyususnan laporan keuangan dapat diterima,
  dan
• Memperoleh persetujuan dari manajemen bahwa manajemen
  mengakui dan memahami tanggung jawabnya :
   – Untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan
     keuangan yang berlaku, termasuk jika relevan, penyajian wajar laporan
     tersebut;
   – Untuk menetapkan pengendalian internal tertentu yang menurut
     manajemen diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan yang bebas
     dari salah saji material, baik karena kecurangan maupunkesalahan; dan
PRAKONDISI UNTUK SUATU AUDIT (lanjutan)
Dalam rangka penentuan apakah terdapat prakondisi suatu
audit, auditor harus : (lanjutan)
  • Memberikan auditor:
     – Akses ke semua informasi yang dianggap relevan
     – Informasi tambahan yang diminta oleh auditor
     – Akses tidak terbatas ke personel dalam entitas yang dipandang perlu
  • Pembatasan atas Ruang Lingkup Sebelum Penerimaan
    Perikatan Audit
    Jika manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata
    kelola menetapkan suatu pembatasan terhadap ruang lingkup
    pekerjaan auditor yang harus dicantumkan dalam surat
    perikatan audit.
PRAKONDISI UNTUK SUATU AUDIT (lanjutan)
• Faktor-faktor lain yang Mempengaruhi Penerimaan Perikatan
  Audit
  Jika prakondisi untuk suatu audit tidak ada, auditor harus
  membahas hal tersebut dengan manajemen.
  Kecuali jika suatu audit diwajibkan oleh peraturan perundang-
  undangan, auditor harus tidak menerima perikatan audit :
  1. Jika auditor telah menentukan bahwa kerangka pelaporan keuangan yang
     diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tidak dapat diterima; atau
  2. Jika persetujuan manajemen belum diperoleh.
PERSETUJUAN ATAS KETENTUAN
                      PERIKATAN AUDIT
• Auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audit dengan
  manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
  jika relevan.
• Ketentuan yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan
  audit atau bentuk kesepakatan tertulis lain yang tepat dan harus
  mencakup:
   – Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan
   – Tanggung jawab auditor
   – Tanggung jawab manajemen
   – Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterpkan dalam penyusunan
     laporan keuangan; dan
   – Pengacuan ke bentuk dan isi laporan yang akan dikeluarkan oleh auditor dan
     suatu pernyataan bahwa dalam keadaan tertentu terdapat kemungkinan
     laporan yang dikeluarkan berbeda bentuk dan isinya dengan yang
     diharapkan.
PERSETUJUAN ATAS KETENTUAN
              PERIKATAN AUDIT (LANJUTAN)
• Jika peraturan perundang-undangan telah menentukan secara
  rinci ketentuan perikatan audit yang mengacu pada ketentuan-
  ketentuan di atas, auditor tidak perlu mencantumkannya dalam
  kesepakatan tertulis kecuali untuk fakta bahwa peraturan
  perundang-undangan tersebut berlaku dan manajemen mengakui
  dan memahami tanggung jawabnya sebagaimana di tetapkan
  dalam ketentuan “Prakondisi untuk suatu audit” yang telah
  disebutkan sebelumnya, dimana auditor harus memperoleh
  persetujuan dari manajemen bahwa manajemen mengakui dan
  memahami tanggung jawabnya.
AUDIT BERULANG
• Dalam audit berulang, auditor harus menilai apakah terdapat
  keadaan yang memerlukan suatu revisi terhadap ketentuan
  perikatan audit dan apakah perlu mengingatkan entitas yang
  bersangkutan tentang ketentuan perikatan audit yang masih
  berlaku.
PENERIMAAN PERUBAHAN DALAM
               KETENTUAN PERIKATAN AUDIT
• Auditor tidak boleh menyepakati perubahan dalam ketentuan
  perikatan audit jika tidak ada alasan yangmemadai untuk
  melakukan perubahan tersebut.
• Jika, sebelum penyelesaian perikatan audit, auditor diminta
  untuk mengubah perikatan audit tersebut ke perikatan yang
  menyebabkan auditor memperoleh tingkat asurans yang lebih
  rendah, auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat
  dasar yang wajar untuk melakukan perubahan tersebut.
• Jika ketentuan perikatan audit diubah,auditor dan manajemen
  harus sepakat atas ketentuan baru tersebut dan
  menuangkannya ke dalam suatu surat perikatan baru atau
  bentuk perjanjian tertulis lainnya yang tepat.
PENERIMAAN PERUBAHAN DALAM
          KETENTUAN PERIKATAN AUDIT (LANJUTAN)
• Jika auditor tidak dapat menyepakati perubahan dalam
  ketentuan perikatan audit dan manajemen tidak mengizinkan
  auditor untuk meneruskan perikatan semula, auditor harus :
   – Menarik diri dari perikatan audit (jika dimungkinkan) sesuai dengan peraturan
     perundang-undangan yang berlaku, dan
   – Menentukan apakah ada kewajiban, baik secara kontrak maupun dalam bentuk lainnya,
     untuk melaporkan kondisi tersebut kepada pihak lain, seperti pihak yang
     bertanggungjawab atas tata kelola entitas, pemilik atau badan pengatur.
PERTIMBANGAN LAIN DALAM
                     PENERIMAAN PERIKATAN
• Jika standar pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh suatu organisasi
  penyusun standar yang berwenang atau diakui diberi ketentuan tambahan
  oleh peraturan perundang-undangan, auditor harus mempertimbangkan
  apakah ada benturan antara standar pelaporan keuangan dan ketentuan
  tambahan tersebut. Jika timbul suatu benturan, auditor harus membahas
  dengan manajemen sifat ketentuan tambahan tersebut dan harus
  menyepakati apakah:
   –Ketentuan tambahan tersebut dapat dipenuhi denganmenambahkan
   pengungkapan dalam laporan keuangan; atau
   –Deskripsi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam laporan keuangan
   dapat diubah sesuai dengan ketentuan tambahan tersebut.
 Jika tidak ada satu pun tindakan di atas yang dapat dilakukan, auditor harus
 mempertimbangkan apakah diperlukan modifikasi opini auditor berdasarkan
 SA 705 (Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen).
PERTIMBANGAN LAIN DALAM
           PENERIMAAN PERIKATAN (lanjutan)
• Laporan Auditor yang Ditentukan oleh Peraturan
  Perundang-undangan
• Bila peraturan perundang-undangan mengatur susunan dan
  penggunaan kata-kata dalam laporan auditor yang berbeda
  dengan yang disyaratkan oleh SA, maka auditor harus
  mengevaluasi :
  – Apakah pemakai laporan keuangan akan salah memahami asurans
    yang diperoleh dari audit atas laporan keuangan tersebut dan, jika
    demikian,
  – Apakah penjelasan tambahan dalam laporan auditor dapat
    mengurangi kemungkinan kesalahpahaman tersebut (SA 706)
Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor
          bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada
No.           Deskripsi                 SA Baru                  SA yang Ada
1.    Prakondisi untuk suatu   Diatur secara jelas dan     Tidak diungkapkan secara
      audit                    detail                      detail dan jelas.
2.    Kerangka pelaporan       Pencantuman dalam           Diatur didalam SA 623
      keuangan yang            ketentuan perikatan audit   “Laporan Khusus”.
      ditentukan oleh          bahwa:
      peraturan perundang-     i. Laporan auditor atas     Selain ada paragraf
      undangan                     LK akan                 Penekanan Suatu Hal,
                                   menambahakan            ada paragraf ke 3,
                                   paragraf Penekanan      sebelum opini yang :
                                   Suatu Hal, untuk        menyatakan basis
                                   menarik perhatian       penyajian dan mengacu
                                   pemakai laporan         ke catatan atas laporan
                                   keuangan terhadap       keuangan yang
                                   pengungkapan            menjelaskan basis
                                   tambahan (SA 706)       tersebut,
Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor
          bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada
                             (lanjutan)
No.          Deskripsi       SA Baru           SA yang Ada
2.    Kerangka pelaporan                 dan menyatakan basis
      keuangan yang                      penyajian adalah basis
      ditentukan oleh                    akuntansi komprehensif
      peraturan perundang-               selain Standar Akuntansi
      undangan                           Keuangan di Indonesia.
Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor
         bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada
                            (lanjutan)
No.   Deskripsi                              SA Baru                   SA yang ada
3.    Kerangka pelaporan          ii.   Kecuali jika auditor    SA 623 : Tidak menyatakan
      keuangan yang ditentukan          disyaratkan oleh        bahwa auditor tidak perlu
      oleh peraturan perundang-         peraturan perundang-    memasukkan frasa
      undangan                          undangan untuk          “menyajikan secara wajar,
      (lanjutan)                        menyatakan opininya     dalam semua hal yang
                                        atas laporan keuangan   material,”
                                        dengan menggunakan
                                        frasa “menyajikan
                                        secara wajar, dalam
                                        semua hal yang
                                        material,” sesuai
                                        dengan kerangka
                                        pelaporan keuangan
                                        yang berlaku, opini
                                        auditor tidak perlu
                                        memasukkan frasa
                                        tersebut.
30




EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (“SA”) 220
PENGENDALIAN MUTU UNTUK
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

                                Dewan Standar Profesi
                           Public Hearing 23 Mei 2012
RUANG LINGKUP

• SA 220 mengatur tanggung jawab tertentu auditor dalam
  memperhatikan prosedur pengendalian mutu untuk audit atas
  laporan keuangan. SA ini juga mengatur, jika relevan, tanggung
  jawab penelaah pengendalian mutu perikatan. SA ini harus dibaca
  bersama dengan ketentuan etika yang relevan.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
                    PERAN TIM PERIKATAN

Sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu merupakan
tanggung jawab firm. Berdasarkan SPM 1, firm berkewajiban untuk
menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa:
• Firm dan personelnya mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan
  peraturan yang berlaku.
• Laporan yang diterbitkan oleh firm atau rekan perikatan telah sesuai dengan
  kondisinya

SA ini didasarkan suatu basis bahwa firm harus mematuhi ketentuan yang
terdapat dalam SPM 1 atau ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundang-
undangan, jika ketentuan tersebut lebih ketat.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
               PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk mengimplementasikan prosedur
pengendalian mutu pada tingkat perikatan untuk memberikan
keyakinan memadai bagi auditor bahwa:
• Audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum
  dan peraturan yang berlaku; dan
• Laporan auditor yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya.


Tanggung Jawab Kepemimpinan atas Mutu Audit
Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas keseluruhan mutu
setiap perikatan audit yang ditugaskan kepada rekan yang
bersangkutan.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
                 PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Ketentuan Etika yang Relevan
Rekan perikatan harus menarik simpulan atas kepatuhan terhadap
ketentuan independensi yang berlaku dalam perikatan audit.
Untuk itu, rekan perikatan harus:
• Memperoleh informasi yang relevan dari firm, dan jika relevan, firm
  jejaring, untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan
  yang menciptakan ancaman terhadap independensi
• Mengevaluasi informasi tentang pelanggaran yang teridentifikasi, jika ada,
  terhadap kebijakan dan prosedur independensi firm untuk menentukan
  apakah pelanggaran tersebut menciptakan anacaman terhadap
  independensi bagi perikatan audit, dan
• Melakukan tindakana yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau
  menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan
  pencegahan, atau apabila dipandang tepat, menarik diri dari perikatan
  audit.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
                  PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)

Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan
Audit
Rekan perikatan harus dapat diyakinkan bahwa prosedur yang tepat atas
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan
audit telah diikuti, dan harus menentukan bahwa kesimpulan yang ditarik
dalam hal ini sudah tepat.
Penugasan Tim Perikatan
Rekan perikatan harus dapat diyakinkan bahwa tim perikatan, dan setiap
pakar auditor yang bukan merupakan bagian dari tim perikatan, secara
kolektif memiliki kompetensi dan kemampuan yang sesuai untuk :
• Melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi serta ketentuan
  hukum dan peraturan yang berlaku; dan
• Memungkinkan diterbitkannya laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
                   PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Pelaksanaan Perikatan
Arah, supervisi dan pelaksanaan
• Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas:
    – Arah, supervisi, dan pelaksanaan perikatan audit sesuai dengan standar
      profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
    – Laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya

Penelaahan
•   Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas penelaahan yang sedang
    dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur penelaahan firm.
•   Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, rekan perikatan harus dapat
    diyakinkan, melalui suatu penelaahan atas dokumentasi audit dan diskusi
    dengan tim perikatan, bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah
    diperoleh untuk mendukung kesimpulan yang ditarik dan laporan auditor
    yang diterbitkan.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
               PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)
Konsultasi
• Rekan perikatan harus:
   – Bertanggung jawab atas dilakukannya konsultasi yang tepat oleh tim
     perikatan atas hal yang sulit atau kontroversial;
   – Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah melakukan
     konsultasi yang tepat selama pelaksanaan perikatan, baik di antara
     sesama anggota tim perikatan maupun anatara tim perikatan dengan
     pihak lain pada tingkatan yang tepat dalam firm atau di luar firm;
   – Dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang
     dihasilkan dari konsultasi tersebut disetujui oleh pihak yang dimintai
     konsultasi; dan
   – Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari konsultasi tersebut
     telah diimplementasikan.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
              PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan

• Untuk audit atas laporan keuangan emiten dan perikatan
  audit lain, jika ada, yang telah ditetapkan firm untuk ditelaah
  pengendalian mutunya, rekan perikatan harus:
   – Menentukan bahwa penelaah pengendalian mutu perikatan telah
     ditunjuk
   – Mendiskusikan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan
     tentang hal signifikan yang timbul selama perikatan audit, termasuk
     yang diidentifikasi selama penelaahan pengendalian mutu perikatan;
     dan
   – Tidak memberi tanggal laporan auditor hingga            penelaahan
     pengendalian mutu perikatan telah selesai dilakukan.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
               PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan (lanjutan)
• Untuk audit atas laporan keuangan emiten, dalam menjalankan
   penelaahan pengendalian mutu perikatan, penelaah
   pengendalian mutu perikatan juga harus mempertimbangkan
   hal-hal berikut:
   – Apakah tim perikatan telah melakukan evaluasi atas independensi firm
     dalam kaitannya dengan perikatan audit;
   – Apakah konsultasi yang tepat telah dilakukan atas hal-hal yang
     melibatkan perbedaan pendapat atau hal-hal rumit atau kontroversial
     lain, dan kesimpulan yang ditarik dari konsultasi tersebut; dan
   – Apakah dokumentasi audit yang dipilih untuk penelaahan
     mencerminkan pekerjaan yang telah dilaksanakan terkait dengan
     pertimbangan signifikan dan mendukung kesimpulan yang ditarik.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
              PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Pelaksanaan Perikatan (lanjutan)

Perbedaan Pendapat
Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, dengan
pihak yang dikonsultasi (jika relevan), antara rekan perikatan
dengan penelaah pengendalian mutu perikatan, maka tim
perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur firm dalam
merespons dan menyelesaikan perbedaan tersebut.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN
               PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan)
Pemantauan

Sistem pengendalian mutu yang efektif mencakup proses
pemantauan yang dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai bagi firm bahwa kebijakan dan prosedur yang
berhubungan dengan sistem pengendalian mutu adalah relevan,
memadai, dan beroperasi secara efektif. Rekan perikatan harus
mempertimbangkan hasil proses pemantauan firm sebagaimana
dibuktikan dalam informasi yang terkini yang disirkulasi oleh firm
dan, jika relevan, firm jejaring lain, dan apakah defisiensi yang
diidentifikasi dalam informasi tersebut dapat mempengaruhi
perikatan audit.
DOKUMENTASI

• Auditor harus memasukkan hal-hal berikut dalam dokumentasi
  audit:
  – Isu yang diidentifikasi yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap
    ketentuan etika yang relevan dan bagaimana isu tersebut diselesaikan.
  – Kesimpulan tentang kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang
    berlaku bagi perikatan audit, dan setiap diskusi dengan firm yang
    relevan untuk mendukung kesimpulan tersebut.
  – Kesimpulan yang ditarik tentang penerimaan dan keberlanjutan
    hubungan dengan klien dan perikatan audit.
  – Sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang ditarik dari, konsultasi
    yang dilakukan selama pelaksanaan perikatan audit.
DOKUMENTASI (LANJUTAN)

• Untuk perikatan audit yang ditelaah, penelaah pengendalian
  mutu perikatan harus mendokumentasikan bahwa :
  – Prosedur yang diharuskan oleh kebijakan firm dalam penelaahan
    pengendalian mutu perikatan telah dilaksanakan;
  – Penelaahan pengendalian mutu perikatan telah diselesaikan pada atau
    sebelum tanggal laporan auditor; dan
  – Penelaah tidak menemukan adanya hal-hal yang tidak terselesaikan
    yang dapat menyebabkan penelaah percaya bahwa pertimbangan
    signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang ditarik
    tidak tepat.
Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor
          bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

No.          Deskripsi              SA Baru                 SA yang ada
1.    Ruang lingkup         Mengatur tanggung        Diterapkan oleh setiap
                            jawab tertentu auditor   KAP pada semua jasa
                            dalam memperhatikan      audit, atestasi, akuntansi
                            Prosedur Pengendalian    dan reviu, dan konsultasi
                            Mutu untuk audit atas    yang standarnya telah
                            laporan keuangan.        ditetapkan oleh IAPI
                                                     dalam SPAP
2.    Tanggung jawab atas   SPM 1 mengatur           KAP dapat menetapkan
      mutu audit            tanggung jawab firm      tanggung jawab kepada
                            untuk menetapkan dan     personelnya agar dapat
                            memelihara sistem        melaksanakan kebijakan
                            pengendalian mutu        dan prosedur
                            perikatan audit          pengendalian mutunya
                                                     secara efektif.
Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor
        bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada
No.           Deskripsi                 SA Baru                  SA yang ada
3.    Tanggung jawab           Rekan perikatan harus      Tidak diatur secara detail
      kepemimpinan atas mutu   bertanggung jawab atas
      audit                    keseluruhan mutu setiap
                               perikatan audit yang
                               ditugaskan kepada rekan
                               ybs.
4.    Konsultasi               Auditor harus              Tidak diatur secara jelas
                               memasukkan dalam           keharusan dokumentasi
                               dokumentasi audit: sifat   atas konsultasi.
                               dan ruang lingkup, serta   SPM menyatakan : KAP
                               kesimpulan yang ditarik    harus merumuskan
                               dari, konsultasi yang      kebijakan dan prosedur
                               dilakukan selama           pengendalian mutu
                               pelaksanaan perikatan      mengenai konsultasi.
                               audit
46




EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (“SA”) 230
DOKUMENTASI AUDIT


                                Dewan Standar Profesi
                           Public Hearing 23 Mei 2012
RUANG LINGKUP, SIFAT DAN
                 TUJUAN DOKUMENTASI AUDIT

• Ruang Lingkup
  SA 230 ini berkaitan dengan kewajiban auditor dalam menyusun
  dokumentasi audit untuk keperluan audit atas laporan keuangan.

• Sifat dan Tujuan Dokumentasi Audit
  Dokumentasi audit yang memenuhi Ketentuan SA ini dan
  Ketentuan dokumentasi spesifik lain sebagaimana tercantum
  dalam SA lain yang relevan memberikan :
   – Bukti sebagai dasar bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan tentang
     pencapaian tujuan keseluruhan auditor, dan
   – Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SA
     dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sifat dan Tujuan Dokumentasi Audit (lanjutan)
• Dokumentasi audit juga berfungsi untuk memenuhi tujuan
  tambahan berikut ini:
   – Membantu tim perikatan untuk merencanakan dan melaksanakan audit.
   – Membantu anggota tim perikatan yang bertanggung jawab dalam
     supervisi untuk mengarahkan dan mensupervisi proses audit, serta
     menunaikan tanggung jawab penelaahan sebagaimana diatur dalam SA
     220.
   – Memungkinkan tim perikatan untuk mempertanggungjawabkan
     pekerjaan mereka.
   – Menyimpan catatan atas hal-hal signifikan yang berkelanjutan untuk
     audit di masa yang akan datang.
   – Memungkinkan dilaksanakannya penelaahan dan inspeksi atas
     pengendalian mutu sesuai dengan SPM 1 atau Ketentuan setara lainnya.
   – Memungkinkan dilaksanakannya inspeksi eksternal sesuai dengan
     peraturan perundang-undangan atau Ketentuan lain yang berlaku.
TUJUAN & KETENTUAN
Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk menyusun dokumentasi yang
memberikan:
a) Catatan yang cukup dan tepat sebagai dasar untuk laporan
   auditor, dan
b) Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai
   dengan SA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan
Penyiapan Dokumentasi Audit Tepat Waktu
Auditor harus menyiapkan dokumentasi audit secara tepat waktu.
KETENTUAN
Pendokumentasian Prosedur-prosedur Audit yang Dilaksanakan
dan Bukti Audit yang Diperoleh
Bentuk, Isi dan Luas Dokumentasi Audit
Auditor harus menyusun dokumentasi audit yang memadai
sehingga memungkinkan seorang auditor yang berpengalaman,
yang tidak memiliki keterkaitan sebelumnya dengan audit
tersebut, memahami :
   – Sifat, waktu, dan luas prosedur audit yang telah dilaksanakan dan
     kepatuhan terhadap SA serta peraturan perundang-undangan yang
     berlaku;
   – Hasil prosedur audit yang dilaksanakan, dan bukti audit yang diperoleh;
     dan
   – Hal-hal signifikan yang timbul selama proses audit, kesimpulan-
     kesimpulan yang ditarik, dan pertimbangan profesional signifikan yang
     dibuat untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan tersebut.
KETENTUAN (lanjutan)
Bentuk, Isi dan Luas Dokumentasi Audit (lanjutan)

Auditor harus mendokumentasikan pembahasan atas hal-hal signifikan dengan
manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan pihak lain,
termasuk sifat hal-hal signifikan tersebut, serta kapan dan dengan siapa
pembahasan tersebut dilakukan.

Hal-hal yang Terjadi setelah Tanggal Laporan Auditor

Jika, dalam kondisi eksepsional, auditor melakukan prosedur audit baru atau
tambahan, atau menarik kesimpulan baru setelah tanggal laporan auditor, maka
auditor harus mendokumentasikan hal-hal berikut ini:
    – Kondisi yang dihadapi tersebut;
    – Prosedur audit baru atau tambahan yang dilakukan, bukti audit yang diperoleh, dan
      kesimpulan yang ditarik, serta pengaruhnya terhadap laporan auditor; dan
    – Kapan dan oleh siapa perubahan atas dokumentasi audit dilakukan dan ditelaah
KETENTUAN (lanjutan)
Penyusunan Folder Audit Final

Auditor harus menyusun dokumentasi audit dalam sebuah folder
audit dan melengkapi proses administratif yang diperlukan secara
tepat waktu setelah tanggal laporan audit.

Setelah penyusunan folder audit final selesai dilakukan, auditor
tidak boleh menghapus atau membuang dokumentasi audit
apapun sebelum masa penyimpanan yang disyaratkan berakhir.
Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor
            bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada

No.           Deskripsi             SA Baru                    SA yang ada
1.    Dokumentasi Audit    Diatur sebagai topik         Tidak diatur sebagai topik
                           tersendiri                   tersendiri, tetapi tersebar
                                                        pada berbagai SA sesuai
                                                        dengan prosedur audit
                                                        masing-masing SA.
2.    Folder Audit Final   Disebutkan secara khusus     Tidak disebutkan secara
                           dan detail.                  khusus
                           Harus diselesaikan tidak
                           lebih dari 60 hari setelah
                           tanggal laporan auditor.
Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor
          bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada
                             (lanjutan)
No.          Deskripsi                  SA Baru                 SA yang ada
3.    Batas waktu penyimpanan Pada umumnya tidak          Tidak disebutkan secara
                              boleh kurang dari 5 tahun   khusus batas waktu
                              sejak tanggal yang lebih    penuimpanan.
                              akhir dari:                 SA 339:
                              1. Laporan auditor atas     Auditor harus
                                  LK entitas, atau        menerapkan prosedur
                              2. Laporan auditor atas     memadai untuk menjaga
                                  LK Konsolidasian        keamanan kertas kerja
                                  entitas dan Entitas     dan harus menyimpannya
                                  Anak                    dalam periode yang dapat
                                                          memenuhi kebutuhan
                                                          praktiknya, dan
                                                          ketentuan-ketentuan
                                                          hukum yang berlaku
                                                          mengenai penyimpanan
                                                          dokumen.
55




EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (“SA”) 240
TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT
DENGAN DENGAN KECURANGAN DALAM
SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

                           Dewan Standar Profesi
                      Public Hearing 23 Mei 2012
RUANG LINGKUP
•   Standar Audit (“SA”) ini berhubungan dengan tanggung jawab
    auditor yang berkaitan dengan kecurangan, dalam suatu audit
    atas laporan keuangan. Secara spesifik, SA ini memperluas
    bagaimana SA 315 dan SA 330 harus diterapkan dalam kaitannya
    dengan risiko salah saji material karena kecurangan;

•   SA 315, “Mengidentifikasi dan Menilai Risiko atas Salah Saji
    Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya”

•   SA 330, “Respon Auditor atas Risiko yang Telah Dinilai”




                                                               56
KARAKTERISTIK KECURANGAN

•   Salah saji dalam laporan keuangan dapat timbul karena
    kecurangan atau kesalahan;

•   Auditor  berkepentingan      terhadap     kecurangan    yang
    menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan;

•   Auditor tidak membuat penentuan secara hukum mengenai
    apakah kecurangan benar-benar terjadi;




                                                               57
TANGGUNG JAWAB UNTUK PENCEGAHAN DAN
                 PENDETEKSIAN KECURANGAN
•   Tanggungjawab utama pencegahan dan pendeteksian
    kecurangan berada pada pihak yang bertanggung jawab atas
    tata kelola entitas dan manajemen;

•   Tanggungjawab auditor adalah memperoleh keyakinan
    memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan beban
    dari salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan atau
    kesalahan.




                                                                58
TANGGUNG JAWAB UNTUK PENCEGAHAN DAN
                  PENDETEKSIAN KECURANGAN
•   Tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan
    berada pada dua pihak yaitu yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas
    dan manajemen. Merupakan hal penting bahwa manajemen, dengan
    pengawasan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
    menekankan pencegahan kecurangan, yang dapat mengurangi peluang
    terjadinya kecurangan, dan pencegahan kecurangan (fraud deterrence), yang
    dapat membujuk individu-individu agar tidak melakukan kecurangan karena
    kemungkinan akan terdeteksi dan terkena hukuman. Hal ini memerlukan
    komitmen untuk menciptakan budaya jujur dan perilaku etis yang dapat
    ditegakkan dengan pengawasan aktif oleh pihak yang bertanggung jawab
    atas tata kelola. Pengawasan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata
    kelola meliputi pertimbangan tentang potensi pengesampingan
    pengendalian atau pengaruh tidak patut atas proses pelaporan keuangan,
    seperti usaha manajemen untuk mengelola laba dengan tujuan untuk
    mempengaruhi persepsi analis kinerja dan profitabilitas entitas.


                                                                              59
TANGGUNG JAWAB AUDITOR

•   Auditor yang melaksanakan audit berdasarkan SA bertanggung
    jawab untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan
    keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material,
    yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Karena
    keterbatasan bawaan suatu audit, maka selalu ada risiko yang
    tidak terhindarkan bahwa beberapa salah saji material dalam
    laporan keuangan mungkin tidak akan terdeteksi, walaupun
    audit telah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik
    berdasarkan SA;

•   SA 200, “ Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
    Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit,” paragraf A51


                                                               60
KETENTUAN

•   Skeptisisme Profesional;
•   Diskusi di Antara Tim Perikatan;
•   Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait;
•   Identifikasi dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Akibat
    Kecurangan;
•   Respons terhadap Hasil Penilaian Risiko Salah Saji Material
    sebagai Akibat Kecurangan;
•   Evaluasi Terhadap Bukti Audit;
•   Auditor Tidak Dapat Melanjutkan Perikatan;
•   Representasi Tertulis;



                                                               61
KETENTUAN (lanjutan)

•   Komunikasi kepada Manajemen dan Pihak yang Bertanggung
    Jawab atas Tata Kelola;
•   Komunikasi kepada Otoritas Pengatur dan Penegak Hukum;
•   Dokumentasi




                                                         62
63




EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (“SA”) 250
PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS
LAPORAN KEUANGAN

                          Dewan Standar Profesi
                     Public Hearing 23 Mei 2012
RUANG LINGKUP

•   Standar Audit (“SA”) ini mengatur tentang tanggung jawab
    auditor untuk mempertimbangkan peraturan perundang-
    undangan dalam audit atas laporan keuangan. SA ini tidak
    berlaku bagi perikatan assurance lain yang di dalamnya
    auditor secara spesifik ditugaskan untuk melakukan
    pengujian dan pelaporan secara terpisah terhadap
    kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
    tertentu.




                                                           64
DAMPAK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

•   Ketentuan dalam beberapa peraturan perundang-undangan
    berdampak langsung terhadap laporan keuangan yang
    menentukan jumlah dan pengungkapan yang dilaporkan
    dalam laporan keuangan suatu entitas.




                                                        65
PENDAHULUAN – TANGGUNG JAWAB
              UNTUK MEMATUHI PERATURAN
                 PERUNDANG-UNDANGAN
•   Tanggung jawab manajemen, dengan pengawasan dari pihak
    yang bertanggung jawab atas tata kelola, adalah memastikan
    bahwa operasi entitas dijalankan berdasarkan ketentuan
    peraturan perundang-undangan;
•   Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan
    memadai bahwa laporan keuangan, secara keseluruhan, bebas
    dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan
    maupun kesalahan;
•   Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak
    dapat diharapkan untuk mendeteksi ketidakpatuhan terhadap
    semua peraturan perundang-undangan.

                                                                 66
TUJUAN

• Tujuan auditor adalah:
   – Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan
     kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
     yang pada umumnya berdampak langsung dalam menentukan jumlah
     dan pengungkapan material dalam laporan keuangan;
   – Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu
     mengungkapkan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan
     perundang-undangan lain yang dapat berdampak material terhadap
     laporan keuangan; dan
   – Untuk merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan
     peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi          selama
     pelaksanaan audit secara tepat.




                                                                    67
DEFINISI

Ketidakpatuhan

Tindakan penghilangan atau tindakan kejahatan oleh entitas,
disengaja atau tidak disengaja, yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan seperti itu
mencakup transaksi yang dicatat oleh, atau dengan nama entitas,
atau atas namanya, oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola, manajemen, atau karyawan. Ketidakpatuhan tidak termasuk
kesalahan pribadi (yang tidak berkaitan dengan aktivitas bisnis
entitas) oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
manajemen, atau karyawan entitas.



                                                              68
KETENTUAN


•   Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Perundang-
    undangan;
•   Prosedur Audit Saat Dideteksi atau Diduga Terjadi
    Ketidakpatuhan;
•   Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Dideteksi atau Diduga
    Terjadi;
•   Dokumentasi




                                                           69
70




EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (“SA”) 260
KOMUNIKASI DENGAN PIHAK YANG
BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA


                           Dewan Standar Profesi
                      Public Hearing 23 Mei 2012
RUANG LINGKUP

•   Tanggungjawab auditor untuk berkomunikasi dengan pihak yang
    bertanggungjawab atas tata kelola dalam audit atas laporan
    keuangan;

•   SA ini disusun dalam konteks audit atas laporan keuangan
    maupun informasi keuangan historis lainnya sepanjang terdapat
    keterlibatan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
    dalam audit atas laporan keuangan;

•   Komunikasi dua-arah yang efektif dalam audit atas laporan
    keuangan;


                                                                71
PERAN KOMUNIKASI

•   Komunikasi dua-arah memberikan pemahaman yang sama
    terkait audit antara auditor dan pihak yang bertanggungjawab
    atas tata kelola;
•   Independensi dan objektivitas auditor tetap dipertahankan;
•   Informasi yang diperoleh auditor lebih relevan;
•   Risiko salah saji laporan keuangan dapat diminimalkan;
•   Manajemen dituntut untuk tetap menjaga komunikasi dengan
    auditor;
•   Komunikasi harus jelas;
•   Potensi benturan standar perikatan audit dengan ketentuan
    perundang-undangan yang berlaku


                                                                   72
TUJUAN

•   Komunikasi dua-arah terkait audit atas laporan keuangan
    harus jelas;
•   Auditor harus memperoleh informasi yang relevan dari pihak
    yang bertanggungjawab atas tata kelola;
•   Hasil observasi audit atas laporan keuangan yang signifikan
    dan relevan harus disampaikan tepat waktu;
•   Komunikasi dua-arah terkait audit atas laporan keuangan
    harus efektif.




                                                              73
DEFINISI

•   Pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
    Individu atau organisasi (organisasi-organisasi, seperti wali
    amanat korporasi) yang memiliki tanggungjawab untuk
    mengawasi arah strategis entitas dan pemenuhan kewajiban
    yang berkaitan dengan akuntabilitas entitas;

•   Manajemen
    Individu atau kelompok individu dengan tanggungjawab
    eksekutif untuk melaksanakan operasi entitas




                                                                    74
KETENTUAN


•   Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola;
•   Hal-hal yang Perlu Dikomunikasikan;
•   Proses Komunikasi;
•   Dokumentasi.




                                                     75
76




EXPOSURE DRAFT
STANDAR AUDIT (“SA”) 265
PENGOMUNIKASIAN DEFISIENSI DALAM
PENGENDALIAN INTERNAL KEPADA PIHAK
YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA
KELOLA DAN MANAJEMEN
                           Dewan Standar Profesi
                      Public Hearing 23 Mei 2012
Ruang Lingkup

•   Tanggung jawab auditor untuk mengomunikasikan dengan
    tepat kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
    dan manajemen tentang defisiensi dalam pengendalian
    internal yang diidentifikasi oleh auditor dalam audit atas
    laporan keuangan.




                                                             77
TUJUAN
•   Tujuan auditor adalah untuk mengomunikasikan dengan
    semestinya kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
    kelola dan manajemen tentang defisiensi dalam
    pengendalian internal yang diidentifikasi oleh auditor
    selama audit dan menurut pertimbangan profesional auditor
    adalah cukup penting untuk mendapatkan perhatian dari
    pihak-pihak yang bersangkutan.




                                                            78
DEFINISI

•   Defisiensi dalam pengendalian internal
    Hal ini terjadi bila:
    •   Suatu pengendalian dirancang, diterapkan atau dioperasikan
        sedemikian rupa sehingga pengendalian tersebut tidak dapat
        mencegah, atau mendeteksi dan mengkoreksi salah saji dalam
        laporan keuangan secara tepat waktu; atau
    •   Tidak adanya suatu pengendalian yang diperlukan untuk mencegah,
        atau mendeteksi dan mengoreksi salah saji dalam laporan keuangan
        secara tepat waktu.
•   Defisiensi signifikan dalam pengendalian internal
    Suatu defisiensi atau kombinasi beberapa defisiensi dalam pengendalian
    internal, yang menurut pertimbangan profesional auditor, adalah cukup
    penting untuk mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang
    bertanggung jawab atas tata kelola.

                                                                         79
KETENTUAN

• Tujuan auditor adalah:
   • Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan
     kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
     yang pada umumnya berdampak langsung dalam menentukan jumlah
     dan pengungkapan material dalam laporan keuangan;
   • Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu
     mengungkapkan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan
     perundang-undangan lain yang dapat berdampak material terhadap
     laporan keuangan; dan
   • Untuk merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan
     peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi selama
     pelaksanaan audit secara tepat.




                                                                    80
DEFINISI

Ketidakpatuhan

Tindakan penghilangan atau tindakan kejahatan oleh entitas,
disengaja atau tidak disengaja, yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan seperti
itu mencakup transaksi yang dicatat oleh, atau dengan nama
entitas, atau atas namanya, oleh pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola, manajemen, atau karyawan. Ketidakpatuhan
tidak termasuk kesalahan pribadi (yang tidak berkaitan dengan
aktivitas bisnis entitas) oleh pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola, manajemen, atau karyawan entitas.



                                                                   81
KETENTUAN


• Identifikasi satu atau lebih defisiensi   dalam
  pengendalian intern;
• Penentuan      signifikansi defisiensi    dalam
  pengendalian intern;
• Komunikasi tepat waktu;
• Komunikasi tertulis.




                                                82
MATERI PENERAPAN DAN
                             PENJELASAN LAIN
•   Penentuan Apakah Defisiensi dalam Pengendalian Intern Telah
    Diidentifikasi;
•   Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian Intern;
•   Komunikasi atas Defisiensi dalam Pengendalian Intern;
    •   Komunikasi atas Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian Intern kepada
        Pihak yang Bertanggung Jawab atas Kelola;
    •   Komunikasi atas Defisiensi dalam Pengendalian Intern kepada Manajemen;
    •   Komunikasi atas Defisiensi SIGNIFIKAN dalam Pengendalian Intern kepada
        Manajemen;
    •   Komunikasi atas Defisiensi Lainnya dalam Pengendalian Intern kepada
        Manajemen;
    •   Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik;
    •   Isu Komunikasi Tertulis atas Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian
        Intern.



                                                                                 83

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhmaritahardi
 
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2gueste4aa42e
 
Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjonoxyrces
 
Sifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluaranSifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluarandesiiantarii
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianIlham Akbar
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptRina Limiati
 
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014Sri Apriyanti Husain
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranRudiah Purnami
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18Sri Apriyanti Husain
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPerum Perumnas
 
Bahan ajar-akuntansi-keuangan-lanjut-2-tuk-s1
Bahan ajar-akuntansi-keuangan-lanjut-2-tuk-s1 Bahan ajar-akuntansi-keuangan-lanjut-2-tuk-s1
Bahan ajar-akuntansi-keuangan-lanjut-2-tuk-s1 Harry Tour
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian internYABES HULU
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Jiantari Marthen
 

Was ist angesagt? (20)

Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
 
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
Sifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluaranSifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluaran
 
Audit siklus pendapatan
Audit siklus pendapatanAudit siklus pendapatan
Audit siklus pendapatan
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
 
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
Psak 24-imbalan-kerja-revisi-2013-12092014
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
Bahan ajar-akuntansi-keuangan-lanjut-2-tuk-s1
Bahan ajar-akuntansi-keuangan-lanjut-2-tuk-s1 Bahan ajar-akuntansi-keuangan-lanjut-2-tuk-s1
Bahan ajar-akuntansi-keuangan-lanjut-2-tuk-s1
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian intern
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
 

Andere mochten auch

Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedxKerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedxgisilowati
 
SA 500 - 580 - revisedx
SA 500 - 580 - revisedxSA 500 - 580 - revisedx
SA 500 - 580 - revisedxgisilowati
 
SA 800-820 - revisedx
SA 800-820 - revisedxSA 800-820 - revisedx
SA 800-820 - revisedxgisilowati
 
7 tips for success
7 tips for success7 tips for success
7 tips for successgisilowati
 
Important CA Final Notes SA 200 - 299
Important CA Final Notes SA 200 - 299Important CA Final Notes SA 200 - 299
Important CA Final Notes SA 200 - 299QLI
 
Standards of Auditing - Introduction and Application in the Indian Context
Standards of Auditing - Introduction and Application in the Indian ContextStandards of Auditing - Introduction and Application in the Indian Context
Standards of Auditing - Introduction and Application in the Indian ContextBharath Rao
 
Surbhi Bansal Auditing Notes
Surbhi Bansal Auditing NotesSurbhi Bansal Auditing Notes
Surbhi Bansal Auditing NotesSudheer Paidi
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapYABES HULU
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
 

Andere mochten auch (15)

Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedxKerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
Kerangka utk Perikatan Asurans - revisedx
 
SA 500 - 580 - revisedx
SA 500 - 580 - revisedxSA 500 - 580 - revisedx
SA 500 - 580 - revisedx
 
ED SPA 610 - Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
ED SPA 610 - Penggunaan Pekerjaan Auditor InternalED SPA 610 - Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
ED SPA 610 - Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
 
SA 800-820 - revisedx
SA 800-820 - revisedxSA 800-820 - revisedx
SA 800-820 - revisedx
 
7 tips for success
7 tips for success7 tips for success
7 tips for success
 
Sa200
Sa200Sa200
Sa200
 
Sa 200 a
Sa 200 aSa 200 a
Sa 200 a
 
Sa200
Sa200Sa200
Sa200
 
Important CA Final Notes SA 200 - 299
Important CA Final Notes SA 200 - 299Important CA Final Notes SA 200 - 299
Important CA Final Notes SA 200 - 299
 
Standards of Auditing - Introduction and Application in the Indian Context
Standards of Auditing - Introduction and Application in the Indian ContextStandards of Auditing - Introduction and Application in the Indian Context
Standards of Auditing - Introduction and Application in the Indian Context
 
Surbhi Bansal Auditing Notes
Surbhi Bansal Auditing NotesSurbhi Bansal Auditing Notes
Surbhi Bansal Auditing Notes
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kap
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
Audit project
Audit projectAudit project
Audit project
 
Auditing notes
Auditing notesAuditing notes
Auditing notes
 

Ähnlich wie SA 200 - 265 - revisedx

Auditor chapter 2
Auditor chapter 2Auditor chapter 2
Auditor chapter 2purplenhyy
 
Makalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lainMakalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan laindewi masita
 
SA 800-820 - Audit atas laporan keuangan bertujuan khusus
SA 800-820 - Audit atas laporan keuangan bertujuan khususSA 800-820 - Audit atas laporan keuangan bertujuan khusus
SA 800-820 - Audit atas laporan keuangan bertujuan khususravi901784
 
proses audit
proses auditproses audit
proses auditDitaIka
 
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit AkuntansiPrinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit AkuntansiQamarulHuda6
 
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdfUntidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdfArdiansahDoansah29
 
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptxKelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptxabdillahzamri
 
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondangBab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondangandre085252
 
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)arinakhasbana
 
laporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptxlaporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptxWawYey
 
Profesi akuntan publik
Profesi akuntan publikProfesi akuntan publik
Profesi akuntan publikAgnes Yoon Nii
 
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.docPELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.docmuhammadromli20
 

Ähnlich wie SA 200 - 265 - revisedx (20)

Auditor chapter 2
Auditor chapter 2Auditor chapter 2
Auditor chapter 2
 
Makalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lainMakalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lain
 
SA 800-820 - Audit atas laporan keuangan bertujuan khusus
SA 800-820 - Audit atas laporan keuangan bertujuan khususSA 800-820 - Audit atas laporan keuangan bertujuan khusus
SA 800-820 - Audit atas laporan keuangan bertujuan khusus
 
Laporan audit bentu baku
Laporan audit bentu bakuLaporan audit bentu baku
Laporan audit bentu baku
 
Laporan Audit
Laporan AuditLaporan Audit
Laporan Audit
 
proses audit
proses auditproses audit
proses audit
 
AUDITING 3
AUDITING 3AUDITING 3
AUDITING 3
 
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit AkuntansiPrinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
 
Audit Report
Audit ReportAudit Report
Audit Report
 
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdfUntidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
 
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptxKelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
 
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondangBab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
 
Auditing bab 3
Auditing bab 3Auditing bab 3
Auditing bab 3
 
Sepuluh standar auditing
Sepuluh standar auditingSepuluh standar auditing
Sepuluh standar auditing
 
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
 
laporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptxlaporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptx
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
Profesi akuntan publik
Profesi akuntan publikProfesi akuntan publik
Profesi akuntan publik
 
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.docPELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
 
Rangkuman audit
Rangkuman auditRangkuman audit
Rangkuman audit
 

Mehr von gisilowati

Cfa corporate finance chapter3
Cfa corporate finance chapter3Cfa corporate finance chapter3
Cfa corporate finance chapter3gisilowati
 
Cfa corporate finance chapter2
Cfa corporate finance chapter2Cfa corporate finance chapter2
Cfa corporate finance chapter2gisilowati
 
SA 700 - 720 - revisedx
SA 700 - 720 - revisedxSA 700 - 720 - revisedx
SA 700 - 720 - revisedxgisilowati
 
SA 600 - 620 - revisedx
SA 600 - 620 - revisedxSA 600 - 620 - revisedx
SA 600 - 620 - revisedxgisilowati
 
SA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
SA 300 - 450 - Revisi Pak GodangxSA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
SA 300 - 450 - Revisi Pak Godangxgisilowati
 
Semarang 06 pebr 2012 konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
Semarang 06 pebr 2012   konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...Semarang 06 pebr 2012   konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
Semarang 06 pebr 2012 konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...gisilowati
 
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)gisilowati
 
Spm paska uu 5 2011 - surabaya 24 sep2011
Spm paska uu 5 2011 -  surabaya 24 sep2011Spm paska uu 5 2011 -  surabaya 24 sep2011
Spm paska uu 5 2011 - surabaya 24 sep2011gisilowati
 
Tips developing isqc1 [repaired]
Tips developing isqc1 [repaired]Tips developing isqc1 [repaired]
Tips developing isqc1 [repaired]gisilowati
 

Mehr von gisilowati (9)

Cfa corporate finance chapter3
Cfa corporate finance chapter3Cfa corporate finance chapter3
Cfa corporate finance chapter3
 
Cfa corporate finance chapter2
Cfa corporate finance chapter2Cfa corporate finance chapter2
Cfa corporate finance chapter2
 
SA 700 - 720 - revisedx
SA 700 - 720 - revisedxSA 700 - 720 - revisedx
SA 700 - 720 - revisedx
 
SA 600 - 620 - revisedx
SA 600 - 620 - revisedxSA 600 - 620 - revisedx
SA 600 - 620 - revisedx
 
SA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
SA 300 - 450 - Revisi Pak GodangxSA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
SA 300 - 450 - Revisi Pak Godangx
 
Semarang 06 pebr 2012 konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
Semarang 06 pebr 2012   konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...Semarang 06 pebr 2012   konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
Semarang 06 pebr 2012 konvergensi ifrs - kajian penerapan psak tertentu yan...
 
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
Pokok pokok perubahan ad (2012) materi sosialisasi (semarang)
 
Spm paska uu 5 2011 - surabaya 24 sep2011
Spm paska uu 5 2011 -  surabaya 24 sep2011Spm paska uu 5 2011 -  surabaya 24 sep2011
Spm paska uu 5 2011 - surabaya 24 sep2011
 
Tips developing isqc1 [repaired]
Tips developing isqc1 [repaired]Tips developing isqc1 [repaired]
Tips developing isqc1 [repaired]
 

SA 200 - 265 - revisedx

  • 1. 1 EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 200 TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR INDEPENDEN DAN PELAKSANAAN SUATU AUDIT BERDASARKAN STANDAR AUDIT Dewan Standar Profesi Public Hearing 23 Mei 2012
  • 2. RUANG LINGKUP • Mengatur tanggung jawab keseluruhan seorang auditor independen ketika melaksanakan audit atas laporan keuangan berdasarkan SA. Secara spesifik, standar ini menetapkan tujuan keseluruhan auditor independen, serta menjelaskan sifat dan ruang lingkup audit yang dirancang untuk memungkinkan auditor independen mencapai tujuan tersebut. • SA ditulis dalam konteks audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor. SA dapat diadaptasi dalam kondisi yang berkaitan dengan audit atas informasi keuangan yang lain. SA tidak mengatur tanggung jawab auditor yang mungkin diatur dalam peraturan perundang-undangan atau aturan lain, sebagai contoh aturan yang terkait dengan penawaran efek kepada publik. Oleh karena itu, walaupun auditor bisa saja menemukan bahwa aspek SA bermanfaat dalam kondisi tersebut, auditor tetap bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan terhadap semua ketentuan hukum, regulasi, atau profesi yang relevan.
  • 3. AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan derajat kepercayaan pemakai laporan keuangan yang dituju. Hal ini dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor. Laporan keuangan yang diaudit adalah milik entitas, yang disusun oleh manajemen entitas dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen memerlukan : • Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dalam konteks peraturan perundang-undangan yang relevan • Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kerangka tersebut • Pencantuman deskripsi yang memadai mengenai kerangka tersebut di dalam laporan keuangan .
  • 4. TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR • Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan oleh karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan opini atas apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan • Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan mengomunikasikannya berdasarkan temuan auditor.
  • 5. TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR (lanjutan) • Dalam semua kasus ketika keyakinan memadai tidak dapat diperoleh dan opini wajar dengan pengecualian dalam laporan auditor tidak memadai dalam kondisi yang bertujuan untuk melaporkan kepada pemakai laporan keuangan yang dituju, SA menuntut auditor untuk tidak menyatakan opini atau untuk menarik (mengundurkan) diri dari perikatan, jika penarikan diri dimungkinkan berdasarkan peraturan perundan-undangan yang berlaku.
  • 6. KERANGKA PELAPORAN KEUANGAN YANG BERLAKU • Kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan oleh manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam penyusunan laporan keuangan, yang dapat diterima dari sudut pandang sifat entitas tersebut dan tujuan laporan keuangan, atau yang disyaratkan oleh peraturan perundang- undangan.
  • 7. KETENTUAN Ketentuan Etika yang Berkaitan dengan Audit atas Laporan Keuangan Auditor harus mematuhi ketentuan etika yang relevan, (termasuk ketentuan yang terkait dengan independensi) yang berkaitan dengan perikatan audit atas laporan keuangan. Skeptisisme Profesional Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan skeptisisme profesional mengingat adanya kondisi yang mungkin menyebabkan terjadinya salah saji material atas laporan keuangan.
  • 8. KETENTUAN (lanjutan) Pertimbangan Profesional Auditor harus menggunakan pertimbangan profesional dalam merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan. Bukti Audit yang Cukup dan Tepat serta Risiko Audit Untuk memperoleh keyakinan memadai, auditor harus memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima dan dengan demikian memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan memadai yang mendasari opini auditor.
  • 9. KETENTUAN (lanjutan) • Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA – Mematuhi SA yang Relevan dengan audit • Auditor harus mematuhi semua SA yang relevan dengan audit. Suatu SA relevan dengan audit bila SA tersebut berlaku dan terdapat kondisi yang yang dibahas oleh SA tersebut. • Auditor harus memiliki suatu pemahaman terhadap seluruh isi dari suatu SA, termasuk materi penerapan dan penjelasan lain, untuk memahami tujuannya dan menerapkan ketentuan SA tersebut dengan tepat. • Auditor tidak diperkenankan untuk mencantumkan kepatuhan terhadap SA di dalam laporan auditor kecuali auditor telah mematuhi ketentuan SA ini dan semua SA lainnya yang relevan dengan audit.
  • 10. KETENTUAN (lanjutan) : • Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA (lanjutan) – Tujuan yang Dinyatakan Dalam Setiap SA Untuk mencapai tujuan auditor secara keseluruhan, auditor harus menggunakan tujuan yang dinyatakan di SA yang relevan di dalam merencanakan dan melaksanakan audit, dengan memperhatikan keterkaitan dengan SA lain. – Kepatuhan terhadap Ketentuan yang Relevan Dalam melaksanakan audit, auditor harus mematuhi setiap ketentuan dalam SA, kecuali : • Keseluruhan SA tidak relevan • ketentuan yang ada tidak relevan karena tergantung pada suatu kondisi dan kondisi tersebut tidak ada.
  • 11. KETENTUAN (lanjutan) : • Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA (lanjutan) Dalam kondisi yang jarang terjadi, auditor boleh memutuskan perlunya untuk menyimpang dari suatu ketentuan yang relevandalam suatu SA. Dalam kondisi seperti itu, auditor harus melakukan prosedur audit alternatif untuk mencapai tujuan tujuan dari ketentuan tersebut. Kebutuhan auditor untuk menyimpang dari ketentuan yang relevan diharapkan hanya terjadi ketika suatu prosedur audit tertentu yang harus dilakukan tidak akan efektif untuk mencapai tujuan dari ketentuan tersebut. –Kegagalan dalam Mencapai Tujuan Jika suatu tujuan dalam Sayang relevan tidak tercapai, auditor harus mengevaluasi apakah hal ini menghalangi auditor dalam mencapai tujuan auditor secara keseluruhan dan menuntut auditor, berdasarkan SA, untuk mengubah opini auditor atau menarik diri dari perikatan.
  • 12. Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada No. Deskripsi SA Baru SA yang ada 1. Tujuan Audit Memperoleh keyakinan Untuk menyatakan memadai tentang apakah pendapat tentang laporan keuangan kewajaran, dalam semua sebagai suatu hal yang material, posisi keseluruhan bebas dari keuangan, hasil usaha, salah saji material, baik perubahan ekuitas, dan yang disebabkan oleh arus kas sesuai dengan kecurangan maupun Standar Akuntansi kesalahan, dan oleh Keuangan di Indonesia karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan opini atas apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan
  • 13. Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada (lanjutan) No. Deskripsi SA Baru SA yang Ada 2. Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan mengomunikasikannya berdasarkan temuan auditor
  • 14. 14 EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 210 PERSETUJUAN ATAS SYARAT-SYARAT PERIKATAN AUDIT Dewan Standar Profesi Public Hearing 23 Mei 2012
  • 15. RUANG LINGKUP SA 210 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati syarat perikatan audit dengan manajemen, dan jika relevan, dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas. SA ini juga menetapkan bahwa terdapat prakondisi tertentu untuk suatu audit, tanggung jawab manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas.
  • 16. TUJUAN Tujuan auditor adalah untuk menerima atau melanjutkan perikatan audit hanya bila basis yang melandasi pelaksanaan audit telah disepakati, melalui: • Penetapan apakah terdapat prakondisi untuk suatu audit • Penegasan bahwa ada pemahaman yang sama tentang ketentuan perikatan audit antara auditor, manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas.
  • 17. PRAKONDISI UNTUK SUATU AUDIT Dalam rangka penentuan apakah terdapat prakondisi suatu audit, auditor harus : • Menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan yang akan diterapkan dalam penyususnan laporan keuangan dapat diterima, dan • Memperoleh persetujuan dari manajemen bahwa manajemen mengakui dan memahami tanggung jawabnya : – Untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, termasuk jika relevan, penyajian wajar laporan tersebut; – Untuk menetapkan pengendalian internal tertentu yang menurut manajemen diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik karena kecurangan maupunkesalahan; dan
  • 18. PRAKONDISI UNTUK SUATU AUDIT (lanjutan) Dalam rangka penentuan apakah terdapat prakondisi suatu audit, auditor harus : (lanjutan) • Memberikan auditor: – Akses ke semua informasi yang dianggap relevan – Informasi tambahan yang diminta oleh auditor – Akses tidak terbatas ke personel dalam entitas yang dipandang perlu • Pembatasan atas Ruang Lingkup Sebelum Penerimaan Perikatan Audit Jika manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola menetapkan suatu pembatasan terhadap ruang lingkup pekerjaan auditor yang harus dicantumkan dalam surat perikatan audit.
  • 19. PRAKONDISI UNTUK SUATU AUDIT (lanjutan) • Faktor-faktor lain yang Mempengaruhi Penerimaan Perikatan Audit Jika prakondisi untuk suatu audit tidak ada, auditor harus membahas hal tersebut dengan manajemen. Kecuali jika suatu audit diwajibkan oleh peraturan perundang- undangan, auditor harus tidak menerima perikatan audit : 1. Jika auditor telah menentukan bahwa kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tidak dapat diterima; atau 2. Jika persetujuan manajemen belum diperoleh.
  • 20. PERSETUJUAN ATAS KETENTUAN PERIKATAN AUDIT • Auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audit dengan manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika relevan. • Ketentuan yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit atau bentuk kesepakatan tertulis lain yang tepat dan harus mencakup: – Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan – Tanggung jawab auditor – Tanggung jawab manajemen – Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterpkan dalam penyusunan laporan keuangan; dan – Pengacuan ke bentuk dan isi laporan yang akan dikeluarkan oleh auditor dan suatu pernyataan bahwa dalam keadaan tertentu terdapat kemungkinan laporan yang dikeluarkan berbeda bentuk dan isinya dengan yang diharapkan.
  • 21. PERSETUJUAN ATAS KETENTUAN PERIKATAN AUDIT (LANJUTAN) • Jika peraturan perundang-undangan telah menentukan secara rinci ketentuan perikatan audit yang mengacu pada ketentuan- ketentuan di atas, auditor tidak perlu mencantumkannya dalam kesepakatan tertulis kecuali untuk fakta bahwa peraturan perundang-undangan tersebut berlaku dan manajemen mengakui dan memahami tanggung jawabnya sebagaimana di tetapkan dalam ketentuan “Prakondisi untuk suatu audit” yang telah disebutkan sebelumnya, dimana auditor harus memperoleh persetujuan dari manajemen bahwa manajemen mengakui dan memahami tanggung jawabnya.
  • 22. AUDIT BERULANG • Dalam audit berulang, auditor harus menilai apakah terdapat keadaan yang memerlukan suatu revisi terhadap ketentuan perikatan audit dan apakah perlu mengingatkan entitas yang bersangkutan tentang ketentuan perikatan audit yang masih berlaku.
  • 23. PENERIMAAN PERUBAHAN DALAM KETENTUAN PERIKATAN AUDIT • Auditor tidak boleh menyepakati perubahan dalam ketentuan perikatan audit jika tidak ada alasan yangmemadai untuk melakukan perubahan tersebut. • Jika, sebelum penyelesaian perikatan audit, auditor diminta untuk mengubah perikatan audit tersebut ke perikatan yang menyebabkan auditor memperoleh tingkat asurans yang lebih rendah, auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat dasar yang wajar untuk melakukan perubahan tersebut. • Jika ketentuan perikatan audit diubah,auditor dan manajemen harus sepakat atas ketentuan baru tersebut dan menuangkannya ke dalam suatu surat perikatan baru atau bentuk perjanjian tertulis lainnya yang tepat.
  • 24. PENERIMAAN PERUBAHAN DALAM KETENTUAN PERIKATAN AUDIT (LANJUTAN) • Jika auditor tidak dapat menyepakati perubahan dalam ketentuan perikatan audit dan manajemen tidak mengizinkan auditor untuk meneruskan perikatan semula, auditor harus : – Menarik diri dari perikatan audit (jika dimungkinkan) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan – Menentukan apakah ada kewajiban, baik secara kontrak maupun dalam bentuk lainnya, untuk melaporkan kondisi tersebut kepada pihak lain, seperti pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas, pemilik atau badan pengatur.
  • 25. PERTIMBANGAN LAIN DALAM PENERIMAAN PERIKATAN • Jika standar pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh suatu organisasi penyusun standar yang berwenang atau diakui diberi ketentuan tambahan oleh peraturan perundang-undangan, auditor harus mempertimbangkan apakah ada benturan antara standar pelaporan keuangan dan ketentuan tambahan tersebut. Jika timbul suatu benturan, auditor harus membahas dengan manajemen sifat ketentuan tambahan tersebut dan harus menyepakati apakah: –Ketentuan tambahan tersebut dapat dipenuhi denganmenambahkan pengungkapan dalam laporan keuangan; atau –Deskripsi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam laporan keuangan dapat diubah sesuai dengan ketentuan tambahan tersebut. Jika tidak ada satu pun tindakan di atas yang dapat dilakukan, auditor harus mempertimbangkan apakah diperlukan modifikasi opini auditor berdasarkan SA 705 (Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen).
  • 26. PERTIMBANGAN LAIN DALAM PENERIMAAN PERIKATAN (lanjutan) • Laporan Auditor yang Ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan • Bila peraturan perundang-undangan mengatur susunan dan penggunaan kata-kata dalam laporan auditor yang berbeda dengan yang disyaratkan oleh SA, maka auditor harus mengevaluasi : – Apakah pemakai laporan keuangan akan salah memahami asurans yang diperoleh dari audit atas laporan keuangan tersebut dan, jika demikian, – Apakah penjelasan tambahan dalam laporan auditor dapat mengurangi kemungkinan kesalahpahaman tersebut (SA 706)
  • 27. Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada No. Deskripsi SA Baru SA yang Ada 1. Prakondisi untuk suatu Diatur secara jelas dan Tidak diungkapkan secara audit detail detail dan jelas. 2. Kerangka pelaporan Pencantuman dalam Diatur didalam SA 623 keuangan yang ketentuan perikatan audit “Laporan Khusus”. ditentukan oleh bahwa: peraturan perundang- i. Laporan auditor atas Selain ada paragraf undangan LK akan Penekanan Suatu Hal, menambahakan ada paragraf ke 3, paragraf Penekanan sebelum opini yang : Suatu Hal, untuk menyatakan basis menarik perhatian penyajian dan mengacu pemakai laporan ke catatan atas laporan keuangan terhadap keuangan yang pengungkapan menjelaskan basis tambahan (SA 706) tersebut,
  • 28. Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada (lanjutan) No. Deskripsi SA Baru SA yang Ada 2. Kerangka pelaporan dan menyatakan basis keuangan yang penyajian adalah basis ditentukan oleh akuntansi komprehensif peraturan perundang- selain Standar Akuntansi undangan Keuangan di Indonesia.
  • 29. Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada (lanjutan) No. Deskripsi SA Baru SA yang ada 3. Kerangka pelaporan ii. Kecuali jika auditor SA 623 : Tidak menyatakan keuangan yang ditentukan disyaratkan oleh bahwa auditor tidak perlu oleh peraturan perundang- peraturan perundang- memasukkan frasa undangan undangan untuk “menyajikan secara wajar, (lanjutan) menyatakan opininya dalam semua hal yang atas laporan keuangan material,” dengan menggunakan frasa “menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,” sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, opini auditor tidak perlu memasukkan frasa tersebut.
  • 30. 30 EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 220 PENGENDALIAN MUTU UNTUK AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Dewan Standar Profesi Public Hearing 23 Mei 2012
  • 31. RUANG LINGKUP • SA 220 mengatur tanggung jawab tertentu auditor dalam memperhatikan prosedur pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan. SA ini juga mengatur, jika relevan, tanggung jawab penelaah pengendalian mutu perikatan. SA ini harus dibaca bersama dengan ketentuan etika yang relevan.
  • 32. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN Sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu merupakan tanggung jawab firm. Berdasarkan SPM 1, firm berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai bahwa: • Firm dan personelnya mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. • Laporan yang diterbitkan oleh firm atau rekan perikatan telah sesuai dengan kondisinya SA ini didasarkan suatu basis bahwa firm harus mematuhi ketentuan yang terdapat dalam SPM 1 atau ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundang- undangan, jika ketentuan tersebut lebih ketat.
  • 33. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan) Tujuan Tujuan auditor adalah untuk mengimplementasikan prosedur pengendalian mutu pada tingkat perikatan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa: • Audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan • Laporan auditor yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya. Tanggung Jawab Kepemimpinan atas Mutu Audit Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas keseluruhan mutu setiap perikatan audit yang ditugaskan kepada rekan yang bersangkutan.
  • 34. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan) Ketentuan Etika yang Relevan Rekan perikatan harus menarik simpulan atas kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang berlaku dalam perikatan audit. Untuk itu, rekan perikatan harus: • Memperoleh informasi yang relevan dari firm, dan jika relevan, firm jejaring, untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan ancaman terhadap independensi • Mengevaluasi informasi tentang pelanggaran yang teridentifikasi, jika ada, terhadap kebijakan dan prosedur independensi firm untuk menentukan apakah pelanggaran tersebut menciptakan anacaman terhadap independensi bagi perikatan audit, dan • Melakukan tindakana yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan, atau apabila dipandang tepat, menarik diri dari perikatan audit.
  • 35. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan) Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan Audit Rekan perikatan harus dapat diyakinkan bahwa prosedur yang tepat atas penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit telah diikuti, dan harus menentukan bahwa kesimpulan yang ditarik dalam hal ini sudah tepat. Penugasan Tim Perikatan Rekan perikatan harus dapat diyakinkan bahwa tim perikatan, dan setiap pakar auditor yang bukan merupakan bagian dari tim perikatan, secara kolektif memiliki kompetensi dan kemampuan yang sesuai untuk : • Melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan • Memungkinkan diterbitkannya laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya
  • 36. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan) Pelaksanaan Perikatan Arah, supervisi dan pelaksanaan • Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas: – Arah, supervisi, dan pelaksanaan perikatan audit sesuai dengan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku – Laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya Penelaahan • Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas penelaahan yang sedang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur penelaahan firm. • Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, rekan perikatan harus dapat diyakinkan, melalui suatu penelaahan atas dokumentasi audit dan diskusi dengan tim perikatan, bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh untuk mendukung kesimpulan yang ditarik dan laporan auditor yang diterbitkan.
  • 37. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan) Pelaksanaan Perikatan (lanjutan) Konsultasi • Rekan perikatan harus: – Bertanggung jawab atas dilakukannya konsultasi yang tepat oleh tim perikatan atas hal yang sulit atau kontroversial; – Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah melakukan konsultasi yang tepat selama pelaksanaan perikatan, baik di antara sesama anggota tim perikatan maupun anatara tim perikatan dengan pihak lain pada tingkatan yang tepat dalam firm atau di luar firm; – Dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut disetujui oleh pihak yang dimintai konsultasi; dan – Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari konsultasi tersebut telah diimplementasikan.
  • 38. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan) Pelaksanaan Perikatan (lanjutan) Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan • Untuk audit atas laporan keuangan emiten dan perikatan audit lain, jika ada, yang telah ditetapkan firm untuk ditelaah pengendalian mutunya, rekan perikatan harus: – Menentukan bahwa penelaah pengendalian mutu perikatan telah ditunjuk – Mendiskusikan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan tentang hal signifikan yang timbul selama perikatan audit, termasuk yang diidentifikasi selama penelaahan pengendalian mutu perikatan; dan – Tidak memberi tanggal laporan auditor hingga penelaahan pengendalian mutu perikatan telah selesai dilakukan.
  • 39. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan) Pelaksanaan Perikatan (lanjutan) Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan (lanjutan) • Untuk audit atas laporan keuangan emiten, dalam menjalankan penelaahan pengendalian mutu perikatan, penelaah pengendalian mutu perikatan juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut: – Apakah tim perikatan telah melakukan evaluasi atas independensi firm dalam kaitannya dengan perikatan audit; – Apakah konsultasi yang tepat telah dilakukan atas hal-hal yang melibatkan perbedaan pendapat atau hal-hal rumit atau kontroversial lain, dan kesimpulan yang ditarik dari konsultasi tersebut; dan – Apakah dokumentasi audit yang dipilih untuk penelaahan mencerminkan pekerjaan yang telah dilaksanakan terkait dengan pertimbangan signifikan dan mendukung kesimpulan yang ditarik.
  • 40. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan) Pelaksanaan Perikatan (lanjutan) Perbedaan Pendapat Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, dengan pihak yang dikonsultasi (jika relevan), antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan, maka tim perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur firm dalam merespons dan menyelesaikan perbedaan tersebut.
  • 41. SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN (lanjutan) Pemantauan Sistem pengendalian mutu yang efektif mencakup proses pemantauan yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bagi firm bahwa kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan sistem pengendalian mutu adalah relevan, memadai, dan beroperasi secara efektif. Rekan perikatan harus mempertimbangkan hasil proses pemantauan firm sebagaimana dibuktikan dalam informasi yang terkini yang disirkulasi oleh firm dan, jika relevan, firm jejaring lain, dan apakah defisiensi yang diidentifikasi dalam informasi tersebut dapat mempengaruhi perikatan audit.
  • 42. DOKUMENTASI • Auditor harus memasukkan hal-hal berikut dalam dokumentasi audit: – Isu yang diidentifikasi yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap ketentuan etika yang relevan dan bagaimana isu tersebut diselesaikan. – Kesimpulan tentang kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang berlaku bagi perikatan audit, dan setiap diskusi dengan firm yang relevan untuk mendukung kesimpulan tersebut. – Kesimpulan yang ditarik tentang penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit. – Sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang ditarik dari, konsultasi yang dilakukan selama pelaksanaan perikatan audit.
  • 43. DOKUMENTASI (LANJUTAN) • Untuk perikatan audit yang ditelaah, penelaah pengendalian mutu perikatan harus mendokumentasikan bahwa : – Prosedur yang diharuskan oleh kebijakan firm dalam penelaahan pengendalian mutu perikatan telah dilaksanakan; – Penelaahan pengendalian mutu perikatan telah diselesaikan pada atau sebelum tanggal laporan auditor; dan – Penelaah tidak menemukan adanya hal-hal yang tidak terselesaikan yang dapat menyebabkan penelaah percaya bahwa pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang ditarik tidak tepat.
  • 44. Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada No. Deskripsi SA Baru SA yang ada 1. Ruang lingkup Mengatur tanggung Diterapkan oleh setiap jawab tertentu auditor KAP pada semua jasa dalam memperhatikan audit, atestasi, akuntansi Prosedur Pengendalian dan reviu, dan konsultasi Mutu untuk audit atas yang standarnya telah laporan keuangan. ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP 2. Tanggung jawab atas SPM 1 mengatur KAP dapat menetapkan mutu audit tanggung jawab firm tanggung jawab kepada untuk menetapkan dan personelnya agar dapat memelihara sistem melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur perikatan audit pengendalian mutunya secara efektif.
  • 45. Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada No. Deskripsi SA Baru SA yang ada 3. Tanggung jawab Rekan perikatan harus Tidak diatur secara detail kepemimpinan atas mutu bertanggung jawab atas audit keseluruhan mutu setiap perikatan audit yang ditugaskan kepada rekan ybs. 4. Konsultasi Auditor harus Tidak diatur secara jelas memasukkan dalam keharusan dokumentasi dokumentasi audit: sifat atas konsultasi. dan ruang lingkup, serta SPM menyatakan : KAP kesimpulan yang ditarik harus merumuskan dari, konsultasi yang kebijakan dan prosedur dilakukan selama pengendalian mutu pelaksanaan perikatan mengenai konsultasi. audit
  • 46. 46 EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 230 DOKUMENTASI AUDIT Dewan Standar Profesi Public Hearing 23 Mei 2012
  • 47. RUANG LINGKUP, SIFAT DAN TUJUAN DOKUMENTASI AUDIT • Ruang Lingkup SA 230 ini berkaitan dengan kewajiban auditor dalam menyusun dokumentasi audit untuk keperluan audit atas laporan keuangan. • Sifat dan Tujuan Dokumentasi Audit Dokumentasi audit yang memenuhi Ketentuan SA ini dan Ketentuan dokumentasi spesifik lain sebagaimana tercantum dalam SA lain yang relevan memberikan : – Bukti sebagai dasar bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan tentang pencapaian tujuan keseluruhan auditor, dan – Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 48. Sifat dan Tujuan Dokumentasi Audit (lanjutan) • Dokumentasi audit juga berfungsi untuk memenuhi tujuan tambahan berikut ini: – Membantu tim perikatan untuk merencanakan dan melaksanakan audit. – Membantu anggota tim perikatan yang bertanggung jawab dalam supervisi untuk mengarahkan dan mensupervisi proses audit, serta menunaikan tanggung jawab penelaahan sebagaimana diatur dalam SA 220. – Memungkinkan tim perikatan untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka. – Menyimpan catatan atas hal-hal signifikan yang berkelanjutan untuk audit di masa yang akan datang. – Memungkinkan dilaksanakannya penelaahan dan inspeksi atas pengendalian mutu sesuai dengan SPM 1 atau Ketentuan setara lainnya. – Memungkinkan dilaksanakannya inspeksi eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau Ketentuan lain yang berlaku.
  • 49. TUJUAN & KETENTUAN Tujuan Tujuan auditor adalah untuk menyusun dokumentasi yang memberikan: a) Catatan yang cukup dan tepat sebagai dasar untuk laporan auditor, dan b) Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Penyiapan Dokumentasi Audit Tepat Waktu Auditor harus menyiapkan dokumentasi audit secara tepat waktu.
  • 50. KETENTUAN Pendokumentasian Prosedur-prosedur Audit yang Dilaksanakan dan Bukti Audit yang Diperoleh Bentuk, Isi dan Luas Dokumentasi Audit Auditor harus menyusun dokumentasi audit yang memadai sehingga memungkinkan seorang auditor yang berpengalaman, yang tidak memiliki keterkaitan sebelumnya dengan audit tersebut, memahami : – Sifat, waktu, dan luas prosedur audit yang telah dilaksanakan dan kepatuhan terhadap SA serta peraturan perundang-undangan yang berlaku; – Hasil prosedur audit yang dilaksanakan, dan bukti audit yang diperoleh; dan – Hal-hal signifikan yang timbul selama proses audit, kesimpulan- kesimpulan yang ditarik, dan pertimbangan profesional signifikan yang dibuat untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan tersebut.
  • 51. KETENTUAN (lanjutan) Bentuk, Isi dan Luas Dokumentasi Audit (lanjutan) Auditor harus mendokumentasikan pembahasan atas hal-hal signifikan dengan manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan pihak lain, termasuk sifat hal-hal signifikan tersebut, serta kapan dan dengan siapa pembahasan tersebut dilakukan. Hal-hal yang Terjadi setelah Tanggal Laporan Auditor Jika, dalam kondisi eksepsional, auditor melakukan prosedur audit baru atau tambahan, atau menarik kesimpulan baru setelah tanggal laporan auditor, maka auditor harus mendokumentasikan hal-hal berikut ini: – Kondisi yang dihadapi tersebut; – Prosedur audit baru atau tambahan yang dilakukan, bukti audit yang diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik, serta pengaruhnya terhadap laporan auditor; dan – Kapan dan oleh siapa perubahan atas dokumentasi audit dilakukan dan ditelaah
  • 52. KETENTUAN (lanjutan) Penyusunan Folder Audit Final Auditor harus menyusun dokumentasi audit dalam sebuah folder audit dan melengkapi proses administratif yang diperlukan secara tepat waktu setelah tanggal laporan audit. Setelah penyusunan folder audit final selesai dilakukan, auditor tidak boleh menghapus atau membuang dokumentasi audit apapun sebelum masa penyimpanan yang disyaratkan berakhir.
  • 53. Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada No. Deskripsi SA Baru SA yang ada 1. Dokumentasi Audit Diatur sebagai topik Tidak diatur sebagai topik tersendiri tersendiri, tetapi tersebar pada berbagai SA sesuai dengan prosedur audit masing-masing SA. 2. Folder Audit Final Disebutkan secara khusus Tidak disebutkan secara dan detail. khusus Harus diselesaikan tidak lebih dari 60 hari setelah tanggal laporan auditor.
  • 54. Ikhtisar perbedaan signifikan atas laporan auditor bentuk baku antara SA baru dengan SA yang ada (lanjutan) No. Deskripsi SA Baru SA yang ada 3. Batas waktu penyimpanan Pada umumnya tidak Tidak disebutkan secara boleh kurang dari 5 tahun khusus batas waktu sejak tanggal yang lebih penuimpanan. akhir dari: SA 339: 1. Laporan auditor atas Auditor harus LK entitas, atau menerapkan prosedur 2. Laporan auditor atas memadai untuk menjaga LK Konsolidasian keamanan kertas kerja entitas dan Entitas dan harus menyimpannya Anak dalam periode yang dapat memenuhi kebutuhan praktiknya, dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen.
  • 55. 55 EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 240 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Dewan Standar Profesi Public Hearing 23 Mei 2012
  • 56. RUANG LINGKUP • Standar Audit (“SA”) ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan kecurangan, dalam suatu audit atas laporan keuangan. Secara spesifik, SA ini memperluas bagaimana SA 315 dan SA 330 harus diterapkan dalam kaitannya dengan risiko salah saji material karena kecurangan; • SA 315, “Mengidentifikasi dan Menilai Risiko atas Salah Saji Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya” • SA 330, “Respon Auditor atas Risiko yang Telah Dinilai” 56
  • 57. KARAKTERISTIK KECURANGAN • Salah saji dalam laporan keuangan dapat timbul karena kecurangan atau kesalahan; • Auditor berkepentingan terhadap kecurangan yang menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan; • Auditor tidak membuat penentuan secara hukum mengenai apakah kecurangan benar-benar terjadi; 57
  • 58. TANGGUNG JAWAB UNTUK PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN • Tanggungjawab utama pencegahan dan pendeteksian kecurangan berada pada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas dan manajemen; • Tanggungjawab auditor adalah memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan beban dari salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. 58
  • 59. TANGGUNG JAWAB UNTUK PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN • Tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan berada pada dua pihak yaitu yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas dan manajemen. Merupakan hal penting bahwa manajemen, dengan pengawasan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, menekankan pencegahan kecurangan, yang dapat mengurangi peluang terjadinya kecurangan, dan pencegahan kecurangan (fraud deterrence), yang dapat membujuk individu-individu agar tidak melakukan kecurangan karena kemungkinan akan terdeteksi dan terkena hukuman. Hal ini memerlukan komitmen untuk menciptakan budaya jujur dan perilaku etis yang dapat ditegakkan dengan pengawasan aktif oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Pengawasan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola meliputi pertimbangan tentang potensi pengesampingan pengendalian atau pengaruh tidak patut atas proses pelaporan keuangan, seperti usaha manajemen untuk mengelola laba dengan tujuan untuk mempengaruhi persepsi analis kinerja dan profitabilitas entitas. 59
  • 60. TANGGUNG JAWAB AUDITOR • Auditor yang melaksanakan audit berdasarkan SA bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Karena keterbatasan bawaan suatu audit, maka selalu ada risiko yang tidak terhindarkan bahwa beberapa salah saji material dalam laporan keuangan mungkin tidak akan terdeteksi, walaupun audit telah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik berdasarkan SA; • SA 200, “ Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit,” paragraf A51 60
  • 61. KETENTUAN • Skeptisisme Profesional; • Diskusi di Antara Tim Perikatan; • Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait; • Identifikasi dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Akibat Kecurangan; • Respons terhadap Hasil Penilaian Risiko Salah Saji Material sebagai Akibat Kecurangan; • Evaluasi Terhadap Bukti Audit; • Auditor Tidak Dapat Melanjutkan Perikatan; • Representasi Tertulis; 61
  • 62. KETENTUAN (lanjutan) • Komunikasi kepada Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola; • Komunikasi kepada Otoritas Pengatur dan Penegak Hukum; • Dokumentasi 62
  • 63. 63 EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 250 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Dewan Standar Profesi Public Hearing 23 Mei 2012
  • 64. RUANG LINGKUP • Standar Audit (“SA”) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan peraturan perundang- undangan dalam audit atas laporan keuangan. SA ini tidak berlaku bagi perikatan assurance lain yang di dalamnya auditor secara spesifik ditugaskan untuk melakukan pengujian dan pelaporan secara terpisah terhadap kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tertentu. 64
  • 65. DAMPAK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • Ketentuan dalam beberapa peraturan perundang-undangan berdampak langsung terhadap laporan keuangan yang menentukan jumlah dan pengungkapan yang dilaporkan dalam laporan keuangan suatu entitas. 65
  • 66. PENDAHULUAN – TANGGUNG JAWAB UNTUK MEMATUHI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • Tanggung jawab manajemen, dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, adalah memastikan bahwa operasi entitas dijalankan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; • Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan, secara keseluruhan, bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan; • Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak dapat diharapkan untuk mendeteksi ketidakpatuhan terhadap semua peraturan perundang-undangan. 66
  • 67. TUJUAN • Tujuan auditor adalah: – Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang pada umumnya berdampak langsung dalam menentukan jumlah dan pengungkapan material dalam laporan keuangan; – Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu mengungkapkan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lain yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan; dan – Untuk merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi selama pelaksanaan audit secara tepat. 67
  • 68. DEFINISI Ketidakpatuhan Tindakan penghilangan atau tindakan kejahatan oleh entitas, disengaja atau tidak disengaja, yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan seperti itu mencakup transaksi yang dicatat oleh, atau dengan nama entitas, atau atas namanya, oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau karyawan. Ketidakpatuhan tidak termasuk kesalahan pribadi (yang tidak berkaitan dengan aktivitas bisnis entitas) oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau karyawan entitas. 68
  • 69. KETENTUAN • Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Perundang- undangan; • Prosedur Audit Saat Dideteksi atau Diduga Terjadi Ketidakpatuhan; • Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Dideteksi atau Diduga Terjadi; • Dokumentasi 69
  • 70. 70 EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 260 KOMUNIKASI DENGAN PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA Dewan Standar Profesi Public Hearing 23 Mei 2012
  • 71. RUANG LINGKUP • Tanggungjawab auditor untuk berkomunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan; • SA ini disusun dalam konteks audit atas laporan keuangan maupun informasi keuangan historis lainnya sepanjang terdapat keterlibatan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan; • Komunikasi dua-arah yang efektif dalam audit atas laporan keuangan; 71
  • 72. PERAN KOMUNIKASI • Komunikasi dua-arah memberikan pemahaman yang sama terkait audit antara auditor dan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola; • Independensi dan objektivitas auditor tetap dipertahankan; • Informasi yang diperoleh auditor lebih relevan; • Risiko salah saji laporan keuangan dapat diminimalkan; • Manajemen dituntut untuk tetap menjaga komunikasi dengan auditor; • Komunikasi harus jelas; • Potensi benturan standar perikatan audit dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku 72
  • 73. TUJUAN • Komunikasi dua-arah terkait audit atas laporan keuangan harus jelas; • Auditor harus memperoleh informasi yang relevan dari pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola; • Hasil observasi audit atas laporan keuangan yang signifikan dan relevan harus disampaikan tepat waktu; • Komunikasi dua-arah terkait audit atas laporan keuangan harus efektif. 73
  • 74. DEFINISI • Pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola Individu atau organisasi (organisasi-organisasi, seperti wali amanat korporasi) yang memiliki tanggungjawab untuk mengawasi arah strategis entitas dan pemenuhan kewajiban yang berkaitan dengan akuntabilitas entitas; • Manajemen Individu atau kelompok individu dengan tanggungjawab eksekutif untuk melaksanakan operasi entitas 74
  • 75. KETENTUAN • Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola; • Hal-hal yang Perlu Dikomunikasikan; • Proses Komunikasi; • Dokumentasi. 75
  • 76. 76 EXPOSURE DRAFT STANDAR AUDIT (“SA”) 265 PENGOMUNIKASIAN DEFISIENSI DALAM PENGENDALIAN INTERNAL KEPADA PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA DAN MANAJEMEN Dewan Standar Profesi Public Hearing 23 Mei 2012
  • 77. Ruang Lingkup • Tanggung jawab auditor untuk mengomunikasikan dengan tepat kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen tentang defisiensi dalam pengendalian internal yang diidentifikasi oleh auditor dalam audit atas laporan keuangan. 77
  • 78. TUJUAN • Tujuan auditor adalah untuk mengomunikasikan dengan semestinya kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen tentang defisiensi dalam pengendalian internal yang diidentifikasi oleh auditor selama audit dan menurut pertimbangan profesional auditor adalah cukup penting untuk mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang bersangkutan. 78
  • 79. DEFINISI • Defisiensi dalam pengendalian internal Hal ini terjadi bila: • Suatu pengendalian dirancang, diterapkan atau dioperasikan sedemikian rupa sehingga pengendalian tersebut tidak dapat mencegah, atau mendeteksi dan mengkoreksi salah saji dalam laporan keuangan secara tepat waktu; atau • Tidak adanya suatu pengendalian yang diperlukan untuk mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi salah saji dalam laporan keuangan secara tepat waktu. • Defisiensi signifikan dalam pengendalian internal Suatu defisiensi atau kombinasi beberapa defisiensi dalam pengendalian internal, yang menurut pertimbangan profesional auditor, adalah cukup penting untuk mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. 79
  • 80. KETENTUAN • Tujuan auditor adalah: • Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang pada umumnya berdampak langsung dalam menentukan jumlah dan pengungkapan material dalam laporan keuangan; • Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu mengungkapkan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lain yang dapat berdampak material terhadap laporan keuangan; dan • Untuk merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan yang diidentifikasi selama pelaksanaan audit secara tepat. 80
  • 81. DEFINISI Ketidakpatuhan Tindakan penghilangan atau tindakan kejahatan oleh entitas, disengaja atau tidak disengaja, yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan seperti itu mencakup transaksi yang dicatat oleh, atau dengan nama entitas, atau atas namanya, oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau karyawan. Ketidakpatuhan tidak termasuk kesalahan pribadi (yang tidak berkaitan dengan aktivitas bisnis entitas) oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau karyawan entitas. 81
  • 82. KETENTUAN • Identifikasi satu atau lebih defisiensi dalam pengendalian intern; • Penentuan signifikansi defisiensi dalam pengendalian intern; • Komunikasi tepat waktu; • Komunikasi tertulis. 82
  • 83. MATERI PENERAPAN DAN PENJELASAN LAIN • Penentuan Apakah Defisiensi dalam Pengendalian Intern Telah Diidentifikasi; • Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian Intern; • Komunikasi atas Defisiensi dalam Pengendalian Intern; • Komunikasi atas Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian Intern kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Kelola; • Komunikasi atas Defisiensi dalam Pengendalian Intern kepada Manajemen; • Komunikasi atas Defisiensi SIGNIFIKAN dalam Pengendalian Intern kepada Manajemen; • Komunikasi atas Defisiensi Lainnya dalam Pengendalian Intern kepada Manajemen; • Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik; • Isu Komunikasi Tertulis atas Defisiensi Signifikan dalam Pengendalian Intern. 83

Hinweis der Redaktion

  1. Laporankeuangandapatdisusunsesuaidengankerangkapelaporankeuangan yang dirancanguntukmemenuhi :Kebutuhanpemakai yang luasatasinformasikeuanganumum (contoh: “LaporanKeuanganBertujuanUmum”); atauKebutuhanpemakaitertentuatasinformasikeuangan (contoh: “laporanKeuanganBertujuanKhusus”)
  2. Laporankeuangandapatdisusunsesuaidengankerangkapelaporankeuangan yang dirancanguntukmemenuhi :Kebutuhanpemakai yang luasatasinformasikeuanganumum (contoh: “LaporanKeuanganBertujuanUmum”); atauKebutuhanpemakaitertentuatasinformasikeuangan (contoh: “laporanKeuanganBertujuanKhusus”)
  3. KetentuanEtika:Bagian A kodeetikmenetapkanprinsipdasaretikaprofesibagi auditor untukdipatuhi :IntegritasObjektivitasKompetensi & kecermatanprofesionalKerahasiaan; danPerilakuprofesional
  4. KetentuanEtika:Bagian A kodeetikmenetapkanprinsipdasaretikaprofesibagi auditor untukdipatuhi :IntegritasObjektivitasKompetensi & kecermatanprofesionalKerahasiaan; danPerilakuprofesional
  5. PertimbanganProfesional:Merupakanhalpentinguntukmelaksanakan audit yang semestinya. KarenainterpretasiterhadapketentuanEtikadan SA yang relevansertakeputusan yang disyaratkandalam audit tidakdapatdibuattanpapenerapanpengetahuandanpengalaman yang relevandenganfaktadankondisi yang bersangkutan. Pertimbanganprofesionaldiperlukan, khususnyadalamkeputusan yang berkaitandengan :Materialitas & risiko auditSifat, waktudanluasprosedur audit yang digunakanuntukmemenuhiketentuan SA danuntukmengumpulkanbukti audit.Penilaianapakahbukti audit yang cukupdantepattelahdiperoleh, danapakahdiperlukanprosedurtambahanuntukmencapaitujuan SA dantujuankeseluruhan auditorPenilaianataspertimbanganmanajemendalammenerapkankerangkapelaporankeuangan yang berlakubagientitasPenarikankesimpulanberdasarkanbukti audit yang diperoleh. Contoh : penilaianapakahestimasi yang dibuatolehmanajemenmasukakaldalampenyusunanlaporankeuangan.
  6. PertimbanganProfesional:Merupakanhalpentinguntukmelaksanakan audit yang semestinya. KarenainterpretasiterhadapketentuanEtikadan SA yang relevansertakeputusan yang disyaratkandalam audit tidakdapatdibuattanpapenerapanpengetahuandanpengalaman yang relevandenganfaktadankondisi yang bersangkutan. Pertimbanganprofesionaldiperlukan, khususnyadalamkeputusan yang berkaitandengan :Materialitas & risiko auditSifat, waktudanluasprosedur audit yang digunakanuntukmemenuhiketentuan SA danuntukmengumpulkanbukti audit.Penilaianapakahbukti audit yang cukupdantepattelahdiperoleh, danapakahdiperlukanprosedurtambahanuntukmencapaitujuan SA dantujuankeseluruhan auditorPenilaianataspertimbanganmanajemendalammenerapkankerangkapelaporankeuangan yang berlakubagientitasPenarikankesimpulanberdasarkanbukti audit yang diperoleh. Contoh : penilaianapakahestimasi yang dibuatolehmanajemenmasukakaldalampenyusunanlaporankeuangan.
  7. PertimbanganProfesional:Merupakanhalpentinguntukmelaksanakan audit yang semestinya. KarenainterpretasiterhadapketentuanEtikadan SA yang relevansertakeputusan yang disyaratkandalam audit tidakdapatdibuattanpapenerapanpengetahuandanpengalaman yang relevandenganfaktadankondisi yang bersangkutan. Pertimbanganprofesionaldiperlukan, khususnyadalamkeputusan yang berkaitandengan :Materialitas & risiko auditSifat, waktudanluasprosedur audit yang digunakanuntukmemenuhiketentuan SA danuntukmengumpulkanbukti audit.Penilaianapakahbukti audit yang cukupdantepattelahdiperoleh, danapakahdiperlukanprosedurtambahanuntukmencapaitujuan SA dantujuankeseluruhan auditorPenilaianataspertimbanganmanajemendalammenerapkankerangkapelaporankeuangan yang berlakubagientitasPenarikankesimpulanberdasarkanbukti audit yang diperoleh. Contoh : penilaianapakahestimasi yang dibuatolehmanajemenmasukakaldalampenyusunanlaporankeuangan.
  8. PertimbanganProfesional:Merupakanhalpentinguntukmelaksanakan audit yang semestinya. KarenainterpretasiterhadapketentuanEtikadan SA yang relevansertakeputusan yang disyaratkandalam audit tidakdapatdibuattanpapenerapanpengetahuandanpengalaman yang relevandenganfaktadankondisi yang bersangkutan. Pertimbanganprofesionaldiperlukan, khususnyadalamkeputusan yang berkaitandengan :Materialitas & risiko auditSifat, waktudanluasprosedur audit yang digunakanuntukmemenuhiketentuan SA danuntukmengumpulkanbukti audit.Penilaianapakahbukti audit yang cukupdantepattelahdiperoleh, danapakahdiperlukanprosedurtambahanuntukmencapaitujuan SA dantujuankeseluruhan auditorPenilaianataspertimbanganmanajemendalammenerapkankerangkapelaporankeuangan yang berlakubagientitasPenarikankesimpulanberdasarkanbukti audit yang diperoleh. Contoh : penilaianapakahestimasi yang dibuatolehmanajemenmasukakaldalampenyusunanlaporankeuangan.
  9. Pengaturan di dalam draft SA 210 “persetujuanatassyarat-syaratperikatan audit” biladibandingkandenganpengaturanhaltersebut di SPAP lama, pengaturan di SPAP lama adatersebar di beberapa SA. Namunsebagianbesarisidari draft SA 210 tersebutada di dalam SA 310 dan SA 320 SPAP yang lama.
  10. SPM 1mengaturtanggungjawabfirmuntukmenetapkandanmemeliharasistempengendalianmutu audit. Sistempengendalianmutumencakupkebijakandanprosedur yang mengandungsetiapunsurberikutini :Tanggungjawabkepemimpinanatasmutu di dalamfirmKetentuanetika yang relevanPenerimaandankeberlanjutanhubungandengankliendanperikatantertentuSumberdayamanusiaPelaksanaanperikatan; danpemantauan
  11. SPM 1mengaturtanggungjawabfirmuntukmenetapkandanmemeliharasistempengendalianmutu audit. Sistempengendalianmutumencakupkebijakandanprosedur yang mengandungsetiapunsurberikutini :Tanggungjawabkepemimpinanatasmutu di dalamfirmKetentuanetika yang relevanPenerimaandankeberlanjutanhubungandengankliendanperikatantertentuSumberdayamanusiaPelaksanaanperikatan; danpemantauan
  12. SPM 1mengaturtanggungjawabfirmuntukmenetapkandanmemeliharasistempengendalianmutu audit. Sistempengendalianmutumencakupkebijakandanprosedur yang mengandungsetiapunsurberikutini :Tanggungjawabkepemimpinanatasmutu di dalamfirmKetentuanetika yang relevanPenerimaandankeberlanjutanhubungandengankliendanperikatantertentuSumberdayamanusiaPelaksanaanperikatan; danpemantauan
  13. Definisi “Firm”, “Jejaring”, dan “FirmJejaring” dalamketentuanetika yang relevandapatberbedadaridefinisi yang terdapatdalam SA ini. Sebagaicontoh, KodeEtikmendefinisikan “Firm” sebagai :Praktisitunggal, suatupersekutuanataukorporasi, atauentitas lain dariakuntanprofesional;Entitas yang mengendalikanpihak-pihak di atasmelaluikepemilikan , manajemenataucaralainnyaEntitas yang dikendalikanolehpihak-pihakdiatasmelaluikepemilikan, manajemenataucaralainnya.Dalammematuhiketentuan yang terdapatdalamparagraf 9-11, definisi yang digunakandalamketentuanetika yang relevanberlakusepanjangsesuaidengankebutuhanuntukmenginterpretasikanketentuanetikatersebut.
  14. Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan AuditSPM 1 mengharuskan firm untuk memperoleh informasi yang dipandang perlu sesuai dengan kondisinya sebelum menerima suatu perikatan dari suatu klien baru, ketika memutuskan apakah akan melanjutkan perikatan yang telah ada, dan keyika mempertimbangkan penerimaan perikatan baru dari klien yang telah ada. Informasi dibawah ini membantu rekan perikatan dalam memutuskan apakah kesimpulan yang ditarik menyangkut penerimaan dan keberlajutan hubungan dengan klien dan perikatan audit sudah tepat :Integritas pemilik utama, manajemen inti, dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas;Kompetensitimperikatanuntukmelaksanakanperikatan audit dankapabilitas yang diperlukan, termasukwaktudansumberdaya;Kemampuanfirmdantimperikatanuntukmematuhiketentuanetika yang relevan; danHal signifikan yang timbulselamaperikatan audit periodekiniatauperiodelalu, danimplikasinyaterhadapkeberlangsunganhubunganperikatan.
  15. Arahtimperikatanmencakupkomunikasikepadaanggotatimperikatanhal-haltertentuseperti di bawahini :Tanggungjawabtimperikatan, termasukkeharusanuntukmematuhiketentuanetika yang relevan, sertauntukmerencanakandanmelaksanakan audit denganskeptisismeprofesionalseperti yang disyaratkanoleh SA 200.Tanggungjawabrekan yang bersangkutanketikalebihdarisaturekanterlibatdalampelaksanaanperikatan audit.Tujuanpekerjaan yang akandilaksanakanSifatbisnisentitasIsu yang terkaitdenganrisikoMasalah yang mungkintimbulPendekatan detail ataspelaksanaanperikatan.
  16. Tujuankeseluruhan auditor sesuai SPA 200 :Memperolehkeyakinanmemadaitentangapakahlaporankeuangansebagaisuatukeseluruhanbebasdarisalahsaji material, baik yang disebabkanolehkecuranganmaupunkesalahan, sehinggamemungkinkan auditor untukmenyatakanopini.Menerbitkanlaporantentanglaporankeuangandanmengomunikasikannyaberdasarkantemuan auditor.
  17. PenyiapanDokumentasi Audit TepatWaktuDokumentasi yang disiapkansetelahpekerjaan audit selesaidilakukancenderungkurangakuratdaripadadokumentasi yang disiapkanketikapekerjaan audit dilakukan.
  18. Penjelasansecaralisanoleh auditor bukanmerupakanpendukung yang memadaiuntukpekerjaan yang dilakukanoleh auditorataukesimpulan yang ditarikoleh auditor, tetapidapatdigunakanuntukmenjelaskanataumengklarifikasiinformasi yang tercantumdalamdokumentasi audit.
  19. SPM 1 mengharuskanfirmuntukmembuatkebijakandanprosedursehubungandenganpenyelesaianpengumpulan folder audit secaratepatwaktu. Batas waktu yang tepatuntukmenyelesaikanpengumpulandokumentasi audit final adalahtidaklebihdari 60 harisetelahtanggallaporan auditor.SPM 1 (ataupersyaratan lain yang setara) menuntutfirmuntukmenetapkansuatukebijakandanprosedur yang mengaturmasapenyimpanandokumenperikatan. Batas waktupenyimpananpadaumumnyatidakbolehkurangdari lima tahunsejaktanggal yang lebihakhirdari: (i)laporan auditor ataslaporankeuanganentitas, atau (ii) laporan auditor ataslaporankeuangankonsolidasianentitasdananakperusahaan.
  20. SPAP Lama :316 DokumentasiPenaksiranRisikodanTanggapan Auditor319 Pertimbanganataspengendalian intern dalam audit laporankeuanganDokumentasipemahamanDokumentasian Tingkat RisikoPengendaliantaksiranBukti yang mendukungtingkatrisikopengendaliantaksiranTipebukti auditSumberbukti auditKetepatanwaktubukti auditKeterkaitanbukti audit326 Bukti AuditSifatbukti auditKompetensibukti auditKecukupanbukti auditPenilaianBukti audit339 KertasKerja